Kuliah Hidrometri 1
Kuliah Hidrometri 1
1.2 Batimetri
Batimetri adalah metode atau teknik untuk penetuan kedalaman laut atau profil
dasar laut dan hasil analisis kedalamam
4
5
tidak sama baik dengan arah vertikal maupun horizontal, maka pengukuran
kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik, harus dilakukan
pengambilan data dibeberapa titik
Alat current meter tipe propeller diatas terdiri dari stick , baling baling dan
monitor pembacaan kecepatan yg dibhubungkan dengan kabel dari proplller
system ke monitor.
2. Dibagian sungai yang lurus dengan penampang sungai yang teratur dan stabil
(tidak terjadi erosi maupun sedimentasi).
1. Bak Ukur
Untuk sungai yang dangkal, bak ukur yang telah diberi skala dan plat di bagian
bawahnya dimasukkan ke dalam sungai sampai plat dasar mencapai dasar sungai.
Papan tersebut dapat ditegakkan dengan bantuan perahu atau oleh orang jika
sungai dangkal. Kedalaman air dibaca pada skala di bak ukur tersebut.
7
Apabila sungai dalam atau kecepatan arus besar, kedalaman air diukur dengan
menggunakan tali yang diberi pemberat. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan perahu, pada jembatan, atau kabel yang digantungkan melintas
sungai. Pengukuran ini biasanya dilakukan secara bersamaan dengan pengukuran
kecepatan dengan menggunakan current meter.
3. Echosounder.
Pada sungai yang lebar dan dalam, pengukuran tampang lintang dapat dilakukan
dengan menggunakan echosounder. Cara kerja alat ini didasarkan pada prinsip
bahwa air merupakan media yang baik untuk perambatan gelombang suara dengan
kecepatan ± 1435 m/d dan gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik oleh
dasar sungai.
Alat echosounder dipasang pada dasar kapal atau digantung pada sisi kapal. Alat
tersebut memancarkan getaran suara yang merambat ke dasar sungai, dan
kemudian dipantulkan kembali. Gelombang diterima dan dicatat oleh alat
Alat pencatat elevasi muka air dapat berupa papan duga dengan meteran (staff
gauge) atau alat pengukur elevasi muka air secara otomatis (AWLR, Automatic Water
Level Recoreder).
Papan duga merupakan alat paling sederhana untuk mengukur elevasi muka air.
Alat ini terbuat dari kayu atau alat plat baja yang diberi ukuran skala dalam
centimeter, yang dipasang di tepi sungai atau pada suatu bangunan seperti
9
jembatan, bending, dan sebagainya. Angka nol pada papan duga ditempatkan pada
titik terendah dari skala sehingga semua pembacaan adalah positif.
(a) (b)
Gambar 1.4 Staff gauge vertical (a), Staff gauge tipe-E (b)
Gambar 1.7 Grafik hasil dari Pengamatan Muka Air dengan Data Logger.
12
1. Pelampung
Ada tiga macam pelampung yaitu tipe pertama pelampung permukaan, tipe kedua
yaitu pelampung dengan kaleng, dan tipe ke tiga yaitu pelampung dengan batang.
Pelampung tipe pertama mengukur keepatan aliran pada permukaan, sedangkan
tipe kedua dan ketiga untuk mengukur kecepatan rerata pada vertikal.
2. Current meter
Pengukuran kecepatan arus dengan current meter adalah yang paling banyak
dilakukan. Ada dua tipe alat ukur yaitu tipe mangkok (Price-cup current meter)
dan baling-baling (propeller current meter). Karena adanya partikel air yang
melintasinya maka mangkok dan baling-baling akan berputar. Jumlah putaran
dapat dikonversi menjadi kecepatan arus.
Hubungan antara jumlah putaran per detik, n, dan kecepatan aliran, v, mempunyai
bentuk linier berikut:
dengan:
Current meter dapat dipasang pada batang atau digantungkan pada tali
yang diberi pemberat. Cara pertama dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
disungai kecil atau saluran dengan bantuan perahu atau pada jembatan.
Ada 4 cara pengukuran kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel 1.1
14
permukaan
Kecepatan aliran sungai bervariasi dari yang paling kecil pada dasar sungai
sampai pada kecepatan terbesar dekat atau pada permukaan air sungai.
Perhitungan yang lazim dilakukan di lapangan adalah bahwa untuk
memperoleh kecepatan rata-rata aliran sungai, kedalaman 0,2 dan 0,8 di bawah
permukaan air sungai umum dipakai sebagai lokasi alat ukur. Prosedur
perhitungan kecepatan aliran sungai rata-rata menurut cara tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
b. Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman 0,8 dari total
kedalaman sungai, hitung kecepatan aliran sungai melalui angka meter
pada alat tersebut.
c. Tempatkan alat ukur pada kedalaman 0,2 dari total kedalaman sungai dan
ulangi langkah (b). Pada sungai dangkal, perhitungan kecepatan aliran
sungai dapat dilakukan hanya pada kedalaman 0,6 dari total kedalaman
sungai.
3) Apabila posisi kabel penggantung tidak tegak lurus muka air dan
membentuk sudut >10° terhadap garis vertikal, kedalaman aliran harus
dikoreksi . Menggunakan kereta gantung
Pengukuran debit dengan menggunakan kereta gantung perlu mem-
-perhatikan hal-hal berikut.
Debit total adalah jumlah debit di seluruh pias. Untuk pias yang
berdampingan dengan kedua tebing sungai, di mana kecepatan pada tebing adalah
nol dan kedalaman pada titik tersebut juga nol.
3. Metode Integrasi Kedalaman-Kecepatan
Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian antara
kecepatan rerata dan kedalaman pada vertikal, seperti ditunjukkan dalam Gambar
berikut. Debit sungai diperoleh dengan menghitung luasan yang dibatasi oleh kurva
tersebut dan garis muka air.
sumbu x serta sumbu y diukur dengan planimeter, dan hasilnya adalah debit melalui
tampang lintang tersebut.
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke
titik lainnya. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser di dasar dan dinding saluran
dan keberadaan permukaan bebas.
,0
Saluran Saluran setengah
Saluran
,0 ,0
1.5 Surfer
Surfer (Surface Mapping System) merupakan perangkat lunak untuk
pengolahan data spasial dan analisa tiga dimensi. Dalam bidang oseanografi, Surfer
banyak digunakan untuknmengolah dan menampilkan data batimetri, topografi,
arus, pola sebaran dan sebagainya. (sumber: www.goldensoftware.com)
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat
21
lunak ini melakukan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titik-
titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan
horizontal yang dalam surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar
pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horizontal ini
memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan nilai z yang
berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan
rangkaian nilai z yang teratur dari sebuah data xyz. Hasil dari proses gridding ini
adalah file grid yang tersimpan pada file .grd (Saleh, 2011).
Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet,
editor. Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau
file grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada pada kondisi yang masih
kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya disajikan.
Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua
dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana pengguna
melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek, garis, dan berbagai properti lain.
Pada lembar ini pula diatur ukuran kertas kerja yang nanti akan digunakan sebagai
media pencetakan peta (Saleh, 2011).
22
c. Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur
jarak dengan menggunakan pesawat waterpass atau total statison. Rambu ukur
terbuat dari kayu atau campuran logam alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm – 4 cm,
lebarnya + 10 cm dan panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m. Pada bagian bawah diberi
sepatu, agar tidak aus karena sering dipakai. Pada penelitian ini rambu ukur
dipergunakan sebagai alat bantu untuk pengukuran saat penentuan benchmark dan
juga dipergunakan untuk mengukur kedalaman sungai pada kedalaman tertentu.
d. Survey boat
Survey Boat atau perahu karet yang digunakan merupakan perahu karet yang
berkapasitas 4 orang. Pada penelitian ini digunakan 1 buah perahu karet untuk
menyebrang sungai untuk mendapatkan data hidrometri dan batimetri. Perahu karet
dapat dilihat pada Gambar .
25
e. Life jacket
Baju pelampung (life Jacket) merupakan alat keselamatan yang harus
digunakan untuk menjaga keselamatan jika melakukan pengambilan data pada
sungai. Baju pelampung (life Jacket) dapat dilihat pada Gambar 3.9.
dilihat pada Gambar 3.10. (a), tali kernmantle dapat dilihat pada Gambar 3.10. (b),
tali tampar dapat dilihat pada Gambar 3.10. (c).
Untuk mempermudah perpindahan posisi perahu dari titik pengukuran
pertama ke titik pengukuran kedua dan selanjutnya tali tambang diikat pada kedua
sisi perahu dan dipasang katrol pada tali yang kemudian diikatkan pada tiang
pembantu yang sudah diposisikan sesuai cross section yang akan dilakukan
pengukuran. Katrol dapat dilihat pada Gambar .
Carabiner dimaksudkan untuk mempercepat penyambungan tali ke perahu
dan penyambungan katrol pada tiang pembantu dan pada setiap ujung tali diberikan
Carabiner dapat dilihat pada Gambar .
(a) (b)
(c)
Gambar 1.30 Gamar Tali tambang (a), Tali Kernmantle (b), Tali Tampar yang
sudah diberi penanda pita (c).
g. Handy talky
Handy talky secara singkat HT adalah alat komunikasi genggam yang dapat
mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan menggunakan gelombang radio.
Alat ini dipergunakan sebagai alat bantu untuk berkomunikasi di lapangan dari sisi
ke sisi sungai. Handy talky (HT) dapat dilihat pada Gambar .
yang kemudian di masukakan ke dalam botol volume 1 liter dan selanjutnya di bawa
ke laboratorium.
10. Kapal harus berhenti pada titik sampling yang diinginkan, kemudian masukkan
alat suspended sediment sampler yang sudah ditambahkan batang/ stik
Tambahan ini dikarenakan stik bawaan alat panjangnya hanya 2 m, sedangkan
kedalaman sungai terdalam bisa mencapai 6 m.
11. Sebelumnya di lakukan pengukuran kedalaman sungai pada setiap titik yang
akan di ambil sampelnya dan di ukur suhu airnya.
12. Alat Suspended sediment sampler diturunkan dengan kondisi tegak lurus dari
permukaan aliran sampai kedalaman yang telah ditentukan.
13. Tutup bagian ujung alat suspended sediment sampler dengan plastik yang
sudah di ikat tali dan dikencangkan dengan karet kemudian jika pada posisi
yang telah di tentukan, tarik tali tersebut otomatis plastik yang menutup akan
terbuka. Hal ini di lakukan agar air yang terambil bisa sesuai dengan kedalaman
yang diinginkan.
14. Setelah menunggu kira2 ±1 menit agar botol pada suspended sediment sampler
terisis dan di rasa sudah penuh angkat alat.
15. Kemudian masukkan kedalam botol sampel yang telah ditandai sebelumnya.
16. Lakukan pekerjaan diatas sampai semua titik sudah terambil sampelnya.
.
31
Gambar Peta Daerah Aliran Sungai Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Kecamatan Semidang Aji di Propinsi Sumatera Selatan. (Google Earth, 2020)
Untuk hasil data pengukuran lebar penampang dan kedalaman muka air
dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3 Pengukuran Lebar Penampang dan Kedalaman Sungai Section-1
No, Jarak Dari Muka Air Sisi Kiri Kedalaman Air
(m) (m)
1 0 0,00
2 10,0 0,22
3 15,0 0,38
4 20,0 0,60
5 25,0 0,75
6 30,0 0,93
7 32,5 1,07
8 45,0 0,62
9 50,0 0,79
10 55,0 0,84
11 60,0 0,75
12 66,7 0,00
32
Untuk pengukuran kecepatan diukur dari surface (s), 0,2, 0,6, 0,8, dan Bottom (b)
dari kedalaman (d) = 5,54 ( baris no 3) maka didapat hasil pengukuran dengan alat
Current Meter untuk Vsurface= 0,60 m/s, V0,2d=0,56 m/s, V0,6d=0,33 m/s, V0,8d=0,20
m/s dan VBottom=0,10 m/s. Kemudian dihitung menggunakan rumus metode lima
titik
( s + 0,2 + 0,6 + 0,8 + )
=
10
(0,60 + 0.56 + 0.33 + 0.20 + 0.10)
=
10
= 0,36 "/
Maka didapat kecepatan rata-rata untuk pengukuran di titik 3 adalah 0,36 m/s.
Distribusi Kecepatan
Distribusi kecepatan pada potongan tampak atas ditamppilkan dengan grafik
dibawah ini dan dibuat pemodelan tampak melintang dengan menggunakan aplikasi
pemograman surfer 17 dengan menggunakan data-data kecepatan dan kedalaman
yang menghasilkan kontur kecepatan Pola distribusi kecepaan pada Section-1
Kondisi penampang aliran sungai pada section-1 dengan lebar saluran 66,78
meter, dimana saluran sisi kanan lebih dalam dari pada sisi kiri saluran. Pada
gambar berikut. dapat dilihat distribusi kecepatan pada section-1 distribusi
kecepatan aliran tertinggi terjadi pada jarak 30 meter dari sisi kiri sungai atau pada
penampang tengah saluran dengan nilai kecepatan 1,13 m/s. Pada jarak 50 meter
dari sisi kiri sungai terdapat batu besar yang menghalangi kecepatan aliran sungai
pada daerah tersebut sehingga kecepatan aliran menurun.
35
SECTION-1
1.20
30.0, 1.13 32.5, 1.00
1.00 45.0, 1.03
Average Velocity (m/s)
Rating Curve
Debit aliran adalah massa aliran melalui penampang per satuan waktu.
Secara umum, jumlah debit aliran dapat dihitung berdasarkan kecepatan aliran rata-
rata dan luas penampang aliran, yang dapat dinyatakan secara matematis sebagai
= ×
Dimana:
Q = debit aliran (m3/s)
= kecepatan rata-rata (m/s)
A = luas penampang aliran (m)
Tabel Level muka air, kecepatan aliran rata-rata, dan debit aliran terukur
Q
WL V observasi
observasi
No.
(m/s)
(m) (m3/s)
Rating Curve Q vs WL
50.00
Dari tabel hubungan antara levasi muka air dan debit di gambarkan grafik
dengan mempergunakan excel dan diregresi dengan mempergunakan excel.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A. S. (2014). Ruas Sungai: Pulau Kemaro Sampai Dengan Muara Sungai
Komering. Jurnal Teknik Sipil Universitas Sriwijaya, Palembang.
Triadmodjo, Bambang. (2009). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset
Yogyakarta.