Anda di halaman 1dari 22

PERSEPSI, MOTIVASI, DAN KELOMPOK REFERENSI MENDORONG KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEPATU OLAHRAGA MEREK LOKAL OLEH KONSUMEN


GENERASI Z
(Studi Kasus di Kota Bandung)

Yevis Marty Oesman1, Rita Komaladewi2, Egi Agara Wisnu3

Universitas Padjadjaran1,2,3
Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21, Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat 45363
E-mail: yevisyosh@yahoo.com1, rita.komaladewi@unpad.ac.id2, Egi18005@mail.unpad.ac.id3

ABSTRAK
Dewasa ini, aktifitas berolahraga menjadi aktifitas popular dikalangan masyarakat yang
juga didorong oleh anjuran dari para ahli untuk meningkatkan imunitas tubuh menghadapi
pendemi Covid-19. Fenomena ini mendorong peningkatan penjualan aksesoris olahraga yang
salah satunya adalah sepatu. Sebagai salah satu negara produsen sepatu dunia, Indonesia masih
belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri sebab produk sepatu olahraga lokalnya masih kalah
pamor dibandingkan dengan produk-prouk luar terutama di kalangan generasi Z yang pada masa
mendatang akan menjadi tumpuan perkembangan ekonomi negeri. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perilaku konsumen generasi Z dilihat dari aspek persepsi, motivasi, dan kelompok
referensi terhadap pengambilan keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal dengan ukuran
sampel responden sebanyak 123 orang pada rentang usia 17-27 tahun menggunakan metode
Structural Equation Modeling (SEM) dalam menguji serangkaian hubungan variabel yang
datanya diolah dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi, motivasi, dan kelompok referensi memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan.

Kata Kunci: Persepsi, Motivasi, Kelompok Referensi, Generasi Z

ABSTRACT
Today, exercise has become a popular activity among the public, which is also
encouraged by recommendations from experts to increase body immunity as a weapon against
the Covid-19 pandemic. This phenomenon encourages increased sales of sports accessories, one
of which is shoes. As one of the world's shoe-producing countries, Indonesia, inside its own
territory, is still bested in sports shoe production because its local sports shoe products are still
less prestige compared to foreign products, especially among Generation Z, which in the future
will become the foundation of the country's economic development. This study is conducted to
determine the consumer behavior of Generation Z seen from the aspect of perception,
motivation, and reference groups towards purchasing decisions of local brand sports shoes with
a sample size of 123 respondents in the age range of 17-27 years using the Structural Equation
Modeling (SEM) method in testing a series of variable correlations in which the data processed
using the SmartPLS 4 software. Results show that perceptions, motivations, and reference
groups had an influence on purchasing decisions either partially or simultaneously.
Keywords: Perception, Motivation, Reference Group, Generation Z

PENDAHULUAN
Dewasa ini, aktivitas olahraga di kalangan masyarakat semakin populer. Hal ini dilandasi
oleh berbagai macam motivasi, mulai dari kesadaran pentingnya olah raga dan segala aktivitas
olah tubuh bagi mental dan fisik bagi manusia pada segala rentang umur, hingga hanya sekedar
menyalurkan hobi semata atau sebagai ajang mempererat tali silaturahmi dengan rekan sekolah
atau rekan kerja yang memiliki hobi pada jenis olahraga yang sama seperti sepakbola, futsal,
basket, lari maraton, dan lain sebagainya. Aktivitas ini kini menjadi semacam kewajiban yang
didorong oleh para ahli kesehatan dan dokter-dokter di seluruh dunia meningat merebaknya
pandemi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 yang pertama kali dideteksi pada
Desember 2019 di kota Wuhan, Tiongkok (World Health Organization, 2020). Meskipun
kebanyakan para ahli lebih sepakat menganjurkan masyarakat untuk melakukan olah raga di
dalam rumah saja, sebagai konsekuensi dari diberlakukannya kebijakan lockdown guna
membatasi penyebaran virus tersebut serta mengurangi jumlah korban yang jatuh, tidak
menghalangi beberapa kelompok masyarakat untuk melakukan aktivitas tersebut di luar rumah
seperti lapangan terbuka atau gedung sarana olahraga dengan catatan antar individu berada pada
jarak aman sekitar 6 kaki atau 1.8288 meter, selalu menggunakan masker, menghindari
kerumunan atau keramaian, serta tidak lupa untuk rajin mencuci tangan pada setiap kesempatan
yang ada, meskipun kegiatan outdoor sangat tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki gejala
demam, batuk, dan/atau kesulitan bernapas.

Gambar 1.1 Persentase proyeksi peningkatan partisipasi dalam berbagai


jenis olahraga dibandingkan dengan periode pra-Covid-19.
Sumber: McKinsey & Company (2021)

Namun, peningkatan aktivitas olahraga tersebut belum bisa diikuti oleh kesuksesan
industri sepatu olahraga lokal, pasalnya menurut survei Top Brand Award pada kategori Gen-Z
Index selama periode 2019-2022 untuk sepatu lari/olahraga (baik yang online maupun yang
offline), hanya satu merek lokal yang menempati posisi ketiga dalam daftar 5 merek sepatu
olahraga terbesar tersebut, yakni Ardiles.

Tabel peringkat Top Brand Gen-Z Index periode 2019-2022 untuk produk sepatu
olahraga/lari.
TBI TBI TBI TBI
Merek Kategori
2019 2020 2021 2022
Adidas 37.00% 38.60% 37.60% 33.60% TOP
Nike 21.10% 18.10% 22.50% 19.90% TOP
Ardiles 8.30% 11.10% 11.10% 11.10% TOP
Reebok 6.30% 5.30% 7.50% 9.10%
Diadora 2.90% 5.10% 5.30% 7.30%
Sumber: www.topbrand-award.com

Menurut Peter dan Olson (2010), terdapat 3 hal terpenting yang patut diperhatikan dalam
proses analisis konsumen, yaitu: Afeksi-kognisi konsumen, perilaku konsumen, dan lingkungan
konsumen. Kognisi dan afeksi merujuk kepada faktor emosional manusia yang mempengaruhi
sudut pandang atau persepsinya terhadap sesuatu. Lingkungan merujuk kepada dorongan atau
rangsangan dari luar yang dapat mendorong seseorang dalam mengambil suatu langkah atau
keputusan. Perilaku merujuk kepada tingkah laku seseorang yang dibangun atau dibentuk oleh
dorongan dari dalam maupun luar (afeksi, kognisi, dan lingkungan) yang termanifestasi menjadi
langkah-langkah atau keputusan-keputusan yang diambil seseorang, baik yang besar maupun
yang kecil. Aspek-aspek inilah yang diekspresikan dalam penelitian ini menjadi tiga variabel
penelitian yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen, yaitu Persepsi (aspek
afeksi dan kognisi), Motivasi (aspek perilaku), dan Kelompok Referensi (aspek lingkungan).
Penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai, yakni untuk mengungkap dan mengkaji
hasil penelitian dari Pengaruh persepsi, motivasi, kelompok referensi, serta pengaruh ketiganya
secara simultan terhadap proses pengambilan keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal
oleh Generasi Z.

KAJIAN PUSTAKA

Generasi Z
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh University Professional and Continuing
Education Association (UPCEA) (Dombrosky, Templeton, & Fong, 2018), menyatakan bahwa
Generasi Z adalah mereka yang lahir antara 1995 dan 2005, atau mereka yang berusia sekitar 12
hingga 27 tahun saat ini. Generasi Z memiliki karakter yang berbeda dari generasi sebelumnya,
mereka gemar akan gawai dan media sosial, lebih mandiri di tengah keadaan dunia yang serba
tidak pasti, kurang sabar, namun lebih toleran terhadap mereka yang dianggap berbeda baik dari
segi kepercayaan, ras, maupun budaya.
Dari sudut pandang konsumen, Tutek et al. (Tutek, Gebbie, Chan, & Durand),
menegaskan bahwa Generasi Z menuntut semua harapan mereka untuk dipenuhi oleh
perusahaan, khususnya untuk informasi yang andal, secara real time, dan memiliki kemungkinan
untuk berinteraksi dan berkontribusi dengan menciptakan dan berbagi pengalaman mereka di
berbagai media.

Persepsi
Menurut Robbins dan Judge (2008), persepsi adalah proses dimana individu mengatur
dan menafsirkan kesan sensorik mereka untuk memberi arti bagi lingkungannya. Menurut Pride
dan Ferrell (2006), persepsi adalah keseluruhan proses pemilihan, pengorganisasian, dan
interpretasi informasi input, sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran,
penciuman dan sentuhan untuk menciptakan suatu makna. Boyd, Walker, dan Larreche (2000)
menyimpulkan bahwa persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menafsirkan informasi.
Dalam konteks pemasaran, persepsi mengacu pada persepsi konsumen yang menjelaskan
bagaimana konsumen memberi makna pada rangsangan pemasaran. Cara konsumen merasakan
rangsangan pemasaran (yaitu salah satu atau semua elemen bauran pemasaran) memiliki
pengaruh pada seluruh proses keputusan pembeliannya, mulai dari pengenalan masalah atau
identifikasi kebutuhan hingga perilaku pasca pembelian, dan mempengaruhi perilakunya secara
keseluruhan. Persepsi untuk barang seperti sepatu olahraga mencakup persepsi pada kualitas
persepsi pada harga, persepsi pada risiko, dan persepsi pada nilai.

Motivasi
Stephen P. Robbins (2008) mendefinisikan motivasi sebagai kemauan untuk
mengembangkan upaya tingkat tinggi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha untuk
memenuhi suatu kebutuhan individu. Menurut Winardi (2007), motivasi adalah hasil dari
sejumlah proses internal dan/atau eksternal pada diri seseorang yang menimbulkan antusiasme
dan ketekunan dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Uno (2007) menambahkan bahwa
motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang ditunjukkan dengan
keberadaannya, gairah dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan aspirasi, serta
penghargaan dan rasa hormat.
Konsep atau teori motivasi selalu dikaitkan dengan konsep atau teori kebutuhan yang
telah dijabarkan dengan baik oleh beberapa ahli seperti Maslow, Alderfer, dan McClelland.
Namun pada penelitian ini akan digunakan konsep teori Maslow yang terdiri atas lima unsur,
yakni kebutuhan fisologis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Kelompok Referensi
Schiffmann dan Wisenbilt (2015, p. 292) mendefinisikan kelompok referensi sebagai
kelompok yang berfungsi sebagai sumber perbandingan, pengaruh, dan norma bagi pendapat,
nilai, dan perilaku. Kotler dan Keller (2016) menyebut kelompok referensi atau kelompok
rujukan sebagai kelompok yang mempunyai hubungan atau pengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Bapna dan Umyarov (2015)
menjelaskan bahwa kelompok referensi mengacu pada individu atau kelompok yang
dibandingkan dan ditiru oleh orang lain dan yang biasanya dianggap orang yang dapat
diandalkan di suatu bidang tertentu. Kelompok referensi terdiri dari banyak kelompok, namun
untuk produk seperti sepatu olahraga, kelompok referensi yang paling sering digunakan adalah
kelompok sahabat, kelompok belanja, kelompok maya, selebriti orang biasa, juru bicara
eksekutif, dan keluarga.
Keputusan Pembelian
Kotler dan Keller (2016) menyebut keputusan pembelian sebagai proses lima tahap yang
dilalui konsumen, dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian yang
sesungguhnya dilakukan oleh konsumen dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Mereka
juga berpendapat bahwa proses keputusan pembelian terjadi dalam lima tahap yang dimulai dari
pengenalan masalah yang berujung dengan perilaku pasca pembelian. Atau lebih lengkapnya,
kelima tahap tersebut adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
perencanaan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Dari uraian kerangka pemikiran tersebut, maka paradigma penelitian yang akan dilkukan
adalah sebagai berikut:

Persepsi
X1 H1

Motivasi H2 Keputusan Pembelian


X2 Y
H3

Kelompok Referensi
X3

H4

Gambar Paradigma Penelitian

Hipotesis

H1 : Persepsi terhadap sepatu olah raga merek lokal memiliki

pengaruh terhadap keputusan pembelian oleh konsumen

generasi Z

H2 : Motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian sepatu olah raga merek lokal


oleh konsumen generasi Z

H3 : Kelompok referensi memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian sepatu olah raga merek lokal oleh konsumen

generasi Z

H4 : Persepsi, Motivasi, dan Kelompok Referensi secara simultan

memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu olah

raga merek lokal oleh konsumen generasi Z

METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2018, p. 48), metode deskriptif dilakukan untuk mengetahui menjelaskan atau
menggambarkan variabel-variabel yang ada secara mandiri tanpa membuat perbandingan dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel lainnya. Metode verifikatif dilakukan terhadap
populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
setelah dilakukannya pengumpulan dan pemrosesan data mentah yang didapat di lapangan
dengan menggunakan structural equation modeling (SEM) yang juga berguna dalam mengukur
arah dan derajat signifikansi hubungan antar variabel-variabel yang telah ditentukan (Sugiyono,
2018, p. 36).
Kelompok yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: konsumen laki-laki dan perempuan generasi Z kelahiran tahun 1995-2004 (atau berusia
17 sampai dengan 26 tahun) dan pernah atau sedang membeli, memiliki, dan menggunakan
sepatu olah raga merek lokal (dengan berbagai alasan atau motivasi seperti untuk kebutuhan atau
sebagai koleksi) baik melalui toko – toko fisik konvensional maupun melalui toko – toko online
di internet.
Operasionalisasi Variabel
Konsep
Variabel Dimensi Indikator Kode Skala
Variabel
Persepsi Proses Persepsi pada 1. Performance
X1
bagaimana Kualitas (Kinerja/Performansi)
individu dalam 2. Durability (Ketahanan) X2
memilih,
mengatur, dan 3. Reliability (Kehandalan) X3
menginterpreta 4. Features (Fitur Pendukung) X4
sikan
rangsangan 5. Conformance (Kesesuaian) X5
menjadi 6. Serviceability (Kemudahan
gambaran X6
Layanan)
dunia yang 7. Aesthetics
bermakna dan X7
(Estetika/Keindahan)
koheren
8. Perceived Quality (Kesan
X8
Kualitas) Ordinal
Persepsi pada 1. Harga Acuan Internal X9
Harga
2. Harga acuan dengan jenis
X10
produk sepatu lain
3. Harga acuan dengan merek
X11
luar
Persepsi pada 1. Risiko Fungsional X12
Risiko
2. Risiko Fisik X13
3. Risiko Keuangan X14
4. Risiko Sosial X15
5. Risiko Psikologis X16
6. Risiko Waktu X17
Motivasi Kemauan Existence 1. Kebutuhan akan kenyamanan X18
untuk
mengembangk 2. Kebutuhan akan keamanan X19
an upaya 3. Kebutuhan akan keselamatan X20
tingkat tinggi
yang Relatedness 1. Kebutuhan untuk
X21
dikondisikan bersosialisasi
oleh 2. Kebutuhan untuk
mengapresiasi karya anak X22 Ordinal
kemampuan
usaha untuk bangsa
memenuhi 3. Kebutuhan untuk menjalin
X23
suatu keterikatan dengan produk lokal
kebutuhan Growth 1. Kebutuhan akan pengakuan
X24
individu orang lain
2. Kebutuhan akan rasa kagum
X25
dari orang lain
3. Kebutuhan untuk
berkontribusi terhadap industri X26
lokal
Kelompok Kelompok Lingkungan 1. Pengaruh teman-teman
X27
Referensi yang berfungsi Pergaulan sepermainan
sebagai 2. Pengaruh lingkungan
sumber X28
sekolah/kampus/tempat kerja
perbandingan, Ordinal
3. Pengaruh dunia maya X29
pengaruh, dan
norma bagi Selebriti 1. Pengaruh dari atlet terkenal X30
pendapat, nilai, 2. Pengaruh dari artis terkenal X31
dan perilaku 3. Pengaruh public figure
X32
lainnya
Keluarga 1. Pengaruh Orangtua X33
2. Pengaruh Adik/Kakak X34
3. Pengaruh anggota keluarga di
X35
luar keluarga inti
Proses Keputusan Lima Tahap 1. Pengenalan Masalah Y1
Pengambilan akhir Proses
2. Pencarian Informasi Y2
Keputusan perorangan Pengambilan
Pembelian dan rumah Keputusan 3. Evaluasi Alternatif Y3
tangga yang Pembelian
4. Keputusan Pembelian Y4 Ordinal
membeli
barang dan 5. Perilaku Pasca Pembelian
jasa untuk
konsumsi Y5
pribadi.

Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yang penting dan biasa dbutirukan
dalam penelitian kuantitatif, yakni data primer dan data sekunder. Populasi dari objek penelitian
yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen laki-laki dan perempuan
dalam rentang usia 9 hingga 27 tahun yang memiliki atau pernah membeli sepatu olahraga
buatan dalam negeri di Kota Bandung. Hair, et al. (2017) menyatakan adanya rasio jumlah
responden terhadap setiap indikator (butir pernyataan) dalam penentuan ukuran minmal
keseluruhan sampel. Bentler dan Chou (1987) dalam Wijanto (2008) menyebut rasio tersebut
sebesar 5 responden untuk setiap indikator, sehingga didaptlah angka 123 untuk jumlah sampel
atau respoonden.
Untuk pertanyaan bagi para responden akan disajikan dalam bentuk pilihan berganda
menggunakan skala likert untuk menangkap dan mengukur persepsi, sikap, atau pendapat
responden melalui 5 opsi pilihan pada setiap pernyataan dengan bobot nilai sebagai berikut:

• Sangat Setuju :5
• Setuju :4
• Sedang :3
• Tidak Setuju :2
• Sangat Tidak Setuju :1

Uji Validitas
Pada pengujian validitas instrumen dilakukan pre-test dari minimal 30 responden, data
ditabulasi dengan cara membuat tabel hasil kuesioner lalu mengkonversi opsi tiap responden
untuk tiap butir pernyataan menjadi skor seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu,
dilakukan perhitungan korelasi antar masing-masing skor dengan skor total menggunakan rumus
teknik korelasi pearson product moment untuk setiap responden dengan hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengujian Validitas

Persepsi
Ukuran r Tabel r Hitung Keterangan
X1 0,361 0,732 Valid
X2 0,361 0,789 Valid
X3 0,361 0,767 Valid
X4 0,361 0,640 Valid
X5 0,361 0,521 Valid
X6 0,361 0,658 Valid
X7 0,361 0,688 Valid
X8 0,361 0,792 Valid
X9 0,361 0,644 Valid
X10 0,361 0,705 Valid
X11 0,361 0,575 Valid
X12 0,361 0,519 Valid
X13 0,361 0,489 Valid
X14 0,361 0,616 Valid
X15 0,361 0,493 Valid
X16 0,361 0,535 Valid
X17 0,361 0,577 Valid
Motivasi
X18 0,361 0,853 Valid
X19 0,361 0,524 Valid
X20 0,361 0,843 Valid
X21 0,361 0,772 Valid
X22 0,361 0,730 Valid
X23 0,361 0,760 Valid
X24 0,361 0,774 Valid
X25 0,361 0,786 Valid
X26 0,361 0,722 Valid
Kelompok Referensi
X27 0,361 0,893 Valid
X28 0,361 0,877 Valid
X29 0,361 0,666 Valid
X30 0,361 0,745 Valid
X31 0,361 0,698 Valid
X32 0,361 0,713 Valid
X33 0,361 0,744 Valid
X34 0,361 0,833 Valid
X35 0,361 0,683 Valid
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Y1 0,361 0,939 Valid
Y2 0,361 0,814 Valid
Y3 0,361 0,731 Valid
Y4 0,361 0,922 Valid
Y5 0,361 0,897 Valid

Uji Reliabilitas
Dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 23, maka didapatlah hasil pengujian
reliabilitas sebagai berikut:

Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas Alpha Cronbach


Nilai Cronbach Tingkat
Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
Persepsi (X1) 0,887 Tinggi Reliabel
Motivasi (X2) 0,824 Tinggi Reliabel
Kelompok Referensi (X3) 0,905 Sempurna Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,911 Sempurna Reliabel

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif melibatkan statistika deskriptif yang akan dianalisis dalam bentuk
deskripsi atau penggambaran data yang telah terkumpul tanpa menarik suatu kesimpulan yang
berlaku umum sebab belum sampai pada tahap analisi korelasi antar variabel atau konstruk yang
akan dilakukan pada analisis data verifikatif. Pada tahap ini dilakukan proses rekapitulasi data
dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sebanyak yang telah ditentukan sesuai dengan
pemahaman mereka atas masalah yang diajukan melalui butir-butir pernyataan yang telah
ditentukan dan dikelompokkan berdasarkan dimensi-dimensi yang berlaku pada tiap-tiap
variable dengan rentang skor sebagai berikut:

Tabel Rentang Skor


Rentang Skor Rentang Persentase Kategori
250 < P ≤ 437,5 25% < P ≤ 43,75% Sangat Rendah/Sangat Tidak Baik
437,5 < P ≤ 625 43,75% < P ≤ 62,5% Rendah/Tidak Baik
625 < P ≤ 812,5 62,5% < P ≤ 81,25% Tinggi/ Baik
812,5 < P ≤ 1000 81,25% < P ≤ 100% Sangat Tinggi/Sangat Baik
Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif terdiri atas pengujian model pengukuran dan structural dengan kriteria
seperti di bawah ini

Tabel Kriteria Pengujian Model Pengukuran dan Struktural

No. Pengujian Model Parameter Kriteria


Model Pengukuran (Outer Model)
1 Validitas Loading Factor Nilai antara 0.5 – 0.6
Konvergen

AVE AVE > 0.5


2 Validitas Cross Loading i. Nilai cross loading
Diskriminan untuk setiap
variable > 0.7
ii. Nilai korelasi cross
loading dengan
variabel laten (akar
kuadrat AVE) >
nilai korelasi
3 Reliabilitas Model Cronbach Alpha α > 0.7
Composite
> 0.7
Reliability
Model Struktural (Inner Model)
4 R-Square R2 i. Nilai R2 sebesar
0.67, 0.33, dan 0.19
masing-masing
masuk ke dalam
kategori “kuat”,
“moderat”, dan
“lemah”
ii. Nilai R2 sebesar
0.75, 0.50, dan 0.25
masing-masing
masuk ke dalam
kategori “kuat”,
“moderat”, dan
“lemah”
5 Effect Size f2 Nilai 0.02, 0.15, dan 0.35
masing-masing masuk ke
dalam kategori “kecil”,
“menengah”, dan “besar”
6 Predictive Q2 • Q2 > 0, menunjukkan
Relevance bahwa model memiliki
predictive relevance
• Q2 < 0, menunjukkan
bahwa model kurang
memiliki predictive
relevance
q2 Nilai 0.02, 0.15, dan 0.35
masing-masing masuk ke
dalam kategori “kecil”,
“menengah”, dan “besar”
7 Goodness of Fit Indeks GoF Nilai indeks GoF 0.10, 0.25,
(GoF) dan 0.36 masing-masing masuk
ke dalam kategori “kecil”,
“medium”, dan “besar”
8 Signifikansi (two- t-value Untuk significance level = 5%,
tailed) t-value = 1.96

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif
Tabel Hasil Analisis Deskriptif Terhadap Dimensi Persepsi
Skor Skor
No Indikator Persentase Kategori
Total Ideal
1 Performance 476 615 77,4% Baik

2 Durability 459 615 74,6% Baik

3 Reliability 463 615 75,3% Baik

4 Features 443 615 72,0% Baik

5 Conformance 469 615 76,3% Baik

6 Servicability 403 615 65,5% Biasa

7 Aesthetics 488 615 79,3% Baik


Perceived
8 469 615 76,3% Baik
Quality
Harga Acuan
9 479 615 77,9% Wajar
Internal
Harga acuan
10 465 615 75,6% Wajar
dengan jenis
produkacuan
Harga
11 sepatu lain 480 615 78,0% Wajar
dengan
merek luar
Risiko
12 373 615 60,7% Sedang
Fungsional
13 Risiko Fisik 389 615 63,3% Sedang
Risiko
14 377 615 61,3% Sedang
Keuangan
15 Risiko Sosial 326 615 53,0% Sedang
Risiko
16 332 615 54,0% Sedang
Psikologis
17 Risiko Waktu 358 615 58,2% Sedang

Total 7249 10455 69,3% Baik

Berdasarkan penjabaran masing-masing dimensi variabel persepsi sebelumnya, maka


pengolahan data deskriptif dapat dipaparkan pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa
variabel persepsi berada pada kategori baik, atau dalam arti kata generasi Z Kota Bandung
memiliki persepsi yang baik mengenai sepatu olahraga merek lokal.

Tabel Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Motivasi


Skor Skor
No Indikator Persentase Kategori
Total Ideal
Kebutuhan akan
1 460 615 74,8% Tinggi
kenyamanan
Kebutuhan akan
2 450 615 73,2% Tinggi
keamanan
Kebutuhan akan
3 431 615 70,1% Tinggi
keselamatan
Kebutuhan untuk
4 429 615 69,8% Tinggi
bersosialisasi
Kebutuhan untuk
mengapresiasi Sangat
5 520 615 84,6%
karya anak Tinggi
bangsa
Kebutuhan untuk
menjalin
6 497 615 80,8% Tinggi
keterikatan
dengan produk
lokal
kebutuhan akan
7 pengakuan orang 439 615 71,4% Tinggi
lain
kebutuhan akan
8 rasa kagum dari 429 615 69,8% Tinggi
orang lain
kebutuhan untuk
9 berkontribusi 510 615 82,9% Tinggi
terhadap industri
lokal
Total 2395 3075 77,9% Tinggi

Berdasarkan penjabaran masing-masing dimensi variabel motivasi sebelumnya, maka


pengolahan data deskriptif dapat dipaparkan pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa
variabel motivasi berada pada kategori yang tinggi, atau dalam arti kata generasi Z Kota
Bandung memiliki motivasi yang tinggi terhadap sepatu olahraga merek lokal.

Skor Skor
No Indikator Persentase Kategori
Total Ideal

Pengaruh
1 teman-teman 447 615 72,7% Kuat
sepermainan

Pengaruh
lingkungan
2 443 615 72,0% Kuat
sekolah/kampus/
tempat kerja

Pengaruh dunia
3 496 615 80,7% Kuat
maya
Pengaruh atlet
4 profesional 451 615 73,3% Kuat
terkenal
Pengaruh artis
5 462 615 75,1% Kuat
terkenal
Pengaruh public
6 463 615 75,3% Kuat
figure lainnya
Pengaruh
7 428 615 69,6% Kuat
Orangtua
Pengaruh
8 437 615 71,1% Kuat
Adik/Kakak
Pengaruh
anggota keluarga
9 410 615 66,7% Cukup
di luar keluarga
inti
Total 4037 5535 72,9% Kuat

Berdasarkan penjabaran masing-masing dimensi variabel kelompok referensi


sebelumnya, maka pengolahan data deskriptif dapat dipaparkan pada tabel di atas yang
menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi berada pada kategori kuat, atau dalam arti kata
kelompok referensi berpengaruh kuat pada generasi Z Kota Bandung mengenai sepatu olahraga
merek lokal.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Skor Jawaban Responden
Sangat Skor
No Indikator Tidak Ragu- Sangat Kategori
Tidak Setuu Total
Setuju ragu Setuju
Setuju
Pengenalan 1 7 40 55 20 455
1 Baik
Masalah 0,8% 5,7% 32,5% 44,7% 16,3% 74,0%
Pencarian 2 9 37 50 25 456
2 Baik
Informasi 1,6% 7,3% 30,1% 40,7% 20,3% 74,1%
Evaluasi 3 17 60 30 13 402
3 Cukup
Alternatif 2,4% 13,8% 48,8% 24,4% 10,6% 65,4%
Keputusan 1 8 36 52 26 463
4 Baik
Pembelian 0,8% 6,5% 29,3% 42,3% 21,1% 75,3%
Perilaku 0 6 41 53 23 462
5 Pasca Baik
Pembelian 0,0% 4,9% 33,3% 43,1% 18,7% 75,1%
2238
6 Total Baik
72,8%

Berdasarkan penjabaran masing-masing dimensi variabel proses pengambilan keputusan


pembelian sebelumnya, maka pengolahan data deskriptif dapat dipaparkan pada tabel di atas
yang menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi berada pada kategori kuat, atau dalam arti
kata proses pengambilan keputusan pembelian oleh generasi Z Kota Bandung terhadap sepatu
olahraga merek lokal berada pada kategori baik.

Analisis Verifikatif
Tabel Koefisien Jalur
Hubungan Nilai Koefisien
Pengaruh Jalur

Persepsi -> Proses


Pengambilan
0,328
Keputusan
Pembelian
Motivasi -> Proses
Pengambilan
0,305
Keputusan
Pembelian
Kelompok Referensi
-> Proses
Pengambilan 0,313
Keputusan
Pembelian

Pada table di atas, diketahui bahwa hubungan masing-masing variabel laten endogen ke
variabel laten eksogen bernilai positif, artinya hubungan yang terbentuk merupakan hubungan
yang searah atau positif, semakin tinggi variabel prediktornya maka variabel endogennya pun
akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, bila variabel prediktornya rendah maka variabel
endogennya pun rendah.

Tabel Koefisien Determinasi (R-Squared)


Standar
Adjusted T Statistics
Variabel R-Squared Deviasi P Value
R-Squared (|O/STDEV|)
(STDEV)
Proses
Pengambilan 0,682 0,674 0,049 13,980 0,000
Keputusan
Pembelian

Hasil pengukuran R-squared menggunakan perangkat lunak SmartPLS 4 untuk penelitian


ini adalah nilai R-squared sebesar 0,682 yang berarti masuk ke dalam kategori kuat. Angka
tersebut dapat diintepretasikan bahwa ketiga variabel laten eksogen, yakni persepsi, motivasi,
dan kelompok referensi mempengaruhi variabel proses pengambilan keputusan pembelian secara
bersamaan hingga sebesar 0,682 atau 68,2% dan sisanya atau 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain
di luar penelitian atau variabel-variabel lain yang tidak dijadikan sebagai variabel laten eksogen
pada penelitian ini.

Tabel Predictive Relevance


Variabel Q² RMSE MAE
Proses
Pengambilan
0,645 0,606 0,426
Keputusan
Pembelian

Menggunakan perangkat lunak SmartPLS 4, maka didapat hasil nilai Q2 sebesar 0,645,
yang berarti dapat dapat dikatakan bahwa model penelitian ini memiliki nilai prediktif yang
relevan.
Tabel Nilai AVE Variabel

Variabel AVE

Persepsi 0,497
Motivasi 0,503
Kelompok
0,553
Referensi
Proses
Pengambilan
0,665
Keputusan
Pembelian

Kriteria penilaian GoF adalah sebagai berikut:


• 0,36 masuk ke dalam kategori “Besar” atau “Tinggi”
• 0,25 masuk ke dalam kategori “Medium” atau “Sedang”
• 0,10 masuk ke dalam kategori “Kecil”
hingga didapatlah nilai GoF berdasarkan nilai AVE masing-masing variabel sebagai berikut:

0,553 + 0,503 + 0,497 +0,665


GoF = √( ) 𝑋 0,682 = 0,615
4

Bisa dilihat bahwa hasil perhitungan GoF-nya menunjukkan bahwa kecocokan model secara
keseluruhan untuk model penelitian ini, baik yang outer model maupun yang inner model, berada
pada kategori tinggi.

Tabel Ukuran Pengaruh Parsial


Hubungan
f2 Kategori
Pengaruh
Persepsi -> Proses
Pengambilan
0,160 Moderat
Keputusan
Pembelian
Motivasi -> Proses
Pengambilan
0,109 Lemah
Keputusan
Pembelian
Kelompok Referensi
-> Proses
Pengambilan 0,169 Moderat
Keputusan
Pembelian
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas, maka variabel persepsi dan kelompok
referensi memiliki pengaruh yang termasuk ke dalam kategori moderat, sedangkan variabel
motivasi masuk ke dalam kategori lemah.

Pengujian Hipotesis

Pengaruh Persepsi terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Koefisien
Pengaruh
Jalur
tstatistik ttabel Keterangan
Persepsi →
Proses
Pengambilan 0,328 3,617 1,96 Signifikan
Keputusan
Pembelian

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas, nilai tstatistik sebesar 3,617 yang mana nilai
tersebut lebih besar dari ttabel sebesar 1,96, maka dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat dibuktikan bahwa persepsi memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal oleh konsumen generasi Z. Nilai koefisien
jalur sebesar 0,328 bernilai positif yang mana hal tersebut menunjukan bahwa arah hubungan
kedua variabel tersebut positif atau paralel sehingga sehingga apabila persepsi yang bersifat
positif maka akan meningkatkan nilai sebuah keputusan pembelian dan sebaliknya bila persepsi
bersifat negatif maka akan menurunkan keputusan pembelian. Selain itu, besarnya pengaruh
persepsi terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari persen besar koefisien jalur yaitu
sebesar 32,8 % yang berarti bahwa persepsi memberikan pengaruh sebesar 32,8% terhadap
proses pengambilan keputusan pembelian produk sepatu olahraga merek lokal secara parsial.

Pengaruh Motivasi terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Koefisien
Pengaruh
Jalur
tstatistik ttabel Keterangan
Motivasi →
Proses
Pengambilan 0,305 3,402 1,96 Signifikan
Keputusan
Pembelian

Pada tabel di atas, menunjukan bahwa nilai tstatistik sebesar 3,402 yang mana nilai tersebut
lebih besar dari ttabel sebesar 1,96, maka dengan demikian H0 ditolak dan H2 diterima sehingga
dapat dibuktikan bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan
pembelian sepatu olahraga merek lokal oleh konsumen generasi Z. Nilai koefisien jalur sebesar
0,305 bernilai positif yang mana hal tersebut menunjukan bahwa arah hubungan kedua variabel
tersebut positif atau paralel sehingga sehingga apabila motivasi bersifat positif, maka akan
meningkatkan nilai sebuah keputusan pembelian dan sebaliknya bila motivasi bersifat negatif
maka akan menurunkan keputusan pembelian. Selain itu, besarnya pengaruh motivasi terhadap
keputusan pembelian dapat dilihat dari persen besar koefisien jalur yaitu sebesar 30,5 % yang
berarti bahwa motivasi memberikan pengaruh sebesar 30,5% terhadap keputusan pembelian
produk sepatu olahraga merek lokal secara parsial.

Pengaruh Kelompok Referensi terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Koefisien
Pengaruh
Jalur
tstatistik ttabel Keterangan
Kelompok
Referensi →
Proses
0,313 3,450 1,96 Signifikan
Pengambilan
Keputusan
Pembelian

Pada tabel di atas, menunjukan bahwa nilai tstatistik sebesar 3,450 yang mana nilai tersebut
lebih besar dari ttabel sebesar 1,96, maka dengan demikian H0 ditolak dan H3 diterima sehingga
dapat dibuktikan bahwa kelompok referensi memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal oleh konsumen generasi Z. Nilai koefisien
jalur sebesar 0,313 bernilai positif yang mana hal tersebut menunjukan bahwa arah hubungan
kedua variabel tersebut positif atau paralel sehingga sehingga apabila kelompok referensi bersifat
positif, maka akan meningkatkan nilai sebuah keputusan pembelian dan sebaliknya bila
kelompok referensi bersifat negatif maka akan menurunkan keputusan pembelian. Selain itu,
besarnya pengaruh kelompok referensi terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari persen
besar koefisien jalur yaitu sebesar 31,3% yang berarti kelompok referensi memberikan pengaruh
sebesar 31,3% terhadap keputusan pembelian produk sepatu olahraga lokal jika tidak ada
variabel lain yang diperhatikan.

Pengaruh Persepsi, Motivasi, dan Kelompok Referensi terhadap Proses Pengambilan


Keputusan Pembelian
Koefisien
Pengaruh
Jalur
Fstatistik Ftabel Keterangan
Persepsi,
Motivasi, dan
Kelompok
Referensi →
0,682 79,641 2,68 Signifikan
Proses
Pengambilan
Keputusan
Pembelian

Pada tabel di atas, menunjukan bahwa nilai Fstatistik sebesar 79,641 yang mana nilai
tersebut lebih besar dari ttabel sebesar 2,68 maka dengan demikian H0 ditolak dan H4 diterima
sehingga dapat dibuktikan bahwa persepsi, motivasi, dan kelompok referensi memiliki pengaruh
secara simultan terhadap proses pengambilan keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal
oleh konsumen generasi Z. persepsi merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu merek. Nilai koefisien jalur sebesar 0,682 bernilai positif yang
mana hal tersebut menunjukan bahwa arah hubungan kedua variabel tersebut positif atau paralel
sehingga sehingga apabila persepsi, motivasi, dan kelompok referensi bersifat positif, maka akan
meningkatkan nilai sebuah keputusan pembelian dan sebaliknya bila persepsi, motivasi, dan
kelompok referensi bersifat negatif maka akan menurunkan keputusan pembelian. Selain itu,
besarnya pengaruh simultan ini dapat dilihat dari persen besar koefisien jalur yaitu sebesar
68,2% yang berarti persepsi, motivasi, dan kelompok referensi memberikan pengaruh secara
simultan sebesar 68,2% terhadap keputusan pembelian produk sepatu olahraga lokal.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang sudah dijabarkan di bab
sebelumnya mengenai pengaruh persepsi, motivasi, dan kelompok referensi terhadap keputusan
pembelian sepatu olahraga merek lokal di Kota Bandung, terdapat beberapa kesimpulan yang
dapat ditarik, yakni sebagai berikut:
1. Persepsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian
sepatu olahraga merek lokal di kalangan generasi Z di Kota Bandung
2. Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian
sepatu olahraga merek lokal di kalangan generasi Z di Kota Bandung
3. kelompok referensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan
pembelian sepatu olahraga merek lokal di kalangan generasi Z di Kota Bandung
4. Persepsi, Motivasi, dan Kelompok Referensi memiliki pengaruh simultan yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan pembelian sepatu olahraga merek lokal di kalangan
generasi Z di Kota Bandung

SARAN
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang sudah ditarik mengenai hasil penelitian, ada
beberapa saran yang dapat ditujukan kepada pihak terkait atau pihak yang berkepentingan
dengan hasil penelitian ini, yaitu pihak industri dan pihak akademisi.

Bagi Industri
Kalangan industri memang tidak dapat dipungkiri adalah pihak yang paling berkepentingan
dengan hasil penelitian ini sebab menyangkut langsung dengan kesuksesan dan keberlangsungan
bisnis mereka. Maka dari itu, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan atau memaksimalkan daya tarik fisik produk selain fungsionalitasnya.
2. Mengambil inisiatif untuk mengajak generasi Z untuk berkontribusi dalam perkembangan
dan kemajuan industri lokal dengan mengadakan acara-acara khusus seperti bazaar,
diskon, “cuci gudang”
3. Lebih memperhatikan pengaruh electronic word of mouth (eWOM) di kalangan
konsumen generasi Z dengan mengusahakan para pelanggan yang sudah membeli produk
mereka untuk mau mengulasnya di ranah dunia maya baik di situs toko maupun di forum-
forum pecinta sepatu olahraga.
4. Memanfaatkan keterjangkauan produk yang masuk ke dalam kategori tinggi, produsen
harus bisa meyakinkan pemilik toko untuk menempatkan produk mereka agar lebih
terlihat dan terjangkau dari sepatu-sepatu olahraga merek luar negeri, contohnya dengan
memberi reward atau bonus pada pihak toko apabila target tertentu penjualan produk-
produk mereka tercapai.
Bagi Akademisi
Kepentingan kalangan akademisi atau pelajar yang dengan penelitian ini biasanya terkait
dengan pencarian bahan penelitian. Bagi pihak akademisi yang hendak melanjutkan atau
mengembangkan penelitian tesisi ini, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian selanjutnya dapat diaadakan di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta,
Surabaya, Yogyakarta, dan lainnya.
2. Penelitian selanjutnya dapat pula memperbesar atau memperluas cakupan penelitian yang
mencakup seluruh provinsi atau bahkan seluruh negeri dengan ukuran sampel yang
tentunya harus lebih besar agar hasil penelitiannya akurat.
3. Dapat pula mengganti atau memperluas cakupan objek penelitian, contohnya generasi di
atas generasi Z, atau yang biasa disebut kaum milenial. Begitu pula dengan generasi di
bawah generasi Z, meskipun untuk pelaksanaan penelitiannya perlu menunggu beberapa
tahun lagi sampai generasi tersebut mencapai usia dewasa (minimal 17 tahun) dan
menggantikan generasi Z.
4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain tersebut dengan
menambahkannya atau menggantikan ketiga variabel penelitian ini.

REFERENSI
Badan Pusat Statistik. (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Frontier Group. (n.d.). Metodologi Survei. Retrieved June Tuesday, 2021, from Top Brand
Award: https://www.topbrand-award.com/metodologi-survei/

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2017, November 25). Beranda. Retrieved July
14, 2021, from Kementrian Perindustrian Republik Indonesia: https://kemenperin.go.id

Kotler, P., & Amstrong, G. (2016). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). New Jersey: Pearson
Education, Inc.

Maslow, A. H. (1970). Motivation and Personality. USA: Harper and Row Publication.

Sabine Becker, A. B. (2021). Sporting goods 2021: The next normal for an industry in flux.
McKinsey & Company.

Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. L. (2015). Consumer Behavior (11th ed.). (S. Wall, Ed.)
Harlow, Essex, England: Pearson Education Limited.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan
R&D (3rd ed.). (S. Y. Suryandari, Ed.) Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Penerbit
Alfabeta.
www.TopBrand-award.com

World Health Organization. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report –
94. United Nations, World Health Organization. World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai