Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, monitor oleh Node Manager dan paket akan di-
menjadikan JSON ideal sebagai bahasa forward ke Node Worker yang Aktif.
pertukaran-data.
Begin
NW= Node_Worker
M= Free_Memory_Host
NW_M = { (NW,M) }
If No Resource In List
Find maximum M in NW_M
Return NW Gambar 4. Topologi jaringan pada Docker Swarm
Do Web Service route to NW
End Gambar 4 menunjukkan bahwa topologi
yang digunakan terdiri atas 3 Node Server
dimana dalam topologi ini tediri dari 1 Node
Gambar. 3. Pseudocode load balancer
Manager dan 2 Node Worker. Dimana Node
berdasarkan memory
Manager bertujuan untuk mengatur Node
Pada Gambar 3 diatas menjelaskan cara Worker. Dalam Node Manager telah tepasang
kerja load balancing dengan metode memory container NGINX untuk load balancing dan
resource yaitu memilih IP dan Memory Resource Node Worker telah terpasang container Apache
dari Node Worker 1 sebagai default jika tidak yang digunakan untuk web server.
ada resource yang dikirim ke Node Manager.
Jika terdapat Node Worker yang memiliki 3.2. Diagram Alur Sistem
penggunaan free space memory terbanyak maka
Dalam subab ini terdapat tahapan
Node Manager akan memerintahkan agar Node
mekanisme sistem. Alur sistem ini bertujuan
Worker yang menggunakan free space memory
untuk menjelaskan aliran data sistem. Berikut ini
terbanyak untuk mengambil alih route web
adalah gambar diagram alir dari perancangan
service. Pembagian beban pada web server dapat
topologi sistem yang dibuat.
dilakukan dengan seimbang maka kinerja web
server dapat memberikan respons yang baik
terhadap request dari user (Julianto, 2017).
3. PERANCANGAN
Pada bagian ini dijelaskan langkah-langkah
untuk merancang dan mengimplementasi
sebuah sistem Web Server dengan
mengunakan Docker Swarm dengan fail
over berbadasarkan waktu dan load
balancing berdasarkan sumber daya
komputer dengan berpedoman pada
metodologi penelitian yang telah dibahas
sebelumnya.
kemudian jika request tidak diterima oleh node waktu nyata Node Manager maka beban traffic
Manager maka sistem semua sistem mati. Jika akan di bebankan pada salah satu Node Worker
request diterima oleh node Manager, maka yang memiliki data waktu lebih besar dari waktu
sistem mengecek apakah semua node worker nyata Node Manager dan menghasilkan output
mati. Jika iya, maka layanan akan ditangani oleh bahwa salah satu Node Worker down. Dan jika
node Manager. Jika tidak ,maka akan dilakukan semua data waktu dari Node Worker kurang dari
pengecekan apakah node worker1 mati. Jika waktu nyata Node Manager maka beban traffic
node worker1 mati, maka layanan akan ditangani akan diambil oleh Node Manager dan
oleh node worker2. Jika tidak ,maka akan menghasilkan output bahwa semua Node
dilakukan pengecekan apakah node worker2 Worker down.
mati. Jika node worker2 mati, maka layanan
akan ditangani oleh node worker1. Jika tidak 3.3. Perancangan Load Balancing
,maka akan melakukan proses load balancing. Berdasarkan Perbandingan Sumber Daya
Proses load balancing dapat dilihat pada Memory
Gambar 4.3.
skenario pengujian dan parameter yang telah di client. Tetapi ketika jumlah Client 250 ada
tetapkan oleh penulis. kenaikan Troughtput yang disebabkan karena
faktor penurunan penggunakan data oleh host
4.1.1. Analisa Pengujian Memory dan CPU dan pengguna jaringan pada jaringan yang sama
(Resource Utilization) pada saat pengujian.
Memory dan CPU merupakan komponen
penting dalam host dan dapat dijadikan sebagai 4.2. Analisis Pengujian Load Balancing
acuan dalam menentukan kinerja host tersebut.
Semakin efektif penggunaan memory dan CPU Pada Subab ini menjelaskan hasil output
pada host, semakin bagus pula kinerjanya. load balancing dari program load balancing dan
Sebuah host dapat dikatakan efektif, jika dapat mengakses web browser dengan alamat manager
menggunakan CPU dan memory secukupnya untuk pengecekan Mapping adalah benar.
untuk mendapat hasil yang maksimal. Untuk
mengetahui pengaruh loadbalancer pada host
terhadap CPU dan memory, dilakukan pengujian
dengan menggunakan load/stress client dengan
beberapa skenario. Berikut hasil pengujian
penggunaan memory dan CPU pada host web
server Docker Swarm.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis percobaan yang telah
dilakukan terhadap data uji yang telah diujikan,
Gambar .14 Output mapping menggunakan Web
penulis menyimpulkan bahwa :
Browser dengan node Worker2 Down
1. Perancangan arsitektur load balancing
server web berbasis Docker Swarm
bedasarkan penggunaan sumber daya
4.3.3.Pengujian Fungsi Deteksi dan memory dapat diterapkan sesuai dengan
Monitoring Host Down Ketika Semua Node rancangan yang telah dibuat;
Down
2. Implementasi dari arsitektur load
Pada Subab ini menjelaskan hasil output balancing server web berbasis Docker
fungsi deteksi dan monitoring host down dari Swarm bedasarkan penggunaan sumber
program ketika semua node Worker down daya memory dapat bekerja sesuai
sehingga diambil alih oleh node Manager. Hasil dengan yang diharapkan;
output dari program dapat dilihat pada Gambar
15 dan hasil pengecekan dalam web browser 3. Dari hasil kinerja dari load balancing
dapat dilihat pada Gambar 16. server web berbasis Docker Swarm
bedasarkan penggunaan sumber daya
memory dapat disimpulkan bahwa
penggunaan load balancing
berdasarkan penggunaan sumber daya
memory dapat mengurangi traffic web
server.
5.2. Saran
Saran yang diberikan untuk pengembangan
kedepan load balancing pada Docker Swarm
antara lain:
1. Dalam Metode load balancing pada
Gambar .15 Output Main Program fungsi deteksi Docker Swarm , seharusnya dapat
dan monitoring host down ketika semua node membagi pembuatan container secara
Worker down
rata pada setiap host ketika salah 1
Dari Gambar 15 menerangkah bahwa fungsi container rusak.
deteksi dan monitoring host down dapat di 2. Megunakan lebih dari 1 parameter agar
jalankan dan dapat di monitor oleh layar. Ketika kinerja load balancer lebih baik dalam
semua node Worker down, maka request client membagi beban dalam setiap node.
akan di bebankan pada node manager. Dan
terdapat output program berupa warning yang 6. DAFTAR PUSTAKA
menyatakan bahwa semua node Down. Dan juga Adiputra, F. (2015). CONTAINER DAN
ketika dilakukan pengecekan Mapping pada web DOCKER: TEKNIK VIRTUALISASI
browser bahwa request client di arahkan pada
DALAM PENGELOLAAN BANYAK
Node Manager sesuai dengan output program
APLIKASI WEB. 4(3).
pada Gambar 16. Dewobroto. (2009). Jurnal Jarkom. 1.
Docker. (2013, January 1). Docker. (Docker)
Retrieved February 15, 2018, from
Docker Web Site:
https://www.docker.com/what-
Gambar .16 Output Mapping Menggunakan Web
Browser container
JSON ORG. (2017, Juny 2). JSON. (JSON Org)
Retrieved February 15, 2018, from
JSON Web Site:
https://www.json.org/json-id.html
Julianto, R. (2017). Implementasi Load
Balancing Di Web Server
Menggunakan Metode. I.
NGIX Software.INC. (2014, January 1). NGIX.
(NGIX Software.INC) Retrieved
February 15, 2018, from NGIX:
https://www.nginx.com/blog/
Nugroho, M. (2016). ANALISIS KINERJA
PENERAPAN CONTAINER UNTUK
LOAD BALANCING WEB SERVER
PADA RASPBERRY PI. 01(02).
Singh, H. (2015). WSQ: Web Server Queueing
Algorithm for Dynamic Load
Balancing.