SKRIPSI
Disusun Oleh:
Paryadi
09410285
YOGYAKARTA
2015
rig
(fi0 universitos lslom Negeri Sunon Kolijogo FM-UrNSt(-BM-0s-07/Ro
Nrma : Parladi
N I N,I : 09:l10285
Telah dimunaqasvahkan pad. : Itari Senin taIgqat l5 J,rni20t5
Nilai Munaqasyah : A-
Dan di yatak.n lelal) direriiDa otelr Fakuttas nrLr Tarbilah dan Kesrrnran
lJlN Sunan Krlljaga.
TIM MUNAQASYATI :
l(etua S iflang
SS, M.Ag.
61010,1 19920:l I 00
Yoglakarta.
Dekan
Fakullas ll u T:[bi),ah dan l{eguman
MOTTO
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.”
(QS. Ali Imra>n ayat 190-191)1
1
Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005), hal. 76.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
taufik-Nya kepada kita semua terutama kepada peneliti yang telah diberi kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda agung
Rasulullah Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan kebahagiaan hidup
Skripsi ini merupakan deskripsi tentang konsep tujuan pendidikan Islam menurut
Azyumardi Azra dan relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari
skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, motivasi serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
melaksanakan penelitian.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah banyak
arahan, bimbingan, serta memberikan masukan yang sangat berarti dan membangun atas
4. Bapak Drs. Rofik, M.Ag., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan
pengarahan dan bimbingan serta motivasi dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat
5. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
6. Bapak Jarwo Utomo dan ibu Reben selaku orang tua penulis, serta Saudara-saudara
kandung saya Suratmi, Marsilah dan Sarno yang telah memberikan segenap kasih sayang,
nasihat, motivasi, dan dukungan baik yang bersifat moril maupun materiil kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu meridhoi amal ibadah
mereka.
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, menemani hari-
hari selama kuliah baik di kala suka maupun duka. Sahabat yang telah mengajarkan arti
persaudaraan dan selalu menebarkan keceriaan, serta semangat yang tiada hentinya
sehingga penyusunan skripsi ini selesai. Semoga kalian kelak mencapai kesuksesan dunia
dan akhirat.
8. Teman-temanku Classix tercinta; Ari, Arvan, Farid, Habibi, Hakim, Heri, Imam, Sadam,
Salam, pak Ajib, Zeni, Damar, Nurul, Anam, Irma, Zhain, Rini, Khabib, Nury, Fathu,
Okti, Fai, Nurul, Nisa, Anis, mbk Yulia, mbk Ifah, Tuan Tarmizi, Putra, Wido, Logis dan
sebagainya yang telah banyak membantu, berbagi cerita, serta memberikan arahan dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu adanya penyempurnaan, sehingga
saran serta kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi segenap pihak, para pecinta ilmu dan pemerhati pendidikan.
Penyusun,
Paryadi
NIM. 09410285
ABSTRAK
ARAB-INDONESIA
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam peyusunan skripsi ini merujuk pada SKB
A. Konsonan Tunggal
Bā’ B Be
Tā’ T Te
Jim J Je
Khā’ Kh ka dan ha
Dal D De
Rā’ R Er
Zai Z Zet
Sīn S Es
Syīn Sy es dan ye
Fā’ F Ef
Qāf Q Qi
Kāf K Ka
Lām L El
Mīm M Em
Nūn N En
Wau W We
Hā’ H Ha
Yā’ Y Ye
Ditulis muta‟aqqid
Ditulis „iddah
Ditulis Hibah
Ditulis Jizyah
(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
kedalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali dikehendaki
lafal asli).
Ditulis ni‟matullāh
Ditulis zakātul-fitri
D. Vokal Pendek
(fa
ditulis a contoh ditulis Daraba
thah)
(ka
ditulis i contoh ditulis Fahima
rah)
E. Vokal Panjang
Fathah + alif ditulis ā (garis di atas)
1
ditulis Jāhiliyyah
Fathah + alif maqsur ditulis ā (garis atas)
2
ditulis yas‟ā
Kasrah + ya mati ditulis ī (garis di atas)
3
ditulis Majīd
Dammah + wau mati ditulis ū (garis di atas)
4
ditulis furūḍ
F. Vokal Rangkap
Fathah + ya mati ditulis Ay
1
dibaca Baynakum
Fathah + wawu mati ditulis Au
2
dibaca Qaul
G. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata, Dipisahkan dengan
Apostrof
Ditulis a‟antum
Ditulis u‟iddat
Ditulis al-Qur‟ān
Ditulis al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiah, ditulis dengan menggandeng huruf syamsiyah yang
Ditulis as-sama‟u
Ditulis asy-syamsu
I. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan ejaan yang diperbarui
(EYD).
J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut bunyi atau
Nrma : Parladi
N I N,I : 09:l10285
Telah dimunaqasvahkan pad. : Itari Senin taIgqat l5 J,rni20t5
Nilai Munaqasyah : A-
Dan di yatak.n lelal) direriiDa otelr Fakuttas nrLr Tarbilah dan Kesrrnran
lJlN Sunan Krlljaga.
TIM MUNAQASYATI :
l(etua S iflang
SS, M.Ag.
61010,1 19920:l I 00
Yoglakarta.
Dekan
Fakullas ll u T:[bi),ah dan l{eguman
BAB I
PENDAHULUAN
Islam telah dihadapkan pada babak kehidupan yang baru dengan berbagai
manusia.
konsumsi publik dan sangat mudah didapatkan. Tetapi input dari informasi
yang masuk terkadang tidak sebaik yang kita kira. Ada berbagai informasi
terhadap tindakan manusia. Manusia dapat terseret pada arus perilaku yang
munkar dan jauh dari nilai moral yang baik yang jauh dari tujuan pendidikan
Islam.
1
sekarang dan masa datang tidak lebih ringan. Memang dalam dasawarsa
internal, tetapi juga eksternal yang sering berkaitan satu sama lain.1
berupa tidak dipakainya keluaran pendidikan Islam pada pasar tenaga kerja.
dibangku kuliah (miss match). Ketiga, nilai-nilai Islam yang diberikan dalam
lembaga pendidikan tidak sesuai dengan realitas sosial objektif yang ada.
masyarakat. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa tidak sesuai antara yang
1
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan
Milenium III, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), hal. 12.
2
masyarakat seperti, pejabat, orang tua, tokoh masyarakat, pemerintah dan
para guru. Mereka yang seharusnya menjadi contoh bagi pembelajar, ternyata
banyak diantara mereka justru memberi contoh yang tidak baik, yang
bahwa imitasi merupakan salah satu sifat dasar manusia. Kelima, kurang
juga adanya refleksi yang intens terhadap aspek historis yang pada gilirannya
bahwa tantangan abad ke-21, bagaimanapun menuntut respon yang tepat dari
Indonesia, tidak hanya ingin sekedar survive di tengah persaingan global yang
semakin tajam dan ketat, tetapi juga berharap mampu tampil di depan, maka
dan Hadis) dan low tradition (konteks sosial budaya) menjadi konsep
pendidikan Islam yang ideal dan realistis. Di samping itu dalam strategi
2
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna, (Yogyakarta: Nuha
Litera, 2010), hal. 5.
3
pendidikan Islam harus selalu mengintegrasikan dan mengaitkan antara
teoantropokosmosentris.3
pembangunan manusia pada umumnya dan peserta didik pada khususnya dan
kognitif” peserta didik masih terdapat kesan yang kuat bahwa lembaga
umum terlebih sekolah kejuruan. Masih terdapat link and match yang jelas
3
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna, (Yogyakarta: Nuha
Litera, 2010), hal. 1.
4
dan kuat antara sistem dan lembaga pendidikan Islam dan tenaga kerja yang
terlatih dan siap pakai tersebut.4 Namun disisi lain tujuan utama dari
perubahan dalam sistem politik dan ekonomi.5 Hal ini menjadi menarik
dunia dan Akhirat serta merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan
4
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisis dan Modernisasi di Tengah Tantangan
Milenium III..., hal. 34-35.
5
Ibid, hal. 31.
5
sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia berkarakter.6 Untuk itu
kepribadian siswa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Karena itu,
penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan, tetapi juga
ruhani agar menjadi pribadi yang seimbang. Tanpa pendidikan manusia tidak
akan ada bedanya dengan manusia yang lampau yang sangat tertinggal, baik
Bahkan, secara ekstrem dapat dikatakan bahwa maju mundur atau baik
6
Azyumardi Azra, Esai-esai Pendidikan Islam dan Cendikiawan Muslim, (Jakarta: Logos,
1999), hal. 6.
7
Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan,
( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 120.
6
buruknya peradaban suatu bangsa akan ditentukan bagaimana pendidikan
derajat yang rendah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Muja>dilah ayat
11:
( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡øtƒ (#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡xs? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& t⎦⎪Ï%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$# Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu akan
ilmu pengetahuan bagi manusia dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
8
Syamsul Kurniawan dkk, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), hal. 5.
9
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), hal. 543.
7
Dalam Us}uliyah\ dinyatakan bahwa: “al-umu>ru bi maqo>sidiha”, bahwa
setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang
yang lain.
berorientasi pada pembentukan “ahli” atau para spesialis karena perhatian dan
terjadi di abad ke 21 dan era globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Cara berfikir ini menjadi unik untuk dikaji karena langkah yang
sudah dilakukan tidak hanya bersifat teoritis melainkan masuk pada tataran
10
Syamsul Kurniawan dkk, Jejak Tokoh Pemikiran Pendidikan Islam..., hal. 290.
8
berbagai permasalahan yang kompleks pada dunia pendidikan Islam.
Azyumardi juga menekankan harus ada keseimbangan antara jiwa dan raga,
jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, ilmu dan agama. Sebagaimana yang
berkaitan dengan konsep tujuan pendidikan Islam. Hal ini menjadi menarik
untuk diteliti lebih dalam dan serius, karena dengan kapasitas keilmuannya
masyarakat.
yang sedang terjadi dan mempersiapkannya untuk masa yang akan datang.
9
peradaban. Azyumardi Azra adalah seorang pembaru pendidikan Islam yang
pemikirannya.
Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
non formal.
10
2) Untuk memperkaya khazanah keilmuan terutama dalam hal konsep
b. Kegunaan Praktis
D. Kajian Pustaka
yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini berfungsi untuk mengetahui hasil
yang tidak bersifat plagiasi, pada penelitian ini penulis mencoba menelusuri
skripsi ataupun karya ilmiah yang sama persis. Namun ada beberapa karya
skripsi yang berkaitan dan bisa dijadikan rujukan oleh penulis. Selain itu
11
terutama karya ilmiah yang berupa skripsi. Hal ini menjadi penting dilakukan
Azyumardi Azra dalam buku yang berjudul Pendidikan Islam: Tradisi dan
Azra Islam adalah ajaran yang menyeluruh dan terpadu dengan merujuk
12
menyaksiakan perilaku Nabi secara langsung, kemaslahatan yang
solidaritas umat.11
Dengan demikian diharapkan tercipta SDM yang unggul dalam hal agama
13
dengan konsep PAI dalam Alquran dan hadits. Hal ini terlihat dari
persamaan tujuan yakni sama-sama menaruh perhatian dalam dua hal yaitu
3. Skripsi yang ditulis oleh saudara Neneng Siti Fatimah Nurul Aini,
kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu manusia diharapkan bisa
mestinya.13
12
Ulfi Maslakhah,”Konsep Modernisasi Pendidikan dan Relevansinya Terhadap
Pendidikan Agama Islam (Telaah Pemikiran Azyumardi Azra)”, Skripsi, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Falultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
13
Neneng Siti Fatimah Nurul Aini,”Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Azyumardi
Azra” Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Falultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta,.. tahun 2012.
14
perbedaannya skripsi yang pertama penelitian ini lebih fokus memaparkan
penelitian yang ketiga perbedaan juga terletak pada pokok masalah yang
Azra. Penelitian yang akan penulis lakukan lebih khusus meneliti konsep
E. Landasan Teori
REKONSTRUKSI PEMIKIRAN
berpikir akan dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang
15
dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu sendiri, ini semua
sejarah yang lain.14 Pergolakan dari sejarah kehidupan sosial empiris (baik
stabil, satu sistem yang begitu seimbang, proses-proses yang tak terulang,
16
pelan. Sejarah dalam arti tradisional ini berusaha mencarai arti dasar yang
benar-benar “diam” dan tanpa gerak yang selama ini ditutupi lapisan
sejarah perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu tahap teologi
(tahap metafisika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).Tentu saja
ilmu pengetahuan.
menjadi yang lebih luas lagi. Kehidupan pribadi makin lama semakin
logis tajam dan konklusif tidak lain adalah mereka yang telah memahami
teori berfikir.
mungkin terwujud apabila peradaban tersebut menutup diri dan tidak mau
peradaban yang unggul pada masa jayanya, juga diyakini merupakan buah
dari keterbukaan Islam untuk menerima berbagai peradaban lain yang ada
16
Michel Faucault, Menggugat Sejarah Ide, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2002), hal. 2-3.
17
pemikiran yang sangat dinamis yang tumbuh dan berkembang menyertai
Abid al- Jabiri , memiliki tiga kecenderungan yang kuat yaitu: bayani,
bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah wahyu (teks) atau penalaran dari
17
Aden Wijdan dkk, Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Safiria Insania Press,
2007), hal. 65.
18
Aden Wijdan dkk, Pemikiran dan Peradaban Islam..., hal. 65-66.
19
Ibid,, hal. 65.
18
sebagai kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Hanya saja dari tiga
didominasi oleh corak berfikir bayani yang sangat tekstual dan corak
kata insan mengacu kepada sifat manusia yang terpuji seperti kasih
sayang dan mulia. Selanjutnya kata insan digunakan sebagai kata yang
dan jasmani yang dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal
20
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya, 1990), hal. 51.
21
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf¸ (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 257.
22
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III, hal. 29.
19
߉šøム⎯tΒ $pκÏù ã≅yèøgrBr& (#þθä9$s% ( Zπx‹Î=yz ÇÚö‘F{$# ’Îû ×≅Ïã%y` ’ÎoΤÎ) Ïπs3Íׯ≈n=yϑù=Ï9 š•/u‘ tΑ$s% øŒÎ)uρ
∩⊂⊃∪ tβθßϑn=÷ès? Ÿω $tΒ ãΝn=ôãr& þ’ÎoΤÎ) tΑ$s% ( y7s9 â¨Ïd‰s)çΡuρ x8ωôϑtp ¿2 ßxÎm7|¡çΡ ß⎯øtwΥuρ u™!$tΒÏe$!$# à7Ïó¡o„uρ $pκÏù
Artinya: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal
Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."23
Ketiga, pada diri manusia terdapat nurrullah dan tiupan ruh Ilahi,
∩∠⊄∪ t⎦⎪ωÉf≈y™ …çμs9 (#θãès)sù ©Çrρ•‘ ⎯ÏΒ ÏμŠÏù àM÷‚xtΡuρ …çμçG÷ƒ§θy™ #sŒÎ*sù
23
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya,
24
Ibid, hal. 597.
25
Depag, Al-Qur’an dan Terjemah..., hal. 457.
20
Kemudian yang keempat, Allah menundukan seluruh alam semesta
demi untuk manusia. Sebagaimana firman Allah dalan QS. al-Ja>s|iyah ayat
13:
5Θöθs)Ïj9 ;M≈tƒUψ šÏ9≡sŒ ’Îû ¨βÎ) 4 çμ÷ΖÏiΒ $Yè‹ÏΗsd ÇÚö‘F{$# ’Îû $tΒuρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû $¨Β /ä3s9 t¤‚y™uρ
∩⊇⊂∪ šχρã©3xtGtƒ
26
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 499.
21
makhluk jika dibandingkan dengan makhluk yang lain termasuk malaikat
sekalipun.27
terkumpulnya seluruh potensi intelektual, rohani dan fisik yang ada pada
erat kaitannya namun tidak sama persis. Perbedaannya adalah kata lengkap
(tamam) mengacu sesuai dengan rencana seperti rumah atau masjid. Bila
lain yang lebih tinggi satu atau beberapa tingkat, dan itulah yang
kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang
27
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, (Yogyakarta: SIPRESS, 1994),
hal. 79.
28
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf..., hal. 258.
29
Murtadha Muthahari, Manusia Sempurna, Ter. M. Hashem, ed. revisi cet. 11 (Jakarta:
Lentera, 2003), hal. 20.
22
berbeda antara seseorang dengan yang lain adalah akibat perbedaan fisik,
4 «!$# È,ù=y⇐Ï9 Ÿ≅ƒÏ‰ö7s? Ÿω 4 $pκön=tæ }¨$¨Ζ9$# tsÜsù ©ÉL©9$# «!$# |NtôÜÏù 4 $Z‹ÏΖym È⎦⎪Ïe$#Ï9 y7yγô_uρ óΟÏ%r'sù
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
Iqbal indikasinya dimulai sejak saat penciptaan alam dan manusia. Tuhan
30
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 280.
31
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 407.
32
Muhammad Iqbal, Rahasia-Rahasia Pribadi, ter: Bahrum Rangkuti, (Medan: Pustaka
Andalas, 1954), hal.56.
23
menciptakan manusia setelah terlebih dahulu menciptakan alam beserta
seluruh isinya. Dengan kata lain manusia menjadi tujuan akhir dari seluruh
kesempurnaan.33
Sementara itu proses yang harus dilalui oleh seorang agar menjadi
manusia sempurna atau Insan Kamil, yaitu dengan melalui proses at-
menerima atau mengambil nama-nama Allah yang telah ada pada manusia
yang berbentuk potensial dalam diri manusia menjad aktual. Menurut Ibn
33
Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama Dalam Islam, (Yogyakarta: Jalasutra,
2008), hal. 201.
34
Kautras Azhari Noer, ‘Ibn Al Araby, Wahdatul Wujud Dalam Perdebatan, (Jakarta:
Paramadina, 1995), hal. 139.
35
Danusiri, Epistemologi Dalam Tasawuf Iqbal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal.
138-140.
24
dengan berbagai daya tangkap seperti: serapan indera, raiso dan intuisi
dalam kadar yang sangat tinggi oleh karena dapat merebut masa dan
Keempat, Ilmu dan kekuasaan Tuhan menjadi kembar dengan ilmu dan
4 ¯ΡÎ)uρ
∩⊆∪ 5ΟŠÏàtã @,è=äz 4’n?yès9 y7
yang agung”.36
bahwa manusia yang baik adalah yang mengajak kepada yang ma’ruf
36
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal.564.
25
dan mencegah yang munkar serta beriman kepada Allah SWT, adapun
ö 3 «!$$Î/ tβθãΖÏΒ÷σè?uρ Ìx6Ζßϑø9$# Ç⎯tã šχöθyγ÷Ψs?uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ tβρâßΔù's? Ĩ$¨Ψ=Ï9 ôMy_Ì÷zé& >π¨Βé& uöyz öΝçGΖä.
’Ík< #YŠ$t6Ïã (#θçΡθä. Ĩ$¨Ζ=Ï9 tΑθà)tƒ §ΝèO nο§θç7–Ψ9$#uρ zΝõ3ßsø9$#uρ |=≈tGÅ3ø9$# ª!$# çμuŠÏ?÷σムβr& @t±u;Ï9 tβ%x. $tΒ
∩∠®∪ tβθß™â‘ô‰s? óΟçFΖä. $yϑÎ/ρu |=≈tGÅ3ø9$# tβθßϑÏk=yèè? óΟçFΖä. $yϑÎ/ z⎯↵ÍhŠÏΨ≈−/u‘ (#θçΡθä. ⎯Å3≈s9uρ «!$# Èβρߊ ⎯ÏΒ
yaitu:Ins, Insan, dan Unas. Kata-kata “Insan” diambil dari asal kata
“Uns” yang mempunyai arti jinak, tidak liar, senang hati, tampak atau
26
∩⊆∪ 5ΟƒÈθø)s? Ç⎯|¡ômr& þ’Îû z⎯≈|¡ΣM}$# $uΖø)n=y{ ô‰s)s9
Kesempurnaan manusia itu dapat kita lihat pada asal kata “Ins”
Dari kata “Insan” itu tersirat makna bahwa manusia mempunyai dua
terbentuk dari akar kata uns yang berarti senang, harmonis, atau
terampil. Dan dari kata nisy yang berarti lupa. Ada juga pendapat yang
39
Ibid, hal. 597.
40
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2004), hal. 14.
41
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 523.
42
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Amanah, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992), hal. 19-20.
27
2. Tujuan Pendidikan Islam
biasanya bersumber dari filsafat hidup dan kepercayaan yang dianut oleh
umat Islam itu sendiri dan sumber ajarannya yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia di
43
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna (Falsafah Pendidikan
Islam), (Yogyakarta: Nuha Lentera, 2010), hal. 130.
44
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan
Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hal. 57.
45
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Suatu Tinjauan teoritis dan Praktis berdasarkan
Pendekatan interdisipliner), (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal 28.
28
kebahagiaan dunia dan akhirat.46 Dalam hal ini Al-Ghazali menegaskan
∩⊇⊃⊄∪ tβθßϑÎ=ó¡•Β ΝçFΡr&uρ ωÎ) ¨⎦è∫θèÿsC Ÿωuρ ⎯ÏμÏ?$s)è? ¨,ym ©!$# (#θà)®?$# (#θãΨtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang
merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup yang jelas
itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati
dilahirkan dan difungsikan sebagai bekal dasar bagi kehidupan yang hanif
46
Heri Gunawan, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hal. 325.
47
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 63.
48
Rohimin, Tafsir Tarbawi: Kajian Analisis dan Penerapan Ayat-ayat Pendidikan,
(Yogyakarta: Nusa Media bekerjasama dengan STAIN Bengkulu Press, 2008), hal. 9.
29
b. Surah al-Baqarah ayat 1-5
∩⊆∪ tβθãΖÏ%θムö/ãφ ÍοtÅzFψ$$Î/uρ y7Î=ö7s% ⎯ÏΒ tΑÌ“Ρé& !$tΒuρ y7ø‹s9Î) tΑÌ“Ρé& !$oÿÏ3 tβθãΖÏΒ÷σムt⎦⎪Ï%©!$#uρ
adalah membentuk moral yang tinggi serta akhlak yang mulia. Para ulama
dan para sarjana Muslim dengan sepenuh hati dan perhatian berusaha
dari dua tujuan yaitu: 1) tujuan keagamaan, ialah beramal untuk ibadah
49
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 2.
50
Muhammad ‘Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2003), hal 22.
30
sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan tugasnya sebagai
khalifah Allah, 2) tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang
persiapan hidup. Sedangkan menurut Prof. Saleh Abdul Aziz dan Dr.
dunia.51
51
Sutrisno, Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fadilatama,
2011), hal. 6
31
tidak lain dan tidak bukan adalah membentuk manusia menjadi insan
kamil.
fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi
pengembang kebudayaan.54
32
acuan dasar, maka rumusan-rumusan pendidikan Islam akan mandeg dan
merupakan unsur yang penting dalam setiap usaha pendidikan. Maka dari
itu, tanpa tanggapan dan sikap yag jelas mengenai manusia, pendidikan
manusia untuk membawa anak didik ketingkat dewasa dalam arti mampu
55
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna, (Yagyakarta: Nuha
Litera, 2010), hal. 59.
56
Imam Barnadib, Ke Arah Perspektif Baru Pendidikan, (Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud,
1988), hal. 17.
57
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna..., hal. 59.
33
memikul tanggung jawab moral.58 Berikutnya pendidikan dapat dilihat
pula dari pengertian yang lebih sempit karena Islam menerima konsep
manusia dewasa (balig) dan anak yang belum dewasa, yang berbeda
yang beriman, dalam membantu anak yang belum dewasa agar mencapai
khalifah di muka bumi dengan didasari iman yang kokoh kepada Allah
SWT. Dasar iman yang kokoh itu akan menjadi pendorong kehendaknya
dosa, sebagaimana diajarkan oleh Islam sebagai agama yang haq.59 Untuk
itu Allah SWT telah memberi contoh bagimana Luqman dalam mendidik
∩⊇⊂∪ ÒΟŠÏàtã íΟù=Ýàs9 x8÷Åe³9$# χÎ) ( «!$$Î/ õ8Îô³è@ Ÿω ¢©o_ç6≈tƒ …çμÝàÏètƒ uθèδuρ ⎯ÏμÏΖö/eω ß⎯≈yϑø)ä9 tΑ$s% øŒÎ)uρ
58
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), hal.
257.
59
Hadari Nawawi, Pendididikan Dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hal. 25.
60
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 412.
34
maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan
35
Pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia, bila dilihat dari sisi
intuisi dan lain sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan
materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya
pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam. Islam yang
Islam.64
selalu saja berubah, bahkan perubahan itu sendiri sifatnya adalah tetap.
63
Usman, Pendidikan Islam; Konsep, Aksi, Evaluasi, (Yogyakarta: 2010), hal. V.
64
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: al-
Ma’arif, 1980), hal. 94.
36
Maksudnya adalah sepanjang perjalanan hidup manusia pasti akan ada
maupun qalbu. Ada beberapa dimensi kualitas manusia yang ditunjuk oleh
mencakup pandangan dan sifat hidup, seperti tertera didalam QS. al-
yang tertuang di dalam QS. an-Nahl ayat 97, aL-As}r ayat 1-3 dan banyak
dipandang sebagai amal jariyah, seperti sabda Nabi SAW: “ada tujuh
65
Muh. Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta; Lantabora
Press, 2003), hal. 99.
37
mendirikan kasjid, mewariskan mushaf atau kitab Al-Qur’an dan
internalisasi nilai Iman, Islam dan Ihsan dalam pribadi manusia muslim
sesuai penetahuan agama.69 Berbagai definisi dari para ahli dan para
38
pembentukan kepribadian manusia menjadi sempurna. Konsep yang
menjadi wacana pokok. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai tujuan akhir
dari suatu proses panjang sistem Pendidikan Islam harus berorientasi pada
70
M. Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Integrasi epistemologi Bayani,
Burhani dan Irfani ..., hal. 10
39
KONSEP TENTANG MANUSIA MUSLIM
INSAN KAMIL
CIRI-CIRI INSAN
Secara harfiah: Insan berarti manusia dan KAMIL
kamil berarti sempurna Manusia yang telah
Manusia utuh secara jasmani dan ruhani dilengkapi Tuhan
Seorang mukmin memiliki pengetahuan dengan berbagai daya
yang lengkap , berwawasan luas tangkap.
Seorang dengan totalitas jiwa dan raga Manusia adalah teman
yang seimbang. kerja Tuhan di bumi ini.
Iradah manusia utama
adalah seiradah Tuhan.
Manusia yang mampu
PENDIDIKAN ISLAM
mengarahkan diri
Penanaman nilai-nilai islami kepada kemana harus pergi.
para generasi muda.
Pembentukan karakter berdasar Al-
Qur’an dan Sunnah.
Membimbing, membina fitrah
peserta didik secara maksimal.
Pembentukan manusia menjadi insan
RELEVANSI
kamil.
Tujuan utama yang sama-
sama ingin dicapai adalah
pembentukan inividu yang
POKOK-POKOK PIKIRAN berdasarkam ajaran Islam,
AZYUMARDI AZRA yaitu Al-qur’an dan Sunnah
sebagai sumber yang utama.
Harus ada keseimbangan antara
jiwa dan raga, jasmani dan rohani, Memiliki arah membentuk
dunia dan akhirat, serta ilmu dan individu untuk mencapai
agama dalam diri manusia derajat yang tinggi dan
kebahagiaan dunia dan
Pendidikan sebagai pembentukan
akhirat, serta dapat
individu berdasar ajaran Islam
menjalankan tugasnya
untuk menjalankan peran sebagai
sebagai khalifah di muka
khalifah.
bumi ini dengan sebaik
Pendidikan sebagai upaya
mungkin.
memenuhi berbagai tuntutan
Insan kamil menjadi
kualitas generasi bangsa, yakni
tuntutan budaya, tuntutan sosial, perwujudan dan tujuan
dan tuntutan perkembangan anak. utama dari proses
pelaksanaan pendidikan
Islam.
40
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
41
diungkapkan secara analitis, yaitu dari terminologi yang sifatnya terbatas
beberapa aspek. Bisa berbentuk fakta, yaitu suatu perbuatan atau kejadian
(dari kata latin facere, artinya membuat atau berbuat). Bisa berbentuk
data, yaitu pemberian, dalam wujud hal atau peristiwa yang disajikan; atau
pula dalam wujud sesuatu yang tercatat tenang hal, peristiwa, atau
juga kenyataan berbentuk gejala, yaitu sesuatu yang nampak sebagai tanda
adanya peristiwa atau kejadian. Ketiga aspek tersebut akan mendapat titik
72
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat..., hal. 290.
73
Anton Baker dkk, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hal. 41.
42
ditemukan dan diteliti. Berbeda dengan penelitian lapangan lokasi
tidak mengenal batasan ruang. Hal ini berarti lokasi pengumpulan data
studi, pusat penelitian, bahkan dapat pula melalui internet. Dari lokasi
Data menjadi sangat penting bagi sebuah penelitian. Karena dari data
inilah nantinya akan diperoleh hasil yang diinginkan. Oleh karena itu
metode dokumentasi.
74
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),
hal. 139.
43
a. Data Primer
2002.Cet. I.
b. Data Skunder
44
1) Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, karya Muhammad athiyah
75
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),
hal. 252-253.
45
Dalam hubungannya dengan analisis data dalam penelitian, cara
Oleh karena itu, melalui metode ini penulis akan mendeskripsikan secara
G. Sistematika Pembahasan
rangkaian isi secara sistematis yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian
Bagian tengah berisi uraian tentang penelitian yang dimulai dari bagian
pendahuluan sampai bagian penutup. Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab
76
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat..., hal. 81.
46
yang saling terkait secara utuh.Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil
penelitian ke dalam empat bab. Pada tiap-tiap bab ada sub-sub bab yang
menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan. Adapun BAB I yang
oleh karena itu sebelum peneliti membahas lebih jauh hasil pemikiran
Azyumardi Azra, maka perlu diuraikan biografi Beliau secara singkat. Adapun
biografi tersebut peneliti tuliskan di dalam BAB II. Bab ini berisi latar
yaitu BAB III. Dalam bab ini menguraikan secara jelas konsep tujuan
pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra. Bab ini meliputi konsep tujuan
Agama Islam.
Adapun bagian paling akhir dari bab ini adalah BAB IV. Bab ini
penutup.
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
121
realitas yang ada di masyarakat secara aktif dalam rangka menciptakan
perubahan.
islam saja tetapi yang lebih penting adalah aplikasi dari nilai-nilai yang
122
Azyumardi Azra juga selaras dengan tujuan hidup manusia. Dimana
B. Saran
C. Kata Penutup
skripsi ini. Akhirnya, skripsi ini telah penulis selesaikan dengan baik.
skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi yang telah selesai disusun ini dapat
memberikan ilmu dan manfaat yang berguna bagi siapa saja yang
123
membacanya. Tidak lupa juga penulis ucapkan banyak terima kasih
Penulis juga menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini tidak
luput dari berbagai kesalahan. Pastinya akan ada hikmah yang berharga
dari setiap kesalahan yang ada. Untuk itu, kritik dan saran yang
penelitian selanjutnya.
124
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dkk, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1991.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di Tengan
Tantangan Milenium III, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012.
_______________, Esai-esai Pendidikan Islam dan Cendikiawan Muslim,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
_______________, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium
Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
_______________, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme,
Mpdernisme, Hingga Post-Modernisme, Jakarta: Paramadina, 1996.
_______________, Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan
Modernisasi, Jakarta: Kompas, 2000.
_______________, Islam Substantif; Agar Umat Tidak Jadi Buih, Bandung:
Mizan, 2000.
_______________, Reposisi Hubungan Agama dan Negara, Jakarta: Penerbit
Buku Kompas, 2002.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Assegaf, A. Rahman, Pendidikan Tanpa Kekerasan; Tipologi Kondisi Kasus dan
Konsep, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta, 2004.
Azhari Noer, Kautras, ‘Ibn Al Araby, Wahdatul wujud Dalam Perdebatan,
Jakarta: Paramadina, 1995.
‘Athiyah Al-Abrasy, Muhammad, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam,
Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Baker, Anton, Metode-metode Penelitian Filsafat, Jakarta: Kanisius, 1996.
___________, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Bakran Adz-Dzaky, Hamdani, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2004.
Barnadib, Imam, Ke Arah Perspektif baru Pendidikan, Jakarta” Ditjen Dikti
Depdikbud, 1988.
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (CV. Penerbit J-ART, 2004.
125
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Danusiri, Epistemologi Dalam Tasawuf Iqbal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
D. Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Al-
Ma’arif, 1962.
Dwi Fatma, Andina, Cerita Azra; Biografi Cendikiawan Muslim Azyumardi Azra,
Jakarta: Erlangga, 2011.
Gunawan, Heri, Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2014.
Hamid, Abdullah dkk, Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung: CV. Pustaka
Setia. 2011.
http://profil.merdeka.com/indonesia/a/azyumardi-azra/ diunduh pada hari rabu
tanggal 22 April 2015 pukul 11.41 WIB.
Iqbal, Muhammad, Rekonstruksi Pemikiran Dalam Islam, Yogyakarta: Jalasutra,
2002.
_______________, Rahasia-rahasia Pribadi, Medan: Andalas, 1954.
_______________, Rekonstruksi Pemikiran Agama Dalam Islam, Yogyakarta:
Jalasutra, 2008.
Idi, Abdullah dkk, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006.
Jamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.Kurniawan, Syamsul dkk, Jejak
Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta: Paramadina,
2005.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat
dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986.
________________, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung:
al-Ma’arif, 1980.
Maslakhah, Ulfi, Konsep Modernisasi Pendidikan dan Relevansinya Terhadap
Pendidikan Agama Islam (Telaah Pemikiran Azyumardi Azra), Skripsi,
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Munir Mulkhan, Abdul, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: SIPRESS,
1994.
126
Muthahari, Murtadha, Manusia Sempurna, Jakarta; Lentera, 2003.
Maragustam, Pemikiran Pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani, Yogyakarta:
Datamedia, 2007.
Maragustam, Mencetak Pembelajaran Menjadi Insan Paripurna, Yogyakarta:
Nuha Litera, 2010.
Masruroh, Ninik dan Umiasaroh, Modernisasi Pendidikan Islam Ala Azyumardi
Azra, Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia, 2011.
Maunah, Binti, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
____________, Tokoh-tokoh Pembaruan Islam di Indonesia, Jakarta; PT. Raja
Grafindo Persada, 2005.
Nawawi, Hadari, Pendidikan Dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Muhammad al-Toumy al-Syaibani, Omar, Filsafat Pendidikan Islam, terj. : Hasan
Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
POKJA Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kerangka Dasar Keilmuan
dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: POKJA Akademik, 2010.
Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung
1981.
Rohimin, Tafsir Tarbawi: Kajian Analisis dan Penerapan Ayat-ayat Pendidikan,
Yogyakarta: Nusa Media Bekerjasama dengan STAIN Bengkulu Press,
2008.
Rahmat, Jalaludin, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1989.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Alqur’an; Tafsir Tematik Atas Perbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan, 2007.
Sutrisno, Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Fadilatama, 2011.
Shihab, M. Qurash, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1995.
Siti Fatimah Nurul Aini, Neneng, Pendidikan Karakter Dalam Pemikiran
Azyumardi Azra, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
Taufik, Ahmad dkk, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
127
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Rosda Karya,
2001.
Tokoh Indonesia, Permata Hijau Pemikir Islam, http://www.tokohindonesia.com.
Diunduh 22 April 2015 pukul 14.30 WIB.
Tholhah Hasan, Muh., Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Lantabora Press, 2003.
___________________, Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta:
Lantabora Press, 2006.
Usman, Pendidikan Islam; Konsep, Aksi, Evaluasi, Yogyakarta: 2010.
Wakhidah, Rohmatul, Pembaruan Pendidikan Islam Menuju Milenium Baru
(Analisis Terhadap Pemikiran Azyumardi Azra), Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Wikipedia, Azyumardi Azra, http://wikipedia.org. Diunduh pada 22 April 2015
pukul 14.45 WIB.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hida Karya, 1990.
______________, al-Tarbiyah wa Ta’lim, Gontor: Darussalam Press, tt.
128
lf(J Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-o5-01/RO
Yogyakarta, 09 Maret 20 I 5
Nama Paryadi
:
/42'KL
NIM :09410285
Besar harapan Saya salah satujudul di atas dapat disetujui, dan atas p€rhatian
Bapak/lbu Saya ucapkan lerima kasih.
Menyetujui
Pemohon
Na,lna : Paryadi
MM :09410285
Konsultasi Proposal
1 02-04-2015 I
Pra Seminar ,A
2 06-04-2015 II Seminar Proposal
A
i9-04-20t 5 IIl Revisi BAB I
A
4 10-05-2015 IV Revisi Bab II
19610304
KEMENTERTAN AGAMA
UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SUNA}I KALIJAGA
FAKULTAS TARBTYAH DAN I(EGTTRUAN
YOGYAKARTA
Moderator
rr^lilt il^
ffi
U'iO
5.ttgr&
Paryadi ;
f.-rl
rl,ic r#i i : s$.J\ etL
J. J^l ,y.\o eL v .J i:+/\ ai\\\ s,\r( ;!ri\ sp
Aj\^t, $
: 2rs- rs
cr\-;s\ \ q9.+"
,\s-)\ 4tu rr 6;; l""r ;'f '- ;.ta::t "*
r. ro eL v ,t-6\+4
tr,-}{i
,,;lri:d):-1
. :"tj. i
Yang bersangkutan
Paryadi
NIM. 09410285
131