Anda di halaman 1dari 8

Monopoli dan Oligopoli

Monopoli dan oligopoli adalah kondisi pasar ekonomi. Monopoli didefinisikan dengan
dominasi hanya satu penjual di pasar; Oligopoli adalah situasi ekonomi dimana sejumlah
penjual mengisi pasar.

Tabel Perbandingan
Monopoli Oligopoli

Pengertian Kondisi pasar ekonomi dimana satu Kondisi pasar ekonomi dimana baeberapa
penjual mendominasi seluruh pasar. penjual hadir di satu pasar tunggal.
Sejumlah kecil perusahaan besar yang
mendominasi industri.

Harga Harga tinggi mungkin dikenakan karena Harga menengah / wajar karena
tidak ada persaingan persaingan di pasar. Tapi jauh lebih tinggi
dari persaingan sempurna (dimana ada
sejumlah besar pembeli dan penjual)

Karakteristik Sebuah perusahaan tunggal Sejumlah kecil perusahaan mendominasi


mengendalikan pangsa pasar yang besar di industri ini. Perusahaan-perusahaan ini
industri ini, sehingga mendapatkan bersaing satu sama lain berdasarkan
kemampuan untuk menetapkan harga. diferensiasi produk, harga, layanan
pelanggan dll.

Penghalang untuk Monopoli biasanya ada saat penghalang Penghalang untuk masuk sangat tinggi
Masuk untuk masuk sangat tinggi - baik karena karena sulit masuk industri karena skala
teknologi, hak paten, biaya distribusi, ekonomi.
peraturan pemerintah atau sifat padat
modal industri.

Sumber Kekuatan Kemampuan membuat pasar dengan Kemampuan membuat pasar karena
keutamaan karena menjadi satu-satunya sedikit sekali perusahaan di industri.
penjual yang layak dalam industri ini. Setiap perusahaan dapat mempengaruhi
pasar secara signifikan dengan
menetapkan harga atau kuantitas produksi.

Contoh Microsoft (sistem operasi, perangkat Petugas kesehatan, operator nirkabel, bir
produktivitas), Google (pencarian web, (Anheuser-Busch dan MillerCoors), media
iklan pencarian), DeBeers (berlian), (penyiaran TV, buku muatan, film), dll.
Monsanto (biji), Long Island Rail Road
dll.
Karakteristik
Pasar monopoli dikendalikan oleh satu penjual saja. Penjual di sini memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi harga dan keputusan pasar. Konsumen memiliki pilihan terbatas
dan harus memilih dari apa yang dipasok. Monopolis menegaskan semua kekuatan
sementara konsumen ditinggalkan tanpa pilihan. Kondisi pasar ini biasanya timbul dari
merger, take-overs dan akuisisi.
Oligopoli, di sisi lain, adalah kondisi pasar dimana beberapa penjual muncul
berdampingan di pasar. Situasi pasar ini sangat ramah konsumen karena mendorong
persaingan antar penjual. Persaingan pada gilirannya memastikan harga moderat dan
banyak pilihan bagi konsumen. Keputusan yang diambil oleh satu penjual di pasar
oligopolistik memiliki efek langsung pada fungsi penjual lainnya.
Sumber Kekuatan
Pasar monopoli memperoleh kekuatannya melalui tiga sumber: ekonomi, legal dan
kesengajaan. Entitas monopoli akan menggunakan posisi itu untuk keuntungannya dan
mengusir pesaing baik dengan mengurangi harga sedemikian rupa sehingga
keberlangsungan penjual lain mungkin menjadi tidak mungkin atau berdasarkan kondisi
ekonomi seperti kebutuhan modal besar untuk perusahaan startup. Hambatan hukum
seperti hak kekayaan intelektual juga membantu entitas monopoli mempertahankan
kekuasaannya. Upaya yang disengaja untuk pasar monopoli mencakup kolusi, melobby
otoritas pemerintah, dll.
Meskipun pasar oligopolistik tidak memiliki sumber daya apapun, namun keberadaannya
hanya ada karena sifat akomodatif penjual lainnya.

Harga
Pasar monopoli mungkin mengutip harga tinggi. Karena tidak ada pesaing lain yang perlu
ditakutkan, para penjual akan menggunakan status dominasinya dan memaksimalkan
keuntungan mereka.
Oligopoli pasar di sisi lain, memastikan kompetitif maka harga yang wajar bagi
konsumen.

Contoh
Long Island Rail Road dan Long Island Power Authority adalah contoh pasar monopoli.
Oligopoli ada di Australia di sektor telekomunikasi (Telstra menyewakan saluran telepon
ke penyedia lain dan kemudian mereka menyewa ke pelanggan), bisnis grosir (Coles dan
Woolworths) dan media (News Corporation, Time Warner dan Fairfax Media).

1.      Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di
mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau
konsumen.
Contoh Produk microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan
kereta api (PT.KAI)
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:              
1)      hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2)      tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3)      produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4)      tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan
berupa keunggulan perusahaan.
Ada beberapa penyebab terjadinya pasar monopoli, di antara penyebabnya adalah
sebagai berikut:
1)      Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan
pemerintah, maka pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan seperti
PT. Pos dan Giro, PT. PLN.
2)      Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain,
sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan
produk tersebut.
3)      Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk
diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.
4)      Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya
dikuasai oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
5)      Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan
dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.

2.      Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, di mana
terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.
Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:
1)      Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
2)      Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
(differentiated product), seperti air minuman aqua.
3)      Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
4)      Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar untuk
menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut. Contoh
dari produk oligopoli: semen, air mineral.
Jenis-jenis pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu :
1.      Pasar oligopoli murni (pure oligopoly)
Ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan
barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral
dalam kemasan atau semen.
2.      Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) 
      Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan
dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh
beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Produk-produk air mineral
dalam kemasan merupakan salah satu contoh bentuk praktek pasar oligopoli murni,
sebab produk yang ditawarkan merupakan barang yang bersifat identik
 
3.      Pasar Duopoli
Duopoli adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua
perusahaan.
Contoh: Penawaran minyak pelumas dikuasai oleh Pertamina dan Caltex.

4.      Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan
penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang
sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada
spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang
menjual produk yang sejenis.
Contoh: produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan,
kesehatan dan lain-lain.

Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:


1.      Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
2.      Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
3.      Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
4.      Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
5.      Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

Pasar Monopolistik memiliki kebaikan sebagai berikut :


1.      Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
2.      Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3.      Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
4.      Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kelemahan Pasar Monopolistik sebagai berikut :


1.      Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2.      Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3.      Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen
Keberadaan Pasal 27 ayat (3) UU ITE telah membuat resah
masyarakat, UU ITE yang sebelumnya merupakan perlindungan
bagi pelaku usaha dan perdagangan lintas negara yang sering
menjadi korban kejahatan cyber malah menjadi petaka bagi
masyarakat yang ikut membangun demokrasi di Indonesia dengan
menyampaikan kritik melalui media sosial.

Secara umum, UU ITE juga memiliki sejumlah keganjilan,


diantaranya; tingginya ancaman pidana untuk penghinaan dan atau
pencemaran nama baik, duplikasi tindak pidana yang diatur dalam
Pasal 27 ayat (3), (4) dan Pasal 29, segala informasi dapat dipidana,
dengan adanya kata ‘berita bohong’ yang menyebabkan
ketidakpastian (Pasal 28 ayat (1)), serta kata ‘menyebarkan
informasi’ (Pasal 28 ayat (2)); dan (iv) perumusan norma
pemidanaan tanpa landasan filosofis yang jelas, dan cenderung
kriminalisasi berlebihan (overcriminalisation). Dengan demikian
segala pendapat, opini, ekspresi, yang dilakukan dengan sengaja atau
tidak, ditujukan untuk menghina dan mencemarkan atau bukan,
dilakukan secara privat atau publik, dapat menjadi sasaran tuduhan
penahanan dan pemenjaraan. Publik jadi semakin takut berbicara,
mengemukakan pendapat, melakukan kritik kepada pemerintah dan
aparatnya, termasuk komplain kepada buruknya pelayanan badan-
badan pemerintah dan swasta melalui medium internet dan sarana
elektronik lainnya.

Terkhusus keberadaan Pasal 27 ayat (3) UU ITE adalah bentuk pasal


karet lainnya, yang sangat efektif untuk membungkam kebebasan
berekspresi terutama bagi pengguna media sosial, padahal sebagai
negara demokrasi, kebebasan berekspresi merupakan salah satu
syarat. Secara khusus Indonesia juga menempatkan kebebasan
berekspresi sebagai hak konstitusional warga negara, sebagaimana
yang dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) UUD 1945.

Saat ini Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dan Kementerian


Komunikasi sepakat untuk melakukan revisi terbatas Undang-
undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Revisi tersebut sudah masuk dalam program legislasi
nasional (Prolegnas) dan menjadi prioritas di tahun 2015, namun
nasibnya hingga saat ini tidak jelas. Buktinya masih saja banyak
yang dijerat dengan Pasal 27 ayat (3) UU ITE.
Akankah kita tetap membiarkan demokrasi yang sedang berkembang
ini dibungkam dengan alasan fitnah dan/atau pencemaran mana
baik? Akankah kita akan biarkan kebebasan berekspresi berakhir di
penjara? Melalui petisi ini penting kita serukan kepada DPRRI,
Khususnya Komisi I untuk:
1.Melakukan dekriminalisasi penghinaan dan
pencemaran nama baik. Pidana pencemaran nama
baik, merupakan penggunaan sewenang-wenang
hukum pidana terhadap ekspresi yang sah, dan
merupakan salah satu bentuk paling parah dari bentuk
pembatasan hak asasi. Penerapan hukuman terhadap
pencemaran nama baik seharusnya hanya dikenakan
pada tindakan yang sangat serius, dan pemenjaraan
bukanlah hukuman yang tepat bagi tindakan
pencemaran nama baik.
2.Segera melakukan revisi UU ITE dan mencabut Pasal
27 ayat (3) karena keberadaan pasal ini telah
mengkebiri kebebasan berekspresi dalam
menyampaikan pendapat yang secara tegas diatur dan
dilindungi oleh UUD 1945.
3.Memastikan reformasi Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), sejalan dengan arah dan maksud
perlindungan hak atas kebebasan berpendapat,
berekspresi, maupun hak atas informasi. Hal ini
penting untuk menghidari situasi ketidakpastian
hukum seperti hari ini, ketika ada kesenjangan yang
kentara antara UU ITE dengan KUHP.
 

Anda mungkin juga menyukai