Anda di halaman 1dari 43

TEKNIK AUDIT

BERBANTUAN KOMPUTER
Dr. Imam Subaweh, SE., Ak., MM

Teknik
Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh
auditor untuk memperoleh pembuktian dalam
membandingkan keadaan yang sebenarnya
dengan keadaan yang seharusnya.

Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur


audit, dimana teknik-teknik audit digunakan
dalam suatu prosedur audit untuk mencapai
tujuan audit.

Ada beberapa prosedur audit terhadap


pengendalian yang harus dilakukan langsung
oleh auditor (secara manual), dan beberapa
prosedur yang dapat menggunakan dukungan
komputer seperti tabel berikut ini:
Pengendalian Internal dan Prosedur Audit
Prosedur
No Bidang Pengendalian yg Diaudit Bukti Audit
Audit

1. Perencanaan Organisasi, IT Plan, Manual Dokumen planning, risalah


dan Operasi rapat direksi
2. Prosedur pengembangan aplikasi, Manual Hasil observasi, cek
sistem dokumentasi, review, testing, dokumentasi, hasil
dan operating system dan wawancara
perubahan
3. Pengendalian hardware/systems Komputer Produk pabrikan komputer/
software software house sdh
dilengkapi pengendalian
4. Pengendalian acces equipment dan Manual/ Hasil interview mendalam
data/file komputer dgn teknisi atau cek dgn
software.
5. Pengendalian menyeluruh terkait Manual Observasi, bukti
dgn data dan prosedur yg mungkin dokumentasi, SOP tertulis,
berdampak dgn keseluruhan operasi wawancara, dll
komputer
SKEMA TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Integrated
Test Facility (ITF)

Data Uji
Process Tracing
Software/Snapshot

Embedded Audit
Pada Batch TEKNIK Pada On-Line
Modules
Processing AUDIT Real Time
Environment Environment
Pemetaan
(Mapping)

Simulasi Paralel Job Accounting


Data Analysis

Perangkat
Lunak Audit
1. Teknik Untuk Menguji Pengendalian Program
Aplikasi Komputer Pada Batch Processing
Environment

a. Metode Data Tes (Test Deck) - Auditor’s


Data, Client’s Software
Pengujian yang dilakukan dengan data uji ialah
untuk mengetahui apakah program komputer
sudah bekerja dengan baik. Biasanya data tes
dibuat untuk menguji apakah program sudah:
 Perform validity checks
 Perform limit and reasonableness checks
 Attempt to process an improperly authorized
transaction
 Perforrn numeric, alphabetic, and special character
checks.
1. Teknik Untuk Menguji Pengendalian Program
Aplikasi Komputer Pada Batch Processing
Environment

Tahapan Pengujian Test Deck


 Auditor membuat data tes berupa elemen-elemen
data simulasi (berupa dummy data).
 Auditor memasukkan data tes tersebut pada model
input atau model proses yang dipilih untuk diuji.
 Auditor menetapkan hasil yang seharusnya sesuai
dengan kaidah pengendalian intern yang baik
 Auditor membandingkan HASIL YANG
SEHARUSNYA dengan HASIL PENGUJIAN.
 Dari hasil perbandingan dapat diketahui keandalan
pengendalian sistem tersebut.
Data uji yang dibuat auditor harus mencakup seluruh
kemungkinan transaksi yang tidak sah atau salah agar
dapat ditentukan apakah program komputer yang diuji
bereaksi dengan tepat terhadap berbagai kesalahan
dengan cara memeriksa daftar kesalahan dan
perincian keluaran yang dihasilkan dari data pengujian.

Jika ternyata hasil yang diharapkan ternyata tidak


terjadi, berarti ada sesuatu yang salah pada program
aplikasi. Misalnya, kode pelanggan sengaja dibuat
salah, atau sengaja pesanan melewati limit kredit, atau
tanggal 31 Februari; jika ternyata komputer tidak
mendeteksi kesalahan-kesalahan itu, berarti
pengendalian aplikasinya masih lemah.
Test deck - Auditor’s data,
client’s software

Fictitious Updated
Master Master
File Client's Application Program File

Error Report

Test
Transaction Transaction
Report

Predetermined
Compare
Results
Tes data buatan (dummy test data) lebih baik dari
pada kalau memakai data (live real data) yang
sebenarnya, karena:
 Dengan dummy test data dapat dibuat data yang lebih
sedikit tetapi memenuhi seluruh kriteria yang
diperlukan untuk dapat melakukan test dengan baik.
 Dengan dummy data akan lebih mudah dibuat
perkiraan keluaran (designeble expected result), kalau
data masukannya sudah direncanakan dengan
matang akan menghasilkan tipe-tipe kesalahan yang
seharusnya dideteksi program.
 Kemungkinan kesalahan yang dapat dibuat pada
dummy data akan lebih kompherensif, memenuhi
semua kemungkinan yang dapat diperkirakan oleh
evaluator.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan data uji:

 Data uji harus mencakup seluruh kondisi yang


diinginkan oleh auditor, baik data yang sah
maupun tidak sah (error).
 Program yang diuji dengan data uji auditor
harus sama seperti yang dipergunakan untuk
operasional sepanjang tahun oleh klien
(bukan program “palsu”).
 Data uji harus segera dihapus dari file klien
segera setelah tes selesai, dengan maksud
agar file sistem tidak terkontaminasi oleh data
uji (bukan data transaksi sebenarnya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan data uji:

 Pelaksanaan data uji harus menjamin bahwa


data uji tidak mempengaruhi file data
sungguhan, akan ironis jika suatu prosedur
audit yang dirancang untuk mendeteksi
kekeliruan justru membawa kekeliruan. Ini
membutuhkan koordinasi antara auditor dan
karyawan komputer.
 Auditor harus menjalankan pengendalian yang
ketat. Dia harus mengamati pemosesan yang
dilakukan oleh operator komputer. Jika
pengujian selesai auditor harus segera
mendapatkan output tercetak
Keuntungan Sistem Data Uji
 Teknik test data dapat menguji proses yang
terjadi di komputer dengan perkiraan output
berdasarkan input yang dipersiapkan, relatif
simple, cepat, serta relatif murah.

 Teknik test data hanya memerlukan sedikit


keahlian teknis komputer dari auditor, tetapi
sering dapat menghasilkan temuan yang
bagus (mengenai kelemahan kontrol dalam
program), dan dengan sedikit modifikasi,
data masih dapat digunakan pada audit yang
akan datang.
Kelemahan Sistem Data Uji
 Limited by the auditor’s imagination, maksudnya,
keberhasilan tes tersebut sangat bergantung dari
kemampuan auditor dalam memahami potensi error
yang mungkin dapat terjadi dan bagaimana ia
membuat dummy data untuk menilai apakah software
yang diuji telah dilengkapi validasi (kemampuan
mendeteksi).
 Sulit untuk establish that the program being tested is
the one the client regularly uses, karena bisa saja
klien nempunat software ganda, artinya jika diuji klien
memberi software yang benar, tetapi sesungguhnya
dalam operasi sehari-hari klien memakai software
yang lain (yang salah atau yang menguntungkan
perusahaannya).
Kelemahan Sistem Data Uji
 Dalam menggunakan tehnik data uji harus dijaga agar
dummy data yang dibuat tidak “mengotori” data yang
sebenarnya (make sure that the test data doesn’t
effect client’s real data).
 Data uji bisa sangat mahal, pengembangannya
banyak perlu waktu, dan program yang diuji ternyata
mungkin diganti/dirubah/bukan yang sebenarnya,
sehingga hasil yang diperoleh cepat usang atau tidak
tepat sasaran.
 Bagi auditor pemula mungkin sulit untuk mendeteksi
kecurangan yang dilakukan oleh operator komputer
yang ahli menukar program.
 Teknik tesebut sifatnya statis, karena berfokus pada
titik waktu tertentu dan tidak memeberikan hasil yang
berkesinambungan
 . Teknik ini berfokus pada program individual
(program tertentu yang diuji saja), dan
cenderung tidak menguji secara komprehensif
atas keseluruhan rangkaian sistem pemrosesan
transaksi.
 Sulit untuk membuat data uji yang dapat meliputi
seluruh kemungkinan. Auditor tidak dapat
mengetahui apakah program yang dipakai uji-
coba benar-benar program yang on- production.
 Test data juga masih banyak mengandung
kelemahan dalam arti belum tentu dapat
menentukan apakah program betul-betul sudah
error-free.
b. Simulasi Paralel (Parallel Simulation) -
auditor's Software, Client's Data
 Dalam teknik ini pelaksanaan pemeriksaan
dilakukan terhadap data sesungguhnya (data
auditee yang di-copy) dan diproses dengan
software atau bahkan komputernya auditor.
 Laporan yang dihasilkan dari simulasi
dibandingkan oleh auditor dengan laporan yang
dihasilkan oleh pemrosesan rutin perusahaan
 Jika terjadi perbedaan, asumsinya perbedaan
tersebut menunjukan bahwa software
perusahaan tidak memproses data sesuai dengan
spesifikasi yang ada (atau programnya auditor
yang salah).
Parallel Simulation - Auditor's software,
client's data

Client's
Data
Client's Computer Program Auditor's Simulated Program

Client's Auditor's
Compare
Results Results
Software yang dipakai dapat berupa:
 Copy dari Software auditee, tetapi proses
copy harus diawasi oleh auditor,
 Software audit tertentu yang dibuat
auditor,
 Generalized audit program.
Pada dasarnya sistem Paralel Test Facility (PIF)
ini dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

 a. Parallel simulation
Dalam parallel simulation, auditor akan meminjam
(mencopy data atau contoh data, misalnya data
satu bulan) dan diproses pada komputer auditor,
tetapi dengan sistem simulasi (sistem yang dibuat
sendiri oleh auditor dengan spesifikasi yang sama
dengan aslinya/ yang ada di auditee).
 b. Parallel processing
Dalam parallel processing, auditor akan meminjam
(mencopy data atau contoh data, misalnya data
satu bulan) dan diproses pada komputer auditor
dengan sistem aplikasi yang juga di copy dari
komputernya auditee.
Keunggulannya metoda ini adalah:

 Teknik ini memeriksa akurasi pemrosesan dari


program aplikasi.
 Memungkinkan pensahihan output
sesungguhnya.
 Cocok untuk pengujian substantif maupun
untuk complaince test.
 Audit dilakukan pada komputernya
auditor/komputer lain/bukanyang sedang
diaudit, sehingga diperoleh keyakinan akan
status sistem komputerisasi tersebut dengan
lebih akurat.
Keunggulannya metoda ini adalah:

 Auditor dapat memperoleh keyakinan lebih tinggi


karena dengan sistem simulasi kalau ada hal-hal yang
tidak dapat terdeteksi dengan uji coba saja, maka
akan diketahui karena dicoba dengan sistem yang lain.
 Tidak terjadi kontaminasi file klien (does not
contaminate client fiIes)
 Proses dapat dilakukan dengan komputer pihak ketiga
independen (can be run at a service bureau
independently of client).
 Auditor menggunakan data klien sebenarnya (data
real).
 Memungkinkan auditor bekerja secara terpisah dari
personil (teknisi) klien, sehingga pelaksanaan audit
lebih fleksibel
Kelemahannya adalah:
 Auditor harus mempunyai keahlian komputer yang
cukup kompeten untuk dapat menelusuri kembali
perbedaan antara dua hasil (output) program tersebut.
 Perlu waktu untuk pengembangan sistem aplikasi untuk
paralelnya.
 Apabila perusahaan mengupdate program pada saat
diperiksa tidak segera diketahui, dan atau auditor juga
harus segera mengupdate programnya.
 Diperlukan komputer lain untuk pemeriksaan
 Pada parallel simulation, auditor harus membuat sistem
simulasinya.
 Pengecekan hanya terbatas pada data.
2. Teknik Untuk Menguji Pengendalian Program
Aplikasi Komputer Pada On-line Real Time
Envenonment
a. Integrated Test Facilities (lTF)
ITF digunakan untuk menguji sistem aplikasi dengan
data tes pada saat komputer dioperasikan dalam
kegiatan rutin pada perusahaan yang diaudit
(auditan/auditee). Pada ITF pemeriksaan atau tes
sistem komputerisasi dilaksanakan secara kontinyu dan
simultan antara pelaksanaan tes dan real processing
run. Dalam ITF Auditor harus membuat dummy data
dan diproses bersamaan dengan real data yang
mamang saat itu sedang diolah.
 Persiapan dan pelaksanaan test harus sedemikian
rupa sehingga operator tidak mengetahui bahwa
pada saat ini sedang dilakukan audit, atau data
yang sedang direkamnya ternyata adalah data
dummy. Sistem ITF ini sering dilakukan pada
bidang aplikasi: order entry, purchasing, payroll,
accounts receivable, dan sebagainya, dalam
teknologi on-line dan real-time (OLRT).
 Auditor membuat entitas simulasi, misalnya suatu
transaksi baru, pelanggan baru, pegawai baru, dan
sebagainya. Entitas simulasi ini lalu dimasukkan ke
dalam operasi yang berjalan seolah-olah
merupakan entitas yang sah. Hasil dari pemrosesan
transaksi itu harus dipisahkan dari transaksi yang
sah. Sistem yang baik akan memberikan respon
terhadap adanya transaksi/entitas yang tidak sah.
Sebagaimana data tes, metode ini sasarannya
adalah pada pengujian ketaatan (compliance test).
Integrated Test Facilities
Integrated Test Facility (ITF) - (mini-
company approach)

Normal Data Normal


Processing System
Input Files

ITF File

Auditor
Submitted
Transactions Normal Reports

Predetermined
Compare ITF Reports
Results
Keunggulannya:

• ITF hanya memerlukan sedikit keahlian teknis komputer


• biayanya relatif rendah, karena bersamaan proses
reguler,
• Dapat dilakukan mendadak, sehingga dapat mencegah
upaya curang
• Auditor dapat memeriksa sistem aplikasi yang
sebenarnya digunakan.
• Test dilakukan langsung secara operasional bersama
real processing run, sehingga tidak usah
memberhentikan proses.
• Dapat sekaligus merupakan simulasi yang tidak
diketahui oleh operator
Kelemahannya adalah:
• Auditor dan timnya harus sangat hati-hati, karena
sistem dan data yang digunakan adalah live
system & actual data.
• Auditing ini dapat menyebabkan errors pada data
auditee, khususnya jika audit dilakukan juga
dalam proses penghitungan/penjumlahan.
• Karena sistem ITF pada dasarnya masih juga
menggunakan data test, maka kelemahan-
kelemahan yang ada pada metoda test data tetap
ditemui pada sistem ITF. Hanya saja dalam hal ini
kita yakin bahwa sistem yang kita test memang
sistem apliksasi komputer yang dipakai secara
operasional (sistem yang sesungguhnya).
b. Process Tracing Software

Process Tracing Software dapat menjadi


suatu cara untuk identifikasi program
modules fraud yang tidak tertangkap
dengan metoda tes uji data. Tagging
Transactions ini juga dikenal dengan
istilah “Snapshot approach”.
Overview of Snapshot Approach

Client's Computer Program

Processing
Data Step 1
Reports
Entry
Processing
Step 2

Processing
Step n

Updated
Data

Snapshot of
Selected Data
 Dengan teknik snapshot ini komputer klien
diprogram untuk dimonitor kegiatan
transaksinya.
 Transaksi dapat dipilih bergantung pada
kriteria yg ditentukan auditor atau secara
acak.
 Pada saat transaksi terpilih diproses auditor
dapat melihat bagaimana pemrosesan
ransaksi tersebut.
 Auditor selanjutnya dapat me-review,
analisis dan mengetes transaksi.
Jadi metoda tagging & tracing ini dilaksanakan
dengan menambahkan kode atau elemen data
tertentu pada data yang ada, kemudian
diamati, dianalisa dan ditentukan apakah
mekanisme sistem komputerisasi sudah
berjalan baik.

Tagging & tracing sebagai sistem pengujian


ketaatan dan sekaligus juga pengujian
substantif. Karena didalam pengujian ini pada
dasarnya langsung mengamati data yang
sebenarnya (secara sampling), dan juga
mekanisme sistemnya.
c. Embedded Audit Modules

 Teknik embedded audit modules atau


sering juga disebut dengan istilah audit
hooks adalah teknik audit dengan
menggunakan modul terprogram yang
disisipkan atau “dilekatkan” ke dalam
program aplikasi, dengan tujuan untuk
memantau dan menghimpun data untuk
tujuan pemeriksaan.
 Pada saat transaksi memasuki komputer,
transaksi ini diedit dan diproses oleh
program aplikasi.
c. Embedded Audit Modules

 Pada saat yang sama transaksi dicek


oleh modul audit yang terpasang di
dalam program.
 Jika transaksi itu benar, maka
transaksi itu dipilih oleh modul
bersangkutan dan disalin pada log
audit (sering disebut SCARF/ System
Control Audit Review File). Secara
periodik, isi log itu dicetak untuk
diteliti oleh auditor.
Keunggulan teknik audit Embedded Audit
Modules adalah:
 memungkinkan semua pemrosesan dipantau
walaupun tidak berkaitan langsung dengan
transaksi individual,
 dapat mendeteksi dan mencatat kemungkinan
penyalahgunaan wewenang mengakses file
induk, untuk memasukan data transaksi yang
palsu, atau untuk membatalkan parameter
pemosesan (misalnya, harga dalam program
penagihan).
Kelemahan teknik Embedded Audit Modules
adalah:
 memerlukan tambahan waktu untuk memproses
transaksi, karena semua instruksi program dalam modul
harus dilaksanakan untuk setiap transaksi,
 perancangan dan implementasi modul biasanya mahal,
khususnya jika rnodul tersebut ditambahkan setelah
program aplikasi sudah ada,
 memerlukan pengamanan yang lebih ketat, karena
modul audit dan log audit harus diamankan terhadap
akses oleh pegawai perusahaan, dan
 auditor harus menentukan kriteria pemilihan transaksi
secara seksarna. Jika terlalu ketat, maka jurnlah
transaksi yang dipilih mungkin sulit digunakan.
d. Mapping

Mapping adalah teknik audit berbantuan


komputer yang dilakukan dengan cara seolah-
olah membuat pemetaan terhadap suatu
program yang sedang dijalankan sehingga
dapat diketahui bagian-bagian mana yang
berfungsi sesuai dengan spesifikasinya dan
bagian mana yang mungkin merupakan
sisipan karena tidak sesuai dengan
spesifikasinya.
Keunggulan metoda ini antara lain:
 auditor atau evaluator terhadap suatu program
dapat memberikan rekomendasi atau usul
perbaikan, yaitu mengurangi bagian-bagian
program yang ternyata tidak bermanfaat.
 Dengan demikian jika perbaikan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik, maka berarti
komputer akan dapat dioperasikan dengan lebih
efisien.
Kelemahan metoda ini ialah antara lain:
 Biaya pengadaan software yang relatif mahal dan perlu
waktu pelatihan serta kemahiran tertentu untuk dapat
memanfaatkannya.
e. Job Accounting Data Analysis

Pada instalasi komputer induk (mainframe) lazimnya


layanannya digunakan secara patungan (sharing) oleh
berbagai unit dan berbagai sistem aplikasi yang
diimplementasikan pada organisasi tersebut. Pada
instalasi ini hanya terdapat satu central processing unit
tetapi users atau pemakainya mungkin puluhan, bahkan
bisa mencapai ratusan orang (terminal) pada saat yang
bersamaan. Sementara itu pada jenis mesin tersebut
computer-time cost relatif tinggi karena harga investasi
serta biaya operasional atau konsumsi sumber-daya
(khususnya listrik, infrastruktur) sangat mahal.
Dalam rangka analisis pembebanan biaya ataupun untuk
kepentingan statistik perusahaan, pada umumnya jenis
mesin tersebut juga dilengkapi dengan software yang bisa
membantu manajemen untuk memperoleh data CPU
utilization, computer-time per user, dan sebagainya.

Data itu sangat penting untuk mengevaluasi sistem aplikasi


mana atau user mana yang pemakaian computer time-nya
relatif tinggi, atau dalam service terhadap unit pemakai
dikenakan charge maka data ini dipakai sebagai dasar
billing kepada pelanggan. oleh karena itu pada jenis mesin
mainframe biasanya juga dilengkapi dengan software yang
dapat dipakai untuk keperluan tersebut, yang pada
umumnya disebut Job Accounting Data Analysis.
Bagi auditor, tersedianya fasilitas itu sangat
bermanfaat karena dapat dipakai sebagai bukti
audit untuk pendukung evaluasi mengenai:
 Sebagai metoda pendukung untuk mengevaluasi
beberapa jenis pengendalian, misalnya apakah akses
terhadap file-file tertentu atau kewenangan run
program memang sudah dilaksanakan orang-orang
(users) tertentu sesuai dengan yang seharusnya.
 Untuk dapat mengevaluasi apakah telah terjadi akses
dengan remote terminal, yaitu akses dengan
menggunakan terminal jarak jauh oleh pihak pihak
yang tidak berhak.
 Untuk mengevaluai apakah pekerjaan-pekerjaan sistem
aplikasi telah dioperasikan menggunakan sumber daya
informasi yang benar.
f. Perangkat Lunak Audit

 Perangkat lunak audit terdiri dari software


(program-program komputer) yang digunakan oleh
auditor sebagai bagian atau dukungan teknis
pengumpulan bahan bukti audit dalam prosedur
auditnya.
 Software audit mencakup program-program
komputer yang memungkinkan komputer digunakan
sebagai alat audit untuk mengumpulkan dan
mengolah data audit yang signifikan dari sistem
informasi perusahaan.
 Sebelum meggunakan program untuk tujuan
auditnya, auditor harus meyakini validitas program
yang akan ia gunakan.
f. Perangkat Lunak Audit
 Komputer diprogram untuk dapat membaca,
memilih, mengekstrak, dan memsostir data dari file-
file komputer.
 Terdapat banyak jenis perangkat lunak audit yang
dapat digunakan dalam berbagai tingkatan
(mainframe maupun komputer mikro).
 Auditor dapat menggungkan perangkat lunak
konvensional seperti program-program utilitas
sistem, program aplikasi yang didesain untuk audit,
paket perangkat lunak audit yang dirancang secara
khusus, yang dikenal sebagai perangkat lunak audit
umum - Generalized Audit Software (GAS) dan
paket-paket perangkat lunak komputer mikro.

Anda mungkin juga menyukai