SKRIPSI
Oleh:
NURUL FAIZAH
NPM : 10.601020.035
SKRIPSI
Oleh:
NURUL FAIZAH
NPM : 10.601020.035
i
ii
ABSTRAK
NURUL FAIZAH, 2015. Makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu di
kota Tarakan provinsi Kalimantan Utara (kajian semiotik). Skripsi jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Borneo Tarakan. Pembimbing utama: Eva Apriani,
M.Pd. Pembimbing kedua: Ranti Jumiarni, M.Pd.
Skripsi ini berjudul makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu di
kota Tarakan provinsi Kalimantan Utara (kajian semiotik). Skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui makna yang terdapat dalam ritual Iraw Tengkayu di kota
Tarakan. Ritual Iraw Tengkayu ini menarik untuk diteliti karena memiliki
banyak simbol yang mempunyai makna tersembunyi. Selain memiliki banyak
simbol-simbol yang menarik untuk diteliti, ritual Iraw Tengkayu sendiri belum
pernah diteliti sebelumnya sebagai bahan untuk penyusunan skripsi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa wawancara. Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh dari informan yang berkompeten
dibidangnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam, teknik
simak, dan teknik catat. Data dianalisis dengan menggunakan analisis semiotik
Peirce, dengan menerapkan teori segitiga makna (sign, object, dan interpretant).
Berdasarkan hasil analisis pada ritual Iraw Tengkayu di kota Tarakan
menggunakan kajian semiotik dengan menerapkan teori segitiga makna (sign,
object, dan interpretant) diperoleh sebuah kesimpulan bahwa pada bagian Padaw
Tuju Dulung tidak semua bagian memiliki makna. Sedangkan pada pakan pada
ritual Iraw Tengkayu, doa yang diucapkan pawang Padaw Tuju Dulung, dan
mantra yang diucapkan pawang Padaw Tuju Dulung memiliki makna.
iii
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Makna Simbol Budaya Dalam Ritual Iraw Tengkayu di Kota Tarakan
berbagai pihak tidak mungkin skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Dr. Ir. Bambang Widigdo, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan yang
Pendidikan yang telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis selama
3. Asih Riyanti, M.Pd., selaku Pjs. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis selama
iv
6. Dwi Cahyono Aji, S.S., M.A., yang pernah menjadi pembimbing pertama
penulis.
9. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik kota Tarakan yang telah memberikan
kepada penulis.
11. Seluruh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu kepada
langsung maupun tidak langsung mendapat berkah yang melimpah dari Allah
SWT. Oleh itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan
bermanfaat.
Penulis
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Ayahanda Nur Hasan dan Ibunda Murtini, orang tua tercinta yang selalu
2. Suami Dwipo Santri Palguna, S.E. dan anak Novatra Kanzie Anjanarsa,
Suami dan anak tercinta yang selalu memberikan semangat, motivasi dan
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
vii
D. Kajian Semiotik ................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 59
B. Saran ..................................................................................... 61
viii
DAFTAR TABEL
ix
4.20 Basmalah .................................................................................... 45
4.24 Mantra Saat Padaw Tuju Dulung akan Menuju Tempat prosesi 50
Ritual Iraw Tengkayu ................................................................
4.29 Mantra Ketika Padaw Tuju Dulung Akan di Lepas ke Laut ..... 55
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
5. Scan Foto kopi KTP Bapak Datu Norbeck dan Ibu Nikmah ..... 91
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahasa, adat istiadat, dan agama. Salah satu kekayaan bangsa Indonesia adalah
adat istiadatnya. Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun-
temurun dari generasi satu ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat
integrasinya dengan pola perilaku masyarakat (Sugono, 2012: 8). Setiap daerah
memiliki adat istiadat yang menjadi sebuah ciri daerah tersebut. Demikian pula
dengan kota Tarakan yang mempunyai adat istiadat yang khas, adat istiadatnya
Iraw Tengkayu merupakan salah satu ritual masyarakat suku Tidung di Kota
Tarakan, ritual ini sendiri merupakan acara menghanyutkan Padaw Tuju Dulung
(perahu tujuh haluan). Di dalamnya terdapat ritual yang disebut pakan yang
rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas rezeki yang
diperoleh dari hasil laut, dengan harapan selanjutnya memperoleh hasil yang lebih
bagian dari upacara adat lama suku Tidung, yang pada saat itu masih memiliki
merupakan wujud syukur dan terima kasih leluhur kepada makhluk supernatural
yang berada di laut dan disertai dengan ritual dan tata cara adat. Leluhur suku
berserah diri.
yang tetap berkembang dalam masyarakat dan cukup berpotensi sebagai atraksi
daya tarik wisata. Ritual Iraw Tengkayu telah mendapat respon pemerintah dan
ditetapkan pelaksanaannya setiap dua tahun sekali dan pelaksanaannya pada tahun
ganjil, sekaligus memperingati hari jadi kota Tarakan. Pelaksanaan ritual Iraw
Tengkayu yang sekarang tidak sama persis dengan pelaksanaan ritual Iraw
Tengkayu terdahulu. Ritual Iraw Tengkayu yang sekarang adalah sebuah atraksi
budaya meneruskan tradisi leluhur terdahulu yang dikemas menjadi semarak dan
bervariasi, karena diselingi oleh berbagai atraksi pendukung lainnya. Tetapi tidak
kesempatan terpilih sebagai tuan rumah konfrensi Pasific Area Travel Association
status kota administratif (kotif) Tarakan menjadi daerah otonomi. Dalam rangka
produk wisata sebagai ciri khas kota Tarakan (Akbarsyah, 2002: 4).
Simbol-simbol yang beraneka ragam pada budaya membuat penulis tertarik untuk
meneliti salah satu budaya, yaitu Iraw Tengkayu yang memiliki simbol-simbol
yang menarik untuk diteliti. Selain memiliki banyak simbol-simbol pada ritual
Iraw Tengkayu yang membuat penulis tertarik untuk meneliti, ritual Iraw
penyusunan skripsi.
B. Batasan Masalah
Masalah ini cukup luas, maka penulis akan membatasi pada makna
menggunakan model analisis semiotik Peirce yaitu teori semiotik segitiga makna
(triangle meaning).
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
ini untuk mendeskripsikan makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu di
kota Tarakan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
ekspresi linguistik.
5
2. Manfaat Praktis
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab dan pada
masing-masing bab dibagi lagi dalam sub-sub bab, yang disusun secara bertahap
sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini menguraikan latar belakang
penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, pada bab ini
teori yang akan dibahas adalah makna simbol budaya, ritual Iraw Tengkayu, kota
Tarakan, dan kajian semiotik. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini
menguraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian analisis data.
Bab IV Pembahasan, pada bab ini menguraikan penyajian data dan analisis data.
Bab V Penutup, pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
kepada sesuatu bentuk kebahasaan (Sugono, 2012: 864). Simbol berasal dari
bahasa Yunani symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan
sesuatu hal kepada orang lain. Simbol berarti lambang, yaitu tanda yang
menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu (Sugono, 2012: 1308).
Setiap bentuk upacara adat yang bersifat religi selalu disertai dengan simbol-
Tindakan simbolis inilah salah satunya yang sampai saat ini masih di yakini dan
dilestarikan.
makna adalah arti yang terkandung di dalam lambang tertentu. Dengan demikian
simbol dan makna merupakan dua unsur yang berbeda tetapi saling berkaitan
bahkan saling melengkapi. Kesatuan simbol dan makna akan menghasilkan suatu
bentuk yang mengandung maksud. Secara harfiah, budaya dari asal kata budi
(akal) dan daya (ikhtiar) (Widyosiswoyo, 2006: 4). Berkat akal yang dimiliki
manusia timbul ide untuk menciptakan sesuatu yang akan dapat dipergunakan
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan setiap kemampuan lain atau
tumbuh dan berakar dalam masyarakat, setiap ada masyarakat di situ ada
simbol dalam budaya merupakan alat perantara yang berasal dari nenek moyang
B. Iraw Tengkayu
Iraw Tengkayu berasal dari bahasa Tidung yang merupakan gabungan dari
kata Iraw yang berarti perayaan atau pesta dan Tengkayu yang berarti wilayah air
asin atau daerah pesisir pantai, karena upacara ini berhubungan dengan laut maka
disebutlah ritual ini dengan Iraw Tengkayu. Iraw Tengkayu merupakan titisan
upacara adat lama suku Tidung yang diangkat kembali untuk ditampilkan sebagai
atraksi budaya. Setelah lama ritual Iraw Tengkayu telah ditinggalkan oleh
masyarakat suku Tidung, apalagi pada fase modern ini sudah tidak cocok lagi
untuk diyakini, karena tidak sejalan dengan ajaran agama islam yang dianut dan
dilaksanakan kira-kira pada tahun 1916. Pada tahun itu raja Tarakan yang terakhir
tertangkap dan di asingkan oleh Belanda, yaitu Datu Adil sekitar abad ke 20.
diadakan ritual Iraw Tengkayu yang merupakan konsep dari Bapak Datu
Noerbeck dan dana masih di kumpul dari swadaya, khususnya dari masyarakat
8
suku Tidung yang simpatik pada ritual Iraw Tengkayu. Tahun 1996 ritual Iraw
akan tetapi dana untuk ritual Iraw Tengkayu tahun 1996 para panitia masih
mencari sendiri. Setelah tahun 1996 ritual Iraw Tengkayu diadakan kembali tahun
2001. Tahun 1997 bertepatan dengan peresmian kota Tarakan dari kota
dengan bulan ramadhan. Tahun 2001 ritual Iraw Tengkayu dilaksanakan kembali
dan pelaksanaannya ditetapkan setiap dua tahun sekali pada tahun ganjil.
menjadi motivasi para tokoh masyarakat kota Tarakan untuk menampilkan ritual
Iraw Tengkayu. Apalagi sejalan dengan kebijakan pihak Dinas Pariwisata Daerah
event pariwisata, dalam rangka menambah event dalam kalender acara wisata di
Tengkayu yang mendapat persetujuan dari Bupati R.A. Bessing selaku kepala
daerah Tingkat II Bulungan. Ketika itu kota Tarakan masih berstatus kota
merupakan titisan ritual Iraw Tengkayu dahulu kala, yaitu digali kembali dan
dikemas sedemikian rupa. Ritual Iraw Tengkayu tahun 1996 dan yang di zaman
dahulu tentulah tidak akan sama persis. Upacara Iraw Tengkayu tahun 1996 lebih
9
menjadi lebih semarak dan bervariasi, karena diselingi oleh berbagai atraksi
pendukung lainnya.
C. Kota Tarakan
Tarakan merupakan sebuah pulau dengan luas 657,33 km2 terdiri atas
daratan 250,8 km2 dan lautan 406,53 km2. Kota Tarakan secara geografis terletak
antara 117°34’ BB dan 117°38’ BT serta diantara 3°19 LU dan 3°20 LS (BPS
kota Tarakan, 2012: 3) Menurut cerita rakyat setempat, Tarakan berasal dari
bahasa Tidung tarak (bertemu) dan ngakan (makan). Mulanya kota Tarakan
adalah tempat para nelayan untuk istirahat makan dan bertemu untuk melakukan
barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Pada tahun 1896, sebuah perusahaan
menjadi pusat perhatian bagi seluruh kalangan. Banyak penduduk baru yang
berdatangan, baik yang datang sendiri maupun yang didatangkan oleh Belanda.
Dengan datangnya penduduk baru, maka kota Tarakan menjadi daerah yang
perekonomian masyarakat.
Kota Tarakan saat itu masih dipimpin oleh seorang Raja yang bernama
Datu Adil yang berasal dari suku Tidung yang disingkirkan dan di buang oleh
tidak mau diajak bekerja sama. Sejak dibuangnya Datu Adil oleh Belanda, maka
10
Nomor 22 Tahun 1963. Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan
negeri Bapak Yogi S Memet pada tanggal 15 Desember 1997 dan sekaligus
pages/profildaerah/kabupaten/id/64/name/kalimantan-timur/detail/6473/kota-
2012.
Indah, Sehat dan Sejahtera). Kota Tarakan juga mempunyai cita-cita menjadi
“The Little Singapore” yakni menjadikan kota Tarakan sebagai pusat jasa dan
D. Kajian Semiotik
Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeion, yang berarti tanda
atau dari kata semeiotikos, yang berarti teori tanda. Menurut Paul Colbey
(Rusmana, 2014: 19) kata dasar semiotik dapat pula diambil dari kata seme
(Yunani) yang berarti “penafsir tanda”. Akan tetapi, meskipun semiotik sudah
dikenal sejak masa Yunani, sebagai salah satu cabang keilmuan, semiotik baru
berkembang sekitar tahun 1900-an. Istilah semiotik pun baru digunakan pada
dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda.
Menurut Sugono (2013: 155) semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda
makna pada berbagai gejala sosial budaya dan alamiah. Dengan demikian,
semiotika adalah ilmu yang dapat digunakan untuk mengkaji tanda dalam
kehidupan manusia.
nonbahasa.
atau peristiwa melalui tanda-tanda yang ada seperti simbol atau bahasa. Tanda
12
dan bahasa menjelaskan suatu peristiwa yang terjadi. Seperti diketahui dalam
Oleh karena itu, semiotik digunakan untuk menganalisis isi komunikasi karena
atau makna tertentu yang perlu dimaknai untuk mengetahui maksud dari isi
pesan tersebut.
adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan simbol yang berisi informasi,
yakni sebagai suatu sistem tanda untuk merujuk kepada sesuatu hal. Dalam
penelitian ini, penulis hanya menggunakan pemikiran peirce karena penulis ingin
Tarakan
Peirce (Rusmana, 2014: 20) yang memiliki nama asli Charles Sanders
Peirce adalah seorang pakar bidang linguistik dan logika. Peirce berasal dari
daratan Amerika, Peirce sangat terkenal dengan teori tandanya, dan sering
orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Peirce yang mendasar,
Semiotik berangkat dari tiga elemen utama yang disebut teori segitiga makna
1. Tanda (sign)
Adalah suatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu
sendiri.
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang
dirujuk tanda.
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
SIGN
INTERPRETANT OBJECT
Tanda terbagi atas simbol (symbol), ikon (icon), dan indeks (index)
1. Simbol (symbol) : suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya
ini adalah tanda yang dibentuk karena adanya konsensus dari para pengguna
2. Ikon (icon) : suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya
berupa hubungan kemiripan. Jadi, ikon adalah bentuk tanda yang dalam
berbagai bentuk menyerupai objek dari tanda tersebut. Foto dan patung
3. Indeks (index) : suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya
timbul karena ada kedekatan eksistensi. Jadi, indeks adalah suatu tanda yang
mengkaji makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu di kota Tarakan.
Melalui tanda (sign) yang terdapat dalam ritual Iraw Tengkayu, kemudian tanda
tersebut dengan objek (object) yang berhubungan dengan tanda dalam masalah
yang ada dalam penelitian ini, sehingga nanti akan didapatkan hasil analisis
(interpretant).
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
yang diajukan yaitu tentang makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu
di kota Tarakan.
Paguntaka kelurahan Karang Anyar kecamatan Tarakan Barat dan Ibu Nikmah
gang Aki Kudang RT. 5 belakang kantor BAZ kelurahan Selumit kecamatan
Tarakan Tengah.
16
Proses Pengerjaan
wawancara menurut Patton (dalam Moleong, 2014: 187) terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
pembicaraan informal.
dapat diketahui makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu di kota
Tarakan. Setelah itu penulis dengan menginterpretasi data menjadi makna sesuai
teori semiotik. Metode yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data
sebagai berikut:
19
3. Teknik catat, penulis mencatat data yang ingin diambil berupa makna yang
penulis mendengar ulang hasil wawancara dan mencatat hal-hal yang diperlukan,
kemudian penulis akan memaknai tanda-tanda yang terdapat dalam ritual Iraw
Padaw Tuju Dulung berarti perahu dengan haluan berjumlah tujuh, yang
menurut suku Tidung jumlah hari dalam satu minggu. Berjumlah tujuh karena
melambangkan jumlah hari dalam satu minggu, yang mana suku Tidung
Dalam ritual Iraw Tengkayu ada istilah diawak, yang menurut pawang
Padaw Tuju Dulung adalah sebelum memakai pakaian adat dianjurkan untuk
dalam pelaksanaan ritual Iraw Tengkayu tidak ada halangan dan rintangan.
Karena terkadang ada orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan ritual Iraw
Tengkayu dirasuki oleh makhluk supernatural. Penari dalam riual Iraw Tengkayu
21
yang sering dirasuki oleh makhluk supernatural karena mereka biasanya tidak
meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan baju tari. Menurut pawang
Padaw Tuju Dulung makhluk supernatural merasuki tubuh seorang penari karena
makhluk supernatural merasa bahwa baju yang dipakai oleh penari adalah baju
miliknya, karena warna-warna baju yang dipakai oleh penari sama dengan baju
Hasil analisis data dari makna simbol dalam ritual Iraw Tengkayu di kota
makna simbol budaya dalam ritual Iraw Tengkayu berupa kata-kata dalam
paragraf.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, akan membahas data-data hasil temuan dari
objek penelitian yaitu ritual Iraw Tengkayu di kota Tarakan dan akan di analisis
Peirce.
analisis semiotika dari Charles Sanders Peirce, dengan menerapkan teori segitiga
A. Penyajian Data
a. Panji tekalak
c. Panji dulung
d. Panji gantung
e. Sambulayang (simbolik)
g. Pari-pari (simbolik)
h. Meligay (simbolik)
23
i. Pakan (simbolik)
k. Panji ulin
l. Tabu-tabur (simbolik)
a. Ayam (simbolik)
b. Ketan (simbolik)
c. Telur (simbolik)
e. Ungkol (simbolik)
f. Kirai (simbolik)
3. Doa yang Diucapkan Pawang Padaw Tuju Dulung dalam Ritual Iraw
Tengkayu di Kota Tarakan (DPPTD)
(simbolik)
24
d. Allaahuma innaa nas aluka salaamatan fiddi ni, wa afiatan fil jasadi
a. Hai yadu yaki malok damo permisi, damo guang ngimbas debaju
miyu, damo malok maaf, sama sampoi sino ulun ngacau de anak
ingkupumu gitu. Jenagamu nio sio bais-bais, karna sio makai untuk
c. Hai yadu yaki gitu nio batamu jenagamu nio pagun gitu maya
d. Kiaduk itu niakanmu, malok maaf damo kasino kesalahan tad anak
(simbolik)
e. Hai yadu yaki gitu nio anak ingkupu mu gitu nio persembahan damo
maya de miyu, tanda bukti damo. Permisi damo yadu yaki gitu damo
jenagamu ngengai kota tarakan gitu. Gitu noi yang nitak damo samo
penegampang mu nio rezeki maya kebaikan, gitu nio yang nitak damo
B. Analisis Data
Menurut suku Tidung haluan Padaw Tuju Dulung berjumlah tujuh karena
jumlah hari dalam satu minggu berjumlah tujuh. Satu minggu ini merupakan
siklus yang harus dilalui oleh para nelayan suku Tidung dalam usaha mereka
meraih rezeki di laut. Warna haluan terbawah berwarna merah, yang tengah hijau
dan haluan tertinggi berwarna kuning. Artinya hanya ada satu penguasa alam
semesta Allah SWT.
CL/W/M.01/DN/24.10.2014
bersusun tiga, haluan kanan dan kiri masing-masing bersusun dua, jadi terdapat
tujuh haluan pada Padaw Tuju Dulung. Menurut suku Tidung haluan Padaw
Tuju Dulung berjumlah tujuh karena jumlah hari dalam satu minggu berjumlah
27
tujuh. Satu minggu ini merupakan siklus yang harus dilalui oleh para nelayan
suku Tidung dalam usaha mereka meraih rezeki di laut. Susunan warna haluan
pada Padaw Tuju Dulung, haluan bagian bawah berwarna merah, haluan tengah
berwarna hijau dan hanya ada satu haluan yang paling atas berwarna kuning.
Bermaksud hanya ada satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Allah SWT.
melayu. Warna kuning mempunyai arti mulia, hormat dan yang ditinggikan.
Warna hijau mempunyai arti kepercayaan dan warna merah mempunyai arti
berani dan tegas. Warna kuning, hijau dan merah menurut suku Tidung bisa
diartikan sebagai ucapan selamat datang. Biasanya suku Tidung dalam acara-
acara adat seperti perkawinan hiasan yang digunakan berwarna kuning, hijau dan
yang tergantung dari tiang penyangga atap Padaw Tuju Dulung sampai tiang panji
28
haluan. Sambulayang terdiri dari dua rentang yang mengapit panji gantung.
Sambulayang adalah salah satu kelengkapan aksesoris Padaw Tuju Dulung untuk
dewa. Konon menurut leluhur suku Tidung sambulayang hanya ada pada
Tiang pada Padaw Tuju Dulung berjumlah lima karena menurut leluhur
suku Tidung melambangkan solat lima waktu. Leluhur suku Tidung mengenal
agama islam sejak pemerintahan raja Tidung yang pertama menganut agama
islam yaitu raja Bengawan (1236-1280). Kain yang melilit pada tiang penyangga
itu namanya ular malili. Berarti kain yang menghias tiang penyangga agar
nampak lebih menarik, dan warna-warnanya pun tetap menggunakan warna
kuning, hijau, dan merah.
CL/W/M.03/DN/24.10.2014
menurut suku Tidung melambangkan solat lima waktu. Solat lima waktu
merupakan tiang agama islam yang telah dianut oleh suku Tidung sejak
pemerintahan raja Bengawan (1236-1280) abad ke 13. Raja Bengawan adalah raja
suku Tidung yang pertama menganut agama islam. Kegunaan dari tiang
penyangga adalah tempat untuk mengikatkan atap Padaw Tuju Dulung. Tiang
29
penyangga atap Padaw Tuju Dulung di hiasi dengan kain berwarna kuning, hijau,
Ular malili berarti ular yang melilit pada tiang penyangga atap Padaw
Tuju Dulung. Jika sesuatu benda sudah terlilit oleh seekor ular, maka benda
terebut tidak bisa bergerak lagi. Jadi, ular malili digunakan agar tiang penyangga
atap Padaw Tuju Dulung tetap berdiri tegak. Pada ke lima ujung tiang penyangga
atap Padaw Tuju Dulung terdapat panji yang bernama panji tekalak. Terdapat satu
buah tiang yang tertinggi melambangkan bahwa hanya ada satu penguasa tertinggi
Sebenarnya atap Padaw Tuju Dulung itu bernama pari-pari. Pari-pari ini
di ambil dari filosofi ikan pari yang jika terkena pancing nelayan ikan pari tidak
akan naik dan tetap mempertahankan diri di dasar laut. Karena ikan pari teguh
pada pendiriannya.
CL/W/M.04/DN/24.10.2014
seperti ikan pari. Pari-pari mempunyai bentuk kepala setengah lingkaran, badan
segiempat, dan ekor segitiga. Pari-pari berwarna kuning. Padaw Tuju Dulung
30
menggunakan atap seperti ikan pari karena menurut suku Tidung diambil dari
filosofi ikan pari yang jika mengendap di dasar laut dan tertelan pancing nelayan
ikan pari tidak bisa di tarik naik, tetap kuat dan kokoh mempertahankan diri di
dasar laut walaupun ada bagian tubuhnya yang terluka ikan pari tetap
mempertahankan diri di dasar laut. Filosofi inilah yang digunakan sebagai atap
rupa menurut tata cara adat dan merupakan tempat untuk meletakkan pakan.
Meligay memiliki atap bersusun tiga dan terdapat hiasan seperti ekor ikan hiu di
setiap pinggir ujung atapnya. Seperti ekor hiu karena ekor hiu adalah kemudi atau
penentu arah. Dibandingkan ekor ikan lain ekor ikan hiu lebih besar dan hiu
merupakan ikan tercepat. Terdapat empat pintu pada meligay yaitu pada setiap
sisinya.
31
keluarga raja-raja.
dari ayam, ketan, telur, rokok, air minum, raja besila, pisang hijau, ungkol, boneka
raja dan permaisuri dan replika tempat tidur. Pakan merupakan sesembahan untuk
pakan yang sudah di susun di dalam meligay diletakkan di atas kayu yang berdiri
yang berada di darat. Satu pakan lagi yang sudah disusun di dalam meligay di
Tuju Dulung dimaksud untuk makhluk supernatural yang berada laut. Menurut
pawang Padaw Tuju Dulung tidak bisa hanya membuat pakan hanya untuk
makhluk supernatural yang berada di laut saja, walaupun ritual Iraw Tengkayu
merupakan acara pesta pesisir pantai. Makhluk supernatural yang berada di darat
pun harus di beri juga karena makhluk supernatural yang berada di darat berbeda
Menurut leluhur suku Tidung kota Tarakan ini mempunyai lapisan tanah
berbentuk kerucut, tidak seutuhnya terlapisi. Jadi, ada makhluk supernatural yang
menopang kota Tarakan ini agar tidak mudah terkena musibah. Jadi, sebagai
ucapan terima kasih penduduk kota Tarakan membuat pakan untuk makhluk
supernatural.
Padaw Tuju Dulung berwarna kuning dan bersudut delapan. Menurut suku
Tidung bintang dengan sudut berjumlah delapan karena orang-orang yang datang
berasal dari delapan penjuru mata angin, yang berarti dari orang yang datang
Tarakan.
Bendera itu namanya panji kapi. Kapi adalah bagian samping sebuah perahu.
Panji kapi berarti panji yang melambangkan pelindung seisi Padaw Tuju Dulung
dari ombak atau mara bahaya.
CL/W/M.08/DN/24.10.2014
Kapi dalam bahasa Tidung berarti bagian samping kapal. Panji kapi
merupakan bendera yang berada di bagian samping Padaw Tuju Dulung. Panji
kapi berjumlah sembilan, mengikuti jumlah papok (tajuk). Papok pada Padaw
istilah raja, cina dan buta. Raja berarti satu, cina berarti dua dan buta berarti tiga.
34
Membuat papok tidak boleh berhenti pada hitungan buta yang berarti tiga,
enam, sembilan dan kelipatannya. Jika papok berhenti pada hitungan buta
biasanya rezeki kapal kurang bagus. Jika papok berhenti pada hitungan raja yang
berarti satu, empat, tujuh dan kelipatannya kapal akan sering tidak digunakan,
akan tetapi jika sekali digunakan penghasilan yang diperoleh akan banyak. Jika
papok berhenti pada hitungan cina yang berarti dua, lima, delapan dan
kelipatannya kapal yang digunakan akan baik jika digunakan untuk berusaha.
Papok pada Padaw Tuju Dulung berjumlah sepuluh, yang berarti hitungan
papoknya raja. Jumlah panji yang banyak pada Padaw tuju Dulung
Isi dalam sesaji ada ayam. Ayam yang di panggang harus jantan dan yang
masih hidup betina. Ayam digunakan dalam sesaji melambangkan sebagai
penganti badan anak cucu. Jangan sampai ada anak cucu kota Tarakan ini di ambil
oleh makhluk supernatural.
CL/W/M.09/N/26.03.2015
Ayam yang digunakan dalam ritual Iraw Tengkayu ada yang hidup dan
ada yang sudah di panggang. Ayam yang di panggang harus jantan, ayam
Tengkayu ini merupakan sebuah ritual yang bertujuan memohon agar seluruh
penduduk kota Tarakan di beri keselamatan. Ayam dalam ritual Iraw Tengkayu
sudah biasa digunakan, Karena ayam mudah di cari dan harganya terjangkau.
Dalam membuat sesaji biasanya diikuti dengan kemampuan materi dari pembuat
sesaji.
Warna ketan dalam sesaji itu ada kuning, hijau, merah, putih, dan hitam.
Warna-warna itu sama dengan warna baju yang digunakan oleh makhluk
supernatural. Warna-warna itu juga merupakan perlambang, warna hijau dan
kuning ditujukan untuk para dewa. Ketan berwarna hijau dalam sesaji letaknya di
tengah-tengah. Warna merah ditujukan untuk yang jahat dan pemarah, warna
putih ditujukan untuk yang mempunyai hati bersih dan baik hati, dan warna hitam
ditujukan untuk iblis. Ketannya juga ada yang sudah dimasak dan masih mentah.
CL/W/M.10/N/26.03.2015
kuning, hijau, merah, putih dan hitam. Ketan yang digunakan ada yang mentah
dan ada yang sudah di masak. Menurut leluhur suku Tidung warna kuning, hijau,
Warna-warna ini juga merupakan perlambang. Warna kuning dan hijau ditujukan
untuk para dewa dan ratu, warna merah ditujukan untuk yang jahat dan pemarah,
warna putih ditujukan untuk yang mempunyai hati bersih dan baik hati, dan warna
Ada yang mentah karena lambang dari sebuah tolak bala atau untuk membuang
sial dan ada yang sudah di masak untuk makanan makhluk supernatural.
masih kecil. Telur dalam sesaji juga merupakan makanan jika mempunyai
dari bangsa supernatural. Telur ini dalam sesaji digunakan sebagai makanan dari
Terkadang ada saja orang yang mempunyai keturunan tidak mau memberi
makan. Orang tersebut bisa terkena penyakit yang jika berobat kemana-mana
tidak akan sembuh. Keluarga yang sedang terkena penyakit memanggil seorang
dukun, dan dukun tersebut akan melakukan ritual yang disebut besitan. Ritual
besitan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dukun yakni, semacam suatu
aksi seperti kerasukan sambil menari-nari diiringi pula oleh nyanyian serta
tabuhan rebana. Konon iringan irama itu cukup merdu bercampur syahdu, gerakan
tariannya pun begitu indah, aneh, dan menakjubkan. Tujuan ritual besitan
menurut kepercayaan suku Tidung dahulu kala adalah memohon kepada makhluk
supernatural agar mengusir roh jahat atau setan yang merasuki tubuh yang sedang
sakit. Dengan ritual besitan diharapkan si sakit jadi sembuh setelah di beri jampi-
berupa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh keluarga yang sedang sakit.
38
ke laut. Ketika dukun sedang berbicara dalam keadaan kesurupan itu, menurut
kepercayaan suku Tidung dahulu kala adalah ucapan dari makhluk supernatural,
jika tidak ditunaikan akan tabu atau kualat. Namun adakalanya dukun tidak
meminta pakan, tetapi cukup dengan permintaan lainnya yang bersifat lebih
ringan untuk dilaksanakan. Jadi, sangat tergantung pada ucapan dukun yang lagi
dalam keadaan kesurupan tersebut, tentang apa saja yang harus dilaksanakan oleh
pihak keluarga yang sedang sakit. Ritual besitan ini bisa berlangsung dalam tujuh
Pisang yang digunakan dalam sesaji itu pisang hijau. Jumlahnya harus
ganjil. Pisang hijau itu merupakan makanan dari makhluk supernatural. Berjumlah
ganjil karena lambang dari rezeki yang bertambah, jumlah genap lambang rezeki
yang pas-pasan.
CL/W/M.12/N/26.03.2015
Pisang hijau adalah sebagai makanan penutup atau cemilan bagi makhluk
supernatural. Pisang yang digunakan adalah pisang hijau dengan jumlah buah
yang ganjil. Berjumlah ganjil karena jumlah ganjil lambang dari bertambahnya
rezeki, sedangkan jumlah genap lambang dari rezeki yang pas-pasan. Dalam
39
membeli bahan untuk perlengkapan sesaji tidak boleh di tawar, karena kita
kemakmuran. Tanaman pisang hanya bisa tumbuh pada tanah yang lembab dan
subur. Setiap tanaman yang ditanam disekitar tanaman pisang pasti akan tumbuh,
karena tanaman pisang hanya dapat tumbuh pada tanah yang lembab dan subur.
Sirih itu disebut ungkol, yaitu daun sirih yang dalamnya di isi kapur sirih,
gambir dan pinang lalu di tutup. Ungkol itu ditujukan untuk makhluk supernatural
yang berjenis perempuan.
CL/W/M.13/N/26.03.2015
Ungkol terbuat dari daun sirih yang dalamnya di isi dengan kapur sirih,
pinang dan gambir. Guna ungkol untuk membersihkan gigi sehabis makan.
Ungkol dalam sesaji ritual Iraw Tengkayu biasanya digunakan untuk makhluk
Ungkol biasa disebut dengan nginang. Nginang adalah sebutan dari tradisi
makan sirih. Pada zaman dahulu nginang wajib hukumnya, terutama bagi kaum
diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang yang berkembang hingga
40
sekarang. Nginang dipercaya dapat membuat gigi dan gusi lebih sehat dan kuat,
tamu. Zaman dahulu biasanya bila ada tamu yang berkunjung ke rumah, sebelum
tuan rumah menyiapkan minuman atau makanan. Tuan rumah akan menyugukan
Rokok itu disebut kirai. Biasa kirai di buat seratus batang, kirai terbuat
dari tembakau lempeng. Kirai ini ditujukan untuk makhluk supernatural yang
berjenis laki-laki.
CL/W/M.14/N/26.03.2015
Kirai merupakan bahasa Tidung yang berarti rokok. Kirai dalam sesaji
terbuat dari daun kirai yang di isi tembakau lempeng. Kirai dalam sesaji ritual
upacara adat. Dalam ritual-ritual tersebut, tembakau sudah dipakai sejak ratusan
tahun lalu. Tembakau bersama pinang dan sirih menjadi pelengkap setiap upacara
Air minum dalam sesaji di sediakan lima gelas, air minum ini sebagai
minuman untuk makhluk supernatural.
CL/W/M.15/N/26.03.2015
Air minum dalam sesaji ritual Iraw Tengkayu untuk minum makhluk
supernatural. Air minum dalam sesaji biasanya di sediakan lima gelas air mineral.
Diletakkan di setiap sudut meligay. Air juga mempunyai fungsi yang banyak, air
juga dapat digunakan makhluk supernatural sebagai air untuk memasak atau
keperluan lain yang menggunakan air, karena air merupakan kebutuhan yang
Boneka raja dan permaisuri itu diibaratkan sebagai raja dan permaisuri
yang hendak berlayar ke pulau seberang. Dalam sesaji juga terdapat pengawal raja
berjumlah tujuh dan dayang permaisuri yang berjumlah tujuh pula.
CL/W/M.16/N/26.03.2015
Boneka raja dan permaisuri dalam sesaji ritual Iraw Tengkayu di kota
suatu pulau. Boneka raja dan permaisuri terbuat dari gabus dan kertas warna-
warni yang di buat sedemikian rupa, lengkap dengan pakaian adat Tidung
Terdapat pula boneka pengawal berjumlah tujuh dan dayang berjumlah tujuh pula.
Raja besila itu sebagai tempat duduk raja dan permaisuri selama dalam
perjalanan. Raja besila itu terbuat dari kain yang dilipat-lipat lalu di bungkus
dengan kain biasanya kainnya berwarna kuning.
CL/W/M.17/N/26.03.2015
Raja besila merupakan tempat duduk raja dan permaisuri dalam meligay.
Dalam sesaji dibuat raja besila agar raja dan permaisuri bisa tetap merasa nyaman
walaupun sedang berada di dalam sebuah perahu dalam perjalanan yang jauh.
Raja besila di buat dari kain yang dilipat-lipat lalu di hias agar nampak menarik.
Warna kain yang dipakai untuk raja besila adalah kuning. Karena menurut suku
seperti perkawinan, sunatan atau khataman Al-Qur’an. Raja besila sudah menjadi
Tempat tidur, bantal, dan guling itu sebagai tempat untuk beristirahat bagi
raja dan permisuri.
CL/W/M.18/N/26.03.2015
Replika tempat tidur, bantal dan guling sebagai tempat istirahat raja dan
permaisuri. Replika tempat tidur, bantal dan guling terbuat dari gabus dan kain
warna-warni. Dalam sesaji di buat pula tempat tidur, bantal dan guling agar raja
dan permaisuri bisa tetap merasa nyaman walaupun sedang berada di dalam
3. Doa yang Diucapkan Pawang Padaw Tuju Dulung dalam Ritual Iraw
Tengkayu di Kota Tarakan (DPPTD)
berlindung diri kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk. Membaca
godaan setan yang terkutuk agar setan tidak menganggu dan menyesatkan.
Qur’an. Penggunaan lafal ta’awudz dalam ritual Iraw Tengkayu yang diucapkan
oleh pawang Padaw Tuju Dulung bermaksud agar dalam pelaksanaan ritual
supernatural.
45
maha pemurah lagi maha penyayang. Setiap akan memulai suatu aktifitas atau
“Setiap amal perbuatan yang baik, namun tidak dimulai dengan membaca
Bismillahir rahmaanir rahim, maka pekerjaan itu akan terputus dari rahmat
dengan bacaan basmalah, maka apa yang akan kita baca, pelajari, dan amalkan
basmalah oleh pawang Padaw Tuju Dulung bermaksud agar dalam pelaksanaan
Doa tolak bala di baca sebagai permohonan kepada Allah SWT agar di
hindari dari segala malapetaka, bala dan bencana. Doa tolak bala di baca
sebelum Padaw Tuju Dulung di arak keliling kota Tarakan dan pada saat Padaw
Tuju Dulung akan di lepas. Membaca tolak bala bermaksud agar dalam
pelaksaan ritual Iraw Tengkayu tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
47
didunia dan
kebajikan di
akhirat,
periharalah kami
dari azab api
neraka.
kepada Allah SWT karena prosesi ritual Iraw Tengkayu telah berjalan lancar
sesuai dengan yang diharapkan. Pembacaan doa selamat dilakukan pada saat
Padaw Tuju Dulung telah di lepas dan setelah sampai di rumah ketua pawang
diawak. Ritual ini dilakukan oleh seorang pawang Padaw Tuju Dulung atau
sesepuh suku Tidung yang paham dengan ritual ini, dengan tujuan agar yang
Pawang Padaw Tuju Dulung atau sesepuh suku Tidung yang melaksanakan ritual
diawak akan mulai dengan mengumpulkan baju-baju yang akan digunakan dalam
ritual Iraw Tengkayu dalam suatu tempat. Hai yadu yaki damo permisi, damo
guang ngimbas debaju miyu, damo malok maaf (hai nenek kakek saya permisi,
saya pinjam dan pakai baju kamu, kami minta maaf). Pertama, pawang Padaw
Tuju Dulung atau sesepuh suku Tidung akan permisi pada makhluk supernatural
karena para peserta ritual Iraw tengkayu akan memakai pakaian adat yang
Sama sampoi sino ulun ngacau de anak ingkupumu gitu (jangan sampai
ada orang yang ganggu anak cucumu ini). Orang yang melaksanakan ritual
diawak mengatakan jangan sampai ada orang yang menganggu anak cucumu ini,
maksud dari tuturan ini adalah agar tidak ada makhluk supernatural yang
50
menganggu peserta ritual Iraw Tengkayu. Jenagamu nio sio bais-bais, karna sio
makai untuk sementara kio, nitakmu nio sio kekuatan (kamu jagalah dia dengan
kebaikan, karena dia memakai untuk sementara saja, berilah dia kekuatan).
Makhluk supernatural diminta agar menjaga para peserta ritual Iraw Tengkayu
dari gangguan makhluk supernatural yang jahat dengan kebaikan. Para peserta
ritual Iraw Tengkayu memakai pakaian adat hanya sementara saja selama proses
ritual Iraw Tengkayu berlangsung, setelah itu para peserta akan melepas pakaian
adat mereka. Berilah mereka kekuatan dalam melaksanakan tugas mereka dalam
Dalam ritual Iraw Tengkayu di kota Tarakan biasanya ada saja para penari
yang kerasukan, karena menurut makhluk supernatural baju yang dipakai penari
adalah baju miliknya. Kadang pula ada yang kerasukan karena hal lain misal
makhluk supernatural akan mengucapkan terima kasih atas sesaji yang diberikan
Tabel 4.24 Mantra Saat Padaw Tuju Dulung akan Menuju Tempat
Prosesi Ritual Iraw Tengkayu
Iraw Tengkayu.
Hai yadu yaki nitak mu nio kelancaran dan keselamotan dalom dalan
menuju keramaian Iraw Tengkayu (hai nenek kakek berilah kelancaran dan
agar dalam perjalanan Padaw Tuju Dulung menuju tempat prosesi ritual Iraw
Tengkayu di beri kelancaran dan keselamatan. Tidak ada halangan dan rintangan
selama dalam perjalanan menuju tempat prosesi ritual Iraw Tengkayu. Tempat
prosesi ritual Iraw Tengkayu dilaksanakan di pantai amal lama, karena ritual Iraw
Tengkayu berhubungan dengan laut jadi tempat yang strategis untuk ritual Iraw
Biasa sehari sebelum Padaw Tuju Dulung di lepas, Padaw Tuju Dulung
akan diarak keliling kota Tarakan dengan iring-iringan peserta dari berbagai
beberapa tempat yang dianggap kramat atau sering terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, di tempat itu pawang melakukan prosesi ritual adat dengan menaruh
sesaji berupa sebutir telur, beras kuning, rokok dan ungkol. Pawang Padaw Tuju
Dulung juga membaca mantra agar tempat yang di beri sesaji tidak terjadi lagi
Hai yadu yaki gitu nio batamu jenagamu nio pagun gitu maya kebaikan,
sama sampoi sino musibah, sama sampoi sino bahaya (Hai nenek kakek inilah
punyamu jagalah kampung ini dengan kebaikan, jangan sampai ada musibah,
jangan sampai ada bahaya). Pawang Padaw Tuju Dulung memohon pada
makhluk supernatural yang menghuni tempat yang dianggap kramat agar tempat
yang dihuninya di jaga dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai ada musibah yang
melanda tempat tersebut. Jangan sampai ada bahaya yang datang di tempat
tersebut.
Mudahan rezeki, damo nitak maya penduduk pagun gitu, jenaga mu nio
sama sampoi pagun gitu nelalob musibah (mudahkanlah rezeki, kamu kasih
sama penduduk kampung ini, kamu jagalah jangan sampai kampung ini di
53
tersebut di timpa musibah. Tempat yang biasa di beri sesaji dalam perjalanan
menuju tempat prosesi ritual Iraw Tengkayu, yaitu lampu merah simpang tiga,
jalan dekat taman oval lingkas ujung, jembatan telaga kramat, dan gerbang
Tabel 4.26 Mantra Saat Tiba di Tempat Prosesi Ritual Iraw Tengkayu
di Pantai Amal Lama
Sesampai di pantai amal lama pawang Padaw Tuju Dulung juga membaca
mantra. Hai yadu yaki terimo kasih karna pango ngitak kelancaran dan selamot
dalam perjalanan tad baloi sampoi baya intugos keramaian Iraw Tengkayu (Hai
nenek kakek terima kasih karena sudah memberikan kelancaran dan keselamatan
dalam perjalanan dari rumah sampai tempat ritual Iraw Tengkayu) pawang Padaw
Tuju Dulung mengucapkan terima kasih karena selama dalam perjalanan dari
54
rumah sampai tempat prosesi ritual Iraw Tengkayu di pantai amal lama di beri
agar dalam mengisi tidak ada hambatan. Hai yadu yaki gitu nio niakanmua,
malok maaf damo kasino kesalahan anak ingkupumu damo malok ampun, kasino
keganjilan atau kesalahan damo malok maaf malok ampun (hai nenek kakek ini
adalah makananmu, saya minta maaf kalau ada kesalahan anak dan cucumu saya
minta ampun, atas keganjilan atau kesalahan saya minta maaf minta ampun)
pawang Padaw Tuju Dulung meminta maaf jika isi sesaji terdapat kekurangan.
Mengisi sesaji di meligay dilakukan pada malam hari oleh ketua pawang
Tabel 4.28 Mantra Ketika Padaw Tuju Dulung Akan di Lepas ke Laut
Sebelum Padaw Tuju Dulung di lepas para pawang Padaw Tuju Dulung
melakukan prosesi adat. Pawang ulun de laki (sebutan untuk pawang laki-laki)
Padaw Tuju Dulung membaca doa tolak bala setelah itu seluruh pawang
mengelilingi Padaw Tuju Dulung sebanyak tiga kali sambil membawa menyan
dan melempar air tepung tawar dengan menggunakan bunga dan daun yang
berbau wangi yang meliputi, bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, bunga
srimbangun, daun pandan, daun dilam dan daun selasih. Bunga dan daun yang
mengelilingi Padaw Tuju Dulung ketua pawang membaca mantra Hai yadu yaki
gitu nio anak ingkupu mu gitu nio persembahan damo maya de miyu, tanda bukti
damo (Hai nenek kakek ini anak cucu mu kami persembahkan ini untuk kamu,
sebagai tanda bukti kami) hai nenek dan kakek ini adalah persembahan untuk
kalian semua dari penduduk kota Tarakan ini sebagai tanda bukti.
Permisi damo yadu yaki gitu damo ngitak niakan miyu (permisi kami
nenek kakek ini kami kasih makanan kamu) kami semua mohon permisi nenek
57
kakek ini kami persembahkan makanan untuk kalian. Tolong nitak muyu kebaikan
maya damo jenagamu ngengai kota tarakan gitu (tolonglah kasih kami kebaikan
menjaga seluruh kota Tarakan ini) kamu tolonglah seluruh penduduk kota
Tarakan ini dengan kebaikan. Gitu noi yang nitak damo samo ko ngacau damo
anak ingkupumu (inilah yang kami kasih jangan kamu ganggu kami ini anak cucu
mu) inilah semua yang kami berikan sama kalian janganlah kalian menganggu
penduduk kota Tarakan ini. Senolamot muyu nio penetawoy mu nio damo tad
kebaikan, gitu nio yang nitak damo mayaa de miyu untuk persembahan damo
(beri keselamatanlah kami, jauhilah kami dari bahaya, lindungilah kami dengan
kebaikan, mudahkanlah kami rezeki dengan kebaikan, inilah yang kami beri sama
kamu sebagai persembahan kami) berikanlah seluruh penduduk kota Tarakan ini
Niakan untuk lutu muyu berangkat, kasino kekurangan damo malok maaf
malok ampun kasino kesalahan damo (inilah makanan untuk bekal kamu
berangkat, kalau ada kekurangan kami minta maaf minta ampun, kalau ada
kesalahan kami) ini semua persembahan untuk bekal kamu dalam perjalanan
pulang, jika ada kekurangan seluruh penduduk kota Tarakan meminta maaf dan
ampun. Menurut ketua pawang Padaw Tuju Dulung makhluk supernatural yang
datang dalam ritual Iraw Tengkayu kota Tarakan berasal dari berbagai daerah.
tidak begitu banyak tapi bagi makhluk supernatural itu sudah cukup untuk
makanan mereka.
sebanyak tiga kali, Padaw Tuju Dulung siap di lepas. Barisan paling depan dari
arak-arakan menuju laut secara adat adalah barisan bagi para pemimpin, pemuka,
dan tokoh adat. Barisan kedua adalah pembawa panji, terdapat dua barisan
Tuju dulung yang dipikul oleh tujuh orang dibagian kanan dan kiri lunas Padaw
Tuju Dulung, di belakang Padaw Tuju Dulung terdapat dua orang pembawa panji,
lalu para pemain hadrah sebanyak tiga puluh orang, di ikuti lagi oleh dua
pembawa panji, dan di ikuti oleh para pengunjung. Arak-arakan terus berjalan
menuju laut, sampai batas badan manusia Padaw Tuju Dulung berhenti lalu di
putar sebanyak tiga kali lalu di lepas. Padaw Tuju Dulung akan berlayar menuju
laut kaljum, di tengah laut kaljum terdapat pusaran air dan ditengah pusaran air
terdapat kayu yang berdiri tegak yang bernama kayu jangi. Konon kayu jangi
adalah pusat bumi, dan kesanalah Padaw Tuju Dulung akan berlayar.
59
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dalam tiap bab, maka dalam bab penutup ini
penulis akan memberikan kesimpulan dan saran yang terkait dengan pembahasan
A. Kesimpulan
Padaw Tuju Dulung (perahu tujuh haluan) pada ritual Iraw Tengkayu
kota Tarakan memiliki banyak bagian. Padaw Tuju Dulung memiliki banyak
bagian, akan tetapi tidak semua bagian pada Padaw Tuju Dulung memiliki
makna. Padaw Tuju Dulug sudah dirancang oleh leluhur suku Tidung dan
makna yang terdapat pada bagian Padaw Tuju Dulung memang di buat oleh
leluhur suku Tidung. Bagian pada Padaw Tuju Dulung yang tidak memiliki
sesaji memiliki makna tertentu, yang telah di buat oleh leluhur suku Tidung.
Pakan tidak bisa diubah, karena sudah menjadi adat istiadat. Pakan ini di buat
laut.
3. Doa yang Diucapkan Pawang Padaw Tuju Dulung dalam Ritual Iraw
Tengkayu di Kota Tarakan
4. Mantra Pawang Padaw Tuju Dulung dalam Ritual Iraw Tengkayu di Kota
Tarakan
supernatural.
61
B. Saran
1. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi referensi bagi para
2. Penulis juga berharap agar hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukkan
DAFTAR PUSTAKA
Akbarsyah. 2002. Iraw Tengkayu Pantai Amal Refleksi Asset Pariwisata Kota
Tarakan. Tarakan.
BPS kota Tarakan. 2012. Kota Tarakan Dalam Angka. Tarakan: BPS kota
Tarakan
Hanafiyah, Muhammad. 2009. Berdoalah dengan Surat dan Ayat yang Paling
Mudah. Jakarta: PT. Buku Kita.
Hoed, Benny. 2014. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas
Bambu.
Rahman, Fatkhur. 2006. Himpunan Doa dan Dzikir. Surabaya: Pustaka Media.
Sugono, Dendi at all. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Kota Tarakan, ritual ini sendiri merupakan ritual menghanyutkan Padaw Tuju
tarakantourism.co.id
Gambar Padaw Tuju Dulung
a. Panji tekalak
c. Panji dulung
66
d. Panji gantung
e. Sambulayang (simbolik)
g. Pari-pari (simbolik)
h. Meligay (simbolik)
i. Pakan (simbolik)
k. Panji ulin
l. Tabu-tabur (simbolik)
10
8
2
5
6 3
Gambar Sesaji dalam Ritual Iraw Tengkayu
a. Ayam (simbolik)
b. Ketan (simbolik)
c. Telur (simbolik)
e. Ungkol (simbolik)
f. Kirai (simbolik)
Kode : CL/W/M.01/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
meminta izin kepada Bapak Datu Norbeck untuk bersedia diwawancarai. Beliau
adalah seorang budayawan asli kota Tarakan dan beliau adalah pemimpin
sanggar paguntaka. Beliau juga pembuat Padaw Tuju Dulung dalam ritual Iraw
P : Assalamualaikum.
DN : Walaikumsalam.
DN : Iya.
70
DN : Iya-iya bisa.
DN : Begini, haluan Padaw Tuju Dulung di buat bercabang tiga, haluan yang
tengah bersusun tiga dan haluan kanan dan kiri masing-masing bersusun
dua. Pada Padaw Tuju Dulung terdapat tujuh buah haluan. Menurut suku
Tidung haluan Padaw Tuju Dulung berjumlah tujuh karena jumlah hari
dalam satu minggu berjumlah tujuh. Dalam satu minggu ini merupakan
siklus yang harus dilalui oleh para nelayan suku Tidung dalam usaha
yang tengah hijau dan haluan tertinggi berwarna kuning. Artinya hanya
Masalah : 2 (Sambulayang)
Kode : CL/W/M.02/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
P : Apa nama dan arti dari kain berwarna kuning yang tergantung di haluan
ini konon hanya ada pada kendaraan dewa yang digunakan untuk terbang.
Kode : CL/W/M.03/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
berjumlah lima?
suku Tidung mengenal agama islam sejak pemerintahan raja Tidung yang
P : Mengapa pada tiangnya di beri kain berwarna kuning, hijau, dan merah?
DN : Kain yang melilit pada tiang penyangga itu namanya ular malili. Berarti
kain yang menghias tiang penyangga agar nampak lebih menarik, dan
merah.
73
Masalah : 4 (Pari-Pari)
Kode : CL/W/M.04/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
DN : Sebenarnya atap Padaw Tuju Dulung itu bernama pari-pari. Pari-pari ini
di ambil dari filosofi ikan pari yang jika terkena pancing nelayan ikan pari
tidak akan naik dan tetap mempertahankan diri di dasar laut. Ikan pari
Masalah : 5 (Meligay)
Kode : CL/W/M.05/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
rupa menurut tata cara adat dan merupakan tempat untuk meletakkan
yang istimewa.
75
Masalah : 6 (Pakan)
Kode : CL/W/M.06/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
P : Apa saja isi sesaji dalam ritual Iraw Tengkayu ini Pak?
dari ayam, ketan, telur, rokok, air minum, raja besila, pisang hijau,
ungkol, boneka raja dan permaisuri dan replika tempat tidur. Pakan
menganggu manusia.
76
Masalah : 7 (Tabu-Tabur)
Kode : CL/W/M.07/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
bintang?
Kode : CL/W/M.08/DN/24.10.2014
Metode : Wawancara
DN : Bendera itu namanya panji kapi. Kapi adalah bagian samping dari
Masalah : 9 (Ayam)
Kode : CL/W/M.09/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
meminta izin kepada Ibu Nikmah untuk bersedia diwawancarai. Beliau adalah
ketua dari ke lima pawang Padaw Tuju Dulung. Hasil wawancara sebagai
berikut:
P : Assalamualaikum.
N : Walaikumsalam.
N : Iya.
mantra yang di ucapkan dalam ritual Iraw Tengkayu kota Tarakan dari
ibu.
DN : Iya-iya bisa.
N : Isi dalam sesaji ada ayam. Ayam yang di panggang harus jantan dan
sebagai penganti badan anak cucu. Jangan sampai ada anak cucu kota
Masalah : 10 (Ketan)
Kode : CL/W/M.10/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Warna ketan dalam sesaji itu ada kuning, hijau, merah, putih, dan hitam.
Warna-warna itu sama dengan warna baju yang digunakan oleh makhluk
dan kuning ditujukan untuk para dewa. Ketan berwarna hijau dalam
jahat dan pemarah, warna putih ditujukan untuk yang mempunyai hati
bersih dan baik hati, dan warna hitam ditujukan untuk iblis. Ketannya
Masalah : 11 (Telur)
Kode : CL/W/M.11/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
tersebut lupa atau memang tidak mau memberi makan, seseorang tersebut
N : Ritual itu sudah dilakukan oleh leluhur suku Tidung. Ritual besitan
dilakukan oleh seorang dukun, dalam ritual ini dukun akan mengalami
jahat atau setan yang merasuki tubuh yang sedang sakit. Dengan ritual
keadaan kesurupan itu ada saja permintaan yang terucap dari mulut dukun.
Kode : CL/W/M.12/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Pisang yang digunakan dalam sesaji itu pisang hijau. Jumlahnya harus
Masalah : 13 (Ungkol)
Kode : CL/W/M.13/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Sirih itu disebut ungkol, yaitu daun sirih yang dalamnya di isi gambir
Masalah : 14 (Kirai)
Kode : CL/W/M.14/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Rokok itu disebut kirai. Biasa kirai di buat seratus batang, kirai terbuat
Kode : CL/W/M.15/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Air minum dalam sesaji di sediakan lima gelas, air minum ini sebagai
Kode : CL/W/M.16/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Boneka raja dan permaisuri itu diibaratkan sebagai raja dan permaisuri
tujuh pula.
88
Kode : CL/W/M.17/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Raja besila itu sebagai tempat duduk raja dan permaisuri selama dalam
perjalanan.
N : Raja besila itu terbuat dari kain yang dilipat-lipat lalu di bungkus
Kode : CL/W/M.18/N/26.03.2015
Metode : Wawancara
N : Tempat tidur, bantal, dan guling itu sebagai tempat untuk beristirahat
Data Informan I
Agama : Islam
Pekerjaan : Seniman
Data Informan II
Nama : Nikmah
Agama : Islam
Murtini.
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Hang Tuah Tarakan, selesai pada tahun
2010.
Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada tahun 2014 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata