Anda di halaman 1dari 9

Nama: Afra Raudhati Khairiyyah

NIM: 2111312030
Kelompok Praktikum B Kelas A3 2021
PEMANTAUAN TTV PADA ANAK
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang
secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan
untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang
adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise.
Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan respiration rate (RR) adalah pengkajian
dasar pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukkan
perjalanan kondisi pasien. TD, nadi, suhu dan RR disebut dengan tanda vital (vital sign) atau
cardinal symptoms karena pemeriksaan ini merupakan indikator yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan. Tanda-tanda vital harus diukur dan dan dicatat secara akurat
sebagai dokumentasi keperawatan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dapat
membantu perawat dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Jenis pemeriksaan
tanda-tanda vital diantaranya:
1. Tekanan Darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel
berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut sistolik, dan
tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sedang
rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel
sedang rileks disebut tekanan darah diastolik. Kategori tekanan darah pada dewasa
(Keperawatan Klinis, 2011)

Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)


Normal <120 <8-
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99
Hipertensi (derajat 2) >160 >100

2. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan bisa diraba di berbagai tempat pada tubuh.
Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Pengkajian kemampuan jantung untuk memenuhi
kebutuhan jaringan tubuh terhadap nutrien dengan cara melakukan palpasi nadi perifer atau
dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung (frekuensi apikal).
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit. Takikardi jika >
100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit. Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya
arteri radialis, arteri ulnaris, arteri brachialis, arteri karotis, arteri temporalis superfisial, arteri
maksiliaris eksterna, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri tibialis posterior. Denyut
abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan masalah dalam pengaturan
sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme tubuh.
3. Suhu
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi bergantung
pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi
suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai 38°C. suhu normal
rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh
mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan
normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan.
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah termometer. Jenis2
termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah termometer air raksa dan
digital. Metode mengukur suhu tubuh:
a. Oral: Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit. Tidak dianjurkan
pada bayi
b. Axilla: Metode yang paling sering di lakukan. Dilakukan 5-10 menit dengan
menggunakan termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
c. Rectal: Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral
4. Respiration Rate (RR)
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:
a. Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru
b. Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
c. Perfusi yaitu distribusi oleh sel darah merah ke dan dari kapiler darah
Interpretasi: Takhipnea: bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit, Bradipnea:
Bila kurang dari 10 x/menit, Apnea: Bila tidak bernapas.
5. Prosedur Tindakan
a. Persiapan alat
- Stetoskop - Thermometer rectal
- Tensimeter/Sphygmomanometer - Tissue
- Alcohol swab - Kassa
- Sarung tangan/handscoen - Jelly/Lubrikan
- Jam tangan - Bullpen
- Thermometer (raksa, digital/elektrik) - Bengkok
- Thermometer tympani/aural - Lembar dokumentasi
b. Persiapan perawat
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
c. Persiapan lingkungan
1) Ciptakan lingkungan yang nyaman
2) Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
d. Pemeriksaan suhu
1) Cuci tangan
2) Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
a) Oral
- Siapkan thermometer atau turn on pada thermometer elektrik
- Tempatkan ujung thermometer dibawah lidah klien pada sublingual
- Minta klien menutup mulut
b) Axila
- Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat
- Keringkan daerah axila dengan kassa
- Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu awal
<35℃
- Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk menurunkan
lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada
c) Rektal
- Persilakan klien untuk melepas celana (jaga privasi klien)
- Bantu klien berbaring kearah lateral sinistra atau dekstra dengan kaki fleksi
Pada bayi periksa keadaan anus klien
- Olesi thermometer dengan jelly/lubricant
- Minta klien untuk nafas dalam dan masukkan thermometer ke lubang anus
sedalam 3 cm (jangan paksakan bila ada tahanan/hambatan)
3) Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit atau sampai
alarm berbunyi pada thermometer elektrik
4) Ambil thermometer dan baca hasilnya
5) Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabun-
savlon-air bersih lalu keringkan dengan kasa
6) Rapikan klien
7) Mencuci tangan
8) Dokumentasikan hasil pemeriksaan
e. Pemeriksaan frekuensi nafas
1) Bantu klien membuka baju, jaga privasi klien
2) Posisikan pasien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa nyaman
3) Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada untuk
menghitung gerakan pernapasan selama minimal 1 menit
4) Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas reguler/ireguler, dan
tarikan otot bantu pernafasan)
f. Pemeriksaan nadi
1) Cuci tangan
2) Bantu pasien untuk duduk atau berbaring, pastikan pasien merasa nyaman.
3) Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ) untuk
meraba salah satu dari 9 arteri.
4) Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi
5) Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30 detik
6) Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi abnormal
7) Dokumentasikan hasil pemeriksaan
g. Pemeriksaan tekanan darah
1) Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran lengan pasien
2) Tempatkan pasien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan lengan rileks,
sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
3) Palpasi arteri brachialis.
4) Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis teraba, secara rapi dan
tidak terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung
5) Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
6) Tutup bulb screw tensimeter
7) Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri brachialis
8) Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmhg di atas
hilangnya pulsasi
9) Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba dengarkan
melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan 3mmhg/detik dan melaporkan
saat mendengar bising „dug‟ pertama (tekanan sistolik)
10) Turunan tekanan manset sampai suara bising “dug” yang terakhir (tekanan diastolik)
11) Rapikan alat-alat yang telah digunakan
12) Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada pasien
13) Dokumentasikan hasil pemeriksaan

RESUME VIDEO
A. Menilai TTV Bayi
Untuk menilai TTV bayi kita mulai menilai pada saat bayi bayi tenang dan istirahat dimulai
dari pemeriksaan yang paling non-invasif. TTV bayi yang perlu dinilai adalah:
1. Pernafasan
Pernafasan normal pada bayi adalah 30-60 kali permenit. Sebelum menghitung
laju napas bayi, kita harus perhatikan terlebih dahulu kondisi pernafasan bayi tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan hidung bayi, lihat bagian lubang
hidung bayi apakah bayi bernafas menggunakan cuping hidung, jika iya bayi memiliki
gangguan pernafasan.
Kemudian perhatikan dada bayi. Perhatikan apakah ada retraksi dada. Untuk
menghitung pernafasan bayi harus dilakukan selama satu menit penuh. Berbeda dengan
orang dewasa yang hanya membutuhkan lima belas detik, hal ini dikarenakan pernafasan
bayi tidak teratur.
2. Detak jantung
Untuk mengukur detak jantung batu menggunkan stetoskop untuk ukuran bayi.
Untuk bayi yang berumur kurang dari satu bulan detak jantung normalnya adalah 100-
190 kali permenit. Hasilnya akan berbeda jika bayi menangis, bayi tertidur, dan bayi
berusia lebih dari sebulan dengan kisaran 90-180 kali permenit. Menghitung detak
jantung bayi dilakukan pada interkosta 4 garis midklavikula, dihitung selama satu menit.
3. Suhu
Untuk mengukur suhu bayi diukur di daerah lipatan ketiak bayi. Suhu normal
pada bayi adalah 97.5-99.3 ℉ . Tunggu hinggan thermometer berbunyi, dan hasil suhu
bayi bisa dibaca.
4. Berat badan
Mengukur berat badan bayi dapat dilakukan di atas timbangan bayi. Bayi
diposisikan telentang dan memakai diapers kering.
5. Panjang badan
Panjang badan bayi diukur dari ujung kepala hingga ujung tumit bayi. Bayi
diletakkan telentang di atas meja, dan ujung tubuh bayi ditandai dengan spidol di meja,
kemudian diukur.
6. Lingkar kepala
Nilai normal lingkar kepala bayi adalah 33-38 cm dan diukur menggunakan pita
di atas alis, kemudian dilingkarkan ke sekitar yang paling menonjol di belakang kepala
7. Lingkar dada
Untuk mengukur lingkar dada juga menggunakan pita. Jadikan putting bayi
sebagai patokan. Untuk ukuran normal lingkar dada bayi lebih rendah 1-2 cm dari lingkar
kepalanya.

B. Penilaian refleks bayi baru lahir


Penilaian refleks pada bayi nii bertujuan untuk menilai seberapa banyak refleks ini
berkembang dan berfungsi. Oleh sebab itu ada 3 hal yang harus kita ingat yaitu:
- Nama-nama refleks yang akan dinilai
- Tahu bagaimana mendapatkan respon dari refleks
- Tahu seberapa lama waktu ketika refleks ini menghilang
1. Refleks menggenggam (grasp reflexes)
a. Genggaman plamar: refleks ini berhubungan dengan tangan, yaitu ketika meletakkan
jari atau mengelus bagian dalam tangan bayi, mereka akan mengatup
mengelilinginya. Ini cenderung akan menghilang saat usia 4-6 bulan
b. Genggaman plantar: refleks ini berhubungan dengan kaki, ketika jari kita letakkan di
jari kaki bayi, jari-jari kaki bayi akan melengkung. Ini akan menghilang saat usia 9
bulan – 1 tahun
2. Refleks moro
Reflek ini akan merespon saat bayi mendengar suara keras secara tiba-tiba atau
kebisingan atau bayi mengalami gerakan yang tak terduga seperti mrlrtakkan bayi di atas
tempat tidur, bayi akan menggerakkan lengan dengan telapak tangan ke atas lalu
menggerakkan lengan kembali ke tubuh. Terkadang tangisan dicatat setelahnya. Refleks
ini akan hilang saat bayi berusia 6 bulan.
3. Refleks rooting
Merespon saat pipi atau mulut bayi dibelai, kepala bayi akan menoleh ke arah
tangan yang membelai dan mulut bayi akan terbuka untuk mencoba menghisap. Ini
membantu bayi menemukan sumber makanan saat menyusu. Refleks ini akan
menghilang setelah bayi berusia 4 bulan.
4. Refleks menghisap
Merespon ketika sesuatu menyentuh bagian atas mulut bayi, dan bayi akan mulai
menghisap dan ini akan sangat membantu bayi saat menyusu. Refleks ini akan
mengjilang saat berumur 4 bulan.
5. Refleks Babinski
Merespon saat bagian bawah kaki dibelai dari tumit ke atas sepanjang bagian luar
kaki, ibu jari dari dorsofleksi (membungkuk ke belakng) dan jari kaki lainnya
mengembang atau menyebar. Akan hilang saat berusia 1 tahun.
6. Refleks merangkak
Merespon saat bayi diletakkan di perut dan tekanan seperti tangan diletakkan pada
telapak kaki, bayi akan mencoba untuk mendorong tangan dan menggerakkan lengan dan
kai seperti gerakan merangkak. Refleks ini akan menghilang setelah beberapa minggu
kelahiran
7. Refleks Melangkah
Merespon saat menggendong bayi tegak dengan tungkai kaki menyentuh
permukaan, bayi akan menggerakkan kakinya seperti melangkah dan berjalan. Refleks ini
akan menghilang saat usia 3-4 bulan.
8. Refleks leher tonik
Merespon saat kepala bayi diputar ke sisi tertentu, kaki dan lengan di sisi itu akan
memanjang, sedangkan kaki dan lengan di sisi lain akan menekuk. Refleks ini akan
menghilang saat usia 4 bulan.
C. APGAR skor pada bayi baru lahir

APGAR 0 1 2
Appearance (warna Biru/pucat Tubuh Tubuh ekstremitas
kulit) kemerahan/ekstremita kemerahan
s biru
Pulse (denyut nadi) Tidak ada <100 bpn >100 bpn
Grimace (refleks) Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
Activity (tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot)
Respiratory Tidak ada Lemah merintih Tangisan kuat
(pernapasan)

Intervensi berdasarkan skor:


1. 7-10: rutin perawatan pasca melahirkan
2. 4-6: beberapa resusitasi (oksigen, suction, merangsang bayi, menggosok punggung)
3. 0-3: resusitasi penuh
Skor APGAR ini dilakukan pada satu menit dan lima menit setelah lahir. Semakin tinggi
skornya makan semakin baik kondisi bayi.

D. Penilaian keperawatn pemeriksaan fisik pedriatik


4 poin utama:
- Berinteraksi dengan orang tua terlebih dahulu dan membangun kepercayaan dengan
anak
- Mendorong orang tua dengan anak seperti menduudkan anak di pangkuan orang tua
- Berkomunikasi dengan anak sesuai usianya
- Menjaga agar peralatan medis tidak terlihat agar anak tidak stress
- Prosedur invasive selalu dilakukan terakhir

Penilaian fisik pada anak usia 22 bulan:


a. Berinteraksi dengan orang tua
b. Menggunakan mainan dengan anak
c. Ukur berat dan tinggi anak
d. Dengarkan suara jantung dan paru-paru
e. Ukur ttv
1. Pemeriksaan fisik bayi usia 0-12 bulan
a. Pertumbuhan

 I inci perbulan

 50 % meningkat pada 12 bulan


b. Berat

 Menjadi 2x lipat setelah 6 bulan

 Menjadi 3x lipat setelah 12 bulan


Bayi baru lahir memiliki BB= 6 pon
2. Nutrisi
a. Meminum ASI jangan dikasi susu sapi
b. Makanan padat diberi saat bayi usia 4-6 bulan, ketika bayi sudah bisa memegang
kendali atas kepala dan lehernya. Diberi satu jenis tiap minggunya.
3. Kepala
Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala lebih besar disbanding lingkar dada.
Namun ukurannya akan kembali sama saat usia 12-18 bulan. Bayi baru lahir juga
memiliki 2 membran yang tidak mengeras di kepala yang disebut fontanel atau pada
dasarnya titik lunak diantara tulang tengkorak.

Referensi:
PEMERIKSAAN VITAL SIGN. (2016). Retrieved from unhas.ac.id:
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/11/PEMERIKSAAN-
VITAL-SIGN.pdf
PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL. (2013). Retrieved from umm.ac.id:
https://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/PEMERIKSAAN%20TTV%20DAN
%20KEPALA%20LEHER.pdf

Anda mungkin juga menyukai