Dia mengatakan peringkat keterbahayaan racun dari gas air mata itu diperiksa oleh
BRIN. Meskipun demikian, dia menegaskan apapun hasil temuan BRIN itu tak akan
mengurangi kesimpulan tim yang terdiri dari tokoh-tokoh lintas sektor itu.
"Kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama karena gas air mata," kata Mahfud.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribun Stadion
Kanjuruhan, Malang, seusai pertandingan sepak bola antara Arema FC melawan
Persebaya, Sabtu, 1 Oktober 2022
Baca artikel CNN Indonesia "BRIN Serahkan Hasil Penelitian Gas Air Mata Kanjuruhan
ke Mahfud MD"
Sejumlah perempuan, anak-anak, siswa SMP, SMA dan SMK di Kota Malang turut
menjadi korban dalam tragedi kerusuhan tersebut. Pemakaian gas air mata oleh aparat
keamanan dalam pertandingan tersebut dituding sebagai pemicu jatuhnya banyak korban.
Padahal, FIFA sebagai induk sepak bola dunia melarang penggunaan gas air mata di
dalam stadion. Berdasarkan pedoman 'FIFA Stadium Safety and Security Regulation'
Pasal 19 poin B, disebutkan tidak boleh sama sekali penggunaan senjata api dan gas air
mata untuk pengendalian massa.
Menanggapi peristiwa tersebut Dr. Hempri Suyatna., S.Sos., M.Si selaku pengamat
pembangunan sosial dan kesejahteraan UGM menyatakan suporter khususnya sepak
bola memiliki karakteristik tersendiri . Suporter sepak bola memilik karakter unik dan
semangat fanatisme yang luar biasa.
Mereka rela mengeluarkan waktu, uang dan tenaga untuk mendukung tim kebanggaan
mereka. Bahkan tidak jarang dari mereka harus menjual barang yang dimiliki agar dapat
menonton tim kesayangannya berlaga.
“Bagi mereka, sepak bola adalah harga diri dan martabat daerah atau martabat bangsa”,
ujarnya di Fisipol UGM, Selasa (4/10).
Menurut Hempri mampu memahami karakteristik yang dimiliki para suporter sepak bola
sebagai hal yang seharusnya menjadi bahan untuk pola-pola pengasuhan, penanganan
atau pengamanan suporter. Oleh karena itu, pendekatan persuasif sudah semestinya harus
diutamakan.
Ke depan, tandasnya, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian banyak
pihak. Pertama, soal edukasi suporter dan pendekatan-pendekatan persuasif menjadi hal
yang harus diutamakan.
Pemahaman terkait karakteristik, kultur dan sejarah historis antar suporter seharusnya
bisa menjadi acuan di dalam melakukan pengamanan. Bagaimanapun pola detail
pengamanan antar klub akan berbeda.
Pembahasan
Tragedi Kanjuruhan menggambarkan kegagalan dalam memetakan, mengantisipasi,
dan mengendalikan kerumunan massa, terutama saat sedang terjadi kepanikan.
Melihat dari banyaknya faktor pemicu kekacauan situasi, permasalahan harus dilihat
secara menyeluruh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengaudit seluruh stadion yang
digunakan untuk kompetisi sepak bola di Indonesia; meminta Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan
pertandingan sepak bola, dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya;
membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mencari,
menemukan, dan mengungkap fakta terkait Tragedi Kanjuruhan; serta menekankan
transparansi dalam penyelidikan (Kompas. com, 6 Oktober 2022). TGIPF yang
dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
(Menkopolhukham) serta Menpora melaporkan bahwa PSSI, PT LIB, panitia
pelaksana, petugas keamanan, aparat keamanan, dan pendukung memiliki andil
terhadap terjadinya Tragedi Kanjuruhan. TGIPF juga menetapkan beberapa
rekomendasi bagi pihak-pihak terkait. Khususnya Kemenpora yang memiliki peran
dan fungsi dalam pembinaan olahraga, diminta untuk memastikan semua
penyelenggaraan pertandingan sepak bola berjalan sesuai peraturan yang berlaku;
segera menyusun rancangan peraturan pemerintah tentang pelindungan kepada
pemain, wasit, penonton/pendukung, dan perangkat penyelenggara pertandingan
lainnya; serta segera merancang program untuk membangun budaya sportivitas para
pemain, pendukung, dan masyarakat (Tempo.co, 14 Oktober 2022). Harapan baru
muncul seiring komitmen pemerintah untuk mentransformasi sepak bola tanah air.
Bersama FIFA dan Asian Football Confederation (AFC), pemerintah berkolaborasi
untuk membangun standar keamanan di seluruh stadion yang ada di Indonesia,
memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan pihak
kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional, melakukan sosialisasi dan
diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan pendukung untuk
mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama, mengatur jadwal
pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada, serta
menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya (Presidenri.go.id, 7 Oktober
2022). Selain itu, melalui pertemuan pada tanggal 18 Oktober 2022, Presiden Jokowi
dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, bersepakat untuk beberapa hal. Pertama,
memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang
telah ditetapkan FIFA, baik untuk penonton maupun pemain sepak bola. Kedua,
mengkaji kelayakan stadion serta akan menerapkan teknologi untuk membantu
mitigasi aneka potensi yang dapat membahayakan penonton atau pemain sepak bola.
Ketiga, mengkaji ulang pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia untuk
memastikan proses transformasi sepak bola Indonesia berjalan sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Pertemuan juga membahas hal-hal detail berkaitan dengan
manajemen stadion, manajemen keamanan, manajemen pertandingan, manajemen
pendukung (Setkab.go.id, 18 Oktober 2022). Penjelasan di atas menggambarkan
langkah-langkah strategis untuk membangun kondisi yang tepat dalam
penyelenggaraan pertandingan sepak bola di stadion. Ada beberapa poin untuk
diperhatikan, terutama terkait mitigasi potensi risiko aktivitas massa. Pertama, perlu
dikaji bagaimana orang-orang melakukan mobilisasi di dalam stadion untuk
menghindari desakan-desakan pada situasi kritis. Kedua, perlu dilakukan simulasi
pengaturan massa dengan mempertimbangkan bagaimana individu berinteraksi di
dalam kelompok massa. Sementara penatapan standar keamanan dalam
penyelenggaraan pertandingan, termasuk kejelasan mengenai apa saja yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, disertai pengawasan yang memadai menjadi hal utama untuk
mengondisikan massa menjadi sekooperatif mungkin. Upaya membangun budaya
sportivitas juga menjadi langkah yang baik untuk menciptakan mental kolektif yang
positif. Berdasarkan Abraham (2022), berbekal mental kolektif yang positif,
masyarakat tetap bisa rasional menghadapi kejadian yang tidak sesuai ekspektasi.
Harapannya, semakin banyak individu yang memiliki mental positif, maka kebutuhan
akan mental model yang baik, adil, dan damai dalam suasana kolektif akan terpenuhi.
Kesimpulan
TGIPF menyimpulkan dan merekomendasikan beberapa hal. Secara umum, garis
besar kesimpulan dan rekomendasi TGIPF adalah sebagai berikut.
Sikap dan praktik seperti itu dinilai merupakan akar masalah yang sudah berlangsung
selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola, sehingga
dibutuhkan langkah-langkah perbaikan secara drastis namun terukur untuk
membangun peradaban baru dunia sepakbola nasional.
2. Langkah pimpinan Polri yang telah melakukan proses pidana dan tindakan
administrasi dengan melakukan demosi sejumlah pejabat, sudah menjawab sebagian
harapan masyarakat dan patut diapresiasi.
5. Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, tetapi dalam negara
yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua
Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk
pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang.
Saat laporan ini disusun, sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka
berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak
jangka panjang.
Baca artikel CNN Indonesia "Kesimpulan dan Rekomendasi Lengkap TGIPF Tragedi
Kanjuruhan"
6. Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan
persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan
percepatan Kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan
kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional,
bertanggungjawab, dan bebas dari konflik kepentingan.
Adapun pertandingan sepakbola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung
dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan.
7. Dalam rangka pelaksanaan prinsip tata kelola organisasi yang baik (good
organization governance) perlu segera bagi PSSI untuk merevisi statuta dan peraturan
PSSI.
Baca artikel CNN Indonesia "Kesimpulan dan Rekomendasi Lengkap TGIPF Tragedi
Kanjuruhan" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221014185027-12-860759/
kesimpulan-dan-rekomendasi-lengkap-tgipf-tragedi-kanjuruhan.