Anda di halaman 1dari 49

SKRIPSI

KARAKTERISASI MORFOLOGI ORGAN GENERATIF


TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI DUA
SENTRA LOKASI YANG BERBEDA

Oleh:

PERMATA HANAFI
11582202790

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
SKRIPSI

KARAKTERISASI MORFOLOGI ORGAN GENERATIF


TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI DUA
SENTRA LOKASI YANG BERBEDA

Oleh:

PERMATA HANAFI
11582202790

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya berupa skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik apapun (sarjana, tesis, disertasi dan
sebagainya), baik di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
maupun diperguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan tim dosen pembimbing dan hak publikasi karya tulis ilmiah
ini ada pada penulis, pembimbing I dan pembimbing II.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
dicantumkan sebagai acuan dalam nasah dengan disebutkan nama
pengarangnya dan dicantumkan pula di dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan saya ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh dari karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma hukum yang berlaku di perguruan tinggi dan Negara Republik
Indonesia.

Pekanbaru, Juni 2020


Yang membuat pernyataan,

Permata Hanafi
11582202790
PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.


Maka apabila Engkau telah selesai dari suatu urusan,
tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhan mu lah engkau berharap”.
(QS. Al-Insyirah : 6-8)

Alhamdulillahhirobbil’alamin.......
Sembah sujudku serta rasa syukur kepada-Mu ya Rabb, atas segala nikmat dan karunia-Mu
Dengan cinta, kasih dan sayang-Mu lah hamba bisa bertahan hingga detik ini
Dengan izin dan ilmu-Mu hamba mampu melewati semua ujian ini
Ya Rabbi…
Akhirnya aku sampai ke titik ini,
sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku Ya Rabb,
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada Mu Ya Rabb,
Serta Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
dan para sahabat yang mulia.
Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini, menjadi amal shaleh bagiku, menjadi langkah
awal dari perjalanan hidupku untuk meraih cita-cita dan menjadi kebanggaan
bagi keluargaku tercinta.
Sepercik keberhasilan Engkau hadiahkan padaku ya Rabb dengan selesainya karya tulis ini .
Ku persembahkan untuk Ayahanda tercinta Nasril Nafit dan Ibunda tercinta Hasnidar
Yang senantiasa selalu mendo’akan, mencurahkan kasih sayang demi tercapainya cita-citaku.
Kakak serta Adikku tercinta....
Terima Kasih atas do’a, dukungan serta bantuan kalian selama ini.
Hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.
Maaf belum bisa menjadi panutan yang seutuhnya.
Semoga kelak kita bisa sama-sama membahagiakan
kedua orang tua dan keluarga kita.
Amin,,,,,,
RIWAYAT HIDUP

Permata Hanafi dilahirkan di Desa Empat Balai Kecamatan


Kuok Kabupaten Kampar, pada Tanggal 15 Juni Tahun 1996.
Lahir dari pasangan Nasril Nafit dan Hasnidar, yang
merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara. Menempuh
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 005 Empat Balai
Kecamatan Kuok dan lulus pada Tahun 2009.

Pada Tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjut Tingkat


Pertama (SLTP) di SMP Negeri 1 Bangkinang Barat dan lulus pada Tahun 2012.
Pada tahun itu juga melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar
dan lulus pada Tahun 2015.

Pada tahun 2015 melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional
(SBMPTN) penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Selama masa perkuliahan penulis pernah mengikuti organisasi
Green Agriculture Community (GAC). Penulis pernah menjadi asisten praktikum
pada matakuliah Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan pada tahun 2018.

Pada bulan Juli hingga Agustus Tahun 2017 telah melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di LIPI Kebun Raya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kemudian pada
bulan Juli hingga Agustus tahun 2018 penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) dan menjadi delegasi KKN Kebangsaan & Bersama Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2018 di Provinsi Lampung.

Pada bulan April sampai dengan Juni 2019 penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Karakterisasi Morfologi Organ Generatif Tanaman Jeruk Siam
(Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi yang Berbeda”, dibawah bimbingan Ibu
Tiara Septirosya, S.P., M.Si. dan Ibu Ervina Aryanti, S.P., M.Si. Pada Tanggal
07 April 2020 dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian
melalui sidang tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan
Peternakan Univeristas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan


kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Karakterisasi Morfologi Organ Generatif Tanaman Jeruk
Siam (Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi yang Berbeda”. Skripsi ini
dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tiara Septirosya S.P., M.Si.
sebagai dosen pembimbing satu dan Ibu Ervina Aryanti S.P., M.Si. sebagai dosen
pembimbing dua yang telah memberikan banyak bimbingan, petunjuk dan
motivasi sampai selesainya skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah
banyak membantu penulis didalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak dapat
menuliskan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan
balasan dari tuhan yang maha kuasa untuk kemajuan kita semua dalam
menghadapi masa depan nanti.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini, sehingga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik
untuk masa kini maupun masa yang akan datang.

Pekanbaru, Juni 2020

Penulis

i
KARAKTERISASI MORFOLOGI ORGAN GENERATIF TANAMAN
JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI DUA SENTRA LOKASI
YANG BERBEDA

Permata Hanafi (11582202790)


Dibimbing oleh Tiara Septirosya dan Ervina Aryanti

INTISARI
Karakterisasi morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berasal
dari Riau dan Sumatera Barat perlu dilakukan untuk melihat perbedaan
karakteristik organ generatif yang dimiliki oleh tanaman jeruk, mengingat
berbedanya kondisi lahan dan agroklimatologi dari kedua lokasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Karakter morfologi organ
generatif tanaman Jeruk Siam yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni
2019 di Desa Silam, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di
Desa Lakuang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluhkota, Provinsi
Sumatera Barat, serta di Laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fakultas
Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultsan Syarif Kasim Riau.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap: tahap pertama adalah observasi dan
wawancara langsung kepada petani dan tahap yang kedua adalah karakterisasi
yang dilakukan pada organ generatif tanaman Jeruk Siam yaitu bunga, buah, dan
biji. Setiap lahan diambil 15 sampel tanaman, masing-masing tanaman diambil
empat sampel bunga dan buah. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan
adanya perbedaan pada karakter kuantitatif dan kualitatif Jeruk Siam Kuok dan
Jeruk Siam Gunung Omeh. Karakter kuantitatif yang berbeda yaitu jumlah
stamen, panjang petal, diameter buah, berat buah, berat kulit buah, ketebalan kulit
buah, edible portion, ketebalan daging buah, berat biji dan jumlah biji. Sedangkan
karakter kualitatif yang berbeda yaitu tekstur permukaan buah dan indeks warna
kulit buah.

Kata Kunci: Jeruk Siam Kuok, Jeruk Siam Gunung Omeh, Karakterisasi.

ii
MORPHOLOGICAL CHARACTERIZATION OF SIAM CITRUS
(Citrus nobilis L.) GENERATIVE ORGAN IN TWO
DIFFERENT CENTRA LOCATIONS

Permata Hanafi (11582202790)


Supervised by Tiara Septirosya and Ervina Aryanti

ABSTRACT

Morphological characterization of the generative organ the Siam Citrus


plant from Riau and Sumatra Barat needs to be done to see differences in the
characteristics of generative organs owned by citrus plants, given the different
land conditions and agro-climatology of the two locations. The purpose of this
research to determine the differences in the morphological characters of the
generative organs of Siam Citrus from Riau and Sumatra Barat. This research
was carried out in April until June 2019 in Silam Village, Kuok District, Kampar
Regency, Riau Province, and in Lakuang Village, Gunung Omeh District, Lima
Puluhkota Regency, Sumatra Barat Province, and in the Agronomy and
Agrostology Laboratory the Faculty of Agriculture and Animal Sciences at State
Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau. This research consists of two
stages: the first stage is conducting observations and interviews directly to
farmers and the second stage is conducting characterizations carried out on the
generative organs of the Siam Citrus plant namely flowers, fruits, and seeds. For
each land, 15 plant samples were taken, each with four flower and fruit samples.
The results obtained showed a difference in the quantitative and qualitative
characters of Siam Kuok Citrus and Siam Gunung Omeh Citrus. Different
quantitative characters are the number of stamen, petal length, fruit diameter,
fruit weight, fruit skin weight, fruit skin thickness, edible portion, fruit flesh
thickness, seed weight and number of seeds. While the different qualitative
characters are fruit surface texture and fruit skin color index.

Keywords: Characterization, Kuok Siam Orange, Gunung Omeh Siam Orange.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
INTISARI ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR SINGKATAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x

I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penelitian 3
1.3. Manfaat Penelitian 3
1.4. Hipotesis 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1. Tanaman Jeruk 4
2.2. Taksonomi Tanaman Jeruk 4
2.3. Organ Generatif Tanaman Jeruk 5
2.4. Syarat Tumbuh Jeruk 7
2.5. Jeruk Siam 9
2.6. Karakterisasi 10
2.7. Sentra Lokasi Jeruk Siam 11

III. MATERI DAN METODE 13


3.1. Tempat dan Waktu 13
3.2. Bahan dan Alat 13
3.3. Metode Penelitian 13
3.4. Pelaksanaan Penelitian 14
3.5. Parameter Pengamatan 14
3.6. Analisis Data 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20


4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 20
4.2 Karakter Morfologi Organ Generatif Jeruk Siam 21

V. PENUTUP 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 42

iv
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 49

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian......................................................... 20
4.2. Rata-Rata Hasil Pengamatan Karakter Morfologi Tanaman Jeruk
Siam di Dua Lokasi yang Berbeda........................................................ 22

4.3. Rata-Rata Panjang Tangkai Bunga, Jumlah Kelopak, dan Jumlah


Stamen Bunga Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung 23
Omeh.....................................................................................................
4.4. Rata-Rata Jumlah Petal Bunga, Panjang Petal Bunga, dan Lebar
Petal Bunga Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung 24
Omeh.....................................................................................................
4.5. Rata-Rata Diameter Buah, Berat Buah, dan Panjang Buah Jeruk Siam
Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.................................................... 25

4.6. Rata-Rata Berat Kulit Buah, Ketebalan Kulit dan Edible Portion
Buah Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh........................ 28
4.7. Rata-Rata Jumlah Juring dan Ketebalan Daging Buah Jeruk Siam
Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.................................................... 30

4.8. Rata-Rata Berat Biji, dan Jumlah Biji Jeruk Siam Kuok dan Jeruk
Siam Gunung Omeh.............................................................................. 31
4.9. Rata-Rata Tipe Bunga, dan Bentuk Bunga Jeruk Siam Kuok dan
33
Jeruk Siam Gunung Omeh.....................................................................
4.10. Rata-Rata Warna Mahkota Bunga, Warna Anther bunga dan Warna
Kelopak bunga Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung 34
Omeh.....................................................................................................
4.11. Hasil Pengamatan Kualitatif Bentuk Buah, Tekstur Permukaan Buah
dan Indeks Warna Kulit Buah Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam 36
Gunung Omeh.......................................................................................
4.12. Rata-Rata Tekstur Daging Buah, dan Indeks Warna Daging Buah
Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh................................. 38
4.13. Rata-Rata Bentuk Dasar Buah, dan Bentuk Apeks Buah Jeruk
SiamKuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh............................................ 39

4.14. Rata-Rata Bentuk Biji, Warna Biji, dan Tekstur Permukaan Biji
40
Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.................................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Bunga Jeruk............................................................................................. 5
2.2 Buah Jeruk............................................................................................... 6
2.3 Biji Jeruk.................................................................................................. 6
2.4 Buah Jeruk Siam...................................................................................... 9
3.1 Bagian-Bagian Bunga Jeruk.................................................................... 15
3.2 Bagian-Bagian Diameter Jeruk................................................................ 16
3.3 Bentuk-Bentuk Buah Jeruk...................................................................... 18
3.4 Bentuk-Bentuk Biji Jeruk........................................................................ 19
4.1 Kondisi Kebun Jeruk Siam (a) di Kecamatan Kuok, Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau, (b) di Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten 20
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat..............................................
4.2 Panjang Tangkai Bunga (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
23
Gunung Omeh..........................................................................................
4.3 (a) Panjang Petal Bunga Jeruk Siam Kuok, (b) Panjang Petal Bunga
Jeruk Siam Gunung Omeh, (c) Lebar Petal Bunga Jeruk Siam Kuok, 25
(d) Lebar Petal Bunga Jeruk Siam Gunung Omeh..................................
4.4 (a) Diameter Buah Jeruk Siam Kuok, (b) Diameter Buah Jeruk Siam
Gunung Omeh, (c) Berat Buah Jeruk Siam Kuok, (d) Berat Buah
26
Jeruk Siam Gunung Omeh, (e) Panjang Buah Jeruk Siam Kuok, (f)
Panjang Buah Jeruk Siam Gunung Omeh..............................................
4.5 Berat Kulit Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
Omeh........................................................................................................ 29
4.6 Ketebalan Kulit Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
Gunung Omeh.......................................................................................... 29
4.7 Ketebalan Daging Buah (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung
31
Omeh........................................................................................................
4.8 Berat Biji (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung Omeh............. 32
4.9 Bentuk Bunga (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
34
Omeh........................................................................................................
4.10 (a) Warna Bunga dan Warna Anther Jeruk Siam Kuok, (b) Warna
Bunga dan Warna Anther Jeruk Siam Gunung Omeh, (c) Warna
35
Kelopak Jeruk Siam Kuok, dan (d) Warna Kelopak Jeruk Siam
Gunung Omeh..........................................................................................

vii
4.11 Bentuk Buah, Tekstur Permukaan Buah, dan Indeks Warna Kulit
Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
37
Omeh........................................................................................................
4.12 Indeks Warna Daging Buah (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
38
Gunung Omeh..........................................................................................
4.13 Bentuk Dasar dan Apeks Buah (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam
Gunung Omeh.......................................................................................... 39
4.14 Bentuk Biji, Warna Biji, dan Tekstur Permukaan Biji: (a) Jeruk Siam
40
Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung Omeh.....................................................

viii
DAFTAR SINGKATAN

BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika


BPS Badan Pusat Statistik
BT Bujur Timur
cm Centimeter
Deptan Departemen Pertanian
Distanhortbun Dinas Tanaman Hortikultura dan Buah-Buahan
dpl diatas permukaan laut
GPS Global Positioning System
gr gram
Ha Hektar
IPGRI International Plant Genetic Resources Institute
Kg Kilogram
LS Lintang Selatan
LU Lintang Utara
m Meter
mdpl Meter diatas Permukaan Laut
Mg Miligram
mm Milimeter
o
C Derajat Celcius
pH Pangkat Hidrogen

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Bagan Pelaksanaan Penelitian................................................................. 49
2. Data Hasil Wawancara Pemilik Lahan.................................................... 50
3. Dokumentasi Kegiatan............................................................................ 51
4. Data Cuaca di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat............................................. 53
5. Tabel Analisis Sidik Ragam.................................................................... 54

x
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Salah satu komoditas hortikultura yang menjadi unggulan
Indonesia adalah buah-buahan (Rahayu, 2012). Jeruk merupakan salah satu
komoditas yang menjadi buah andalan Nasional Indonesia dari sepuluh tanaman
hortikultura lainnya yang didasarkan dari potensi keanekaragaman varietas jeruk
yang tinggi di Indonesia (Fikrinda, 2012). Jeruk termasuk komoditas buah yang
cukup menguntungkan saat ini karena peluang ekspornya yang semakin
meningkat di Indonesia dan diterima di pasar Nasional (Anindiyawati, 2011).
Menurut Suherty dkk. (2009), untuk mencapai target dalam meningkatkan
jumlah konsumsi sebesar 3,26 perkapita pertahun diperlukan buah jeruk sebanyak
745,676 ton. Sehingga perlu adanya peningkatan produksi buah jeruk yang ada
Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019),
produksi buah jeruk di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tercatat produksi buah jeruk pada tahun 2016 sebesar 2.014.206 ton, pada tahun
2017 mengalami peningkatan produksi yaitu 2.165.184 ton, dan pada tahun 2018
kembali mengalami peningkatan sebesar 2.408.029 ton.
Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam keragamanan genetik buah
jeruk, diantaranya Jeruk Siam, Jeruk Keprok, Jeruk Kasturi, dan Pamelo, serta
Jeruk Nipis. Sekitar 70-80% jenis jeruk yang diusahakan petani adalah Jeruk Siam
(Adiyoga dkk., 2009). Sentra produksi jeruk relatif tersebar di seluruh Indonesia.
Beberapa sentra lokasi penghasil Jeruk Siam di Pulau Sumatera diantaranya
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat.
Provinsi Riau termasuk kedalam sentra penghasil Jeruk Siam terbesar di
pulau Sumatera, Kabupaten yang menjadi sentra produksi buah jeruk di Provinsi
Riau adalah Kabupaten Kampar, tepatnya di Kecamatan Kuok. Menurut Harahap
dkk. (2017), Provinsi Riau merupakan salah satu sentra produksi Jeruk Siam
khususnya di Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Kabupaten ini
pada awal tahun 2002 merupakan sentra penghasil jeruk terbesar di Provinsi Riau
dengan jenis Citrus nobilis L. (Cahyati dkk., 2016).

1
Sumatera Barat juga termasuk ke dalam Provinsi terbesar keenam di
Indonesia yang mampu menghasilkan produksi Jeruk Siam yang tinggi.
Kecamatan yang menjadi sentra utama pengembangan komoditi jeruk terbesar di
Sumatera Barat adalah Kecamatan Gunung Omeh, dimana jumlah produksi
terbesar mencapai 11.905.30 ton (BPS Kabupaten Limapuluh Kota, 2017).
Plasma nutfah jeruk di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat
menyimpan potensi yang bisa dikembangkan, memiliki nilai jual yang tinggi dan
digemari konsumen baik dari daerah sendiri maupun dari luar. Namun diduga
adanya perbedaan karakter morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang
berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat, mengingat bedanya
kondisi lingkungan dari kedua lokasi tersebut. Kondisi lahan dan agroklimatologi
yang berbeda diduga dapat menyebabkan perbedaan karakter dan sifat morfologi
serta bentuk yang dimiliki tanaman. Sehingga perlu dilakukan karakterisasi
tanaman jeruk untuk mengetahui karakter khusus dari tanaman yang akan
dibudidayakan.
Karakterisasi adalah kegiatan mengidentifikasi sifat-sifat penting yang
menjadi penciri dari jenis tanaman tersebut. Untuk mengidentifikasi karakter
suatu tanaman dapat dilakukan melalui karakterisasi secara morfologi yaitu
dengan pengamatan secara langsung terhadap fenotipe tanaman dan secara
molekuler yaitu dengan menggunaan penanda tertentu (Novita, 2013).
Karakterisasi yang sering digunakan dalam menentukan karakter suatu tanaman
adalah karakterisasi morfologi. Hal ini dikarenakan karakterisasi morfologi
merupakan cara yang termudah dalam mengenal karakter suatu tanaman
(Indhirawati dkk., 2015).
Menurut Sumiati (2010), karakterisasi morfologi adalah kegiatan
mengenali sifat dan karakter suatu tanaman dengan cara mengamati secara visual,
dimana karakterisasi ini mudah diamati dengan mata biasa, dan muncul pada
berbagai kondisi lingkungannya. Karakterisasi morfologi ini bertujuan untuk
mendapatkan data karakter morfologi agronomis sehingga dapat dibedakan
fenotip dari setiap tanaman dengan cara yang cepat dan mudah (Bermawie, 2005
dalam Aryanti 2015). Karakterisasi morfologi organ generatif Jeruk Siam perlu
dilakukan untuk mengetahui karakter morfologi organ generatif yang dimiliki

2
dari tanaman Jeruk Siam yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera
Barat. Menurut Tjitrosoepomo (1989), secara umum organ generatif tanaman
yang bisa di amati berupa bunga, buah, dan biji.
Dari penelitian ini diharapkan diperolehnya informasi perbedaan karakter
morfologi organ generatif yang dimiliki oleh Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam
Gunung Omeh, sehingga diketahui jenis Jeruk Siam yang baik dan terstandar
untuk dibudidayakan dan dikonsumsi oleh semua masyarakat. Oleh karena itu,
penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Karakterisasi Morfologi Organ
Generatif Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi yang
Berbeda”.

1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter morfologi
organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berada di Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat.

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai sumber
informasi kepada mahasiswa, petani dan masyarakat tentang perbedaan karakter
morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berada di Provinsi Riau dan
Provinsi Sumatera Barat.

1.4. Hipotesis
Terdapat perbedaan karakter morfologi organ generatif Jeruk Siam yang
berada di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Jeruk


Tanaman jeruk terdiri dari berbagai kultivar, namun masing-masing dari
kultivar tanaman jeruk mempunyai karakter tersendiri yang mampu tumbuh baik
di dataran rendah maupun dataran tinggi (Hidayati, 2015). Tanaman Jeruk dapat
tumbuh dan dibudidayakan petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan
varietas/spesies komersial yang berbeda dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat
berpendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi (Cardilla, 2012).
Jeruk merupakan salah satu komoditas buah yang cukup populer di dunia.
Total luas areal tanaman jeruk di seluruh dunia tidak kurang dari 1,5 juta hektar
(Wahyuningsih, 2009). Jeruk besar dapat dijumpai di Kalimantan dan Malaysia
(Sunarjono dkk., 2013). Menurut Ridjal (2008), tanaman jeruk yang ada di
Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan Jeruk Manis
dan Jeruk Keprok dari Amerika dan Italia.
Menurut Departemen Pertanian (2004), Setiap 100 gr bagian jeruk yang
dapat dimakan mengandung energi 28,00 kal, protein 0,5 gr, lemak 0,1 gr,
karbohidrat 7,20 gr, kalsium 18 mg, phospor 10 mg, serat 0,2 gr, besi 0,1 mg,
vitamin A 160 RE, vitamin B1 0,06 cg, vitamin B2 0,03 mg, vitamin C 29 mg,
dan niacin 0,30 gr.

2.2. Taksonomi Tanaman Jeruk


Tanaman jeruk memiliki spesies dan varietas yang cukup banyak
dibudidayakan. Menurut Jayasamudera (2010), klasifikasi dari tanaman jeruk
adalah sebagai berikut: Phylum: Spermatophyta, Divisi: Gymnospermae, Ordo:
Rutales, Family: Rutaceae, Subfamili: Aurantiordae, Tribe: Citrae, Subtripe:
Citrinae, Genus: Citrus, Subgenus: Eucitrus papeda, Spesies: Citrus sp. Para ahli
taksonomi menyatakan bahwa Citrus termasuk pada ordo Geraniales, famili
Rutaceae, dan subfamili Aurantiodiae merupakan satu dari 12 famili pada subordo
Geraniineae, dan Aurantiodieae merupakan satu dari tujuh subfamili pada famili
Rutacea, yang meliputi spesies jeruk komersial dan beberapa genus penting
lainnya.

4
Jeruk merupakan anggota famili Rutaceae yang terdiri dari banyak spesies
dan varietas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia (Suleyman, 2013).
Menurut Sunarjono (2010), spesies jeruk yang terkenal diantaranya Jeruk Keprok
(Citrus reticulata), Jeruk Manis (Citrus sinensis), Jeruk Besar (Citrus grandis),
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), Jeruk Purut (Citrus hystrix) dan Jeruk Ponsil
(Citrus tripoliata).

2.3. Organ Generatif Tanaman Jeruk


Bunga tanaman jeruk keluar setelah terbentuk trubus (tunas muda) pada
ujung-ujung cabang secara tunggal. Tanaman jeruk dapat berbunga sepanjang
tahun, asalkan kondisi ekosistemnya memenuhi syarat pembungaan. Pada
umumnya jeruk berbunga setelah mengalami musim kering 3-4 bulan, yakni bulan
Oktober-Desember (Sunarjono, 2013). Bunga jeruk dapat dilihat pada Gambar 2.1
dibawah.

Gambar 2.1. Bunga Jeruk


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bunga jeruk berbentuk majemuk dalam satu tangkai, tiap kuntum bunga
berkelamin ganda, bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk-
pucuk ranting yang masih muda. Bunga tanaman jeruk akan berwarna putih,
kecuali warna bunga jeruk nipis dan jeruk purut agak kemerahan hingga
keunguan, berbau harum karena banyak mengandung nektar (madu). Kelopak
bunga berbentuk cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada lima lembar dengan
bentuk bulat telur panjang kearah pangkal disertai dengan ujung yang menyempit
(Anindiyawati, 2011).
Menurut Lathifah (2008), buah adalah jaringan sel yang tumbuh dari
jaringan perkembangan bunga dan biji yang masak bersama-sama jaringan
pembungkusnya. Buah jeruk matang 4-6 bulan setelah berbunga, biasanya terjadi

5
pada bulan Mei-Juni. Jeruk besar matang pada musim buah utama dari bulan Juni-
September.
Menurut Wahyuningsih (2009), dinding buah jeruk mempunyai lapisan
kulit luar yang tipis, kaku, mula-mula berwarna hijau setelah masak warnanya
berubah menjadi kuning/jingga. Lapisan tengah seperti spons berwarna putih.
Lapisan dalam bersekat sekat sehingga terbentuk ruangan. Menurut Sunarjono
(2010), buah jeruk umumnya berbentuk bulat dan lonjong. Dinding kulit buah
jeruk berpori–pori, terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi pektin. Kandungan
pektin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut Albedo.
Jeruk kates dan jeruk nipis bentuk buahnya lonjong, sedangkan jeruk besar
memiliki kulit buah yang tebal dan agak sulit untuk dikupas. Buah jeruk dapat
dilihat pada Gambar 2.2 dibawah.

Gambar 2.2. Buah Jeruk


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Buah jeruk memiliki biji dengan bentuk seperti telur namun runcing di
salah satu ujungnya. Jeruk memiliki biji berwarna putih, permukaan bijinya halus
serta warna kotiledonnya juga putih. Biji jeruk memiliki ukuran panjang sekitar
5–10 mm dengan jumlah biji rata-rata berkisar 10 biji perbuah. Jumlah biji pada
jeruk dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, yaitu waktu dan daerah
penanaman serta penyerbukan (Rahayu, 2012). Biji jeruk dapat dilihat pada
Gambar 2.3 dibawah.

Gambar 2.3. Biji Jeruk


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

6
2.4. Syarat Tumbuh Jeruk
Tanaman jeruk yang ditanam dilingkungan tumbuh yang sesuai akan
menghasilkan Produktivitas buah yang tinggi dengan kualitas buah yang baik.
Agroklimatologi yang sesuai dapat mendukung pertumbuhan dan pembuahan
tanaman jeruk secara optimal. Keadaan lingkungan tumbuh dapat mempengaruhi
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman (Agromedia, 2011).
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jeruk. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi diantaranya faktor fisik dan faktor biologi. Faktor fisik yang
mempengaruhi seperti iklim, air, kandungan hara tanah. Faktor biologi yang
mempengaruhi diantaranya hama dan penyakit tanaman jeruk (Darmayanti, 2015).
Jeruk banyak ditanam didaerah 20-40o LU dan 20-40o LS, didaerah
subtropis (Pracaya, 2009).
Tanaman jeruk akan tumbuh dan berbuah baik di daerah yang tipe
iklimnya agak kering asalkan tersedia cukup air (Sari, 2013). Suhu juga menjadi
salah satu penentu dalam pertumbuhan tanaman jeruk. Jeruk tumbuh secara
optimal pada suhu 25-30oC. Ketika keadaan suhu kurang optimal dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu ataupun terhenti (Hanum, 2008).
Kelembapan optimum yang dibutuhkan tanaman jeruk adalah berkisar 70-
o
80 C. Tanaman jeruk yang tumbuh pada daerah yang kering menyebabkan
penguapan air dari daun dan buah sangat tinggi, namun jika tingkat kelembapan
terlalu rendah dapat menyebabkan tumbuhnya organisme perusak seperti jamur.
Tanaman jeruk membutuhkan 5-9 bulan basah untuk perkembangan bunga
dan buah. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan
tersebar secara normal dan adanya hujan setiap minggu sehingga tidak
menyebabkan tanaman stress ataupun terganggu akibat kekeringan. Menurut
Tafajani (2011), bulan basah diperlukan untuk menjaga agar tanah tetap lembab
sehingga bunga dan buah perkembangan secara baik.
Curah hujan berpengaruh terhadap kualitas buah yang dihasilkan, terutama
rasa. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan buah rontok dan mudah
terserang penyakit sehingga produksinya rendah. Bunga yang muncul saat musim
penghujan menyebabkan serbuk sari berkecambah sebelum mencapai putik,

7
sehingga akan menghambat pembentukan buah. Tanaman jeruk dapat tumbuh
dengan baik pada tingkat kemiringan sekitar 30o (Distan, 2000).
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik pada kondisi pencahayaan
penuh untuk pertumbuhannya. Cahaya matahari sangat dibutuhkan tanaman
dalam pertumbuhan normal, perkembangan buah dan lain sebagainya (Yulianto,
2012). Tanaman jeruk memerlukan penyinaran matahari langsung dan kecepatan
angin dibawah 40%, apabila kecepatan angin lebih dari 40-48%, maka akan
menyebabkan kerontokan pada bunga dan buah (Ashari dkk., 2014).
Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, produksi, dan kualitas dari buah jeruk. Tanaman
jeruk dapat dibudidayakan di dataran rendah hingga dataran tinggi, tergantung
pada spesiesnya. Menurut Jayasamudera (2010), di daerah tropis tanaman jeruk
dapat tumbuh hingga ketinggian 1400 mdpl. Tinggi rendahnya tempat sangat
mempengaruhi kualitas buahnya. Tanaman jeruk yang tumbuh pada dataran tinggi
kemungkinan besar buahnya lebih asam dibandingkan dengan tanaman jeruk yang
ditanam pada dataran rendah. Pertumbuhan jeruk yang optimal dapat diperoleh
diareal dengan kedalaman tanah lebih 60 cm.
Menurut Cibro dkk. (2012), tanah yang subur dan gembur merupakan
tempat tumbuh yang baik bagi tanaman jeruk. Pada tanah ini banyak mengandung
humus pertumbuhan tanaman ini sangat cepat, sedangkan pada tanah yang banyak
mengandung garam, tanaman ini pertumbuhannya lambat (kurus). Menurut
Yulianto (2012), tanaman jeruk sangat sensitif pada keadaan tanah yang banyak
mengandung garam. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jeruk adalah
tanah lempung sampai tanah lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-
50%, dan pasir <50%, cukup humus, tata air dan udara baik (Hermawan, 2016).
Tanaman jeruk dapat tumbuh pada tanah dengan pH 5-8, namun akan
tumbuh optimal pada tanah dengan pH 6-7. Tanah yang memiliki pH terlalu tinggi
akan menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman, terutama unsur hara
kalium yang berperan dalam pembentukan buah (Agromedia, 2011). Apabila pH
tanah terlalu rendah dapat dinaikkan dengan memberi dolomit.

8
2.5. Jeruk Siam
Jeruk Siam merupakan salah satu anggota jeruk lokal yang paling banyak
ditanam di Indonesia. Jeruk Siam mudah didapat oleh masyarakat setempat karena
Jeruk Siam tersebar merata diseluruh bagian dari Indonesia (Saputri dkk., 2015).
Ciri khas dari jeruk ini adalah memiliki kulit yang tipis, dan lebih lekat dengan
dagingnya. Karakteristik lainnya adalah daging buahnya tidak berongga dan
memiliki kandungan air yang tinggi, dan kulit buahnya berwarna hijau
kekuningan (Endarto dkk., 2016). Buah Jeruk Siam dapat dilihat pada Gambar 2.4
dibawah.

Gambar 2.4. Buah Jeruk Siam


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jeruk Siam digemari karena memiliki rasa yang manis dan mengandung
vitamin C yang cukup tinggi. Jeruk Siam memiliki permukaan kulit yang halus
dan mengkilap (Hasimi, 2016). Ukuran buah Jeruk Siam akan bertambah selama
pertumbuhan sebanding dengan pertambahan berat pada buah. Semakin luas
ukuran/diameter buah maka semakin berat massanya. Presentase kulit dalam dan
kulit luar semakin berkurang selama pertumbuhan dan perkembangan buah
(Faiqoh, 2016).
Jeruk Siam memiliki jenis yang berbeda-beda, dimana jenisnya tergantung
dari daerah asalnya. Jenis Jeruk Siam diantaranya Siam Pontianak, Siam Madu,
Siam Garut, dan Siam Palembang (Supriyadi, 2017). Terdapat 3 varietas Jeruk
Siam unggulan yang ada di Indonesia, yaitu Siam Madu, Siam Kintamani, Siam
Gunung Omeh (Balitjestro, 2012).
Ashari dkk. (2014) menyatakan, pertumbuhan tanaman Jeruk Siam dan
mutunya dipengaruhi oleh kualitas bibit, tanah dan juga dipengaruhi oleh iklim.
Persyaratan tumbuh iklim, tanaman jeruk memerlukan 6-9 bulan basah (musim
hujan), curah hujan 1000-2000 mm/tahun merata sepanjang tahun, dan

9
memerukan air yang cukup terutama di bulan Juli sampai Agustus. Temperatur
optimal yang dibutuhkan antara 25-30oC dengan kelembapan optimum sekitar 70-
80%. Kecepatan angin tidak lebih dari 40% (karena bila lebih dari 40% akan
merontokkan bunga dan buah).
Jeruk Siam memerlukan sinar matahari langsung (tidak menyukai tempat
yang terlindung dari sinar matahari). Jenis tanah yang cocok adalah andosol dan
latosol dengan derajat keasaman tanah (pH tanah) 5,5-6,5 dengan kandungan
garam 10%. Kedalaman air tanah 150-200 cm dibawah permukaan tanah. Pada
musim kemarau kedalaman air 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Ketinggian,
jeruk dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.200 mdpl (Anita, 2012).
Menurut Setiawan dkk. (2012), Jeruk Siam mengandung asam sitrat yang
berperan dalam menurunkan kadar logam berat pada suatu organisme. Selain itu
juga sebagai bahan baku industri makanan, minuman, kosmetik serta pengawet.
Asam sitrat yang terkandung jalam Jeruk Siam berkisar 4,4 gr per satu kg buah
jeruk.

2.6. Karakterisasi
Karakterisasi adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi sifat-sifat
penting suatu tanaman yang memiliki nilai ekonomi atau yang merupakan penciri
dari varietas yang bersangkutan. Sifat yang diamati dapat berupa karakter
morfologi tanaman, yaitu bentuk daun, bentuk buah, warna kulit biji, dan lain
sebagainya (Hidayati, 2015). Menurut Miswar dkk. (2012), karakterisasi
bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter yang dimiliki oleh tanaman, baik
itu karakter kuantitatif maupun karakter kualitatif. Karakterisasi penting
dilakukan sebagai langkah awal pengumpulan informasi tentang karakter
tanaman. Setelah dilakukan karakterisasi, perlu dibuat deskripsi yang digunakan
untuk memberikan informasi tentang karakteistik plasmah nutfah.
Karakterisasi terdiri dari beberapa cara, salah satunya adalah karakterisasi
secara morfologi. Karakter morfologi adalah karakter yang diamati berdasarkan
pengamatan visual Jeruk Siam yang ada di Kecamatan Kuok dan di Kecamatan
Gunung Omeh. Menurut Karyanti (2013), pengamatan morfologi dilakukan pada
karakter-karakter kuantitatif dan kualitatif. Kelebihan Karakter morfologi adalah

10
mudah dilihat sehingga variasinya dapat dinilai cepat jika dibandingkan dengan
karakter-karakter ainnya.
Karakterisasi morfologi bertujuan untuk mengetahui sifat karakter suatu
tanaman yang memiliki nilai ekonomi serta sebagai ciri khas dari suatu varietas.
Karakterisasi morfologi merupakan suatu teknik yang mudah dan sederhana
dalam menentukan karakter suatu tanaman. Hidayati (2015) menyatakan bahwa
morfologi berasal dari kata morphus yang artinya wujud atau bentuk dan logos
yang artinya ilmu, sehingga dengan itu dapat digambarkan bagaimana wujud atau
bentuk tumbuhan yang diberi nama itu. Karakterisasi perlu dilakukan mengingat
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat merupakan sumber plasma nutfah
tanaman Jeruk Siam yang berpotensi untuk dikembangkan (Bappeda, 2016).

2.7 Sentra Lokasi Jeruk Siam


Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan
bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Kondisi umum setiap
wilayah berbeda, perbedaan itu menyebabkan terjadinya perbedaan sifat
morfologi dari setiap tanaman.
2.7.1. Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
Wilayah Kabupaten Kampar meliputi areal seluas 1.128.928 Ha, terdiri
dari 21 Kecamatan, yang masing-masing memiliki ciri khusus sebagai potensi
wilayah. Ciri-ciri yang dimaksud adalah meliputi Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Manusia.

Bujur Timur. Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah Kota
Pekanbaru dan Kabupaten Siak di sebelah utara, Kabupaten Sengingi di sebelah
selatan, Kabupaten Rokan Hulu dan Sumatra Barat di sebelah barat, serta
Kabupaten Palalawan di sebelah timur (Mubekti, 2012),
Kabupaten Kampar masuk dalam wilayah yang beriklim tropis. Curah
hujan tahunan pada umumnya cukup tinggi, yaitu antara 2000-3000 mm, dengan
jumlah hari hujan rata-rata tahunan berkisar antara 112-182 hari. Berdasarkan data
dari stasiun cuaca di Pekanbaru temperatur minimum terjadi pada bulan Juni yaitu

11
sebesar 21,4oC, dan temperatur maksimum terjadi pada September dengan
temperatur 35oC.
Salah satu sentra penghasil Jeruk Siam di Kabupaten Kampar adalah Desa
Kuok yang berada pada Kecamatan Kuok. Menurut Cahyati dkk. (2016),
Kabupaten Kampar merupakan sentra penghasil Jeruk Siam yang berada di
Kecamatan Kuok yang dikenal dengan nama Jeruk Kuok. Distribusi Jeruk Siam
Kuok sudah sampai ke Sumatera Barat dan Jakarta. Jeruk Siam Kuok ini memiliki
perbedaan khas dengan Jeruk Siam lainnya. Jeruk Siam Kuok memiliki rasa yang
manis dan harum sehingga diminati oleh masyarakat Riau. Kulit Jeruk Siam Kuok
bertekstur licin dan menempel lebih dekat dengan dagingnya.
2.7.2. Kecamatan Gunung Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota
Secara administratif lokasi daerah penelitian terletak di Kabupaten
Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Luas wilayah Kabupaten Limapuluh
Kota yakni seluas ±.354,30 km2 atau 7,94% dari luas Provinsi Sumatera Barat.
Posisi geografi daerah penelitian ini terletak antara : 0 o – 0o
100o 6 B – B – 791 mdpl.
Lahan di Kabupaten Limapuluh Kota cukup luas dan didominasi oleh
lahan yang bertopografi landai sampai curam. Topografi daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota bervariasi antara datar, bergelombang dan berbukit-bukit dengan
ketinggian dari permukaan laut antara 110 meter dan 2.261 meter (Aprisal, 2012).
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Lima Puluh Kota (2009), Kecamatan Gunung Omeh adalah salah satu dari 13
Kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
yang sangat dikenal dengan tanaman jeruknya. Komoditi jeruk yang diusahakan
petani adalah Jeruk Siam (Citrus nobilis L.), dimana dikalangan petani JerukSiam
ini sering disebut sebagai Jeruk Siam Gunung Omeh (Jesigo). Sentra komoditi
Jeruk Siam Gunung Omeh ini memiliki luas 747,25 Ha dengan produksi 3.025
ton/tahun.
Menurut Agromedia (2011), Jeruk Siam Gunung Omeh merupakan salah
satu jeruk unggul di Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Jeruk ini
memiliki kulit buah yang tebal dan berwarna jingga. Ukuran buahnya besar
dengan bobot berkisar 300-400 gr perbuah.

12
III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu


Karakterisasi bunga telah dilaksanakan di Kecamatan Kuok Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau dan di Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh
Kota, Provinsi Sumatera Barat. Karakterisasi buah dan biji telah dilaksanakan di
Laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN
Suska Riau. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah tanaman Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam
Gunung Omeh yang berumur 4-5 tahun. Alat yang digunakan adalah deskriptor
jeruk yang dikeluarkan IPGRI (1999) sebagai acuan karakterisasi Jeruk, GPS
(Global Positioning System) untuk menentukan posisi serta ketinggian tempat),
jangka sorong, timbangan digital, kamera, Munsell Color Charts for Plant
Tissues, dan alat tulis.

3.3. Metode Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif yaitu dengan melakukan
kegiatan observasi, wawancara dan pengambilan data karakter bunga buah dan
biji dari Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh. Pengambilan sampel
tanaman dilakukan secara acak (random sampling).
Penelitian ini terdiri dari dua tahap: tahap pertama adalah observasi dan
wawancara langsung kepada petani dan tahap yang kedua adalah karakterisasi
yang dilakukan pada organ generatif tanaman Jeruk Siam yaitu bunga, buah, dan
biji. Pengamatan morfologi bunga jeruk telah dilaksanakan di lahan penelitian,
sedangkan pengamatan buah dan biji jeruk telah dilaksanakan di Laboratorium
Agronomi dan Agrostologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam
Sultan Syarif Kasim Riau.

13
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi:
3.4.1. Survei Awal
Tahap pertama adalah melakukan survei lapangan untuk menentukan
lokasi penelitian yang akan dilakukan dan mengurus surat izin penggunaan lokasi
untuk penelitian. Pada saat survei dilakukan pengamatan terhadap kondisi umum
dari lokasi penelitian, dan melakukan wawancara kepada petani mengenai kondisi
lokasi penelitian
3.4.2. Penentuan Populasi dan Sampel Tanaman
Kriteria sampel tanaman yang digunakan adalah tanaman tidak terserang
penyakit, tanaman tidak rusak dan buah jeruk yang digunakan yaitu buah yang
sudah matang fisiologis atau buah yang siap panen. Tanaman jeruk yang diambil
sebagai pohon sampling adalah tanaman yang telah berbunga dan berbuah.
Pada setiap lokasi Penelitian diambil 15 sampel tanaman yang sehat dan
berbuah lebat, sehingga terdapat 30 sampel tanaman dari kedua lokasi tersebut.
Masing-masing tanaman diambil empat sampel bunga dan empat sampel buah
pertanaman, sehingga dari setiap lokasi terdiri dari 60 sampel bunga dan 60
sampel buah, dan dari kedua lokasi terdiri dari 120 sampel bunga dan 120 sampel
buah jeruk. Pengamatan karakter morfologi bunga dilakukan di lokasi penelitian,
sedangkan pengamatan karakter morfologi buah dan biji dilakukan di
Laboratorium. Pengambilan sampel bunga dilakukan secara acak dari setiap
tanaman, sedangkan pengambilan sampel buah jeruk berdasarkan empat arah
mata.
3.4.3. Parameter Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap morfologi tanaman yang merujuk pada
buku Descriptors for Citrus (International Plant Genetic Resources Institute,
1999).
A. Karakter kuantitatif, dengan indikator:
1) Panjang tangkai bunga (mm)
Panjang tangkai bunga diukur dari pangkal tangkai bunga sampai
pangkal kelopak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong.

14
2) Jumlah kelopak bunga (calyx).
Jumlah kelopak ditentukan dengan menghitung jumlah kelopak yang
ada pada bunga.
3) Jumlah stamen (benang sari).
Jumlah stamen diamati dengan cara menghitung jumlah stamen yang
ada pada bunga dan diamati secara visual/ seksama.
a. <4 per petal c. >4 per petal
b. 4 per petal
4) Jumlah petal bunga (mahkota bunga).
Jumlah petal bunga ditentukan dengan menghitung jumlah petal
yang ada pada bunga.
5) Panjang petal bunga (mm)
Panjang petal bunga diukur dengan menggunakan jangka sorong.
6) Lebar petal (mm)
Lebar petal diukur pada bagian terlebar dari petal. Pengamatan
dengan menggunakan jangka sorong.
Bagian-bagian dari bunga jeruk dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagian-Bagian Bunga Jeruk


(Sumber: Buku Descriptors for Citrus IPGRI, 1999).

7) Diameter buah
Buah dibelah secara horisontal yaitu bagian ujung, tengah dan
pangkal buah. Diameter buah diukur dari sisi buah melintang yang telah
dibelah dengan mengunakan jangka sorong. Bagian-bagian dari diameter
buah jeruk dapat dilihat pada Gambar 3.2.

15
Gambar 3.2. Bagian-Bagian Diameter Jeruk
(Sumber: Buku Descriptors for Citrus IPGRI, 1999).

8) Berat buah (gr)


Pengamatan Berat buah dilakukan dengan cara menimbang buah
yang diamati, penimbangan buah dilakukan menggunakan timbangan digital
(dalam satuan gram).
9) Panjang buah (mm)
Panjang buah diukur pada bagian membujur dari buah, pengukuran
dimulai dari pangkal sampai ujung buah. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong.
10) Berat kulit buah (gr)
Pengamatan berat kulit buah dilakukan dengan cara menimbang
kulit buah dengan timbangan digital, buah jeruk yang digunakan adalah
buah jeruk yang sudah matang.
11) Ketebalan kulit buah
Ketebalan kulit buah diukur pada bagian tertebal dari kulit buah
dengan menggunakan jangka sorong.
12) Berat bagian buah yang dapat dimakan (edible portion)
Diukur dengan cara buah mengupas kulit buah, kemudian buah jeruk
ditimbang. Menurut Suleyman (2013), berat bagian buah yang dapat
dimakan diperoleh dengan perhitungan:
Edible Portion = berat buah – (berat kulit + berat biji).
13) Jumlah juring
Jumlah juring dilihat dengan cara membelah buah jeruk yang utuh,
kemudian menghitung seluruh juring yang ada pada setiap buah jeruk.

16
14) Ketebalan daging buah.
Ketebalan daging buah diukur pada bagian tertebal dari daging buah
dengan menggunakan jangka sorong.
15) Berat Biji (gr)
Berat biji ditentukan dengan cara menimbang biji perbuah jeruk
dengan menggunakan jangka jorong.
16) Jumlah biji perbuah
Jumlah biji perbuah di tentukan dengan cara menghitung jumlah biji
secara manual dengan cara membela buah jeruk, kemudian menghitung
seluruh biji yang ada didalam buah jeruk tersebut.
1. 1-4 biji
2. 5-9 biji
3. 10-19 biji
4. 20-50 biji
B. Karakter kualitatif, dengan indikator:
1. Tipe bunga
Tipe bunga diamati secara visual/seksama, dan menentukan apakah
tipe bunga tersebut termasuk kedalam bunga jantan, betina, hermaprodit.
2. Bentuk bunga
Bentuk bunga ditentukan dengan mengamati secara visual bentuk
yang ada pada bunga jeruk.
3. Warna mahkota bunga
Warna mahkota bunga diamati dengan menggunakan Munsell Color
Charts for Plant Tissues. Warna mahkota bunga di amati untuk menentukan
warna bunga jeruk, kemudian dibandingkan dengan skala deskriptor yaitu
berwarna putih, kuning terang, kuning, atau ungu.
4. Warna anther
Warna anther diamati secara visual/seksama, dan menentukan
apakah anther berwarna putih, kuning muda, ataupun kuning.
5. Warna kelopak
Warna kelopak diamati secara visual, untuk menentukan apakah
kelopak bunga berwarna putih, putih kekuningan, ataupun kuning.

17
6. Bentuk buah
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati bentuk buah baik
berbentuk bulat, ellipsoid (elips), piriformis, oblique, obloid, bulat telur.
Pengamatan dimulai dari mengamati bentuk pangkal buah, bentuk ujung
buah, dan bentuk juring. Bentuk bentuk dari buah jeruk dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Bentuk-Bentuk Buah Jeruk


(Sumber: Buku Descriptors for Citrus IPGRI, 1999).

7. Tekstur permukaan buah


Tekstur permukaan buah diamati secara visual dan rabaan. Tekstur
permukaan buah terdiri dari halus, Rough, berpapila, pitted, bergelombang,
beralur.
8. Indeks warna kulit buah
Indeks warna kulit buah diukur dengan menggunakan munsell Color
Charts, tujuannya untuk menentukan apakah kulit buah berwarna hijau,
hijau kekuningan, kuning terang, kuning gelap, orange, ataupun orange
gelap.
9. Tekstur daging buah
Tekstur daging buah diamati secara visual dan rabaan. Tekstur
daging buah terdiri dari renyah, berserat, dan gemuk berair.
10. Indeks warna daging buah
Diukur dengan menggunakan color Charts, tujuannya untuk
menentukan apakah daging buah berwarna putih, hijau, kuning, orange,
orange kemerahan, dan merah terang.
11. Bentuk dasar buah (tangkai akhir)
Bentuk dasar buah diamati secara visual, dan menentukan apakah
dasar buah berbentuk berleher, cembung, terpotong, cekung, cekung
berkerah, dan berkerah berleher.

18
12. Bentuk apeks buah (stilur akhir)
Bentuk apeks buah ditentukan dengan melihat secara visual, untuk
menetukan apakah apeks buah berbentuk mammiform, runcing, bulat,
meruncing, dan tertekan.
13. Bentuk biji
Pengamatan bentuk biji dilakukan dengan mengamati bentuk biji dan
menentukan apakah berbentuk fisiform, clavate, runcing, bulat telur, semi
berbentuk delta, bulat dan semi bulat (Gambar 3.4).

Gambar 3.4. Bentuk-Bentuk Biji Jeruk


(Sumber: Buku Descriptors for Citrus IPGRI, 1999).

14. Warna biji


Warna biji diamati secara visual, untuk menentukan apakah biji
berwarna putih, krim, kekuningan, hijau, atau cokelat.
15. Tektur permukaan biji
Tektur permukaan biji diamati secara visual dan rabaan, dan
menentuan apakah permukaan biji berbentuk halus, keriput, dan berbulu.

3.5. Analisis Data


Data primer diperoleh dengan pengamatan secara langsung, baik di
lapangan dan dilaboratorium. Data Sekunder (aspek budidaya yang dilakukan oleh
petani) diperoleh melalui wawancara dengan petani. Data pengamatan karakter
Kualitatif yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deksriftif, sedangkan pada
karakter kuantitatif dilakukan penghitungan rataan, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan ANNOVA (Analisis of Variance) dengan menggunakan
Software Microsoft Excel. Apabila hasil yang diperoleh berbeda nyata maka
dilanjutkan dengan Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%.

19
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pada karakter kuantitatif dan kualitatif organ generatif tanaman Jeruk
Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh. Karakter kuantitatif yang berbeda
yaitu jumlah stamen, panjang petal, diameter buah, berat buah, berat kulit buah,
ketebalan kulit buah, edible portion, ketebalan daging buah, berat biji dan jumlah
biji. Sedangkan karakter kualitatif yang berbeda yaitu tekstur permukaan buah dan
indeks warna kulit buah.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan perlu melakukan penelitian serupa
untuk mendapatkan hasil yang stabil, serta perlu dilakukannya uji kekerabatan
antara Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.

42
DAFTAR PUSTAKA

Adelina, S. O., E. Adelina., Hasriyanti. 2017. Identifikasi Morfologi dan Anatomi


Jeruk Lokal (Citrus sp) di Desa Doda dan Desa Lempe Kecamatan Lore
Tengah Kabupaten Poso. Jurnal Agrotekbis, 5 (1): 58-65.

Adiyoga, W., T. Setyowati., M. Ameriana dan Nurmalinda. 2009. Perilaku


Konsumen Terhadap Jeruk Siam di Tiga Kota Besar di Indonesia. Jurnal
Hortikultura, 19 (1): 112-124.

Agromedia, R. 2011. Bertanam Jeruk dalam Pot dan di Kebun. Agromedia


Pustaka. Jakarta. 98 hal.

Ahmad, S., Z. A. Chatha., M. A. Nasir., A. Aziz., N. A. Virk dan A. R. Khan.


2006. Effect of Prunning on the Yield and Quality of Kinnow Fruit. Jurnal
of Agriculture dan Social Sciences, 2 (1): 51-3.

Altaf, N., dan A. R. Khan. 2007. The seedless trait in kinnow fruit. Pak. Jurnal
Bot. 39 (1): 203-208.

Anindiyawati, Y. 2011. Pengaruh Perlakuan Masa Penyimpanan dan Bahan


Pembungkus Entres Terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Jeruk (Citrus sp.)
Secara Okulasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Anita, P. D. 2012. Kandungan Vitamin C Buah dan Komponen Minyak Atsiri


Kulit Buah Jeruk Keprok (Citrus nobilis) pada Ketinggian yang Berbeda di
Lereng Gunung Lawu. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Aprisal. 2012. Survei Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Manggis (Garcinia


mangostana L.) sebagai Tanaman Konservasi di Kabupaten Limapuluh
Kota Sumatera Barat. Jurnal Solum, 9 (2): 70-71.

Arief. P. S. 2010. Budidaya Usaha Pengolahan Agribisnis Jeruk. Cv.Pustaka


Grafika. Bandung. 182 hal.

Aryanti, I., E. S. Bayu dan E. H. Kardhinata. 2015. Identifikasi Karakteristik


Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber
officinale Rosc.) di Desa Dolok Saribu Kabupaten Simalungun. Jurnal Online
Agroekoteknologi, 3 (3): 963 – 975.

Ashari, H., Z. Hanif dan A. Supriyanto. 2014. Kajian Dampak Iklim Ekstrim
Curah Hujan Tinggi (La-Nina) pada Jeruk Siam (Citrus nobilis Var.
Microcarpa) di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Lumajang. Planta
Tropika Journal of Agro Science, 2 (1): 51-52.

43
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 2019. Data Suhu, Curah
Hujan, Intensitas Cahaya, Kelembaban, Kecepatan Angin, dan Radiasi
Matahari di Kabupaten Kampar. Stasiun BMKG Provinsi Riau.
Pekanbaru.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau (Bappeda). 2016.


Tinjauan Lapangan dalam Pengembangan Hortikultura Provinsi Riau di
Kabupaten. https://www.riau.go.id/. Diakses 20 November 2018.

Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Buah-Buahan. http://www.bps.go.id/.


Diakses 20 April 2020.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. 2017. Kabupaten Lima Puluh
Kota dalam Angka 2017. http://www.bps.go.id/. Diakses 20 April 2020.

Cahyati, S., M. N. Isda dan W. Lestari. 2016. Induksi Tunas dari Eksplan
Kotiledon dan Epikotil In Vitro Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour) Asal
Kampar pada Media MS. Jurnal Riau Biologia, 1 (5): 31-38.

Cardilla, R. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan di Desa Bumi Agung Kecamatan


Bumi Agung Kabupaten Way Kanan Lampung untuk Pengembangan
Tanaman Jeruk (Citrus nobilis). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.

Chelong, I. A dan S. Sdoodee. 2013. Effect of Climate Variability and Degree-


Day on Development, Yield and Quality of Shogun (Citrus reticulate
Blanco) in Southern Thailand. Jurnal Nat.Sc, 47 (1): 33-41.

Cibro, G. F., P. Marpaung dan Mukhlis. 2012. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jeruk (Citrus Sp.) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica) di Kecamatan
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Barat. Jurnal Online Agroekoteknologi,
1 (1): 78-79.

Cohen, A., J. Lomas dan A. Rassis. 1972. Climatic Effects on Fruit Shape and
Peel Thickness in Marsh Seedless Graperuit. Jurnal Am. Soc. Hort. Sci,
97 (1): 333-41.

Darmayanti, N. W. S. 2015. Induksi Pembungaan Jeruk Siem Kintamani (Citrus


reticulata B.) dengan Paclobutrazol dan Zat Pemecah Dormansi KNO3.
Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2004. Standar Operasional Jeruk. www.deptan.go.id/.


Diakses 10 Desember 2018.

Departemen Pertanian. 2012. Kajian Umum Mengenai Tanaman Jeruk. Avaliable


at: http://ditlin.hortikultura.go.id/jeruk_cvpd/jeruk01.htm. Diakses 07 Juli
2019.

44
Devi, N. F. Dan Hardiyanto. 2017. Keragaman Jeruk Gunung Omeh (Citrus
nobilis Lour.) di Sumatera Barat Berdasarkan Marka RAPD. Jurnal
Hortikultura, 27 (2): 155-156.

Dinas Pertanian (Distan). 2000. Budidaya Tanaman Buah Jeruk.


https://www.distan.jogjaprov.go.id/. Diakses 20 April 2020.

Dinas Tanaman Hortikultura dan Buah-Buahan. 2019. 2019. Data Suhu, Curah
Hujan, Intensitas Cahaya, Kelembaban, di Kabupaten Limapuluh Kota.
Distanhortbun Kabupaten Limapuluh Kota. Payakumbuh.

Endarto, O dan E. Martini. 2016. Pedoman Budi Daya Jeruk Sehat. World
Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program. Bogor.
108 hal.

Faiqoh, N. 2016. Pengolahan Citra Digital dalam Pendugaan Derajat Keasaman


(pH) dan Berat Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour var microcarpa
Hassk) Berdasarkan Variasi Umur Petik. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.

Fikrinda, W. 2012. Pengaruh Strangulasi Single dan Double Terhadap Perbaikan


Keragaan Bibit Jeruk Pamelo (Citrus Grandis (L.) Osbeck). Skripsi.
Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 549 hal.

Harahap, J., H. Fauzana dan A. Sutikno. 2017. Jenis dan Populasi Hama Lalat
Buah (Bactrocera Spp.) pada Tanaman Jeruk (Citrus nobilis Lour) di Desa
Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Jom Faperta, 4 (1): 1-2.

Hardiyanto., E. Mujiarto dan E. S. Sulasmi. 2007. Kekerabatan Genetik Beberapa


Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri. Jurnal Hort, 17 (3): 203-216.

Hasimi, N. R., R. Poerwanto dan K. Suketi. 2016. Degreening Buah Jeruk Siam
(Citrus nobilis) pada Beberapa Konsentrasi dan Durasi Pemaparan Etilen.
Jurnal Hortikultura Indonesia, 1 (2): 111-120.

Heliyanto, B. 2007. Benih Kopong dan Beberapa Kemungkinan Faktor


Penyebabnya. Infotek jarak pagar (Jatropha curcas L.), 2(2) : 5-8.

Hermawan. 2016. Pengaruh Bahan Pembungkus dan Lama Masa Penyimpanan


Entres Terhadap Keberhasilan Okulasi Jeruk Siam Madu (Citrus nobilis).
Skripsi. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

45
Hidayah, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Skripsi. ITB. Bandung.

Hidayati, I. N. N. 2015. Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan Vegetatif Bibit


Tujuh Varietas Jeruk Keprok (Citrus Reticulata Blanco). Skripsi.
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.

Indhirawati, R. A. Purwanto dan P. Basunanda. 2015. Karakterisasi Morfologi


dan Molekuler Jagung Berondong Stroberi dan Kuning (Zea mays L.
Kelompok Everta). Vegetalika, 4 (1): 102-114.

International Plant Genetic Resources Institute. 1999. Descriptors for Citrus.


IPGRI. Italy. 75 hal.

Ismail, I. 2006. Seleksi Pohon Induk Aren Berdasarkan Ciri Morfologi sebagai
Sumber Benih di Kecamatan Lore Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako. Palu.

Jamaris. 2019. Karakter Morfologi Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour) di Desa Kuok
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Skripsi. Fakultas Pertanian dan
Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Jayasamudera, D. J dan Warsana. 2010. Jeruk Keprok. Sinar Baru Algensindo.


Bandung. 131 hal.

Karyanti. 2013. Induksi Keragaman Kalus Embrionik untuk Mendapatkan Mutan


Putatif Jeruk Keprok Garut (Citrus reticulata L.) Melalui Iradiasi Sinar
Gamma. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Lathifah, N. D. 2008. Pengaruh Pre Cooling Metode Contact dan Suhu


Penyimpanan Terhadap Kualitas Pasca Panen Buah Jeruk Keprok (Citrus
nobilis L.) Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang.

Mangoendidjojo. W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisiu.


Yogyakarta. 152 hal.

Miswar, Z. F., Sukarmin dan F. Ihsan. 2012. Teknik Karakterisasi Kuantitatif


Beberapa Aksesi Nenas. Buletin Teknik Pertanian, 17 (1): 10-13.

Mubekti. 2012. Evaluasi Karakterisasi dan Kesesuaian Lahan untuk Komoditas


Unggulan Perkebunan Studi Kasus Kabupaten Kampar. J. Tek. Ling, 13
(1): 38-39.

Novita, L. 2013. Analisis Genetik Karakter Morfo-Agronomi Jarak Pagar Hasil


Pemuliaan Berbasis Pendekatan Kuantitatif dan Molekuler. Tesis. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

46
Nugroho, W. 2008. Karakterisasi Morfologi Beberapa Nomor Aksesi Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Kebun Plasma Nutfah Asembagus,
Situbondo, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

Pracaya. 2009. Jeruk Manis. Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar


Swadaya. Jakarta. 97 hal.

Rahayu, A., S. Slamet., B. A. Purwoko dan I. S. Dewi. 2012. Karakter Morfologi


dan Kimia Kultivar Pamelo (Citrus maxima (Burn.) Merr.) Berbiji dan
Tanpa Biji. J. Agron. Indonesia, 40 (1): 48-55.

Rahayu, E. S. 2012. Kajian Kualitas Jeruk Keprok Garut (Citrus reticulata L.)
pada Tiga Lokasi Berbeda di Kabupaten Garut. Skripsi. Departemen
Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ridjal, J. A. 2008. Analisis Faktor Determinan Keikutsertaan Petani


Berkelompok, Pendapatan dan Pemasaran Jeruk Siam di Kabupaten
Jember. J-SEP, 2 (1):1-9.

Rosalina, S. C. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologi dan Hubungan


Kekerabatan Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Beberapa Desa
Kabupaten Simalungun. Skripsi. Program Studi Agroteknologi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Saputri, M. R. F., Rachmardianti dan Raharjo. 2015. Penurunan 30 Logam Berat


Timbal (pb) Ikan Nila (Oreochormis milofia) Kali Surabaya Menggunakan
Filtrat Jeruk Siam (Citrus nobilis). Lentera Bio, 4 (2): 136-142.

Sari, A. D. P. 2013. Pertumbuhan Bibit Jeruk Keprok (Citrus Nobilis) Hasil


Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Batang Bawah Rough
Lemon (Citrus jambhiri Lush). Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Setiawan, A. S., F. Rachmadianti dan Raharjo. 2012. The Effectiveness of


Various Tyles of Orange Heavy Metals Concentration on White Shirup
(Phanaaeus marquensis). Lentera Bio, 1 (1): 35-40.

Suherty. L., Z. Fanani dan A. Muhaimin. 2009. Analisis Efesiensi Pemasaran


Jeruk. http. Faizul Mubarak. Wordpres.com//: Diakses pada tanggal 11
Desember 2019.

Suleyman. 2013. Karakterisasi Beberapa Varietas Jeruk Keprok Dataran Rendah.


Skripsi. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.

47
Sulistyaningrum, M. D., S. Susanto. 2004. Kualitas dan daya simpan buah jeruk
fremont (Citrus reticulata var. fremont) yang dipanen dari tingkat
ketinggian lahan yang berbeda. Bul. Agron, 32 (3): 32-36.

Sumiati, Y. 2010. Identifikasi Morfologi Tanaman Jeruk Kacang (Citrus nobilis


L.) di Kenagarian Kacang Kab. Solok. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Andalas Padang.

Sunarjono, H. 2010. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta. 176 hal.

Sunarjono, H. 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta. 204 hal.

Supriyadi. 2017. Kelayakan Usahatani Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Desa
Sambimaya Kecamatan Juntiyuat Kabupaten Indramayu. Jurnal
Agriwiralodra, 9 (1): 3-7.

Tafajani, D. S. 2011. Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-Buahan.


Cahaya Atma. Yogyakarta. 110 hal.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfolohi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta. 477 hal.

Tobing, D. M. A. L., E. S. Bayu dan L. A. M. Siregar. 2013. Identifikasi Karakter


Morfologi Dalam Penyusunan Deskripsi Jeruk Siam (Citrus nobilis) di
Beberapa Daerah Kabupaten Karo. Jurnal Online Agroteknologi, 2 (1): 75-
85.

Varoquaux, F., R. Blanvillain, M. Delseny, P. Gallois. 2000. Less is better: new


approaches for seedless fruit production. Tibtech, 18 (1): 233-242.

Wahyuningsih, G. 2009. CVPD Pada Jeruk (Citrus spp) dan Upaya


Pengendaliannya. Vis Vitalis, 2 (2): 65-73.

Winarto. W. P. 2003. Sambiloto Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar


Swadaya. Jakarta. 133 hal.

Yulianto, A. 2012. Budidaya Buah-Buahan Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk,


Mangga, Pepaya. Javalitera. Yogyakarta. 106 hal.

48
Lampiran 1. Bagan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan

Survey Persiapan Pengambilan Pengamatan


Awal Pengamatan Sampel Buah Morfologi

Bunga

Buah

Biji

Pengolahan Data

Laporan Akhir

49
Lampiran 2. Data Hasil Wawancara Pemilik Lahan

Lokasi Penelitian
No Uraian
Kuok Gunung Omeh
1. Nama Lengkap Yan Afrizal Harifando
2. Nama Panggilan Iyan Fando
3. Umur 47 Tahun 25 Tahun
4. Alamat Desa Empat Balai Desa Lakuang
5. Pekerjaan Petani Petani
6. Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
7. Status Menikah Lajang
8. Pendidikan Terakhir SMP SMP
9. Awal Mula Bertani Tahun 2004 Tahun 2009
10. Pengalaman Bertani 15 Tahun 10 Tahun
11. Produksi Jeruk 12 Ton/ Tahun 48 Ton/Tahun
12. Harga per Kg Rp. 15.000 Rp. 15.000
13. Pendapatan/Bulan Rp.15.000.000 Rp. 40.000.000
14. Kepemilikan Lahan Milik Pribadi Milik Pribadi
15. Luas Lahan 1 Hektar 3 Hektar
16. Lokasi Lahan Desa Silam Desa Lakuang
17. Umur Tanaman 5 Tahun 5 Tahun
18. Jumlah Tanaman 80 Tanaman 360 Tanaman
19. Cara Perbanyakan Okulasi Okulasi
20. Sumber Bibit Kecamatan Kuok Kecamatan Kuok
21. Total perbanyakan/ Tahun 48 Kali/Tahun Tidak ada
22. Penggeburan Tanah Dilakukan Dilakukan
23. Jarak Tanam 5 x5 meter 5x5 meter
24. Cara Pengendalian Gulma Mekanik dan kimia Kimia
25. Waktu Pemangkasan Setelah Pemanenan Setelah Pemanenan
26. Teknik Pengendalian OPT Mekanik dan Kimia Mekanik dan Kimia
27. Sumber Pupuk Toko Pertanian Toko Pertanian
28. Dosis Pupuk Kandang 10 kg /tanaman 10 kg/tanaman
29. Pupuk Kimia Tidak ada KCl, Urea, ZA
Ket.Data Hasil Pengamatan di Lapangan.

50
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Jeruk Siam Kuok Jeruk Siam Gunung Omeh

Bagian dalam Buah Jeruk Siam Kuok Bagian dalam Buah Jeruk Siam
Gunung Omeh

Pengambilan Sampel Bunga Jeruk Pengambilan Sampel Bunga Jeruk


Siam Kuok Siam Gunung Omeh

Penentuan Warna Anther Jeruk Siam Penentuan Warna Anther Jeruk Siam
Kuok Gunung Omeh

51
Bunga Jeruk Siam Kuok Bunga Jeruk Siam Gunung Omeh

Pengambilan Sampel Buah Jeruk Siam Pengambilan Sampel Buah Jeruk


Kuok Siam Gunung Omeh

ProsesPengukuran Ketebalan Daging Pengukuran Ketebalan Daging


Jeruk Siam Kuok Jeruk Siam Gunung Omeh

Pengupasan Kulit Jeruk Siam Buah Proses Pengeluaran Biji dari


Jeruk Siam Daging Buah Jeruk Siam

52
Lampiran 4. Data Cuaca di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat

Data Cuaca Pada Alat Sistem Aws Mesonet Distanhortbun Kabupaten Lima
Puluh Kota
No Bulan Tahun Curah Suhu Kelembaban Kecepatan
Hujan (°C) (%) Angin
(mm) (Knot)
1 November 2018 294 20,7 66,00% 6
2 Desember 2018 498 20,5 61,1 6
3 Januari 2019 682 20,8 68,5 6
4 Febuari 2019 618 21 69 6,3
5 Maret 2019 100 20,5 59,3 6,5
6 April 2019 592 21,4 61,2 6,1
7 Mei 2019 468 20 59,3 5,7
Sumber: Dinas Tanaman Hortikultura dan Buah-Buahan

Data Cuaca Kabupaten Kampar


No Bulan Tahun Curah Suhu Kelembaban Kecepatan
Hujan (°C) (%) Angin
(mm) (Knot)
1 November 2018 521 27.7 85 4
2 Desember 2018 274 27.6 86 4
3 Januari 2019 279 26.5 85 4
4 Februari 2019 96 26.4 84 5
5 Maret 2019 128 27 82 4
6 April 2019 214 26,2 83 5
7 Mei 2019 226 27.1 83 4
Sumber : BMKG Provinsi Riau

53
Lampiran 5. Tabel Analisis Sidik Ragam

Sumber Derajat Jumlah F Tabel


Kuadrat
Keragaman Bebas Kuadrat F Hitung
Tengah 0,05 0,01
(SK) (DB) (JK)
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG - -
Galat (t)(r-1) JKG KTG - - -
Total tr-1 JKT - - - -
Keterangan:

a. t = Perlakuan
b. r = Ulangan
c. Faktor koreksi (FK) G2/ t x r
d. Jumlah Kuadrat Total (JKT) = – FK

e. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

f. Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP


g. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = JKP/DBP
h. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTG) = JKG/DBG
i. F hitung = KTP/KTG
j. X = Rataan Total

k. KK = X 100%

54

Anda mungkin juga menyukai