Anda di halaman 1dari 4

PENATAAN DESA KAWUNGSARI PASCA PROYEK STRATEGIS

NASIONAL BENDUNGAN KUNINGAN

 PENATAAN DESA
Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dapat melakukan penataan desa
berdasarkan Pasal 7 (1) UU Desa. Penataan tersebut meliputi: (Pasal 7
(4) UU Desa)
1. Pembentukan;
2. Penghapusan;
3. Penggabungan;
4. Perubahan status; dan
5. Penetapan Desa.

- Pembentukan merupakan tindakan mengadakan Desa baru di luar


Desa yang ada. (Pasal 8 (1) UU Desa)
- Penghapusan merupakan tindakan penghapusan karena bencana
alam dan/atau kepentingan program nasional yang strategis. (Pasal
9 UU Desa)
- Penggabungan merupakan tindakan Dua Desa atau lebih yang
berbatasan dapat digabung menjadi Desa baru berdasarkan
kesepakatan Desa yang bersangkutan dengan memperhatikan
persyaratan yang ditentukan dalam Undang-Undang ini. (Pasal 10 UU
Desa)
- Perubahan Status merupakan perubahan status Desa menjadi
kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa melalui Musyawarah Desa dengan
memperhatikan saran dan pendapat masyarakat Desa. (Pasal 11 (1)
UU Desa)

Sehingga, Pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau


perubahan status Desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11 atau kelurahan menjadi
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ditetapkan dalam
Peraturan Daerah. (Pasal 14 UU Desa)
Kemudian, Berdasarkan Pasal 34 Permendagri 1/2017 ttg Penataan
Desa menyatakan bahwa:
(1) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat memprakarsai
pembentukan Desa.
(2) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. pemekaran dari 1 (satu) Desa menjadi 2 (dua) Desa atau lebih;
atau
b. penggabungan bagian Desa dari Desa yang bersanding; dan
c. penggabungan beberapa Desa menjadi 1 (satu) Desa baru.
(3) Pembentukan Desa oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b dilaksanakan
melalui Desa persiapan.

Bahwa berdasarkan Pasal 40 (1) Permendagri 1/2017 ttg Penataan Desa


menjelaskan:
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan penggabungan
beberapa Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf c
wajib menyosialisasikan rencana penggabungan beberapa Desa kepada
masyarakat dan pemerintah Desa yang bergabung.

 PENGELOLAAN ASET DESA


Pengelolaan aset Desa meliputi: (Pasal 7 Permendagri 1/2016 ttg
Pengelolaan Aset Desa)
a. perencanaan;
b. pengadaan;
c. penggunaan;
d. pemanfaatan;
e. pengamanan;
f. pemeliharaan;
g. penghapusan;
h. pemindahtanganan;
i. penatausahaan;
j. pelaporan;
k. penilaian;
l. pembinaan;
m. pengawasan; dan
n. Pengendalian.

- Penghapusan Aset
Penghapusan aset desa dilakukan dalam hal aset desa karena
terjadinya, antara lain: (Pasal 21 (2) Permendagri 1/2016)
a. beralih kepemilikan;
b. pemusnahan; atau
c. sebab lain.

Kemudian Berdasarkan Pasal 24 Permendagri 1/2016 ttg Pengelolaan


Aset Desa menerangkan bahwa :
(1) Aset milik desa yang desa-nya dihapus sebagai dampak
pembangunan seperti waduk, uang penggantinya diserahkan
kepada pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pendapatan daerah.
(2) Aset milik desa-desa yang digabung sebagai dampak
pembangunan seperti waduk, uang penggantinya menjadi milik
desa.
(3) Uang pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
pendapatan desa yang penggunaannya diprioritaskan untuk
pembangunan sarana prasarana desa.
(4) Aset milik desa yang desa-nya dihapus dan/atau digabung dalam
rangka penataan desa, aset desa yang desa-nya dihapus menjadi
milik desa yang digabung.

- Pemindahtanganan Aset
Bentuk pemindahtanganan aset desa, meliputi: (Pasal 7 (1) ttg
Pengelolaan Aset Desa)
a. tukar menukar;
b. penjualan;
c. penyertaan modal Pemerintah Desa.

Kemudian penjelasan Pasal 78 Permendagri 1/2017 ttg Penataan


Desa menerangkan bahwa:
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai aset Desa dari Desa hasil
pemekaran/penggabungan bagian Desa atau penggabungan
beberapa bagian Desa diatur dengan Peraturan Bupati/Wali
Kota.
(2) Aset Desa dari Desa hasil penghapusan atau perubahan status
menjadi Kelurahan ditetapkan menjadi barang inventaris dan
kekayaan milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
(3) Aset Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang dikelola oleh
Kelurahan yang berubah status menjadi Desa, ditetapkan
menjadi barang inventaris dan aset Desa.
(4) Serah terima aset Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) dalam bentuk penandatanganan berita
acara serah terima.

Anda mungkin juga menyukai