Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Analisa Univariat
4.1.1.1 Gambaran Observasi Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD
Tabel 4.1 Gambaran Observasi PSN DBD di Kawasan Rumah Tangga
Data Obsevasi Frekuensi (n) Persentase (%)
Barang Bekas
- Ada 37 37,0
- Tidak ada 63 63,0
Ventilasi Memadai
- Ada 23 23,0

- Tidak ada 77 77,0

Pencahayaan
- Ada 35 35,0

- Tidak ada 65 65,0

Ventilasi (Kassa)
68 68,0
- Ada
32 32,0
- Tidak ada
Setiap ventilasi (Kassa)
76 76,0
- Ada
24 24,0
- Tidak ada
Menggantung pakaian
60 60,0
- Ada
40 40,0
- Tidak ada
Jentik Nyamuk
30 30,0
- Ada
70 70,0
- Tidak ada

Observasi PSN 32 32,0

39
40

- Baik 68 68,0
- Tidak baik
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa observasi yang baik dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kawasan rumah tangga Kelurahan
Talang Bakung 32 (32,0%) sedangkan observasi PSN yang tidak baik
memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 68 (68,0%).

4.1.1.2 Gambaran Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD


4.2 Gambaran Perilaku dalam PSN DBD di Kawasan Rumah Tangga
Prilaku dalam PSN Frekuensi (n) Persentase (%)
Pengetahuan 3M
- Tahu 72 72,0
- Tidak tahu 28 28,0
Melaksanakan 3M
- Ada 90 10,0

- Tidak ada 10 90,0

Menguras & Menyikat


tempat air
31 31,0
- Ada
69 69,0
- Tidak ada
Tempat penampungan
air
67 67,0
- Ada
33 33,0
- Tidak ada
Menutup tempat
penampungan air
56 56,0
- Iya
44 44,0
- Tidak

Prilaku dalam PSN Frekuensi (n) Persentase (%)


41

Mengubur, membuang/
membakar barang bekas
- Iya 75 75,0

- Tidak 25 25,0

Memakai Abate
- Iya 80 80,0

- Tidak 20 20,0

Fogging teratur
47 47,0
- Iya
53 53,0
- Tidak
Memelihara ikan jentik
15 15,0
- Iya
85 85,0
- Tidak
Pakai Obat anti Nyamuk
81 81,0
- Iya
19 19,0
- Tidak
Pakai kelambu
32 32,0
- Iya
68 68,0
- Tidak
Pakai anti nyamuk oles
29 29,0
- Iya
71 71,0
- Tidak
Perilaku dalam PSN
- Baik 34 34,0
- Tidak baik 66 66,0

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa perilaku yang baik dalam


pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kawasan rumah tangga Kelurahan
Talang Bakung 34 (34,0%) sedangkan prilaku PSN yang tidak baik
memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 66 (66,0%).
42

4.2 Pembahasan
Dari data observasi dan perilaku dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 100
kepala keluarga tinggal di kawasan PHBS dengan jumlah observasi 32
(32,0%) yang menunjukkan observasi pemberantasan sarang nyamuk yang
baik sedangkan observasi pemberantasan sarang nyamuk DBD yang tidak
baik sebanyak 68 (68,0 %) dan hasil dari perilaku pemberantasan sarang
nyamuk DBD yang baik 34 (34%) sedangkan perilaku pemberantasan
sarang nyamuk DBD yang tidak baik sebesar 68 (68,0 %) dapat
disimpulkan bahwa terdapat gambaran yang tidak signifikan pada upaya
pemberantasan sarang nyamuk DBD dalam Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat tingkat rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Talang Bakung
tahun 2012. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa keluarga yang
tinggal di lingkungan pola hidup bersih dan sehat di Kelurahan Talang
Bakung tidak menerapkan kegiatan tersebut secara berlanjut, sehingga
kejadian wabah DBD dapat terjadi, padahal tiap keluarga sudah
mengetahui penerapan tentang pola hidup bersih dan sehat. Namun, karena
kurangnya kesadaran tiap keluarga tersebut yang dapat memicu timbulnya
endemik DBD.
Pada responden yang tidak melalukan kegiatan PSN dapat
menunjang perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, sehingga akan
meningkatkan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue. Pengurasan
tempat-tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-
kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak,
selain itu juga perlu mengurangi perilaku menggantung pakaian yang telah
digunakan secara sembarangan agar nyamuk tidak berkembang biak di
tempat itu.
Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh keluarga, maka dapat
menurunkan populasi nyamuk penular Demam Berdarah Dengue (Aedes
aegypti) serta jentiknya dengan meningkatkan peran serta keluarga dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
43

dan melalui peran serta pihak kesehatan dalam menggerakkan Juru


Pemantau Jentik (JUMANTIK) di setiap rukun tetangga. 12
Pada saat ini telah dikenal pula istilah “3M” plus yang terdiri dari
menutup, menguras, menimbun, memelihara ikan jentik, menabur
larvasida, menggunakan kelambu waktu tidur, memasang kassa,
menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent (lotion),
memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik secara berkala yang perlu di
tingkatkan pada tiap anggota keluarga.
Hal itu juga diperlukan adanya kesadaran dan tingkat kedisiplinan
dalam menjalankan program “3M” plus untuk mengingat bahwa
kebersihan lingkungan sangat penting sekali bagi kesehatan manusia.
Dengan kebersihan lingkungan diharapkan dapat menekan terjadinya
berbagai penyakit yang timbul akibat dari lingkungan yang tidak bersih. 15
Dari uraian diatas, untuk pemberantasan sarang nyamuk juga dapat
dilaksanakan dengan menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
kehidupan sehari-hari, namun penerapan itu juga erat kaitannya dengan
usaha dan kesadaran pula dari masing-masing keluarga sendiri dalam
memelihara kebersihan lingkungan rumah, tempat kerja dan tempat-tempat
umum agar bebas dari nyamuk penular demam berdarah. Ada baiknya
kepada petugas-petugas Puskesmas setempat memberikan penerangan
kepada keluarga, dengan cara mengunjungi dan memantau rumah-rumah
secara berkala untuk memeriksa dan menanggulangi secara dini mengenai
nyamuk demam berdarah, maupun ada tidaknya jentik Aedes aegypti di
rumah-rumah.

Anda mungkin juga menyukai