Oleh:
ALFIAH MARIKA NURHANAFI M
P1337424820005
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Ilmiah dengan judul “Laporan
Ilmiah Kegawatdaruratan Maternal dengan Preeklampsia di Ruang Obstetri RSUP dr.
Kariadi Semarang”. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Bidan (Bd) pada Program Studi Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya hanya dengan ketelitian, kesabaran serta
bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan Laporan Ilmiah ini. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan program studi kebidanan.
2. Ibu Sri Rahayu, S.Kp.Ns., S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Program Studi
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
3. Ibu Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Program Studi S1 Terapan
Kebidanan dan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Ibu Erna Widyastuti, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing institusi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukannya dalam penyusunan laporan.
5. Ibu Rizki Hargiani, S.Keb, Bd selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukannya dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yang tidak
ias saya sebutkan satu persatu.
Harapan saya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya untuk para pembaca.
Semarang, April 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yakni 70
per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030. Menurut Ketua Komite
Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and
Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI
Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 KH. Padahal, target AKI
Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 KH (Puslit, 2019).
Masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk AKI
tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain
status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal (masa
kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah persalinan dan
perawatan segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya. Secara nasional,
menurut Detty S. Nurdaiti, pakar Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan,
penyebab AKI paling tinggi adalah perdarahan. Sedangkan menurut McCharty J.
Maine DA sebagaimana dikutip Nurul Aeni (2013), determinan dekat yang
berhubungan langsung dengan kematian ibu merupakan gangguan obstetrik
seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsi, dan infeksi atau penyakit yang diderita
ibu sebelum atau selama kehamilan yang dapat memperburuk kondisi kehamilan
seperti penyakit jantung, malaria, tuberkulosis, ginjal,dan acquired
immunideficiency syndrome (Puslit, 2019)
Preeklampsia/eklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan
persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin dan
oedema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Sindroma
preeklampsia ringan seperti hipertensi, oedema, dan proteinuria sering tidak
diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul
preeklampsia berat, bahkan eklampsia (Prawirohardjo, 2011)
Sampai sekarang penyebab awal preeklamsi masih belum diketahui dengan
jelas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengetahui penyebab
preeklamsi dan banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya
preeklamsi sehingga disebut sebagai disease of theory, tetapi tidak ada
satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar diantaranya adalah teori
mengenai kelainan vaskularisasi plasenta, teori imunologik, teori disfungsi
endotel, teori adaptasi kardiovaskular, teori defisiensi gizi dan teori
inflamasi (Angsar,2011)
Sindroma preeklampsia dapat dicegah dan dideteksi secara dini.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan yang secara rutin, sangat penting dalam
usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia. Ibu hamil yang
mengalami preeklampsia perlu ditangani dengan segera. Penanganan ini
dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
(Prawirohardjo,2011). Pelayanan antenatal selama kehamilan penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap
melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. Dengan pemeriksaaan
kehamilan beberapa factor risiko yang ada pada ibu hamil dapat diprediksi
kemungkinan komplikasi yang akan terjadi (Syafruddin, 2012).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada gadar maternal
preeklampsia dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen
kebidanan kompetensi bidan di Indonesia dan pendokumentasian
menggunakan SOAP.
2. Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang mampu:
a. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan pengumpulan data fokus secara
subjektif dan objektif
b. Mahasiswa diharapkan dapat menginterprestasikan data sesuai dengan
data yang telah dikumpulkan
c. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial sesuai dengan interprestasi data yang ada
d. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan tindakan untuk
mengantisipasi masalah potensial
e. Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh
f. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif dan menyeluruh
g. Mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
dilakukan
h. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
pada kegawatdaruratan maternal dengan preeklampsia sesuai dengan
SOAP
i. Mahasiswa mampu menganalisa dan membahas kasus.
C. MANFAAT
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang telah dipelajari kepada pasien
dan mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
2. Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan terhindar dari
komplikasi yang tidak diinginkan.
3. Institusi pendidikan dan petugas kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu manajemen asuhan kebidanan pada kegawatdaruratan
maternal dengan preeklampsia
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hemolisis
darah/eritrosit
Preeklampsia/
Eklampsia
HELLP sindrom
Terminasi kehamilan
Tidak ada
Hipertensi berat persisten
Kontraindikasi
manajemen ekspektatif
Beri kortikosteroid
Periksa urin 24 jam
Nilai tekanan darah, produksi urin,
gejala maternal
Evaluasi laboratorium
Observasi
PENGKAJIAN:
Tanggal : 6 April 2021
Jam : 09.30
A. IDENTITAS PASIEN:
Nama : Ny. F Penanggung Jawab
2. Umur : 25 tahun Status : Suami
3. Agama : Islam 1. Nama : Tn. N
4. Pendidikan : D3 2. Umur : 23 tahun
5. Pekerjaan : Swasta 3. Agama : Islam
6. Suku Bangsa: Jawa 4. Pendidikan : SMA
7. Alamat : Kalilangse 11/3 5. Pekerjaan : Satpol PP
Gajahmudu, Semarang 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Kalilangse 11/3
Gajahmudu, Semarang
B. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Pasien rujukan dari dokter SpOG tanggal 5 April 2021, hamil 38 +5minggu
dengan tensi tinggi 140/90 mmHg dan sudah merasakan perutnya kenceng-
kenceng.
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng tetapi belum mengeluarkan
lendir darah dari jalan lahir. Ibu mengatakan tidak ada pandangan kabur atau
berkunang-kunang, nyeri ulu hati, muntah-muntah, oedem pada muka,
tangan dan kaki.
C. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: Baik Tensi : 148 / 95 mmHg
2) Kesadaran : composmentis Nadi : 88 x/ menit
3) TB : 150 cm Suhu /T : 36,5 oC
4) LILA : 35 cm RR : 24 x / menit
5) BB : 78 kg
6) IMT : 34,67
b. Status present
Kepala : Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih
Muka : Tidak ada benjolan, tidak ada oedema, sedikit pucat
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, fungsi
penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip
Mulut : Bibir lembab, tidak ada carries
Telinga : Fungsi pendengaran baik, tidak ada sekret
D. ANALISA
Diagnosa Kebidanan :
Ny. F umur 25 tahun G1P0A0 hamil 38+5, janin tungal hidup intrauterin, letak
membujur, presentasi kepalah, punggung kiri, belum inpartu dengan
preeklamsia.
Semarang, 6-4-2021
Pembimbing Klinik
Praktikan
Erna Widyastuti,S.SiT.,M.Kes
NIP. 19771003 200212 2 001
CATATAN PERKEMBANGAN I
O=
KU baik, kesadaran composmentis
Terpasang Infus dan DC
Vital sign :
TD = 130/80 mmHg
Nadi = 88 x/menit
Suhu = 36,4oC
RR = 20 x/menit
PPV (+) lochea rubra
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus kuat
Flatus (+), BAK (terpasang DC 200cc), BAB
belum
ASI keluar lancar (+/+)
Bayi lahir SC tanggal 5-4-2021 jam 21.45 WIB
BBL : 2300 gram
AS = 9-10-10
Bayi rawat gabung dengan ibu
A=
Ny. F umur 25 tahun P1A0 pasca SCTP +
insersi IUD ai induksi tak respon, preeklamsia
P=
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu saat baik
Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui bahwa
tensinya sudah turun yaitu 130/80 mmHg
2. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi
nafas dalam agar terasa lebih relaks dan
nyeri berkurang dengan cara tarik nafas
panjang melalui hidung kemudian buang
nafas melalui mulut.
Hasil : ibu sudah melakukan relaksasi nafas
dalam saat perut terasa nyeri
3. Melakukan obervasi kondisi pasien
Hasil : Pasien telah dilakukan pengawasan
KU baik composmentis, TTV: TD 130/80
mmHg, N 88 x/menit, RR 24 x/menit, S
36,4oC, PPV (+) lochea rubra ±30cc, ASI
sudah keluar (+/+), BAK terpasang DC
±200cc, BAB belum dan tanda impending
eklampsia (pusing kepala yang tidak hilang
meskipun setelah istirahat, padangan mata
kabur, mual dan muntah)
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi secara bertahap
Hasil : Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri
5. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif
Hasil : Ibu mengerti bayinya hanya
diberikan ASI saja tanpa ada tambahan
makanan lain selama 6 bulan
6. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan
posisi miring
Hasil : Ibu sudah bisa menyusui bayinya
dengan posisi tidur miring kiri, posisi bayi
lurus perut bayi menempel perut ibu, aerola
masuk ke mulut bayi.
7. Memberikan terapi sesuai advis dokter:
Inf RL 16 tpm, dopamet 500mg/8jam (jika
TD ≥ 140/80 mmHg), vit A 200.000iu/24
jam, vit BC/C/SF/12jam, domperidon 2
tab/8jam
Hasil : Ibu minum obat sesuai anjuran
CATATAN PERKEMBANGAN II
O=
KU baik, kesadaran composmentis
Infus dan DC sudah terlepas
Vital sign :
TD = 120/80 mmHg
Nadi = 86 x/menit
Suhu = 36,5oC
RR = 20 x/menit
PPV (+) lochea rubra
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus kuat
BAK (+), BAB (+)
ASI keluar lancar (+/+)
Bayi lahir SC tanggal 5-4-2021 jam 21.45 WIB
BBL : 2300 gram
AS = 9-10-10
Bayi rawat gabung dengan ibu
Ibu sudah mobilisasi bangun, duduk di tempat
tidur
A=
Ny. F umur 25 tahun P1A0 pasca SCTP +
insersi IUD ai induksi tak respon, preeklamsia
H-1
P=
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu semakin membaik
Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui bahwa
tensinya sudah turun yaitu 120/80 mmHg
2. Melakukan obervasi kondisi pasien
Hasil : Pasien telah dilakukan pengawasan
KU baik composmentis, TTV: TD 120/80
mmHg, N 86 x/menit, RR 20 x/menit, S
36,5oC, PPV (+) lochea rubra ±15cc, ASI
sudah keluar (+/+), BAK (+), BAB (+) dan
tanda impending eklampsia (pusing kepala
yang tidak hilang meskipun setelah
istirahat, padangan mata kabur, mual dan
muntah)
3. Menganjurkan memenuhi kebutuhan nutrisi
selama nifas, tidak ada pantangan makanan
maupun minuman, banyak makan
mengandung tinggi protein dan berserat
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran
bidan
4. Memberikan KIE tantang cara menyusui
yang benar dan mempraktikkan cara
menyusui yang benar: pastikan posisi ibu
ada dalam posisi nyaman (duduk bersandar,
kaki tidak menggantung). Kepala dan badan
bayi berada dalam satu garis lurus. Wajah
bayi menghadap payudara, hidung
berhadapan dengan puting. Ibu harus
memeluk badan bayi dekat dengan
badannya. Jika bayi baru lahir, ibu harus
menyangga seluruh badan bayi. sebagian
besar areola (bagian hitam disekitar puting)
masuk ke dalam mulut bayi. Mulut terbuka
lebar. Bibir bawah melengkung ke luar.
Dagu menyentuh payudara ibu.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
tiap 2 jam atau sesuai kebutuhan bayi, jika
bayi tidur maka dibangunkan kemudian di
susukan.
Hasil: ibu mampu untuk menyusui dengan
benar
5. Memberikan KIE tentang vulva hygiene
dengan sering ganti pembalut, cebok dari
arah depan ke belakang
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan
sesuai arahan bidan
6. Memberikan terapi obat oral sesuai advis
dokter:
dopamet 500mg/8jam (jika TD ≥ 140/80
mmHg), vit BC/C/SF/12jam, domperidon 2
tab/8jam, asam mefenamat 500mg/8 jam
Hasil : Ibu minum obat sesuai anjuran
CATATAN PERKEMBANGAN III
O=
KU baik, kesadaran composmentis
Infus dan DC sudah terlepas
Vital sign :
TD = 123/70 mmHg
Nadi = 87 x/menit
Suhu = 36,4oC
RR = 20 x/menit
PPV (+) lochea rubra
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus kuat
BAK (+), BAB (+)
ASI keluar lancar (+/+)
Bayi lahir SC tanggal 5-4-2021 jam 21.45 WIB
BBL : 2300 gram
AS = 9-10-10
Bayi rawat gabung dengan ibu
Ibu sudah mobilisasi turun tempat tidur dan
berjalan
A=
Ny. F umur 25 tahun P1A0 pasca SCTP +
insersi IUD ai induksi tak respon, preeklamsia
H-2
P=
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu saat ini baik
Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui bahwa
tensinya sudah mulai stabil yaitu 123/70
mmHg
2. Melakukan obervasi kondisi pasien
Hasil : Pasien telah dilakukan pengawasan
KU baik composmentis, TTV: TD 123/70
mmHg, N 89 x/menit, RR 20 x/menit, S
36,4oC, PPV (+) lochea rubra ±10cc, ASI
sudah keluar (+/+), BAK (+), BAB (+) dan
tanda impending eklampsia (pusing kepala
yang tidak hilang meskipun setelah
istirahat, padangan mata kabur, mual dan
muntah)
3. Memberikan KIE tantang perawatan luka
bekas operasi SC, dijaga agar tetap kering.
Misal perban basah sebelum tanggal kontrol
maka segera ke fasilitas kesehatan untuk
mengganti perban.
Hasil: ibu bersedia melakukan anjuran
bidan
4. Melakukan ganti balut luka bekas SC
Hasil : Luka terlihat kering tidak ada darah
atau pus, luka ditutup dengan plester anti air
5. Memberikan terapi obat oral sesuai advis
dokter:
dopamet 500mg/8jam (jika TD ≥ 140/80
mmHg), vit BC/C/SF/12jam, domperidon 2
tab/8jam, asam mefenamat 500mg/8 jam
Hasil : Ibu minum obat sesuai anjuran
6. Memberitaku ibu sudah boleh pulang dan
kontrol nanti 3 hari lagi di poliklinik
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran
bidan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa melakukan pengumpulan data fokus subjektif dengan
melakukan anamnesa pada klien dan melihat catatan medis sedangkan
data objektif dengan melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, maupun
diagnostik.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai
dengan interprestasi data yang ada pada kasus preeklamsia.
3. Mahasiswa merencanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada
kasus preeklampsia
4. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus
preeklampsia secara komprehensif dan menyeluruh
5. Mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus
preeklamsia yang telah dilakukan
6. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
pada kegawatdaruratan maternal dengan preeklampsia sesuai dengan
SOAP
7. Mahasiswa mampu menganalisa dan membahas kasus kegawatdaruratan
maternal dengan preeklampsia
B. Saran
1. Bagi klien
Pasien atau keluarga pasien diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan
dan menambah informasi dengan membaca serta bertanya kepada
petugas kesehatan khususnya mengenai persalinan dengan preeklampsia.
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan asuhan sesuai kebutuhan secara
komprehensif pada ibu hamil dengan preeklampsia. Melakukan
kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam memberikan pelayanan
persalinan dengan preeklampsia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. et al. (2014) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd edn.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Marlianti, S. (2016) ‘Hubungan Usia Ibu Dan Umur Kehamilan Dengan Kejadian
Preeklampsia’, Universitas Islam Sultan Agung, 956, pp. 0–1.
Mikat, B. et al. (2012) ‘Early Detection of Maternal Risk for Preeclampsia’, ISRN
Obstetrics and Gynecology, 2012, pp. 1–7. doi: 10.5402/2012/172808.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor, 2010, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4, alih bahasa Ana Lusiyana, Jakarta: EGC
WHO (2012) Daily Iron and Folic Acid Supplementation in Pregnant Women,
2012, WHO. Available at: Daily Iron and Folic Acid Supplementation in
Pregnant Women, 2012