LK 01 - Modul 2 Aljabar Dan Program Linier
LK 01 - Modul 2 Aljabar Dan Program Linier
com
Nama : www.aksiguru.com
No. Peserta : Edukasi Bangsa Sepanjang Masa
berbentuk :
a11 x1 a12 x2 ... a1 p xp b1
a21 x1 a22 x2 ... a2 p xp b2
...
an1 x1 an 2 x2 ... anp xp bn
dengan aij dan bi bilangan-bilangan real
untuk setiap i = 1,2,…,n dan j=1,2,….,
Jenis-jenis SPL
Berdasarkan SPL dalam bentuk AX=B,
maka SPL dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1. SPL homogen, jika B=O.
2. SPL non homogen, jika BO.
Berdasarkan solusi yang dimiliki oleh SPL,
maka SPL dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. SPL konsisten (consistent), jika SPL
tersebut mempunyai solusi.
2. SPL tak konsisten (inconsistent), jika
SPL tersebut tidak mempunyai solusi.
D. Metode Penyelesaian SPL
Ada beberapa cara (metode) yang sering
digunakan untuk menentukan solusi dari suatu
SPL, seperti metode grafik, metode eliminasi,
metode substitusi, dan metode gabungan
(eliminasi dan substitusi). Khusus untuk
metode grafik lebih tepat digunakan untuk
SPLDV.
Definisi 2.3
Jika A dan B matriks yang berukuran
sama, maka jumlah A + B merupakan
matriks yang diperoleh dengan
menjumlahkan komponen-komponen
matriks A dan B yang bersesuaian.
Definisi 2.4
Jika A sembarang matriks dan sebarang
skalar, maka hasil kali skalar adalah
matriks yang diperoleh dengan
mengalikan setiap komponen dari A
dengan .
Definisi 2.5
Jika adalah matriks p x q
dan matriks q x r maka hasil kali AB
merupakan matriks berukuran p x r yang
komponennya
Teorema 2.1
Berlaku sifat komutatif penjumlahan,
sifat asosiatif penjumlahan, sifat asosiatif
perkalian, sifat distributif kiri perkalian
terhadap penjumlahan, dan sifat
distributif kanan perkalian terhadap
penjumlahan.
Invers Matriks
Definisi 2.6
Jika A matriks persegi dan terdapat
matriks B sedemikan sehingga AB
= BA = I, maka A dikatakan invertibel dan
B dikatakan Invers A. jika A invertibel,
maka inversnya dinyatakan dengan
simbol .
Teorema 2.2
Jika B dan C keduanya merupakan invers
dari matriks A, maka B = C
Teorema 2.3
ad – bc dan
Teorema 2.4
Jika A dan B matriks invertibel berukuran
sama, maka AB invertibel dan
Definisi 2.7
Jika A matriks persegi, maka
www.aksiguru.com
n faktor
Jika A invertibel, maka didefinisikan
pangkat bulat negatif dari A
,
Teorema 2.5
Jika A matriks persegi dan r dan s
bilangan bulat, maka
dan
Teorema 2.6
Jika A matriks invertibel, maka
1. invertibel dan
2. invertibel dan
untuk n = 0, 1, 2, …
3. Untuk sembarang skalar tak nol,
matriks kA invertibel dan
Transpose Matriks
Definisi 2.8
Jika A matriks p x q maka transpose A,
atau didefinisikan sebagai matriks q x
p yang diperoleh dari menukar baris dan
kolom A, yaitu kolom pertama dari
merupakan baris pertama matriks A,
kolom kedua dari merupakan baris
kedua dari A, dan seterusnya
Teorema 2.7
1.
2.
3. dengan k sebarang
skalar
4.
Matriks Elementer dan Metode Mencari
Invers Matriks
Definisi 2.9
Suatu matriks n x n disebut matriis
elementer jika dapat diperoleh dari
matriks identitas berukuran n x n dengan
melakukan satu operasi baris elementer.
Teorema 2.8
Jika matriks A dikalikan dengan matriks
www.aksiguru.com
3.
det
Aturan Cramer
Jika Ax = b SPL dengan n persamaan dan n
variabel dengan det(A) , maka
mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu:
Teorema 2.16
1. sehingga ǁvǁ =
2. lancip jika , tumpul jika
dan siku-siku jika
Teorema 2.17
1. u.v = v.u
2. u.(v + w) = (u.v) + (u.w)
3. k (u.v) = (ku). v = u.(kv)
4. v.v jika
5. v.v = 0 jika v = 0
Definisi 2.20
Dua vektor u dan v disebut ortogonal,
ditulis u tegak lurus v, jika u.v = 0
Hasil Kali Silang
Teorema 2.20
ǁv x wǁ = luas jajar genjang
Teorema 2.21
www.aksiguru.com
KB 3 : Program Linier
A. Program Linier
Program linear merupakan bagian dari
Operation Research yang mempelajari
masalah optimum (nilai maksimum atau
minimum)
Masalah program linear adalah masalah
optimasi dalam hal sebagai berikut:
a. Usaha untuk memaksimalkan (atau
meminimalkan) fungsi linear dari
sejumlah variabel keputusan.
b. Nilai variabel keputusan harus memenuhi
sejumlah pembatas/kendala.
c. Nilai pada setiap variabel dibatasi.
B. Menyelesaikan Program Linier dengan
Metode Grafik
Menyelesaikan masalah program linear
dengan metode grafik dilakukan dengan 2
metode yaitu metode titik pojok dan garis
selidik.
Jika menggunakan itik pojok, maka nilai
optimal fungsi tujuan dibandingkan
berdasar titik pojok pembentuknya.
Menyelesaikan model matematika dengan
metode titik pojok yaitu dengan cara
gambar dulu garisnya, lalu beri arasiran
sesuai dengan daerah, temukan DHP nya,
dan substitusikan semua titik pojoknya ke
fungsi kendala untuk menentukan nilai
optimalnya.
Jika menggunakan metode garis selidik
yaitu dengan cara: gambar dulu persamaan
garisnya, kemudian gambar garis selidiknya
atau DPF, dan untuk penentuan titik
optimalnya yaitu titik ekstrim terakhir yang
dilalui garis selidik.
Beberapa kasus program linear yaitu
penyelesaian tidak tunggal, ketidaklayakan,
kelebihan pembatas, dan penyelesaian
tidak terbatas.
www.aksiguru.com
maka:
1. Jika LP1 merupakan kasus
penyelesaian tidak terbatas maka LP2
merupakan kasus ketidaklayakan
2 Jika LP2 merupakan kasus
penyelesaian tidak terbatas maka LP1
merupakan kasus ketidaklayakan
3. Jika LP1 dan LP2 keduanya tertutup
dan dapat diselesaikan maka opt (LP1)
opt (LP2)
Teorema Dualitas Kuat
Jika LP1 dan LP2 dapat diselesaikan dan
tertutup maka berlaku pula untuk
pasangannya dan opt (LP1) = opt (LP2)
KB 4: Pembelajaran Geometri
A. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Dicovery Learning dikenalkan tahun
1960-an oleh Jerome Bruner yang salah
satu aspeknya adalah kegagalan.
Sintaks pembelajaran discovery learning
adalah: (1) stimulation; (2) problem
statement; (3) data collecting; (4) data
processing; (5) verification; dan (6)
generalization.
B. Pembelajaran Abad 21
Dikenal dengan istilah 4CS (critical thinking,
communication, collaboration, and
creativity) dan merupakan keterampilan
yang sangat diperlukan dalam pendidikan
abad 21
1. Kreativitas berpikir dan inovasi
peserta didik dapat menghasilkan,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan ide-ide mereka
secara kreatif baik secara mandiri
maupun berkelompok.
2. Berpikir kritis dan pemecahan masalah
peserta didik dapat mengidentifikasi,
menganalisisi, mengintrepetasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi,
klaim dan data data yang tersaji secara
luas melalui pengkajian secara
mendalam, serta merefleksikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Komunikasi peserta didik dapat
www.aksiguru.com