'; *
"4 {,;E @#-
,?rc
.
tta
a,
w.'&.
t
&.
.i
;t T
Is tt
ri
'r 1.f
:.. ::,.
?mrno daCI Za*aagaa,
UNDANG-UNDANG RERJBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014 Kebijakan Publik
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 1 13
KETENTUAN,FIDANA
s
(1)
(2)
()
Dr. Andi Cudai Nur, M.Si.
(3)
(4)
PENERBIT: AGMA
(J
\.#r'
..agffla
il
'j
,'.:::
Penulis:
Dr. Andi Cudai Nur, M,Si. mta p[t{fiil{IAn
ISBN; 978-602-S2111-5-5
Penyunting:
Andi Cudai Nur, M.Si.
Dr.
Perancang Sampul
Hendra Baharuddin Bismillahirrahmanirrahirn Arhamdurlrahirabb,a,a,ramin.
Penata Letak:
Agusalim juhari
Diterbitkan Oleh:
AGMA
Redaksi:
P #l:rr Iilffi H,*{rfffi ::ffiil:ltrl;Hfl
terselesaikan, penyusun pun sadar bahwa
Jl. Dirgantara, Kel. Mangalli, Kec. pallangga,
Kab. Gow6, Sulawesi buku ini bukanlah
aqnna
v Selatan.92161 semata-mata karena hasil usaha sendiri
!1-,
merainkan juga hasil dari
\F-'- Telp: (0411) 8988093, HplWA: 081 14161500
Email: i5g,1g.my te;tn_qU-tk1tptTl
berbagai bantuan pihak rain, buku ini
adarah hasil kajian
$
berbagai referensi, literatur buk4 sumbangan
pikiran, dan
masukan yang berharga dari berbagai pihak.
Cetakan Pertama, Agustus 201g
Ha,k_Cipta Dilindungi Undang-Undan g
Al/ Rights Reserved
Harapan penyusun, semoga buku ini
Dilarang memperbanyak buku ini dalarn be
ntuk dan dengan cara apapun tanpa izin
dapat bermanfaat dan
tertulis dari penulis menambah wawasan pembaca, serta
dan penerbit. menjadi referensi dalam
kajian administrasi pubrik. Buku ini membahas
tentang konsep
kebijakan, proses kebijakan, implementasi
kebijakan, li.biyrk n
inovasi dan analisis kebijakan di era globalisasi.
Akhirnya penyusun mengharapkan saran,
sumbangan pemikiran,
untuk melengkapi buku ini yang mana
nanfinya dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
kebijakan
khususnya kebijakan publik, maupun
kepentingan umum lainnya,
dan agar ini dapat bernilai ibadah serta-mendapatkan
ridho dari
Allah Aza Wajalla, Amin.
Penyusun.
IV
DNIINNI
Halamanludul - iii
KataPengantar - v
Daftar Isi - vii
BAB 1 Pendahuluan - 1 s
BAB 2 Konsep Dasar Kebijakan publik - 13
BAB 3 Proses Kebijakan Publik di Indonesia - 45
BAB4 Implementasi Kebijakan publik - Bl.
BAB 5 Inovasi Kebijakan Publik - 1L9
DaftarPustaka - 139
VI
vil
BIB 1
PXtilIMII[Utril
&
A. LatarBelakang
vlil
Peranan dan Tantangan keb[akan Publlk 1
)
G:
positif. Untuk mampu bersaing diperlukan kualitas individu
kesiapan yang beragam dari setiap
sebagai sumber daya manusia, dengan hasil karya atau produk bangsa dalam menyerap
berbagai kemajuan dari perkembangan
produl< yang kompetitif berarti mendorong kearah perbaikan ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi dan informasi daram
kualitas yang sernakin baik dan meningkat. Kualitas yang baik dan mengikiti trena
kehidupan global. Untuk negara yang
terus meningkat hanya dapat diciptakan oleh manusia-manusia sudah mayu-d"n mapan
tentu tidak akan sulit melakukan adaptasi
yang mempunyai kemampuan yang handal untuk maju dan tapi bagi negara yang
sedang berkembang dan terkebelakang
berkompetisi. Sedangkan kemampuan berkompetisi biasanya akan ,"ngrt berat
melakukan adaptasi tersebut, dan ujungnya
dihasilkan oleh manusia manusia yang mempunyai kemauan adalah keterpaksaan
yang membuat semakin bertambahnya
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi permasalahan itu sendiri.
salah satu contoh, misarnya trend dunia
dan penjenjangan pendidikan yang berkualitas, maju, baik dan pendidikan pada abad ke-
21 ini tampaknya Iebih berorientasi pada
kondusif bagi lahirnya pribadi-pribadi yang kompetirif. pengembangan potensi
manusia, bukannya memusatkan pada
Terakumulasinya berbagai fenomena perubahan yang kemampuan tet<nit<at
dalam merakukan eksprorasi dan eksproitasi
dialami manusia dalam kehidupan.ini berimplikasi pada p,ranata aram sebagaimana
abad sebelumnya. pergeseran ini didorong
kehidupan sosial manusia itu sendiri yang semakin susah untuk tidak hanya oleh
kenyataan terjadinya krisis ekologi, tetapi juga (&
diprediksi pergerakan perubahannya, dimana kehidupan oreh has, riset
terutama dalam bidang neuropsikologi.
semakin kompleks dengan berbagai implikasi dari kemajuan yang Hasil penelitlan
neuropsikologimenunjukkan bahwa potensi
ada. Penyesuaian kehidupan di dunia bagian bara! utara, timur manusia yang sudah
teraktulisasikan masih sangat sedikir, berkisar
dan selatan begitu beragam dan kadang ekstrim serta melampaui rebih kurarig 10%,
dengan demikian masa depan peradaban
batas batas normatif, kesiapan dari manusia dibelahan dunia ini manusia masih sutit
diramalkan dan diprediksi karena akan
sangat bervariasi ada yang sudah maju, sedang maju, tidak maju terjadi U"rUrg"i
ikreativitas dan inovasi yang mengejutkan,
atau bahkan mundur ke belakang, disinilah letak peranan sebuah baik dalam ,rp'"t
positif maupun negatif.
negara memberikan perlindungan dan keamanan bagi bangsanya
Selanjutnya dalam dunia manajemen misalnya
dengan berbagai regulasi dan aturan dalam hal ini kebijakan yang muncul istilah
baru yang disebut "brainware managemenf
diharapkan akan menfilter dan memberikan solusi untuk i salah satu intinya
adalah bagaimana kita mampu mengoptimalkan
menyelesaikan berbagai tantangan dari permasalahan yang poten si,mind,,
dan "brain" untuk meraih prestasi peradaban
dialami bangsanya, secara cepat dan
efektif. Dalam konteks p embelaj aran
Kebutuhan akan keberadaan kebijakan untuk ada beberapa istilah serupa
yang sejalan dengan gagasan ini,
menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa dan negara sudah seperti \uanfum learning,
accelarated learning; learning revolution,
menjadi sesuatu yang mutlah karena adanya perbedaan dan " dan mungkin akan
muncul Iagi istilah lain. Asumsinya ialah
keberagaman dari kemampuan dan kesiapan populasi bahwa jika manusia
mampu menggunakan potensi nalar dan
masyarakat dunia global, Keadaan peradaban yang beragam dari emosinya secara jitu,
maka manusia akan mampu membuat
suatu bangsa tentu berakibat pada kemampuan bangsanya untuk loncatan prestasi yang
tidak bisa diduga sebelumnya, untuk mernegang
menyerap berbagai implikasi kemajuan dunia global, dibutuhkan peranan penting
dalam upaya meraih prestasi yang I
t
I
I
harapan kita dapat mengapresiasi berbagai temuan mutakhir publik yang berkualitas, yang memberikan solusi dan mampu
yang dimaksud, menyelesaikan pelbagai masalah perkembangan zaman sebagai
Perubahan yang ada dalam perkembangan ilmu dampak dari majunya perkembangan ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi dan informasi yang begitu dahsyat teknologi dan informasi itu sendiri.
melahirkan berbagai permasalahan publik di Indonesia, Keadaan pelayanan publik yang pertama khususnya di
diantaranya adalah peningkatan kualitas dan pemerataan mutu ,
Indonesia adalah pendidikan dimana kenyataannya sudah
pelayanan publik yang perlu diberikan pada setiap jenjang dianggap sejalan dengan visi Pendidikan Nasional yaitu
pranata sosial mulai yang paling kecil yaitu lingkungan rukun "Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
tetangga, rukum warga sampai lingkungan rukun negara, kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
khususnya pelayanan publik dasar. Berbagai usaha telah Indonesia berkembang menjadi manusia Indonesia yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tentang
publih yang pertama adalah bidang pendidikan melalui berbagai zaman yang selalu berubah", Dalam upaya mewujudkan visi
penjenjangan pendidikan yang r&ultidisipliner, pendidi]<an dan tersebut, ditetapkanlah beberapa strategi pencapaiannya melalui
latihan serfa peningkatan kompetensi sumber daya manusia, misi yang dikembangkan, di antaranya: o
penyusunan regulasi yang melahirkan kebijakan kebijakan yang 1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
diarahkan untuk perbaikan kualitas layanan publik perbaikan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat
sarana dan prasarana publik, dan peningkatan mutu menajemen Indonesia;
di semua perangkat penyelenggara pemerintahan. Namun Z. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak
demikian, berbagai indikator mutu pelayanan publik belum bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam
menunjukkan peningkatan kualitas yang berarti dan merata, rangka mewujudkan masyarakat belajar;
Sebagian besar perangkat pelayanan publik, terutama di daerah- 3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses
daerah terpencil masih menunjukkan kondisi yang masih pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
memprihatinkan, kepribadian yang bermoral;
Berbagai upaya pemerintah dalam membenahi 4. Meningkatkan keprofeionalan dan akuntabilitas lembaga
permasalahan yang ada mulai dari perumusan kebijakan secara pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
intensif , disusun, direvisi, diimplementasi dan dievaluasi oleh keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
pemerintah dalam upaya melakukan perbaikan-perbaikan pada standard nasional dan global;
serrua lini
kehidupan mulai dari pendidikan, kesehatan, 5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam
pekerjaaan umum, sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, penyelenggaraan pendidikan berdasrkan prinsip otonomi
keamanan, dan yang lainnya baik menyangkut sistem, pola dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
penyelenggaraan, fasilitas, peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan komponen-komponen perangkat penyelenggara Sementara itu, kehadiran berbagai peraturan perundang-
pelayanan publik lainnya, dengan tuiuan melahirkan pelayanan undangan baik dalam bentuk kebijakan publik maupun kebijakan
4 Dr, AndiCudai Nur., M.Si.
Peranan dan Tantangan labiialon Publik 5
l
il
pendidikan khususnya, seperti UU No. 20 tahun 2003 tentang B. Kondlst Umum Pelayanan Publlk
Sistem Pendidikan Nasional telah memberikan nuansa baru bagi
dunia pendidikan di Indonesi. UU ini telah memberikan dasar Bagaimanapun pelayanan publik merupakan keharusan yang
hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan disediakan oleh pemerintah mulai dari layanan pendidikan,
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, kesehatan, pekerjaan umum, stabilias ekonomi, sosial, budaya,
keadilan, dan menjunjung tingi hak asasi manusia. Begitu juga hukum dan yang lainnya termasuk keamanan mempunyai peran
dengan UU No, 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, akan
yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa.
menjadi landasan yang kuat bagi peningkatan profesionalisme Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya
dan jaminan akan kesejahteraan para pendidih sehingga pada
hubungan antara prioritas utama yaitu pendidikan (sebagai
akhirnya akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan sarana pengembangan sumber daya manusia) dengan tingkat
pendidikan. PERMEN No. ZB tahun 2016 tentang sistem perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan oleh
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dan sekarang berbagai indikator ekonomi dan sosial budaya, pendidikan yang
telah terbit PP No. 2 tahun Z01B tentang standar.pelayanan mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang merata,
bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya. Karena
minimal untuk pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan
penataan ruang, ketentraman, ketertiban umum, dan fungsi utama pendidikan adalah mampu membebaskan
perlindungan masyarakat serta sosial, masyarakat dari belenggu paling mendasar, yaitu buta hurul
Pemerintah wajib memberikan pelayanan dasar dan yang keterbelakangan, dan kelemahan. Pendidikan berupaya.
pertama yaitu pelayanan sektor pendidikan, karena mengenalkan hurul kata, kalimat, dan susunan kalimat ke dalam
pendidikanlah yang diharapkan akan menghasilkan dan narasi sehingga menyebabkan masyarakat melek hurul
melahirkan manusia yang unggul secara intelektual, mantap pendidikan menyampalkan pesan-pesan informasi keilmuwan
secara moral, kompetensi menguasai iptek, serta memiliki menjadikan mereka mengetahui, mengerti, memahami, dan
komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial. Pada level memiliki wawasan yang makin luas, pendidikan memberikan
makro, dibutuhkan sistem pendidikan nasional yang demokratis, motivasi untuk bergerak maju memacu mereka bangkit dari ,
desentralisasi dan berorientasi pada kemajemukan, semua itu keterbelakangan, dan pendidikan iuga mengungkapkan cara-cara
tercermin di antaranya dalam pemerataan dan aksebilitas atau strategi menjadi orang yang kuat sehingga mereka mampu
kesempatan pendidikan. Desentralisasi dan kewenangan berusaha mengatasi kelemahan-kelemahannya. Bagi pendidikan
pendidikan yang harus disertai dengan kebiiakan-kebijakan yang di Indonesia, sekarang dihadapkan kepada berbagai
permasalahan yang amat berat, khususnya dalam upaya
mengatur manajemen mutu. Pada level mikro, proses pendidikan
menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu
harus terjadi dalam ildim demokratis, kesempatan melakukan
diverisifikasi secara profesional, dalam koridor mencerdaskan bersaing di era global yang sangat kompetitif. permasalahan yang
kehidupan bangsa ini. dihadapi dari tudingan rendahnya kualitas Outputsampai dengan
kerusakan moral masyarakat akibat gagalnya pendidikan
membangun nilai-nilai yang semestinya tidak terpisahkan dengan
I
pendidikan. Wajah dunia pendidikan di Indonesia yang Kedua, rendahnya/kedadaan alcses layanan publlk bagi kelompok
senantiasa berubah-ubah, dan terkesan tidak konsisten dalam rentan (mtsldn, perempuan), penyandang cacat, dll.
penyelenggaraannya, menambah rumit dalam mengambil Puncak gunung es persoalan akses ini bisa dilihat dari tiga kasus
kebijakan untuk pembangunan pendidikan yang dilaksanakan' berikut. Di fuli 2010 Abdul Hamid (50) warga Uteunkot,
(Hasbullah: 2015) Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe mengaku dikeluarkan dari
Rumah Sakit PMI di Lhokseumawe karena keluarganya
Pelayanan publik dasar merupakan hak konstitusi warga,
mempertanyakan mengapa dirinya yang memiliki kartu
yang telah dipertegas oleh UU No' 25/2009 tentang Pelayanan
Jamkesmas harus membeli obat menggunakan resep dokter.
Publik. Namun hingga kini persoalan pelayanan publik di
Kasus lain adalah penggusuran warga Petukangan karena proyek
Indonesia tetap bagaikan gunung es yang tidak bisa mencair' lr
Jakarta Outer Ring Road W2 (}ORR W2). Dalam kasus ini Foke
Mulai clari masalah pendidikan dan kesehatan yang makin mahal
mengabaikan aspirasi warga yang mayoritas menolak
tapi buruk yang menutup akses bagi kelompok rentan hingga
penggusuran tersebut, dan akibat proyek tersebut sebanyak
masalah pengurusan dokumen yang berbelit-belit walaupun hal
5,000 warga di kampung tersebut terancam kehidupannya.
tersebut merupakan bagian darihak warga untuk meri'dapatkan
Pengelola sebuah panti asuhan di Bandung kesulitan mengurus
pengakuan identitas sebagai warga negara, Setidaknya terdapat
akta kelahiran sejumlah anak di panti itu. Hal ini
empat permasalahan mendasar dalam pelayanan publik di
disebabkan tidak dapat dipenuhinya beberapa persyaratan
Indonesia yang perlu mendapatkan sorotan.
seperti fotokopi KTP orang tua dan Kartu Keluarga, karena orang
Perbma,burularyakr'raliasproduklayananpublik tua mereka sudah meninggal ataupun keberadaannya tidak
Robohnya atap Sekolah Dasar Negeri 02 Kwitang, fakarta Pusat diketahui, Sementara pihak sekolah tetap meminta akta kelahiran
yang menimpa tiga siswa dan satu penjaga kantin pada Selasa 24 anak-anak tersebut sebagai persyaratan administrasi.
Mei 2011 lalu, hanyalah permukaan gunung es yang tampak
Ketiga, bumknya kualitas penyelenggaraan pelayanan publik
clalam persoalan buruknya kualitas produklayanan pendidikan di
Hasil sebuah survey tentang transportasi umum di Indonesia
lndonesia. Bagi warga DKI fakarta, hampir sepekan sulit
tahun ini menunjukkan Kota Jakarta dan Surabaya tercatat
mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
sebagai kota yang memiliki layanan angkutan umum terburuk Di
merupakan hal lumrah. Sementara ketika air mati, tagihan tetap
jalan. Waktu sepekan tersebut masih lumrah karena di Surabaya, Jakarta tak terhitung kecelakaan yang terjadi akibat perilaku
supir angkutan umum yang ugal-ugalan dan menyebabkan
seorang warga hampir satu bulan mengalami air PDAM mati total.
penumpang kehilangan nyawanya secara tragis. Sementara
Bahkan sebagai ibukota Indonesia, fakarta sedikitnya memiliki
Kereta Rel Listrik sebagai alat transportasi umum alternatif
1.001 ruas jalan yang rusak. Kerusakan jalan di sejumlah titik
dengan ongkos cukup terjangkau di fakarta, merupakan sumber
telah menyebabkan sedikitnya 27 kasus kecelakaan.
cerita-cerita miris. Seperti terjadinya pelecehan seksual,
kecopetan, kecelakaan seperti keselrum dan terjatuh dari KRL,
f
Keempafi,ke$dakielasan mekanisme komplatn dan penyelesalan Birokrasi (Menpan_RB) Asman Abnur
saat menyampaikan
sengketa. sambutannya dalam pembukaan seminar
Nasional Inovasi
Bagi masyarakat, kondisi pelayanan publik ini diperburuk pula Pelayanan pubrik untuk Kebangkitan
Maluku di Gedung Islamic
dengan ketidakjelasan mekanisme pengaduan yang dapat mereka Centre Ambon, Rabu (B/Z/Z0lZ),,,Belum il
Iagi persaingan dengan
tempuh ketika mendapatkan layanan yang mengecewakan atau di negara lain, terutama negara_negara
di ASEAN, serta luntutan
luar standar. Padahal, layanan publik merupakan hak warga yang masyarakat akan percepatan kesejahteraan
yang lebih nyata dan
pemenuhannya meniadi kewajiban negara. sebagai contoh dalam pelayanan publikyang rebih cepat
dan transparan. Latar berakang
kasus tanah melawan Perum PPD, warga Kebun sayur ciracas tersebut menuntut kita agar bekerja secara
Uir* arn ,"frf u
luar
telah mengadukan persoalan tersebut kepada DPRD DKI, Meneg membuat terobosan dalam pelayanan publil(,,,
terobosan
BUMN, BPN lakarta Timur, Komnas HAM, dan Kompolnas' Namun pelayanan publik melalui inovasi p"iryrnrn
kepada masyarakat
hingga kini sengketa tanah tersebut belum dapat terselesaikan. merupakan sebuah keniscayaan. saat
ini penrerintah menghadapi
Diatas memberikan beberapa kasus di lbr.tkota negara kita berbagai tantangan baik secara eksternal
rnaupun internar. Ada
Irrdonesia, kc'mudian kalau kita" melihat peringkat pelayanan dua tantangan dalam inovasi pelayanan publik
Tantangan
publik Indonesia saat ini berada di urutan 129 dari L88 negara di pertama, adalah bagaimana meraih kepercayaan
'Iahun publik dengan
dunia. Padahal cialam lJndang-undang (uu) Nomor 25 cara meyakinkan rakyat terhadap perubahan
yang a"pnt
Z}Oq mengenai Pelayanan Publik mengamanahkan agar dilakukan oleh pemerintah. ,'Hal ini
menjadi penting mengingat
mernperkuat kouriLrnen negara dalarn mempercepat pelayanan kepercayaan rakyat merupakan modal
drra. p"mlb"ngr'il"n,,,.
publik. ,,Ekonorni Inclonesia sudah beranjak mer-rjacli 10 besat' Adapun tantangan kedua adalah bagaimana
negara
clunia. Kita punya kebanggaan kr.ralitas demokrasi clan toleratrsi meningkatkan daya saing di antara negara_negara
di dunia
tertinggi rii drLnia, serta i<ekayairn negai'a yang meliml:ah. Nanlur-r sehingga berdampak pada peningkatan
l<emampuan negara
ile[lara]irrijtrg;rlrrcnrpun}raitantangzillpengelolaanUUtelnrasLtl< dalam memberikan kesejahteraan bagi
mas;rar2ft6; pada tahun
pelayattatt priblil< yang cul<uii tinggi iuga l<arena daerah yang 2076.20L7, daya saing Indonesia berida
pada urutan 41, turun
tersebar, terpelosok clan terpeltcil," ielas dia saat ditemui di dari peringkat 3T pada tahun z0LS-2016.
Hal ini tentunya
kantor Kt:tnrttkeu, iakarta, Iurnat (1817/2014')' "Kalau tnakitt merupakan tantangan yang serius. ,,|awaban
dari tantangan
ketinggalan pelayanan publik kita, itu bisa merendahkan daya tersebut di antaranya adalah dengan
melakukan inovasi, aunlrn
saing cli Mas),nrakat likonomi ASEAN. Jika tak ada langlcah faktor yang sangat berpengaruh adalah
inovasi dari sektor pubrik
perbaikan, peringkat pelayanan publik kita nggak akan pernalr melalui penyelenggaraan birokrasi yang
efektif, efisien, dan
membaik clatt akan setnakin tertinggal. produktif,".
Posisi Indonesia berada pada posisi negara dengan
pendapatan menengah, Daya saing Indonesia turun dari peringkat
ke-37 menjadi peringkat ke-41 dengan birokrasi yang tidak
efisien dan tingkat korupsi yang tinggi. Hal tersebut disampaikan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
10 Dr, AndiCdal Nur., M.Sl. Peranan dan Tantangan kebflalon Publlk
11
.".ri*
BAB 2
[0il$xp D[$[n [}Jlrffilr{ P]Blr[
$.
1
umum atau keadaan tertentu yang dikehendaki, (3) usulan
khusus, (4) keputusan pemerintah, (5) bentuk pengesahan 2' Kebijakan pada hakikatnya
terdiri atas tindakan yang saring .
formal, (6) program, (7) keluaran, (g) hasil akhir, (9) teori berkait dan berpola yang mengarah
atau model, (10) proses. dilakukan oleh pejabat_pejJbat ,.*ri,
pada tujuan y"ng
Thomas R, Dye (1998), mendefinisikan kebijakan pemerintah
pemerintah dan bukan
merupakan keputusan_keputusanyang berdiri sendiri:
sebagai "is whate.et'governmerlts choose to do or not to do,,. 3. Kebijakan bersangkut paut
dengan apa yang senyatanya
Dikemukakan bahwa apabita pemerintah memilih untuk dilakukan pemerintah dan
bidang-bidang terteitu, misatnya
melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya, dan kebijakan itu dalam mengatur penyelengg..r'rn
harus meliputi semua tindakan pemerintah, jadi bukan semata- pendidikan, ekonomi,
perumahan rakya! pengentasan
kemiskinan, dan
mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau Kebijakan negara mungkin ""Urgriny4
pemerintah semata. berbentuk positif, ,inrU,,
juga negatif. Dalam bentuknya
yang positif, kebijakan negara
Sedangkan /ames E. Anderson yang dikutip oleh Hessel Nogi mungkin akan mencakup beberapa
.f (2009:3-4),
mengemukakan bahwa (1) kebijakan pemerintah pemerintah yang dimaksudkan
bentuk findakan
untuk memengarutri masararr
selalu mempunyai tujuan tertehtu atau merupakan tifidakan yang tertenru. Sedangkan yang
dalam bentuk negad ke;u;gkinan
berorientasi pada tujuan, (z) kebijakan itu berisi tindakan- mfliU,uti keputusan_keputusan pejabat o
tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah, (3) pemerintah untuk
tidak bertindak atau tidak merakukan
kebijakan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan tindakan apapun daram
masalah-masala.h. di mana
sangat diperlukannya campur
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang baru menjadi tangan pemerintah
maksud atau pernyataan pemerintah untuk melakukan sesuatu,
(4) kebijakan pemerintah itu bersifat positif daram arti B. Pentingnya lGbijalcan
merupakan keputusan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan, dan (5) kebijakan pemerintah dalam arti yang Sekarang ini sebagai sebuah
gagasan baru pada level praktis,
positif didasarkan atau selalu dilandaskan pada peraturan implementasi komunitas kebi;akal
dahm pialaek il;;L,
p erunda
n g- undan gan dan bersifat memaksa atau otoritatif.
publik kini mendapatkan.momentumnya
di era reformasi, dan
Kenyataan-kenyataan tersebut di atas membawa implikasi terus berkembang mengikuti
dinamika kehidupan global yang
tertentu terhadap konsep kebijakan negara, di antaranya: memberikan intervensi pada
semua lini kehidupan manusia.
1' Kebijakan negara lebih merupakan tindakan yang mengarah urgensinya kian meningkat
manakat" paiotogi kebijakan
seperti
pada tujuan daripada sebagai perilaku atau tindakan yang yang terjadi selama ini
menjadi pertimiangan utama. pada
awal, pengembangan komunitas tahap
serba acak atau kebetulan, Kebijakan negara dalam sistem kebilakan dapat dimulai dengan
politik modern pada umumnya bukan merupakan tindakan pembentukan lembaga-lembaga
kemitraan dalam afti yang
yang serba kebetulan, tetapi merupakan tindakan yang sesungguhnya. Berdasarkan
uraian beber
direncanakan terlebih dahulu; kita mlnga; u;-rugu.i sendiri
kecenderungan kita memakai
,r,r, ?l;#Jrt] *:?:,H
moalt incremental yang tambal
sulam, yang mana juga diterapkan
22 di f.1gr*"n tinggi dimana
Dr. furdi Cudal Nur., M.Sl.
Peranan dan Turtangan lcbijalran
Publlk
23
,f,
terlalu banyak prosedur dan standard, operating procedure
terlalu dinomorsatu[<an atau dijadikan sebagai salah satu 7. Pengembangan Ilmu pengetahuan
Dalam kaitan.ini, ilmuwan dapat
instrumen yang digunakan, padahal tidak selamanya model mellempatkan kebijakan
pendidikan sebagai variebel
seperti ini sesuai dengan permasalahan, dibutuhkan berbagai terpengaruh, sehingga berusaha
menentukan variabel pengaruhnya
model yang dianggap pas dan sesuai dengan permasalahan yang (indep en den t ua ria ble).
Studi ini berusaha mencari variabll_ya.irU"t
dihadapi. ,"n,'i"Or,
memengaruhi isi dan sebuah
Prespektif yang dikemukakan oleh Halligan dan Power kebijakan puniiaiUn.
Misalnya, studj untuk mengidefikasi
(L992) dalam bukunya Political Management in the Nineties faktor_far,*r. .r""*
memengaruhi dikeluarkannya
menyatakan bahwa: The three principle dimensions of oolicy undang-,rndang tentang guru
dan dosen di Indonesia.
process in government, expanding on the first model. The three
Sebaiknya studi kebijakan pendidikan
dimensions are: (1) administrator; (2) manajer; dan (3) politisi dapat menempatkan
yang berada pada posisi masing-masing sesuai dengan kekuasaan
kebijakan pendidikan sebagai independent
uariabre,
sehingga berusaha mengidentifik"ri
dan kewenangan mereka dalam bidang yang mereka dampak dari suatu
pertanggung-jawabkan. Para administrator itu akan memberikan
kebijakan pendidikan. "p"
program-program yang dirancangnya dari konsep hingga praktis;
2. Membantu para praktisi dalam
memecahkan masalah_
o
masalah pendidikan.
manajer akan menjabarkan program-program itu dengah
Dengan mempelajari kebijakan pendiclikan,
pengembangan yang teknis; dan para politisi akan merancang para praktisi
akan memiriki dasar teoretis
gerakan kebijakan yang mampu mewujudkan perubahan teniang bagaimana membuat
kebijakan pendidikan yang baik
signifikan dalam konteks jangka panjang (long-term) yang dan memperkecil kegagaran
dari suatu kebijakan p"ndidik"n.
mengatur program-program pada tingkatan struktur politik di Sesungguhnya ke depan
akan Iahir kebijakan pendidikan yang
daerah tempat program-program tersebut diselenggarakan. lebih berkualitas yang
dapat menopang tujuan pembangunan.
Suafu kebijakan diambil dan diputuskan biasanya - Berguna untuk tuiuan politik
dilatarbelakangi oleh adanya masalah, Maslaah biasanya muncul
3.
Suatu kebijakan yang dibuat
ketika ada deskripansi antara dunia cita-cita (das sollen) dengan melalui proses yang benar
dengan dukungan teori yang kuat
dunia nyata (das sein), sedangkan kebijakan pendidikan memiliki posisi yang kuat
terhadap raitik dari rawan-rawan poritik
dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjanga n (descripan cy) Kebijakan tersebut
dapat meyakinkan lawan-lawan politik
atau mendekatkan antara dunia cita-cita dengan dunia nyata. yang sebelumnya
kurang setuju. Kebijakan seperti
Seperti misalnya studi kebijakan pendidikan sebagai
dicabut hanya karena alasan_alasan
it, tii"r.'ail ffi';a
kebijakan publik paling tidak memiliki tiga manfaat penting, yaitu : kepentingan sesaat dari
lawan-lawan politiknya.
untuk pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan
profesionalisma praktisi, dan untuk tujuan politik (Dye, 1981).
tq. ShfiffIesiKebijakan
Berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
negara
di Indonesia menjalan p eraturan itu sendiri
24 secara
Dr. AndlCudai Nur., M.$.
Perarnn dan Turtangnn kebiiakan
Publlk
25
a
!a
l)
."i 3
c. Peraturan Bersama Mendiknas dn Kepala BKN No. bersifat win'win sorution,tidakada pihak yang
03/V./PB/2010; Nomor 14 Tahun 2070,tentang petunjuk merasa sangat
dirugikan.
Pelaksanaan fabatan Fungsional Guru dan Angka Dalam upaya memformulasikan sebuah kebijal<an,
Kreditnya; paling
tidak ada dua kriteria yang harus dipenuhi yaitu (1)
d. Permendikbud RI No. B1A Tahun Z}LZ tentang kebijakan pubrik tidak mendiktekan kepurusan
rumusan
Implementasi Kurikulum spesifik atau
2 013; hanya menciptakan lingkungan tertentu, (2)
4. Tingkat kebijakan teknis (technical policy level); lazim rumusan kebijakan
publik dapat dipergunakan menghadapi masarah
disebut kebijakan operatif, karena kebijakan ini merupakan atau situasi
yang timbul secara berulang. Artinya, baik
waktu, tenaga, biaya
pedoman pelaksanaan. Penentu kebijakan ini berada pada yang banyak dihabiskan tidak hanya sekedar
Pejabat Eselon 2 ke bawah, seperti Direktorat fenderal atau dipergunakan
memecahkan satu masalah atau situasi tertentu
pimpinan lembaga non-departemen. Produk kebijakannya saja, tapi
diupayakan lebih menyeluruh atau holistih bahkan
dapat berupa peraturan, keputusan dan instruksi pimpinan f sekaligus dapat memprediksi kejadian yang akan
diharapkan
datang. O"ngan
lembaga. Berdasarkan technical policy /erze1 inilah para begitu, kebijakan yang dilakukan sekaligus merupalon
gubernur, bupati, kepala dinas dan sebagainya, melaksanakan upry"
antisipatif.
kebijakan sesuai dengan faktor kondisional dan situasional Untuk merumuskan kebijalan, ada beberapa prosedur
daerahnya. 0leh karena itu, biasanya para pengambil yang
biasanya dilakukan, yaitu (t) merumuskan
kebijakan selalu memiliki staf-staf khusus yang berfungsi .rrrlrh kebijakan
pendidikan, karena inti persoalan dikeluarkannya sebuah
sebagai staf ahli, agar segala kebijakan yang diambil tidak kebijakan berada pada tahap ini, (z) menyusun
agenda kebijakan,
keliru, Bahkan semestinya sebelum kebijakan dikeluarkan, hal ini disesuaikan dengan skara prioritas secara
maksud dari kebijakan tersebut harus terlebih dahulu berurutan, (3)
pembuatan proposal kebijakan, yaitu serangkaian
kegiatan yang
disosialisasikan kepada masyarakat umum untuk arahnya menyusun dan mengembangkan banyak
memperoleh berbagai masukan, termasuk misalnya perlu alternatif
tindakan dalam rangka memecahkan masarah kebijakan,
diseminasikan, lokakarya, temu ilmiah, dan sebagainya. dan (a)
legalitas rumusan kebijakan, dalam artian
Tanpa adanya sosialisasi yang baik, sebuah kebijakan akan kebijakan tersebut
sudsh menjadi kesepakatan bersama dan
bersifalfinar, sehingga
sangat sulit diterapkan, dan mungkin saja akan berhadapan dapat dijadikan pedoman p elaksanaan kebijakan.
dengan banyak masalah. Dengan demikian, warna sebuah Dalam upaya melihat sejauh mana evektifitas
sebuah konsep
kebijakan dapat diformulasikan sangat tergantung seberapa kebijakan yang ditetapkan, maka diperlukan
besar kebijakan tersebut dapat tersosialisasikan dan implementasi
kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan
kemampuan masyarakat memainkan perannya. Karenanya (199 4) adalah pengejewantahan keputusan
-.nu.ut wibawa
mengenai kebijakan
tidak jarang untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam
suatu undang_undang
diperlukan bargaining, Iobi dan bahkan intervensi pihak- namun juga dapat berbentuk instruksi_instruksi
pihak tertentu. Namun substansi sebuah kebijakan adalah eksekutif yang
penting atau keputusan perundangan. Idealnya
keputusan_
keputusan itu menjelaskan masalah-masalah yang
hendak
28 Dr, AndiOdai Nur., M.Si. Peranan dan Tantangan kebfiakan publik
?9
)
ditangani, menentukan tuiuan yang hendak dicapai
dan dalam
berbagi cara'menggambarkan struktur,, proses implemntasi Kategori lain tentang kebijakan seperti yang dikemukakan
tersebut. Anderson (7979), di mana dia membagi beberapa jenis
kebijakan
Dalam upaya mengimplementasikan kebijakan tersebu! I tersebut seperti sebagai berikut.
diperlukan suatu inpuf berupa peraturan perundang_undangan 1,. Substantive policies
yang menjadi acuan, sumber daya manusia sebagai Yakni suatu kebijakan yang menyangkut materi, isi,
pelaksana, atau
sumber daya keuangan yang akan mendukung pelaksanaan subject matter kebijakan, misalnya kebijakan di
bidang
kebijakan, komitmen pelaku-pelaku yang terkait, pendidikan, perdagangan, hukum, perburuan, pertanian,
sEndard dan
operating procedures, dan lain_lain. lain-lain.
Jadi implementasi
merupakan langkah lanjut setelah kebijakan dirumuskan, 2. Procedural Policies
Implementasi kebijakan dijabarkan daram produk-produk Yaitu kebijakan yang menyangkut siapa, kelompok
hukum mana dan
atau intruksi-instruksi lainnya yang bertujuan untuk
mengatasi
pihak mana yang terlibat daram merumuskan dan
masalah-masalah yang dihadapi. melaksanakan kebijakan. Contoh: dalam merancang,
Dengan demikian, tujuan i?nplementasi kebijakJn
publik membuat dan melaksanakan undaug-undang Sistem
adalah untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan Pendidikan Nasional, siapa saja, pihak mana saja yang
publik terlibat
dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pu*"rintrh. di dalamnya.
Keberhasilan implementasi kebijakan pubrik dapat
dilihat dari 3. DistributivePolicies
terjadinya kesesuaian antara peral<sanaan kebijakan Merupakan kebijakan ),ang memberikan pelayanan
dengan atau
desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiri keuntungan kepada sejumlah atau sekelompok masyarakat.
I
serta
memberikan dampak atau hasil yang positif bagi pemecahan Yang dimaksud dengan sekerompok rnasyarakat ini
bisa
permasalahan yang dihadapi. Di samping itu, Iangkah_langkah berada di berbagai bidang, misal di dunia pendidikan,
evaluatif juga sangat berperan penting untuk merihat kebijakan distribusi ini adalah berupa pemberian
seberapa beasiswa
jauh implementasi sebuah kebijakan berhasil kepada para mahasiswa yang mau mengambil program
dilaksanakan. studi
langka; pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang
D. lenis-fenis Kebiiakan berprestasi tinggi, dan lain-lain.
Secara tradisional, para pakar ilmu politik mengategorikan 4. Redistributive policies
kebijakan publik ke daram kategori: (1) Kebijakan Adalah kebijakan yang arahnya memindahkan hak
susbtantif
(misalnya: kebijakan pendidikan, perburuhan, kesejahteraan kepemilikan, kepunyaan pada masyarakat. Misalnya,
sosial, hak-hak sipil, masalah luar negeri, dan sebagainya), pemindahan hak dari kalangan mampu (the haves)
(Z) dan tidak
Kelembagaan (misarnya: kebijakan legislatif, kebijakan mampu (the havenots). contoh kebijakan redisfr-ibutive
yuaiuiir, ini
kebijakan departemen), dan (3)Kebijakan menurut adalah seperti pemberlakuan pajak vang Iebih besar
kurun walcu bagi
tertentu (misalnya: kebijakan masa Reformasi, kebijakan barang impor yang berbeda dengan procluksi dalam
masa negeri;
Orde Baru, dan kebijakan masa Orde Lama). pembagian tanah-tanah absentia kepada para
buruh Lni;
pembebasan tanah untuk kepentingan umum.
30 Daram dunia
Dr. AndlCudai Nur., M.$.
Peranan dan Tantangan kebllalan publik
31
{
pemberlakuan upah minimum kepada perusahaan atas Adalah suatu kebijakan yang menuntut kepada pemerintah
pekerjanya; sedangkan dalam konteks pendidikan, misalnya untuk mengadakan perubahan-perubahan. perubahan
pembebasan biaya komite sekolah kepada sejumlah siswa,
tersebut mengarah pada pengurangan ketidakmerataan
t
tetapi bebannya diambilkan dari kenaikan biaya komite hidup masyarakat. wujud dan kebijakan riberal ini adalah
sekolah seluruh siswa. l mengadakan koreksi atas kelemahan-kelemahan pada
8. Syntbolic Policies
aturan-aturan yang ada, serta berupaya meningkatkan
t program-program ekonomi dan kesejahteraan.
Kebijakan jenis ini umumnya tidak memaksa kepada banyak
72. Conseruative Policies
orang karena diiaksanakan tidaknya kebijakan tersebut tidak
Kebijakan ini merupakan kebalikan dari kebijakan liberal.
selalu besar dampaknya kepada masyarakat. Sering kali Jika
pada kebijakan liberal menuntut diadakannya perubahan_
kebijakan simbolis tidak banyak diikuti oleh masyarakat.
perubahary maka kebijakan konservatif justru
mempertahankan apa yang telah ada. Bahkan tuntutan-
3Z Dr. AndiCudai Nur., M.Si.
Peranan dan Tantangan lcblialan publik 33
tuntutan atas perubahan pun diperlambat. Menurut paham memecahkan masalah-masalah yang bersangkutan. Misalnya
konservatil perubahan dibiarkan berjalan secara alamiah, kebijakan pengembangan investasi yang dapat menyerap tenaga
tidak perlu adanya rekayasa. kerja, kebijakan pengurangan pajak untuk mernacu pertumbuhan
ekonomi, kebijakan keamanan untuk mengatasi gejolak politik
E. Lingl<unganKebijakan dan yang lainnya.
Pengertian lingkungan kebijakan yang agak spesifik perlu Gambar berikut mendeskripsikan hubungan antara tiga
dipahami dalam pemaknaan yang umum atau plural, Dalam hal ini elemen yang terlibat dalam sebuah kebijakan:
paling tidak harus dipahami kepada tiga kategori besar, yaitu (1)
lingkungan umum di luar pemerintahan dalam arti pola-pola yang Pelaku
melibatkan faktor sosial, ekonomi, politi, dan nilai-nilai tertentu.
(2) lingkungan di dalam pemerintahan dalam arti institusional,
seperti karekteristik birokrasi, sumber daya yang dimiliki, Lingkungan Kebiiakan
sumber daya finansial yang tensedia, dan sebagainya, (3)
lingkungan khusus yang memengaruhi kebijakan.
Lingkungan kebijakan sangatlah luas, sehingga kebijakan Dalam teori sistem dikemukakan bahwa pembuatan
perlu dikaji secara multidisipliner dan holistik serta dibutuhkan kebijakan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan.
data dan informasi yang lengkap dan terkini. Mengkaji suatu Kebiiakan parti akan dibentuk dan membentuk lingkungan
permasalahan yang sifatnya sempit biasanya dipengaruhi oleh sekitarnya (sosial, politih ekonomi, maupun budaya), di mana
berbagai indikator dari permasalahan yang luas dan tentu tidak pada suatu saat kebijakan menyalurkan masukannya pada
akan terlepas dari permasalahan yang lain dan bahkan kadang Iingkungan sekitarnya, namun pada saat yang sama atau yang
permasalahan itu sendiri tidak terlihat di depan mata, Banyak lain, lingkungan sekitar membatasi dan memaksakannya pada
sekali permasalahan yang tak kunjung selesai penangannya perilaku yang harus dikerjakan oleh para pengambil keputusan
dewasa ini, karena biasanya pemerintah akan ikut campur pada atau pembuat kebijakan. Tuntutan terhadap kebijakan dapat
saat permasalahannya sudah menggunung atau menjulang tinggi dilahirkan karena pengaruh lingkungan, dan kemudian
sehingga berat untuk mengurai penyelesaiannya sampai ke akar ditransformasikan ke dalam suatu sistem politik Dalam waktu
akar masalahnya, Belum lagi berbagai peraturan yang saling yang bersamaan ada keterbatasan dan konstrain dari )ingkungan
bersinggungan tanpa sekat yang jelas untuk mendudukkan pada yang akan memengaruhi policy makers. Faktor lingkungan
tempat yang benar dan jelas atau nyata, Seumpama permasalahan tersebut antara lain: karakteristik geografi, seperti sumber daya
seperti adanya pengangguran, kriminalitas yang tinggi, krisis alam, ildim, dan topografi; Variabel demografi, seperti:banyalarya
ekonomi, gejolak politik yang ada pada suatu negara akan penduduk, distribusi umur penduduk lokasi spasial; kebudayaan
memengaruhi atau memaksa pelaku atau aktor kebijakan untuk politik; struktur sosial; dan sistem ekonomi. Dalam kasus tertentu
meresponsnya, yakni memasukkannya ke dalam agenda Iingkungan internasional dan kebijakan internasional menjadi
pemerintah dan selanjutnya meiahirkan kebiiakan publik untuk
l)
F, Malna KebtJalcan
T
Proses reformasi telah membawa perubahan bersama masyarakat banyak daram har rakyat secara adil dan
yang sangat
mendasar dalam kehidupan berbangsa
dan U"rnul.., di merata.
Indonesia. perubahan yang dimaksud
terutr." *unlangkut Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa Dye
kehidupan sosiaryang sentraristik ke desentraristik, (1981), mendefinisikan kebijakan publik sebagai whatever
waraupun itu
masih dijalankan setengah hati artinya belum government choose to do or not to dq yang maksudnya pilihan
seluruhnya
terlaksana sesuai aturan desentralisasi seperti tindakan apa pun yang dilakukan atau tidak ingin dirakukan oreh
misalnya
pelaksanaan otonomi. perubahan pemerintah. Titik tekan pendapat ini adalah kebijakan tidak
tersebut tercermin dengan
diundangkannya UU No. 22 Tahun L999 yangdirevisi hanya rumusan kebijakan di atas kertas saia, tetapi pilihan
dan diganti
dengan uu No' 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan tindakan yang diambil oleh pemerintah, baik dilakukan maupun
Daerah. Dua
UU ini berkaitan dengan pelaksanaan otonomi ridak dilakukan tanpa dipengaruhi oleh pihak non pemerintah.
yang berbasis
daerah kabupaten dan kota, yang membr*" Dari dua pengertian kebijakan di atas tampak seperti bertorak
ilesar bagi
sebuah demokratis. Demokratisasi berupa"niin plng"mbangan belakang, di mana pendapat pertama sangat memerhatikan pihak
partisipasi masyarakat daram setifp kebijakan diluar pemerintah, sedangkan pendapat kedua ,rngrt
y"ng airnfuil oreh
basis dan penerapan otonomi, mengabaikan sektor di luar pemerintah, seperti masyarakat yang
Menurut Winarno (2 00S) bahwa kebijakan publik secara langsung mendapatkan dampak langsung dari sebuah
merupakan
kebijakan yang dikembangkanol eh Iembaga-lembaga p.n,u.inrrh kebijakan. Akan tetapi, pendapat kedua menggarisbawahi tentang
dan pejabat-pejabat pemerintah yang dipengr.ut
i oluh ,kto._
aktor dan faktor-faktor, bukan pemerintah. pengertian
lnemilih dan tidak memitih tindakan" harus dipahami dalam
ini kerangka berikut ini.
menunjukkan hal-hal: (1) kebijakan tidak semata_mata
didominasi oleh kepentingan pemerintah, (2) Tabel 1.
aktor_aktor di luar
pemerintah harus diperhatikan aspirasinya,
dan (3) faktor-fakor Kegiatan Strategis Kegiatan ddak
yang berpengaruh harus dikaji sebelumnya.
strategls
Ketiga hal tersebut di atas men;adi sebuah
keniscayaan
karena dengan berkembangnya informasi yang I II
sangat cepat
akibat proses globarisasi menjadi masyarakat Masyarakat mampu (Pemerintah
semakin kritis, Masyarakat
Kritisnya masyarakat tersebut akan membawa melaksanakan dengan
pada titik
persoalan ketika sektor di ruar negara Masyarakat)
tidak dilibatkan sejak awar,
menjadikan kebijakan mengalami kontra produktif. III IV
Artinya,
kebijakan tidak mem,iki pengaruh apa pun Masyarakat tidak Pemerintah
daram semua sektor. Pemerintah
Padahal kalau kita merihat keberadaan mampu untuk
kebijakan diharapkan (ciibiarkan)
menjadi sorusi dari berbagai permasarahan yang melaksanakan
tidak memihak,
tetapi mengutamakan kepentingan bersama yaitu
kemaslahatan
38
Dr. Andl OrdaiNur., M.Sl.
Peranan dan Talitangan lcbijalon Publik 39
,
Berdasarkan empat kuadran tersebut, menurut
Nugroho
(2003), kebijakan pendidikan masuk dalam faktor selain manusia yang akan maupun telah memengaruhi
kuadran t sehingga
diperlukan partisipasi'aktif sektor di luar pemerintah. kebijakan.
Arasan
yang bisa dibangun bahwa pendidikan sebenarnya Kebijakan menurut Devine (2007),memiliki empat dimensi
bisa
dilaksanakan oleh masyarakat, tetapi pemerintah pokok, yaitu:
menganggap
bahwa pendidikan merupakan kegiatan strategii 1" Dimensi normatif, yang terdiri atas nilai, standar, dan firsafat.
i"n
perkembangan sebuah negara karena penentu
kuaritas sebuah Dimensi ini memaksa masyarakat untuk melakukan
bangsa terletak pada tingkat pendidikan yang peningkatan dan perubahan melarui kebijakan pendidikan
dicapai
penduduknya' Hal ini mengakibatkan pemerintah yang ada;
tidak bisa lepas
tangan' Keterribatan masyarakat dan pemerintah 2 Dimensi struktural, berkaitan dengan ukuran pemerintah
meriputi N
perencanaan, pembuatan, impleme ntasi, (desentralisasi, sentralisasi, federal, atau bentuk
mon itori ngdan evaluasi lain), dan
kebijakannya. satu struktur organisasi, metode, dan prosedur yang
Kebijakan publik dapat diartikan sebagai menegaskan dan mendukung kebijakan bidang pendidikan;
diambil bersama antara pemerintrh dan aktor
keputusan yang
di trri p".fr..intrt,
dan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhinya
t 3 Dimensi konstitutif, terdiri dari individu, kelompok
kepentingan, dan penerima yang menggunakan kekuatan
untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan paaa untuk memengaruhi proses pembuat kebijakan;
bidang
pendidikan bagi serururr warga masyarakat. 4. Dimensi teknis, yang menggabungkan pengembangan,
Kebijakan pubrik
bidang pendidikan meliputi anggaran pendidikan, praktik, implementasi, dan penilaian dari pembuatan
kurikulum,
rekrutmen tenaga kependidikan, pengembangan kebijakan pendidikan.
profesionalitas
stal tanah dan bangunan, pengelolaan sumber daya,
dan
kebijakan Iain yang bersentuhan langsung G. Beberapa Istilah penting
maupun tidak
langsung dengan pendidikan. Analisis kebijakan, ialah disiplin ilmu sosial terapan yang
Proses pembuatan kebijakan semestinya menggunakan berbagai metode pengkajian murtiple
melalui tahapan disipliner
yang panjang karena di samping pemberlakuannya dan holostik dalam konteks argumentasi dan debaiporitik
,"ngn, untut
memengaruhi masyarakat luas, juga aktor-alitor menciptakan analisis yang rerevan dengan kebijakan.
yang terlibat Formulasi
juga sangat banyak. Winarno (Z0OS), kebijakan, pengembangan dan sintesis terhadap alternatif-
maupun Dunn (2003),
membaginya menjadi lima tahapan, yaitu (1) penyusunan alternatif pemecahan masalah.
(2) formulasi kebijakan, (3) adopsi kebijakan, (4) "g.nd", Hasil akhir kebijakan, ialah akibat-akibat atau dampak
implem"entasi yang
kebijakan, dan (s) penilaian kebijakan, Karau benar-benar dirasakan oleh masyarakat, baik yang aiharaikan
berdarrrk"n defini
di atas, lima tahap tersebut harus memerhatikan maupun yang tidak diharapkan sebagai konsekuensi
tiga hal pokok dari adanya
yaitu (1) pemerintah, (2) aktor-aktor di luar pemerintah tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah daram
seperti bidang-
kelompok kepentingan dan kelompok penekan, bidang tertentu yang ada dalam masyarakat. Implementasi
dan (3) falifor-
kebijakan, yaitu pelaksanaan pengendarian aksi-aksi
kebijakan di
40 dalam kurun waktu tertentu.
Dr, Andi CndaiNur., M.$.
Peranan dan Tantangan labiiakan pubfik
41
Ilmu kebijakan, adarah ilmu yang berorientasi pada masarah
kontekstual, multidisiplin, dan secara eksplisit bersifat normatif. dan pidato-pidato para pejabat pemerintah
yang menunjukkan
Ilmu-ilmu kebijakan 'dirancang untuk menyoroti masalah hasrat dan tujuan pemerintah serta
apa yang akan d,aksanakan
fundamental dan yang sering kari diabaikan yang muncul ketika untuk mewujudkan tujuan tersebut.
warga negara dan pengambil kebijakan menyesuaikan dengan Stratifi kasi kebijakan, yaitu pentahapan
atau tingkat-tingkat
perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik lapisan mendatar, da_lam suatu iemb"g"_lumbrg,
dan i
yrig *rrr.rrn
kebijakan yang terus-menerus untuk merayani tujuan-tujuan secara teratur dari bawah ke atas
{ atau dari atas ke bawah,
demokrasi. tergantung esensi analisis yang akan
d,akukan, stratifikasi
kebijakan menunjukkan suatu spektrum
Isu kebijakan, yaitu ketidaksetujuan atau konflik antar
aktor I
pentahapan pengambilan keputusan,
;r;;;;r;;'";;",
kebijakan mengenai arah tindakan pemerintah yang arrtual
dan mulai dari atas "yrng
potensial. berpangkalpada falsafah sampii
dengan tahap yangpaf ingUawah
Keputusan kebijakan, iarah keputusan-keputusan yang dibuat yang merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan atau
oleh para pejabat pemerinta[ yang dimaksudkan- untuk tugas yang dilakukan
memberikan keabsahan, kewenJngan atau memberikin arah
terhadap pelaksanaan kebijakan negara. Dalam konteks ini
termasuk di dalamnya keputusan-keputusan untuk menciptakan
statute (ketentuan-ketentuan dasar), mengeluarkan perintah-
perintah eksekutif (keputusan presiden), ketetapan-ketetapan,
mencanangkan peraturan-peraturan administrative, atau
membuat penafsiran terhadap undang-undang.
Keluaran kebijakan, merupakan wujud kebijakan negara yang
paling dapat dilihat dan dirasakan karena menyangkut har-hal
yang senyatanya dilakukan guna merealisasikan apa yang
telah
digariskan dalam keputusan-keputusan dan p"rnyrt rn_
pernyataan kebijakan. Atau dapat dikatakan keluaran kebijakan
ialah menyangkut apa yang dikerjakan oleh pemerintah, yang
dapat kita bedakan dari apa yang ingin dikerjakan oreh
pemerintah.
Pernyataan kebijakan, ialah pernyataan resmi atau artikulasi
I
(penjelasan) mengenai kebijakan negara tertentu. Termasuk
dalam hal ini ialah ketetapan-ketetapan MpR, Keputusan presiden
atau Dekrit Presiden, peraturan-peraturan administrative dan
keputusan-keputusan p eradilan, maupun pernyataan-pernyataan
ffi
-,..;!
)
u
memenuhi
Alternatif Dalam keputu persaratan
)PSI
kebijakan J Mahkamah Agung p undang-undang
UAKAN diadobsi der kasus Roe.v.W dalam
dukungan tercapai keputu pembuatan
mayoritas mayoritas bahwa wal kebijakan dan
legislati[, mempunyai hak un pencapaian
konsensus mengakhiri keham: tujuan.
antara dire melalu aborsi.
I
lembaga, ; I
keputusan I
Dalam proses pembuatan kebijakan berproses
melalui
peradilan, tahapan demi tahapan, di mana antara tahapan yang
satu dengan
KeDUaKan l saglan tahapan lainnya saring terkait dan tidak bisa dipisihkan.
LEMENTASI l( DaLm
telah dia: mengangkat pega menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan
kebijakan,
IIAKAN dilaksanakan untuk mendukr maka akan banyak dikaji dan diteliti sebab, akibat,
dan kinerja
oleh unit- peraturan baru tent kebijakan.
administrasi penarikan pajak kep
yang rumah sakit yang ti, Masalah
memobilisasi Iagi memiliki ,
ste
sumber (
Evaluasi
pengecualian pajak.
finansial
Impl
Unit-unit Kantor Akuntansi pul Alternatif
ILAI,AN pemeriksaan
IIAKAN
memantau progr;
akuntansi dz program kesejahter
pemerintaha sosial seperti bantr
menentukan untuk keluarga den
apakah bar anak hnggun ihan Al
badan eksek (AFDC) un
lesislatif, menentukan Gambar 1. Proses
luas Perumusan Kebijakan
ffi, f,
nr.a
3. Formulai dan 3, Formulasi dan Legitimasi kepada status qouketimbarrg merakukan perubahan yang
uetum
Kebijakan jelas arah dan tujuannya. Model ini dianggap
Legitimasi pemerintah memudahkan daram
4. Kebijakan
4. Kebijakan penyelesaian yang tambal sulam artinya penyelesaian
dapat
5. Implementasi Kebijakan dilakukan secara terus menerus tanpa batasan.
6. Tindakan Kebijakan Dalam proses pembuatan kebijakan, tidak boleh terlalu
7. Kinerja dan Dampak banyak didominasi para birokra! sebab akan berakibat
kurang
Kebijakan terakomodasinya berbagai aspirasi dari para stakeholder
atau
50
Dr. Andi Cudal Nur., M.g.
Peranan dan Turtangan lcbllalon publik 51
I
masyarakat dalam pembuatan kebijakan, termasuk dalam sektor
publih yaitu: Untuk pertama kali, suatu kebi)akan yanB hendak
1. Birokrat menginformasikan atau memberikan akses seruas- diwujudkan harus memiliki tujuan Goal) yang lelas sebagaimana
luasnya kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang telah yang diinginkan. Kedua, tujuan yang diinginkan itu harus pula
dan akan dilakukan oleh birokrasi; direncanakan Qtlans) atau harus ada proposal secara matang,
2. Proses konsultasi, yaitu harus ada media yakni pengertian yang spesifik dan operasional untuk mencapai
yang
mempertemukan masyarakat, daram har ini artikurasi tujuan. Ketiga, harus ada program, yaitu upaya dan cara-cara dari
kelompok kepentingan dengan birokrat. Wadah ini dapat yang berwenang untuk mencapai tuiuan. Keempat, decisionyalfit
berupa dengar pendapat; segenap tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencaqa,
3. Masyarakat diajak terribat atau berpartisipasi dengan melaksanakan dan mengevaluasi program, Dan kelima adalah
membuat rencana aksi. Setelah itu, baru kemudian effect,yaiuakibat-akibat dari program yang akan diialankan baik
pembahasan tingkat pemerintah atau parlemen. yang diinginkan atau disengaja maupun tidak disengaia, baikyang
Dengan rangkaian proses tersebut, desain besar untuk primer maupun yang sekunder sifatnya.
kebijakan publik, apalagi n,.nyrn!:k t hajat hidup orang'banyak
seperti pendidikan, tidak dapat dilakukan secara teruburu-buru. B. Agenda Perumusan Kebilakan
|adi harus melalui proses demi matang, efisien, serta sesuai t. Agenda Setting
dengan kebutuhan masyarakat. Pembuatan agenda kebijakan (agenda setting) adalah
Salah satu tugas pemerintah adalah sebagai perumus langkah pertama yang sangat penting rialam pembuatan
kebijakan publik termasuk pendidikan. Agar kebijakan dapat kebijakan. Tahapan ini merupakan langkah kunci yang harus
dirumuskan secara sistematik diperrukan sebuah proses yang dilalui sebelum suatu isu kebijakan diangkat dalam agenda
sistematis pula. Meskipun proses tersebut tidak selalu harus kebijakan pemerintah (government agenda) dan akhirnya
bersifat kaku, proses perumusan kebijakan memungkinkan menjadi suatu kebijakan. Tanpa terlebih dahulu masuk dalam
sistem pemerin,,han dalam merumuskannya, Kebijakan agenda setting, tidak mungkin suatu masalah yang ada pada
menjadi
teratur dan memiliki ritme yang jeras. proses perumusan masyarakat - seberapa pentingnya masalah tersebut - dapat
kebijakan sering pula disebut sebagai lingkaran kebijakan atau diangkat meniadi suatu kebijakan oleh pemerintah'
policy circle (Bridgman & Davis, Z0O4). Ada perbedaan agenda kebijakan dalam melihat tingkat
Idealnya, sebelum merumuskan kebijakan publih maka perhatian yang diberikan pemerintah terhadap masalah yang
perumus kebijakan umumnya harus mempertimbangkan diangkat menjadi isu kebiiakan, yaitu: Pertama, agenda sistematik
terhadap aneka komponen suatu kebijakan, sebagaimana inerupakan semua isu yang secara umum dipandang masyarakat
dikemukakan terdahulu, yaitu: tujuan (goat), rencana politik sebagai hal yang patut memperoleh perhatian publik
program Qtrogramme), keputus an (decision), serta dampak
Qtlans),
Agenda ini bersifat lebih abstrak, umum dan kurang
(effects) dari kebijakan yang akan dirumuskan tersebut. menunjukkan alternatif cara pemecahan imasalahnya. Kedua
agenda pemerintah merupakan serangkaian tnasalah yang secara
",ru
't
f,
-il
tahapan tertentu Ripley (1985),
menguraikan proses suatu isu
diangkat menjadi agenda kebijakan -dan
selanlutnya menjadi matang, baik secara rasionalitas, proses, nilai, serta efek samping
kebijakan yang diambil. pemerintah
yaitu : a. Terdapat masalah yang bakal terjadi.
sosial, b. Diterima kelompo( c.
Kemudian bergabung dengan
kelompok yang berbeda, d, Menjadi
isu sosial, e. Sampai pada C. Teori Perumusan KebiJakan
agenda publik, Daiam tahapan
ini memerlukan, f. Tindakan Ada banyak teori yang dikemukakan para ahli yang
pengartikulasian, g. Keputusan
kebijakan mengenai beberapa menjelaskan tentang perumusan kebijakan negara, termasuk
masalah telah dibuat, dan h.
Kelompok mulai menekankan dalam hal ini perumusan kebiiakan publik. Namun dalam hal ini
strategi isu terkait.
Hudson (Rohman, 20LZ), mengelompokkan teori kebiiakan
Kalau memerhatikan pada jenis
masalahnya, peters (1985) publik ke dalam 5 Qima) teori, yaitu: teori radikal, teori advokasi,
memberikan sffategi untuk memperbesar
peruang suatu masarah teori transaktif, teori sinoptik, dan teori inkremental.
datam agenda kebijakan pemerintah 1,. Teori Radikal
sebagai
f;;i,i:,,**uk
Teori ini menekankan kebebasan lembaga lokal dalam
a. Efek yang ditimbulkan oleh suatu masalah, menyangkut
siapa menyusun sebuah kebijakan pendidikan. Semua kebijakan
yang terkena dampak, konsentrasinya,
intensitas dan publik yang menyangkut penyelenggaraan dan perbaikan
visibilitas masalah.
penyelenggaraan publik di tingkat daerah diserahkan kepada
b. Membuat analogi dan mengkaitkannya
dengan kebijakan daerah.
yang telah ada, karena sering
kali suatu program yang dibuat Menurut teori radikal, negara atau pemerintah pusat tidak
pemerintah menimbulkan kebutuhan 'atau'
;;;, perlu repot-repot menyusun sebuah rencana kebijakan publik
tambahan, sehingga efek peruberan
dapat dimanfaatkan bila pada akhirnya kurang sesuai dengan kondisi lokal.
untuk membawa kebijakan baru
dalam Apalagi kondisi masing-masing daerah memiliki tingkat
c' Menghubungkan crengan simbor-simboragenda masalah.
dan n,ai-n,ai yang keragaman dan kekhasan sendiri-sendiri yang tidak bisa
dianut suatu negara, seperti Indonesia
dengan simbol disamakan satu sama lain.
Pancasila, adil makmur, menjada
persatuan dan kesatuan.
d. Tidak dapat dilakukan oleh pihak swasta, 2. TeoriAdvokasi
Berbeda dengan teori radikal, teori advokasi justru tidak
e. Ketersediaanteknologi.
menghiraukan perbedaan-perbedaan seperti karakteristik
Kebijakan pendidikan dirumuskan
secara hati-hati rebih-rebih lembaga, lingkungan sosial dan kultural, lingkungan geografis,
menyangkut persoalan krusial
atau persoalan makro, maka serta kondisi lokal lainnya. Kesemua macam corah
hampir dapat dipastikan p..r*urm
kebijakan pendidikan karakteristih dan perbedaan lingkungan tersebut hanyalah
tersebut d,andasi oleh suatu paham
teori tertentu. Daram proses perbedaan yang didasarkan pada perrgamatan empirik
perumusannya, para pemegang
kewenangan pengambilan semata. Teori advokasi lebih mendasarkan pada argumentasi
kebijakan terlebih dahulu t"trt
*".pertimbangkan secara yang rasional, logis, dan berniiai.
Menurut teori advokasi, pemerintah pdsat sangat perlu
56 menyusun kebijakan publik yang bersifat nasional demi
Dr AndiCudai Nur., M-SL
:3
=}
-'- itr
Adapun orang-orang yang terlibat dalam merumuskan 2. Stakeholder primer, yaitu mereka yang memiliki kaitan
kebijakan disebut dengan aktor (lmron, !996:31). Aktor yang kepentingan secara langsung dengan sratu kebijakan,
terlibat dalam merumuskan kebijakan terdapat pada tingkat program atau proyek. Mereka biasanya dilibatkan dalam
strategis, koordinator dan operatif. Aktor utama dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam penyerapan
merumuskan kebijakan adalah pejabat yang berada di legislatif aspirasi publik. Stakeholder primer bisa mencakup (a)
seperti MPR, DPD, DPR, DPRD I, dan DPRD II, sedangkan aktor masyarakat yang diidentifikasi akan terkena dampak (baik
yang berada pada eksekutif seperti Presiden, Menteri, Gubernur, positif maupun negatiQ oleh suatu kebijakan. (b) tokoh
Bupafi, Walikota, Kepala Dinas, dan sebagainya, Sedangkan dalam masyarakat, dan (c) pihak manajer publik, yaitu lembaga atau
bidang pendidikan aktor dalam merumuskan kebijakan adalah badan publik yang bertanggung jav,rab dalam penentuan dan
Mendiknas, Menteri Agama, Dirjen, Kepala Dinas, Rektor, dan penerapan suatu kebijakan.
Sebagainya 3. Stakeholder sekunder, yaitu mereka yang tidak memiliki
Dalam perumusan kebijakan tidak hanya dilakukan oleh kaitan kepentingan langsung dengan suatu kebijakan,
tokoh-tokoh kunci resmim tetapi juga terdapat unsur-un$ur non program dan proyek, namun memiliki kepedulian dan
governmental organizaAbr (LSM), Dewan pendidikan, Badan perhatian sehingga mereka turut bersuara dan berupaya
Pertimbangan Pendidikan dan juga terdapat unsur infra struktur untuk memengaruhi keputusan legal pemerintah. Adapun
politik seperti organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi yang dapat dikategorikan sebagai sakeholder sekunder
kekuatan sosial politik bahkan tokoh-tokoh perorangan atau seperti: kelompok-kelompok kritis, organisasi profesional
kelompok berkepentingan atau lebih sering disebut stakehotder (PGRI, IDI, ICMI, HIPMI, KADIN, dan sebagainya), LSM,
kebijakan. organisasi sosial (NU, Muhammadiyah, FPI dan lain-lain), dan
ini bisa mereka yang
Stakeholdet' kebijakan pendidikan sebagainya.
mendukung maupun yang menolak Secara garis besar, Untuk lebih jelasnya, aktor-aktor perumusan kebijakan dapat
stakeholder kebijakan pendidikan dapat dibedakan ke dalam 3 dikelompokkan seperti di bawah ini.
(tiga) kelompok, yaitu: 7. Legislatif
1. Stakeholder kunci, yaitu mereka yang memiliki kewenangan Dalam suatu sistempolitill legislatif sering dimaksudkan
secara legal untuk membuat keputusan, Shkeholder kunci sebagai pembentuk undang-undang dan perumusan
mencakup unsur eksekutif sesuai tingkatannya, legislatif dan kebijakan. Peran mereka sangat menentukan, karena
Iembaga-lembaga pelaksana program pembangunan. ngesahan dalam satu tata aturan yang menjadi kebijakan
Misalnya, sEkeholderkunci untuk suatu kebijakan di bidang seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan
pendidikan di tingkat kabupaten adalah (a) pemerintah daerah dan sebagainya berada di tangan para legislatifini.
Kabupaten, (b) DPRD Kabupaten, dan (c) Dinas pendidikan Legislatif sebagai perumus kebiiakan mempunyai sebutan
yang membawahi langsung program-program pendidikan di yang berbeda pada kebanyakan Negara. Ada yang menyebut
daerah tersebut. parlemen, DPR, DPRD, MPR, DPD. Lembaga-lembaga yang
merupakan representasi dari wakil ralqyat inilah yang
60 Dr. AndiCudai Nur., M.$. Peranan dan Turtangan lcbijal<an Publik 61
i
diharapkan mampu membuat berbagai kebijakan
baik yang Departemen pendidikan dan Kebudayaan, .oleh karena
ffi
dari inisiatif sendiri maupun datang dari pemerintah itu
atau mereka lebih tahu banyak terhadap apa_apa yang harus
eksekutif.
Sayangnya peran legislatif ini sekarang mereka kelola.
belum optimal, Menteri yang biasanya sebagai administrator pada sebuah
sebagai wakil ralryat yang semestinya dapat
menglmban departemen adarah pembantu eksekutif (di Indonesia
amanat darj konstituennya, keberadaannya justru
banyak Presiden) mempunyai kewenangan untuk membuat
disorot karena kebanyakan mereka lebih mementingkan
kepentingan sendiri ketimbang menampung kebi j akan-kebijakan yang
b erkaitan dengan departemennya,
masyarakat,
Tidak jarang akibat tindakan mereka ini, seperti bahkan kebijakan di atasnya, yang bersentuhan langsung
tindak pidana
korupsi, menyalahgunakan wewenang dan kebijkanl dengan departemennya, sering kari juga berasal dari
p"aa usulan
akhirnya harus berurusan clengan penegak hukum. departemennya. Dengan demikian, secara material
2 Eksekutif administrator tersebut mempunyai kewenangan untuk
Yang dimaksud dengan eksekuJif disini adalah merumuskan adalah ja;aran yang berada di atasnya yaitu
para pqJaksana
undang-undang. Sungguhpun sebagai pelaksana, legislatif dan eksekutif.
eksekutif
juga berperan dalam merumuskan Jajaran administrator biasanya berjenja;rg secara piramidar a
kebijakan. Selain alasan-
alasan yang dikemukakan di atas, ada alasan dari atas sampai ke bawah. Di tiap-tiap departemen, struktur-
lain mengapa struktur mereka yang berada pada jajaran administrator,
a
eksekutif juga berperan dalam perumusan
kebijakan, ylitu
agar kebijakan yang dibuat atau dirumuskan secara lini membawahi administrator di tingkat provinsi,
oleh legislatif
dapat dilaksanakan sesuai dengan farrtor kondisionll sedangkan administrator yang berada di tingkat provinsi
dan membawahi administrator yang berada di tingkat kabupaten
situasionar, eksekutif biasanya merumuskan
kembari dan kota. Tapi sejakpemberlakuan otonomi daerah, UU
kebijakan yang dibuat oreh legisratif daram No,22
bentuk kebijakan
jabaran. Tahun 1999, kemudian uu No. 32 Tahun 2004, strulitur
Eksekutif mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan tersebut meskipun secara samar-samar masih ada, artinya
kebijakan yang dibuat oreh legisratif, dan kekuasaan dalam kerangka koordinatif, secara hierarki tidak berraku
untuik lagi, . sebab para Kepala Dinas yzng membidangi masing_
tidak melaksanakannya dengan alasan_alasan
tertentu.
Eksekutif juga mempunyai kekuasaan untuk masing langsung bertanggung jarvab kepada atasannya
merumuskan
kembali atau tidak merumuskan kembali terhadap masing-masing. Kepada bupati atau walikota di kabupaten
kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh legislatif. dan kota, kepada gubernur untuk provinsi.
3. Administrator 4. Partai Politik
Di negara-negera sedang berkembang, umumnya untuk kondisi sekarang di Indonesia peran partai politik
administrator tertinggi pada masing_masing sangat besar, hampir semua aspek menyangkut kebijakan
Kementerian
(dulu Departemen memegang peranan penting akan melibatkan partai poritik. partai poritik di sini
dalam dimaksudkan adalah sekelompok orang yang terorganisir
merumuskan kebijakan depaftemennya, termasuk
serta berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar
62
Dr. AMi Cr.dalNur., M.$.
Peranan dan Turtangan lcbfialan Publik I
63 I
I
c
I
rc------ rl
.ill._"1
dapat melaksanakan program-programnya
menempatkan anggota-anggotanya dalam
pemerintahan.
dan
jajran Meskipun kelompok ini tidak memiliki kewenangan
formal, namun mereka sering menggunakan berbagai
secara
t
Partai politik cukup punya peian, macam
karena menempatkan taktik dan strategi agar kebijakan_kebijakan yang
orang-orangnya untuk duduk di legislatifatau dirumuskan
anggota DpR, tidak merugikan terhadap kelompoknya. Lobi, dengan
DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten
dan partai pendapat memberi informasi yang gencar
politik disamping dimaksudkan untuk Kota. adalah .rr"_.rm
yang lazim ditempuh oleh kelompok berkepentingan
kepentingan_
kepentingan politik seperti penempatan ini
orang_orangnya di untuk menggoalkan kep entingannya,
lembaga legislatif, memperebutkan
kedudutan pitiinan Biasanya kelompok berkepentingan mempunyai
daerah (Bupati, wakil Bupati, warikota/wakil tunLutan
warikota, yang bersifat khusus, sempit dan spesifik. Kelompok-
Gubernur/Wakil Gubernur, sampai presiden/Wakii kelompok berkepentingan seperti: kelompok buruh,
Presiden), juga biasanya digunakan
sebagai wadah untuk kelompok profesional, kelompok nelayan, kelompok
konsolidasi dalam upaya mengkritisi jalannya
pemerintahan pendidik dan sebagainya, peranan yang mereka
yang dilaksanakan oleh eksekr.rtif. mainkan
b dalam perumusan kebijakan sangat tergantung
Partai politik berperan besar dalam kualitas
memengaruhi berbagai anggota yang mereka miliki serta kemampuan o
kebijakan yang dilakukan oleh eksekutif, bargaining
wakilnya yang duduk di lembaga legislatif.
melalui wakil_ power yang dilakukan. Biasanya dalam melakukan
Saking besarnya tuntutannya, mereka berkolaborasi dengan pihak-pihak
peran partai politik ini, hampir semua lain
aspek berbangsa dan atau biasa juga dalam bentuk Lembaga Swadaya
bernegara menyangkut kebijakan tidak Masyarakat
akan terlepas dari (LSM).
partai politik, Sayangnya saat ini, mungkin
dikarenakan 6 Organisasi Massa
besarnya kewenangan terutama wakil_wakilnya
yang duduk Organisasi massa merupakan kumpulait orang-oran
di lembaga legislatif, tanpa kesiapan secara g yang
menhl maupun mempunyai cita-cita dan keinginan sama. Sifat organisasi
financial, akhir-akhir ini banyak tuduhan ini
miring bahwa adalah nonpolitis, meskipun dalam kiprahnya sering
lembaga legislatif termasuk lembaga
paling korup di bersentuhan dengan kepentingan politis. 0rganisasi
Indonesia, ini dapat
berdiri sendiri atau independentdan dapat juga berafilisasi
5 Interest Group
dengan organisasi politik tertentu.
Interest Group atau kelompok berkepentingan
adalah suatu Lapangan perjuangan organisasi massa ini berbeda-beda,
kelompok yang beranggotakan orang_orang ada
yang mempunyai yang mengkhususkan diri dalam bidang keagaman,
kepentingan sama. Kelompok ini berusah,
,n"*".,gr.rhi pendidikan, sosial kemasyarakatan, kesenian,
kebudayaan
perumus kebijakan formal. Kelompok
ini berusah"" ,g". dan sebagainya.
kepentingan-kepentingan kelompoknya
dapat terakomodasi Dalam perumusan kebijakan, termasuk kebijakan pendidikan
dalam kebijakan yang dirumuskan oleh
para perumus formal. organisasi massa lazimnya punya harapan-harapan,
aspirasi-
aspirasi, yang kemudian disampaikan kepada para perumus
64 kebijakan formal. Kendatipun penentuan diterima
Dr. AndlCudai Nur., M.$. iid"kny,
Peranan dan Tutangan lcbiiakan publlk
65
JIr ili
pikiran dan aspirasi tersebut masih
gagasan,
berada daram
wewenang peserta-perumusan kebijakan
formal, tetapi tidak dart muatan-muatan intelektual. perumusan kebijakan yang
dengan pendekatan atau persuasi
1a1ans tertentu, banyak har- baik seharusnya memuat naskah akademik yang dibahas
hal yang kemudian diakomodasi oleh para p..r*r, bersama para akademisi di perguruan tinggi.
kebijakan, sehingga gagasan-gagasan
dari rumusan kebijakan.
tersebut menladi bagian L Tokoh Perorangan
Dalam berbagai konstelasi, tokoh perorangan memegang
Di Indonesia, organisasi seperti Muhammadiyah,
Nahdhatul peran cukup vital dan terkadang sangat menentukan,
Ulama, ICMI, HMI, pMII, Korps Alumni dia juga
Himpunan Mahasiswa dapat menjadi tokoh sentrar. Tokoh perorangan dapat
Indonesia (KAHMI) dan sejenisnya berasal
biasanya cukup signifikan dari berbagai bidang seperti keagamaan, politilq ekonbmi,
dalam memengaruhi berbagai kebijakan pemerintah, pendidikan, budaya, seni, informatika, sejarah, sosiologi,
termasuk dalam kebijakan pendidikan. dan
Malahan organisasi sebagainya. l
)
....11
)
I]
tingginya kesenjangan pendidikan di berbagai daerah, dan diikat oleh rumusan kebijakan tersebut, akan secara jelas
lain-lain, adalah bebe.rapa masalah yang biasanya dijadikan dapat menemui sasarannya.
isu kebijakan, Meskipun sebuah kebijakan telah disahkan, bukan berarti
2. Penyusunan agenda kebijakan rumusan kebijakan telah bebas dari berbagai permasalahan.
Dari masalah-masalah yang dirumuskan, kemudian dipilih Banyak problem muncul di sekitar rumusan atau statemenhtya
masalah-masalah dengan prioritas yang paling krusial sampai yang kurang atau tidak jelas. Ketida$elasan ini biasanya
dengan yang paling tidak krusial, untuk diagendakan. bersumber dari beberapa hal, yaitu:
Dirunutnya masalah dari yang krusial sampai yang paling 1. Pembuatan kebijakan kurang menguasai pengetahuan,
tidak krusial tersebut sangat penting karena tidak mungkin informasi, keterangan dan persoalan-persoalan baik yang
semua masalah dapat diagendakan. Dengan demikian,
I
j
I 'li
?
.T
')
t,, "
kebijakan bersama dengan perangkatnya, mengkomunikasikan
melompat-lompat atau langsung jadi. Menurut pendekatan
lagi rumusan kebijakan tersebut kepada masyarakat.
ini, bahwa politik merupakan sebuah aktivitas sehingga
Sementara itu,
masyarakat sendiri kemudian juga mempunyai proses.
mengkomunikasikan rumusan kebijakan kepada masyarakat
Dengarr demikian, kebijakan pendidikan
lainnya. Rumusan kebijakan tersebut, menjadi bagian dari dipandang juga
sebagai proses politik yang menyertakan
kehidupan masyarakat, oleh karenanya mereka mengambil rangkaian t.li"tan,
mulai dari identifikasi permasalahan publih formulasi
bagian di dalam pelaksanaanya.
proposal kebijakan publi( legrtimasi kebijakan
Dalam mengkomunikasikan kebijakan, dikenal beberapa publi(
implementasi kebijakan publi( dan evaluasi
model komunikasi, yaitu (1) model komunikasi satu arah, (2) kebijakan puurin
model komunikasidua arah, (3) model komunikasi multiarah.
Penggambaran kebijakan publik sebagai proses,
dapat
dilihat pada tabel berikut ini
G. Beberapa Perumusan Kebijakan
Identifikasi Permasalahan Mengemukakan funtutan agar
Pada dasarnya kebijakan publik yang dirancang dan
pemerintah mengambil suatu
dirumuskan dan kemudian dapat dimplementasikan, tidak begitu
saja dibuat. Di samping harus melalui berbagai tahapan seperti tindakan
I
dikemukakan di atas, juga perlu mempertimbangkan berbagai I
Memutusl<an isu-isu apa yang
I
pendekatan. Tujuannya tidak lain, agar kebijakan yang dibuat Menata Agenda Formulasi
dipilih dan permasalahan apa
untuk selanjutnya diimplementasikan bisa diterima semua pihak Kebijakan
yang hendak dikemukakan.
dan tentu saja berhasil.
Secara teoritik, pendekatan perumusan kebijakan publih Mengembangkan proposal
Perumusan Proposal
berikut ini beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kebijakan untuk menangani
Kebijakan
kerangka perumusan kebijakan : masalah tersehut
1. Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan ini mengandalkan bahwa tugas membuat Memilih satu buah proposal
Legitimasi Kebijakan
kebijakan publik merupakan kewenangan pemerintah. yang dinilai terbaik untuk
Menurut para ahli pendekatan kelembagaan dipandang kemudian mencari dukungan
sebagai pendekatan yang paling sederhana dan sempit dalam politik agar dapat diterima
perumusan kebijakan publik. pendekatan kelembagaan sebagai sebuah hukum
mendasarkan pada fungsi:fungsi kelembagaan publik dan
M engorganisasi birokrasi,
berbagai tindakan dalam perumusan kebijakan. Implementasi Kebijakan
menyediakan pelayanan dan
2. Pendekatan proses pembayaran,
Berdasarkan pendekatan proses, kebijakan publik dan
pengumpulan paiak.
diformulasikan melalui tahapan-tahapan yang runtut, tidak
76 Dr. Andl&dai Nur., M.Si. Peranan dan Turtargan keb[al<an Publik
77
,
studi program,
Melakukan dikelompokan sebagai elite, tapi porsinya lepih pasih untuk
Evaluasi Kebijakan melaporkan outputnya, mendekati pemimpin, kecuali diminta.
mengevaluasi pengaruh )adi menurut pendekatan elitis, tidak ada kelompok
(impact) dan kelompok masyarakat di luar para elite yang ikut menentukan kebijakan
sasaran dan non sasaran, dan publik. Sementara birokrasi pendidikan merupakan
memberikan rekomendasi pelaksana yang loyal atas semua kebijakan publik yang
penyempurnaan kebijakan. dirumuskan para elite tersebut,
5. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional mengedepankan gagasan bahwa
kebijakan pendidikan sebagai "maximum social gain" yang
3. Pendekatan Teori Kelompok
berarti pemerintah sebagai pembuat kebijakan publik harus
Dalam formulasi kebijakan publik pendekatan teori
memilih kebijakan publik yang memberikan manfaat optimal
kelompok mengumpamakan* bahwa kebijakan *publik
bagi masyarakat.
merupakan titik keseimbangan (aquilibrium). Inti o
Proses formulasi kebijakan publik menurut pendekatan
gagasannya adalah bahwa interaksi dalam kelompok akan
rasional haruslah didasarkan pada keputusan yang sudah
menghasilkan keseimbangan, dan keseimbangan adalah
diperhitungkan rasionalitasnya. Rasionalitas yang diambil
sesuatu yang terbaik.
adalah perbandingan antara pengorbanan dan hasil yang
Berdasarkan teori kelompok, individu dalam kelompok-
dicapai, fadi pendekatan rasional lebih menekankan pada
kelompok kepentingan berinteraksi dengan baik secara
aspek efisiensi atau aspek ekonomis.
formal maupun informal, dan secara langsung atau melalui
media massa menyampaikan tuntutannya kepada pemerintah
untuk mengeluarkan kebijakan yang diperlukan.
4. Pendekatan Elitis
Kalangan ahli banyak yang melihat bahwa dalam suatu sistem
politik kebijakan publik dibuat dan banyak dipengaruhi oleh
para elite dari sistem itu. Dengan demikian, kebijakan publik
mencerminkan keinginan dan kehendak kaum elite saja,
tanpa ada aspirasi masyarakat yang terserap di dalamnya.
Pada umumnya kaum elite terdiri atas pemimpin yang kua!
keluarganya, para komprador atau pengusaha yang dekat
dengan keluarga pemimpin, dan tentu saja adalah pemimpin
militer. Para cendekiawan dan mahasiswa juga dapat
ll
BIB 4
NIPU!ffI{U$ IXBIIMII{ PUBIJI
r)
tidak diimplementasikan, tidak akan dapat dirasakan manfaatnya' berbagai cara "menggambarkan struktur" proses implementasi
Sebaliknya, sesederhana apa pun rumusan kebijakan, jika sudah tersebut.
diimplementasikan, akan lebih bermanfaat, apa pun hasilnya' Sedangkan Grindle (1984), menyatakan bahwa
Para ahli ilmu-ilmu sosial berpendapat bahwa proses implementasi kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar
implementasi kebiiakan, termasuk dalam hal ini publi( bersangkut-paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-
berlangsung lebih rumit dan kompleks dibandingkan dengan keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat
proses perumusannya. Proses implementasi kebijakan publik saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Implementasi
melibatkan perangkat politik, sosial, hukum, maupun kebijakan publik juga menyangkut masalah konflik kepentingan,
administratif atau organisasi dalam rangka mencapai suksesnya keputusan, dan siapa yang memperoleh apa dari kebijakan
implementasi kebijakan publik tersebut. Meskipun antara tersebut. Pengukuran implementasi dapat dilihat dari prosesnya,
perumusan dan implementasi kebijakan publik, merupakan dua dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai
rangkaian proses yang saling berkesinambungan' dengan yang telah ditentukan, yaitu melihat pada al<si (action)
profrs yang
Implementasi kebiiakan publik merupakan program berbasis proyek individual dan apakah program ,ll
tidak hanya menyangkut perilaku-perilaku badan adminitratif tersebut tercapai. Pengukuran implementasi kebilakan publik
1
yang bertanggung iawab untuk melal<sanal<an program dan menjadi sangat krusial karena implementasi kebijakan publik :
men imbulkan ketaa tan kepada kelompok sasaran, melainkan iuga adalah sesuatu yang penting bahkan lebih penting dibandingkan
menyangkut faktor'faktor hukum, politik, ekonomi, sosial yang perumusannya. Kebijakan publik hanya akan menjadi sekadar
langsung abu tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dari impian atau rencana yang sempurna yang tersimpan rapi sebagai
berbagai pihakyang terlibat dalaln program. arsip, apabila tidak dapat diimplementasikan,
Pemberlakuan sebuah kebijakan yang tertuang dalam Sebuah kebijakan sebelum dilaksanakan, perlu dijabarkan
aturan perundang-undangan terhadap masyarakat secara ideal secara operasional tujuan umum menjadi tujuan khusus yang
harus ditetapkan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan Iebih spesifik. Dalam penjabaran kebijakan itu harus diatur
masyarakatnya, oleh karena itu semestinya sebelum kebiiakan sumber dana, sumber daya serta perangkat organisasi lainnya.
diberlakukan harus dapat tersosialisasi terlebih dahulu, termasuk Dalam konteks pelaksanaan kebijakan ini, Siagian (199S: 225),
dalam hal ini kebijakan di bidang pendidikan. mengemukakan bahwa perlunya perhatian terhadap hal-hal
Menurut Wibawa (1992 : 14), implementasi kebijakan antara lain; (1) manusia, (2) struktur, (3) proses administrasi dan
merupakan pengejawantahan keputusan mengenai kebijakan manajemen, (4) dana, dan (5) daya. Kesemua faktor tersebut
yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu undang-undang dapat dijadikan sebagai faktor pendukung dan faktor penghambat
namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif yang dalam implementasi kebijakan.
penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusan- Suatu tindakan administratif sangat diperlukan dalam
keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak upaya pelaksana kebijakan. Agar implementasi kebijakan dalam
ditangani, menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam pendidikan dapat berjalan lancar dan sukses, maka perlu
E dianalisis tentang peraturan yang dapat mendukung kebijakan,
,
keuangan, personil dan prasarana rainnya yang dapat mendukung
diperinci, program telah dirancang dan juga sejumlah
suatu pelaksanaan kebiiakan. Banyak pihak yang terlibat dalam dana telah
dialokasikan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
implementasi kebijakan seperti: kelompok formal, informar, tersebut.
suprastruktur, infrastruktur dan fungsional. semua itu saling Seperti dikemukakan di atas, behwa proses implementasi
terkait dan sangat menentukan atau keberhasilan daram kebijakan tidak hanya menyangkut periraku badan
implementasi sebuah kebijakan seperti kebijakan pendidikan. administratif
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program
Implementasi kebijakan banyak juga dipengaruhi oleh faktor dan
menimbulkan ketaatan pada diri kerompok sasaran,
organisasi, Dalam teori organisasi yang bersifat klasik ada melainkan
juga menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik,
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara rain: hierarki, ekoriomi
dan sosial yang Iangsung atau tidak lengsung dapat
profesionalisme, otoritas, kekuasaan peraturan koordinasi, memengaruhi
perilaku semua pihak yang terliba! dan yang pada
sentralisasi, desentralisasi, disiplin, kesatuan komando, rentang akhirnya
berpengaruh terhadap dampak, baikyang negatif maupun
kendali, iob deskripsi, dan mekanisme kerja, dan sebagainya. positif.
Karenanya, untuk mencapai keberhasilan implementasi
Sedangkan hubungan antaFa pembuat dan pelaksana kebijakan diperlukan kesamaan pandangan atas tujuan
kebijakan dikemukakan oleh supandi dan Sanusi (19g8: a1) yang
hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk O
antara lain: (1)hubungan tersebut mempunyai corak bersifat memberik"n
I dukungan bagi pelaksanaannya.
teknokrat (Z)hubungan kedua jenis aktor tersebut bercorak
pedagang dan pembeli, dan (4) hubungan bergaya birokratik. I Meskipun demikian, keberhasilan imprementasi kebijakan
Menurut beberapa ahri kebijakan, mereka menyajikan moder ini tentunya juga tidak terlepas dari perumusan kebijakan yang
implementasi kebijakan yang secara skematis seperti dapat kelak membuahkan isi kebijakan (content of policl) yang
dilihat pada gambar berikut ini: akomodatif serta ringkungan di mana kebijakan
dimalsud
diimplementasikan (Grindle, 1980: B).
Policy &
lmplernenting Policy Policy
Goals Keberhasilan imprementasi kebijakan dapat dilihat
N dari
terjadinya kesesuaian antara pelaksanaau atau penerapan
kebijakan dengan desain, tujuan dan sasaran kebijakan
itu
sendiri, serta memberikan dampak atau hasil yang positif
Delivery System bagi
pemecahan yang dihadapi. Asumsi yang
dibangun mengenai
Secara sederhana tujuan implementasi kebijakan adalah konsep keberhasiran imprementasi kebijakan adarah
semakin
untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan dapat tinggi derajat kesesuaiannya, maka semakin tinggi pula
peluang
a direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. keberhasilan kinerja implemeirtasi kebijakan untuk
Keseluruhan proses penetapan kebijakan baru ini bisa mulai menghasilk an ou tp u tyang telah digariskan.
apabila tujuan dan sasaran yang semula bersifat umum telah
dilaksanakan.
sekadar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran
2. Isi kebijakan
keputusan-keputusan politik kedalam prosedur-prosedur rutin
Mengingat kebijakan publik seperti pendidikan merupakan
melalui beberapa saluran birokrasi yang ada, melainkan lebih
sarana untuk mengatasi permasalahan pendidikan, maka isi jauh lau menyangkut juga masalah-masalah konflik, pilihan
dari kebijakan dimaksud akan memengaruhi keberhasilan keputusan, dan siapa memperoleh apa dari suatu kebijakan
implementasinya. Isi kebijakan harus jelas dan tegas serta pendidikan.
mengandung muatan-muatan politik yang mengakomodir Pada dasarnya cukup banyak teori yang menjelaskan tentang
kepentingan seluruh sEkeholder.
implementasi kebijakan. Menurut Wahab (1997: 71), Paling tidak
Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya
ada 3 (tiga) teori yang cukup banyak dibahas dalam kaitan ini,
isi atau tujuan kebijakan, ketidaktepatan, ketidaktegasan yaitu: Brian W. Hogwood dan Lewis A, Gunn, Van Meter dan Von
intern atau ekstern, atau kebijakan itu sendiri, menunjukkan Horn, serta Daniel Mazmanian dan Paul A, Sebatier,
adanya kekurangan yang sangat berarti atau adanya
kekurangan yang menyangkut sumber daya pendukungnya.
L. Brian W. Hogwood dan LewisA. Gunn
3. Dukungan Oleh para ahli ilmu politik keduanya dikelompokkan sebagai
Dukungan yang dimaksudkan dalam hal ini dapat berupa pencetus teori yang menggunakan pendekatan"he top down
dukungan fisik maupun non fisik. Apabila dalam approach". Menurutnya, untuk dapat mengimplementasikan
pelaksanaannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan
suatu kebijakan secara s emp urna Qt ertbct impl em en ta ti o n),
tersebut, maka implementasi kebijakan akan sulit untuk maka dibutuhkan banyak syarat, di antaranya:
dilaksanakan.
,f
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi
Adapun teori yang dikembangkan van,Meter
pelaksana ridak akan menimbulkan gangguan atau dan van
Horn ini adalah teori yang berangkat dari
kendala yang berarti. argumen bahwa
perbedaan-perbedaan dalam proses
b. Untuk pelaksanaan suatu program, harus tersedia waktu implementasi akan
sangat dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang
dan sumber-sumber yang cukup memadai. akan
dilaksanakan, sebab setiap kebijakan
c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar- mem,iki karakteristik
sifat yang berlainan. Selanjutnya mereka
benar ada atau tersedia. menawarkan suatu
pendekatan yang mencoba untuk menghubungkan
d. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh
rssue kebijakan dengan implementasi
antara
suatu hubungan kausilitas yang handal. serta ,lr"ru ,noaui
konseptual yang mempertautkan kebijakan
e. Hubungan kausilitas tersebut hendaknya bersifat kerja.
dengan prestasi
langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnya.
Berdasarkan teori Van Meter dan Van
f, Hubungan saling ketergantungan harus kecil. Horn, bahwa
perubahan, kontrol dan kepatuhan
g. Adanya pemahaman yang mendalam dan kesepakatan bertindak merupakan
konsep-konsep yang penting-penting dalam
terhadap tujuan. prosedur_
prosedur implementasi. Dengan memanfaatkan s
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan
konsep tersebut, maka permasalahan yang perlu
konsep_
yang tepat. dikaji dalam
hubungan ini ialah (1) hambatan-hambatan
i. Adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
terjadi dalam mengenalkan perubahan dalam
apakah yang
j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat organisasii 1Zi
Seberapa jauhka tingkat efektivitas mekanisme_mekanisme
menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna.
kontrol pada setiap jenjang struktur? (3) Seberapa
pentingkah rasa keterikatan tersebut
2. Teori Van Meter dan Van Horn perubahan, misalnya tentang sistem, perilaku,
menyangkut
Gagasan teori Van Meter dan Van Horn diawali dengan dan tata k-erla
yang hendak diubah untuk meningkatkan
pengajuan perranyaan mengapa ada implementasi yang efesiensi dan
efektivitas kerja organisasi. pertanyaan
berhasil dan mengapa ada implementasi yang gagal? kedua menyangkut
pengawasan dan pengontrolan struktur
Pertanyaan itu kemudian dijawabnya sendiri diatasnya terha-Aap
dengan strukrur dibawahnya, Sedangkan pertanyaan ketiga
menyampaikan enam variabel, yakni dua variabel utama dan
menyangkut kepatuhan struktur di bawahnya
empat variabel tambahan yang membentuk kaitan antara terhada'p
struktur di atasnya.
kebijakan dan kinerja kebijakan. Keenam variabel tersebut
meliputi: standar dan tujuan kebijakan; sumber daya; 3 Teori Daniel Mazmanian dan paul A. Sabatier
komunikasi; interorganisasi dan aktivitas pengukuhan; Menurut beberapa ahli, teori yang dikembangkan
karal<teristik agen pelalaana; kondisi sosial; ekonomi; dan Daniel
Mazmanian dan paul A. Sabatier disebut
politik; serta karakter pelal<sana, sebagai h frame
work for implementation analysis,, atau Kerangka
Analisis
Implementasi. Kedua pelapor teori tersebut
berpendapat
88 Dr. Andi0rdal Nur., M.Sl. Peranan dan Tantangan hbfiakan Publlk
89
a
bahwa peran penting dari kerangka analisis implementasi
berkenaan dengan kecakapan pelalaan4 kebijakan publik
dari suatu kebijakan, khususnya kebijakan publi( adalah
untuk mengimplementasikan kebijakan publik secara efektif.
mengidentifikasi variaber-variaber yang dapat memengaruhi
Disposition berkenaan dengan ketersediaan dari para
tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan
pror", implementor untuk mengeksekusi kebijakan publik tersebut.
implementasi.
Kecakapan saja tidak mencukupi, tanpa ketersediaan dan
Variabel-varieabel yang dapat memengaruhi
tercapainya komitmen untuk melaksanakan kebijakan publik
tujuan formal implementasi tersebut selanjutnya dapat
Bagaimanapun dalam rangka keberhasilan implementasi
diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu:
kebijakan publik ini sangat ditentukan konsistensi terbebut.
a. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap untuk
Struktur birokrasi dengan kesesuaian organisasi birokrasi
dikendalikan,
yang menjadi penyel enggara i mpl ementasi kebijakan p ubl ik.
b. Kemampuan dari keputusan kebijakan untuk Tantangannya adalah bagaimana agar tidak terjadi
menstrukturkan secara tepat proses implementasinya.
burea ucrtaic pragmen E ti on karena struktur ini menjadikan
c. Pengaruh Iingkungan berbagai variabel politiloterhadap
proses implementasi menjadi jauh dari efektif. Di Indonesia
keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat
dalam sering terjadi infektivitas implementasi kebijakan publik a
keputusan kebijakan tersebut.
karena kurangnya koordinasi dan kerja sama di antara
lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang menangani
4. TeoriEdward
pelayanan publik.
George C. Edward III (1980), mengemukakan
empat variabel
kritis agar implementasi kebijakan menjadi efektif, yaitu
C. Langkah-langkah Implementasi Kebijakan Publik
komunikasi (communication), sumber daya (resources),
Sebagai suatu produ( kebijakan pendidikan sering tidak
disposition atau sikap (attitudes), serta struktur
birokrasi diformulasikan berdasarkan elemen-elemen yang perlu
( b e re u cra ti c s tru ctu re).
diitegrasikan secara sinergi, bukan sebagai komponen yang
Komunikasi berkenaan dengan bagaimana kebijakan
publik terdikotomi, dalam artian rumusan-rumusan kebijakan tersebut
dikomunikasikan pada organisasi publih ketersediaan
telah memenuhi kriteria kebijakan yang utuh atau masih terlepas
sumber daya untuk melaksanakan kebijakan publik,
sikap dan dari ruang lingkupnya.
tanggap dari pada pihak yang terlibat, dan
bagaimana Sebelum membahas lebih jauh tentang langkah-langkah
struktur organisasi pelaksana kebijakan publik dirurun.
implementasi kebijakan publik ada baiknya diketahui tat urutan
Dalam konteks komunikasi ini ada tiga hal yang perlu
implementasi kebijakan publik:
diperhatikan, yaitu: transmisi komunikasi, keyeiasan
kebijakan publik yang ingin dikomunikasikan, dan
konsistensinya.
Resources berkenaan dengan ketersediaan
sumber daya
pendukung, khususnya sumber daya manusia.
Har ini
90
Dr. AndiO.rdai Nur., M.$. Peranan dan Tantangan kebijakan Publlk 91
r?
r{
Keterangan:
Gambar Diaptasi dari Dunn (2004)
j
,!
a
I
1
,{
f
"!
a
,!
Walaupun pajak dipungut dari masyarakat, namun akan untuk melihat faktor-faktor penyebab yang memengaruhi suatu
dikembalikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui kebijakan (a linier model ofanticedent).
berbagai bentuk program yang lebih memberikan Tipe ideal organisasi yang menjamin imprementasi kebijakan
keuntungan secara lebih baik kepada masyarakat yang yang berhasil baik adalah:
kurang beruntung. Pajak dapat dijadikan instrumen untuk 1, Adanya kesatuan dalam organisasi;
distribusi atau redistribusi dalam masyarakat dengan 2. Standar pelaksanaan prosedur yang jelas;
penetapan pajak progresif, dan instrumen regulasi bagi
3. Mekanisme komunikasi dalam organisasi yang baik;
pemerintah dalam bidang ekonomi tertentu atau memberikan
4. Tidak ada masalah waktu dalam implementasi;
proteksi terhadap kelompok usaha tertentu.
5. Tidak ada masalah informasi dalam implementasi.
5. Situasi
Dalam kenyataannya, tipologi organisasi di atas sangat
sulit
Apabila semua instrumen di atas gagal digunakan oleh diwujudkan, dan tidak jarang akan menghadapi masalah di
pemerintah maka pemerintah dapat menggunakan keyakinan
lapangan, sep erti berikut:
moral untuk memengaruhi masyarakat. Karena kedudukan 1. Dalam keadaan senyatanya, organisasi sering dihadapkan
pemerintah dan lembaga politik lain, sepanjang mereka masih
memiliki legitimasi masyarakat, mereka mempunyai posisi
pada adanya perbedaan pandangan atau persepsi dalam *
melihat suatu masalah;
yang menguntungkan untuk menumbuhkan keyakinan dalam
2. Suatu kebijakan sering telah mengatur bagaimana program
memengaruhi masyarakat, sebab mereka memiliki akses tersebut dilaksanakan melalui juklak dan juknis;
untuk berbicara atas nama kepentingan umum.
3. organisasi pelaksana tidak mempunyai mekanisme sistem
Implementasi kebijakan tidak hanya dilihat dari pendekatan
komunikasi yang baik antar masing-masing organisasi;
kepatuhan semata, tetapi juga melihat bagaimana meraih hasil-
4. suatu kebijakan dalam implementasinya mengalami masarah
hasil program yang diinginkan, baik jangka pendek maupun
waktu (time probrem) karena kerambatan komunikasi dan
jangka panjang sehingga implementasi kebijakan akan menjadi
hilangnya momentum yang tepat dalam implementasi;
kompleks.
5, Masalah penyampaian informasi dalam pelaksanaan
Untuk melihat keberhasilan implementasi kebijakan, dapat implementasi karena akumulasi kesalahan penyampaian
dilihat dari dua perspe}tifl yaitu: (1) melihat implementasi informasi dari bawah ke atas (bottom up),
sebagai kepatuhan pemerintah daerah (organisasi pelal.rsana)
terhadap pemerintah pusat atau organisasi di atasnya G. Monitoring 6.l
(co nt p I i en ce p ersp ec tt ve) d engan menggunakan
Byalrresi Kebijafuan fublft
endekatan satu
p
Sebagaimana diketahui bahwa proses implementasi
organisasi pelalcsana (single agencfi, dan
(2) melihat apa yang kebijakan merupakan proses yang menentukan sekaligus
terjadi (what happened perspective). pendekatan ini melihat terkadang menegangkan. proses ini menjadi penting disebabkan
interaksi berbagai organisasi baik pemerintah maupun akhir dari semua kebijakan yang sudah diambil seraru pada tahap
nonopemerintah (multiple agency and non governmental actor)
implementasi. Sebuah keberhasilan dari imprementasi akan
terlihat setelah dilaksanakannya evaluasi.
102 Dr, AndiCudai Nur., M.$. Peranan dan Tantangan lcbijakan Publlk
103
a)
rl
...r;tr
Ketika mengimplementasikan kebijakan ada suatu gejala dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang
yang oleh Dunsire (7979), dinamakan sebagai "implemenEtion lebih besar. Evaluasi berguna untuk memberikan inputbagi
gap'i suatu istilah yang dimaksudkannya untuk menjelaskan kebijakan yang akan datang supaya lebih baik.
keadaan di mana dalam proses kebijakan selalu ada dan terbuka Monitoring adalah alitivitas yang ditujukan untuk
kemungkinan terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu
oleh pembuat kebijakan dengan realitas yang dapat dicapai. kebijakan yang sedang diimplementasikan dengan tujuan:
Adapun besar keciinya perbedaan tersebut sedikit banyak a. Menjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan
akan tergantung pada implementation capacity dari sesuai dengan tujuan dan sasaran;
organisasi/aktor atau kelomp ok organisasi/aktor yang dipercaya b. Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi
untuk mengemban tugas mengimplementasikan kebijakan resiko yang lebih besar;
tersebut. Yang dimaksud kapasitas implementasi di sin! ialah c. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila
kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan keputusan hasil monitoring mngharuskan untuk itu.
kebijakan Qtolicy decesion) sedemikian rupa sehingga ada Monitoring kebijakan pendidikan adalah suatu proses
jaminan bahwa tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam p emantauan untuk mendapatkan informasi tentang p
s.
elaksanaan
dokumen formal kebijakan dapat dicapai. kebijakan. Dengan demikian, fokus monitoring adalah pada
Berdasarkan teori manajemen yang memandang kebijakan pelaksanaan kebijakan, bukan pada hasilnya. Dalam hal ini
sebagai proses, maka siklus manajemen terakhir adalah menyangkut komponen proses kebijakan pendidikan, baik
pengendalian kebijakan publik. Setidaknya, ada tiga dimensi menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan
pengendalian kebijakan pendidikan, yaitu (1) monitoring yang kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses
berlangsung sejaka analisis kebijakan publik dilakukan, (2) belajar mengajar. ]adi monitoring merupakan usaha terus-
evaluasi yang pada umumnya dilaksanakan untuk mengetahui menerus untuk memahami perkembangan pelaksanaan
hasil kebijakan publik, dampak dan impalcrya dalam pemecahan kebijakan, mulai dari program, proyek, maupun kegiatan yang
masalah kebijakan publik berdasarkan intervensi yang dilakukan, sedang dilaksanakan.
dan (3) reuisikebijakan publi[ jika hal ini diperlukan untuk lebih Monitoring ditujukan untuk menghasilkan informasi dalam
baik. usaha menjawab pertanyaan mengapa kebijakan atau program
L. Monitoring Kebijakan itu pacia suatu tahap tertentu dapat menghasilkan konsekuensi
Pada dasarnya monitoringdan evaluasi adalah kegiatan untuk yang demikian. Monitoring sendiri terutama berhubungan
melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan. dengan mendapatkan premis faktual suatu kebijakan, dengan
Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang bergerak mundur dari apa yang diamati sekarang untuk
diimplementasikan. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat menginterpretasikan apa yang telah terjadi sebelumnya (ex post
tingkat kinerja suatu kebijakan, sejauh mana kebijakan tersebut facto).
mencapai sasaran dan tujuannya, Monitoring diperlukan agar Dunn (2004), mengemukakan bahwa monitoring berfungsi
kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat sebagaimana berikut ini:
104 Dr, AndiCudai Nur., M.$. Peranan dan Turtangan labijalon Pubfik 105
3
-t
l
j
l
a. Ketaatan (complience)
Dalam memahami bagaimana memonitor keluaran
Menentukan apakah. tindakan administrator, staf dan semua dan
dampal<, Dunn (1981: ZB4), menjelaskan
yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah dalam b eragam
,. pendekatan monitoring seperti di bawah ini:
ditetapkan;
No. Pendekatan
b. Pemeriksaan (auditing) lenis Kontrol Ienis Informasi
Menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukan Yang
bagi target group telah mencapai sasaran; Diperlukan
T Pelaporan sistem Kuantitatif Informasi ypng
c. Laporan (accounting)
sosial
Menghasilkan informasi yang membantu menghitung hasil ada/baru
2 Eksperimentasi Manipulasi Informasi baru
perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat sosial Iangsung dan
implementasi kebijakan sebuah periode waktu tertentu;
d. kuantitatif
Penjelasan (explanation)
3 Pemeriksaan sosial
Kuantitatif dan Informasi baru
Menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijakan dan mengapa tidak ada kualitatif
4 G
Pengumpulan Kuantitatif dan Informasi yang
kecocokan antara perencanaan dan pelaksanaan.
Selanjutnya Dunn (2004), menggambarkan keterkaitan
bahan untuk kualitatif ada
penelitian sosial
monitoring dan evaluasi kebijakan sebagai berikut:
Diagram 2: Penggambaran Pendekatan dalam
Monitoring Monitoring
106 Dr. AndlCudai Nur., M.$, Peranan dan Tantangn kebijalon Publik
107
o
.eru
't
c
kebijakan publik, mllai dari program, proyek,
maupun kegiatan
yang sedang dilaksgnakan. Tujuannya adalah untuk implementasi) dapat pula
monitoring dilaksanakan berjalan
menghindarkan terjadinya penyimpangan, seiring denganevaruasi yang
kesalahan, dan sifatnya
l keterlamabatan, sehingga dapat diperbaiki
dan diluruskan. Oleh
e. objek monitoring adalah pior", janformatif, bukan rr*.tir;
sebagian dari koridor
sebab itu, menurut Rawita (2010: 149), implementasi, misalnya penyerapan
kegiatan monitoring anggaran, kesesuaian
diarahkan untuk: aspek, dan sebagainyr, s"drnjkan
objek r"ri,*".ry.f r*f,
a. Memastikan bahwa proses implementasi kebijakan sejalan dan Iuas, mulai dari p"*rrrln, "Ji"f
implementari,
dari dampak), serta Iingkungan tin".;a-itrrrit
dengan model implementasi kebijakan yang kebijakan.
sesuai;
b, Memastikan bahwa implementasi kebijakan
pendidikan
menuju ke arah kinerja kebijakan yang diinginkan. F, Format dan sistem monitoring
dan evatuasi berbeda baik
Antara monitoring dengan evaluasi punya scara substantif maupun."ora ff"ik
keterkaitan dengan
hubungan yang tidak dapat dipisahkan. palingtidakada s Disamping har-har tersebut
beberapa di atas, monitoring membutuhkan
hal pola hubungan antara monitoring dengan data dan informasi sebagai
evaluasi,.seferti bahan uniur. merakukan pen,aian i
hal-hal berikut ini: terhadap proses imp.rementasi
kebijaLn. Data dan informasi
a. Pada dasarnya monitoring adalah salah satu
bentuk
tersebut dapat diperoleh_melalu
berbagai metode, antara s
:i
pengawasan. Apabila pengawasan dilaksanakan a. Metode dokumentasi, yakni dari berbagai lain:
dengan baik, laporan kegiatan,
maka hasil pengawasan dapat langsung menjadi seperti laporan tahunan, semesteran
evaluasi. Hal atau bulanan;
itu berarti evaluasi merupakan agregasi dan penyimpulan b' Metode survey tentang imprementasi
kebijakan, di mana
dari pengawasan-pengawasan yang dilakukan, Oungrn dalam hal ,1, seperangkat instrumen
-survey. pertanyaan
demikian, akan terjadi sinergi optimal antara dipersiapkan sebelum melaiukan
p"ngr*rlrn Tujuan survey
dan evaluasi, sehingga tidak perlu terjadi pengutangai adalah untuk menjal'ing data
proses dari para sbkeholdetiterutama
dan pekerjaan; kelompok sasaran;
b' Monitoring ridak selaru menjadi bagian dari evaluasi c' Metode observasi lapangan,
yaitu dimaksudkan untuk
apabila
monitoring dilaksanakan secara khusus, misalnya mengamati data empiris
sebagai di Iapangan dan bertujuan ,n*,.
"sistem peringatan dini,, agar implementasi Iebih meyakinkan dalam
kebijakan ,"'nUr",'penitaian tentang proses
pendidikan berjalan sesuai yang diinginkan; dari kebijakan;
c. Ada perbedaan mendasar secara metodologis, d' Metode wawancara dengan para stakehorder,
baik teknik di mana unfuk
maupun standar kriteria dan pengukuran antara ini pedoman wawancaya yang
monitoring menanyakan berbagai aspek
dan evaluasi, sehingga monitoring dan evaluasi yang berhubungan dengan
tidak dapat implementasi kebijakan perlu
dicamp uradukkan kedudukannya; dipersiapkan;
d. Penetapan tenggang waktu antara monitoring e. Metode campuran dari ber bagai
f
dan evaluasi metode di atas, misalnya
juga berbeda, namun pada monitoring antara metode dokumentasi
dan evaluasi juga dan survey, atau metode
survey
berbeda, namun pada saat tertentu (misalnya dan observasi, atau dengan
di awal menggunakan ketiga atau
ke empat metode di atas (Bryant, bahkan
110 l9B7);
Dr. AndiAdai Nur., M.Si.
Peranan dan Tartargan kebiiakan
Publlk
111
c
f. Focus Group Discussion (FGD), yakni dengan melakukan
c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah
pertemuan dan dipkusi dengan para sakeholder yang
satu tuiuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan
bervariasi. Dengan cara demikian, maka berbagai informasi
kualitas pengeluaran atau outputdari suatu kebijakan;
yang lebih valid akan dapat diperoleh melalu cross checkdata
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut,
dan informasi dari berbagai sumber.
evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari suatu
kebijakan, baik dampak positif maupun negatif;
2. Evaluasi Kebijakan
e. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga
Pada hakikatnya perumusan kebijakan merupakan proses
bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan-
terus menerus, oleh karenanya tidak mengherankan jika proses penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara
perumusan kebijakan sering disebut sebagai lingkaran kebijakan
membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan
yang berputar terus-menerus. secara formal, evaluasi merupakan
pencapaian target;
tahap akhir dari sebuah proses pembuatan kebijakan. Meskipun
f. Sebagai baha masukan (inpu) untuk kebijakan yang akan
demikian, dari evaluasi ini dihasilkan masukan-masukdr guna
datang. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan
penyempurnaann kebijakan atau perumusan kebijakan
masukan bagi proses kebijakan ke depan agar dihasilkan
selanjutnya. Dengan begitu, proses formulasi kebijakan menjadi
kebijakan yang lebih baik Yang dimaksud dengan input
mirip roda atau spiral yang berputar tiada akhir. Banyak pakar adalah bahan baku (rara materials) yang digunakan sebagai
kebijakan mengistilahkan kondisi tersebut di atas dengan masukan dalam sebuah sistem kebijakan. Input tersebut
menyatakan bahwa kebijakan berakhir dengan, dan sekaligtrs
dapat berupa sumber daya manusia, sumber daya finansial,
berawal dari "eval uasi".
tuntutan-tuntutan, dan dukungan masyarakat,
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari sebuah proses Secara umum evaluasi didefinisikan sebagai proses
kebijakan, merupakan penilaian mengenai apa yang telah terjadi
mengumpulkan informasi mengenai suatu obielq menilai suatu
sebagai akibat pilihan dan implementasi kebijakan, dan apabila
objeh dan membandingkannya dengan kriteria, standar, dan
dipandang perlu, dapat dilakukan perubahan terhadap kebijakan
indikator. Oleh sebab itu, evaluasi kebijakan pendidikan secara
yang telah dilakukan. Menghasilkan evaluasi yang akurat umum dilakukan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
bukanlah pekerjaan mudah, apalagi untuk mengubah kebijakan
a. Mengkaji seberapa besar sebuah kebijakan pendidikan dapat
bila ditemukan kesalahan yang memerlukan perbaikan segera.
mencapai tuj uan-tujuannya;
Evaluasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:
b. Memberi panduan kepada para pelaksana kebijakan
a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi pendidikan mengenai seberapa lancar perjalanan atau proses
maka dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran
kebijakan pendidikan tersebut diimplementasikan;
kebijakan; c, Menyediakan indikator penting bagi pembuatan kebijakan
b' Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi pendidikan di masa mendatang (Suharto,20Lt).
juga dapat diketahui beberapa biaya dan manfaat dari suatu
Evaluasi kebijakan pada dasarnya merupakan alat untuk
kebijakan;
mengumpulkan dan mengelola informasi mengenai program atau
112 Dr, AndiCudai Nur., M.Si. 113
Peranan dan Tantangan kebljalon Publik
E
pelayanan yang diterapkan. Evaluasi kebijakan menyediakan data kekurangan dan menutup kekurangan tersebut.
dan informasi yang bisa dipergunakan untuk menganalisis oleh karena itu,
ciri dari evaluasi kebijakan adalah sebagai berikut:
kebijakan dan menunjukkan rekomendasi-rekomendasi bagi a. Tujuannya menemukan hal_hal yang strategis
perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar implementasi untuk
meningkatkan kinerja kebijakan.
kebijakan berjalan efektif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, b, Evaluoator mampu mengambil jarak dari pembuat
Biasanya kriteria evaluasi kebijakan pendidikan dirumuskan kebi)akan,
pelaksana kebijakan, dan target kebijakan.
berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut. c. Prosedurdapat dipertanggungjawabkan secara
a. Indikator rrpuf (masukan) metodoJogi,
d. Dilaksanakn tidak dalam suasana permusuhan atau
b. Indikator proses kebencian, yang menyebabkan penilaian jadi
c. Indikator oufpuf (keluaran) subjektif.
Dilihat dari segi obieknya, evaluasi kebijakan publik
d. Indikator outcome(dampak). mempunyai 4 (empat) objek evaluasi, yaitu: formulasi
Evaluasi atau penilaian kebijakan merupakan komponen kebijakan
publik, implementasi kebijakan publi( kinerja
kebijakan pubri(
terakhir dalam proses kebijakan.*Hasil penilaian kebijakan ini dan lingkungan kebijakan publik (Rianr Nugroho,2009).
dapat dijadikan sebagai salah satu masukan atau umpan balik C
untuk merumuskan kebijakan selanjutnya. Sistem penilaian ini a. Evaluasi formulasi kebtJakan
merupakan pandangan linier. Sedangkan pandangan evaluasi Evaluasi formulasi kebijakan pada umumnya berkenaan
yang bersifat komprehensif adalah evaluasi yang dapat dengan apakah formulasi kebijakan telah dilaksanakan,
dilaksanakan pada tahap perumusan kebijakan, pelaksanaan yaitu:
1) Menggunakan pendekatan sesuai dengan masalah yang tl
kebijakan, dan p enilaian kebijakan. hendak diselesaikan, sebab setiap masarah pendidikan
Penilaian kebijakan pada hakikatnya merupakan upaya memerlukan pendekatan formulasi kebiiakan pendidikan yan
.l
Pertama: Aspek Proses, menunjuk bahwa apakah selama dalam rangka keabsahan maupun dalam rangka kesamaan I
implementasi program, seluruh pedoman kebijakan telah dan keterpaduan langkah perumusan;
dilakukan secara konsisten oleh para implementor di lapangan. 4) Mendayagunakan sumber daya yang ada secara optimal, baik
Kedua: Aspek Hasil, menunjuk apakah kebijakan yang l
dalam bentuk sumber daya waktu, dana, manusia, maupun
diimplementasikan telah mencapai hasil seperti yang telah l kondisi lingkungan strategis.
ditetapkan (ou tp u t datt outcomes). Dengan demikian, teknik evaluasi formulasi kebijakan dapat
1
I
ukuran standar yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi Kedua, bahwa evaluasi kinerja menentukan kemana kebijakan
proses formulasi. akan dibawa, beberapa dimensi evaluasi kinerja kebijakan, yaitu:
1) Dimensi hasil;
b. Evaluasi implementasi kebijakan 2) Dimensi proses pencapaian hasil dan pembelajaran;
Implementasi merupakan faktor terpenting dari sebuah 3) Dimensi sumber daya yang digunakan (efisiensi dan
kebijakan yang dilakukan, termasuk dalam hal ini kebijakan, efektivitas);
sehingga evaluasi implementasi juga menempati porsi terpenting 4) Dimensi keberadaan dan perkembangan organisasi;
dalam kaitan ini, Tujuan evaluasi implementasi kebijakan tentu 5) Dimensi kepemimpinan dan pembelajarannya.
saja adalah untuk mengetahui variasi dalam indikator-indikator
kinerja yang digunakan untuk paling tidak menjawab tiga d. EVah'asi linglungan kebijakan
pertanyaan pokok, yaitu: Menurut Riant Nugroho (2009), sedikit sekali atau bahkan
1) Bagaimana kinerja implementasi kebijakan ? |awabannya sering orang melupakan perhatiannya terhadap evaluasi
berkenaan dengan kinerja imflementasi publik (variasi dari lingkungan kebijakan, baik dari kalangan praktisi maupun
ou tcom e) terhadap variab el indep en den tertentu; akademis kebijakan publik. Hal ini harus diakui karena s
2) Fal<tor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu? sesungguhnya, sekuat apa pun pengaruh lingkungan, ia
|awabannya berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, merupakan faktor yang berada di luar kendali kebijakan publik.
organisasi implementasi kebijakan, dan
lingkungan Dengan demikian, lingkungan sering kali dikeluarkan dari
implementasi kebijakan yang memengaruhi variasi outcome evaluasi kebijakan publik. Akan tetapi, perkembangan terkini,
implementasi kebijakau mernbuktikan bahwa keberhasilan dan kegagalan kebijakan tidak
3) Bagaimana strategi untuk meningkatkan kinerja lagi ditentukan oleh keandalan kebijakan dan implementasinya,
implementasi kebijakan? Pertanyaan ini berkenaan dengan namun juga sangat ditentukan oleh dukungan lingkungan.
tugas evaluator untuk memilih variabel-variabel yang dapat Zaman globalisasi seperti sekarang ini membuat setiap
diubah, atau actionable variabe/ yaitu variabel yang bersifat pembuat kebijakan dari pelaksana kebijakan harus sadar bahwa
natural atau variabel lain yang tidak bisa diubah dan tidak lingkungan adalah faktor ketiga yang menentukan keberhasilan
dapat dimasukkan sebagai variabel evaluasi. kebijakan, faktor yang telah berubah dari sekedar ,,variabel
pengganggu" menjadi "variabel penentu". Oleh karena itu, dalam
c. Evaluasi Hnerja kebijakan evaluasi kebijakan, perlu kekhususan evaluasi Iingkungan
Evaluasi kinerja kebijakan dipandang sebagai isu yang paling kebijakan.
penting dengan beberapa alasan. Pertama, karena kebijakan Evaluasi lingkungan kebijakan dibedakan antara evaluasi
dibuat untuk suatu tuiuan. Kebijakan dibuat tidak untuk lingkungan formulasi kebijakan dan evaluasi lingkungan
kebijakan itu sendiri, Oleh karena itu, kebijakan harus dinilai dari imp lementasi keb i j akan . Eua I ua si li ngku ngan form u lasi ke b ija kan
sejauhmana ia mencapai tujuan kebijakan yang diharapkan. menghasilkan s ebuah deskrip s i bagaimana lingkungan kebijakan
dibuat dan kenapa kebijakan seperti itu. Sedang evaluasi
1r6 Dr. fudiQdal Nur., M.$. Peranan dan Tutangan labiJakan Publik 117
lingkungan implementasi kebijakan berkenaan dengan falitor-
faktor lingkungan apa saja yang membuat kebijakan gagal atau B[B5 1
berhasil diimplementasikan.
NOYI$I IMMMil PUBIII
{t.
I f ehidupan bernegara dan berbangsa jaman sekarang lebih
l( berat dan lebih memerlukan kehati-hatian dalam
l. Lmengelola, menata dan membangunnya, para pemimpin
negara dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan
dunia global, serta mutlak siap mengikuti arus perkembangan
global untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan
makrnur, negara harus memberikan tanggungjawab tersebut
sehingga pemerintah sebagai wakil negara dapat
mewujudkannya. Untuk itulah pelayanarr publik sebagai ujung
tombak dalam upaya mewujudkan kehidupan yang adil dan
makmur didorong untuk selalu bergerak dinamis mengikuti
berbagai perkembangan yang ada, baik perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi maupun informasi. Untuk itulah
kebijakan publik menuntut adanya perubahan dan pembaruan
agar tidak tertinggal terhadap perkembangan yang ada.
Reformasi kebijakan publik yang telah dilakukan, dan regulasi
atas perubahan kebijakan pembangunan nasional telah dimulai.
Untuk itu seluruh kebijakan yang terkait dengan perubahan, atau
pembaruan, penyempurnaan dan pengembangan program pada
118 Dr. AndiCudai Nur., M.Sl. Peranan dan Tantangan kebiiakan Publlk 119
o
-. ;:
?
Harus diakui bahwa sistem pelayanan publik yang kita miliki
dan laksanakan selama ini masih belum mampu memenuhi Sebagai pertanda dinamisnya kehidupan
manusia, ia selalu
segala segala kebutuhan bangsa ini dalam mengikuti dan mengalami perubahan dan kebutuhannya
semakin meningkat
mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga sesuai dengan perkembangannya. perubahan
pelayanan publik belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga tersebut
menimbulkan berbagai masalah_masalah
yang merupakan ciri
pembangunan yang memberikan pelayanan yang maksimal, dinamika kehidupannya.
terampil, kreatil dan aktil yang sesuai dengan tuntutan dan Peranan pemerintah dalam upaya
meningkatkan kualitas
keinginan masyarakat. kebhidupan berangsa dan bernegara
maka perkembangan
Berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki nranusia merupakan faktor yang dominan
dasar-dasar yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terhadap
kemampuannya untuk menanggapi
masalah kehidupannya
terus-menerus. {, sehari-hari. Tingkat kemajuan suatu
bangsa juga dapat ditinjau
2. Pertambahanpenduduk dari tingkat pelayanan publik yang diberikan
kepaaa rakyatnya,
Pertambahan penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut Semakin baik tingkat pelayanan publik
pada masyarakat, maka
adanya perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan akan semakin maju pula bangsanya. Sebaliknya, $
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang semakin
terpuruk dan rendah pelayanan publik .rLyrinya,
secara kumulatif menuntut tersedianya sarana publik yang diharapkan bangsanya akan maju. 0leh ;ang"n
memadai. Kenyataan tersebut menyebabkan daya tampung,
karena itu, tidak
menghera nkan b ahwa negara-negara
maju sangat memerhati kan
ruang terbuka/tertutup, dan fasilitas publik sangat tidak usaha pelayanan publik dasar yang
r.ruri dengan kemajuan yang
seimbang. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menentukan dicapai, Sementara itu, di ,.g".r-nugrr" yang sedang
bagaimana relevansi pelayanan publik dengan kemiskinan berkembang pelayanan publik dasar sep"rti
pendidikan mulai
dan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara lebih diperhatikan setelah dalam waktu yang
cukup lama kurang
output lembaga pendidikan dengan formasi kerja dan terurus sehingga masalah_masalah yang
dihadapi pendidikan
kesempatan yang tersedia, berlipat ganda dengan kompleksitas yang
sangat rumit.
3. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh Setiap masalah publik berkaitan
pelayanan publik yang lebih baik dan berkualitas
d"nlrn segi kehidupan
".ui
yang lain, masalahnya bersifat kompleks,
ses-uai aun'g"n
Munculnya gerakan inovasi publik berkaitan erat dengan kehidupan masyarakatnya. seberapa besar
keterikatan suatu
adanya berbagai tantangan dan persoalan fang dihadapi oleh masalah pelayanan publik dengan
masalah_masalah sosial lain
layanan publik dewasa ini, yang salah satu penyebabnya masyarakatnya, secara sederhana
adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan lltam
dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
masalahnya dapat
iptek yang terjadi senantiasa memengaruhi 1. Masalah pemerataan;
masyarakat dalam keinginannya mendapatkan 2. Masalah mutu;
publik yang Iebih baik karena adanya berbagai 3. Masalah efektivitas dan relevansi;
kebutuhan masyarakat. 4. Masalah evisiensi.
122 Dr, Andi Cudai Peranan dan Tantangan kebfiakan Pubtlk
123
,1
+rs
Pemecahan masalah-masalah publik yang kompleks itu g. Belum kokoh kesadaran, identitaS;
dengan cara pendekatan publik yang konvensional sudah dan kebanggaan
nasional;
dianggap tidak efektif diperlukan terobosan penanganan yang
h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar memberi
lebih power full atau lebih kuat lagi. Karena itulah inovasi atau
pelayanan yang baik;
pembaruan pelayanan publik sebagai perspelrtif baru mulai
i. Belum tersebarnya paket pelayanan yang
murah, nyaman,
dirintis sebagai alternatif untuk memecahkan masalah-masalah
memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh;
publik yang belum dapat diatasi dengan cara konvensional dapat j. Belum meluasnya kesempatan kerja (pembuatan
diselesaikan secara moderen akan lebih tuntas dan
pemanfaatan teknologi komunikasi;
Secara lebih rinci tentang maksud-maksud diadakannya software dan
hardware).
inovasi pendidikan ini, adalah sebagai berikut.
Akhir-akhir ini sernua usaha pembaruan pelayanan
1. Pembaruan pelayanan publik sebagai tanggapan baru dasar ditujukan untuk kepentingan rakyat
publik
terhadap masalah-masalah yang timbul: atau subjek
pembangunan demi perkembangannya,
Majunya bidang telcrologi dan komunikasi sekarang ini dapat yang sering disebut
?eople Centered Approach,,. pembaruan pendidikan
memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan dibidang yang *
memusatkan pada masalah pelayanan
Iain, termasuk dalam dunia pendidikan. publik dasar
umumnya dan perkembangan subjek publik
Tugas pembaruan pelayanan publik yang terutama adalah khususnya
mengutamakan segi efektivitas dan segi
memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam ekonomis.
2. Inovasi sebagai upaya untuk mengembangkan
pendekatan
pelayanan dasar publik, baik dengan cara konvensional
yang lebih efektif dan ekonomis.
maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi atau pembaruan
Dalam sejarahnya, kehidupan manusia
pelayanan publik juga merupakan suatu tanggapan baru dapat dibedakan
menjadi tiga tahapan berikut.
terhadap masalah publik yang nyata-nyata dihadapi, titik a. Periode manusia masih menggantungkan
pangkal pembaruan pelayanan publik adalah masalah publik diri pada alam
sekitarnya dengan usaha penyesuaian
yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan secara mencoba-
coba.
cara inovatif.
b' Periode manusia telah menemukan
alat dan teknik baru
Masalah-masalah pendidikan yang perlu dipecahkan melalui
yang menyebabkan keterikatan
inovasi tersebut adalah: manusia terhadap alam
berkurang namun timbul ketergantungan
a. Kurang meratanya pelayanan dasar publiI birokrasi dan spesialisasi.
baru terhadap
b. Kurangserasinya kegiatan layanan dengan tujuan; c, Periode manusia telah mampu rnencapai
c. Belum efisien dan ekonomisnya layanan dasar publik; berdasar perencanaan menuju perubahan
kerja sama
d. Belum eflektif dan efisiennya sistem penyajian; didambakan.
sosial yang
e, Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi
kebijakan; Kemampuan manusia tidak saja untuk
menyesuaikan diri
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional; dengan lingkungannya dengan mengubah
dirinya
124 Dr, AndlCdai Nur., M.Si. Peranan dan Tantangan lebiiakan Pubtik
125
4
(autoplastic), namun juga mampu mengubah lingkungannya c' Penyebaran informasi untuk menumbuhkan
demi kepentingan dirinya (alloplastic). Manusia mampu kesadaran
lingkungan;
menciptakan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak d. Usaha memberikan pengalaman publik yang
dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi yang
sesuatu dengan cara yang baru yang sebelumnya tidak Uert<emb"ang dan
realistis.
dikenal dan bahkan lebih sempurna. Dengan kreativitas dan 3. Dengan cara meningkatkan keserasian
pelayanan publik
usaha yang tidak henti-hentinya, manusia menemukan dengan pembangunan, yaitu dengan
cara:
sesuatu dengan cara yang baru yang mengantarkan pada a. Menamamkan pengetahuan, keterampilan, dan
kehidupan yang lebih baik sekarang ini, Pembaruan yang fungsional untuk kehidupan
sikap
pelayanan publik dilakukan dalam upaya 'problem solving' di masyaraka!
b. Membentuk kemampuan untuk memahami
yang dihadapi dalam pelayanan dasar publik yang dinamis dan
memecahkan persoalan yang aktual
dalam masyarakat;
dan berkembang. c. Menunjukkan jalan untuk mengembangkan
keterampilan
Adapun sifat pendekatan yang diperlukan* untuk hidup di masyarakat.
pemecahan masalah publik yang kompleks dan berkembang 4' Dengan cara meningkatkan eferrtivitas
*
itu harus berorientasi pada hal-hal yang efektif dan murah, dan efisiensi sistem
penyajian, meliputi:
serta peka terhadap timbulnya masalah-masalah baru di a. Memberi kebebasan belajar sesuai dengan minat,
dalam pelayanan publik kemampuan, dan kebutuhan ke arah perkemb-angan
Demikianlah, beberapa hal yang berkenaan dengan tujuan yang
optimal;
dilakukannya inovasi layanan publik. Sehubungan dengan itu, b. Memberikan pengalaman yang bulat agar individu
tampaknya ada beberapa cara yang bisa ditempuh dalam upaya individu sebagai sumber daya manusia
pencapaian tujuan dimaksud, yaitu sebagai berikut. dapat berdiri
sendiri dan menerima tanggung jawab;
t. Cara pemerataan dan peningkatan kualitas, melalui: c. Mengintegrasikan berbagai pengalaman
a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia lewat dan kegiatan
pelayanan publik;
pendidikan dau pelatihan d. Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pelayanan publik
b. Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses yang tepat guna, tepat saaf menarik
dan mengesankan.
pembelajaran sumber daya manusia; 5' Dengan cara melancarkan sistem
informasi kebijakan, yaitu
c. Memantapkan nilai, sikap, keterampilan, dan kesadaran dengan:
lingkungan pada sumber daya manusia;. a' Mengusahakan tersedianya saruran
komunikasi dua arah
2. Cara memperluas pelayanan publik (kuantitas), yaitu melalui: yang tepat kontinu dan dapat
diandalkan;
a. Memberikan latihan keterampilan bagi mereka yangtidak b. Mengusahakan adanya komunikasi terbuka demi
pernah sekolah; kontrol
dan partisipasi sosial;
b. Penyebaran pesan-pesan yang merangsang kegiatan c. Mengusahakan adanya komunikasi
langsung dan merata
belajar dan partisipasi untuk ikut membangun;
126 Dr. AndlCudal Nur., M.Sl. Peranan dan Tantangan kebiiakan Publik
127
o
.,-:1
D. Analisis Inovasi KebiJakan Globaltsasi produk barang atau iasanya tidak memiliki
daya saing yang
Kehidupan dalam arus globalisasi memerlukan persatuan memadai. Dengan demikian, para investor
da atau para-biyr"
dan kesatuan dalam memandang dunia ini, sehingga melahirkan tersebut tidak akan pernah berkehendak untuk
suatu inovasi dalam pemikiran bahwa dunia ini hanya satu yang
tertarik dengan
produk barang atau jasa negara tersebut, Dengan
kata lain, orang
harus kita jaga secara bersama sehingga dapat mewujudkan atau negara tertentu hanya akan tertarik pada
suatu barang atau
kehidupan yang aman dan damai secara berkelanjutan, jasa yang mempunyai kualitas tinggi
dan dengan harga;urly"ng
Banyak sekali permasalahan global yang perlu dikaji secara mampu bersaing.
hakiki dan multidimensi, utamanya daiam mengkaji berbagai Negara-negara tertentu yang tidak memiliki
konsep seperti konsep proses persaingan sempurna (the perfect hal itu akan
tetap berkedudukan hanya sebagai negara pemakai
market) merupakan satu kondisi yang memungkinkan seluruh atau
penikmat keberhasilan negara lain. Uraian yang
pemain dalam suatu pasar persaingan bebas dapat keluar dan tertuju pada
kecenderungan global yang didasari oleh
tinjauan ekonomi di
masuk pasar sesuai dengan peftimbangan rasionalnya masing- atas, hanya akan meretakkan kita pada suatu
kondisi bahwa kita
masing. Pada pasar tersebut produk yang ditawarkan dapat belum banyak melakukan perubahan rlalam menghadapi
berupa barang atau jasa. Dalam era pasar bebas tersebut ikatan era 0,
pasar bebas tersebut. Dengan kata rain,
negara Indonesia atau
teritorial kewilayahan sebuah negara menjadi demikian longgar, pemerintah Indonesia, belum siap menghadapi
terutama negara-negara yang terikat dengan perjanjian- era persaingan
bebas atau era globarisasi tersebut, baik
dalm mutu atau kualitas
perjanjian multilateral dengan negara-negara lain, baik dalam produk, maupun mutu sumber daya manusianya
sendiri. Kualitas
suatu kawasan atau antarkawasan. Konsep inilah yang kemudian sumber daya manusia Indonesia, berdasarkan hasil
sering kali dimaknai sebagai era globalisasi. Pada era globalisasi survei
Iembaga internasionar uNDp, termasuk dalam
urutan ke-102 dari
ini, baik yang mencakup aspek ekonomi, budaya, politik atau 770-an negara di dunia. Bahkan Indonesia berada jauh
aspek sosial sekalipun akan memberikan kemungkinan yang di bawah
beberapa negara Asia Tenggara, seperti Thailand
sangat terbuka bagi siapa saja untuk turut bersaing di setiap (52), Malaysia
(53), dan Filipina (95).
negara peserta. Persaingan bebas seperti ini menuntut kesiapan
Globalisasi juga merupakan suatu kondisi yang
setiap negara secara optimal bila ingin tetap bisa berperan serta. memperliatkan bahwa dunia ini adarah satu
dan terus bergerak
Kalau tidak, negara tersebut harus bersiap-siap untuk bangkrut memperluas area kehidupan yang memberi
dan keluar dari area persaingan.(Sam M. Chan dan Tuti T. Sam, efek terhadap
daratan yang sudah semakin sempi! lautan yang
2 0os)
semakin
menyempit, dan udara yang semakin penuh dengan
poiusi. Hal itu
Kondisi yang demikian membuat tidak ada jalan lain yang kemungkinan terjadi akibat kemajuan teknorogi
harus dilakukan oleh sebuah negara selain melaksanakan inovasi informatika,
kejadian apa pun yang dialami oleh sebuah negara,
juga mereformasi sistem perekonomian, sistem perdagangan, dalam wak[u
singkat akan diketahui dan mempengaruhi
sistem produksi, atau sistem pembinaan sumber daya kehidupan pada
bangsa-bangsa lain di dunia. Daram waktu yang
manusianya yang sesuai dengan tuntutan era pasar bebas reratif singkat
berita baik atau buruk di suatu negara cepat menggrobar.
Di daram
tersebut, fika negara tersebut tidak mengindahkan hal itu, maka konteks informatisasi, dunia ini sudah menjadi
satu, tidakada lagi
128 Dr. AndiCudai Nur., M.$. Peranan dan Tantangn kebiiakan publik
129
I
I
=-_---._
dan
H. Tantangan Inovasi Antara Memerangi Keterbelakangan
Stabilisasi Ekonomi
Halmendasaryangharusdiiaksanakanadalahmelakukan
kreativitas dan inovasi cialam membangun bangsa Indonesia'
itu
menjadi tugas bersama antara seluruh rakyat komponen bangsa
Indonesia bersama penyelenggara pemerintahan saat ini ialah
dengan
bersama sama bahu membahu menjadikan negara besar
jurnlahpendudukyangbetul.betulbesardalammewujudkan
rnutu sumber daya manusia yaitu handal' kompetitif dan
berkualitas. Meningkatkan mutu SDM lewat pendidikan menjadi
sesuatu yang bersifat keniscayaan' Bangsa ini mau tidak
mau
DAmAn pusrffi[
___.-.--,
--_.\1--
Kebudayaan. Tahun ke 6 No.0Z3, Mei 2000, halaman 78_ Dye, Thomas R. Understanding Public Policy. Englewood Cliffs:
B9 Prentice Hall,
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Reposisi pendidikan L978.
Indonesia. Jakarta: BPPN, 2003. Dwiyanto, Agus dkk. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.
Buchori, Mochtar. Transformasi pendidikan. fakarta: pustaka Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.
Sinar Harapan, 2001 Edward, George C, Implementing Public Policy. Washington:
Clark, TA. Kolaborasi Membangun Kompetensi : perspektif Congressional Quarterly Press, L980,
Superintenden Urban. ERIC Review 2. No2 (Fall1,9gZ); Z_ Edward Sallis, 2010. Manajernen Mutu Terpadu Pendidilran
6. Minneapolis: Compact Boston.1994 (Peran Strategis Pendidikan di Era Globalisasi Modern.
Colman, A.M Game Theory. Dalam Kuper, A. & Kuper, (ed) The Yogyakarta: IRCiSoD.
|,
Social Science Enryclopedia. London: Roudledge and Engkoswara dan Aan Komariah, 2010. Administrusi Pendidikan.
Kegan Paul,1996 Bandung: Alfabeta,
Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan (Dalam Upaya peningkatan Fattah, Nanang. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT
Profesionalsime Tenaga Kependidikan). Bandung: Remaja Rosdakarya, 20L3. {e
Pustaka Setia, 2002. Grindle, Merilee S. Politics and Policy Implementation in the Third
Darmaningtyas. Pendidikan pada dan setelah Krisis. yogyakarta: World. New f ersey: Princeton University Press, 1980.
Pustaka Pelajar, 1999. Gunawan, Ary H. Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, 1995.
Hasbullah, A.M. Kebijakan Pendidikan. fakarta, PT. Raja Grafindo
Departemen Agama RL pendidikan Islam dan pendidikan
Persada,2014
Nasional (Paradigma Baru). |akar[a: Dirjen Bimbaga
Hasbullah, A.M. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT
Islam, 2005. Darmaninglyas. 2002. ,,Enam Macam
RajaGraflndo Persada, 1996.
Dokter dan Empat Macam MM." Kompas,ZMeiZ00Z
Hasbullah, A,M, Otonomi Pendidikan; Kebijakan 0tonomi Daerah
Dun, William. Analisis Kebijaksanaan publik yogyakarta:
dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
Handita Graha Widya, 1996,
f akarta: PT RaiaGrafindo Persada, 2010.
Djohar MS. Pendidikan Strategik; Alternatif untuk
Hasbullah, A.M,. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT
Pendidikan Masa Depan, yogyakarta: LESFI, 2003.
RajaGraflndo Persada, 2013.
Dunn, William N, PengantarAnalisis kebijakan publik Edisi
Hogwood, B.W. dan L.A. Gunn. Policy Analysis for the Real World.
Kedua, Yogyakarta. Gajahmada. University press, 2003.
0xford: Oxford University Press. 1984.
Dunn, William N. Public Policy Analysis: An Introduction. New
Idris, Zahara. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa,
]ersey: Prentice
1981.
Hall Internasional, Englewood Cliffs, 1994.
Imron, Ali, Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia: Proses,
Produk dan Masa Depannya. )akarta: Bumi Aksara, 2008.
140 Dr. AndiCudai Nur., M.Sl, 141
Peranan dan Tantangan kebliakan Publik
ri
I
.-r::ri
Indiahono, Dwiyanto. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Salusu, ). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi
Analysis. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media, 2009. Pubtik dan Non Frofit. |akarta: Grasindo. 1996
Irianto, Yoyon Bahtiar, Kebijakan Pembaharuan Pendidikan Sam M. Chan, Tuti T. Sam. Kebijakan Pendidikan Era Otonomi
(Konsep, Teori, dan Model). Jakafta: PT RajaGrafindo Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.
Persada,20L2. Sallis, Edward, TQM in Education. Third Edition. London: Kogan
Ivancevich, |ohn M., Robert konopaske, Michael T. Matteson. Page Ltd.,2002
Perilaku dan Manajemen Organisasi ]ilid 1. fakarta: Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah. ]akarta:
Penerbit Erlangga, 2 005 Pustaka Sinar HaraPan, 2001.
Mohamad Mustari, 2015. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Raja Subarsono, AG, Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, dan
Grafindo Persada Aplikasi). Yo gyakarta : Pustaka P elaj ar, 2OL3.
Jones, C. O. An Introduction to the study of Public Poliry. 5th Su$arma. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung:
Edition, Montery: Books-Cole Publishing Company, 2004. Alfabeta,2003.
luran, foseph M, &Godfrey, A. Blanton. (1998). |uran's Quality Surakhmad, Winarno. Pendidikan Nasional; Srategi dan Tragedi.
tl:,
Handbook. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. |akarta: KomPas,2009.
Kompas, ?endidikan Pascasarjana Bukan untuk Status Syafaruddin, Anzizhan. Sistem Pengambilan Keputusan
Sosial", 13 Oktober 20AL. Pendidikan. )akarta: Grasindo, 2004
Lulu. 2002. "Awas Gelar lnternasional Global Glabul". Prestasi. Sam, M. Chan dkk.,. Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah'
Volume, 1 no. Z September-Oktober 2002 Jakarta: Rada Grafindo Persada, 2005
Media Indonesia, "Ketika Pendidikan 52 Menuai Kritik", l-3 Syafaruddin. Efektivitas Kebiiakan Pendidikan. lakarta: Rineka
Oktober 2001. Cipta,200B.
Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Tampubolon, Daulat P. Perguruan Tinggi Bermutu (Paradigma
Pelajar,20L1. Baru Manaiemen Pendidikan Tinggi Menghadapi
Maksum, Ali. Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Tantangan Abada ke 21). fakarta: PT Gramedia Pustaka
Post Modern. Yogyakarta: Penerbit CRCSoD, 2004. Utama,2001.
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. |akarta:
Persada,20L5 Penerbit Rineka CiPta, 2000
Nugroho D., Riant, Kebijakan Publik; Formulasi, Implementasi, Tilaar. H.A.R. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja
dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003. Rosdakarya,200*
Rawita, Ino Sutisno. Kebijakan Pendidikan (Teori, Implementasi, Teece, D.1., 1992. Competition, Cooperation, and Innovation:
dan Monev). Yogyakarta: PT Kurnia Kalam Semesta, 20L0. Organizational Arrangements for Regimes of Rapid
Rohman, Arief. Kebijakan Pendidikan (Analisis Dinamika Technological Progress. f ournal of Economic Behavior and
Formulasi dan Implementasi). Yogyakarta: CV Aswaja Organization.
Pressindo,2012.
o
Nugroho D., Riant. Kebiiakan Publik; Formulasi, Implementasi, UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
dan Evaluasi. fakarta: Elex Media Komputindo, 2 003. Keterbukaan Informasi Publik
Nugroho D., Riant. Kebijakan Pendidikan: Pengantar untuk UU No. 19 Tahun 2016 Tentang lnformasi dan Transaksi
Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Elektronik (lTE)
Pendidikan Sebagai Kebi)akan Publik. Yogyakarta: UU Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009, Pelayanan Publik
Pustaka Pelajar,2009. UU No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Kaleidoskop Pendidikan Nasional. f akarta: Kompas, 201-2. Perundang Undangan
Wahab, Solichin Abdul, Analisis Kebijakanaan; Dari Formulasi ke UU Nomor 4 tahun 2012 Analisis Kebijakan Publik tentang APBN
Implementasi Kebijaksanaan Negara. lakarta: Bumi PP Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan UU Nomor
Aksara,2005. 25/2 009 Tentang Pelayanan Publik
Wibawa, Samodra. Kebijakan Publik: Proses dan Analisis. fakarta: PP Presiden R[ Nomor 76 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Penerbit Interme dia, 799 4. Pengaduan Pelayanan Publik (Lembaran Negara Rl Tahun
Politik Perumusan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gratla llmu, 2 013 Nomor 191)
e
2010. UU No. 17 Tahun 2014 Tentang MPR" DPR, dan DPRD Atau UU
Widyastono, Herry. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi MD3
Daerah. )akarta: Bumi Aksara, 2014. PERMEN Rise! Teknologi, dan Pendidikan finggi, Nomor 59
Winarno, Budi. Kebiiakan Publik; Teori dan Proses. Yogyakarta: tahun 2015, Tentang Pelayanan Publik diKementerian
MedPress, 2008. Referensl Peraturan Perundang- Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
undangan: UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 PERMEN Pendayagunaan Aparatur Negara dan Repormasi
tentang Program Percepatan Pembangunan Birokrasi RI No.24 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Panduan Umum Pelaksanaan Bimtek Akreditasi Sekolah Dasar Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
2014. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar; Jakarta, 2014 Publik Secara Nasional
Panduan Umum Pelaksanaan Workshop Akreditasi Sekolah Dasar
2 014. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar; Jakarta,2014
144 Dr. Andi Cudai Nur., M.Si. Peranan dan Tantangan kebijakan Pubfik r45