Ai Rostika - 12 April REV
Ai Rostika - 12 April REV
PROPOSAL SKRIPSI
AI ROSTIKA
F422373
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 5
1.4.1 Tujuan Umum...................................................................................5
1.4.2 Tujuan Khusus..................................................................................5
1.5 Hipotesis........................................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................7
2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)...................................................................7
2.1.1 Defenisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)....................................7
2.1.2 Klasifikasi BBLR.............................................................................7
2.1.3 Tanda-tanda Bayi Berat Lahir Rendah............................................8
2.1.4 Batasan Bayi Berat Lahir Rendah...................................................8
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR..............................9
2.1.6 Karakteristik BBL..........................................................................13
2.2 Kehamilan....................................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian.......................................................................................15
2.2.2 Gizi ibu hamil.................................................................................16
2.2.3 Masalah Gizi Ibu Hamil dan Dampaknya terhadap kehamilannya.
........................................................................................................20
2.2.4 Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil.....................................................22
2.2.5 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan...............................24
2.2.6 Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Penambahan Berat Badan
Ibu Selama Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir......................26
2.3 Kerangka Teori............................................................................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BBLR dengan lebih dari 15,5% dari semua kelahiran setiap tahun.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017) angka
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia mencapai 6,2%.
Kejadian BBLR berdasarkan provinsi bervariasi dengan rentang 2%-15,1%.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2021 didapatkan bahwa
jumlah BBLR di Jawa Barat sebanyak 20.588 dan jumlah kasus di
Kabupaten Cianjur sebanyak 996 (2,39%)%. Jumlah BBLR di Puskesmas
Cibaregbeg sendiri sebanyak 38 kasus dari 793 ibu hamil atau sebesar 5%.
Bayi dengan BBLR memiliki resiko lebih tinggi mengalami kematian,
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak
dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR. Bayi BBLR memiliki peluang
lebih kecil untuk bertahan hidup, ketika meraka bertahan hidup, mereka
lebih rentan terhadap penyakit hingga mereka dewasa. BBLR cenderung
mengalami gangguan perkembangan kognitif, retardasi mental serta lebih
mudah mengalami infeksi yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan
kematian. Dampak lain yang muncul pada orang dewasa yang memiliki
riwayat BBLR yaitu beresiko menderita penyakit degenerative yang
menyebabkan beban ekonomi individu dan masyarakat (Pramono, 2015)
BBLR dapat disebabkan dari beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor lingkungan internal yaitu meliputi umur, jarak kehamilan, paritas,
kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, penyakit. Selain itu ada faktor
lingkungan eksternal yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan
tingkat social ekonomi ibu hamil. Serta faktor penggunaan sarana kesehatan
yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau ANC (Silitonga H
N, 2011). Namun faktor yang lebih dominan salah satunya adalah faktor
status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil dapat dinilai dari penambahan
berat badan ibu selama kehamilan dan lingkar lengan atas ibu hamil (LILA)
(Fatimah, 2017). Penambahan berat badan ibu yang normal selama
kehamilan untuk ibu dengan indeks masa tubuh yang normal adalah 11,5-
16,0 kg (Fatimah, 2017). Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan
mengukur ukuran lingkar lengan atas, bila kurang dari 23,5 cm maka ibu
3
hamil tersebut termasuk Kurang Energi Kronis (KEK), ini berarti ibu sudah
mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila
ini terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin
menjadi terhambat, akibatnya melahirkan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) (Depkes RI, 2008 dalam Siagian L, 2010).
Di Indonesia tahun 2018 berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas), kasus Kurang Energi Kronis (KEK) didasarkan oleh tingginya
angka anemia sebesar 23,9%, anemia ibu hamil 37,1%, dan 20,8% KEK
dialami pada Wanita Usia Subur (WUS), KEK pada ibu hamil 24,2%.
Angka KEK mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu 24,2% menjadi
17,3% di tahun 2018 (Riskesdas 2018).
Menurut Badan Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes RI di Jawa
Barat angka kejadian KEK 30,6% pada tahun 2022. Angka Kejadian KEK
di Kabupaten Cianjur berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Cianjur ibu
hamil kurang energi kronis sebesar 18,2% (Profil Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Cianjur, 2022).
Pada tahun 2021 kejadian KEK di Puskesmas Cibaregbeg sebanyak
117 kasus dari 784 orang ibu hamil dan angka kejadian kasus BBLR pada
tahun 2022 di Puskesmas Cibaregbeg sebanyak 52 kasus (Dinas Kesehatan
Kabupaten Cianjur, 2022).
Berdasarkan peneltian Prihatini (2020) menunjukkan bahwa bahwa
ibu hamil yang mengalami KEK 21 orang (20,6%), dan BBLR sebanyak 10
bayi (9,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian BBLR
dengan riwayat ibu hamil KEK dibuktikan dengan nilai p value (p = 0,015)
yang mana bahwa semakin baik status gizi ibu hamil selama masa
kehamilan maka akan semakin baik pula berat bayi lahir.
Berdasarkan penelitian Sumiati (2021) menunjukkan nilai p=0,045
yang artinya terdapat hubungan antara KEK pada ibu hamil dengan kejadian
BBLR. Hasil OR=3,333 95% CI .998 - 11.139 yang berarti ibu hamil KEK
secara signifikan mempunyai risiko 3,333 kali melahirkan bayi BBLR.
Simpulan penelitian adalah ada hubungan antara KEK pada ibu hamil dan
4
1.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan kurang
energi kronik pada ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah di Puskesmas
Cibaregbeg Kabupaten Cianjur.
kejadian kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan berat badan
lahir rendah.
1.6.2 Praktis
1. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dijadikan sebagai tambahan informasi tentang
gambaran kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu
hamil dan berat badan lahir rendah di wilayah kerja Puskesmas,
sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat rencana program penanggulangan kejadian KEK dan
berat badan lahir rendah.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan
peneliti mengenai riset kesehatan khususnya pengetahuan Kurang
Energi kronik pada ibu hamil dan bayi berat lahir rendah.
3. Bagi Responden
Penelitian ini dijadikan sebagai tambahan informasi untuk
menjaga asupan gizi, menambah pengetahuan, dan menjaga jarak
kehamilan agar terhindar dari Kekurangan Energi Kronis (KEK)
dan berat badan lahir rendah.
4. Bagi Tempat Penelitian
Menjadi bahan masukkan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Cibaregbeg Kabupaten Cianjur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
b. Sosial demografi
1) Usia ibu
Usia ibu adalah waktu hidup ibu bersalin sejak lahir sampai hamil.
Saat terbaik untuk seorang wanita hamil adalah saat usia 20-35
tahun, karena pada usia itu seorang wanita sudah mengalami
kematangan organ-organ reproduksi dan secara psikologi sudah
dewasa (Manuaba, 2016)
2) Gizi hamil
Status gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
menentukan pertumbuhan janin. Status gizi ibu hamil akan
berdampak pada berat badan lahir, angka kematian perinatal,
keadaan kesehatan perinatal, dan pertumbuhan bayi setelah
kelahiran. Situasi status gizi ibu hamil sering digambarkan melalui
prevalensi anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.
3) Status sosial ekonomi
Keluarga bayi dengan status ekonomi rendah dan tinggal di pedesaan
cenderung mengalami kejadian BBLR lebih tinggi dibandingkan
dengan keluarga status ekonomi tinggi dan tinggal di perkotaan.
Keluarga bayi dengan status ekonomi rendah mempunyai risiko
BBLR sebesar 1,33 kali dibandingkan keluarga dengan status
ekonomi tinggi karena berhubungan dengan kurangnya pemenuhan
nutrisi ibu dan pemantauan kehamilan. (Cunningham, 2018).
4) Status pernikahan
Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah
psikologis yaitu rasa takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri
12
5) Pendidikan
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang berperilaku. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang
mendasari dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi
pendidikan ibu akan semakin mampu mengambil keputusan bahwa
pelayanan kesehatan selama hamil dapat mencegah gangguan sedini
mungkin bagi ibu dan janinnya termasuk mencegah kejadian
BBLR.Tingkat pendidikan juga sering dihubungkan dengan tingkat
sosial ekonomi dalam konteks kesehatan, dimana tingkat pendidikan
yang rendah dapat membatasi pekerjaan (Notoatmodjo, 2018).
c. Kesehatan umum dan penyakit episodik
1) Gangguan metabolisme
Salah satu penyakit gangguan metabolisme yang sering dialami oleh
ibu hamil yaitu diabetes mellitus (DM). Pada ibu yang mengalami
diabetesmeliitus, cedera mikrovaskular ginjal akan merusak
membrane glomelurus sehingga protein akan bocor keluar ke urin.
Seiring dengan memburuknya fungsi ginjal, kebocoran protein akan
menimbulkan retensi cairan dan ginjal makin tidak efisien dalam
membuang sampah metabolism seperti keratinin. Gangguan ini
disebut nefropati diabetic dan akan mempersulit kehamilan termasuk
pre-eklamsia, hipertensi, BBLR, dan kelahiran premature.
Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) merupakan faktor komplikasi
yang sering terjadi jika ibu hamil sudah mengalami fungsi ginjal
yang buruk. (Bothamley, 2013)
2) Faktor ayah
13
d. Komplikasi BBLR
1) Komplikasi BBLR pada bayi premature :
a) Asfiksia
Asfiksia disebabkan karena kurangnya surfaktan (ratio lesitin
atau sfingomielin kurang dari 2). Pertumbuhan dan
pengembangan yang belum sempurna, otot pernafasan yang
masih lemah, dan tulang iga yang mudah melengkung atau
pliable thorax. (Momeni, 2017).
b) Masalah pemberian ASI
Hal tersebut dikarenakan ukuran tubuh BBLR yang kecil,
kurang energi, lemah, lambungnya kecil, dan tidak dapat
menghisap dengan kuat. (Momeni, 2017).
c) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat adanya peningkatan
kadar bilirubin pada tubuh. Hal tersebut dapat ditemukan
dalam keadaan dimana terjadi peningkatan penghancuran sel
darah merah (eritrosit) yang berkisar 80-90 hari, dan kadar zat
besi yang tinggi dalam eritrosit. (Radis, Glover, 2012).
2) Komplikasi BBLR pada bayi dismatur
a) Sindrom aspirasi mekonium
Keadaan hipoksia intrauterineakan mengakibatkan janin
mengadakan “gasping” dalam uterus. Selain itu, mekonuim akan
dilepaskan ke dalam likour amnion seperti yang sering terjadi
pada “subacute fetal distress”. Akibatnya, cairan yang
15
2.2 Kehamilan
2.2.1 Pengertian
Kehamilan adalah serangkaian proses berawal dari konsepsi,
kemudian fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal berlangsung selama 38-40 minggu
atau sekitar 280 hari. Sedangkan menurut kalender kira-kira 9 bulan 7 hari
dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Adapun rentang waktu
kehamilan dibagi menjadi tiga, trimester pertama (1-3 bualn), trimester
kedua (4-6 bulan), dan trimester ketiga (7-9 bulan) (Mardalena I, 2017).
Seorang wanita baru dapat dipastikan hamil jika terbukti dari adanya
tanda pasti hamil. Tanda pasti hamil tersebut yaitu gerakan janin dalam
rahim dan denyut jantung. Gerakan janin bisa dideteksi melalui rabaan,
16
I
18
0
0
Natrium 1500 1500 0 0 0 Mg
Sumber : Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Nuha Medika.Yogyakarta.
.
2.2.4 Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi
yaitu LLA (Lingkar Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara
untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita
23
Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik
ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas
sektoral (Depkes RI, 2008 dalam Siagian L, 2010).
Menurut Depkes RI 1994 dalam Nyoman I D (2012) pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LLA) pada wanita usia subur adalah salah satu
cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat
awam, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. Uraian dibawah
ini akan dibahas pengertian tujuan, ambang batas, pelaksanaan serta tindak
lanjut pengukuran LLA. Sumber rujukan yang digunakan adalah Pedoman
Penggunaan Alat Ukur Linggar Lengan Atas (LLA) pada wanita subur yang
dikeluarkan oleh Depkes 1994 ( Nyoman I D, 2012).
Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko kekurangan Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat
mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Beberapa tujuan pengukuran
LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,
masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut
adalah :
a. Mengetahui resiko KEK wanita usia subur, baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mepunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya
perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK (Nyoman I D, 2012).
24
Tabel 2.3
Penilaian Body Mass Index (BMI)
Nilai Penilaian Berat Badan Peningkatan Berat badan
BMI Yang diharapkan selama
kehamilan
> 30 Obesitas – kegemukan 6-9 kg
25-29,9 Berat badan berlebihan 6-11 kg
18,5-24,9 Berat Badan Ideal 11-15 kg
< 18,5 Berat Badan Kurang 12-18
Sumber : Mardiah. 2011.Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama
Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir Diklinik
Nurhasanah Tahun 2010- 2011.
Salah satu parameter untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah
pertambahan berat badan selama kehamilan. Selama trimester I, kisaran
pertambahan berat badan ibu 1-2 kg (350-400 gr/ minggu), trimester II dan
26
Bayi 3,75 kg
Placenta 0,75 kg
Cairan ketuban 1 kg
Pembesaran rahim 1 kg
Jaringan payudara ibu 1 kg
Volume darah ibu 2 kg
Cairan dalam jarinagn ibu 2 kg
Cadangan Lemak ibu 3,5 kg
Rata-rata jumlah 15 kg pertambahan berat badan keseluruhan
Sumber : Mardiah. 2011.Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama
Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir Diklinik
Nurhasanah Tahun 2010-2011
2.2.6 Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Penambahan Berat Badan Ibu
Selama Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir.
Masalah gizi ibu hamil yang sering dijumpai di Masyarakat adalah
kurangnya asupan gizi makro dan mikro. Kekurangan gizi makro yang
sering dijumpai adalah kekurangan energi kronik (KEK) yang ditandai
dengan ukuran lingkar lengan atas (LLA) <23,5. KEK pada ibu hamil dapat
menurunkan kekuatan otot pada proses persalinan sehingga terjadi partus
lama/ macet dan pendarahan pasca melahirkan, sedangkan efek pada janin
dapat berupa gagal tumbuh dalam kandungan dan bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah (< 2500kg) (Pattimah S, 2017)
Perbandingan tinggi badan dan berat badan berkaitan erat dengan
tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan
kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan
ibu lebih besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan
Ibu (Setianingrum, 2005: 129 dalam Mardiah 2011)
Bayi dengan berat badan dibawah 2500 gram (BBLR) dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu gangguan pertumbuhan sejak berada
dalam intra uterin, infeksi yang terjadi pada ibu, asupan gizi yang kurang,
kehilangan zat gizi yang tinggi, dan atau peningkatan kebutuhan gizi selama
hamil (Pattimah S, 2017).
Penyebab BBLR sangat kompleks dan saling independen, tetapi
ukuran antopomrtei ibu dan asupan zat gizi merupakan perhatian yang
28
1. Umur
2. Jarak Kehamilan
3. Aktifitas Fisik yang berat
4. Ekonomi
5. Perokok
6. Penggunaan Obat Terlarag BBLR
7. Alkohol
8. Kurang Energi Kronik
(KEK)
Gambar 2.1
Kerangka Teori
29
30
Ngoma, et al, 2016, Young Adolescent Girls are at High Risk for Adverse
Pregnancy Outcomes in Sub-Sahara Africa, British Medical
Jurnal, diunduh pada tanggal 11 April 2023 di
http://bmjopen.bmj.com/content/6/6e011783.full
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Ke-4. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016
Pramono dan Astridya. 2014. Pola Kejadian dan Determinan Bayi Dengan Berat
Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Indonesia Tahun 2013. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 1 Januari 2015: 1–10
Proverawati dan Isnawati. 2012. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha
medika. Yogyakarta.
Sulistyawati. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.Jakarta: Salemba Medika;
2013
Siagian L.Hubungan lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir di
Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir. KTI. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2010.
Silitonga HN. Celana antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir di Medan. RSUP Haji Adam Malik – RS DR
Piringadi. KTI. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, 2011.
Tando NM. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Karyuni PE,
editor. Jakarta: EGC; 2016.