Anda di halaman 1dari 69
ES EDISAS-21 Agustus 2011 aE Kursi Sejuta Fantasi BNUELANG Il Fitri, banyak oluarga beriap melenge Mi ioe isco nai enbathamancn nla Pall keabat dan handal fla, jun kus bre sain pile bn fal anti, Bebe appease Planta yanghteatif aaa ool paren Question Mark | Bennuk unk kus | beakallangsungiembetat andardan Sapa pun, Desarnnye memanggerss Surf bentutanda tanya Mesk Bertukrya sepentlelukan ambek 6 eutlepas.Didesain citopang bes brian Kom lnusus uta para pengela vorputer yang amu Gjonnn duh hsittap imengeb'skan waltuberom}am@ cepan yar Senta yan ierasa leks Russi ergonomis membut anda tan uu denganryaman. Derputarsalulingkaran Sandoramyarnelengung, mengadaptsi pungeung, dengan er, dan otomats landasan yang disesvatan menopang kal Rarganya erbust rempatte posi seul. dar aluninium cengan korbinsi past. Layarmonior sabak Dudukanayabeiapisbuss tlektronk, seracan’Pad atau Galaxy Tab, bisa dipasang epat ‘antiap,yongnvatian dan ‘idepanvjah, dengan papan kunesnrkabel posal — 7? Partner Rocking y ‘Seperti namanya, kursiini sebaiknya cipakai erpaseng,Terbvat dar bes Da, ksh in cocok ipasanga)tamanataudruang etuarge yong cukup ies, Dicesain untuk membustpesangen pergevnanyabisa duduk yaman sem nga. Seraya mmelepaskepenatan, Ando bisa mengayun ayunkanuouh arpa per okt takalpatah. Ajunannya jamin lembut dan aha, dturjang vonstuksi lasts kus i Desainkur semburatairinimembuatnya ‘cocok igasang diem olan eneng. Ards sa bersantal adi alambebas ‘sambil menikmiatterpaan Sonic nangat iar nena Dudukdi sin serasabersembunydielem Bahan dar setatkaca reagphore. Sambi santa, Anda bisa mena supe dan plesk Kru, alunan musik dat sist audio ci dalameya yang membvetnyatekrusak Bomuhryasepertcangkang, dengan beberena dice airhujen dan pares pergerassuara, Sambilmemejaman meta jamin ‘mata Prmukaennya ‘na akan haryt serasasedang mendengarkan yang supéricin memuat 4 perunukan musik ive Untuk Kenyameraniebin, surstinimjaman dan aan furs uotan Koln, rman, dlengkapclokan bag hl, listricdantatakan komputer, 12 | TeMPo 21 AGuSTUS 2011 | bayangkan. Setiap hari, laptop, telepon pintar, sampai pemutar musik memang mempermudah hidup kita. Tapi alat-alat yang berat ft juga membikin sesak tas dan kantong cel- ana. Alangicah nyaman bila semua pe- rangkatcanggihitu bisa diringkasatau dibuat mini. ‘Mimpi itu sekarangjadi kenyataan, Pada Mei lalu, sejumlah pakar kom- puter dari Universitas Queen, King- ston, Kanada, merilis PaperPhone. ‘Komputer pintar ini sangat tipis, tak ‘AGI banyak orang, hidup tan pa komputer mungkin tak ter~ AGUSTUS2011 ubahnya selembar kertas karton, Ba- han pembungkusnya terbuat dari plastik film dengan telnologi E-Ink. ara insinyur di Kingston menyebut~ nya kertas elektronik. Terbungkus di dalamnya sejumlah perangkat keras, seperti memori dan jaringan elelctrik yang memakai bahan supes-elastis, *Dalam lima tahun, semua kompu- ter akan jadi seperti ini,” kata Direk- tur Laboratorium Media Universitas Queen Roel Vertegaal. Menurut dia, PaperPhone ini bisa berfungsi seba~ gal telopon seluler, penyimpan data, sampai pemutar musik. Ancka fitur software komputer bist ditampilkan ‘pada layar berdimensi 9,5 inci. Untuk mengoperasiken Paper- SSanget tpi, tak ubatiya selembar eras arto. Bahan pembungkusrya terbuetdarplasti fil dengan tekrologiE nk. Sejumlah eraneket keras sepertimemari dan Jaringan elektrik yang memakal bahan Suporiastis, Sangt elasts, isa dlipat dan cigulung, seperti keris. Phone, kita cukup menekan tanda yang diinginkan atau menekuk kom- puter ini dengan sudut kemiringan tertenta. Dengan sebuah bilah tum- pul, kita juga bisa menulis di atas la yar Upisnya, "Komputer ini terlihat terasa, dan beroperasi seperti selem- barkertas keeil yanginteraktif,” kata Vertegaal, Komputerinipertamakalidiperite- nalkan ke publik dalam ajang Inter- aksi Pomakai Komputer (CH1) 2011 yang diselenggaralan oleh Associ ion of Computing Machinery pada kuartal pertama tahun ini di Kena- da. Verieyaal memperkirakan, Pa- perPhone baru bisa diproduksi ma: sallima tahun lagi. Prototipe yangs. karang ada menghabiskan biaya USS 7.000 atau sekitar Rp 60 juta. "Kelale somua data akan disimpan secara di- ital,” katanya. Vertegaal yakin penemuan ini ba- kal menarik perusahaan elektronik dunia, seperti RTM, Apple, dan Mlero- soft. Menurut dia, sifat leksibel kom- puter pintar ini tak tertandingi. Bu- kkan hanya tipis, PaperPhone sangat elastis: dia bisa dilipat dan digulung seperti kertas. 2e¥ TIOKROAMINO, TO ADA Oernar Said ‘Tjokvoam! roto, kita bisa _menemukan pemberontakan sekaligus ke- enturan, Ta menanggalian at ribut feodalisme: menyimpan golar raden, memprotes laku dodok herjalan jongkok di depan bangsawan juga menuntut kesetaraan bangsa Hin- dia, Ja kemudian menyerp pengikutnya mengenakan "pakaian Eropa”, sebagai lambang "pribumi sams-sama manusia seperti orang Belanda” Perjuangen menuntut kesetaraan itu terlihat jelas dalam pidato dn tulisan tulisan Tjokro. Pada 1914,di Doenia Her: sgerak, ia menunlis sajak: Lelap terus, dan kau pun dipuji seba- ‘g0i bangea terierabnit di dunia. Darahmu dihisap dan dagingmu dita- ap sehingga hanya lutte tersis. Siapa pula tale memaji sapi dan ker- ou? Orang dapat menyuruhnya kerja, dan ‘memakan dagingnya Tapi kalau mereka tahu hak-haknye, orang punaiean menamakarnyapongah, arena tidak mau ditindas, Bahiasammu terpuji halus di selurah du- nia, dan sopan pula, Sebabuya kau menegur bangsa ainda: lam bahasa kramo dan orang tain mene qurmudalan bahasangoko, Kalaukaubatikkan, kau pun dianggap feurang ajar Laka, dengan "Suara bariton yang mantap sehingga dapat didengar ribu- pendengarnya tanpa pengeras sua- 1a’, Tjokroaminoto menugeloralzan tun tutan Kesamaan. "Tidakiah wajar un tuk melihat Indonesia sebagai sapi pe- raban yangdiberimakan hanya disebab- kan oleh stisunya," dia herpidato di Ban’ dung pada 1916, "Tidaklah pada tem- patna untule menganggap negert ini se Dagai suatu tempat di mana orang da- tang dengan maksud mengambil hasil- nya, dan pada saat ini tidaklah lagi da pat dipertanegungjawabkan babwa pen Penanggung swab ey 0 Koordinators Penyunting Zui, uc Sevan, Wan Ney etic, Purwart Seti, Seno lobo su Diysiea Dieu. Maksim Pramana, uuenarac Na Pemyumbang Baan: 0° 0 eva, Suny, Okaandya aun, Yan duclenv, terutara pele pba tidak menpunyai hak untuk berpantsi- pasi cl dalam masalah-masalah politi, $angmenyangkut nasibnya sendin Tap, tidak seperti tokoh pergerak- aniain yang radikal, Toko bergerak di Duwah perlindunganpemerintah Be- Janda untuk mengaerakkan perjusnaan~ nya. lamemlihbersap Kooperstif guna membesarkan Sarckat Islam, organisa- fi yang didirtkan Samanhoed, sada sae Batik dari Laseeyan, Solo, pada 1912 $ersama Douwe Adolf Rinker, penasihat GuberntrJenderal Belanda ntk Uris= an pribumi, ia membangun eabang- ca thang Sarekat. Empat tahun setelah di- dirikan, perserikatan itu memiliki 1e- sindari 180 cabangdengan il iba ang gota, cua palo kal ipa jumlab wal- Siva. Tipkeo menghabisken hatapir sepa Tuhwakctunya untuk merawat organisa ini wala tidak ela mals pada per embangannsa. Berbeda dengan Boed Oetomo yang lebih dululahir pada 1908 tapi eitis, Sa- relat Isiammember semangatikebang saan” bagi mayarakat lias Kaui kro- mo-rakyat jlala—mengalami peng slaman pertama untuk meibat dunia baru, ketika hevarki Jawa-Belanda di tiadakan, Petimpincperimpin. Sere cat du sejajar dengan pejabat Belen da, sbil menyerulcan bala kau pri- bjuintsamna-sama manta seperti orang Belanda Pada saat, eum pb d= julukisebaga 'seperempat manusia" Raley jelata meni idenitas bar Ha Sierras eee snuan Sarekt.Catatan Mas Marco Kar fodistomo dalam Student Hidjo mend gambar sangat detail kongres Sare at pada 1913 di Solo, Dalam versi yang sua aisunting, begin laporanava “Pukul setengahenam sore di stasi un NIS, Balapan, Solo, orang-orang be desakan, Mereks pentimpang kerela apt Yang bara tba dan penjemputrsa, Ber pulub-puluh andang, semua berbendera dengan tlisan St penanda kereta kuda ita telah disewa porkumpulan Sarekat ign, Yate Avian suseta Hemieny Redes Nugroho Aca, Aronian Aetc A afr, Pawar iyahPrabandan, Wr yaks Uk Pr DesaindanfataLetala to Punto Pants haan Kurawan, Fania arreta, ag ulanah, Yate, Ricky Lana, 5 Darian Selo, Wao Wado Bahasa Suna SaptaNugrcho, Hebb Rie Fotegrats orang Nay koorsrator, ny Paseo bt Sly, Ply ya mudd, haa a ‘lg Reent, Bums Agung Dokamentast da Wat: Ds an, Danny hadyaneah, et rant 24 | TEMPO 21 AGUSTUS 2011 PERKUMPULAN SAREKAT ISLAM DI MUARATEWEH (15 OKTOBER 1916). Islam. ‘Orang yang bulcan angiota ST dan tis dak dijemput kendaraan terpaksa berje- Jan kaki. Tidakada satuanciong pun yang ‘tidak berbentdera SI, Disitu semua orang Islam memunjulskan sepelsatnya hati se- rang dengan yang lainnya, Di jalan-ja- lan, semua anggota SI menunjuakkan ke- senangannya, Semua kereta ST menuju Kamping Kabangan, tempat vergade- ring Bestuur—kongres—digelar” Membaca tulisan-tulisan Tjokro, Kita ‘memang tidak menemulcan keistimewa~ ‘an, Hampir semua din tulis formal, ter- rmasuk buku Islam dan Sosiatisme, yang difwat di fengah memuncaknya perten- tangan antara SIdan SIMerah. Keistime- ‘Tjokro pada gaya berpidate, yang Sampu menyihir pengunjung, dan felak jadi inspirast Sukarno—murid, anak s, sekaligus menantunya yang menjadi sessiden pertama Republik indonesia, Dengan pidato-pidatonya, Tjokro me- jubkan semangat kebangsaan, juga Sarapan, Rakyat jelata menganggapnya eu Adil". Pemerintah Belanda men sckinya "Raja tanpa Mahkota’, Dankini, sebagai bapak: para gendiri bangsa. "Sema tokoh yang ber- sah jalan pada 1940-an pernah makan rumah Tjokro,” kata sejarawan Anhar Gonggong. Mereka antara lain Sukarno, Musso, Kartosoewirjo, juga Tan Malaka, ‘TJOKROAMINOTO bagaikan “dewa penolong” pada tahun-tahun permulaan Sarekat Islam yang sulit. Ia bergabung dengan organtsasl itu pada Mei 1912 atas ajakan Haji Samanhoed:. Sang pendiri memang mencari-cari orang yang, ber pendidikan baik serta berpengalaman untuk memperkust organisas! ‘Samanhoedi lahir di Sondokaro, Ka- ranganyar, Jawa Tengah. Keluarganya pedagang butik yang pindah ke Laweyan kketika ia berusia dua tahun. Menyele- sailcan pendidikan rendah sarmpai kelas dua, ia membantu ayahnya berdagang batik sampai kemudian mampu berusa hha sendiri, Ta berhasil dan membuka ea~ bang di pelbagai kota. Di tengah per ingan dagang dengan sauciagar Cina, ia rmembentuk Sarekat Islam. Di bawah saudagar Samanhoed!, or- ganisasi bersifat lepas. Meski memiliki tujuan tinggi, kepemimpinannya tidal menjangkau anggota. Organisasi juga ti- dak dapat memperluas eyiatannya, te. batas pada persaingan bisnis dengan saudagar Cins plushangsawan, Bogitu bergabung, Tjokroaminoto berlaku nasional, Permintaan ini di- ‘Sisk Tapi Bolanda, seperti ditulis Deli- Se Noer, membuka kemungkinan berd- Saya organisasi Sarekat yang sifatnya Stal. Untuk sementara, usaha menasio- SetkanSarokat belumberhasil ‘Toh, pendirian Sarekat Islam tak ter- Secdung. Kongres periamanya di Si Shaya, empat bulan seiclah Tyokro me- Sseesun angiaran dasar, membagi wi- “apc organisasi menjadi tiga: Jawa Ba Se (termasuk Sumatera), Jawa Tengah ‘Sngge Kalimantan), dan Jawa ‘Timur fingga Kawasan timur Indonesia), Sé- fea cabang Sarekal berada di bawah Seagavwasan pengurus pusat di Surakar- Syangdiketua! Samanhoedt Deliar Noor menylitakzan kepemim- pinan Samanhoedi berbeda jauh dengan Tjokroaminoto. Saudagar besar batik asal Solo itu tak punya pendidikan ting- {gi alaupun pengetabuan Iuas soal Islam, "Kepemimpinannya tak sampai dira- sakan oleh kalangan anggota, .. organi sasi tersebut Lak dapat memperiias keg’- alannya yang terbatas dalam tantangan ‘dengan pihaks Cina dan bangsawan,” tu- lis Deliar. Nah, Tjokroaminato banyak ‘memilsirkan cara menghapuskan pende- ritaan rakyat. Dia membentuk struktur organisasi yang jelas. Sejarawan Bonnie Triyana menilai sa- lah satu keunggulan Tjokro adalah si- kapnya yang egaliter. Dia tak meman- dang usia, status, atau jabatan, Yang ter- penting para anggota beragama sama, Tni membuat banyak orang bergabung ‘dengan Sarekat. Sejak awal, anggar- ‘an dasar yang disusun Tjokro tak hanya berupaya melindungi kau pribumi da- Jam perdagangan. Ada kepentingan me- ‘majukan kesejahteraan dan pendidik- an umat Islam. "Kepentingannya lebih Jas,” kata Bonnie, Di bawah kepemimpinan Tjokro, ada perjuangan konsisten untule membawa Sarekat ke latar nasional. Pada 18 Feb- ruari 1914, dalam pertemuan dt Yogva- ‘arta, dibentuklah pengurus pusat Sa- rekat. Tjokroaminoto menjadi ketua, Samanhoedi ketua kehormatan, dan R den Gunawan, karib Samanhoedi, mer jadi wakil ketua. Saat inilah kecerdikan sang Ketua teruj Kepengurusan. Tjokromembentuk Contral Sarekat Islam. Menurut Anhar, Contral Sarekat dibentuk soolah seta- ra dengan organissi Sarekat lokal, bu- kan nasional. Kenyataannya, organisasi inilah yang mewadabi semua Sarekat o- kal. Anggaran dasar organisasi ini disu- sun pada 26.Juli 115, Strategi initernya- ta dimakanoleh Belanda, Tak sampal se- tahun, 18 Maret 1916, pemerintah Belan dda mengalsui kepengurusan Central Sa- relat Islam yang dipimpin Tjokro, Gebrakan lain muncul di kongres na- Dalam upaya membawa Sarekat ke level nasional, kepengurusan Tjokro meran- cang delapan program untuk semakin memperjuangkan hak rakyat. Salah satunya penghapusan kerja paksa ANGGARAW DASAR SAREKAT ISLAM sional pertamia di Bandung pada 1916. Dalam pidatonya, Tjokro menegaskan ‘posisi hubungan Indonesia-Belanda. De- liar Noer mengutip salah satu pernyata- anya dalam pidato itu: "Tidaklah wajar untuk melihat Indonesia sebagai sapi pe aban yang diberi makzan hanya disebab- kan oleh susunya. Tidaklah pada tem- patnya untuk menganggap negeri ini se- bagai suatu tempat di mana orang-orang datang dengan maksud mengambil ha- silnya, clan pada saat initidaklah lagida- pat dipertanggungjawabkan bahvwa pen- duduknya terutama pendudule pribumi, tidak mempunyai hake untuk berpartisi- pasi di dalam masalah-masalah politik, yangmenyanglet nasibnya senditi...” Dalam upaya membawa Sarekat Ke le- vel nasional, kepengurusan Tjolro me- rancangdelapanprogramuntuksemakin memperjuangkan hak rakyat, Salah sa ‘tunya penghapusan kerja paksa dan sis- tem izin bepergian yang bertujuan mem- batast_gerak-gerile orang yang diang- gap berbahaya. Dalam hal politik, Sare- ‘kat meniantut berdirinya dewan daerah dan perluasan hak Volkstaad atau De- wan Rakyat. Belakangan, Tjokro dipilih emerintah Belanda sebagai perwakil- aan Sarekat dalam Volksraad, Nama lain adalah Abdoel Moeis, yang mewakiliwi= layah Jakarta, Dalam bidang pendidikan, Sarekat ‘menuhifut penyhapusan peraturan yang ‘mendiskriminasi penerimaan murid di sekolah. Jug pengadaan wajid belajar untuk semua pendudukesampai usia Hime belas tahun serta pemberian beasiswa bagi pemuda Indonesia untuk helajar di Juar negeri. Dalam bidang agama, Sa- rekat mencdesak penghapusan peratur- ‘an yang menghambat penyebaran Tslam, pembayaran gai kiai dan penghulu, ser~ ‘ta pengakuan hari besaristam, ‘Maka jadilah Sarekat Islam kan mem- perjuangkan kepentingan rakyvat dan lumat Islam khususnya. Inilah yang, me- ‘nurut Bonnie Triyana, mikin meneguh- kan dukungan teraadap Sarekat. Ang gotanya di daerah semalsin banyale. Se- suai dengat: kehendak Tjokro, "Harus ada partisipasi lebih luas tntule rakyat jajahtan,” kata Bonnie. Bonnie dan Anhar menilat kemaju- an Sarekat makin melekatlean organi- sasi itu dengan Tjokroaminoto. Nama- nya babkan lebih menjulang ketimbang Samanhoedi, sang pendiri. Di era jaya Sarekat Islam, Tjokro malah sempat di- ‘anggap Ratu Adil oleh sejumlah kalang. ‘an. Mengutip Anbar: "Dia diterima se- akan-akan sebagai penyelamat dalam ‘keadaan kritis.”@ 21 AGUSTUS 2011 TEMPO| 37 ey TIOKROAMINOTO Rontok Pamor Tergoda Gulden Kepemimpinan Sarekat Islam tak sunyi dari pertikaian dan saling serang. Sebagian dilakukan dengan memainkan isu uang. ONGRES Sarckat Islam (SD) kedua di Yogyakarta pada April 1944 jbarat_ loneeng yang menandai akhir kejaya- an Samanhoedi. Pamor tokoh pendiri yangmembangun SIdari ongani- sasironda ReksoRoemekso di Surakarta {ni dengan eepat meredup. Usaha batik- ‘nya mullai kurang bersinar. Wibawanya sebagai ketua banyak digerogoti oleh to- ‘koh baru yang dua tahun sebelumnya di- ekerutnya sendiri dari Surabaya: Gemar Said Tjokroaminoto, ‘Kongres kedua ini berlangsung tepat pada saat Tjokro, yang ketika itu men- jadi wall Samantioedi di Komite Pusat SSI, sukses mengubah tata organisasi le~ bih dari 60 afdeting SI menjadi ST lokal dalam waktu tak sampai setahun. Per- tubahan itu diperiukan sebagai akibat dari keputusan pemerintah Hindia Be- Janda pada 30 Juni 1913, yang menolak mengakui anggaran dasar_organisasi itu sebagai perkumpulan di level nasio- nal. Pengakuan hanya diberilcan untuk organisasi SI-yang didirikan di tingkat lokal Dalam buku Zaman Bergerak: Ra: dikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, ‘Takashi Shiraishi menyebut upaya Tjo- kkro itu berjalan mulus berkat sokongan ust D.A. Rinkes, penasihat gubernur jenderal untuk urusan bumiputra. Pro- DagandaTjokeo, yang dikenal pandai dalam olah retorika, dengan cepat mem- ‘buat pengaruhnya meluas di wilayah Kudus, Demak, Tegal, dan Pekalongan, Sejumlah ofdeling SI di bawah penga- ruh Tjokro ini babkan menyerahkan uuang iuran langsung kepadanya, dan Dbukan kepada bendahara komite pusat i Surakarta. Sejak itulah mulai terjadi perpecahan di beberapa afdeling, vakni ‘kelompok pro-Tjokroaminoto dan pro- Samanhoedi, Puncaknya terjadi di Yogyakarta. ‘Kongres yang dihadiri 147 delegasi yang 38 | TEMPO 21 AG STUS 201 mewakili 81 SI lokal dan a/deting yang membawahkan 440 ribu anggota itu sepakat memilih Tjokro—yang disebut Belanda sebagai raja Jawa tana mah- kota—menjacli ketua baru Central Sare- ‘kat Islam (CS). Raden Goenawan dari S} Batavia duduk sebagai wakil ketua Samanhoedi, yang dalam pidato di awal Kongres menyatakan masih ingin ‘menjadi ketua, harus menerima kenya- taan diri tersingkiz. Mesk begitu, para peserta kongres masih meneoba meng- hormatinya dengan menerima usulan wakil SI Banten, Hasan Djajadiningrat. Ia ditempatkan menjadi "kelua kehor- ‘matan CSI”, sebuah posisi yang dimak- Tumai sebagai jabstan tanpa kekuasaan, Seperti halaye Samanhoedi, hampit semua pemimpinSISurakarta darimasa Rekso Roemekso tersisih dari struktur hoofdbestuur atau kepengurusan pusat SI, Satu-setunya yang tevsisa adalah Abdoelfatah, sang mantan bendahara Samanhoedi yang masih diberi posisi untuk menempati jabatan komi- Dominasi Tjokroaminoto setelah ongres kedua ini bertahan dalam masa Perang Dunia I hingga 1917. Struktur kepengurusan pusat CSI dalam kurun ini balkan hampir tak berubah. Kon- igres di Surabaya pada Juni 1915 hanya mengukuhkan kembali jabatan-jabatan itu. Demileian pula di Bandung pada uli 1916, yang disebut sebagai kongre hasional pertama, Karena dilaksana~ kan setelah CSI mendapat pengakuan fhukum dari Gubernur Jenderal A.W.F. Idenburg, Di antara para pemimpin yang duduke dalam hoofébestaur CSI pada lurun za- man itu, praktis hanya Goenawan yang ‘masih memiliki basis dukungan Stiokal ai Batavia dan sebagian Jawa Barat, juga Sumatera, Di wilayah-wilayah ini pengaruh Tjokro tidak terlalu besa Pada saat bersamaan, pengaruh dan ‘THOKROAMINOTO (DUDUK BERJAS HITAM) BERSAMA ANGGOTA SAREKAT ISLAM JAWA TIMUR (1913). percepatan pertumbuhan keanggota organisasi mengalami kemandekal Banyak yang tak puas dengan cas ‘Tjokero yang bergerak di dalam bata batas yang diiaginkan pemerintah m lalui Rinkes. Hal yang tak selamany bisa diterima olen mereka yang ada daerah, "Tidak ada gagasan dan gay yang baru dari Tjokrogminoto, Ia tetg Sebagai satria di bawah perlindunga pemerintab,” Takashi menggambark kepemitnpinan Tjokro pada periode stl ‘Takashi member! contoh ketika CS tak memberikan pembelaannya kepad Said Aboebakar, Ketua SI Lasem, yan ditangkap setelah memimpin perlawan an terhadap aturan baru sewa tan Gi Karesidenan Rembang. Waktu ‘Tjokro memang mengirim Sosrokard no sebagai wakil sekrotaris ke Lasem ‘Tapi, alth-alih memprotes penangkapa Said, uiusan ini hanya memohon kepad iden Rembang agar SI Lasem tidak rang lantaran wah ketuanya enurunnya laja pembentukan SI lo- tama di Jawa, berdampak seca nngsting pada menipisnya Keuangan Apalagi sumber dana kedua yang sroleh dari sumbangan rakyat yang dalam rapat-rapat umum atau dering juga tak bisa diharapkan. na pidato Tjokro, yang di awal-avwal ahan SI seperti menyihir dan cdot banyak orang, Kini dirasakan agi memiliki gereget. Tjokro terus saja_berketiling walafihasilnya kurang memuas- ari periengahan 1915. sampai 916, hanya 11 STlokal vang dapat kan. Ttu pun sebenaraya perkem- n semu. Sebab, seizing dengan ulnya ST lokal baru, banyak SI ama yang mulai layu, ricebalikan dengan Jawa, perkem- SI lokal di wilayah Sumatera ergairah. Mereka pun kemudiah untut agar diberi lebih. banyak dalam kongres di Surabaya pada 1918, hhanya SI Medan yang diber: jabatan itu, Persoalan lain muneul lantaran SI- SST lokal di Sumatera ini lebih banyak Dberdiri di bawah pengaru Goenawan, Karena itu, uang yang dikumpulkan dari 10 persen pendapatan SI lokal di wilayah inl diserahkan ke tanganny bbukgn ke Tjokroaminoto, Hal itu me buat sang ketua mengalami_ kesulitan uuang yang serius untuk membiayai ke- giatannya, Urusan wang iuran dari ST lokal Sumatera inilah yang kemudian menjadi isu utama pertentangan antara jokro dan Goenawan, Kekecewaan sebagian SI lokal Suma- tera dalam kongres di Surabaya dilihat ‘oleh Goenavan sebagai peluang, Dengan ‘menjalin aliansi bersama Samanhoedi, ia mengundang delegasi yang tak puas ‘ke Surakarta. Kemudian pada Desember tahun itu juga, ia menerbitkan rancang- an anggaran dasar "CST Jawa Barat dan Sumatera” di terbitan Pantjaran Wa Januari 1916, vergadering pertama Gigelar dan CSI sempalan ini dimake Jumkan. Duduke sebagai ketua adalah KONFLIK DAN PECAN KONGS! ‘Samanhoedi. Sedangkan Goenawan se- bagai sekretaris merangkap bendahara Selain STBatavia, hadir dalam vergade ring itu antara Tain utusan St Benkulen (Bengkulu) dan Kotabumi, Lampung. Perlawanan Goenawan yang disokong Samanhoedi dihadapi Tjokro dengan mengangkat Ardiwinata dari SI Batavia sebagai bendahara. Maksudnya agar setoran uang dari Si-SI lokal Sumatera bisa langsung berada di bawah peng- awasannya. Tapi upaya ini tak efektit karena Ardiwinata tak mampu menan dingi pengaruh Goenawan, Cara kedua adalah dengan melobi SI Palembang yang makmur agar tak bergabung de- gan para penentangnya. Pukulan telak yang alchiraya meng- hhentilcan pamor dan pasisi Goenavan datang dari Tiipto Mangoenkoesoemo, salah satu. pemimpin Indische Parti} yang bergabung di SI Bandung. Tjipto membeberkan penyelewengan uang organisasi oleh Goenawan sebanyak 60 ribu gulden dalam salah satu edlisi Sa rotomo. Dalam penerbitan yang sama, Tiipto menyebut Goenawan sebagai satria maling”. ‘Tudingan maling int dengan segera moruntubkan kredibilitas Goenawen, Kekalahannya semakin lengkap setelah pada Maret 1916 pemerintah Hindia Belanda mengakui CSI pimpinan Tjokro secarsfhukum. Lalu, dalam kongres SIdi Bandung pada Juli, Tjokro yang kembalt dipilih sebagai ketua menuinjule Abcioel Moeis, yang berasal dari Bukittingg ddan mewakili ST Bandung, sebagai wakil Kketua, Akhir tahun itu pula Goenayan dipecat dari kepemimpinan SI Batavia, Tronisnya, cara-cara ‘jipto dalam menghantam Goenawan ini pula yang dipakai oleh kelompok SI Merali/ko- ‘munis pimpinan Semagen dan Darsono untuk menyerang Tjokro saat merek bertikai pada Oktober 1920, Melalul tiga edisi harian Sinar Hindia, Darsono membeberkan pemborosin uang orga nisasi oleh Tjokro dan pembelian perhi- asan untuk istri Keduanya yang dinilai berlebihan, “Mengapa CSI tidal punya tuang sedangkan Toko kelimpahan,..?” ‘begitu Darsono menulis, Diungkap pula skandal fulus lain nya, yakni pinjaman 2.000 guiden wang pribadi Tjokro kepada Sanekat dengan jaminan mobil ST seharga 3,000 gulden, yang dibeli oleh Tjokeo sebagai benda- hhara untuk kepentingan sendiri sebagai etua. Meski tak berlangsung lama, serangan terhadap reputasi personal ini sempat_membuat kopemimpinan, juga amor, Tjokro goyah, @ 21 AGUSTUS 2011 TEMPO] 39 f >} TJOKROAMINOTO Dee RC oes Tjokroaminoto punya andil menempa Eker ees Orasinya menggelegar, memberi Deere eens eee een) depan surat kabar Sarekat Islam. la Co Set eta SE eee ed cen een Gy TJOKROA. Sekolah Politik di Gang Peneleh Di rumah Tjokroaminoto di Gang Peneleh Vil, Surabaya, pemuda Sukarno, Musso, Alimin, Semaoen, dan Karto- soewirjo ditempa. Akhirnya bersimpang jalan dengan sang mentor. UKARNO hanyalah remaja yang gemetar saat berangkat kke Surabaya meninggalkan kkotanya, orang tuanya, kakak- nya,danteman-temannya, Ke~ take kakinya hendak menapak ke dalam gerbong Kereta api uap di Stasiun Mojo- kerto, airmatanya meleleh Di, yang kala itu baru berumur 15 ta- hun, dikirim ayahnya, Soekemi Sosto- dihardjo, bersekolah di Hogere Burger School. Soekemi menitipkannya kepada Oemar Said Tjokroaminoto. Orang ini- lah, seperti ditulis Sukarno dalam oto- biografinya, yang kemudian mengubah seluruh hidupnys. "Tjokro adalah kawanku di Suraba- ya sebelum engkau ada,” kata Soekemi, ‘Kau tahusiapa Tjokro®” Saat ity, seba- gaipemimpin Sarekat Islam, Tjokroami- noto berpidato di pelbagai kota. "Saya ingat dia berpidato di kerapung kita dan menginap di rumah, Bapak mengobrol dengan dia sampai menjelang subuh? ujar Sukarno. Sebagai Ketua Umum Sarekat Islam, Tjokro hanya digaji ala kadarnya. Ru- maknya, kata Sukarno, berada di te- ngah-tengah perkampangan padat, ha- nya beberapa puluh meter dari Kall Mas yang memoelah Kota Surabaya. "Gang kami namanya Gang VII Peneleh.” kata RUMAH HOS TJOKROAMINOTO, DI GANG PENELEH VII 29-31, SURABAYA. ‘Sukarno, Gang itu hegitu sempitnya, tak ‘muat dilewati mobil. Di rumah yang tak seberapa Tuas itu, ‘Tjokro tinggal bersama istrinya, Soe” har Ostarjo Anwar, Harsono, dan Sujud Ah- ‘mad, Mereka sokeluarga tinggal di ba- sian depan, sementara bagian belakang fumah disekat menjadi sepuluh kamar keeeil-keeil, Di ruangan sompit inilah Su- karno, Alimin, Musso, Soeherman Kar- towisasteo, Semaoen, dan lainnya inde- kos. ‘Alimin dan Musso, yang datang lebih @ulu, mendapat kamar di bagian lebih depan, Sukarno tinggaldi bilik yang ter- sisa, paling belakang. Tanpa jendela. Tuk ada kasur, juga bantal. “Begitu gelapnya hhingga pada siang hari pun aku harus ‘menyalakan lamp,” ujarSukarna. ’ Di rumah yang pengap dan kampang yang padat inilah Sukarno, Musso, Ali min, dan anak-anak muda yang inde kos itu menemukan dunianya. Merek tak kesulitan meneari rupa-rupa bacaal dari "ujung kiri" hingga "vjung kanaal diSurabaya—sebagai kota besar. Rumal seng Ketua Umum Sarckat Islam, orga nisasiterbesardi Nusantara kala itu, tal pernah sepi dari tamu tokoh pergerakam danagama s Ketika tokoh-tokoh ini bertamn di ud mah Tjokro, Sukarno mengenang, dis dudule bersimpuh di lantai dan mony mak pembicaraan mereka, Tetkadang dia juga berbagi tempat tidur dengan para tamu. Sesekali dia melontark: pertanyaan: "Berapa banyak yangdiama bil pemerintah Hindia Belanda dari ne ert ini? Vereenigde Oost-Indisehe Compa: gnie (VOC) meneuri 1.800 juta gulden seq tiap tahun dari tana ini,” kata Tjokeo- Laluapa yang tersisa bagineger! ini?” eno bertanya kembal yntan Alimin menyergah, "Petani yang memeras keringat harus me- san lapar hanya dengan dua setengal per hari.” Penjajab, menurut Musso, enjadiikan bangsa di negeri ini bangsa ah, menurut pengakcuan mperkenalkaniya ke- rng Peneleh ini pula Sukarno dan nan-temannya banyak bertemu de- gan pembari Islam, seperti Ahmad lan, pendiri Muhammadiyah. Se p kali ke Surabaya, Ahmad Dahlan p mampir ke Peneleh atau Kampun sbi daerah Ampel, Ketika itu, di Su Saya, beberapa pombaru Islam, seper ‘ih Hasyimdan A. Hassan, bersebe- gan pencapat, dengan tokoh Nahdla- Hama, Wahab Chasbullah, sama Mas Mansyur ..-kondisi di dalam rumah juga tak banyak berubah alias belum tersentuh banyak renovasi. Lantainya dari semen. kemudian mendirikan kelompok disku- si agema, Thyaussunnah, Tjokoamino to rupanya menaruh simpati Repada ke lompok ini, Dibantu Mas Mansyur, Tjo- kro membuat forum dakwah ‘Ta'miral Ghofllin. Lowat forum ini, Tjokro bebe. apa kali mengundang Ahmad Dahlan berceramah di Peneleh VII Diskusi seperti itulah yang menempa yemuda Sukarno, Semaden, Musso, dan Kartosoewirjo, Namun kita sama maf- hum, Sukarno, Musso, Alimin, Semao- fn, dan Sekarmadji Maridjan Kartosoe- swirjo bela eangan berp an deng ig mentor, Hadji Oemar Said Tjokro- aminoto, Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia, Musso dan Alimin menjadi pemimpin Partai Komunis In~ donesia, sedangican Sekarmadji Karto- ewirjo,sekretaris Tjokroaminoto, ma- lah angkat senjata melawan pemerintah lewat getakan Darul Islam, Sepeninggal Tjokroaminota pada 19a4, rumah di Gang Peneleh itu ber- lang kali berpindah tangan kepemilik- an dan sempat hilang jejak. "Kami bab kan baru in. Waktu ke- cil, orang tha kami tak pernah meng ajak menjenguk rumah itu,” kata Nur ni M.S. Hidayat, salah satu ene Tjokro- ‘aminoto. "Mungkin mereka mengira ru- mahitusudah takada Sotelol istrinya meninggal pada 1921, ‘Tjokroaminoto pindah dari Peneleh ke Kampung Plampitan, tak jaub dari ru mah pertama, Di Plampitan pun dia ha nya bertahan beberapa tahun, Pada 192¢ Tjokro sekeluarga boyongan ke Kedung Jati, Grobogen, Jawa Tengah, "Raja Jawa tanpa Mahkota” itu meninggal dan di makamkan di Yogyakarta, ah di Peneleh ini sempat ditempa- ti Wali Kota Surabaya 8 Sockotjo. Dari oekotjo, rumah itu beralih lagi kepa- a Soenarjo, Barn pada September 1996, Wali Kota Surabaya menetapkan rumah di Gang Peneleh stu sebagai bangunan agar budaya ‘Menurut Mariyun, 50 tahun, salah se- orang warge Gang Peneleh, kondisi di dalam rumah juga tak kanyak berubsh alias belum tersentuh banyak renovasi Lantainya dari semen. Bila Kita memibu- ka pintu dopan, mata bist langsung meli- hat ke pintubelakang dan dapur. Cerita lain datang dari pemilik Toko Buku Peneleh, vang berada tepat di de- pan rumal Tjolero. Toko buku ini ada se~ jak 1915, Menurut S. Azhati, cucu H Ab: ul Latief Zaen, pendiri toko itu, dati ‘penuturan sang kakek, Sukarno sering ‘main ke toko tersebut. "Kadang sambil bbaca-baca juga,” kata Azhari. Barang- ikalitoko bulk ini juga turut andil mem- besarkan Sukarno, Musso, dan kawan- kawannya.« TV AGUSTUS2ON1 TEMPO| 43 TJOKROAMINO TO Menghadang Merah dari Tanah Sultan Tjokro jarang makan di luar rumah meski semua jenis makanan dia suka. Tak sembarangan menerima tamu. ” ADANNYA sedikit kurus, ‘api matanya bersinas, Ku misnya melentik ke atas Badannya tegak dan sikap- nya penuh keagungan, se- hingga, walaupun beliau tidak mempe- duliian lagi titel raden mas yang tersun fing di hadapan namanya, nanun ma- suknya ke dalam madjlis tetap mem- bawa Kebesaran dan Kehormatan.” Ini kkata-kata flamka tentang kesan* yang dia dapat Saat "berguru” kepada Hadji Oemar Said Tjokroaminoto di Yogya- karta pada 1924 Dalam pengantar untuk buku Amel yangberjudul 0.5. Tjokroaminoto: Hi up dan Perdjuangannja, Hamka berce- rita dia sengaja memalsukan umurnya: dari 17 menjadi 18 tahun—agar bise ma- suk Sarekat Islam saat itu. Soalnya, ha- ya anggota SI yang boleh mengikiti ‘kussts agama dua kali seminggu dalam elas Tjokro, Ketika itu, Hamka baruda- tang dari Sumatera dan tinggal bersama 44 | TEMPO 21 AGUSTUS 2011 pamannya, Dje'far Amarullah, dan Ma- rah Intan, saudagar sokampungaya yang telah lama berdagangdi Yogyakarta ‘Tak jelas di mana rumah paman Ham- ka dan di mana tempat mereka biasa mengileuti kursus bersama Tjokro, Yang dieatat Hamka hanyalah dis terkecil dari sekitar 30 peserta kursus. Pengajar- tiga orang: RMSoerjopranoto, meng. ajar sosiologi: H Fachruddin, membawa ‘kan dasar-dasar bukum Islamy; dan Tyip- ‘0, memberikzan kursus Islam dan sosial- isme, "Waktu itulab saya mulat menge- nal komunisme, socialisme, nihilisme Waktu itulah mulai mendengar name Karl Marx, Engels, Proudhon, Bakunin, 5,” tulis Hams. jambarkan se kelumit keseharian Tjokro di Yogya arta, Keluarga Tiokro menetap di Su- abaya, tapi Yoayakarta boleh dibilang rumah” Keduanva. Sepanjang keterlic batannya dengan SI, dia selalt mampir Yogyakarta, membangun jaringan dan 3 sean oF a ~ RUMAH YANG PERNAN DITEMPATL TJOKROAMINOTO PADA 1930-1935, mengajar ‘Alctivis Partai Sarekat Islam Indor sia (PSID, Ismail Djaclani—dia datar ‘ke Yogyakarta pada 1950-an dan sem Dertemu dengan beberapa sahabat Tj kro-mengetakan Tjokro menetap 5 Jama dua periode di kota ini, Pertat pada 1913-1915, dia tinggal di Jalan J alan, yang masuk kawasan Pakualai an. Kedua, paca 1930 hingga meninggs pada 1934, di Kampung Jogonegaran. Ismail mengaku mendengar cerita i dari Reso Ramli, warga Patangpulul an, Yogyakarta, yang dulu sclalu ber ima Tjokro. "Dia banyak cerita tentar ‘Tjokroaminoto. Katanya, Pak Tyokro tal suka makan di luar rumah meski sem jenis makanan dia suka. Saat bepergia dia suka lupa makan, suka jalan kaki Tjokro tinggal di Yogyakarta karena ingii mengosiang dukungan untuk menghadang jerak Al , Darsono, jan Semaoen cs di Semarang, yang mau memerahkan SI. bling kampung untuk propaganda orga hisasi, Biasanya dia didamping! kader ‘kader muda dar! kepengurusan. Hidup nya sederhana,” kata Ismail. Tjokro jug ‘aksuka sembaranganmenerima tamu. ‘Tjokro datang ke Yogyakarta setela Kongres SI di Solo pada 1913, Tak ad eatatan jelas mengapa Tjokro mem ‘inggal di Youvakarta. Padahal, seper yang ditulis A.PE. Korver dalam buku aya, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil SI tak punya banyak anggota di Yoryas karla, Mungkin karena di sana kala ita sudah ada Muhammadiyah dan Boed i Octomo, Tapi Ismail, yang kin! meng ajar sejarah pemikiran Tjokro di Univers sitas Cokroaminoto Yogyakarta, men duga Tjokro tinggal di Yogyakarta k rena ingin menggalang duisungan wn tukmenghadang gerak Alimnin, Darsono, dan Semaoen es di Semarang, yang mau’ memerahkan SI ‘Mereka mau merebut massa utama kehususnya burwh pegadaian dan kereta pl." kata Ismail. Di Youvakarta inilah jokro merokrut Abdoel Moeis, Agoes Salim, dan Ahmad Dablan, yang Re- ‘mudian juga jadt pengurus Si Ada juga AM, Sangajidari Maluku, Kartosoowir- 0, dan Muhammad Roem. Abdoel Macis ‘dulu pegawai negeri di Padang, tapi ke- Jar, Sedangkan Agoes Salim sempat be- ‘kerja di konsul Jeddah, Jal memilih ke- war dan bergabung dengan SI. Cerita aktivitas perokrutan anggota ST di Yog- yakarta diulas Korver, juga Takashi Shi- raish! dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, Pendukung paling pentingnya di Yos- yakarta antara lain RM Soerjopranoto— ‘kakak Soewardi Socryaningrat alias Ki Hadjar Dewantara—yang berasal. dari keluarga Pakualaman, dan H Fachrud- din,anggota Muhammadiyah, salah satu murid pertama Ahmad Dahan, Pada 1918, Soerjoprancto mengambil_alih tampuk pimpinan SI Youyakearta, Wakil- nya Fachrudéin, Belakangan, Personeel Fabriek Bond (PFB) yang ‘dipimpin Soerjopranoto muneul sebagai "raja mogok” sekaligus menjadi garda terdepan ‘Tjokro dalam perjuangan ekonomi SI. Memirut Shi- raishi, PFE jauh lebih bengigi dibanding gerakan buruh lainnya di Bawah koordi- asi SI Semarang, ‘Meskt lama di Yoryakarta, Tjolero take punya rumah sendiri di kota ini, Kebu- tuban sehari-harinya pun seluruhaya ditanggung anggota SI 46 | TEMPO 21 AGUSTUS 201 TJOKROAMINOTO Tempo mendatangi rumah-rumah yang Konon pernah ditinggali Tyokro, yang sckaligus menjadi kantor, tempat pertemuan,sertaruangkursusislam dan sosialisme. Di kawasan Beji, Keluralan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman, ada dus rumala yang berdampingan. Ke- sduanya milik Z rsasyi, yang dikensl se- Dawa’ aktivis SL. Zarkasyi, konon, peda- gang paling kaya di kampung tu Rumah Zarkasyi terletak di depan ‘masjid Jalan Beyi, Keduanya tampak tak terawat. Tak ada tanda-tanda tempat itu pernah menjadi pusat aktivitas sebuah keelompole besar pada masa pergerakan, Rumah di bagign utara, misalnya, cat- ccatnya sudah memudar, Lima pinta kaya ddan empat jendela kayu di bagian muka tertutup rapatdan dileunei gembok sebe- sar genggaman tangan. Atap langit-la- ngit teras rumah itu jebol dan kayunya dimakan rayap, Di dinding dan pintu- znya banyak coretan Pilox. Menurut pen- duduksekitar, rumah itu dulu dibeliseo- rang pedagang Tlonghoa. Tapi, sebelum pembayarannya lunas, pedagang itume- ‘inggal. Kini jadi obyeksengketa, Adapun rumah yang ditinggali Tjokro sejak 1930 hingga dia meninggal terle- tak di Jalan Jogonegaran, sebelah barat Jalan Malioboro, Pemilik’ pertamanya ‘Kanjeng Raden Tumenggung Jogonego- ro, Ibu Hamengku Bawono IX kabarnya pernahmenempati rumah itt, Terdapat: sebuah gerbang tua bers gambar bulan dan bintang di depannya. 1 JEIAK 01 OG) DUA RUMAH BESAR, Peinah mer ‘menumpang Tokroaminoto pada 1913- Gi Jol Jagalan Klurehan Purwokinant ecamatan Pakvalaman, Kors Yogyakarta, Gambar itu dibuat dart lapisan keva berwarna putih, Dindingsekitarnya b lapis keramik merab, Di atas kubah a bends bulatan mirip kendil beraku an keeil. Menurut Ketua RW 14 Jogo garan Bambang Yunianto, pola gambs pada gorbang itu sudah banyak berubal fangasli rusak saat gempa 2006. Dibanding rumah-rumah di sekit nya, bunian di balik gerbang itu jaub le bh lega. Sayang, pemiliknya yang seks ‘rang menolak bicara soal sejarah rum: itu, Banyak yang bilang, saat Mirza Wal Ahmad Balg berada’ di Yogyaleart ‘Tjokro sering menemai dia untuk be diskusi, Soebagijo LN. dalam buku Has sono Tjokroaminoto: Mengileuti Jeja Perjuangan Sang Ayah menulis Tok deksat dengan Mirza karena,ingin mo perdalam bahasa Ingsris dan literat Islam. Mirza datang di Yogyakarta pada 102 dan menetap hingga 1937, Dia tinggal Jalan Gerjen, menempati rumah Haji Hi Jaltak jauh dari Malioboro dan temps ‘tinggal Toko, He}i Hilal, yang juga nantu Ahmad Dahlan, adalah pengusal batiic kaya di kawasan Kauman saat it Menurut Soebagijo, Harsono, anak tiga Tjokro, bisa belajar ke India lantan andibiaysi seorang hartawan India yai tertarik pada gerakan PSI. "Manghi juga orang India tadi telah mendeng: kisah lubungan Tjokroaminoto denga Mirza,” tulisnya Setelah istrinya meninggal, Tok menikah lagi dengan wanita Yoryakar ta, Rostinah. Dalam obituari pada 18 De sember 1934, Pewarta Soerabaje ments istri kedua Tjoko adalah artis sebuah kes lompok wayang orang, Cenita Reso Rain li, seperti dituturkan ulang oleh Ismail ‘Tjokro bertemu dengan istri keduanyal di Pakualaman, Dia pesinden asli Yous yakarta. Tapi mereka tidak dikarunal anak, Sakit ginjal dan maag kronis akhizya ‘merenggut hidup Tjokro pada 17 Desem- ber 1934. Tjokro mengembuskan napa terakhir di pangkuan Resoramli, yang ‘menungguinya bersama Jumarin—ka- er PSII yang asli Padang—dan Rosti- nah. Dia kemudian dimakamlan di pe makaman umum Kuneen, Kampung Pas kuneen, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarti.e ¥ TJOKROAMINOTO Pemberontak dari Bakur ENTROK tak terhindarkan antara Tjokroaminoto dan mertuanya, Wakil Bupati Ponorogo Raden Mas Ma- ngoensoemo. Dengan hati gundah, Tjokroaminoto meninggalkan rumah sang mertua menuju Semarang. Padahal istrinya, Soeharsikin, tengah mengandung anak pertama, Peristiwa menyedihkan Iu terjadi pada tengah tahun 1905, Tjokroaminoto mengambil kepatusan tegas tersfbut Karena fa tidale s dengan sikap-sikap yang dianut_ me tuanya, Menurut paker sejarah Anhai okro yang mendapat pen- mn ii menganggap Raden Mangoensoemo hegitu kolot. Tjokro menganggap Raden Mangoensoemo ter- lalumenghamba kepada penjajal. ‘Monurut Haryono Sigit, cucu Tjokro, kepada Tempo, perselisihan keduanya pecah dipieu keputusan Tjokro berhentt sebagai birokrat: juru tulis Patih Ngawi, Tindakan Tjokro kontan membuat 48 | TEMPO 21 AGUSTUS 2011 ‘Mangoensoomo berang, Padahal Tjokro digadang-gadang—meraih tempat tethormat dalam kariernya ai pangreh praja. "Eyang Tjokro hendak dibunuh samamertuanya” kata Flaryono,mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, awal bulan alu, ‘Maka, walan Mangoensoemo yang menjodohkan perkawinan anaknya, dia pula yang memerintahian Soeharsikin bercerai, Amar yang berat, Amelz, penu= lis buku H.0.S. Tjokroaminoto: Hidup dan Perdjuangannja, mengunglcapkan, dengan hati-hali Socharsikinmenjawab, ‘Kalau ayah-bunda ceraikan anakanda dari Mas Tjokro, baiklah, tetapi seumur hidup anakanda tidak akan kawin lagi Karena dunia dan akdirat, suami anak anda hanyalah Mas Tjokro. Di Semarang, Raden Mas ini mencari penghidupan dengan jadi kuli pelabuh- ‘an, Di sini ia menghayati keadaan Kelas bawah, "Dia ingin merasakan susahnya jadi kuli bongkar-muat di Kapal,” kata Tamail, 19 tahun, kader Partai Sarekat { Islam Indonesia, Periode ini kuat mem pengaruhi cara pandang ‘Tjokro dalam ‘memperjuangkan kaum burub, Tjokrotalslama di Semarang. Sepekar kemuidian, ia pindah ke Surabaya. Tings gal di Jalan Peneleh, Tjokro bergabung dengan firma Kooy & Co.Di perusahaar ‘dagang ini dia menempati bagian adm nistrasi Di Surabaya inilah setahun kemuci- an dia mendengar istrinya melahirkan ‘Tjokro memutuskan pulang ke Ponoros go. Kehadiran cucu perempuan, Octari agaknya meluluban hati sang mertua Ketika Eyang Tjokro datang, ibu saya yang masih bayi merangkale ke Eyang ‘Tjokro. Karena itu, Eyang Tjokro tidak jadi dibunuh,” kata Harvono, Lalu Ti: kro memboyong anak-istrinya ke Sura Daya : Walau dia telah bekerja, kenausan ‘menimba ilmu telap bergelora, termax suk dalam disiplin pengetahuan yang baru, Selama dua tahun sejak 1907, dis ‘menempuh pendidikan dl Burgerlijke Avond School, semacam kursus tekni- si, Pada 1910, Tjokro keluar dari firma. te ‘merasa makin kurang tertantang jlka to- rusbergelut dengan dunia administras. Dengan keahlian barunya, Tjokro b kerja dipabrikgula Rogojampi, yang ter- letak di tepi Kota Surabaya, sebagai tek Bolum begitu lama, posisinya ber menjadi ahli kimia, Dia hanys ber n setahun. Budaya perusahaan, gat berhas kolonial membua Pada awal 1912, ia bekerja pada se biro teknik di Surabaya, uk menopang kehidupan keluarga, kero membuka Kos-kosan yang Ja istrinya, Di antara pelajar yang, gal di situ, ada Sukarno, Sekarmad}| idjan Kartosoewirjo, dan Musi bun itu Tjokro mulai aktif menulis mn di beberapa surat kabar, seperti an Bintang Soevabaja, mengungkap japatnya tentang cara memajukan Karena tulisannya, nama ‘Tjokroami rmullai dikenal lvas. Pada Mei 191 ing utysan Sarekat Islam pimpin: Samanhoedi, Namanya masuk pemburu bakat yang disebar kat Islam, Dia dianggap pribumi ang didi tapi punva memadai, Indikasinya, i berhenti sebagai pegawai eri dengan alasan tak mau terus- ¢ mevunduk kepada pemimpin ka bersama Tjokrosoedarmo—jaru kantor notaris Belanda—mereka minta ke Surakarta untuk membantu Islam, Kontrak Tjokroan yang masih be an perusahaan biro teknile Surabaya ditebus oleh Haj Samanhoedi agar ia memberilan selu- wth tenaganya kepada Sarekat Menurut Takeshi Shiraishi dalam Bergerak: Radikalisme 1912-1926, saat itu ada dari Residen Surakarta utas Sa. rokat Islam yang berdini di atas anggar fan dasar yang dibuat Tirto Adhi Soer- jo. Dibantu notaris Belanda Mr ring, mereka merampungkan anggarar dasar baru pada M4 September 1912. Se ak itu, Tjokroaminoto memainkan ransentral di tubuh pergerakan ini FONDASI rumah dan pagar di Tahan kebun pisang di pinggir Jalan Raya Ba- rat, Desa Basu ban, Madiun, ita rmasif terlihat jelas, Senin tiga pekan Jalu. Di bagian belakang terdapat sumur tua yang terbuat dari semen dan batu bata. Kondisinya berkerak,menandakan sudah lama tidak dipakai. Talang tu bub liar di sekitamnya, ‘Bersebelahan dengan pekarangan itu berdiri Kantor Urusan Agama Sawahen dan MasjidJamikel-Pslah. Masih dalam area yang sama, tegak Sekolah Dasar Negeri 1 Bakur. Hingga 1999, lokasi ini kerap disinggahi siswa atau warg tuk menapak tilas tanah kelahiran kroaminoto, "Penuturan orang tua, mas jid dan sekolah itu yang membuat Mbah ‘Tjokern," kata Sjahid Soesanto, 72 tahun, tokoh masyarakat Dulu, di pekarangan berfondasi tad berdiri’ rumah Raden Tjokroamiseno, ‘orang tua Tjokroaminoto. Dia lahtr pada 16 Agustus 1882. Di tana ini pula Ty Icro mengenyam pendidikan dasar, Me: runt penelusuran Amelz, twa pembe- vontaknya telah keluiarsejale belia, Seba- gai putra wedana, Tjokro terkenal nakal Misalnya, ketika bermain kuda-kudaan, Kawan mainnya sering dimasukkan ke Karena tabiatnya, la. beberapa kali haris pindah sekolab, Namun, ber kkat keeerdasanuya, Tjokro berhasil me nyelesaikan sekolah rakyat. Setclah itu, dia dikirim ke Magelang menerus- kan belajar di Opleiding School Voor In: landsehe Ambtenaren (OSVIA) pac 1902. Ini merupakan sekolah pendidilk: ‘an pegawai pribumi. Walau terbx tuk umum, sebagian besar siswanya be aasal dari golongan ningrat, Jka bukan, biasanya anak saudagar karena mampu membayar biaya sekolah yang mahal. Di COSVTA, lama pendidikannya lima tahun dengan Belanda sebayai bahasa pengan- tar Setelah lulus dari OSVIA, se gan jalur pendidikannya, Tjokro mer jadi juru tulis di Kepatihan Ngawi. Ta hun-tabun itu ia dinikabkan dengan Socharsikin, Lantaran hati tidal nya. man dengan tradisi birokrasi seperti pe rintah jongkok dan menyembah, ia un dur diri pada 1905, Inilah letupan yang miemeeahkan hubungan dengan mera nyatadi Pemberontakan ‘Tjokyoaminoto ter- hadap gaya feodalistis Jawa kemudian ‘mendapat ruang besar di Savekat Islam Apalagi ketika dia dituejuk sebagai wa- kil ketua, Gelar raden mas ia ganti de- ngan Hadi Oemar Said atau HO.S.Pada Maret 1914, pemberontakan budaya im ituangkan dalam Sinar Djmwa, haviar ‘Tjokro. menyerukan kemajuan bu: uitra dan memukul segala yang me~ nentang kemajtian. "Menverang sembal ddan jongkok sebagai adat Modjopa kodokan," tulis Takashi dala bulcunya. Tjokro juga menangualkan larkebangsawananny’ 2LAGUSTUS 2011 TEMPO| 49 Bergerak Lewat Oetoesan Hindia ‘Tjokro rutin menuangkan ide di surat kabar. Gaya tulisannya ditiru Sukarno. NCAMAN kelaparan meng- usik pikiran Hadi Oemar Said Tjokroaminoto, Keku- rangan makanan terjadi di mana-mana Tjokro memin- ‘ta perwakilan Sarckat Islam di Jawa dan Madura menghela konferensi luar biasa membahas persoalan ini, Seruan itu ter- tulis pada halaman pertama Oecroesan Hindia terbitan 18 Maret 1918 dengen ju- ddul "Central ST dan Perkara Kekoerang- ‘an Makanan’ ‘Talisan yang panjangnya lebih dari satu kolom koran ini menyeru perwakil- aan Sarekat Islam berkumpul di gedung perhimpunan Panti Harsojo, Peneleh, Surabaya, pada Ahad pagi—atau enam harisetelah tulisan;tuditerbitkan, "Ka- lau perlu, (pertemuan) diteruskan hing- ga malam hari menjelang Senin,” tulis ‘Tjokro. Satu pekan kemudian, ‘Tjokro ‘menulis hasfl pertemuan itu di Oetoes- an Hindia, Inilah surat kabar Sarekat Islam. Di terbitkan pertama kali pada Desember 1012 di Surabaya, Oetoesun Hiniia me~ upakan corong bogi pergerakan orga- nisasi tersebut, seperti halnya Indisehe Partij memiliki De Expres. Dalam buku Zaman Bergerak: Radi hkalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, Ta ashi Shiraishi menulis koran infsemula diterbitkan sebagai bentuk perlawanan para pedagang Arab dan muslim Bumi- pputera diSurabaya yang tidak Dersedia ‘memasang iklan di surat kabar Tiong: hos. Pada masa itu, pertikaian kedua ‘cubs lagi panas-panasny Tt sebabnya, para pedagang Arab ‘mendirikan perusahaan terbatas, berna~ ‘ma Setla Oesaha, di bawah kendalitokoh Sarekat Islam bemama Hasan AliSoera- ‘i Setengah dari modal usahi Setia Oc- saha, sekitar25 ribu gulden, berasal dari kantong Hasan dan beberapa pedagang Arab di Surabaya, Sisanya bersumber dari pedagang Arab di Semarang, Peka- longan, Batavia, dan Bandung. Karena Topiknya beragam, mulai poaeaen politik, ukum, hingga perdebatan antara paham sosialisme dan Islam. memiliki peran penting, Hasan menem- pati posisi direktur di Setia esa. ‘Tak lama kemudian, Setia Oesaha se ‘gera mondirikan percetakan sendiri un- tuk menerbitkan Oetoesan Hindia, Jum- Jah balaman koran inf tak tentu. Kadang satu setengal halaman, kadang dus ha- Taman. "Mosk oplahnya tidaicterlalube- sat, strat Kabarini culkup berpengaruh, kata Peter A. Robi, Direktur Soekarno Institute Surabaya, kepada Tempo ‘Laiknya sural kbar yang berkem- bang sekarang, Oetoesan Hindia mene- ima surat pembaea dan menyediakan ruang buat iklan, Tarifaya 1 sen per sepuluh kata, untuk dimuat dalam dua edisi, Pembaca yang ingin berlanggan- an paling sedikit mesti merogoh 4,5 gul- iden —harga berlangganan untuk tiga bu- lan penerbitan, Sebelumnya, Hasan berikhtiar me- iminta Tjipto Mangoenkoesoemo—ketika stu memmpin klub debt Kartini di Ma~ Tang—sebagairedakturutama.TapiTjip- to keburu pindah ke Bandung dan berga bung dengan De Expres pimpinan Dou- vies Dekker. Maka dipiliblah Tjokro. 'Di surat kabar ini, Tjokro menempati dua posisi penting: direkturadministra- si sekaligus pemimpin redaksi. Sehari- hhari ia dibantu dua redaktur, Sosrobro- ‘to, dan bekas redaktur Sinar Djawa, Ti todanoedjo Belakangan, Hasan—vang juga dike nal sebagai orang yang paling giat dirikan toko-toko Sarekat Islam diSurs bbaya—didepak Tjokro. Posisinya sebag direktur Setia Oesaha digusur. Langkl ini didukung para pedagang Arab yaa bberseberangan dengan Hasan. Peristin i terjadl seliring dengan menguatny kedudukan Tjokro di Sareket Islam 5 rabaya sejak Agustus 1913, ‘Tidak uma mengurus pergerakan rekat Islam, Tjokvo juga dikenal sebag jurnalis yang rutin mepwlis dl Qevo ‘an Hindia’ "Paling tidak satu kali dala satu bulan is mentils di situ,” kata sei rawan AnharGonggong Topiknya beragam, mulai persoal politik, bukum, bingga perdebatan ai ‘tara paham sostalisme dan Islam. "Gay tulisannyamirip saat ia menulis bulls lame dan Sosialisme,” wjar Anhar. Gay tulisan prio kelahiran Madian, Jawa Ti ‘muir, ini, Kata Anhar, ditiruS Sukarno, ketika itu masih belia, mang altif menulis di Oetoesan india ‘Dengan nama samaran Bima, ia menull 50 | TEMPO 2) AGUSTUS 2011 SURAT KABAR OETOESAN HINDIA AN FADJAR ASIA “& kurang dari $00 artikel. Banyak dari Sstsannya dimuat di halaman tajuk ren- sea. Topiknya soputar realitas rakyat Jah dan kerakusan pemerintah Hin- jlanda. Tulisan-tulisan itu bikin ‘ser dan jadi bahan perbincangan. Bu- “= cuma Sukarno, Ki Hadjar Dewanta- = juga salah satu tokoh yang kerap me- saisdi Octoesan Hindia. Sayangnya, surat kabar ini euma ber- sebélas tahun. Meredupnya pamor okro dan Oetoesan Hindia dipicu pe- siwaSeksi Bdi Cimareme, Jawa Barat, sapemberontakan Sarekat Islam diy esi Utara pada 1919, Dalam peristiwa © Cimareme, para petant lokal memboi- juan hasil tanam kepada peme- ‘ah lokal Hindia Belanda. Tjokro d= sah ikut menggerakkan peristiwa ini. yang oleh pemerintah Hindia Be- da dijuluki "raja tanpa mahkota” ini angkap pada Agustus 1921, Sebelumnya, lewat serangkaian tulis- = di Sinar Hindia—media propaganda Sarekat Islam Semarang yang dulunya bernama Sinar Djawa—Darsono me- nyerang Tjokro, la menuding Tjokro te- Jah menyalahgunakan dana organisasi. Bersama Alimin dan Semaoen, Darsono adalah tokoh Sarekat Islam Semarang. Ketiganya gencar menyerang sejak Tjo- ‘kro duduk di Volskraad (pariemen ben- ‘tukan Hindia Belanda) paca 1918. Dalam buku The Rise of Indonesian Communism, Ruth T. MeVey.menulis para petinggi Sarekat Islam tidak bisa mengandalkan Oetoesan Hindia buat ‘menangkis sorangan Darsono, Tudingan soal penggelapan fulus itu meruntuhkan wibawa Tjokro, ‘Di mata Tan Malaka, yang pada masa ‘tu menggantikan Semaoen sebagai Ke- tua Partai Komunis Indonesia, perang kata-kata di antara dua kubu melalui Oetoesan Hindia dan Sinar Hindia tidak ada hubungen dengan prinsip gerakan, ‘api lebih soal urusan pribadi dan fitnah: Itusebabnya, ia berussha merangkul ke- dua kubu demi menyelamatkan perge- akan. ‘amu serentetan peristiwa itu telan- jurmembuatkondisi internal SarekatIs- MARYA JURWALISTIC DAN KORAN lam remuk-redam, Pun- ccaknya, program yang di- usung Tjokro pasca-Kon- gres Madiun 1928 banyak ditentang Tiap cabang s3- ling bertikai. Kondisi ke- uangan Sarekat Islam juga memprihatinkan. Akibataya, Oetoesan Hindia gulung tiker kkarena tidak ada dana. Nasib serupadialami Partij SI, koran baru Tjokro. ‘Menurut Ismail Djeelani, be- ‘kas kader Partai Sarekat Islam, Indonesia, sejak Kongres Madi- un, tiga serangkai Alimin, Dar- sono, dan Semaoen membentuk + Sareiat Rakyat—yang dijuluki St Merah. Sedangkan Tjokro, Agoes Salim, Abdoel Moeis,cian A.M, Sa- ‘ngaji mendirikan Partal Sarckat Islam Hindia Timur, yang enam tahun kemi- dianbergantinama menjadi Partai Sare- kkat Islam Indonesia, ‘Di organisasi ini, Tyokro menerbitkan surat kabar Fadjar Asia. Bersama Agoes Salim, ia duduk sebagai pemimpin re- daksi/ Adapun Kartosoewirjodipilih se agai redaktur. Berkantor di PasarSenen, Batavia, ko- yan ini menyebut dirinya sebagai surat kabar agama, adab, darspolitik. Tokro ssesekali mengisi halaman mulka, Pada 21 Suni 1929, misalnya, ia menulis soal bud ppekerti Islam buat kaum'miskin. Sayangnya, Partai Sarekat Islam le- mah dalam pengkaderan karena figur Tjokro begitu dominan. ttu scbabnya, "Kartosoewirjo, Agoes Salim, Sukiman, dan Abikoesno jalan sendiri-sendiri,” ujar Ismail, yang kini berusia 79 tahun Dalam wavaneara melalui surat elekc tronik, Takashi Siraishi menilai pamor Fadjar Asia kalah mentereng dibanding Oetoesan Hindia, "Fadjar Asia muncul saat Sarekat Islam tenga merosot dan berada di bawah bayang-bayang surat kabarsebelumnya,” ujarnya, @ 'STUS 2011 TEMPO| 51 aN TJOKROAMINOTO NN Hanoman Fagoan Pidato Dari atas mimbar, Tjokroaminoto menyihir ribuan orang. Gaya orasinya ditiru Bung Karno. EMUNCULANNYA _ mereda- kan riuh puluhan riba peserta ‘kongres Sarekat Islam di Sura baya, 26 Januari 1913. Menye- mut di taman kota Stadstuin, sekarang menjadi Tugu Pablawan, perhatian me- reka terpusat pada satu orang: Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto. Ber perawakan tegap, Tjokro membuka sa~ ra, "Bangsa Indonesia tak boleh lagi di- anggup sebagai seperempat manusia, Dalath berbagal kesempatan, Tjokro selalu meminta pemerintaban’ sendiri bagi Hindia. Momurut sejarawan An- har Gonggong, pada masa itu tuntutan semacam itu. sangat berbahaya. Tapi ro meniggunakan kesempatan yang, iberikan pemerintah Belanda: penca- bbutan larangan rapat politik, "Tjokro- aminoto menunjukkan kecerdasannya sebagai politikus,” kata Anhar dalam ‘Tjokroaminoto, Proyek Biografi Pahla- ‘ean Nasional, 1975. ‘Tjokroaminota mempunyai perawak- an ‘tegap. Ia tergolong tinggi untuk ‘ukuran tubuh orang Indonesia, Mata- nya dalam dengan sorot yang tajam. [a memiliki dahi yang lebar dan tinggi Peneliti Amelz menyebut Tjokro seba- ‘gai pribadi yang keras hati, berpendiri- ‘an tegu, dan tak mudah ditallukkan. ‘Tjokro’ abli pidato. Bicaranya le peng, lurus, dan tegas. [a menguasai ba- hhasa Belanda, Inggris, Jawa, dan Melayu, Peneliti Amelz dalam Tyokroaminoto, Hidup dan Perjuangannja mengatakan ‘Tjokro memilikisuara’_menggeledek, penuh keygkinan, "Pidatonya membawa kehalayale fnenjadi gefaseinoerd, mabuk ‘orgila-gila,” Amelz menulis. Meski de- ‘mikian, pidato Tjokro disebut-sebut tak ‘menganung humor, ‘Menurut Anhar Gonggong, Sukarno meniru gaya pidato Tjokroaminoto.Su- karno memang rajin mengamati teknile orasiKetua Sarekat Islam itu, Anhar mendapat pengakwan dari anggota Sarekat Islam, Resoramli, vang perstah melihat pidato Tjokro. Dalam beberapa pidato, Tjokro membaea teks, tapi daya pikatnya tak pudar. "Kalau dia sudah bicara, tak ada orang bersuara,’ kata 2 | TEMPO 21 AGUSTUS 2011 oa lempeng, lurus, dan tegas. la menguasai bahasa Belanda, Inggris, Jawa, dan Melayu. Anbar Penelits Indo-Belanda PP Dahler rmenyebut Tjokroaminoto “pekerja yang eras hati dan tak kenal lelab Ia mem- ‘punyai snaraindah dan berat. Mudah didengarkan beribu pendengar. Pidato- nyalaneardan penuh keyalsinan. Semua seolah terpaku pada bibirnya orator utuw Tentang hal ini ada cerita, Perna suatu ketika, dalam rapat Partai Sai kkat Islam Indonesia, seorang perus berteriak-teriak mengganggu_sidang Setiap Kali ada yang bicara, pengacs itumembuat gaduh. Melihat suasana ta enak, Tjokro berdiri, "Diam!" katany’ Seketika suasana hening, Salah satu orang yang pernah ber nu pada Tjokro adalah Haji Abdul Mali Karim Amrullah, biasa disapa Hamk Ketika berusia 18, Hamka belajar ke pada Tjokro dalam kursus bagi anggot pemula Sarekat Islam. Bagi kalange Intelektual Minangkabau, ‘Tjokroam roto bukan nama vang asing. ‘Selama mengajar Hamka dan kaw. kawan, Tjokro selal meminta ruang lugs. Tiokro tak mau terikat_mimbs sempit, Ia menerangkan pelbagai hal s sme dalam Islam dan keadaan poll ik dalam negeri. Hamka menilai Tjok’ sebagai orator dan agitator yang lay di tempat lebih besar, bukan hanya ruangan kelas, "Suaranya lantang bf sar, memanear dari sinar jiwa dan sam barinya,” kata Hamka, ‘Tyokro pandai menabuh gamelan. S jak kecil ia menyukai tari Jawa sent ‘an Waiib di sekolah pegawai nogeri pr bum Opleidiing School Voor Inlandse! Ambtenaren (OSVIA). Tjokro juga s: ngat tertarik pada wayang. "Dalam pidato, bisa jadi belajar dari wayang, kata Bulammad Basyir, cucu Tjokra ‘minoto, dalam diskusi dikantor Temp Harsono, Anak Tjokroaminoto, dalat Menggikeuti Jejak Perjuangan Sang Aya menyebut ayahnva pernah berperan bbagai Hanoman. Kera putih itu adalal Jlambang keberanian. Keberanian Hanoman dipraktekka ‘Tjokroaminoto di pengadilan. Ket itu, dalam sebuah sidang, hakim Belans dda bertanya: "Apakah Tuan Tjokro tala berhadapan dengan siapa?” Hakim it ‘menulkas lagi, "Tuan sedang berhadapa dengan Ketua Pengadilan Tinggi Belan da." Tjokro menjawab tenang, "Tahukal ‘Tuan Sekarang duduk di hadapan siaps Ketua Sentral Sarekat Islam selurut Indonesia” @ e¥ TJIOKROAMINOTO Mesiah dari Tanah Fawa UBURAN besar itu tampa ‘meneglok dengan batu penu- ‘tupmakam yangmenyatu de- ngan nisary berbshan mar- mer putih. Lambang S: kat Islam dan tulisan "Pahlawan Jang Oetarpa” menjadi pembuka enti- tas orang yang disemayamkan ai sana: H.OS, Tjokroaminoto, 10 Ramadan 1353. Bunga melatisegar dan bungamawar ke ring tersebar di atas makam saat Tempo mengunjunginya pada aki Juli lala, Lokasi makam Tjokroaminoto berada i dalam kompleks pemakaman keluar- _gnseltas 15%20 meter persegi di Tempat Pemakaman Umum Kuneen, di Kam: pung Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakar- ta Dihalamandepan komplel man terdapal sebuah tiang bendera tinggi empat meter. "D Harto, seliap 17 Agustus J, dizamanPak anyalt anak 54 | TEMPO 21 AGUSTLS sekolah yang upacara di sini,” kata Ha- mah, juru kunci makam. Maka megah untuk Tyokroaminoto yang dihormat, Pada 1919, Sarekat Islam ‘memilil2,5jutapengikutyangumumnya ‘muslim Jawa yang memadukan Islam dan Kejawen. Oleh umatnya, Tjokro dianggap Jura selamat. Dalam ramalan Jayabaya, ratu adil bergelar Prabu Heru Tjokro ‘sama yang mirip Tjokrosminoto. Di puncak popularitasnya Tjokro- aminote kerap dipanggil Heru-Tjokro. Nama ini pernah disematkan pada Pa- rngeran Diponegoro, Gelarlengkap Dipo- negoto adalah Sultan Abdul Hamid He- rucakra Kabirul Mukeminin Sayidin Pa- raatagama Kalifatul Rasul Tanah Jawa, Selain kemiripan nama, para pengikut Sarekat Islam mengaitkan ramalan abaya dengan letusan Gunung Kraka- au yang bertepatan dengan kelahiran ‘Tjokroaminoto pada 1882, Beneana alam menurut Jayabaya menjadi pertanda ba lirnya seorangmesiah, Haji Agoes Salim, pemimpin Sare kat Islam lainnya, memberikan esas slan tentang Tjokroaminoto yang diel elukan pengikutnya, Dalam Sarekat I lam Gerakan Ratw Adil? karangan APE Korver, pada 1919 Agus Salim menceris talean suasana kongres Sarekat Islam d Situbondo, Jawa Timur. + Menjelang rapat, 20 ribu orang mema dati alun-alun yang menjadi tempat pe temuan, Semula panitia'membatasi pe serta hanya 7.000 orang pemegang kari anggota organisasi, "Walaupun dilarang berjabat tangan dengan Tjokroamino ‘to, orang-orang tetap berdesakan,” i: ‘Agoes Salim. "Mereka ingin melihat wax jehsang pemimpin, ‘Ribuan orang merengsek ke depan agar bisa memegang dan mencium tangan, be hhu,danjas'oleoaminoto, Sulitbemapas arena didesale pendukungnya, Tokro aminoto melompat ke Kurs. Tapt pe ilcutnya malah memeluk kali. Mereks yang tak menjangkau Tjokroaminoto ber sth memegang orang dekat i sckitarnya, Kerumunan itu tak peduli meskipun rang dekat Tjokroaminoto berteriak Sshwa mereka bukan pemimpin Sare- Islam. "Tidak apalah, Anda kan pa- a," jawab orang-arang itu seperti ritakan Agoes Salim. Sambutan se- spa juga terjadi di daerah Iain yang di- njungiTjokroaminoto, Dikultuskan pendulsungnya, jokro- ssinoio| merasa tak nyaman, Dalam Sengres Sarekat Islam di Bandung 1916, Tpkroaminoto berpidato yang intinya olak dianggap ratu adil, ’Walaupun kita penuh dengan harapandan has- fangagung, kitatidakboleh bermim- akan datangnya seorangratuadil atau sdaan-keadaan lain yangmaustahil Penolakan ini tak serta-merta meng- kan kekaguman para pengikut Sa- sat Islam. Rasa talkjub mereka makin jadi-jadi saat tersiar kabar Tjokroa- oto bermimpi bertermu dengan Nabi, | Salam bifcu H.0.S. Tjokroaminoto: Hi- dan Perjuanganndja karya Amelz sia 1952, diceritakan suatu hari Tjo- moto sakit keras hingga tak sa- -an diti, Tak ada tabib yang mampt. ngobati Pada suatu malam, seat terbaring le- ekonyong-konyong Tjokroamino- membaca bacaan Al-Quran dengan ssih. Suaranya nyaring dengan intonasi rakerasdanlemah. Tak berapa lama snucdian ia dudulelalu memesik: Ada tamu, ada tamu.” Siapa?” Seorang kerabat yang me- PENGIKUT SETIA nungguinya bertanya " Rasulullah, Rasulullah! Tjokroaminoto pingsan. Kejadian yang sama terulang keesokan harinya, ‘Ajaibnya, penyakit Tjokroaminoto ber- angsur-angsur berkurang. Di sela-sela ‘masa penyembuhan, dia meminta A.M. ‘Sangadi salah satu orangdekatnya,me- noliskan’pengalaman itu. Kepada Sa- ngadji, dia mengatakan telah diberi pelajaran membaea beberapa ayst AT- Quranoleh Rasulullab. Tulisun Sangedi itu kenmidian menja- di buku program asas (dasar) dan tan- him (perjuangan) Partai Sarekat Islam Indonesia, Buku setebal 99 halaman ini adalah penafsiran Tjokroaminoto terha- dap ajaran Islam, Lewat tulisan ini dia berusaha menjawab dan mengatasi per- soalan yang berkembang lewat perge- vakan Partai Sarekat. ‘Tjokroaminoto salkit-sakitan sejaic akhir 1993. Seusai kongres Banjarnega 1a, dia dinasihati para rekannya supa~ ya beristirahat dan mengurangi alctivi- tas. Namun Tjokroaminoto tak meng- indahkan. Pada Desember 1934 sehatannya memburule-dia lumpiih Senin Kliwon, 10 Ramadan 1358 H, atau IT Desember 1934, Tjokroaminoto ‘mengembuskan napas terakir di pang- ‘kuan aktivis Partai Sarekat, Resoraml ‘Tentang kematian itu, Sukarno menulis surat duka kepada mantan istrinya, Oo- tari, anak pertama Tjokrosminoto. Ka- tanya, "Aku menangis mengenang ka- wankuyangtercintaitu.”@ »« TEMPO wens Untuk informasi berlangganan hubung: Case Servo’ TEMPO (021) 536 0409 Fas: (021) 534 9509 tl: een. ‘so tempnterati ra 21 AGUSTUS 2011 TEMPO | 55 BERTANGAN BES! Sahabat Dekat Musuh Fauh Tjokroaminoto menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Ambisius dan bertangan besi. IAPA membayangkan Kekuasaan Samanhoe- di di Sarekat Islam ter- nyata lebih singkat ko- timbang masa _merintis per- Jeumpulan itu? Malam sebelum kongres di Yogyakarta, 17 April 1914, Samanhoedi meng. umumkan niataya tetap men- jabat Ketua, Yakin bakel mu- us, keinginannya justru dicela Dwidjosewojo, orang Boedi Oe- tomo yang juga anggota SI. Kalau“cinta SI, kenapa ti- dak menyerahkan kepengurus fan kepada generasi muda? demikian Safrizal Rambe ‘menggambarkan —kata-kata Dwidjosewojo dalam bukunya, Sarekat Islam. Perlemuan yang dihadiri 7 wakil dari 81 af deling Si itu mendadak riuh Hasan Djajadiningrat, wakil SI Serang, menyodorkan jalan tengah: Samanhoedi menjabat kettia kehormatan. Menurut APB, Korver, penu- is Sarekat Islam Gerakan Ratu Adi, Samanhoedi semula me- nerima jabatan itu dongan so nang ati. Ia tak sadar, menjadi keiua kehormatan berarti_ tak bisa ikut pemilihan ketua, Ha sil akhir pemilihan kermudian sudah bisa ditebak. Tjokroaminoto, orang kedua Skala itu, melenggang ke kursi ketua tanpa pesaing, Setelah menjabat ketua, Tjokro b nar-benar merombak Central Sarekat Islam, Semua pemimpin SI Suraker tadari masa Rekso Roemekso dihabisi, kecuali Abdoelfatah, bendahara SI se- belumnya, yang pada periode kali ini iberi jabatan komisaris. Jabatan ke- tua Kehormatan yang disandang Sa- manhoedi sama sekalitakada artinya fang lowong diberikan kepa mika baru: Achmad Sjazi- Madura, Djojosoedire (Ma lang), Soerjodipoetro (Bondowoso) dan Soerjopranato (Wonosobo). Mere- ka berada dikubu Tjokcro ketika ia dan Samanhoedi mulai berselisih, Cerita Tjokro menyingkirkan "rau 56 | TEMPO 21 AGUSTUS 201 HAI SAMANHOEDI suht-musuh’-nya bukan kali itu saja Takashi Shiraishi mencatat dalam bu: kunya, Zaman Bergerak, delapan bu= Jan sebelum Kongres, pada Agustus 1913, ia memaksa Hasan Ali Soerati ‘munclurdari Setia Oesaha-—perasaha- an patungan para pedagang Arab vang separuh modalnya,.25 rifbu, dari kan: tong Soerati. Tyjokro membeli saham perusahaan itu, dimodali pedagang Arab yang anti-Soerati, Dengan sa ham miayoritas, ia menjadi direktur Kudeta itt bukan tanpa persiapan ‘Tanpa disadari Soerati, Tjokro mong- galang penyokongnya. Di Setia Oe: Saha, juga SI Surabaya, ia mengum- pulkan orang-orang dekatnya. Selain memberikan jabatan, ia memberi me- reka penghasilan. ‘Tiokrosoedarmoyangpertama-tama Dergabung. Ia juru tulisdi sebuah kan- tor notaris milik orang Belan: da, Dalam kongres di Surakar# ta, ia terpilih sebagai salah satul komisaris. Tahun-tabun bers ikutnya ia selalu duduk di ke pengurusan SI pusat, Tak lama setelah Tjokrosoed darmo bergabung dengan jot kroaminoto, Adiwidjojo, Ach mad, Sosrokardono, dan, Bros tosoehardjo menyusul. Adi widjojo diberi jabatan Sekre- tarisJendeval Setia Oesaha, se kaligus Sekretaris St Surabas ya. Di SI pusat, ia menjabat Ke tua Departemen Jawa Timur Achmad, teman sekelas Tjokrd Gi OSVIA Magelang, dijadikan ‘Ketua SI Surabaya pada perte: ngahan 1913. ‘Sosrokardono juga _tetaph menjadi salah satu tangan kas nan Tjokro hingga bertahunt tahun kemudian, Sebelum! kongres di Yogyakarta, Tjokra! mengutusnyatintukmengawas! afdeling-afdeling SI div Pekax Tongan dan Sukaraja. Ini pula cara dia menggerus pengarubl Samanhoedi di Jawa Tengah. Untuk memastikan. Octoesan! Hindia tetap di tangannya, ia menempatkan Brotosoehardja igalredaictur: Nepotisme ini bukannya tak pernah dipersoalkan, Tondokoesoemo dan So- srokoernio, ketua dan wakil ketua Si Surabaya, sekali waktu menanyakan masalah ini, Merasa terganggu, Tjokro dan orang-orangnya balik menyerang mereka dalam setiap rapt. Belakang- an, keduanya bahkan dituduh meng- gelapkan uang organisasi. Mereka di copot dan dipindahkan ke Surakarta. Setahun sebelum wafat, Tyokro juga menyingkirkan Sockiman dan Soer~ jopranoto, anggota senior SI yang me- rudingnya menyelewengkan ang Per- satuan Pegawai Pegadaian Hindia, se- rikat buruh yang mereka ikuti. Aline alih menyangkal tudingan, Tjokro ma: Jah menekan kongres SI-yang telah berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia untuk memecat mereka.@

Anda mungkin juga menyukai