Oleh:
PERMATA HANAFI
11582202790
Oleh:
PERMATA HANAFI
11582202790
Permata Hanafi
11582202790
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbil’alamin.......
Sembah sujudku serta rasa syukur kepada-Mu ya Rabb, atas segala nikmat dan karunia-Mu
Dengan cinta, kasih dan sayang-Mu lah hamba bisa bertahan hingga detik ini
Dengan izin dan ilmu-Mu hamba mampu melewati semua ujian ini
Ya Rabbi…
Akhirnya aku sampai ke titik ini,
sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku Ya Rabb,
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada Mu Ya Rabb,
Serta Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
dan para sahabat yang mulia.
Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini, menjadi amal shaleh bagiku, menjadi langkah
awal dari perjalanan hidupku untuk meraih cita-cita dan menjadi kebanggaan
bagi keluargaku tercinta.
Sepercik keberhasilan Engkau hadiahkan padaku ya Rabb dengan selesainya karya tulis ini .
Ku persembahkan untuk Ayahanda tercinta Nasril Nafit dan Ibunda tercinta Hasnidar
Yang senantiasa selalu mendo’akan, mencurahkan kasih sayang demi tercapainya cita-citaku.
Kakak serta Adikku tercinta....
Terima Kasih atas do’a, dukungan serta bantuan kalian selama ini.
Hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.
Maaf belum bisa menjadi panutan yang seutuhnya.
Semoga kelak kita bisa sama-sama membahagiakan
kedua orang tua dan keluarga kita.
Amin,,,,,,
RIWAYAT HIDUP
Pada tahun 2015 melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional
(SBMPTN) penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Selama masa perkuliahan penulis pernah mengikuti organisasi
Green Agriculture Community (GAC). Penulis pernah menjadi asisten praktikum
pada matakuliah Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan pada tahun 2018.
Pada bulan Juli hingga Agustus Tahun 2017 telah melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di LIPI Kebun Raya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kemudian pada
bulan Juli hingga Agustus tahun 2018 penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) dan menjadi delegasi KKN Kebangsaan & Bersama Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2018 di Provinsi Lampung.
Pada bulan April sampai dengan Juni 2019 penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Karakterisasi Morfologi Organ Generatif Tanaman Jeruk Siam
(Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi yang Berbeda”, dibawah bimbingan Ibu
Tiara Septirosya, S.P., M.Si. dan Ibu Ervina Aryanti, S.P., M.Si. Pada Tanggal
07 April 2020 dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian
melalui sidang tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan
Peternakan Univeristas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
KATA PENGANTAR
Penulis
i
KARAKTERISASI MORFOLOGI ORGAN GENERATIF TANAMAN
JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI DUA SENTRA LOKASI
YANG BERBEDA
INTISARI
Karakterisasi morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berasal
dari Riau dan Sumatera Barat perlu dilakukan untuk melihat perbedaan
karakteristik organ generatif yang dimiliki oleh tanaman jeruk, mengingat
berbedanya kondisi lahan dan agroklimatologi dari kedua lokasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Karakter morfologi organ
generatif tanaman Jeruk Siam yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni
2019 di Desa Silam, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di
Desa Lakuang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluhkota, Provinsi
Sumatera Barat, serta di Laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fakultas
Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultsan Syarif Kasim Riau.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap: tahap pertama adalah observasi dan
wawancara langsung kepada petani dan tahap yang kedua adalah karakterisasi
yang dilakukan pada organ generatif tanaman Jeruk Siam yaitu bunga, buah, dan
biji. Setiap lahan diambil 15 sampel tanaman, masing-masing tanaman diambil
empat sampel bunga dan buah. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan
adanya perbedaan pada karakter kuantitatif dan kualitatif Jeruk Siam Kuok dan
Jeruk Siam Gunung Omeh. Karakter kuantitatif yang berbeda yaitu jumlah
stamen, panjang petal, diameter buah, berat buah, berat kulit buah, ketebalan kulit
buah, edible portion, ketebalan daging buah, berat biji dan jumlah biji. Sedangkan
karakter kualitatif yang berbeda yaitu tekstur permukaan buah dan indeks warna
kulit buah.
Kata Kunci: Jeruk Siam Kuok, Jeruk Siam Gunung Omeh, Karakterisasi.
ii
MORPHOLOGICAL CHARACTERIZATION OF SIAM CITRUS
(Citrus nobilis L.) GENERATIVE ORGAN IN TWO
DIFFERENT CENTRA LOCATIONS
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
INTISARI ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR SINGKATAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penelitian 3
1.3. Manfaat Penelitian 3
1.4. Hipotesis 3
V. PENUTUP 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 42
iv
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 49
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian......................................................... 20
4.2. Rata-Rata Hasil Pengamatan Karakter Morfologi Tanaman Jeruk
Siam di Dua Lokasi yang Berbeda........................................................ 22
4.6. Rata-Rata Berat Kulit Buah, Ketebalan Kulit dan Edible Portion
Buah Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh........................ 28
4.7. Rata-Rata Jumlah Juring dan Ketebalan Daging Buah Jeruk Siam
Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.................................................... 30
4.8. Rata-Rata Berat Biji, dan Jumlah Biji Jeruk Siam Kuok dan Jeruk
Siam Gunung Omeh.............................................................................. 31
4.9. Rata-Rata Tipe Bunga, dan Bentuk Bunga Jeruk Siam Kuok dan
33
Jeruk Siam Gunung Omeh.....................................................................
4.10. Rata-Rata Warna Mahkota Bunga, Warna Anther bunga dan Warna
Kelopak bunga Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung 34
Omeh.....................................................................................................
4.11. Hasil Pengamatan Kualitatif Bentuk Buah, Tekstur Permukaan Buah
dan Indeks Warna Kulit Buah Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam 36
Gunung Omeh.......................................................................................
4.12. Rata-Rata Tekstur Daging Buah, dan Indeks Warna Daging Buah
Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh................................. 38
4.13. Rata-Rata Bentuk Dasar Buah, dan Bentuk Apeks Buah Jeruk
SiamKuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh............................................ 39
4.14. Rata-Rata Bentuk Biji, Warna Biji, dan Tekstur Permukaan Biji
40
Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.................................
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bunga Jeruk............................................................................................. 5
2.2 Buah Jeruk............................................................................................... 6
2.3 Biji Jeruk.................................................................................................. 6
2.4 Buah Jeruk Siam...................................................................................... 9
3.1 Bagian-Bagian Bunga Jeruk.................................................................... 15
3.2 Bagian-Bagian Diameter Jeruk................................................................ 16
3.3 Bentuk-Bentuk Buah Jeruk...................................................................... 18
3.4 Bentuk-Bentuk Biji Jeruk........................................................................ 19
4.1 Kondisi Kebun Jeruk Siam (a) di Kecamatan Kuok, Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau, (b) di Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten 20
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat..............................................
4.2 Panjang Tangkai Bunga (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
23
Gunung Omeh..........................................................................................
4.3 (a) Panjang Petal Bunga Jeruk Siam Kuok, (b) Panjang Petal Bunga
Jeruk Siam Gunung Omeh, (c) Lebar Petal Bunga Jeruk Siam Kuok, 25
(d) Lebar Petal Bunga Jeruk Siam Gunung Omeh..................................
4.4 (a) Diameter Buah Jeruk Siam Kuok, (b) Diameter Buah Jeruk Siam
Gunung Omeh, (c) Berat Buah Jeruk Siam Kuok, (d) Berat Buah
26
Jeruk Siam Gunung Omeh, (e) Panjang Buah Jeruk Siam Kuok, (f)
Panjang Buah Jeruk Siam Gunung Omeh..............................................
4.5 Berat Kulit Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
Omeh........................................................................................................ 29
4.6 Ketebalan Kulit Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
Gunung Omeh.......................................................................................... 29
4.7 Ketebalan Daging Buah (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung
31
Omeh........................................................................................................
4.8 Berat Biji (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung Omeh............. 32
4.9 Bentuk Bunga (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
34
Omeh........................................................................................................
4.10 (a) Warna Bunga dan Warna Anther Jeruk Siam Kuok, (b) Warna
Bunga dan Warna Anther Jeruk Siam Gunung Omeh, (c) Warna
35
Kelopak Jeruk Siam Kuok, dan (d) Warna Kelopak Jeruk Siam
Gunung Omeh..........................................................................................
vii
4.11 Bentuk Buah, Tekstur Permukaan Buah, dan Indeks Warna Kulit
Buah: (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam Gunung
37
Omeh........................................................................................................
4.12 Indeks Warna Daging Buah (a) Jeruk Siam Kuok, dan (b) Jeruk Siam
38
Gunung Omeh..........................................................................................
4.13 Bentuk Dasar dan Apeks Buah (a) Jeruk Siam Kuok, (b) Jeruk Siam
Gunung Omeh.......................................................................................... 39
4.14 Bentuk Biji, Warna Biji, dan Tekstur Permukaan Biji: (a) Jeruk Siam
40
Kuok, (b) Jeruk Siam Gunung Omeh.....................................................
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Bagan Pelaksanaan Penelitian................................................................. 49
2. Data Hasil Wawancara Pemilik Lahan.................................................... 50
3. Dokumentasi Kegiatan............................................................................ 51
4. Data Cuaca di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat............................................. 53
5. Tabel Analisis Sidik Ragam.................................................................... 54
x
I. PENDAHULUAN
1
Sumatera Barat juga termasuk ke dalam Provinsi terbesar keenam di
Indonesia yang mampu menghasilkan produksi Jeruk Siam yang tinggi.
Kecamatan yang menjadi sentra utama pengembangan komoditi jeruk terbesar di
Sumatera Barat adalah Kecamatan Gunung Omeh, dimana jumlah produksi
terbesar mencapai 11.905.30 ton (BPS Kabupaten Limapuluh Kota, 2017).
Plasma nutfah jeruk di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat
menyimpan potensi yang bisa dikembangkan, memiliki nilai jual yang tinggi dan
digemari konsumen baik dari daerah sendiri maupun dari luar. Namun diduga
adanya perbedaan karakter morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang
berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat, mengingat bedanya
kondisi lingkungan dari kedua lokasi tersebut. Kondisi lahan dan agroklimatologi
yang berbeda diduga dapat menyebabkan perbedaan karakter dan sifat morfologi
serta bentuk yang dimiliki tanaman. Sehingga perlu dilakukan karakterisasi
tanaman jeruk untuk mengetahui karakter khusus dari tanaman yang akan
dibudidayakan.
Karakterisasi adalah kegiatan mengidentifikasi sifat-sifat penting yang
menjadi penciri dari jenis tanaman tersebut. Untuk mengidentifikasi karakter
suatu tanaman dapat dilakukan melalui karakterisasi secara morfologi yaitu
dengan pengamatan secara langsung terhadap fenotipe tanaman dan secara
molekuler yaitu dengan menggunaan penanda tertentu (Novita, 2013).
Karakterisasi yang sering digunakan dalam menentukan karakter suatu tanaman
adalah karakterisasi morfologi. Hal ini dikarenakan karakterisasi morfologi
merupakan cara yang termudah dalam mengenal karakter suatu tanaman
(Indhirawati dkk., 2015).
Menurut Sumiati (2010), karakterisasi morfologi adalah kegiatan
mengenali sifat dan karakter suatu tanaman dengan cara mengamati secara visual,
dimana karakterisasi ini mudah diamati dengan mata biasa, dan muncul pada
berbagai kondisi lingkungannya. Karakterisasi morfologi ini bertujuan untuk
mendapatkan data karakter morfologi agronomis sehingga dapat dibedakan
fenotip dari setiap tanaman dengan cara yang cepat dan mudah (Bermawie, 2005
dalam Aryanti 2015). Karakterisasi morfologi organ generatif Jeruk Siam perlu
dilakukan untuk mengetahui karakter morfologi organ generatif yang dimiliki
2
dari tanaman Jeruk Siam yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera
Barat. Menurut Tjitrosoepomo (1989), secara umum organ generatif tanaman
yang bisa di amati berupa bunga, buah, dan biji.
Dari penelitian ini diharapkan diperolehnya informasi perbedaan karakter
morfologi organ generatif yang dimiliki oleh Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam
Gunung Omeh, sehingga diketahui jenis Jeruk Siam yang baik dan terstandar
untuk dibudidayakan dan dikonsumsi oleh semua masyarakat. Oleh karena itu,
penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Karakterisasi Morfologi Organ
Generatif Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi yang
Berbeda”.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter morfologi
organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berada di Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai sumber
informasi kepada mahasiswa, petani dan masyarakat tentang perbedaan karakter
morfologi organ generatif tanaman Jeruk Siam yang berada di Provinsi Riau dan
Provinsi Sumatera Barat.
1.4. Hipotesis
Terdapat perbedaan karakter morfologi organ generatif Jeruk Siam yang
berada di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
Jeruk merupakan anggota famili Rutaceae yang terdiri dari banyak spesies
dan varietas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia (Suleyman, 2013).
Menurut Sunarjono (2010), spesies jeruk yang terkenal diantaranya Jeruk Keprok
(Citrus reticulata), Jeruk Manis (Citrus sinensis), Jeruk Besar (Citrus grandis),
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), Jeruk Purut (Citrus hystrix) dan Jeruk Ponsil
(Citrus tripoliata).
Bunga jeruk berbentuk majemuk dalam satu tangkai, tiap kuntum bunga
berkelamin ganda, bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk-
pucuk ranting yang masih muda. Bunga tanaman jeruk akan berwarna putih,
kecuali warna bunga jeruk nipis dan jeruk purut agak kemerahan hingga
keunguan, berbau harum karena banyak mengandung nektar (madu). Kelopak
bunga berbentuk cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada lima lembar dengan
bentuk bulat telur panjang kearah pangkal disertai dengan ujung yang menyempit
(Anindiyawati, 2011).
Menurut Lathifah (2008), buah adalah jaringan sel yang tumbuh dari
jaringan perkembangan bunga dan biji yang masak bersama-sama jaringan
pembungkusnya. Buah jeruk matang 4-6 bulan setelah berbunga, biasanya terjadi
5
pada bulan Mei-Juni. Jeruk besar matang pada musim buah utama dari bulan Juni-
September.
Menurut Wahyuningsih (2009), dinding buah jeruk mempunyai lapisan
kulit luar yang tipis, kaku, mula-mula berwarna hijau setelah masak warnanya
berubah menjadi kuning/jingga. Lapisan tengah seperti spons berwarna putih.
Lapisan dalam bersekat sekat sehingga terbentuk ruangan. Menurut Sunarjono
(2010), buah jeruk umumnya berbentuk bulat dan lonjong. Dinding kulit buah
jeruk berpori–pori, terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi pektin. Kandungan
pektin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut Albedo.
Jeruk kates dan jeruk nipis bentuk buahnya lonjong, sedangkan jeruk besar
memiliki kulit buah yang tebal dan agak sulit untuk dikupas. Buah jeruk dapat
dilihat pada Gambar 2.2 dibawah.
Buah jeruk memiliki biji dengan bentuk seperti telur namun runcing di
salah satu ujungnya. Jeruk memiliki biji berwarna putih, permukaan bijinya halus
serta warna kotiledonnya juga putih. Biji jeruk memiliki ukuran panjang sekitar
5–10 mm dengan jumlah biji rata-rata berkisar 10 biji perbuah. Jumlah biji pada
jeruk dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, yaitu waktu dan daerah
penanaman serta penyerbukan (Rahayu, 2012). Biji jeruk dapat dilihat pada
Gambar 2.3 dibawah.
6
2.4. Syarat Tumbuh Jeruk
Tanaman jeruk yang ditanam dilingkungan tumbuh yang sesuai akan
menghasilkan Produktivitas buah yang tinggi dengan kualitas buah yang baik.
Agroklimatologi yang sesuai dapat mendukung pertumbuhan dan pembuahan
tanaman jeruk secara optimal. Keadaan lingkungan tumbuh dapat mempengaruhi
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman (Agromedia, 2011).
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jeruk. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi diantaranya faktor fisik dan faktor biologi. Faktor fisik yang
mempengaruhi seperti iklim, air, kandungan hara tanah. Faktor biologi yang
mempengaruhi diantaranya hama dan penyakit tanaman jeruk (Darmayanti, 2015).
Jeruk banyak ditanam didaerah 20-40o LU dan 20-40o LS, didaerah
subtropis (Pracaya, 2009).
Tanaman jeruk akan tumbuh dan berbuah baik di daerah yang tipe
iklimnya agak kering asalkan tersedia cukup air (Sari, 2013). Suhu juga menjadi
salah satu penentu dalam pertumbuhan tanaman jeruk. Jeruk tumbuh secara
optimal pada suhu 25-30oC. Ketika keadaan suhu kurang optimal dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu ataupun terhenti (Hanum, 2008).
Kelembapan optimum yang dibutuhkan tanaman jeruk adalah berkisar 70-
o
80 C. Tanaman jeruk yang tumbuh pada daerah yang kering menyebabkan
penguapan air dari daun dan buah sangat tinggi, namun jika tingkat kelembapan
terlalu rendah dapat menyebabkan tumbuhnya organisme perusak seperti jamur.
Tanaman jeruk membutuhkan 5-9 bulan basah untuk perkembangan bunga
dan buah. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan
tersebar secara normal dan adanya hujan setiap minggu sehingga tidak
menyebabkan tanaman stress ataupun terganggu akibat kekeringan. Menurut
Tafajani (2011), bulan basah diperlukan untuk menjaga agar tanah tetap lembab
sehingga bunga dan buah perkembangan secara baik.
Curah hujan berpengaruh terhadap kualitas buah yang dihasilkan, terutama
rasa. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan buah rontok dan mudah
terserang penyakit sehingga produksinya rendah. Bunga yang muncul saat musim
penghujan menyebabkan serbuk sari berkecambah sebelum mencapai putik,
7
sehingga akan menghambat pembentukan buah. Tanaman jeruk dapat tumbuh
dengan baik pada tingkat kemiringan sekitar 30o (Distan, 2000).
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik pada kondisi pencahayaan
penuh untuk pertumbuhannya. Cahaya matahari sangat dibutuhkan tanaman
dalam pertumbuhan normal, perkembangan buah dan lain sebagainya (Yulianto,
2012). Tanaman jeruk memerlukan penyinaran matahari langsung dan kecepatan
angin dibawah 40%, apabila kecepatan angin lebih dari 40-48%, maka akan
menyebabkan kerontokan pada bunga dan buah (Ashari dkk., 2014).
Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, produksi, dan kualitas dari buah jeruk. Tanaman
jeruk dapat dibudidayakan di dataran rendah hingga dataran tinggi, tergantung
pada spesiesnya. Menurut Jayasamudera (2010), di daerah tropis tanaman jeruk
dapat tumbuh hingga ketinggian 1400 mdpl. Tinggi rendahnya tempat sangat
mempengaruhi kualitas buahnya. Tanaman jeruk yang tumbuh pada dataran tinggi
kemungkinan besar buahnya lebih asam dibandingkan dengan tanaman jeruk yang
ditanam pada dataran rendah. Pertumbuhan jeruk yang optimal dapat diperoleh
diareal dengan kedalaman tanah lebih 60 cm.
Menurut Cibro dkk. (2012), tanah yang subur dan gembur merupakan
tempat tumbuh yang baik bagi tanaman jeruk. Pada tanah ini banyak mengandung
humus pertumbuhan tanaman ini sangat cepat, sedangkan pada tanah yang banyak
mengandung garam, tanaman ini pertumbuhannya lambat (kurus). Menurut
Yulianto (2012), tanaman jeruk sangat sensitif pada keadaan tanah yang banyak
mengandung garam. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jeruk adalah
tanah lempung sampai tanah lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-
50%, dan pasir <50%, cukup humus, tata air dan udara baik (Hermawan, 2016).
Tanaman jeruk dapat tumbuh pada tanah dengan pH 5-8, namun akan
tumbuh optimal pada tanah dengan pH 6-7. Tanah yang memiliki pH terlalu tinggi
akan menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman, terutama unsur hara
kalium yang berperan dalam pembentukan buah (Agromedia, 2011). Apabila pH
tanah terlalu rendah dapat dinaikkan dengan memberi dolomit.
8
2.5. Jeruk Siam
Jeruk Siam merupakan salah satu anggota jeruk lokal yang paling banyak
ditanam di Indonesia. Jeruk Siam mudah didapat oleh masyarakat setempat karena
Jeruk Siam tersebar merata diseluruh bagian dari Indonesia (Saputri dkk., 2015).
Ciri khas dari jeruk ini adalah memiliki kulit yang tipis, dan lebih lekat dengan
dagingnya. Karakteristik lainnya adalah daging buahnya tidak berongga dan
memiliki kandungan air yang tinggi, dan kulit buahnya berwarna hijau
kekuningan (Endarto dkk., 2016). Buah Jeruk Siam dapat dilihat pada Gambar 2.4
dibawah.
Jeruk Siam digemari karena memiliki rasa yang manis dan mengandung
vitamin C yang cukup tinggi. Jeruk Siam memiliki permukaan kulit yang halus
dan mengkilap (Hasimi, 2016). Ukuran buah Jeruk Siam akan bertambah selama
pertumbuhan sebanding dengan pertambahan berat pada buah. Semakin luas
ukuran/diameter buah maka semakin berat massanya. Presentase kulit dalam dan
kulit luar semakin berkurang selama pertumbuhan dan perkembangan buah
(Faiqoh, 2016).
Jeruk Siam memiliki jenis yang berbeda-beda, dimana jenisnya tergantung
dari daerah asalnya. Jenis Jeruk Siam diantaranya Siam Pontianak, Siam Madu,
Siam Garut, dan Siam Palembang (Supriyadi, 2017). Terdapat 3 varietas Jeruk
Siam unggulan yang ada di Indonesia, yaitu Siam Madu, Siam Kintamani, Siam
Gunung Omeh (Balitjestro, 2012).
Ashari dkk. (2014) menyatakan, pertumbuhan tanaman Jeruk Siam dan
mutunya dipengaruhi oleh kualitas bibit, tanah dan juga dipengaruhi oleh iklim.
Persyaratan tumbuh iklim, tanaman jeruk memerlukan 6-9 bulan basah (musim
hujan), curah hujan 1000-2000 mm/tahun merata sepanjang tahun, dan
9
memerukan air yang cukup terutama di bulan Juli sampai Agustus. Temperatur
optimal yang dibutuhkan antara 25-30oC dengan kelembapan optimum sekitar 70-
80%. Kecepatan angin tidak lebih dari 40% (karena bila lebih dari 40% akan
merontokkan bunga dan buah).
Jeruk Siam memerlukan sinar matahari langsung (tidak menyukai tempat
yang terlindung dari sinar matahari). Jenis tanah yang cocok adalah andosol dan
latosol dengan derajat keasaman tanah (pH tanah) 5,5-6,5 dengan kandungan
garam 10%. Kedalaman air tanah 150-200 cm dibawah permukaan tanah. Pada
musim kemarau kedalaman air 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Ketinggian,
jeruk dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.200 mdpl (Anita, 2012).
Menurut Setiawan dkk. (2012), Jeruk Siam mengandung asam sitrat yang
berperan dalam menurunkan kadar logam berat pada suatu organisme. Selain itu
juga sebagai bahan baku industri makanan, minuman, kosmetik serta pengawet.
Asam sitrat yang terkandung jalam Jeruk Siam berkisar 4,4 gr per satu kg buah
jeruk.
2.6. Karakterisasi
Karakterisasi adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi sifat-sifat
penting suatu tanaman yang memiliki nilai ekonomi atau yang merupakan penciri
dari varietas yang bersangkutan. Sifat yang diamati dapat berupa karakter
morfologi tanaman, yaitu bentuk daun, bentuk buah, warna kulit biji, dan lain
sebagainya (Hidayati, 2015). Menurut Miswar dkk. (2012), karakterisasi
bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter yang dimiliki oleh tanaman, baik
itu karakter kuantitatif maupun karakter kualitatif. Karakterisasi penting
dilakukan sebagai langkah awal pengumpulan informasi tentang karakter
tanaman. Setelah dilakukan karakterisasi, perlu dibuat deskripsi yang digunakan
untuk memberikan informasi tentang karakteistik plasmah nutfah.
Karakterisasi terdiri dari beberapa cara, salah satunya adalah karakterisasi
secara morfologi. Karakter morfologi adalah karakter yang diamati berdasarkan
pengamatan visual Jeruk Siam yang ada di Kecamatan Kuok dan di Kecamatan
Gunung Omeh. Menurut Karyanti (2013), pengamatan morfologi dilakukan pada
karakter-karakter kuantitatif dan kualitatif. Kelebihan Karakter morfologi adalah
10
mudah dilihat sehingga variasinya dapat dinilai cepat jika dibandingkan dengan
karakter-karakter ainnya.
Karakterisasi morfologi bertujuan untuk mengetahui sifat karakter suatu
tanaman yang memiliki nilai ekonomi serta sebagai ciri khas dari suatu varietas.
Karakterisasi morfologi merupakan suatu teknik yang mudah dan sederhana
dalam menentukan karakter suatu tanaman. Hidayati (2015) menyatakan bahwa
morfologi berasal dari kata morphus yang artinya wujud atau bentuk dan logos
yang artinya ilmu, sehingga dengan itu dapat digambarkan bagaimana wujud atau
bentuk tumbuhan yang diberi nama itu. Karakterisasi perlu dilakukan mengingat
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat merupakan sumber plasma nutfah
tanaman Jeruk Siam yang berpotensi untuk dikembangkan (Bappeda, 2016).
11
sebesar 21,4oC, dan temperatur maksimum terjadi pada September dengan
temperatur 35oC.
Salah satu sentra penghasil Jeruk Siam di Kabupaten Kampar adalah Desa
Kuok yang berada pada Kecamatan Kuok. Menurut Cahyati dkk. (2016),
Kabupaten Kampar merupakan sentra penghasil Jeruk Siam yang berada di
Kecamatan Kuok yang dikenal dengan nama Jeruk Kuok. Distribusi Jeruk Siam
Kuok sudah sampai ke Sumatera Barat dan Jakarta. Jeruk Siam Kuok ini memiliki
perbedaan khas dengan Jeruk Siam lainnya. Jeruk Siam Kuok memiliki rasa yang
manis dan harum sehingga diminati oleh masyarakat Riau. Kulit Jeruk Siam Kuok
bertekstur licin dan menempel lebih dekat dengan dagingnya.
2.7.2. Kecamatan Gunung Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota
Secara administratif lokasi daerah penelitian terletak di Kabupaten
Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Luas wilayah Kabupaten Limapuluh
Kota yakni seluas ±.354,30 km2 atau 7,94% dari luas Provinsi Sumatera Barat.
Posisi geografi daerah penelitian ini terletak antara : 0 o – 0o
100o 6 B – B – 791 mdpl.
Lahan di Kabupaten Limapuluh Kota cukup luas dan didominasi oleh
lahan yang bertopografi landai sampai curam. Topografi daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota bervariasi antara datar, bergelombang dan berbukit-bukit dengan
ketinggian dari permukaan laut antara 110 meter dan 2.261 meter (Aprisal, 2012).
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Lima Puluh Kota (2009), Kecamatan Gunung Omeh adalah salah satu dari 13
Kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
yang sangat dikenal dengan tanaman jeruknya. Komoditi jeruk yang diusahakan
petani adalah Jeruk Siam (Citrus nobilis L.), dimana dikalangan petani JerukSiam
ini sering disebut sebagai Jeruk Siam Gunung Omeh (Jesigo). Sentra komoditi
Jeruk Siam Gunung Omeh ini memiliki luas 747,25 Ha dengan produksi 3.025
ton/tahun.
Menurut Agromedia (2011), Jeruk Siam Gunung Omeh merupakan salah
satu jeruk unggul di Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Jeruk ini
memiliki kulit buah yang tebal dan berwarna jingga. Ukuran buahnya besar
dengan bobot berkisar 300-400 gr perbuah.
12
III. MATERI DAN METODE
13
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi:
3.4.1. Survei Awal
Tahap pertama adalah melakukan survei lapangan untuk menentukan
lokasi penelitian yang akan dilakukan dan mengurus surat izin penggunaan lokasi
untuk penelitian. Pada saat survei dilakukan pengamatan terhadap kondisi umum
dari lokasi penelitian, dan melakukan wawancara kepada petani mengenai kondisi
lokasi penelitian
3.4.2. Penentuan Populasi dan Sampel Tanaman
Kriteria sampel tanaman yang digunakan adalah tanaman tidak terserang
penyakit, tanaman tidak rusak dan buah jeruk yang digunakan yaitu buah yang
sudah matang fisiologis atau buah yang siap panen. Tanaman jeruk yang diambil
sebagai pohon sampling adalah tanaman yang telah berbunga dan berbuah.
Pada setiap lokasi Penelitian diambil 15 sampel tanaman yang sehat dan
berbuah lebat, sehingga terdapat 30 sampel tanaman dari kedua lokasi tersebut.
Masing-masing tanaman diambil empat sampel bunga dan empat sampel buah
pertanaman, sehingga dari setiap lokasi terdiri dari 60 sampel bunga dan 60
sampel buah, dan dari kedua lokasi terdiri dari 120 sampel bunga dan 120 sampel
buah jeruk. Pengamatan karakter morfologi bunga dilakukan di lokasi penelitian,
sedangkan pengamatan karakter morfologi buah dan biji dilakukan di
Laboratorium. Pengambilan sampel bunga dilakukan secara acak dari setiap
tanaman, sedangkan pengambilan sampel buah jeruk berdasarkan empat arah
mata.
3.4.3. Parameter Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap morfologi tanaman yang merujuk pada
buku Descriptors for Citrus (International Plant Genetic Resources Institute,
1999).
A. Karakter kuantitatif, dengan indikator:
1) Panjang tangkai bunga (mm)
Panjang tangkai bunga diukur dari pangkal tangkai bunga sampai
pangkal kelopak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong.
14
2) Jumlah kelopak bunga (calyx).
Jumlah kelopak ditentukan dengan menghitung jumlah kelopak yang
ada pada bunga.
3) Jumlah stamen (benang sari).
Jumlah stamen diamati dengan cara menghitung jumlah stamen yang
ada pada bunga dan diamati secara visual/ seksama.
a. <4 per petal c. >4 per petal
b. 4 per petal
4) Jumlah petal bunga (mahkota bunga).
Jumlah petal bunga ditentukan dengan menghitung jumlah petal
yang ada pada bunga.
5) Panjang petal bunga (mm)
Panjang petal bunga diukur dengan menggunakan jangka sorong.
6) Lebar petal (mm)
Lebar petal diukur pada bagian terlebar dari petal. Pengamatan
dengan menggunakan jangka sorong.
Bagian-bagian dari bunga jeruk dapat dilihat pada Gambar 3.1.
7) Diameter buah
Buah dibelah secara horisontal yaitu bagian ujung, tengah dan
pangkal buah. Diameter buah diukur dari sisi buah melintang yang telah
dibelah dengan mengunakan jangka sorong. Bagian-bagian dari diameter
buah jeruk dapat dilihat pada Gambar 3.2.
15
Gambar 3.2. Bagian-Bagian Diameter Jeruk
(Sumber: Buku Descriptors for Citrus IPGRI, 1999).
16
14) Ketebalan daging buah.
Ketebalan daging buah diukur pada bagian tertebal dari daging buah
dengan menggunakan jangka sorong.
15) Berat Biji (gr)
Berat biji ditentukan dengan cara menimbang biji perbuah jeruk
dengan menggunakan jangka jorong.
16) Jumlah biji perbuah
Jumlah biji perbuah di tentukan dengan cara menghitung jumlah biji
secara manual dengan cara membela buah jeruk, kemudian menghitung
seluruh biji yang ada didalam buah jeruk tersebut.
1. 1-4 biji
2. 5-9 biji
3. 10-19 biji
4. 20-50 biji
B. Karakter kualitatif, dengan indikator:
1. Tipe bunga
Tipe bunga diamati secara visual/seksama, dan menentukan apakah
tipe bunga tersebut termasuk kedalam bunga jantan, betina, hermaprodit.
2. Bentuk bunga
Bentuk bunga ditentukan dengan mengamati secara visual bentuk
yang ada pada bunga jeruk.
3. Warna mahkota bunga
Warna mahkota bunga diamati dengan menggunakan Munsell Color
Charts for Plant Tissues. Warna mahkota bunga di amati untuk menentukan
warna bunga jeruk, kemudian dibandingkan dengan skala deskriptor yaitu
berwarna putih, kuning terang, kuning, atau ungu.
4. Warna anther
Warna anther diamati secara visual/seksama, dan menentukan
apakah anther berwarna putih, kuning muda, ataupun kuning.
5. Warna kelopak
Warna kelopak diamati secara visual, untuk menentukan apakah
kelopak bunga berwarna putih, putih kekuningan, ataupun kuning.
17
6. Bentuk buah
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati bentuk buah baik
berbentuk bulat, ellipsoid (elips), piriformis, oblique, obloid, bulat telur.
Pengamatan dimulai dari mengamati bentuk pangkal buah, bentuk ujung
buah, dan bentuk juring. Bentuk bentuk dari buah jeruk dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
18
12. Bentuk apeks buah (stilur akhir)
Bentuk apeks buah ditentukan dengan melihat secara visual, untuk
menetukan apakah apeks buah berbentuk mammiform, runcing, bulat,
meruncing, dan tertekan.
13. Bentuk biji
Pengamatan bentuk biji dilakukan dengan mengamati bentuk biji dan
menentukan apakah berbentuk fisiform, clavate, runcing, bulat telur, semi
berbentuk delta, bulat dan semi bulat (Gambar 3.4).
19
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pada karakter kuantitatif dan kualitatif organ generatif tanaman Jeruk
Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh. Karakter kuantitatif yang berbeda
yaitu jumlah stamen, panjang petal, diameter buah, berat buah, berat kulit buah,
ketebalan kulit buah, edible portion, ketebalan daging buah, berat biji dan jumlah
biji. Sedangkan karakter kualitatif yang berbeda yaitu tekstur permukaan buah dan
indeks warna kulit buah.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan perlu melakukan penelitian serupa
untuk mendapatkan hasil yang stabil, serta perlu dilakukannya uji kekerabatan
antara Jeruk Siam Kuok dan Jeruk Siam Gunung Omeh.
42
DAFTAR PUSTAKA
Altaf, N., dan A. R. Khan. 2007. The seedless trait in kinnow fruit. Pak. Jurnal
Bot. 39 (1): 203-208.
Ashari, H., Z. Hanif dan A. Supriyanto. 2014. Kajian Dampak Iklim Ekstrim
Curah Hujan Tinggi (La-Nina) pada Jeruk Siam (Citrus nobilis Var.
Microcarpa) di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Lumajang. Planta
Tropika Journal of Agro Science, 2 (1): 51-52.
43
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 2019. Data Suhu, Curah
Hujan, Intensitas Cahaya, Kelembaban, Kecepatan Angin, dan Radiasi
Matahari di Kabupaten Kampar. Stasiun BMKG Provinsi Riau.
Pekanbaru.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. 2017. Kabupaten Lima Puluh
Kota dalam Angka 2017. http://www.bps.go.id/. Diakses 20 April 2020.
Cahyati, S., M. N. Isda dan W. Lestari. 2016. Induksi Tunas dari Eksplan
Kotiledon dan Epikotil In Vitro Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour) Asal
Kampar pada Media MS. Jurnal Riau Biologia, 1 (5): 31-38.
Cibro, G. F., P. Marpaung dan Mukhlis. 2012. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jeruk (Citrus Sp.) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica) di Kecamatan
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Barat. Jurnal Online Agroekoteknologi,
1 (1): 78-79.
Cohen, A., J. Lomas dan A. Rassis. 1972. Climatic Effects on Fruit Shape and
Peel Thickness in Marsh Seedless Graperuit. Jurnal Am. Soc. Hort. Sci,
97 (1): 333-41.
44
Devi, N. F. Dan Hardiyanto. 2017. Keragaman Jeruk Gunung Omeh (Citrus
nobilis Lour.) di Sumatera Barat Berdasarkan Marka RAPD. Jurnal
Hortikultura, 27 (2): 155-156.
Dinas Tanaman Hortikultura dan Buah-Buahan. 2019. 2019. Data Suhu, Curah
Hujan, Intensitas Cahaya, Kelembaban, di Kabupaten Limapuluh Kota.
Distanhortbun Kabupaten Limapuluh Kota. Payakumbuh.
Endarto, O dan E. Martini. 2016. Pedoman Budi Daya Jeruk Sehat. World
Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program. Bogor.
108 hal.
Harahap, J., H. Fauzana dan A. Sutikno. 2017. Jenis dan Populasi Hama Lalat
Buah (Bactrocera Spp.) pada Tanaman Jeruk (Citrus nobilis Lour) di Desa
Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Jom Faperta, 4 (1): 1-2.
Hasimi, N. R., R. Poerwanto dan K. Suketi. 2016. Degreening Buah Jeruk Siam
(Citrus nobilis) pada Beberapa Konsentrasi dan Durasi Pemaparan Etilen.
Jurnal Hortikultura Indonesia, 1 (2): 111-120.
45
Hidayah, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Skripsi. ITB. Bandung.
Ismail, I. 2006. Seleksi Pohon Induk Aren Berdasarkan Ciri Morfologi sebagai
Sumber Benih di Kecamatan Lore Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako. Palu.
Jamaris. 2019. Karakter Morfologi Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour) di Desa Kuok
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Skripsi. Fakultas Pertanian dan
Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
46
Nugroho, W. 2008. Karakterisasi Morfologi Beberapa Nomor Aksesi Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Kebun Plasma Nutfah Asembagus,
Situbondo, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Rahayu, E. S. 2012. Kajian Kualitas Jeruk Keprok Garut (Citrus reticulata L.)
pada Tiga Lokasi Berbeda di Kabupaten Garut. Skripsi. Departemen
Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
47
Sulistyaningrum, M. D., S. Susanto. 2004. Kualitas dan daya simpan buah jeruk
fremont (Citrus reticulata var. fremont) yang dipanen dari tingkat
ketinggian lahan yang berbeda. Bul. Agron, 32 (3): 32-36.
Supriyadi. 2017. Kelayakan Usahatani Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) di Desa
Sambimaya Kecamatan Juntiyuat Kabupaten Indramayu. Jurnal
Agriwiralodra, 9 (1): 3-7.
48
Lampiran 1. Bagan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
Bunga
Buah
Biji
Pengolahan Data
Laporan Akhir
49
Lampiran 2. Data Hasil Wawancara Pemilik Lahan
Lokasi Penelitian
No Uraian
Kuok Gunung Omeh
1. Nama Lengkap Yan Afrizal Harifando
2. Nama Panggilan Iyan Fando
3. Umur 47 Tahun 25 Tahun
4. Alamat Desa Empat Balai Desa Lakuang
5. Pekerjaan Petani Petani
6. Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
7. Status Menikah Lajang
8. Pendidikan Terakhir SMP SMP
9. Awal Mula Bertani Tahun 2004 Tahun 2009
10. Pengalaman Bertani 15 Tahun 10 Tahun
11. Produksi Jeruk 12 Ton/ Tahun 48 Ton/Tahun
12. Harga per Kg Rp. 15.000 Rp. 15.000
13. Pendapatan/Bulan Rp.15.000.000 Rp. 40.000.000
14. Kepemilikan Lahan Milik Pribadi Milik Pribadi
15. Luas Lahan 1 Hektar 3 Hektar
16. Lokasi Lahan Desa Silam Desa Lakuang
17. Umur Tanaman 5 Tahun 5 Tahun
18. Jumlah Tanaman 80 Tanaman 360 Tanaman
19. Cara Perbanyakan Okulasi Okulasi
20. Sumber Bibit Kecamatan Kuok Kecamatan Kuok
21. Total perbanyakan/ Tahun 48 Kali/Tahun Tidak ada
22. Penggeburan Tanah Dilakukan Dilakukan
23. Jarak Tanam 5 x5 meter 5x5 meter
24. Cara Pengendalian Gulma Mekanik dan kimia Kimia
25. Waktu Pemangkasan Setelah Pemanenan Setelah Pemanenan
26. Teknik Pengendalian OPT Mekanik dan Kimia Mekanik dan Kimia
27. Sumber Pupuk Toko Pertanian Toko Pertanian
28. Dosis Pupuk Kandang 10 kg /tanaman 10 kg/tanaman
29. Pupuk Kimia Tidak ada KCl, Urea, ZA
Ket.Data Hasil Pengamatan di Lapangan.
50
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Bagian dalam Buah Jeruk Siam Kuok Bagian dalam Buah Jeruk Siam
Gunung Omeh
Penentuan Warna Anther Jeruk Siam Penentuan Warna Anther Jeruk Siam
Kuok Gunung Omeh
51
Bunga Jeruk Siam Kuok Bunga Jeruk Siam Gunung Omeh
52
Lampiran 4. Data Cuaca di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan di Kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
Data Cuaca Pada Alat Sistem Aws Mesonet Distanhortbun Kabupaten Lima
Puluh Kota
No Bulan Tahun Curah Suhu Kelembaban Kecepatan
Hujan (°C) (%) Angin
(mm) (Knot)
1 November 2018 294 20,7 66,00% 6
2 Desember 2018 498 20,5 61,1 6
3 Januari 2019 682 20,8 68,5 6
4 Febuari 2019 618 21 69 6,3
5 Maret 2019 100 20,5 59,3 6,5
6 April 2019 592 21,4 61,2 6,1
7 Mei 2019 468 20 59,3 5,7
Sumber: Dinas Tanaman Hortikultura dan Buah-Buahan
53
Lampiran 5. Tabel Analisis Sidik Ragam
a. t = Perlakuan
b. r = Ulangan
c. Faktor koreksi (FK) G2/ t x r
d. Jumlah Kuadrat Total (JKT) = – FK
54