OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman : 1/2
No. Revisi :
Prosedur)
Pemberian pelayanan kesehatan kepada semua pasien yang gawat atau
1 PENGERTIAN tidak gawat yang membutuhkan penanganan atau pengobatan di
Instalasi Gawat Darurat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan tingkat
2 TUJUAN
kegawatannya sehingga dapat mencegah kematian dan kecatatan guna
untuk mendukung pelayanan yang bermutu dan memuaskan pasien
Surat keputusan Direktur Klinik Utama Baji Maccini
3 KEBIJAKAN
Kab. Gowa tentang pelayanan Nomor : .....
https://id.scribd.com/document/374909904/Sop-
5 PROSEDUR A. PERSIAPAN
1. Rekam medis gawat darurat
2. Peralatan medis yang digunakan untuk pasien dengan
kegawatdaruratan
3. Alat tulis
B. PROSEDUR
1. Pasien dan pengantar datang di IGD memakai masker sesuai
protokol kesehatan
2. Pasien atau pengantar melakukan pendaftaran di Unit loket
3. Pasien dilakukan pemeriksaan/tindakan oleh dokter dan
perawat jaga IGD
4. Apabila dalam pemeriksaan, kasus bias ditangani klinik,
petugas segera melakukan tindakan dan meminta pasien atau
keluarga menandatangani lembar persetujuan
5. Bila perlu pemeriksaan laboratorium, perawat IGD
menghubungi petugas laboratorium untuk mengambil sampel
di IGD
6. Apabila dalam pemeriksaan, kasus tidak bias ditangani di
klinik, petugas segera merujuk pasien dengan sebelumnya
memberikan informasi pada pasien dan keluarga dan
melakukan stabilisasi
7. Pasien yang sudah ditangani di IGD diberikan resep dan
diminta control bila perlu.
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Utama Baji Maccini sesuai
1 PENGERTIAN
kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku.
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham terhadap
2 TUJUAN
tahapan dan prosedur pelayanan klinis
Surat keputusan Direktur Klinik Utama Baji Maccini
STANDAR PELAYANAN
RAWAT INAP
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
1. Permintaan perawatan oleh dokter
2. Lembar persetujuan rawat inap, status kepesertaan, dan inform
1 PERSYARATAN
consent yang telah di tandatangani oleh pasien atau keluarga
3. Kelengkapan berkas rekam medis (Form RM)
2 PROSEDUR 1. Setelah menerima pesanan dari admisi atau OTS, petugas rawat
inap menyiapkan tempat tidur.
2. Petugas admisi atau IGD mengantar pasien ke ruangan perawatan.
3. Petugas rawat inap menerima peyerahan pasien berikut : berkas
persyaratan rawat inap dari petugas pengantar pasien.
4. Petugas ruangan melakukan pemeriksaan awal rawat inap.
5. Petugas ruangan melaporkan pasien tersebut kepada penanggung
jawab
6. Petugas Pemberi Asuhan (dokter, Perawat, Farmasi dan Gizi)
melakukan asuhan medis dan keperawatan selama pasien di
rawat.
7. Menyiapkan tindakan operasi (bila memerlkukan tindakan
operasi)
8. Petugas mencatat perkembangan pasien di lembar Rekam Medis
9. Menyiapkan rencana pulang pasien.
10. Petugas mengisi kelengkapan Rekam Medis sebelum pasien
pulang
11. Penyelesaian administrasi
12. Pasien pulang
3 WAKTU Dari pasien MRS sampai pasien KRS (Tergantung lama rawat)
PELAYANAN PASIEN
BARU
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IGD, pindahan
1 PENGERTIAN
dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat inap.
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Pasien yang telah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang telah
1 PENGERTIAN
dinyatakan sembuh oleh dokter
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMERIKSAAN FISIK
PADA IBU HAMIL
3 KEBIJAKAN
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN
PEMERIKSAAN TINGGI
FUNDUS UTERI
3 KEBIJAKAN
Buku Pemantauan Wilayah Setempat KIA 2014
4 REFERENSI Diklat KIA-KB Terpadu bagi Tenaga Kesehatan di DBK dan DTPK.
BBPK Makassar. 2012
a. Buku KIA
b. Alat Tulis
c. Meja
d. Kursi
e. Microtoice
ALAT DAN
5
BAHAN f. Timbangan BB
g. .Pengukur LILA
h. Tensimeter
i. Stetoskop
j. Meteran
6 LANGKAH- Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya
LANGKAH
1. Primi muda, kurang dari 20 tahun
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu
lambat hamil ke-1 kawin lebih dari 4 tahun.
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
5. Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, pernah gagal kehamilan
8. Pernah melahirkan dengan ekstraksi vakum atau forseps
9. Pernah melahirkan dengan manual plasenta, pernah operasi seksio
10. Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi.
11. Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC
paru, Payah jantung, kencing manis dan penyakit menular
seksual.
12. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi.
13. Hamil kembar 2 atau lebih, pre eklamasi bera (kejang)
14. Hamil kembar air (Hydramnion).
15. Bayi mati dalam kandungan, kehamilan lebih bulan
16. Hamil letak sungsang, lintang, dan hamil dengan perdarahan
Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya
1. HB kurang dari 8 gr %, eklampsia, odema yang nyata
2. Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini
4. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
5. Letak sungsang pada primigravida, kehamilan ganda, janin yang
besar
6. Infeksi berat / sepsis, persalinan premature
7. Penyakit kronis pada ibu; Jantung, paru, ginjal, dll
8. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi
kehamilan.
Prosedur sesuai kelompok Resiko :
Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah (KRR),
pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak perlu dirujuk,
tempat persalinan bisa di poskesdes, penolong bisa bidan. Jumlah skor
6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi (KRT), pemeriksaan
kehamilan dilakukan bidan atau dokter, rujukan ke bidan dan
puskesmas, penolong persalinan bidan atau dokter. Jumlah skor lebih
dari 12, termasuk kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST).
pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter, penolong harus dokter
HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN
1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMBERIAN TABLET
ZAT BESI PADA IBU
HAMIL
1 PENGERTIAN Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu hamil
dengan memberikan zat besi sebagai penambah darah.
Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi pada
2 TUJUAN
ibu hamil.
3 KEBIJAKAN
HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN
1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PELAYANAN KB
SUNTIK
3 KEBIJAKAN
DOKUMEN Kartu KB
9
TERKAIT
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMBERIAN TT PADA
IBU HAMIL
3 KEBIJAKAN
HAL-HAL
7 YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
3 KEBIJAKAN
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
HAL-HAL
7 YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PENGUKURAN SUHU
PENGUKURAN
PERNAFASAN
4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN) Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Arloji
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (arloji, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas memastikan bahwa ibu benar-benar istirahat dalam posisi
berbaring dan duduk pada waktu menghitung pernafasan
4. Petugas menghitung dengan melihat kembang kempisnya dada
selama satu menit.
5. Petugas memberitahu ibu hasil pemeriksaan
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB
PENGUKURAN NADI
4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Arloji
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (arloji, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas memastikan bahwa ibu benar-benar istirahat dalam posisi
berbaring dan duduk pada waktu menghitung pernafasan
4. Petugas menghitung dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah di atas arteri selama satu menit
5. Petugas memberitahu ibu hasil pemeriksaan
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB
PENGUKURAN LILA
4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Pengukur LILA
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (pengukur LILA, buku KIA/kartu
LANGKAH
ibu dan alat tulis)
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan pengukuran LILA
3. Petugas membawa alat ke dekat ibu
4. Petugas menanyakan lengan ibu yang aktif bekerja (mengukur
yang tidak aktif bekerja)
5. Petugas melipat lengan baju ibu
6. Petugas meletakkan pita antara bahu dan siku yang tidak aktif
bekerja dan menentukan titik lengan (ukuran bahu dan siku di
bagi dua)
7. Petugas melingkarkan pita LILA pada tengah lengan (jangan
terlalu ketat dan terlalu longgar)
8. Petugas membaca skala pita dengan benar
9. Petugas membuka pita LILA
10. Petugas merapikan ibu
11. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
12. Petugas mencatat hasil pengukuran LILA pada kartu ibu dan buku
KIA
13. Petugas menyimpan alat pada tempatnya
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB
PENGUKURAN BERAT
BADAN
4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Timbangan
BAHAN
b. Kartu/buku KIA
c. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (timbangan, kartu dan alat tulis) dan
LANGKAH
memastikan jarum timbangan pada posisi nol
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung berat
badan
3. Petugas mempersilahkan ibu hamil membuka alas kaki dan
pakaian seperti jaket dan perlengkapan karena dapat
mempengaruhi hasil penimbangan
4. Petugas mempersilahkan ibu untuk naik di atas timbangan dan
memberitahu ibu untuk berdiri tegak tepat di tengah timbangan
dan tidak berpegang pada sesuatu
5. Petugas membaca skala pada timbangan
6. Petugas mencatat hasil penimbangan pada kartu ibu/buku KIA
7. Petugas memberitahukan hasil yang didapatkan pada ibu
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB
PENGUKURAN TINGGI
BADAN
4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Antropometri
BAHAN
b. Kartu/buku KIA
c. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (antropometri, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas mempersilahkan ibu hamil membuka alas kaki dan tumit
dirapatkan ke dinding
4. Petugas membaca skala pada antropometri
5. Petugas memberitahukan hasil yang didapatkan pada ibu
6. Petugas mencatat hasil pengukuran tinggi badan pada kartu
ibu/buku KIA
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB
PENYIMPANAN OBAT
PELAYANAN
GERIATRI
3 KEBIJAKAN
4 REFERENSI
OBSTETRI NEONATAL
EMERGENCY
KOMPREHENSIF
dr. Karunita Yusuf, Sp. PD
2. Khusus
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus
kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesinambungan.
Menentukan intervensi dan pembinasaan untuk masing-
masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
3 KEBIJAKAN Pelayanan obstetric neonatal emergency komprehensif di Klinik
Utama Baji Maccini
4 REFERENSI
5 PROSEDUR 1. Pasien rujukan faskes atau datang sendiri dilakukan triase oleh petugas
IGD
2. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan tatalaksana awal oleh dokter
UGD
3. Dokter UGD menghubungi DPJP untuk penatalaksanaan lebih lanjut
4. Bila pasien direncanakan rawat inap dan atau tindakan emergensi maka
dilakukan pemeriksaan antigen covid di UGD
5. Bila pasien direncanakan rawat inap tetapi tidak memerlukan penanganan
emergensi dan hasil pemewriksaan antigen negatif covid maka pasien
diarahkan ke ruangan kebidanan
6. Bila pasien direncanakan rawat inap dengan hasil pemeriksaan antigen
positif covid maka setelah mendapatkan penanganan di UGD pasien di
transfer ke ruangan isolasi covid
7. Pasien ponek yang membutuhkan penanganan di rumah sakit rujukan
maka diberikan edukasi untuk dirujuk dan petugas UGD menyelesaikan
SISRUTE ke rumah sakit rujukan
8. Petugas UGD yang menangani pasien PONEK dengan antigen positif
covid menggunakan APD level III
7 - IGD
PEREKRUTAN
PEGAWAI
2. Unit Radiologi
4. Unit Gizi
5. Unit Farmasi
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ORIENTASI UMUM
KARYAWAN KLINIK
UTAMA BAJI MACCINI
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ORIENTASI KHUSUS
KARYAWAN KLINIK
UTAMA BAJI MACCINI
4 PROSEDUR 1. SOP sebaiknya ditulis dengan kalimat aktif dan sesingkat mungkin
dengan kata yang jelas dan tegas
2. SOP sebaiknya dimulai dengan bagian-bagian berikut:
a. Pengantar yang berisi nomor dokumen, tanggal mulai berlaku, revisi,
tanggal revisi, judul, halaman, penyusun, pemeriksa, dan yang
menyetujui SOP.
b. Keterangan mengenai tujuan SOP, dengan menggunakan panjang
paragraf standar. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan kepada
pelaksana atau pemakai dokumen bahwa mereka bertanggungjawab
untuk memahami isi dan tujuan SOP bersangkutan.
Pelaksana dapat juga memberikan setiap masalah yang mungkin
timbul dalam pelaksanaan SOP, baik kesalahan yang disebabkan
karena hal yang kurang jelas atau tidak konsisten yang terdapat
dalam SOP.
Contoh keterangan dalam SOP :
Bila ada sesuatu dalam SOP ini yang tidak dimengerti atau tidak
dapat ditetapkan sesuai dengan yang tertulis, segera beritahukan
kepada seupervisor yang bersangkutan mengenai instruksi yang jelas
dan tepat tentang pelaksanaan operasional yang dimaksudkan.
Penulisan
Dalam kondisi tertentu sebaiknya penanggungjawab
prosedur SOP terkait ditulis pada kolom terpisah, dibagian
kanan pada teks dokumen. Hal tersebut memungkinkan
pemberian tanggungjawab yang lebih spesifik dibandingkan
dengan penulisan dalam pengantar umum.
Penomoran
Penomoran SOP menurut bidang, bulan, dan tahun
penetapan SOP.
Bidang SOP meliputi: pengadaan produk.
Pengelolaan produk meliputi : penyimpanan, pemeriksaan,
pemantauan, antisipasi dan penanganan, serta distribusi.
Contoh penomoran SOP:
Nomor 001-099 = SOP Penyesuaian perijinan,
kelengkapan dan laporan
Nomor 100-199 = SOP Pengelolaan dan penyaluran
produk
Nomor 200-299 = SOP Higiene dan Sanitasi.
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMELIHARAAN APAR
(ALAT PEMADAM API
RINGAN)
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ALUR PELAYANAN
PASIEN
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
6 Kartu status pasien
PENDAFTARAN
PASIEN
5
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
6 Kartu status pasien
PEMERIKSAAN FISIK
1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai
kebutuhan dengan cara:
5
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
6 Kartu status pasien
SOP PENANGANAN
SYOK ANAFILAKTIK
SOP RESUSITASI
JANTUNG PARU (RJP)
RUJUKAN EKTERNAL
SOP RUJUKAN
INTERNAL
JAWAB
AUDIT INTERNAL
SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Audit internal adalah: Suatu kegiatan audit yang sistimatis,
mandiri dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit
danmengevaluasi dengan obyektif untuk menentukan tingkat
pemenuhan kriteria audit Klinik yang disepakati.
Audit internal dilakukan oleh tim auditor Klinik yang telah
memperoleh pelatihan sebagai auditor
Audit internal dilakukan untuk memastikan keefektifan
penerapan Sistem Manajemen Mutu dan mengidentifikasi
serta memperbaiki ketidaksesuaian yang timbul dalam
penerapan Sistem Manajemen Mutu.
Audit internal dilaksanakan secara periodik minimal setiap
enambulan sekali
Audit internal tidak terjadual dapat dilakukan bila dibutuhkan
sesuai kebijakan pimpinan.Audit internal dilakukan juga
dengan melihat hasil audit internal sebelumnya.
Lead Auditor adalah seorang yang ditunjuk untuk memimpin
audit internal dengan kualifikasi: telah mengikuti pelatihan
audit internal,dengan mendapatpakan surat keputusan (SK)
Direktur Klinik,dan sudah bekerja di Klinik minimum tiga
tahun.
Auditor adalah seorang yang ditunjuk untuk melaksanakan
audit internal dengan kualifikasi: sudah bekerja di Klinik
minimum tiga tahun dan atau telah mengikuti pelatihan dan
penerapan Audit InternalAuditee adalah: seorang yang menjadi
sasaran audit, koordinator maupun pelaksana pelayanan klinis,
administrasi dan manajemen maupun upaya klinik
Sebagai bahan acuan petugas dalam menerangkan sistem audit internal
2 TUJUAN supaya setiap audit dapat dilakukan secara efektif, berkala dan
memberi peluang untuk melakukan perbaikan.
3 KEBIJAKAN
4 REFERENSI
IDENTIFIKASI PASIEN
2 TUJUAN Sebagai acuan dalam kegiatan identifikasi pasien di Klinik Utama Baji
Maccini
3 KEBIJAKAN Sebagai pedoman mengidentifikasi pasien di ruang pendaftaran Klinik
Utama Baji Maccini. Pelaksanaan identifikasi pasien di ruang
pendaftaran harus mengikuti instruksi yang tertuang dalam SOP.
4 PROSEDUR 1. Jika pasien datang dengan keluhan, maka petugas mengenali fisik
seseorang secara umum.
2. Petugas menilai apakah pasien tersebut termasuk pasien
memerlukan tindakan atau pengobatan umum biasa.
3. Petugas meminta data pribadi pada pasien, misalnya KTP/SIM.
4. Petugas membandingkan wajah pasien dengan gambar/foto pada
KTP/SIM.
5. Petugas menanyakan keluhan pasien.
6. Petugas menentukan ruang pelayanan yang sesuai dengan keluhan
pasien.
7. Petugas menanyakan data pribadi pasien, seperti Nama, Alamat,
Tempat/Tanggal lahir, Nama orangtua/Suami/Istri, dsb.
8. Petugas mengecek kesamaan data pribadi pasien dengan data yang
ada di KTP/SIM.
9. Petugas mengisi rekam medis pasien.
10. Petugas menyerahkan data-data yang sudah di dokumentasikan
pada rekam medis ke ruang periksa sesuai keluhan pasien.
PASIEN DATANG
KOMUNIKASI EFEKTIF