Draft Perwal TTG Tata Cara Penerapan Sanksi Administratif
Draft Perwal TTG Tata Cara Penerapan Sanksi Administratif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
Draf
WALIKOTA BANDUNG
RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG
NOMOR: ...........................
TENTANG
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Walikota Bandung tentang Tata Cara Penerapan Sanksi Administrasi
dalam pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
Mengingat: 1.Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa
Tengah, Djawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1955 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 859);
5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pelindungan dan
Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2019 Nomor
15 Tambahan Lembaran Daerah Kota Bandung Nomor 15).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2O2O tentang Layanan Habilitasi
dan Rehabilitasi Bagi Penyandang Disabilitas
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA BANDUNG TENTANG
TATA CARA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI DALAM PELINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK
PENYANDANG DISABILITAS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Bandung
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah
7. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,
mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan
efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
12. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang disabilitas guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan,
termasuk pemanfaatan dan penggunaan bangunan umum, lingkungan dan transportasi umum.
13. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Bandung
14. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Kepala Satpol PP adalah
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung
15. Kecamatan adalah Kecamatan di wilayah Kota Bandung
16. Kelurahan adalaah Kelurahan di wilayah Kota Bandung
17. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
18. Lembaga Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat LKS adalah organisasi sosial atau
perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk
oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Penerapan sanksi administratif di bidang perlindungan dan pemeuhuan hak penyandang
disabilitas bertujuan untuk :
a. melindungi penyandang disabilitas terkait dengan pelindungan dan pemenuhan haknya
b. menanggulangi permasalahan penyandang disabilitas
d.memberi efek jera bagi penyelenggara pelindungan dan pemenuhan hak penyandang
disabilitas dan tanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melanggar pelindungan dan
pemenuhan hak penyandang disabilitas
BAB III
WEWENANG DAN RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Walikota berwenang menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan jika dalam penyelenggaraan pelindungan dan pemenuhan hak penyandang
disabilitas ditemukan pelanggaran terhadap :
a. Dokumen kegiatan ;
b. Izin melaksanakan kegiatan pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
c. Izin pengumpulan dana dalam pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
(2) Ruang lingkup Dokumen yang dapat dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. Pelanggaran hak penyandang disabilitas
b. Membatasi aksesibilitas penyandang disabilitas; dan
c. Mempersulit penyandang disabilitas dalam memenuhi haknya
(3) Walikota Melimpahkan Kewenangan Penerapan Sanksi Administratif Sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas Sosial.
BAB IV
JENIS SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 4
(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas :
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pemhentian Izin; dan
d. pencabutan Izin.
(2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d
dikecualikan bagi pelanggaran terhadap kegiatan pelindungan dan pemenuhan hak
penyandang disabilitas
(3) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diterapkan kepada
penanggung jawab kegiatan:
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Dinas Sosial
berdasarkan:
a. laporan pelaksanaan izin;
b. laporan pelaksanaan rekomendasi dokumen; dan/atau
c. pengaduan masyarakat.
(3) Kelurahan dan/atau kecamatan yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meneruskan pengaduan masyarakat dimaksud kepada Kepala Dinas Sosial.
Pasal 7
(1) Dalam menerapkan sanksi administratif, Kepala Dinas Sosial selain mendasarkan pada
peraturan perundang-undangan juga harus memperhatikan :
a. prosedur yang tepat;
b. ketepatan penerapan sanksi;
c. kepastian tiadanya cacat yuridis dalam penerapan sanksi;
dan
d. asas kelestarian dan keberlanjutan.
(2) Pelaksanaan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam bentuk suatu keputusan.
(3) Keputusan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada penanggung jawab kegiatan dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
sebagai tembusan.
BAB V
TATA CARA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 8
(1) Kepala Dinas Sosial dalam menerapkan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut :
a. berdasarkan berita acara pemeriksaan ditempat atau alat bukti lain yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai tindak lanjut dari pengawasan dan/atau pengaduan, Kepala
Dinas Sosial :
1. menerbitkan surat teguran tertulis kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk
segera menghentikan pelanggaran dan/atau memulihkan kondisi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku; atau
2. mengenakan paksaan pemerintah kepada penanggung jawab kegiatan apabila pelanggaran
yang dilakukan menimbulkan :
a. ancaman yang sangat serius bagi penyandang disabilitas
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera
dihentikan kegiatan ; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi penyandang disabilitas dan
masyarakat jika tidak segera dihentikan kegiatan.
b. apabila penanggung jawab atau kegiatan tidak mematuhi surat teguran tertulis sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam surat teguran tertulis sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 1, maka Kepala Dinas Sosial dapat menerapkan salah satu atau lebih sanksi
administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, huruf c dan/atau huruf d.
(3) Berdasarkan surat permohonan bantuan penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Kepala Satpol PP melakukan paksaan pemerintah.
(4) Pelaksanaan paksaan pemerintah dituangkan ke dalam Berita
Acara, yang ditandatangani oleh : a. unsur Dinas Sosial dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
saksi yang berasal dari unsur kecamatan dan/atau unsur kelurahan; atau b. unsur Dinas Sosial,
unsur Satpol PP dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang berasal dari unsur kecamatan
dan/atau unsur kelurahan apabila pelaksanaan paksaan pemerintah dilakukan oleh Kepala
Satpol PP berdasarkan permohonan bantuan penertiban oleh Kepala BLH kepada Kepala Satpol
PP.
Pasal 9
(1) Penanggung jawab kegiatan dapat mengoperasikan kembali obyek kegiatan yang dikenakan
sanksi apabila:
a. telah memulihkan kondisi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan/atau
b. memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam
keputusan sanksi administrasi.
(3) Penerbitan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus didahului dengan
peninjauan dan/atau pemantauan
Dinas Sosial.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10
Contoh jenis pelanggaran dan penerapan sanksi administratif, serta bentuk keputusan
pengenaan sanksi administratif adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bandung.