Anda di halaman 1dari 15

BUPATI LOMBOK UTARA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR


25 TAHUN 2020

TENTANG

TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA


DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (4), Pasal 97 ayat (3) dan
Pasal 99 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa dan Bagian Dari Hasil
Pajak dan Retribusi Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Pertanggung Jawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438 );
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4872);
6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 5495);
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 )
sebagaimana telah diubah beberapa terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6322);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 611);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 5 Tahun 2012
tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok
Utara Nomor 23);
12. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa (Berita daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2019 Nomor 12);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN


DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI
HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara.
4. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan dalam
Kabupaten Lombok Utara.
5. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya nerupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
9. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk
oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat seperti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD)/Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD, adalah suatu
rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
11. Musrenbang Desa adalah forum antar pelaku di Desa dalam rangka menyusun rencana
pembangunan Desa.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan Desa yang dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah
Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan peraturan Desa.
13. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus.
14. Pajak Daerah yang selanjutnya dimaksud Pajak adalah iuran wajab yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaran pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah.
15. Retribusi Daerah, yang selanjutnya yang disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberi ijin tertentu yang khusus disediakan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
16. Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat BDHPRD adalah
Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Lombok Utara Kepada Desa-Desa
di Kabupaten lombok Utara.
17. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD, adalah rekening tempat
penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
18. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disingkat RKD, adalah rekening tempat menyimpan
uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Maksud ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam


Pengalokasian dan penyaluran ADD dan BDHPRD di Desa.

Pasal 3

Tujuan ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah :


a. untuk memberikan kepastian Hukum dalam pengalokasian dan penyaluran ADD dan
BDHPRD;
b. untuk mewujudkan pengalokasian dan penyaluran ADD dan BDHPRD secara tertib, efektif,
efisien, transparan dan akuntabel; dan
c. untuk meningkatkan kualitas perencanaan secara partisipatif, berkesetaraan Gender sesuai
dengan potensi Desa.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 4

Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini meliputi :


a. Pengalokasian dan Penyaluran ADD;
b. Pengalokasian dan Penyaluran BDHPRD; dan
c. Penggunaan ADD dan BDHPRD.
BAB II

PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ADD

Bagian Kesatu
Pengalokasian ADD

Pasal 5

(1) Daerah mengalokasikan ADD dalam APBD setiap tahun anggaran.


(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10 % (sepuluh perseratus) dari dana
perimbangan yang diterima daerah dalam APBD setelah dikurangi dana alokasi khusus.
(3) Pengalokasian rincian besaran ADD untuk setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempertimbangkan :
a. Kebutuhan penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat desa;
b. Kebutuhan iuran jaminan kesehatan Kepala Desa dan perangkat Desa; dan
c. Jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan
geografis Desa.

Pasal 6

(1) Informasi Alokasi besaran ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dihitung
oleh perangkat daerah yang menangani Perencanaan Daerah dan disampaikan kepada
perangkat daerah yang menangani bidang pemerintahan desa.
(2) Atas dasar informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perangkat daerah yang menangani bidang
pemerintahan desa menghitung besaran ADD per Desa sesuai dengan rumusan perhitungan ADD.

Bagian Kedua
Rumusan Penetapan ADD

Pasal 7

(1) Penetapan besaran ADD sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) berdasarkan asas
merata dan adil atau proporsional.
a. asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap Desa dengan
persentase sebesar 60% dari jumlah total ADD ; dan
b. asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagikan secara proporsional untuk setiap
Desa berdasarkan Nilai Bobot Desa dan prestasi Desa yang dihitung berdasarkan variabel
tertentu dengan persentase sebesar 40% dari jumlah total ADD.
(2) Besarnya bagian ADD yang dibagikan secara merata untuk setiap Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a selanjutnya disebut ADD Minimal (ADDM).
(3) Besaran ADD yang dibagikan secara proporsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP) berdasarkan nilai bobot Desa
dihitung dengan memperhatikan variabel tertentu, yaitu :
a. jumlah penduduk;
b. jumlah penduduk miskin;
c. luas wilayah; dan
d. indeks kesulitan geografis (IKG).
(4) Jumlah penduduk Desa, jumlah penduduk miskin Desa, luas wilayah Desa, dan indeks
kesulitan geografis (IKG) Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dihitung dengan bobot :
a. 25 % ( Dua puluh lima persen) untuk jumlah penduduk ;
b. 35 % ( Tiga puluh lima persen) untuk jumlah penduduk miskin;
c. 10 % (sepuluh persen) untuk luas wilayah; dan
d. 30 % (tiga puluh persen) untuk indeks kesulitan geografis.

Pasal 8

(1) Rumus ADD setiap Desa adalah sebagai berikut :


ADDi = ADDMi + ADDPi
Dengan penjelasan :
ADDi : ADD untuk Desa i
ADDMi : ADD Minimal untuk Desa i
ADDPi : ADD Proporsional untuk Desa i
(2) ADD Minimal merupakan hasil perkalian jumlah total ADD Kabupaten dikalikan dengan
prosentase 60 % (enam puluh persen) dibagi jumlah Desa se Kabupaten Lombok Utara,
dengan rumus :
ADDMi = ADD x 60 % / Jumlah Desa se – Kabupaten Lombok Utara
(3) ADD Proporsional dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara masing-masing nilai
bobot variabel dengan rasio jummlah variabel Desa dibandingkan jumlah variabel Kabupaten,
dikalikan dengan jumlah 10 % (sepuluh persen) dari jumlah total ADD Kabupaten. Dengan
rumus :
ADDPi = {(0,25 * R1) + (0,35 * R2) + (0,10 * R3) + (0,30 * R4)}
Dengan penjelasan :
ADDPi : Jumlah ADD Proporsional Desa i
R1 : Rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total jumlah
penduduk Kabupaten
R2 : Rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total jumlah penduduk
miskin Kabupaten
R3 : Rasio luas wilayah setiap Desa terhadap total luas wilayah Kabupaten
R4 : Rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Kabupaten
(4) Data Variabel Jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas wilayah dan indeks kesulitan
geografis (IKG) sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (3) berdasarkan data dari
kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang statistik atau instansi terkait di Daerah.
(5) Dalam hal data yang diminta kepada instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak tercukupi dan kurang lengkap, maka dapat digunakan data perhitungan tahun
sebelumnya.
(6) Besarnya proporsi ADD setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Penyaluran dan Pencairan ADD

Pasal 9

(1) Penyaluran ADD setiap desa dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke RKD.
(2) Penyaluran ADD setiap desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui 2 (dua)
tahapan yaitu :
a. tahap I (pertama) sebesar 60%; dan
b. tahap II (kedua) sebesar 40%.
(3) Dikecualikan dari penyaluran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setiap
bulan untuk belanja kegiatan antara lain:
a. Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. Tunjangan;
c. Operasional penyelenggaraan Pemerintahan Desa; dan
d. Insentif.
(4) Tahapan dan mekanisme penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB III
PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN BDHPRD

Bagian Kesatu
Pengalokasian dan Rumusan BDHPRD

Pasal 10

(1) Daerah mengalokasikan BDHPRD setiap tahun anggaran dalam APBD.


(2) BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari
realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah.
(3) Berdasarkan BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati menetapkan rincian
besaran BDHPRD untuk setiap Desa dengan Keputusan Bupati.
(4) Penetapan rincian besaran BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan hasil
perhitungan yang dilakukan oleh BAPENDA.
(5) Hasil penghitungan BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dituangkan dalam bentuk:
a. penetapan sementara;
b. penetapan definitif; dan
c. penetapan kurang salur dan/atau lebih salur.
(6) Penetapan BDHPRD sementara dihitung berdasarkan rencana penerimaan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah tahun anggaran berikutnya yang tercantum dalam APBD tahun berkenaan.
(7) Alokasi BDHPRD sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (6) digunakan Pemerintah Desa
sebagai dasar perencanaan penganggaran APBDesa tahun berikutnya.
(8) Penetapan BDHPRD definitif dihitung oleh BAPENDA berdasarkan realisasi penerimaan Pajak
dan Retribusi Daerah per triwulan tahun anggaran berkenaan serta memperhitungkan selisih
lebih atau kurang salur Tahun anggaran sebelumnya.
(9) Perhitungan kurang salur dan/atau lebih salur apabila terdapat selisih lebih atau kurang atas
realisasi penerimaan BDHPRD per tanggal 31 Desember tahun berkenaan.
(10) Perhitungan Selisih lebih atau kurang salur sebagaimana dimaksud ayat
(8) ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat laporan dari BPKAD untuk
selanjutnya diperhitungkan pada penyaluran BDHPRD tahun anggaran berikutnya.

Pasal 11

Pengalokasian BDHPRD setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) dilakukan
berdasarkan ketentuan :
a. 60% (enam puluh persen) dibagi secara merata kepada seluruh Desa; dan
b. 40% (empat puluh persen) dibagi secara proporsional berdasarkan realisasi penerimaan
pajak bumi dan bangunan per Desa dari masing-masing Desa.

Bagian Kedua
Penyaluran BDHPRD

Pasal 12

(1) Penyaluran BDHPRD setiap desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke RKD.
(2) Penyaluran BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan per triwulan atau setelah
dilakukan penghitungan realisasi pajak dan retribusi masing-masing Desa oleh BAPENDA
sebagai dasar penetapan Alokasi BDHPRD masing-masing Desa
(3) Tahapan dan mekanisme penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV
PENGGUNAAN ADD DAN BDHPRD

Bagian Kesatu
Penggunaan ADD
Pasal 13

(1) Penggunaan ADD diprioritaskan untuk membiayai kegiatan bidang penyelenggaraan


pemerintahan Desa, bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, bidang penanggulangan bencana,
keadaan darurat dan mendesak desa dan dapat digunakan untuk kegiatan bidang pelaksanaan
pembangunan Desa dan bidang pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Penggunaan ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada prioritas
penggunaan ADD yang dituangkan dalam RKPDesa.
(3) Jenis kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Penggunaan BDHPRD

Pasal 14

(1) Penggunaan BDHPRD diprioritaskan untuk membiayai kegiatan bidang penyelenggaraan


pemerintahan Desa, kegiatan bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, dan kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Penggunaan BDHPRD dapat dilakukan pada bidang pelaksanaan pembangunan Desa, Bidang
penanggulangan bencana, Keadaan darurat dan mendesak di Desa, setelah prioritas penggunaan
BDHPRD sebagaimana ketentuan ayat (1) terpenuhi.
(3) Penggunaan BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada
prioritas penggunaan BDHPRD yang dituangkan dalam RKPDesa.
(4) Jenis kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 15

(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan Pasal 14 setiap semester kepada Bupati melalui
Camat dan ditembuskan ke Inspektorat dan Dinas yang membidangi Desa.
(2) Laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas :
a. Laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD tahun anggaran sebelumnya; dan
b. Laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD semester pertama.
(3) Laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD tahun anggaran sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran
berjalan.
(4) Laporan realisasi penggunaan ADD dan BDHPRD semester pertama sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b disampaikan paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 16

(1) Penghasilan tetap diberikan kepada kepala Desa, sekretaris Desa, dan perangkat Desa yang
dianggarkan dalam APBDesa yang bersumber dari ADD.
(2) Ketentuan yang mengatur mengenai besaran penghasilan tetap kepala Desa, sekretaris Desa,
dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati
tersendiri.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 37 Tahun
2019 tentang Tata Cara Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa dan Bagian Dari Hasil
Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Lombok Utara (Berita Daerah Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2019 Nomor 37) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor
16 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 37 Tahun 2019
tentang Tata Cara Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa dan Bagian Dari Hasil Pajak
dan Retribusi Daerah Kabupaten Lombok Utara (Berita Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun
2020 Nomor 16), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lombok Utara.

Ditetapkan di Tanjung
pada tanggal 29 Desember 2020
BUPATI LOMBOK UTARA,

H. NAJMUL AKHYAR

Diundangkan di Tanjung pada


tanggal 29 Desember 2020
PENJABAT SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA

H. RADEN NURJATI

BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2020 NOMOR 25


Lampiran : Peraturan Bupati Lombok Utara
Nomor : 25 Tahun 2020
Tanggal : 29 Desember 2020
Tentang : Tata Cara Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa dan
Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah.

I. Keuangan Desa yang ditetapkan dalam APBDESA digunakan sebagai berikut:

A. Belanja Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa


a. Pembayaran penghasilan tetap, tunjangan dan penerimaan lainnya yang sah Kepala Desa
dan Perangkat Desa mengacu pada Peraturan Bupati tentang Penghasilan Tetap, Tunjangan
dan Penerimaan lainnya yang sah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
b. Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa digunakan dengan rincian sebagai
berikut :
a) Tunjangan BPD terdiri atas :
1) Tunjangan Kedudukan dengan rincian sebagai berikut :
(a) Ketua sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);
(b) Wakil Ketua sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
(c) Sekretaris sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah);
(d) Ketua Bidang sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah); dan
(e) Anggota sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
2) Tunjangan Kinerja yang dialokasikan paling sedikit sebesar Rp.
400.000 (empat ratus ribu rupiah) perbulan dan paling banyak sebesar Rp. 800.000,-
(delapan ratus ribu rupiah) perbulan.
b) Operasional BPD digunakan untuk :
1) Penghasilan staf administrasi BPD;
2) ATK;
3) Biaya Rapat; dan
4) Biaya Monitoring dan Evaluasi.
c. Operasional Pemerintah Desa.
Biaya Operasional Pemerintah Desa digunakan dengan rincian sebagai berikut :
a. ATK.
b. Biaya listrik dan air kantor Desa.
c. Honor PKPKD dan PPKD, dengan rincian :
1) PKPKD paling banyak Rp. 600.000,- perbulan;
2) Koordinator PPKD paling banyak per orang Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah)
perbulan; dan
3) Pelaksana kegiatan anggaran paling banyak per orang Rp. 400.000,- (Empat Ratus
Ribu Rupiah) perbulan.
d. Biaya Rapat; dan
e. Biaya Monitoring dan Evaluasi.

d. Insentif pelayan masyarakat terdiri dari : Rukun Tetangga paling banyak Rp 250.000,- (Dua
Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) perbulan per-orang, Pekasih dialokasikan perbulan per-
orang paling banyak Rp. 700.000,- (Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dan Penghulu Desa atau
nama lain sesuai kondisi Desa dialokasikan perbulan per-orang paling banyak Rp. 700.000,-
(Tujuh Ratus Ribu Rupiah).
e. Tunjangan Penjabat Kepala Desa paling banyak Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah).
f. Tunjangan purna tugas diberikan kepada Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Perangkat Desa
lainnya yang diberhentikan karena berakhir masa jabatannya. tunjangan purna tugas paling
banyak 4 (empat) kali penghasilan tetap setiap bulan dan diberikan sekaligus.
g. Operasional Pemerintah Desa Persiapan.
1) Biaya Operasional Pemerintah Desa persiapan digunakan dengan rincian sebagai berikut:
a) Tunjangan Penjabat Kepala Desa persiapan paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah);
b) Tunjangan Perangkat Desa persiapan;
c) Insentif bendahara pembantu Desa persiapan;
d) ATK;
e) Biaya listrik dan air kantor Desa;
f) Biaya Rapat; dan
g) Biaya konsultasi dan koordinasi.
2) Seluruh pertanggungjawaban penggunaan keuangan Desa persiapan tetap oleh
Pemerintah Desa induk.
h. Penetapan dan penegasan batas Desa (pembiayaan bersama dari Desa- Desa yang
melaksanakan penetapan dan penegasan batas Desa);
i. Program legislasi Desa paling banyak Rp. 15.000.000,- (Lima Belas Juta) untuk setiap
pembentukan Peraturan Desa;
j. Dukungan penganggaran BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan bagi Kepala Desa dan
Perangkat Desa serta keluarga sesuai peraturan yg berlaku;
k. Pembuatan/ Penerbitan sertifikat tanah kas/ milik Desa paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima
Juta Rupiah)/persil);
l. penyusunan tata ruang Desa;
m. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan desa/pembahasan APB Desa (Musdes,
musrenbang Desa/ pra-musrenbang desa, bersifat regular);
n. Penyelenggaraan musyawarah desa lainnya (musdus, rembug warga, yang bersifat non –
regular sesuai kebutuhan desa);
o. Penyusunan dokumen perencanaan desa (RPJM Desa/ RKP Desa);
p. Penyusunan dokumen keuangan desa (APB Desa/ APB Desa perubahan/LPJ APB Desa dan
seluruh dokumen terkait);
q. Penyusunan kebijakan desa (perdes/ perkades, diluar dokumen rencana pembangunan/
keuangan);
r. Penyusunan laporan Kepala Desa/ penyelenggaraan pemerintahan desa (laporan akhir tahun
anggaran, laporan akhir masa jabatan, laporan keterangan akhir tahun anggaran, informasi
kepada masyarakat);
s. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;
t. Penyusunan/ pendaftaran/ pemutakhiran profil desa (profil kependudukan dan potensi desa);
u. penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
v. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Peningkatan Gedung/ prasarana kantor Desa paling banyak Rp.
300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah);
w. Pengadaan sarana (asset tetap) dan prasarana kantor Desa paling banyak Rp. 100.000.000,-
(Seratus Juta Rupiah);
x. Pemeliharaan gedung/ prasarana kantor Desa;
y. Dukungan kegiatan Sistem Informasi Desa (SID);
z. Pemetaan dan analisis kemiskinan Desa secara partisipatif (Validasi data BDT) atau DTKS;
aa. Biaya pengisian Perangkat Desa;
bb. Biaya pemilihan BPD Tahun 2021;
cc. Pembayaran honorarium bagi staf Desa yang besarannya paling banyak Rp. 1.000.000,-
(Satu Juta Rupiah)/orang/bulan untuk 1 orang staf di masing-masing Kaur dan Kasi;
dd. Honorarium supir ambulance Desa paling banyak Rp. 1.000.000,- (Satu Juta
upiah)/orang/bulan; dan
ee. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.

B. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:


a. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;
b. Pengadaan/ penyelenggaraan pos keamanan desa (pembangunan pos, pengawasan
pelaksanaan jadwal ronda/ patrol);
c. Penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga keamanan/ ketertiban oleh pemerintah desa
(satlinmas desa);
d. Pelatihan kesiapsiagaan/ tanggap bencana skala local Desa;
e. pembinaan kerukunan umat beragama (dukungan kegiatan keagamaan);
f. pembiayaan Isbat Nikah, dengan besaran paling banyak Rp. 500.000,- (Lima ratus ribu
Rupiah) per pasangan. (diupayakan sekurang-kurangnya 25 (Dua Puluh Lima) pasangan
nikah per Desa);
g. pembinaan group kesenian dan kebudayaan tingkat desa;
h. Penyelenggaraan festival kesenian, adat/kebudayaan, dan keagamaan (perayaan hari
kemerdekaan, hari besar keagamaan tingkat desa;
i. Pemeliharaan sarana dan prasarana kebudayaan/rumah adat/ keagamaan milik desa;
j. Pembangunan/rehabilitasi/peningkatan sarana dan prasarana kebudayaan/rumah
adat/keagamaan milik desa;
k. dukungan kegiatan Karang Taruna;
l. dukungan kegiatan LPM;
m. dukungan kegiatan KPMD;
n. dukungan kegiatan MKD paling sedikit sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
o. dukungan kegiatan PKK; dan
p. kegiatan lain sesuai kondisi Desa.

C. Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:


a. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur Desa dan lingkungan Desa antara
lain:
1) tambatan perahu;
2) jalan pemukiman (Rabat jalan);
3) jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian (Pengerasan Jalan);
4) pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan energy lainnya ;
5) Jembatan (bentangnya maksimal 6 meter);
6) Talud, drainase, Saluran Pembuangan Air limbah (SPAL);
7) Penataan lingkungan permukiman masyarakat Desa ;
8) Pemberian bantuan stimulan Rumah Tidak Layak Huni senilai Rp. 15.000.000,-
(Lima Belas Juta Rupiah) per unit dan maksimal 10 (Sepuluh) unit per Desa;
9) Pembangunan gapura Desa dan Dusun; dan
10) Pengadaan media informasi Desa (Plank/ baliho/ running teks).
b. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan antara lain:
1) air minum berskala Desa;
2) sanitasi lingkungan;
3) pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu;
4) pelayanan kesehatan Keluarga Berencana;
5) dukungan operasional ambulan desa; dan
6) sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.
c. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan
kebudayaan antara lain:
1) taman bacaan masyarakat;
2) perpustakaan Desa;
3) pendidikan anak usia dini;
4) balai pelatihan/ kegiatan belajar masyarakat;
5) pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
6) sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa.
d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:
1) pasar Desa;
2) pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
3) pembibitan tanaman pangan;
4) penggilingan padi;
5) lumbung Desa;
6) pembukaan lahan pertanian;
7) pengelolaan usaha hutan Desa;
8) kolam ikan dan pembenihan ikan;
9) cold storage (gudang pendingin);
10) tempat pelelangan ikan;
11) tambak garam;
12) kandang ternak;
13) instalasi biogas;
14) mesin pakan ternak; dan
15) sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
e. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) penghijauan;
2) pembuatan terasering;
3) pemeliharaan hutan bakau;
4) perlindungan mata air;
5) pembersihan daerah aliran sungai;
6) perlindungan terumbu karang; dan
7) kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
f. Peningkatan kapasitas dan sarana penunjang kelompok masyarakat, antara lain:
1) kelompok masyarakat miskin;
2) kelompok pengrajin; dan
3) kelompok lain sesuai kondisi Desa.
g. Peningkatan akses pelayanan dasar masyarakat, diantaranya :
1) Peningkatan akses layanan Kesehatan, antara lain :
a) Saber Gebuk (Sapu Bersih dan Entaskan Gizi Buruk dan Gizi Kurang) :
(1) Klas Gizi Plus untuk Balita Gizi Kurang (untuk Setiap Posyandu);
(2) Penyediaan PMT Pemulihan (untuk Setiap Balita Gizi Kurang);
(3) Penyediaan PMT Penyuluhan (Untuk Setiap Posyandu);
(4) Transport Kader Posyandu untuk Pemantauan Implementasi Klas Gizi;
(5) Penyuluhan Bina Keluarga Balita;
(6) Implementasi Perbup larangan ibu yang memiliki balita ke luar negeri sebagai
TKW;
(7) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari dipadukan dengan
Unggas/Ikan di KK/Rumah Tangga Miskin dan bermasalah Gizi (Bisa menjadi
Kegiatan PKK) menjadi Dusun Mandiri Gizi atau Desa Mandiri Gizi;
(8) Penguatan Kelembagaan klp KRPL untuk menjamin keberlanjutan;
(9) Pembangunan Kebun Bibit Desa (Penyediaan Bibit Tanaman Sayur dan Buah)
yang pelaksananya adalah PKK Desa; dan
(10) Penyediaan Benih Tanaman Pekarangan/Ikan/Unggas melalui Bumdes (untuk
Reproduksi).
b) Penggencaran PHBS, Penanganan Kasus DHF :
(1) Transport Kader Jumantik untuk Pemantauan Jentik nyamuk di KK;
(2) Kampanye GERMAS dan PHBS;
(3) Perdes tentang PHBS dan Kebersihan;
(4) Revitalisasi Budaya Gotong Royong untuk menjaga kebersihan dan keindahan
Lingkungan) / Gerakan Jumat Bersih; dan
(5) Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan Sampah dari sumbernya (3R)
dengan teknologi Takakura/Komposter antara lain penyediaan sarana angkutan
sampah dan rumah kompos.
c) Penurunan Jumlah Kasus Kematian Ibu Bersalin :
(1) Sosialisasi Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK);
(2) Perdes tentang Pendewasaan usia pernikahan; dan
(3) Transport Kader Untuk Pendampingan Ibu Hamil Resiko Banyak dan/atau dari
Keluarga Miskin.
d) Peningkatan penggunaan garam beryodium :
(1) Pengembangan dan pengelolaan posyandu dalam penyediaan garam beryodium
bagi masyarakat (Dapat menjadi kegiatan PKK Desa); dan
(2) Penyusunan Perdes larangan Peredaran Garam non Iodium.
2) Peningkatan akses layanan Pendidikan, Saber DO dan Pengentasan Buta Aksara :
a) Pendataan Anak Usia Sekolah (7-18 th) yang tidak bersekolah;
b) Pendataan penduduk Usia > 18 tahun < 50 tahun yang Buta Akasara/tidak tamat
SD/ tidak tamat SMP/tidak Tamat SMA/SMK;
c) Pendataan anak dari keluarga miskin yang sedang bersekolah; dan
d) Sosialisasi Program Saber DO dan Pengentasan Buta Aksara.

D. Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:


a. Study Banding dan/atau peningkatan kapasitas Kepala Desa dan/atau pengurus PKK
besarannya paling banyak Rp. 11.000.000,- (Sebelas Juta Rupiah);
b. Dukungan kegiatan Kampung KB; dan
c. peningkatan kapasitas dan sarana penunjang kelompok masyarakat, antara lain:
1) kelompok perempuan;
2) kelompok tani;
3) kelompok nelayan;
4) kelompok pengrajin;
5) kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan
6) kelompok lain sesuai kondisi Desa.

II. MEKANISME PENYALURAN ADD dan BDHPRD


a. Pemerintah Desa mengajukan usulan permohonan penyaluran ADD dengan mengacu
kepada DPA yang memuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa/ Rencana Penarikan
Keuangan Desa;
b. Dalam rangka proses pengajuan tersebut, Pemerintah Desa wajib berkonsultasi dengan
Pemerintah Kecamatan;
c. Dalam hal terdapat saran perbaikan dalam konsultasi dengan Pemerintah Kecamatan,
Pemerintah Desa melakukan perbaikan paling lama 3 (tiga) hari sejak diterima hasil
perbaikan dari Kecamatan;
d. Camat atau Pejabat yang ditunjuk bertindak untuk dan atas nama Camat, menandatangani
usulan permohonan penyaluran paling lama 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya hasil
perbaikan dari Pemerintah Desa;
e. Usulan permohonan penyaluran yang telah ditandatangani Kecamatan di sampaikan
Pemerintah Desa kepada BPKAD Kabupaten Lombok Utara;
f. BPKAD melakukan pemeriksaan berkas permohonan untuk selanjutnya dilakukan proses
penyaluran keuangan desa melalui transfer dari RKUD ke RKDesa dengan mengacu
kepada persyaratan penyaluran;
g. Dalam hal terdapat saran perbaikan dari BPKAD, Pemerintah Desa melakukan perbaikan
paling lama 3 (tiga) hari sejak diterima hasil perbaikan dari BPKAD;
h. BPKAD melakukan proses pemidahbukuan keuangan Desa dari RKUD ke RKDesa
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima secara lengkap berkas permohonan dari
Pemerintah Desa.

III. PERSYARATAN PENYALURAN ADD


a. Permohonan pengajuan penyaluran keuangan Desa oleh Pemerintah Desa mengacu pada
besaran yang tertuang dalam DPA yang memuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa/
Rencana Penarikan Keuangan Desa
b. Keputusan Bupati Tentang jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) masing- masing Desa
c. Belanja Desa dalam APB Desa untuk kebutuhan Penghasilan tetap dan tunjangan Kepala
Desa dan Perangkat Desa, Operasional penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Tunjangan
dan Operasional BPD serta untuk Insentif Pelayan Masyarakat diajukan setiap bulan
dengan persyaratan antara lain:
1) Untuk penyaluran semester Pertama atau sampai dengan bulan Juni dengan Persyaratan
meliputi :
a) surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara diajukan setiap bulan atau sesuai permohonan;
b) fotocopy Peraturan Desa tentang APB Desa/APB Desa Perubahan (apabila ada);
c) foto copy Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APBDesa dilampirkan di
permohonan awal;
d) laporan realisasi penggunaan ADD Tahun Anggaran sebelumnya dilampirkan di
permohonan awal;
e) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dilampirkan di permohonan awal;
f) fotocopy buku rekening kas Desa dilampirkan di permohonan awal;
g) fotocopy NPWP Bendahara Desa dilampirkan di permohonan awal.

2) Penyaluran semester kedua atau bulan juli sampai dengan Desember dengan persyaratan
meliputi:
a) surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara yang diajukan setiap bulan atau sesuai permohonan;
b) dokumen laporan pertanggungjawaban penggunaan ADD setiap bulan sampai
dengan semester pertama dilampirkan di permohonan bulan Juli;
c) Foto copy Peraturan Desa tentang APB Desa Perubahan dan penjabarannya (apabila
ada).

d. Belanja Desa dalam APB Desa selain untuk kegiatan sebagaimana tersebut pada huruf c,
yang digunakan untuk kebutuhan kegiatan Bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Bidang Pembangunan Desa, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan disalurkan dua tahap dengan persyaratan antara lain:
1) Penyaluran tahap Pertama paling cepat bulan maret dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut:
a) Surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa
mengetahui Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala
BPKAD Kabupaten Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan.
2) Penyaluran tahap kedua paling cepat bulan Juli dengan melampirkan persyaratan
meliputi:
a) Surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa
mengetahui Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala
BPKAD Kabupaten Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan;
c) Dokumen laporan pertanggungjawaban penggunaan Dana Tahap pertama.

IV. PERSYARATAN PENYALURAN BDHPRD

a. Permohonan pengajuan penyaluran keuangan Desa oleh Pemerintah Desa mengacu pada
besaran yang tertuang dalam DPA yang memuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa/
Rencana Penarikan Keuangan Desa;
b. Keputusan Bupati Tentang Penetapan Definitif jumlah Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
Daerah (BDHPRD) masing-masing Desa yang ditetapkan berdasarkan realisasi pajak dan
retribusi per triwulan atau sesuai kondisi realisasi;
c. Belanja Desa dalam APB Desa yang bersumber dari BDHPRD diajukan selama 4 (Empat)
tahap penyaluran dengan rincian sebagai berikut:
a) Penyaluran Tahap Pertama/ Triwulan pertama pada awal bulan April yang diajukan
berdasarkan penetapan definitive BDHPRD berdasarkan realisasi pajak dan retribusi
daerah dari bulan januari sampai dengan bulan maret serta memperhitungkan selisih
lebih atau kurang salur tahun anggaran sebelumnya;
b) Penyaluran Tahap Kedua/ Triwulan kedua pada awal bulan Juli yang diajukan
berdasarkan penetapan definitive BDHPRD berdasarkan realisasi pajak dan retribusi
daerah dari bulan April sampai dengan bulan Juni;
c) Penyaluran Tahap Ketiga/ Triwulan ketiga pada awal bulan Oktober yang diajukan
berdasarkan penetapan definitive BDHPRD berdasarkan realisasi pajak dan retribusi
daerah dari bulan Juli sampai dengan bulan September;
d) Penyaluran Tahap Keempat pada awal bulan desember yang diajukan berdasarkan
penetapan definitive BDHPRD berdasarkan realisasi pajak dan retribusi daerah dari
bulan Oktober sampai dengan bulan November;
d. Belanja Desa dalam APB Desa yang bersumber dari BDHPRD diajukan dengan
persyaratan meliputi:
1) Penyaluran tahap pertama dengan melampirkan
a) surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
yang bersumber dari BDHPRD;
c) Fotocopy Laporan pertanggungjawaban penggunaan BDHPRD Tahun Anggaran
sebelumnya.
2) Penyaluran tahap kedua dengan melampirkan
a) surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
yang bersumber dari BDHPRD.
3) Penyaluran tahap ketiga dengan melampirkan
a) surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
yang bersumber dari BDHPRD
4) Penyaluran tahap keempat dengan melampirkan:
a) Surat permohonan pencairan dana yang ditandatangani oleh Kepala Desa mengetahui
Camat yang ditujukan kepada Bupati Lombok Utara Cq. Kepala BPKAD Kabupaten
Lombok Utara;
b) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang memuat Rencana Kegiatan dan
Anggaran/ Rencana Penarikan Anggaran dan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan;
c) Fotocopy laporan pertanggungjawaban penggunaan BDHPRD sampai dengan
triwulan kedua.

BUPATI LOMBOK UTARA,

H. NAJMUL AKHYAR

Anda mungkin juga menyukai