Dendeng Sapi
Dendeng Sapi
PKWU
Nama : Mulia Sari
Kelas : X IPS – 2
Menurut Lawrie (1995), daging diartikan sebagai semua jaringan tubuh hewan dan produk
olahannya yang baik untuk dimakan dan tidak mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Organ-organ yang masuk ke dalam definisi ini diantaranya hati, ginjal, otak, paru-paru, jantung,
pankreas, limfa, dan jaringan otot. Definisi yang hampir sama juga dikemukakan oleh Soeparno
(1994) yang mendefinisikan daging sebagai semua jaringan hewan dan semua hasil produk
pengolahan jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan
Dendeng
Menurut Badan Standardisasi Nasional (1992) dalam SNI 01-2908-1992, dendeng berbentuk
lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar yang telah diberi bumbu dan
dikeringkan. Proses pembuatan dendeng sapi dengan cara digiling pada dasarnya sama dengan
proses pembuatan dendeng sapi dengan cara diiris. Dendeng dengan cara digiling lebih meresap
karena bumbu dicampur rata bersama daging dan serat pada daging giling tidak terlihat jelas
bahan, yakni dari 270 kalori/100 gram bahan menjadi 433 kalori/100 gram bahan. Kadar protein dan
karbohidrat juga meningkat sejalan dengan penurunan kadar air dendeng sapi. Kandungan mineral
seprti kalsium, fosfor, dan zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi segar, tetapi vitamin
A rusak
Fermentasi
Fermentasi telah dikenal sejak lama dalam proses pengawetan bahan pangan. Fermentasi
merupakan suatu proses oksidasi dan reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi dan
menggunakan donor dan akseptor berupa senyawa organik (Winarno dan Fardiaz, 1990). Proses
fermentasi sangat bergantung pada jenis mikroorganisme starter yang digunakan serta tipe produk
yang diinginkan. Semua proses fermentasi berada di bawah kondisi anaerob obligat (Steiner et al.,
1983). Kelompok mikroorganisme yang berperan dalam keadaan seperti itu adalah anaerob obligat
dan anaerob fakultatif yang mampu tumbuh dengan baik dengan atau tanpa udara.