Anda di halaman 1dari 3

PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :

PEMERINTAH Tgl. :
KAB. BANJARNEGARA MulaiBerlaku
Halaman : PUSKESMAS BAWANG 2

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan : KEPALA PUSKESMAS


Kepala Puskesmas BAWANG 2
..................................

1.Pengertian Standart Operasional prosedur adalah menjadi pedoman dalam surveilans AFP. Bila
tidak maka surveilans AFP tidak memenuhi standard Kementerian Kesehatan.

2.Tujuan a. Sebagai acuan langkah-langkah dalam membantu pengambilan spesimen


AFP
b. Memiliki kemampuan dalam melakukan pelacakan dan penanganan kasus
AFP

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas NO

4.Referensi PMK No. 1501 Tahun 2010 tentang jenis jenis penyakit tertentu yang yang
berpotensi wabah
5.Peralatan dan 1. Pot tinja 2 buah bertutup ulir
Perlengkapan 2. Kantong platik ukuran pot tinja (2 buah)
3. Kantong plastik besar (1 buah)
4. AFP Spesimen Carrier / Vaccine carrier
5. Cool pack
6. format FP1.
7. Kertas label (2 buah)
8. alat tulis (ballpoint / spidol)

6. Prosedur 1. Spesimen yang diperlukan dari penderita AFP adalah spesimen tinja anak
usia < 15 tahun, namun tidak semua kasus AFP yang dilacak harus
dikumpulkan spesimen tinjanya.
2. Segera setelah dinyatakan sebagai kasus AFP, dilakukan pengumpulan 2
spesimen tinja dengan tenggang waktu pengumpulan antara spesimen
pertama dan kedua minimal 24 jam.
3. Pengumpulan 2 spesimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari pertama
setelah kelumpuhan
4. Pengumpulan spesimen dengan menggunakan pot tinja
5. Penderita diminta untuk BAB diatas kertas atau bahan lain yang bersih agar
tidak terkontaminasi dan mudah diambil. Ambil tinja sebanyak ± 8 grm (kira
– kira sebanyak 1 ruas ibu jari orang dewasa). Bila penderita AFP sedang
diare, maka ambil spesimen tinja sebanyak 1 sedok makan.
6. Masukan tiap spesimen kedalam pot tinja yang telah disiapkan, tutup rapat,
kemudian rekatkan dengan cellotape pada batas tutup dan badan pot tinja.
7. Beri label masing – masing pot tinja dengan menggunakan tinta tahan air
yang mencantumkan nomor epid, nama penderita dan tanggal
pengambilan spesimen.
PENGAMBILAN SPESIMEN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :

PEMERINTAH Tgl. :
KAB. BANJARNEGARA MulaiBerlaku
Halaman : PUSKESMAS BAWANG 2

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan : KEPALA PUSKESMAS


Kepala Puskesmas BAWANG 2
..................................

8. Lapisi label dengan cellotape agar tidak mudah lepas, tetapi tetap terbaca.
9. Setiap pot tinja dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil, kemudian
dibungkus keduanya dalam satu kantong plastik besar.
10. Selanjutnya spesimen dimasukkan ke dalam spesimen carrier yang telah
diberi cold packs, sehingga suhu dapat dipertahankan antara 2˚ - 8˚ C
sampai di laboratorium pemeriksa (Biofarma).
11. Letakkan spesimen sedemikian rupa sehingga spesimen tidak terguncang
guncang.
12. Spesimen harus tiba di laboratorium paling lambat 3 hari setelah
pengemasan.
13. Bila diperkirakan akan dikirim < 3 hari setelah pengemasan, maka
simpanlah di lemari es pada suhu 2˚ - 8˚ C
14. Bila diperkirakan baru dapat dikirim > 3 hari setelah pengemasan, maka
simpanlah di freezer.
15. Setiap pengiriman spesimen tinja, harus disertai dengan pengisian formulir
FP1.

7. Dokumen
Terkait
8. Distribusi

9. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


PENGAMBILAN SPESIMEN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :

PEMERINTAH Tgl. :
KAB. BANJARNEGARA MulaiBerlaku
Halaman : PUSKESMAS BAWANG 2

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan : KEPALA PUSKESMAS


Kepala Puskesmas BAWANG 2
..................................

Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai