Departemen Keperawatan
Orientasi Tahap XXI
RS. Bhina Bhakti Husada
LAPORAN KEGIATAN ORIENTASI KHUSUS TAHAP XXI
ORIENTASI KARYAWAN BARU
RS. BHINA BHAKTI HUSADA - PERIODE 2022
A. Pelaksanaan Orientasi
Pelaksanaan Orientasi khusus bagi karyawan baru RS. Bhina Bhakti Husada,
dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu s/d Jum’at, tgl 14 – 16September 2022
Waktu : 08.00 WIB sd 15.00 WIB
Tempat : Ruang Bhina Mart RS. Bhina Bhakti Husada
Pada pelaksanaan orientasi khusus tahap XXI, tidak ditemukan hambatan dan kendala.
Orientasi khusus bagi karyawan baru berjalan dengan tertib dan baik.
B. Peserta Orientasi
Jumah keseluruhan peserta yang harus mengikuti kegiatan orientasi khusus
karyawan baru tahap XXI ada 20 orang peserta, semua peserta hadir walaupun ada yang
izin saat pemberian materi karena dihari tersebut ada IHT PPI.
1. Daftar nama peserta orientasi khusus
a. Imadun Nisa
b. Restya Fornia
c. Martono
d. Rose Diana Ayu F
e. Galuh Adityani
f. Muhammad Ziyad Fahmi
g. Indayatus Muslikhah
h. Siti Roindahwati
i. Sri Ulfatul Fuada
j. Lukluk Nur Laila Zulfa
k. Kartika wulansari
l. Ahmad Imam N
m. Zaenal M.S
n. Yoga widya Ilham
o. Lusiana Gardiningtyas
p. Garnis Widorini
q. Istikomah
r. Indatul Nadhiroh
s. Sulis Ana
1
t. Della
C. Fasilitas/Sarana Orientasi
Selama pelaksanaan orientasi berlangsung menggunakan beberapa fasilitas seperti
Ruang Bhina Mart, LCD, Laptop, serta Kabel Rol dan tidak menemukan hambatan dalam
penyediaanya.
D. Proses Orientasi
Orientasi Khusus Karyawan merupakan orientasi khusus karyawan baru tenaga
kesehatan(perawat dan bidan) yang diadakan di RS. Bhina Bhakti Husada. Peserta
kegiatan orientasi mendapatkan materi orientasi sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, tidak ada hambatan dalam pelaksanaan orientasi khusus tahap XXI di RS.
Bhina Bhakti Husada.
2
Hasil penilaian peserta yang mengikuti pre-test dan post-test:
1. Pelayanan anestesi dan bedah
Nilai Pre Nilai Post
No Nama
Test Test
1 Imadun Nisa 80 100
2 Restya Fornia 70 90
3 Martono 90 100
4 Rose Diana Ayu F 80 100
5 Galuh Adityani
8 Siti Roindahwati 60 90
11 Kartika wulansari 70 90
12 Ahmad Imam N 70 90
13 Zaenal M.S
15 Lusiana Gardiningtyas 70 90
17 Istiqomah 70 90
18 Indatul Nadhiroh 70 90
19 Sulis ana 70 90
20 Dellavia 100 100
3
2. Sasaran Keselamatan Pasien
Nilai Pre Nilai Post
No Nama
Test Test
1 Imadun Nisa 70 100
2 Restya Fornia 70 100
3 Martono 80 100
4 Rose Diana Ayu F 80 100
5 Galuh Adityani
7 Indayatus Muslikhah
11 Kartika wulansari 70 90
12 Ahmad Imam N 70 90
13 Zaenal M.S
15 Lusiana Gardiningtyas 70 90
17 Istiqomah 70 90
18 Indatul Nadhiroh 70 100
3 Martono 60 90
4
4 Rose Diana Ayu F 70 90
5 Galuh Adityani
7 Indayatus Muslikhah
8 Siti Roindahwati 60 90
11 Kartika wulansari 60 90
12 Ahmad Imam N 60 90
13 Zaenal M.S
15 Lusiana Gardiningtyas 60 90
17 Istiqomah 70 90
18 Indatul Nadhiroh 70 90
19 Sulis ana 70 90
20 Dellavia 70 90
5
8 Siti Roindahwati 70 90
11 Kartika wulansari 70 90
12 Ahmad Imam N 70 90
13 Zaenal M.S
15 Lusiana Gardiningtyas 70 90
17 Istiqomah 70 90
18 Indatul Nadhiroh 70 90
5. Hand Hygiene.
Nilai Pre Nilai Post
No Nama
Test Test
1 Imadun Nisa 70 100
2 Restya Fornia 70 100
3 Martono 80 100
4 Rose Diana Ayu F 80 100
5 Galuh Adityani
7 Indayatus Muslikhah
6
11 Kartika wulansari 70 90
12 Ahmad Imam N 70 90
13 Zaenal M.S
15 Lusiana Gardiningtyas 70 90
17 Istiqomah 70 90
18 Indatul Nadhiroh 70 100
7
F. Jadwal Kegiatan
No Hari Jam Materi Narasumber
Kebijakan keperawatan
Pedoman pelayanan keperawatan
08.00 – Novianti Cesar Kartika Sari.,
Pedoman pengorganisasian
10.00 S.kep, Ners
keperawatan
Uraian Tugas
Pedoman tindakan keperawatan
10.00 –
poliklinik Lirfana., Amd.Kep
11.00
Rabu, Alur pelayanan pasien poliklinik
14 SOP dan alur penerimaan pasien
1 Septem 11.00 – baru ranap
Pipit Nurjanah, Amd.Kep
ber 12.00 Alur penerimaan pasien rawat inap
2022 Standar pelayanan rawat gabung
Pelayanan anestesi dan bedah
Alur pelayanan kamar bedah
13.00 – Ns. Sri Vevi Ari Aji Mulyono,
Keamanan tindakan bedah
14.00 S.Kep
Kebijakan Skrining pasien di kamar
bedah
14.00 – Ns. Lathiful Anshori Zain.,
Sasaran Keselamatan Pasien
15.00 S.kep
8
12.00 Alur penerimaan pasien NICU Perina
Hand Hygiene
13.00 – Pemilahan sampah medis dan non
Kuriyah., Amd.Kep
14.00 medis
Etika batuk
14.00 – Manajemen Nyeri Novianti Cesar Kartika Sari.,
15.00 Pelayanan terminal S.kep, Ners
9
10
Lampiran :
1. Undangan
2. Absensi Kehadiran Peserta
3. Absensi Kehadiran Narasumber
4. Dokumentasi
5. Materi orientasi
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
ALUR PELAYANAN TRANFER PASIEN DI RAWAT INAP
mulai
Tambahan Tidak
Advis DPJP
Selesai
24
Transfer pasienke ICU
Mulai
Pasien di anjurkan
masuk ICU oleh
DPJP
TIDAK YA
Pasien
menyetujui
Perawat Rawat Inap Perawat Rawat Inap
• Meminta surat penolakan • Konfirmasi ke perawat ICU bahwa
• Memberikan tindakan asuhan pasien menyetujui masuk ICU
keperawatan • menyiapkan obat dan alat yang akan
digunakan selama di perjalanan dan
di ICU
Selesai • Konfirmasi kepada Petugas Gizi
bahwa pasien pindah ICU.
Pasien dikirim ke
ICU
Perawat ICU
• Menerima pasien dari rawat inap
• Memindahkan pasien ke bed ICU
Selesai
25
Transfer pasien ke kamar bedah
Mulai
Pasien dianjurkan
operasi oleh DPJP
TIDAK YA
Setuju
Selesai
26
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU DI KAMAR BERSALIN
mulai
Tambahan Tidak
Advis DPJP
Mendokumentasikan asuhan
Kebidanan ke dalam system
dan atau status pasien
Selesai
27
ALUR KAMAR BERSALIN
Mulai
Pasien di anjurkan
masuk ICU oleh
DPJP
TIDAK YA
Pasien
menyetujui
Bidan Kamar Bersalin Bidan Kamar Bersalin
• Meminta surat penolakan
• Memberikan tindakan asuhan • Konfirmasi ke perawat ICU bahwa
Kebidanan lanjutan pasien menyetujui masuk ICU
• menyiapkan obat dan alat yang akan
digunakan selama di perjalanan dan
Selesai di ICU
Pasien dikirim ke
ICU
Perawat ICU
• Menerima pasien dari Kamar Bersalin
• Memindahkan pasien ke bed ICU
Selesai
28
2. TRANSFER PASIEN KE KAMAR BEDAH
Mulai
Pasien dianjurkan
operasi oleh DPJP
TIDAK YA
Setuju
Selesai
29
3. TRANSFER PASIEN KE RANAP MATERNITY
mu lai
selesai
30
4. TRANSFER PASIEN KE NICU PERINA
Mulai
Pasien di anjurkan
masuk NICU-PERINA
oleh DPJP
TIDAK YA
Pasien
menyetujui
Bidan Kamar Bersalin Bidan Kamar Bersalin
• Meminta surat penolakan
• Memberikan tindakan asuhan • Konfirmasi ke perawat NICU-PERINA
Kebidanan lanjutan bahwa pasien menyetujui masuk
NICU-PERINA
• menyiapkan obat dan alat yang akan
Selesai digunakan selama di perjalanan dan
di NICU-PERINA
Pasien dikirim ke
NICU-PERINA
Perawat NICU-PERINA
• Menerima pasien dari Kamar Bersalin
• Memindahkan pasien ke bed NICU-
PERINA
Selesai
31
5. TRANSFER PASIEN RAWAT GABUNG
Mulai
DPJ P mengidentifikasi
kondisi BB L dan melaku kan
pem eriksaan pada B BL
Rawat Gabun g
• Melakukan
antropom etri
(BB ,PB,LK ,LD , dll),
pem berian salep mata
dan injek si v it K 1
• IMD
• obs erv asi KU dan TTV
bayi
• Memberikan inf orm
co ncent untuk rawat
gabung
Seles ai
32
6. TRANSFER PASIEN KE KAMAR BAYI SEHAT
Mulai
Bay i s ehat
S eles ai
33
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pasien Umum
1. Pasien mengambil dan mengisi data diformulir pendaftaranPasien
2. Pasien melakukan pendaftaran di loket Pendaftaran Pasien setelah itu
Pasien menuju ke Nurse Station poli yang dituju
3. Perawat/bidanmelakukan identifikasi kepada pasien
4. Jika data tidak sesuai perawat/bidan menghubungi loket pendaftaran
dan pasien dipersilahkan kembali ke loket pendaftaran
5. Jika data sesuai perawat/bidan melakukan asesmen Awal
6. Perawat/bidan mempersilahkan pasien ke poli yang dituju
7. DPJP melakukan pemeriksaan kepada pasien
8. DPJP menentukan pemeriksaan penunjang untuk pasien apa bila di
perlukan
9. pasien dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai permintaan DPJP.
10. Pasien kembali ke poli sebelumnya tanpa harus mengantri (dapat
menyela antrian)
11. DPJP menjelaskan hasil pemeriksaan
12. DPJP memberikan resep dan surat kontrol (bila diperlukan)
13. Pasien menuju kasir untuk melakukan pembayaran resep obat,
kemudian pasien menuju ke Farmasi untuk mendapatkan obat, pasien
bisa pulang.
14. Apabila pasien membutuhkan rawat inap DPJP melakukanKIE kepada
pasien dan keluarga bahwa perlu penanganan dengan rawat inap.
15. Apabila keluarga dan pasien setuju,pasien / keluarga pasien tanda
tangan informed consent dan apabila tidak setuju pasien tanda tangan
penolakan tindakan medis.
16. Apabila pasien / keluarga setuju rawat inap, perawat mengarahkan
keluarga untuk mendaftar di TempatPendaftaran Pasien Rawat Inap
(TPPRI).
17. Perawat/bidan mengambil BHP dan obat di Farmasi sesuai advis DPJP
34
18. Perawat/bidan melakukan tindakan pemasangan infus dan tindakan
lainnya sesuai advis DPJP di ruang tindakan poliklinik.
19. Perawat/bidan melakukan transfer pasien dari rawat jalan ke rawat
inap.
B. Pasien Asuransi
1. Pasien mengambil nomor antrian Pasien Asuransi
2. Pasien melakukan pendaftaran di loket Pendaftaran Pasien Asuransi
3. Pasien menuju ke Nurse Station poli yang dituju
4. Perawat/bidan mengecek data pasien
5. Jika data tidak sesuai perawat/bidan menghubungi loket Pendaftaran
Pasien Asuransi dan pasien dipersilahkan kembali ke loket Pendaftaran
Pasien Asuransi
6. Jika data sesuai perawat/bidan melakukan Kajian Awal
7. Perawat/bidan mempersilahkan pasien ke poli yang dituju
8. DPJP melakukan pemeriksaan kepada pasien
9. DPJP menentukan pemeriksaan penunjang untuk pasien apa bila di
perlukan
10. pasien dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai permintaan DPJP.
11. Pasien kembali ke poli sebelumnya tanpa harus mengantri (dapat
menyela antrian)
12. DPJP menjelaskan hasil pemeriksaan
13. DPJP memberikan resep dan surat kontrol (bila diperlukan)
14. Pasien menuju kasir dengan memberikan lembar resep obat Pasien
Asuransi, kemudian pasien menuju ke Farmasi untuk mendapatkan
obat, pasien bisa pulang.
15. Apabila pasien membutuhkan rawat inap DPJP melakukanKIE kepada
pasien dan keluarga bahwa perlu penanganan dengan rawat inap.
16. Apabila keluarga dan pasien setuju,pasien / keluarga pasien tanda
tangan informed consent dan apabila tidak setuju pasien tanda tangan
penolakan tindakan medis.
35
17. Apabila pasien / keluarga setuju rawat inap, perawat mengarahkan
keluarga untuk mendaftar di TempatPendaftaran Pasien Rawat Inap
(TPPRI).
18. Perawat/bidan mengambil BHP dan obat di Farmasi sesuai advis DPJP
19. Perawat/bidan melakukan tindakan pemasangan infus dan tindakan
lainnya sesuai advis DPJP di ruang tindakan poliklinik.
20. Perawat/bidan melakukan transfer pasien dari rawat jalan ke rawat
inap.
C. Pasien bpjs
1. Sebelum datang ke RS , pasien meminta surat rujukan dahulu ke
faskes pertama dokter keluarga atau puskesmas ke dokter spesialias
yg akan di tuju
2. Pasien mengambil nomor antrian Pasien Asuransi
3. Pasien melakukan pendaftaran di loket Pendaftaran dengan
menunjukkan surat rujukan
4. Pasien menuju ke Nurse Station poli yang dituju
5. Perawat/bidan mengecek data pasien
6. Jika data tidak sesuai perawat/bidan menghubungi loket Pendaftaran
Pasien Asuransi dan pasien dipersilahkan kembali ke loket
Pendaftaran Pasien Asuransi
7. Jika data sesuai perawat/bidan melakukan Kajian Awal
8. Perawat/bidan mempersilahkan pasien ke poli yang dituju
9. DPJP melakukan pemeriksaan kepada pasien
10. DPJP menentukan pemeriksaan penunjang untuk pasien apa bila di
perlukan
11. pasien dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai permintaan DPJP.
12. Pasien kembali ke poli sebelumnya tanpa harus mengantri (dapat
menyela antrian)
13. DPJP menjelaskan hasil pemeriksaan
14. DPJP memberikan resep dan surat kontrol (bila diperlukan)
15. Pasien menuju kasir dengan memberikan lembar resep obat Pasien
36
Asuransi, kemudian pasien menuju ke Farmasi untuk mendapatkan
obat, pasien bisa pulang.
16. Apabila pasien membutuhkan rawat inap DPJP melakukanKIE
kepada pasien dan keluarga bahwa perlu penanganan dengan rawat
inap.
17. Apabila keluarga dan pasien setuju,pasien / keluarga pasien tanda
tangan informed consent dan apabila tidak setuju pasien tanda
tangan penolakan tindakan medis.
18. Apabila pasien / keluarga setuju rawat inap, perawat mengarahkan
keluarga untuk mendaftar di TempatPendaftaran Pasien Rawat Inap
(TPPRI).
19. Perawat/bidan mengambil BHP dan obat di Farmasi sesuai advis
DPJP
20. Perawat/bidan melakukan tindakan pemasangan infus dan tindakan
lainnya sesuai advis DPJP di ruang tindakan poliklinik.
21. Perawat/bidan melakukan transfer pasien dari rawat jalan ke rawat
inap.
D. Asessmen Resiko Jatuh
1. Asessmen Resiko Jatuh Dewasa
Asessmen resiko jatuh dewasa menggunakan metode Morse Fall Scale
(MFS).MSF merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh pada pasien
dewasa.Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat ditentuka
resiko jatuh dari pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat
diupayakan langkah-langkah pencegahan jatuh yang perlu dilakukan.
Tata laksana asessmen resiko jatuh pasien dewasa dengan
menggunakan Morse Fall Scale :
a. Riwayat jatuh
1) Skor 25 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dalam 3 bulan
terakhir atau pasien jatuh pertama kali saat ini.
2) Skor 0 jika pasien tidak mempunyai riwayat jatuh.
b. Diagnosa sekunder
37
1) Skor 15 jika diagnose sekunder pasien >2
2) Skor 0 jika tidak.
c. Penggunaan alat bantu jalan
1) Skor 30 jika pasien menggunakan perabot/ furniture untuk
berjalan.
2) Skor 15 jika pasien menggunakan tongkat penyangga
(kruk/walker) untuk berjalan.
3) Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu
menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat
bangkit dari tempat tidur sama sekali.
d. Peralatan medis yang terpasang
1) Skor20 jika pasien terpasang infus.
2) Skor 0 jika pasien tidak terpasang infus.
e. Gya berjalan
1) Skor 20 jika gaya berjalanm terganggu, pasien mengalami
kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan
mendorong lengan kursi atau dengan melambung
(menggunakan beberapa kali upaya untuk bangkit). Kepala
tertunduk, melihat kebawah.Karena keseimbangan pasien
buruk, menggenggam furniture, orang, atau alat bantu jalan
dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan.
2) Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk taapi dapat
mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan
keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret.
3) Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan
kepala tegak, lengan terayun bebas disamping tubuh, dan
melangkah tanpa ragu-ragu.
f. Status mental
1) Skor 15 jika respon pasien tidak sesuai dengan kemampuan
ambulasi atau jika respon pasien tidak realistis serta tidak
mampu menilai kemampuan dirinya dan lupa
keterbatasannya.
38
2) Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya
normal.
g. Tingkat resiko ditentukan sebagai berikut :
1) Skor 0-24 resiko rendah
2) Skor 25-44 resiko sedang
3) Skor ≥ 45 resiko tinggi
h. Jika resiko sedang dan tinggi maka perawat atau bidan
memasangkan kancing warna kuning dan signage di pasang di bed
pasien.
2. Asessmen Resiko Jatuh Pasien Anak
Asessmen resiko jatuh pasien anak dengan menggunakan Humpty
Dumpty Scale .Pasien anak adalah pasien yang berumur 0-18 tahun.
Tata laksana skoring asessmen resiko jatuh pasien anak dengan
Humpty Dumpty Scale :
a. Umur
1) Skor 4 bila umur pasien < 3 tahun.
2) Skor 3 bila umur pasien 3-7 tahun.
3) Skor 2 bila umur pasien 7-13 tahun.
4) Skor 1 bila umur pasien
b. Jenis Kelamin
1) Skor 2 bila pasien berjenis kelamin laki-laki.
2) Skor 1 bila pasien berjenis kelamin perempuan.
c. Diagnosa
1) Skor 4 jika pasien didiagnosis kelainan neurologi (kejang,
infeksi SSP, cidera kepala).
2) Skor 3 jika pasien mengalami gangguan saluran nafas,
dehidrasi, anemia, sinkop dan pusing.
3) Skor 2 jika pasien tidak disertai gangguan perilaku dan psikis
(Autis, Sindrom down, dll).
4) Skor 1 jika pasien memiliki lebih dari 1 diagnosa.
d. Gangguan Kognitif
1) Skor 3 jika pasien tidak sadar/ over estimet terhadap
39
kemampuan dirinya.
2) Skor 2 jika pasien lupa keterbatasan dirinya.
3) Skor 1 jika pasien mengetahui dan menyadari kemampuan
sebenarnya dirinya.
e. Faktor lingkungan
1) Skor 4 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur
saat bayi dan anak.
2) Skor 3 jika pasien menggunakan alat penopang saat berjalan/
diletakkan di box pasien.
3) Skor 2 jika pasien hanya dapat berada di tempat tidur saat
perawatan.
4) Skor 1 jika pasien dapat melakukan aktivitas di luar ruang
rawat.
f. Pembedahan/ sedasi/ anestesi
1) Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat
anestesi dalam waktu 24 jam.
2) Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat
anestesi dalam waktu 48 jam.
3) Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat
anaestesi dalam waktu < 48 jam / tidak menjalani
pembedahan.
g. Medikametosa
1) Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari 1 obat sedative (
barbiturate, fenatiasin, antidepresan, pencahar, narkotik).
2) Skor 2 jika pasien menggunakan salah satu obat sedative.
3) Skor 1 jika pasien menggunakan obat lain selain obat diatas.
h. Tingkat resiko ditentukan sebagai berikut :
1) Resiko rendah (7-11).
2) Resiko tinggi ≥ 12.
i. Jika resiko jatuh tinggi maka perawat atau bidan memasangkan
kancing warna kuning dan signage dipasang di bed pasien.
3. Asessmen Resiko Jatuh Lanjut Usia
40
Asessmen resiko jatuh pada pasien lanjut usia ≥ 60 tahun
menggunakan Ontario Modified Stratify – Sydney Scale. Tata laksana
skoring asessmen resiko jatuh pada lanjut usia :
a. Riwayat jatuh
1) Skor 6 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dalam 2 bulan
terakhir atau pasien jatuh pertama kali saat ini.
2) Skor 0 jika pasien tidak mempunyai riwayat jatuh.
b. Status mental
1) Skor 14 jika pasien mengalami delirium/ disorientasi/
agitasi.
2) Skor 0 jika pasien tidak ada gangguan status mental.
c. Penglihatan
1) Skor 1 jika pasien memakai kacamata/ penglihatan
buram/ glaucoma/ katarak/ degenerasi macula.
2) Skor 0 jika pasien tidak ada ganmgguan penglihatan.
d. Kebiasaan berkemih
1) Skor 2 jika pasien mengalam I perubahan perilaku
berkemih (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia).
2) Skor 0 jika pasien tidak ada gangguan kebiasaan berkemih.
e. Transfer
1) Skor 3 jika perlu bantuan total/ tidak dapat duduk
seimbang.
2) Skor 2 jika perlu bantuan 2 orang.
3) Skor 1 jika perlu bantuan 1 orang/ dalam pengawasan.
4) Skor 0 jika pasien mandiri/ atau dengan alat bantu.
f. Mobilitas
1) Skor 3 jika pasien imobilisasi.
2) Skor 2 jika pasien menggunakan kursi roda.
3) Skor 1 jika pasien dengan bantuan 1 orang (verbal/ fisik).
4) Skor 0 jika pasien mandiri/ atau dengan alat bantu, Untuk
transfer dan mobilitas hasil skoring di jumlahkan.
g. Jumlah nilai transfer dan mobilitas jika nilai total 0-3 maka skor
41
0, jika nilai total 4-6 maka skor 7.
h. Tingkat resiko di tentukan sebagai berikut :
1) Resiko rendah (0-5)
2) Resiko sedang (6-16)
3) Resiko tinggi (17-30)
i. Jika resiko jatuh sedang atau tinggi perawat atau bidan
memasangkan kancing warna kuning dan signage di pasang di
bed pasien.
4. Asessmen Resiko Jatuh Up And Go
Setiap pasien di Instalasi Rawat Jalan akan dilakukan skrining awal
dengan menggunakan get up and go setiap kali kunjungan.
Tools Resiko Jatuh Up And Go
a. Pengkajian
No Penilaian/ Pengkajian Ya Tidak
b. Hasil
No Hasil Penilaian
42
c. Tindakan
Jika pasien beresiko jatuh rendah maka cukup di berikan
edukasi, sedangkan jika pasien beresiko jatuh tinggi maka
dilakukan edukasi serta pemasangan pita kuning.
43
ASUHAN BAYI
BARU LAHIR
DEFINISI:
44
PENAMPILAN PADA BAYI BARU
LAHIR
45
MANFAAT
A. STANDARISASI TEKNIK
DETEKSI PERBURUKAN PASIEN
B. STANDARISASI TINGKAT
PERBURUKAN KONDISI PASIEN
C. MEMBANTU PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DENGAN CEPAT
DAN TEPAT
JENIS INSTRUMEN
1. MEWS ( MODIFIED EARLY WARNING
SYSTEM )
2. NEWS ( NATIONAL EARLY WARNING
SYSTEM )
3. PEWS ( PEDIATRIC EARLY WARNING
SYSTEM )
4. MEOS ( MODIFIED EARLY OBSTETRIC
SYSTEM )
46
47
48
LATIHAN PEWS USIA NEWBORN
RR : 70 X / MNT,
MENGGUNAKAN PUCAT TIDUR
CPAP FI02 35 %
49
50
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan
bagian dari system rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang
sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir
51
Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal
dengan risiko tinggi :
Masa antenatal
Masa intranatal
❖ Persalinan dengan parut uterus
❖ Persalinan dengan distensi uterus
❖ Gawat janin dalam persalinan
❖ Pelayanan terhadap syok maternal
❖ Ketuban pecah dini
❖ Persalinan lama
❖ Induksi dan akselerasi persalinan
❖ Aspirasi vakum manual
❖ Seksio sesarea
❖ Episiotomi
❖ Malpresentasi dan malposisi
❖ Distosia bahu
52
❖ Prolapsus tali pusat
❖ Plasenta manual
❖ Perbaikan robekan serviks
❖ Perbaikan robekan vagina dan perineum
❖ Perbaikan robekan dinding uterus
❖ Histerektomi
❖ Kompresi bimanual dan aorta
❖ Dilatasi dan kuretase
❖ Ligase arteri uterina
❖ Bayi baru lahir dengan asfiksia
❖ BBLR
❖ Resusitasi bayi baru lahir
❖ Anestesia umum dan regional anestesi untuk seksio sesaria
❖ Anestesia spinal
➢ hiperbilirubinemi
➢ Asfiksia
➢ trauma kelahiran
➢ Hipoglikemi
➢ Kejang
➢ sepsis neonatal
➢ gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
➢ gangguan pernapasan
➢ gangguan pendarahan
➢ renjatan (shock)
➢ aspirasi mekonium
➢ Koma
➢ Inisiasi dini ASI (Breast Feeding)
➢ Kangaroo Mother Care
➢ Resusitasi Neonatus
➢ Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
53
Pelayanan Ginekologis
❖ Kehamilan ektopik
❖ Perdarahan uterus disfungsional
❖ Perdarahan menoragia
❖ Kista ovarium ( torri kista )
❖ Penyulit radang panggul
❖ Abses Pelvik
❖ Infeksi Saluran Genitalia
Pelayanan Darah
Meliputi :
➢ Merencanakan kebutuhan darah di RS
➢ Menerima darah dari Unit Tranfusi Darah ( UTD ) yang telah
memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah
dikonfirmasi golongan darah.
➢ Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah.
➢ Memantau persediaan darah harian / mingguan.
➢ Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
pada darah donor dan darah recipient
➢ Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah
recipient.
➢ Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan
golongan darah ABO / rhesus ke Unit Tranfusi darah
(UTD) secara berjenjang.
54
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN OPERASI
• Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memastikan
tepat-lokasi, tepat-
prosedur, dan
tepat- pasien.
REGINA
TURNER (52)
“LEFT SIDED
CRANIOTOMY
BYPASS”
DIOPERASI SISI
KANAN,
KARENA TIM
OPERASI TAK
MELAKUKAN
TIME OUT
KARS
55
OPERASI SALAH SISI
KARS
56
BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK
MEMERLUKAN PENANDAAN:
CONTOH PENANDAAN
KARS
57
TIME OUT
KARS
PANDUAN/SPO
Sebelum Induksi Anestesi:
PANDUAN
Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah …….
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit
sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
Catatan. Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya
harus sudah ditandatangani oleh Perawat Sirkuler
58
PANDUAN/SPO
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI
1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
bersama dokter operator dan anestesi
a) Nama prosedur,
b) Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap
c) Speciment telah di beri label dengan PID tepat
d) Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anestesi, apa yang harus
diperhatikan dalam recovery dan manajemen
pasien
Catatan. Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya
harus sudah ditandatangani oleh Operator
59
MATERI ORIENTASI CSSD
(ALUR PROSES STERILISASI ALAT)
Pendistribusian
barang steril
60
Penatalaksanaan instrumen
Pemakaian
Desinfeksi/ pembersihan
Setting/ pengepakan
Sterilisasi
Penyimpanan
Distribusi
KLASIFIKASI INSTRUMENT
7 5
6
61
JENIS-JENIS INDIKATOR STERILISASI
1. Indikator Biologi (Steam dan ETO)
=> suatu indikator dari mikroorganisme
yang ada dalam media (tabung)
Dikirim ke
Linen kotor infeksius
laundry
yang
dipakai
pasien Non
infeksius
Dikeringk Dipisah-
an- ditimbang-
disetrika dicuci
Gudang CSSD
penyimpanan
Distribusi
62
BEBERAPA KEBIJAKAN CSSD
1. Untuk instrument kotor dari tiap unit perawatan,dilakukan desinfektan dan
dibersihkan sampai darah bersih, untuk pengambilan dilakukan oleh petugas CSSD
ke masing-masing ruangan.Pengambilan pagi jam 07.15 Siang jam 13 s/d 15.30
lebih dari jam itu diantar sendiri oleh unit masing2/di ambil besok pagi.
2. Khusus untuk kamar bedah, instrument kotor diserahkan melalui akses pintu koridor
kotor untuk selanjutnya di dekontaminasi oleh petugas CSSD
3. Pengambilan instrument steril/kasa dan linen steril dilakukan serah terima di ruang
gudang steril tiap unit perawatan mengambil sendiri termasuk Kamar Bedah (akses
serah terima berbeda antara Kamar Bedah dan Unit lain)
63
STANDAR RAWAT
GABUNG
Ruang Bima
64
4. Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih
mudah ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka minum lebih
banyak dan berat badannya lebih cepat naik.
5. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan
membantu ibu untuk melatih ketrampilan merawat bayinya
sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi
merawat bayinya.
Kesimpulan
Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat
bayi dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan
pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan
ikatan antara ibu dan bayi
65
IGD RS BHINA BHAKTI HUSADA
R.Dekontaminasi
Triase Primer
66
R.Observasi
67
TRIAGE
Kenapa diadopsi di IGD ?
68
Triage
FORM TRIASE
69
PRINSIP TRIAGE
1. Segera & Tepat waktu
2. Penilaian yang memadai dan akurat
3. Penilaian berdasarkan penilaian
4. Intervensi sesuai dengan kondisi ketajaman
5. Kepuasan pasien
6. Dokumentasi lengkap
Tujuan
• Untuk menguraikan perbedaan sistem klasifikasi pre-
hospital & hospital
70
Kasus pasien yang tidak bisa berjalan
Kategori Pernapasan Nadi Radialis Penurunan
Kesadaran
Kritis/Segera > 30/mnt Tidak Teraba Tidak
sadar/perubahan
status mental
Bisa < 30/ mnt Teraba Normal
ditunda/Dilayed
Meninggal/tidak Tidak Bernapas Tidak Teraba Tidak sadar
dapat
diselamatkan
71
➢Prioritas 2 ( Urgent)
• Pasien dengan penyakit yang akut,tidak dalam ancaman
kolaps
• Perlu perhatian awal
• Mungkin membutuhkan trolly
72
➢Prioritas 0 (kasus kematian)
• Tidak ada respon pada segala rangsangan
• Tidak ada respirasi spontan
• Tidak ada bukti aktivitas jantung
• Hilangnya respon pupil terhadap cahaya
73
SKRINING EKSTERNAL
TRIAGE TELEPON
Perilaku Umum
• Perkenalkan diri anda
• Tenang dan terdengar percaya diri
• Gunakan istilah orang awam
• Sabar
Kesimpulan
Triage telepon merupakan kecakapan khusus yang harus
digunakan tepat untuk membantu mereka yang
membutuhkan.
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134