Anda di halaman 1dari 89

STANDAR

OPERASIONAL
PROSEDUR

KLINIK UTAMA BAJI MACCINI


Jl. Poros Gowa-Takalar, Tamallayang, Bontonompo, Kabupaten Gowa
Telp. 081341124843 (Kode Pos 92153)
Email: klinikutamabajimaccini@gmail.com
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PELAYANAN PASIEN
INSTALASI GAWAT
DARURAT

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman : 1/2
No. Revisi :
Prosedur)
Pemberian pelayanan kesehatan kepada semua pasien yang gawat atau
1 PENGERTIAN tidak gawat yang membutuhkan penanganan atau pengobatan di
Instalasi Gawat Darurat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan tingkat
2 TUJUAN
kegawatannya sehingga dapat mencegah kematian dan kecatatan guna
untuk mendukung pelayanan yang bermutu dan memuaskan pasien
Surat keputusan Direktur Klinik Utama Baji Maccini
3 KEBIJAKAN
Kab. Gowa tentang pelayanan Nomor : .....
 https://id.scribd.com/document/374909904/Sop-

4 REFERENSI  Sop pelayanan IGD Klinik

5 PROSEDUR A. PERSIAPAN
1. Rekam medis gawat darurat
2. Peralatan medis yang digunakan untuk pasien dengan
kegawatdaruratan
3. Alat tulis
B. PROSEDUR
1. Pasien dan pengantar datang di IGD memakai masker sesuai
protokol kesehatan
2. Pasien atau pengantar melakukan pendaftaran di Unit loket
3. Pasien dilakukan pemeriksaan/tindakan oleh dokter dan
perawat jaga IGD
4. Apabila dalam pemeriksaan, kasus bias ditangani klinik,
petugas segera melakukan tindakan dan meminta pasien atau
keluarga menandatangani lembar persetujuan
5. Bila perlu pemeriksaan laboratorium, perawat IGD
menghubungi petugas laboratorium untuk mengambil sampel
di IGD
6. Apabila dalam pemeriksaan, kasus tidak bias ditangani di
klinik, petugas segera merujuk pasien dengan sebelumnya
memberikan informasi pada pasien dan keluarga dan
melakukan stabilisasi
7. Pasien yang sudah ditangani di IGD diberikan resep dan
diminta control bila perlu.

6 UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PELAYANAN PASIEN
INSTALASI RAWAT
JALAN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Utama Baji Maccini sesuai
1 PENGERTIAN
kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku.
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham terhadap
2 TUJUAN
tahapan dan prosedur pelayanan klinis
Surat keputusan Direktur Klinik Utama Baji Maccini

3 KEBIJAKAN Kab. Gowa tentang pelayanan Nomor : … .

1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan

4 REFERENSI 2. Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 tentang Klinik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Keschatan
5 PROSEDUR 1. Pasien dan pengantar datang di klinik Utama Baji Maccini poli
rawat jalan memakai masker sesuan protokol kesehatan
2. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu di
ruang tunggu
3. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan
mendaftarkan pasten
4. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam
medis (bila pasien baru) atau menyiapkan rekam medis bila
pasien lama
5. Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
6. Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan laboratorium
sederhana
7. Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan diagnosa medis
dan perawat menetukan diagnosa keperawatan prioritas
8. Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat yang
diperlukan tidak tersedia) dan berkolaborasi dengan perawat
memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga
9. Dokter atau perawat memberikan obat kepada pasien atau
keluarga dan menjelaskan prosedur mengkonsumsinya.
10. Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus atau tidak dapat
ditangani di Klinik Utama Baji Maccini, dokter akan menyiapkan
resume medis dan merujuk pasien.

6 UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

STANDAR PELAYANAN
RAWAT INAP

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
1. Permintaan perawatan oleh dokter
2. Lembar persetujuan rawat inap, status kepesertaan, dan inform
1 PERSYARATAN
consent yang telah di tandatangani oleh pasien atau keluarga
3. Kelengkapan berkas rekam medis (Form RM)
2 PROSEDUR 1. Setelah menerima pesanan dari admisi atau OTS, petugas rawat
inap menyiapkan tempat tidur.
2. Petugas admisi atau IGD mengantar pasien ke ruangan perawatan.
3. Petugas rawat inap menerima peyerahan pasien berikut : berkas
persyaratan rawat inap dari petugas pengantar pasien.
4. Petugas ruangan melakukan pemeriksaan awal rawat inap.
5. Petugas ruangan melaporkan pasien tersebut kepada penanggung
jawab
6. Petugas Pemberi Asuhan (dokter, Perawat, Farmasi dan Gizi)
melakukan asuhan medis dan keperawatan selama pasien di
rawat.
7. Menyiapkan tindakan operasi (bila memerlkukan tindakan
operasi)
8. Petugas mencatat perkembangan pasien di lembar Rekam Medis
9. Menyiapkan rencana pulang pasien.
10. Petugas mengisi kelengkapan Rekam Medis sebelum pasien
pulang
11. Penyelesaian administrasi
12. Pasien pulang

3 WAKTU Dari pasien MRS sampai pasien KRS (Tergantung lama rawat)

1. Umum : Sesuai tarif pergub


BIAYA 2. JKN : Sesuai permenkes
4
PELAYANAN 3. Pembiayaan lainnya sesuai peraturan dan kesepakatan yang
berlaku.
PRODUK
5 Pelayanan rawat inap sesuai standar
LAYANAN

1. Petugas : Loket pengaduan


6 PENGADUAN
2. SMS Center :
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PELAYANAN PASIEN
BARU

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IGD, pindahan
1 PENGERTIAN
dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat inap.

2 TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan perawatan dalam menerima pasien baru

3 KEBIJAKAN Setiap pasien masuk harus diterima oleh perawat

4 REFERENSI Sop pelayanan Rawat Inap Klinik

1. Pasien datang ke ruangan disertai status


2. Pasien ditempatkan di kelas yang telah di sepakati
3. Perawat memperkanalkan diri
4. Diterangkan hak dan kewajiban kepada pasien dan keluarganya
5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu
tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruangan perawat, dan
5 PROSEDUR
memberitahu fasilitas yang tersedia serta cara penggunaannya.
6. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan
antara lain, waktu mandi, makan, kunjungan dokter dan waktu
besuk.
7. Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
evaluasi.

6 UNIT TERKAIT Rawat Inap


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PELAYANAN PASIEN
PULANG DENGAN IJIN
DOKTER

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
Pasien yang telah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang telah
1 PENGERTIAN
dinyatakan sembuh oleh dokter

2 TUJUAN Sebagai acuan memulangkan pasien dari ruang rawat inap

3 KEBIJAKAN Setiap pasien pulang harus seijin dokter

4 REFERENSI Sop pelayanan Rawat Inap Klinik

1. Dokter mengijinkan pulang


2. Bagian administrasi perawat menyiapkan perincian pembiayaan
dan surat-surat yang dibutuhkan antara lain :
 Surat kontrol
 Surat keterangan sakit
 Surat perincian di atur ke bagian keuangan oleh bagian
5 PROSEDUR administrasi perawat
3. Perawat menganjurkan keluarga pasien menyelesaikan
administrasi ke bagian keuangan
4. Surat bukti pembayaran diserahkan ke bagian administrasi
perawat
5. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan selanjutnya di
rumah dan menyerahkan surat-surat yang diperlukan pasien.

6 UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan

DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PEMERIKSAAN FISIK
PADA IBU HAMIL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
1 PENGERTIAN
saat pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan mulai dari
2 TUJUAN
kepala sampai kaki untuk mengetahui adanya kelainan pada ibu hamil.

3 KEBIJAKAN
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan

4 REFERENSI Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan


Makassar. 2012.
a. Family Folder
b. Buku KIA
c. Alat Tulis
d. Meja
ALAT DAN e. Kursi
5
BAHAN
f. Tempat tidur
g. Meteran
h. Leanec
i. Reflex hammer
6 LANGKAH- 1. Petugas menjelaskan kepada ibu maksud dan tujuan dilakukan
LANGKAH
pemeriksaan fisik.
2. Petugas menyusun alat untuk memudahkan dalam bekerja.
3. Petugas mencuci tangan dengan menggunakan sabun di bawah air
mengalir dan mengeringkan dengan handuk bersih (memakai
handclean).
4. Petugas mengatur posisi ibu dengan senyaman mungkin
(berbaring pada tempat tidur).
5. Petugas melakukan penilaian secara sistematis.
6. Petugas melakukan pemeriksaan pada kepala dengan melakukan
inspeksi dan palpasi kepala, kulit kepala untuk melihat
kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembaban,
dan bau.
7. Petugas melakukan inspeksi pada wajah, konjungtivitis (anemi),
dan sklera (ikterus).
8. Petugas melakukan inspeksi pada hidung untuk melihat septum
hidung berada di tengah, atau tidak, ada benda asing, secret
hidung, perdarahan, atau polip.
9. Petugas melakukan pemeriksaan pada mulut dan
kerongkonganuntuk melihat rongga mulut (stomatitis),
kemampuan menggigit, bibir (warna, simetris, lembab,
pengelupasan).
10. Petugas melakukan inspeksi pada telinga untuk melihat canalis
bersih atau tidak, peradangan, cairan yang keluar, atau adakab
benda asing.
11. Petugas melakukan pemeriksaan pada leher (kelenjar tyroid, vena
jugularis, dan kelenjar limfe), inspeksi untuk melihat
kesimetrisan, pengaruh ada masa kekauan leher dan pembesaran
di leher.
12. Petugas memeriksa pada dada untuk melihat pola pernafasan,
adakah tanda-tanda ketidaknyamanan bernafas, melihat bentuk
payudara, kesimetrisan, ada Benjolan atau tidak, bentuk putting
susu serta areola mammae.
13. Petugas melakukan pemeriksaan palpasi pada ketiak untuk
melihat apakah ada pembesaran kelenjar getah bening.
14. Petugas melakukan palpasi pada abdomen
 Leopold I : untuk mengetahui TFU
 Leopold II : untuk mengetahui posisi bayi apakah puka/puki
atau melintang
 Leopold III: untuk mengetahui bagian terendah janin
 Leopold IV : untuk mengetahui sejauh mana bagian
terendah masuk PAP
15. Petugas melakukan pemeriksaan pada ekstremitas
 Ekstremitas atas dengan melihat apakah kuku ibu panjang,
melihat warna kuku, apakah pucat atau kemerahan.
 Ekstremitas bawah melihat apakah ada oedem, varices, dan
warna kuku pada kaki.
16. Petugas melakukan perkusi untuk mengetahui refleks patella
dengan cara tungkai difleksikan dan digantungkemudian diketok
pada tendo muskulus kuadriseps femoris di bawah patella, apabila
konraksi berarti refleks otot baik.
17. Petugas merapikan ibu.
18. Petugas merapikan alat.
19. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan mencucinya di bawah
air mengalir kemudian mengeringkan dengan handuk bersih
(memakai handclean).
20. Petugas menjelaskan kepada ibu hasil yang didapatkan selama
pemeriksaan.
21. Petugas melakukan pendokumentasian.

HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

1. Buku Register Kunjungan


DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Buku KIA
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PEMERIKSAAN TINGGI
FUNDUS UTERI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Pemeriksaan TFU adalah mengukur tinggi fundus uteri pada ibu hamil
dengan memakai alat ukur meteran (cm) mulai dari atas simpisis pubis
sampai batas tinggi fundus uteri untuk mengetahui pertumbuhan janin
serta deteksi dini.
2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
pemeriksaan TFU pada ibu hamil setelah trimester ke 2.
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012.
5 ALAT DAN a. Ruang poli KIA
BAHAN
b. Petugas Kesehatan/Bidan
c. Ibu/Bumil
d. Tempat tidur
e. Tirai/sampiran
f. Selimut
g. Alat ukur (cm)
h. Kartu/buku KIA
i. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (meteran, alat tulis, buku kia,
LANGKAH
selimut, sampiran/tirai).
2. Petugas memberitahukan ibu tentang tujuan pemeriksaan TFU.
3. Petugas mencuci tangan.
4. Petugas mempersilahkan ibu hamil untuk naik ke tempat tidur
dalam posisi berbaring.
5. Petugas memberi selimut untuk menutupi kaki sampai perut.
6. Petugas meminta izin untuk membuka pakaian yang menutupi
perut ibu.
7. Petugas mengukur TFU ibu dengan cara meteran pada skala nol
diletakkan di atas simpisi dengan tangan kanan dan tangan kiri
merentangkan meteran samapai titik puncak dari fundus uteri.
8. Petugas menilai berapa angka yang tertera pada titik batas dari
fundus uteri.
9. Petugas melepaskan meteran dari perut ibu.
10. Petugas merapikan ibu dan mempersilahkan untuk turun dari
tempat tidur.
11. Petugas merapikan alat.
12. Petugas mencuci tangan.
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ASUHAN IBU HAMIL
KUNJUNGAN
PERTAMA

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Asuhan ibu hamil adalah upaya preventif pelayanan obstetri untuk
optimalisasi luaran maternal melalui serangkaian kegiatan.
Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan ibu hamil untuk
pertama kali selama kehamilannya.
2 TUJUAN a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini ketidaknormalan yang munkgin terjadi
selama hamil.
d. Mempersiapakan kehamilan cukup bulan melahirkan dengan
selamat ibu maupun ibunya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiakan agar ibu semasa nifas berjalan normal dan
pemberian Asi Eksklusif (0-6 bulan).
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Tensimeter
BAHAN
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Jam tangan/stop watch
e. Pengukur Lila
f. Sentimeter
g. Leanec/dopler
h. Gel
i. Timbangan dewasa
j. Tissue
k. Aseptan
l. Format kartu ibu
m. Buku KIA
6 LANGKAH- 1. Petugas menyapa ibu dan keluarga
LANGKAH
2. Petugas memperkenalkan diri
3. Petugas menyampaikan apa yang akan dilakukan
4. Petugas melakukan pengkajian dengan :
a. Anamnesa
 Tanyakan keadaan ibu sejak kunjungan terakhir
 Tanyakan kekahawatiran yang muncul sejak kunjungan
terakhir
 Tanyakangerkana janin dalam 24 jam
 Tanyakan tanda-tanda bahaya
b. Pemeriksaan
 TFU dengan jari tangan (>12 mg) dengan pita ukuran >20
mg
 Melakukan palpasi
 Menghitung DJJ jika umur kehamilan >20mg
c. Petugas menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
d. Petugas melakukan pengajaran/pendidikan kesehatan
 Sampaikan dan Ajarkan ibu mengenai ketidaknyamanan
yang normal yang mungkin dialaminya
 Tanyakan ibu mengenai kondisi nutrisi tambahan zat besi
dan suntikan TT
 Bantu ibu menghitung gerakan janin
 Ajari ibu sesuai umur kehamilannya mengenai nutrisi,
olahraga ringan, istirahat, kebersihan, dan lingkungan,
pakaian, tanda bahaya, tanda persalinan, kegiatan seks,
obat-obatan, dan merokok, pentingnya pemberian ASI,
IMD, unisasi HBO, KB pasca salin pasca salin
e. Lakukan promosi kesehatan
 Berikan imunisasi TT (jika dibutuhkan)
 Berikan Fe dan jelaskan bagaiman mengkonsumsinya dan
efek sampingnya
 Memberikan Vit. A jika dibutuhkan
f. Petugas menanyakan ke ibu tentang persiapan persalinan dan
persiapan kegawatdaruratan
g. Buat jadwal kunjungan berikutnya
Petugas mencatat hasil kunjungan
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ASUHAN IBU HAMIL
KUNJUNGAN ULANG

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Asuhan ibu hamil adalah upaya preventif pelayanan obstetri untuk
optimalisasi luaran maternal melalui serangkaian kegiatan
Kunjungan ulang adalah kunjungan ulangan yang dilakukan ibu hamil
ke sarana kesehatan
2 TUJUAN a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini ketidaknormalan yang munkgin terjadi
selama hamil.
d. Mempersiapakan kehamilan cukup bulan melahirkan dengan
selamat ibu maupun ibunya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiakan agar ibu semasa nifas berjalan normal dan
pemberian Asi Eksklusif (0-6 bulan)
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Tensimeter
BAHAN
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Jam tangan/stop watch
e. Pengukur Lila
f. Sentimeter
g. Leanec/dopler
h. Gel
i. Timbangan dewasa
j. Tissue
k. Aseptan
l. Format kartu ibu
m. Buku KIA
6 LANGKAH- a. Petugas menyapa ibu dan keluarga
LANGKAH
b. Petugas memperkenalkan diri
c. Petugas menyampaikan apa yang akan dilakukan
d. Petugas melakukan pengkajian dengan:
1) Anamnesa :
 Tanyakan keadaan ibu sejak kunjungan terakhir
 Tanyakan kekahawatiran yang muncul sejak kunjungan
terakhir
 Tanyakangerkana janin dalam 24 jam
 Tanyakan tanda-tanda bahaya
2) Pemeriksaan :
 TFU dengan jari tangan (- 12 mg) dengan pita ukuran > 20
mg
 Melakukan palpasi
 Menghitung DJJ jika umur kehamilan >20mg
e. Petugas menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
f. Petugas melakukan pengajaran/pendidikan kesehatan
 Sampaikan dan Ajarkan ibu mengenai ketidaknyamanan
yang normal yang mungkin dialaminya
 Tanyakan ibu mengenai kondisi nutrisi tambahan zat besi dan
suntikan TT
 Bantu ibu menghitung gerakan janin
 Ajari ibu sesuai umur kehamilannya mengenai nutrisi,
olahraga ringan, istirahat, kebersihan, dan lingkungan,
pakaian, tanda bahaya, tanda persalinan, kegiatan seks, obat-
obatan, dan merokok, pentingnya pemberian ASI, IMD,
unisasi HBO, KB pasca salin
g. Lakukan promosi kesehatan
 Berikan imunisasi TT (jika dibutuhkan)
 Berikan Fe dan jelaskan bagaiman mengkonsumsinya dan
efck sampingnya
 Memberikan Vit. A jika dibutuhkan
h. Petugas menanyakan ke ibu tentang persiapan persalinan dan
persiapan kegawatdaruratan
i. Buat jadwal kunjungan berikutnya
j. Petugas mencatat hasil kunjungan
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMERIKSAAN
DENYUT JANTUNG
JANIN (DJJ)

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu hamil
untuk memeriksa denyut jantung janin untuk melihat perkembangan
janin.

2 TUJUAN Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan


janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim.
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Family Folder
BAHAN
b. Buku KIA
c. Alat Tulis
d. Meja
e. Kursi
f. Microtoice
g. Timbangan injak
h. Pengukur LILA
i. Tensimeter
j. Stetoskop
k. Jangka panggul
l. Meteran
m. Leanec
6 LANGKAH- 1. Petugas meminta ibu hamiluntuk baring dengan posisi terlentang.
LANGKAH
2. Petugas memberi jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan.
3. Petugas menempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah
punggung janin.
4. Petugas mendengar detak jantung janin :
5. Petugas menghitung detak jantung janin selama 1 menit, normal
detak jantung janin 120-140 / menit.
6. Petugas memberi penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak
jantung janin.
7. Petugas memberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.Jika pada
pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada
pergerakan bayi.
8. Petugas mempersilahkan Pasien untuk bangun.
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku Kartu
Ibu dan Buku KIA.
7 HAL-HAL
YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMANTAUAN
FAKTOR RESTI PADA
IBU HAMIL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk menentukan
1 PENGERTIAN resiko tinggi yang dialami oleh ibu hamil baik yang ditemukan oleh
tenaga kesehatan maupun non tenaga kesehatan.
Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi pada
2 TUJUAN
ibu hamil.

3 KEBIJAKAN
Buku Pemantauan Wilayah Setempat KIA 2014

4 REFERENSI Diklat KIA-KB Terpadu bagi Tenaga Kesehatan di DBK dan DTPK.
BBPK Makassar. 2012
a. Buku KIA
b. Alat Tulis
c. Meja
d. Kursi
e. Microtoice
ALAT DAN
5
BAHAN f. Timbangan BB
g. .Pengukur LILA
h. Tensimeter
i. Stetoskop
j. Meteran
6 LANGKAH- Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya
LANGKAH
1. Primi muda, kurang dari 20 tahun
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu
lambat hamil ke-1 kawin lebih dari 4 tahun.
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
5. Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, pernah gagal kehamilan
8. Pernah melahirkan dengan ekstraksi vakum atau forseps
9. Pernah melahirkan dengan manual plasenta, pernah operasi seksio
10. Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi.
11. Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC
paru, Payah jantung, kencing manis dan penyakit menular
seksual.
12. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi.
13. Hamil kembar 2 atau lebih, pre eklamasi bera (kejang)
14. Hamil kembar air (Hydramnion).
15. Bayi mati dalam kandungan, kehamilan lebih bulan
16. Hamil letak sungsang, lintang, dan hamil dengan perdarahan
Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya
1. HB kurang dari 8 gr %, eklampsia, odema yang nyata
2. Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini
4. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
5. Letak sungsang pada primigravida, kehamilan ganda, janin yang
besar
6. Infeksi berat / sepsis, persalinan premature
7. Penyakit kronis pada ibu; Jantung, paru, ginjal, dll
8. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi
kehamilan.
Prosedur sesuai kelompok Resiko :
Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah (KRR),
pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak perlu dirujuk,
tempat persalinan bisa di poskesdes, penolong bisa bidan. Jumlah skor
6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi (KRT), pemeriksaan
kehamilan dilakukan bidan atau dokter, rujukan ke bidan dan
puskesmas, penolong persalinan bidan atau dokter. Jumlah skor lebih
dari 12, termasuk kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST).
pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter, penolong harus dokter

HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMBERIAN TABLET
ZAT BESI PADA IBU
HAMIL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)

1 PENGERTIAN Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu hamil
dengan memberikan zat besi sebagai penambah darah.
Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi pada
2 TUJUAN
ibu hamil.

3 KEBIJAKAN

Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


4 REFERENSI Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
a. Buku KIA
b. Alat Tulis
c. Meja
ALAT DAN
5
BAHAN d. Kursi
e. Form pemeriksaan Labotatorium
f. Tablet Zat Besi
6 LANGKAH- 1. Petugas memeriksa konjungtiva pasien, untuk menentukan
LANGKAH
pasien anemis atau tidak.

2. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dalam kartu ibu dan buku


KIA ibu hamil

3. Petugas mengisi form pemeriksaan laboratorium

4. Petugas menjelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan.

5. Petugas mempersilahkan ibu hamil untuk ke laboratorium dan


membawa hasil pemeriksan kembali ke unit pelayanan
kesehatan ibu.

6. Petugas merujuk ke unit pelayanan gizi, jika hasil pemeriksaan


Hb < 11gr%

7. Petugas memberi tablet zat besi pada semua ibu hamil,


sedikitnya 1 tablet/hari, selama 30 hari berturut-turut untuk
pasien hamil pada trimester I, sedangkan untuk ibu hamil
dengan anemia diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali
satu tablet perhari ( 3 X 1 ) , hal ini sangat tergantung dengan
persediaan obat yang ada

8. Petugas memberi penyuluhan gizi pada semua ibu hamil


disetiap kunjungan ANC, tentang perlunya minum tablet zat
besi dan vitamin C, serta menghindari minum teh / kopi / susu
dalam 1 jam sebelum sesudah makan, karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi.

HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PELAYANAN KB
SUNTIK

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)

1 PENGERTIAN Melakukan pelayanan KB Suntik pada Ibu untuk memberi jarak


kehamilan pada anak
Sebagai acuan petugas medis untuk memberikan pelayanan KB suntik
2 TUJUAN
kepada Ibu.

3 KEBIJAKAN

Saifuddin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


4 REFERENSI
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2010.
a. Alat Tulis
b. Meia
c. Kursi
ALAT DAN
5
BAHAN d. Timbangan injak
e. Tensimeter
f. Stetoskop
6 LANGKAH- 1. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran.
LANGKAH
2. Petugas melakukan anmnesa kepada akseptor tentang :
a. Identitas akseptor, Jumlah anak, menstruasi terakhir
b. Riwayat penyakit ( tumor, jantung, DM, dil).
c. Pengisian informit consent
3. Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anmnesa.
4. Petugas melakukan pemeriksaan:
a. Mengukur Berat Badan.
b. Mengukur Tekanan darah :
 Bila tekanan darah normal suntik KB diberikan.
 Bila tekanan darah lebih dari 150 mmhg, pasien dianjurkan
ganti kontrasepsi non hormonal.
c. Melakukan pemeriksaan khusus
 Mata : warna sklera ?
 Payudara : ada benjolan ?
 Leher: kelainan tyroid ?
 Perut: pembesaran uterus / benjolan ?
 Ekstremitas : varices ?
5. Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping
dan jadwal kunjungan kembali.
6. Petugas menyiapkan alat dan Obat suntik KB.
7. Petugas melakukan aspirasi obat suntik KB ke dalam spuit
disposible yang sesuai.
8. Petugas melakukan anti septik dengan kapas alkohol pada lokasi
yang akan disuntik.
9. Petugas melakukan penyuntikan secara intra muskuler, kemudian
aspirasi untuk memastikan ujung jarum spuit tidak masuk ke
pempuluh darah, lanjut menyemprotkan obat suntik KB sesuai
dosis dan mencabut jarum spuit dari tempat suntikan.
10. Petugas melakukan anti septik kembali pada luka bekas suntikan.
11. Petugas membuang spuit bekas ke tempat sampah medis yang
tersedia.
12. Petugas menyerahkan Kartu KB yang telah disi kepada akseptor.
13. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di K-1 dan
Register KB.
HAL-HAL
7 YANG PERLU Pasien harus memperlihatkan buku KIA
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

DOKUMEN Kartu KB
9
TERKAIT
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMBERIAN TT PADA
IBU HAMIL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
Pemberian imunisasi pada ibu hamil adalah memberikan penyuntikan
TT sebanyak 0,5 cc pada otot lengan atas secara IM diberikan 2 kali
1 PENGERTIAN
selama hamil dengan interval minimal 4 minggu untuk mencegah
tetanus pada bayi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
2 TUJUAN
saat pemberian imunisasi TT bagi ibu hamil

3 KEBIJAKAN

Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


4 REFERENSI Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
1. Kursi/meja
2. Spoit 0,5 cc
3. Vaksin TT
ALAT DAN
5
BAHAN 4. Tempat sampah
5. Kartu/buku KIA
6. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (vaksin TT, spoit 0,5 cc, kapas DTT,
LANGKAH
tempat sampah untuk spoit bekas)
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan pemeriksaan
imunisasi TT
3. Petugas mendekatkan alat
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas mempersilahkan ibu melipat lengan bajunya sampai di
bahu
6. Petugas menyuntik ibu hamil
7. Petugas merapikan ibu
8. Petugas mengembalikan alat ke tempat semula
9. Petugas membuang sampah pada tempat yang telah di sediakan
10. Petugas mencatat hasil penyuntikan pada buku register/buku KIA
11. Petugas mencuci tangan

HAL-HAL
7 YANG PERLU
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
Pengukuran tekanan darah adalah mengukur tekanan darah yang
1 PENGERTIAN dilakukan pada permukaan dinding arteri untuk mengetahui tekanan
darah ibu (sistole dan diastole).
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
2 TUJUAN
saat pengukuran tekanan darah

3 KEBIJAKAN
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan

4 REFERENSI Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan


Makassar. 2012
a. Kursi/meja/tempat tidur
b. Tensimeter
ALAT DAN c. Stetoskop
5
BAHAN
d. Kartu/buku KIA
e. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (tensimeter, stetoskop, kartu dan alat
LANGKAH
tulis)
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan pemeriksaan
tekanan darah
3. Petugas mempersilahkan ibu untuk duduk
4. Petugas meminta izin pada ibu untuk menyingsing lengan baju
ibu ke atas
5. Petugas memasang manset pada lengan atas dengan kedua pipa
karet tensimeter tepat berada di atasarteri brachialis dan tidak
menutup lipatan siku(tiga jari di atas lipatan siku) dan memasang
manset tidak terlalu kencang atau longgar. Petugas memastikan
air raksa berada pada angka nol dengan membuka pengunci air
raksa, kemudian menutup kembali pengunci pada pompa karet
6. Petugas memasang stetoskop di telinga sambil meraba arteri
brachialis.
7. Petugas meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis yang teraba
dan melakukan pemompaan sampai denyut nadi tidak terdengar
8. Petugas membuka pengunci bola karet pelan-pelan untuk
menurunkan air raksa sambil tetap mendengarkan denyut nadi
(denyut nadi yang didengar pertama pada saat penurunan air raksa
merupakan angka systole dan denyut nadi yang didengar terakhir
adalah angka diastole
9. Petugas mengosongkan udara dalam manset, jika ingin
mengulang skrup dikeraskan dan kemudian periksa ulang 2-3 kali
untuk memastikan hasil
10. Petugas memperhatikan ibu agar tidak kesakitan pada waktu
memompa air raksa
11. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan tekanan darah pada ibu
12. Petugas membuka manset dan tensimeter dirapikan kembali
13. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada kartu ibu/buku KIA
14. Petugas mencuci tangan

HAL-HAL
7 YANG PERLU
DIPERHATIKAN

8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

1. Buku KIA
DOKUMEN
9
TERKAIT 2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN SUHU

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Menghitung suhu adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil
untuk menentukan suhu badan bumil.
2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat pengukuran suhu.
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan


Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Thermometer
c. Botol berisi air sabun
d. Botol berisi larutan lisol 5%
e. Botol berisi air bersih
f. Botol berisi larutan chlorine 0,1%
g. Tissue
h. Nierbekken/bengkok
i. Kartu/buku KIA
j. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (thermometer, botol berisi sabun,
LANGKAH
botol berisi larutan lisol 5%, botol berisi air berisi, botol berisi
larutan chlorine 0,1%, kartu dan alat tulis)
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung suhu
3. Petugas mempersilahkan ibu hamil membuka lengan baju dan
ketiak dikeringkan dengan tissue
4. Petugas memeriksa thermometer apakah air raksa tepat pada angka
nol, lalu dijepitkan dengan reservoarnya tepat di tengah ketiak dan
lengan ibu dilipatkan ke dada
5. Setelah 5 sampai 10 menit thermometer diangkat dan langsung
dibaca dengan teliti
6. Petugas mencatat hasil pengukuran pada kartu ibu/buku KIA
7. Petugas memberitahukan hasil yang didapatkan pada ibu
8. 8. Petugas mencelupkan thermometer ke dalam larutan chlorine
0,1% selama 10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam larutan
sabun selanjutnya dibersihkan dengan air bersih, kemudian
dimasukkan ke dalam Lysol 5% selama 20 menit
9. Petugas menurunkan air raksa pada angka nol dan thermometer
diletakkan kembali pada tempatnya
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 3. Buku KIA


TERKAIT
4. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN
PERNAFASAN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Menghitung pernafasan adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu
hamil untuk menghitung nafas bumil
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat pengukuran pernafasan.
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN) Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Arloji
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (arloji, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas memastikan bahwa ibu benar-benar istirahat dalam posisi
berbaring dan duduk pada waktu menghitung pernafasan
4. Petugas menghitung dengan melihat kembang kempisnya dada
selama satu menit.
5. Petugas memberitahu ibu hasil pemeriksaan
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN NADI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Menghitung nadi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil
untuk menghitung denyut nadi bumil
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat pengukuran denyut nadi.
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Arloji
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (arloji, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas memastikan bahwa ibu benar-benar istirahat dalam posisi
berbaring dan duduk pada waktu menghitung pernafasan
4. Petugas menghitung dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah di atas arteri selama satu menit
5. Petugas memberitahu ibu hasil pemeriksaan
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN LILA

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Pengukuran LILA adalah pengukuran yang dilakukan pada ibu hamil
dengan mengukur panjang lengan yang tidak aktif untuk mengetahui
status gizi ibu.
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat pengukuran LILA
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Kursi/meja
BAHAN
b. Pengukur LILA
c. Kartu/buku KIA
d. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (pengukur LILA, buku KIA/kartu
LANGKAH
ibu dan alat tulis)
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan pengukuran LILA
3. Petugas membawa alat ke dekat ibu
4. Petugas menanyakan lengan ibu yang aktif bekerja (mengukur
yang tidak aktif bekerja)
5. Petugas melipat lengan baju ibu
6. Petugas meletakkan pita antara bahu dan siku yang tidak aktif
bekerja dan menentukan titik lengan (ukuran bahu dan siku di
bagi dua)
7. Petugas melingkarkan pita LILA pada tengah lengan (jangan
terlalu ketat dan terlalu longgar)
8. Petugas membaca skala pita dengan benar
9. Petugas membuka pita LILA
10. Petugas merapikan ibu
11. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
12. Petugas mencatat hasil pengukuran LILA pada kartu ibu dan buku
KIA
13. Petugas menyimpan alat pada tempatnya
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN BERAT
BADAN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Menghitung berat badan adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu
hamil untuk menentukan kenaikan berat badan bumil selama
kehamilannya.
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat menghitung berat badan
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Timbangan
BAHAN
b. Kartu/buku KIA
c. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (timbangan, kartu dan alat tulis) dan
LANGKAH
memastikan jarum timbangan pada posisi nol
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung berat
badan
3. Petugas mempersilahkan ibu hamil membuka alas kaki dan
pakaian seperti jaket dan perlengkapan karena dapat
mempengaruhi hasil penimbangan
4. Petugas mempersilahkan ibu untuk naik di atas timbangan dan
memberitahu ibu untuk berdiri tegak tepat di tengah timbangan
dan tidak berpegang pada sesuatu
5. Petugas membaca skala pada timbangan
6. Petugas mencatat hasil penimbangan pada kartu ibu/buku KIA
7. Petugas memberitahukan hasil yang didapatkan pada ibu
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENGUKURAN TINGGI
BADAN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Mengukur tinggi badan adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu
hamil untuk menentukan tinggi badan bumil selama kehamilannya
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat mengukur tinggi badan
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI
Buku Pelatihan berdasarkan Kompetensi Asuhan Ibu Hamil dan
Perencanaan Persalinan (ACUAN). Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar 2012
5 ALAT DAN a. Antropometri
BAHAN
b. Kartu/buku KIA
c. Alat tulis
6 LANGKAH- 1. Petugas mempersiapkan alat (antropometri, kartu dan alat tulis)
LANGKAH
2. Petugas menjelaskan pada ibu tentang tujuan menghitung
pernafasan
3. Petugas mempersilahkan ibu hamil membuka alas kaki dan tumit
dirapatkan ke dinding
4. Petugas membaca skala pada antropometri
5. Petugas memberitahukan hasil yang didapatkan pada ibu
6. Petugas mencatat hasil pengukuran tinggi badan pada kartu
ibu/buku KIA
7 HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKAN
8 UNIT TERKAIT Poli KIA/KB

9 DOKUMEN 1. Buku KIA


TERKAIT
2. Kartu Ibu
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMBERIAN OBAT
KEPADA PASIEN DAN
PELABELAN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai dari
penyimpanan obat dengan tepat, pengecekan kembali terhadap jenis
obat dan dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan obat
yang telah di beri etiket/label
2 TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjamin ketepatan
pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara pemakaian yang
benar
3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 tentang Klinik

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan
5 PROSEDUR 1. Petugas menerima resep dari pasien dan menuliskan nomor
antrian
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep
3. Petugas memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang diresepkan
tersedia maka resep dapat langsung dikerjakan, apabila terdapat
obat yang tidak tersedia, konsultasikan dengan dokter penulis
resep
4. Petugas meracik/menyiapkan obat
5. Petugas memberi etiket/label, dengan mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Tanggal pemberian obat
c. Waktu pemberian obat
d. Frekuensi pemberian obat
e. Informasi obat
6. Petugas memeriksa kembali resep yang dikerjakan dengan obat
yang telah disiapkan oleh petugas
7. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan urutannya
8. Petugas menyerahkan obat satu persatu kepada pasien dengan
9. menjelaskan cara pemakaian obat dan indikasinya
7
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
8 DOKUMEN Buku Obat
TERKAIT
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENYIMPANAN OBAT

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Prosedur penyimpanan obat-obat (obat paten, obat generik, injeksi,
infus, di instalasi farmasi
2 TUJUAN 1. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi

2. Untuk memudahkan pelayanan


3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2014 tentang Klinik

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan
5 PROSEDUR 1. Pisahkan penyimpanan obat-obat kategori V (Vital) ditempat
sendiri, beri tanda khusus, susun menurut alfabet
2. Obat disimpan berdasarkan jenisnya, tablet, syrup, injeksi dalam
ampul, vial, cairan infus dan sebagainya, disusun menurut alfabet
3. Jangan meletakan sediaan farmasi langsung diatas lantai,
simpanlah dalam rak/lemari atau diatas palet
4. Periksa tanggal kadaluarsanya obat yang tanggal kadaluarsanya
pendek sebaiknya digunakan terlebih dahulu
5. Beri tanda/label nama obat pada wadah penyimpanan
6. Stock disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
7. Bila obat disimpan dalam dus/kardus besar, maka pada dus harus
serta jumlah isi, nama obat, tanggal expire date, nama pabrik,
tanggal penerimaan.
7
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
8 DOKUMEN Buku Obat
TERKAIT
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PELAYANAN
GERIATRI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Pelayanan pasien geriatri adalah rangkaian pelayanan pada pasien
yang berusia 60 tahun ke atas dengan satu atau lebih masalah
kesehatan (multipatologi) akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani
dan atau kondisi sosial yang bermasalah (geriatri). Pasien lanjut usia
dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang berusia 60 tahun
keatas dengan keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan
mengurus diri sehingga sangat membutuhkan bantuan baik dengan alat
maupun orang.
2 TUJUAN Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan asuhan dan
kondisi pasien usia lanjut untuk menuju geriatric mandiri dan geriatric
dengan minimal patologi.

3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI

5 PROSEDUR 1. Pasien diidentifikasi dalam hal usia dan dilakukan penggolongan


pasien usia lanjut.

2. Pasien usia lanjut yang datang ke IGD/Poliklinik dilakukan


identifikasi melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang sesuai indikasi, untuk dilakukan
assessment awal.

3. Dokter merumuskan rencana asuhan pasien termasuk kebutuhan


penggunaan alat bantu sehari-hari untuk kenyamanan dan
kemandirian pasien.

4. Dokter melakukan konsultasi / alihrawat disiplin ilmu lain jika


diperlukan sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien.
7 - IGD

UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Jalan

- Instalasi Rawat Inap


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
PELAYANAN Klinik Utama Baji Maccini

OBSTETRI NEONATAL
EMERGENCY
KOMPREHENSIF
dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan
kematian yang akan datang
2 TUJUAN 1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KIA diseluruh wilayah dalam
rangka penurunan angka kematian ibu dan perinatal

2. Khusus
 Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus
kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesinambungan.
 Menentukan intervensi dan pembinasaan untuk masing-
masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
3 KEBIJAKAN Pelayanan obstetric neonatal emergency komprehensif di Klinik
Utama Baji Maccini
4 REFERENSI

5 PROSEDUR 1. Pasien rujukan faskes atau datang sendiri dilakukan triase oleh petugas
IGD
2. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan tatalaksana awal oleh dokter
UGD
3. Dokter UGD menghubungi DPJP untuk penatalaksanaan lebih lanjut
4. Bila pasien direncanakan rawat inap dan atau tindakan emergensi maka
dilakukan pemeriksaan antigen covid di UGD
5. Bila pasien direncanakan rawat inap tetapi tidak memerlukan penanganan
emergensi dan hasil pemewriksaan antigen negatif covid maka pasien
diarahkan ke ruangan kebidanan
6. Bila pasien direncanakan rawat inap dengan hasil pemeriksaan antigen
positif covid maka setelah mendapatkan penanganan di UGD pasien di
transfer ke ruangan isolasi covid
7. Pasien ponek yang membutuhkan penanganan di rumah sakit rujukan
maka diberikan edukasi untuk dirujuk dan petugas UGD menyelesaikan
SISRUTE ke rumah sakit rujukan
8. Petugas UGD yang menangani pasien PONEK dengan antigen positif
covid menggunakan APD level III
7 - IGD

UNIT TERKAIT - KIA

- Instalasi Rawat Inap


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PEREKRUTAN
PEGAWAI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Suatu proses penambahan/perekrutan pegawai baru di lingkup Klinik
Utama Baji Maccini
2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perekrutan pegawai baru
Klinik Utama Baji Maccini
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR Pengelolaan SDM Klinik Utama Baji Maccini


1. Asisten Manajer/Kepala Unit/Ruangan menyampaikan permohonan
penambahan tenaga dengan melampirkan pola ketenagaan kepada
Manajer terkait.
2. Manajer terkait merekomendasikan jumlah tenaga yang dibutuhkan
ke bagian SDM.
3. Bagian SDM merekap pola ketenagaan dan mengajukan ke Direktur
untuk mendapat tanggapan dan persetujuan jumlah tenaga yang akan
direkrut.
4. Perekrutan karyawan secara bertahap dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Direktur.
5. Bagian SDM membuka lowongan pekerjaan dari dalam dan luar
rumah sakit.
6. Lamaran keria lengkap yang bertujuan untuk menunjukan jabatan
yang dinginkan pelamar, memberikan informasi untuk tesnya.
7. Bagian SDM melakukan seleksi berkas administrasi pelamar yang
masuk seperti kelngkapan STR untuk tenaga keperawatan,tenaga
medis dan tenaga kesehatan lainnya dan SIP/SIK untuk tenaga
medis.
8. Tes tertulis diadakan bagi calon staf keperawatan, staf kesehatan
lain, dan staf non klinis, berguna untuk mengukur ketrampilan kerja
calon karyawan dan kemampuan untuk belajar bagi pegawai.
9. Seleksi wawancara untuk calon staf dilakukan oleh Manajer/Kepala
Unit masing-masing, tujuannya untuk membuat penilaian terhadap
kelayakan pelamar dan untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang
pelamar sebagai individu.
10. Tes kesehatan bagi calon staf dilakukan setelah melalui tes tertulis
dan wawancara
11. Karyawan yang lulus tes tertulis, wawancara, dan kesehatan
menjalani masa orientasi selama 3 bulan.
12. Dalam masa percobaan/orientasi Bagian SDM melakukan verifikasi
ijazah dengan institusi pendidikan asal.
13. Proses Kredensial:
a. Seleksi Berkas
b. Tes Tertulis
c. Tes Wawancara
d. Pengangkatan karyawan kontrak.
e. Surat Penugasan bagi tenagamedis.
5
UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
KREDENSIALING DAN
REKREDENSIALING
TENAGA MEDIS

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Suatu proses yang mentukan jenis – jenis kewenangan bagi setiap
tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit berdasarkan kompetensi
dan standar keselamatan pasien.
2 TUJUAN Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa
tenaga kesehatan yang akan melakukan pelayanan dirumah sakit
kredibel
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Bagian kepegawaian membuat Permohonan ke mitra bestari masing-


masing organisasi profesi untuk dilakukan kredensial dan rekredensial
kepada seluruh tenaga kesehatan PPA lainnya.
2. Mitra bestari melakukan kredensial dan rekredensial kepada masing-
masing PPA sesuai organisasi profesi dan menerbitkan rekomendasi
Surat Penugasan Klinis (SPK) serta Rincian Kewenangan Klinis (RKK).
3. Berdasarkan rekomendasi mitra bestari, direktur menerbitkan dan
menetapkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan
Klinis (RKK) PPA lainnya.
5 1. Bagian Kepegawaian

2. Unit Radiologi

UNIT TERKAIT 3. Unit Laboratorium

4. Unit Gizi

5. Unit Farmasi
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ORIENTASI UMUM
KARYAWAN KLINIK
UTAMA BAJI MACCINI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Orientasi karyawan merupakan kegiatan pengenalan lingkungan umum
klinik, falsafah, visi, misi, moto, tujuan, kebijakan klinik, susunan
organisasi, hak dan kewajiban / peraturan dan tata kerja serta prosedur
kerja di klinik.
2 TUJUAN Sebagai acuan dalam penyelenggaraan orientasi baru Peraturan
Direktur Klinik tentang panduan orientasi umum dan khusus karyawan
baru klinik.
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Bagian kepegawaian memberikan daftar nama karyawan baru.


2. Bagian Unit Diklat meniadwalkan pelaksanaan orientasi umum
karyawan baru selama 3 (tiga) hari.
3. Bagian Unit Diklat membuat proposal untuk pengadaan dana
pelaksanaan orientasi umum ke Direktur.
4. Setelah disetujui Direktur maka Bagian Diklat membuat
undangan dan mengundang karyawan baru untuk dilaksanakan
orientasi umum sesuai iadwal.
5. Bagian Unit Diklat berkoordinasi kepada narasumber atau
pemateri untuk mempersiapakan materi beserta pre test dan post
test yang akan dibawakan pada saat orientasi umum karyawan
baru.
6. Bagian Unit Diklat menyediakan tempat pertemuan / aula dan
konsumsi untuk peserta, pemateri, dan panitia kegiatan orientasi
umum karyawan baru.
7. Pelaksanaan orientasi umum dilaksanakan selama 3hari:
 Orientasi di ruang kelas / pertemuan selama 2 (dua) hari,
dengan pemaparan materi, pre test dan post test, sesi
Tanya jawab, dan simulasi.\
 Orientasi lapangan / pengenalan di unit - unit rumah
sakit selama 1(satu) hari.
8. Materi orientasi umum karyawan baru meliputi :
 Profil rumah sakit
 Jenis pelayanan yang ada di rumah sakit
 Peraturan dan kebijakan internal rumah sakit
 18 Hak Pasien dan Keluarga
 Bantuan Hidup Dasar (BHD)
 Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) • K3RS
 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
 Materi - materi yang diperlukan saat orientasi umum.
9. Pelasanaan orientasi umum karyawan baru diawali dengan pre
test dan dilanjutkan pemaparan materi sesuaijadwal orientasi.
10. Sebelum berakhir orientasi dilaksanakan simulsi untuk materi
yang membutuhkan praktek / simulasi, dan dilakukan sesi tanya
jawab dan terakhir post test.
11. Evaluasi orientasi umum dalam bentuk nilai pre test dan post
test.
12. Bagian Unit Diklat merangkum hasil pre test dan post tes
karyawan baru sebagai acuan untuk melanjutkan ke orientasi
khusus karyawan baru.
13. Hasil evaluasi orientasi umum akan digabung setelah orientasi
khusus selesai dilaksanakan dan Bagian Diklat akan membuat
laporan kegiatan orientasi umum dan orientasikhusus.
14. Laporan orientasi umum dan khusus akan diserahkan ke Manajer
Administrasi Umum dan Keuangan untuk disetujuai dan
diketahui oleh Direktur.

5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
ORIENTASI KHUSUS
KARYAWAN KLINIK
UTAMA BAJI MACCINI

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Orientasi khusus karyawan adalah kegiatan pengenalan unit kerja baru,
falsafah, susuna organisasi, tata kerja, sarana dan prasarana di unit
tersebut. Orientasi karyawan merupakan kegiatan upaya agar
karyawan tersebut yang akan bekerja di unit kerja baru mengetahui
uraian tugas pekerjaan, spo unit, sesuai dengan pendidikan dan bidang
kerjanya sehingga siap bekerja di unit kerjanya.
2 TUJUAN Sebagai acuan dalam penyelenggaraan orientasi karyawan di unit
tempat karyawan tersebut bekerja.
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Bagian Unit Diklat mendapatkan daftar nama orientasi khusus


karyawan baru dan lama untuk dilaksanakan orientasi khusus.
2. Karyawan lama:
a. Pelaksanaan orientasi khusus untuk karyawan lama di unit
kerjabaru:
 Dokter umum (1 hari)
 Penunjang &Non Medis (6 hari)
 Dari Unit ke Komite dan Manajemen (1 bulan)
b. Pelaksanaan orientasi khusus untuk bidang keperawatan
(karyawan lama di unit keria baru) :
 Antar bangsal (6 hari)
 Bangsal ke unit khusus (1 bulan)
 Unit khusus ke unit khusus (1 bulan)
Karyawan baru bidang keperawatan, bidang penunjang medic
dan non medic selama 3 (tiga) bulan, bidang medis selama 1
(satu) bulan.
3. Bagian Diklat menyerahkan ke Kepala Unit / Ruangan untuk
dilakukan orientasi khusus.
4. Materi orientasi khusus:
 Falsafah dan tujuan di unit kerja
 Susuan organisasi dan tata kerja di unit kerja
 Prosedur tetap di unit kerjanya
 Sarana dan prasarana di unit kerjanya.
 Uraian tugas.
 Materi lain sesuai dengan kebutuhan unit kerja. • Mutu
unit keria.
5. Evaluasi orientasi khusus karyawan dilakukan setelah selesai
masa orientasi khusus dengan atasan langsung masing - masing
6. Peserta orientasi dinyatakan lulus jika mendapatkan nilai
minimal "Cukup".
7. Peserta orientasi dinyatakan tidak lulus jika mendapatkan nilai-
"Kurang"
8. Bila peserta orientasi mendapatkan nilai "Kurang" dengan
persayaratan / pertimbangan atasan langsung maka peserta
mendapatkan masa penambahan orientasi khusus selama 1 (satu)
bulan atau sesuai kebijakan atasan langsung.
9. Pelaporan kegiatan orientasi khusus dilaksanakan o l e Kepala
Unit/Ruangan unit masing - masing karyawan ditujukan ke
Bagian Diklat sebagai laporan penilaian kelayakan karyawan
dengan menggunakan form evaluasi orientasi khusus karyawan.
10. Setelah form evaluasi terkumpul maka Bagian Unit Diklat
merangkum hasil nilai dari karyawan orientasi untuk dijadikan
acuan karyawan orientasi bisa dilanjutkan kontrak atau tidak.
11. Bagian Unit Diklat mengundang pejabat structural lainnya dan
karyawan orientasi untuk pemaparan hasil evaluasi orientasi
karyawan.
12. Bagian Unit Diklat memberikan surat keterangan selesai
orientasi ke bagian kepegawaian untuk dibuatkan SK
Pengangangkatan karyawan dan kontrak kerja karyawan.
13. Bagian Unit Diklat membuat laporan hasil orientasi umum dan
khusus dan menyerahkan ke Manajer Administrasi Umum dan
Keuangan untuk disetujui dan diketahui oleh Direktur
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

CARA MEMBUAT SOP

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN
Standar Operasional Prosedur adalah Suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator -indikator teknis,
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
2 TUJUAN Menentukan suatu bentuk standar untuk penulisan SOP dan cara
merivisinya
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. SOP sebaiknya ditulis dengan kalimat aktif dan sesingkat mungkin
dengan kata yang jelas dan tegas
2. SOP sebaiknya dimulai dengan bagian-bagian berikut:
a. Pengantar yang berisi nomor dokumen, tanggal mulai berlaku, revisi,
tanggal revisi, judul, halaman, penyusun, pemeriksa, dan yang
menyetujui SOP.
b. Keterangan mengenai tujuan SOP, dengan menggunakan panjang
paragraf standar. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan kepada
pelaksana atau pemakai dokumen bahwa mereka bertanggungjawab
untuk memahami isi dan tujuan SOP bersangkutan.
Pelaksana dapat juga memberikan setiap masalah yang mungkin
timbul dalam pelaksanaan SOP, baik kesalahan yang disebabkan
karena hal yang kurang jelas atau tidak konsisten yang terdapat
dalam SOP.
Contoh keterangan dalam SOP :
Bila ada sesuatu dalam SOP ini yang tidak dimengerti atau tidak
dapat ditetapkan sesuai dengan yang tertulis, segera beritahukan
kepada seupervisor yang bersangkutan mengenai instruksi yang jelas
dan tepat tentang pelaksanaan operasional yang dimaksudkan.
 Penulisan
Dalam kondisi tertentu sebaiknya penanggungjawab
prosedur SOP terkait ditulis pada kolom terpisah, dibagian
kanan pada teks dokumen. Hal tersebut memungkinkan
pemberian tanggungjawab yang lebih spesifik dibandingkan
dengan penulisan dalam pengantar umum.
 Penomoran
Penomoran SOP menurut bidang, bulan, dan tahun
penetapan SOP.
Bidang SOP meliputi: pengadaan produk.
Pengelolaan produk meliputi : penyimpanan, pemeriksaan,
pemantauan, antisipasi dan penanganan, serta distribusi.
Contoh penomoran SOP:
 Nomor 001-099 = SOP Penyesuaian perijinan,
kelengkapan dan laporan
 Nomor 100-199 = SOP Pengelolaan dan penyaluran
produk
 Nomor 200-299 = SOP Higiene dan Sanitasi.
5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini
PEMELIHARAAN APAR
(ALAT PEMADAM API
RINGAN)

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Memastikan bahwa tabung Alat Pemadam Api Ringan dapat
digunakan sebagaimana fungsinya. Serta merawat agar tabung APAR
selalu dalam kondisi prima/terhindar dari kerusakan.

2 TUJUAN Agar APAR selalu siap jika digunakan dan terhindar


dari kerusakan/ kemacetan saat sedang dipakai.
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Cek APAR setiap bulan


2. Bawa & isi buku pemeliharaan APAR dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
a. Cek jarum indikator, pastikan jarum di posisi hijau
(bertekanan/penuh). Jika jarum di posisi merah/di kiri maka
segera laporkan ke sekretaris P2K3 untuk di periksa lebih
lanjut.
b. Bersihkan tabung APAR dari debu/karat dengan cara
menggosok dengan kain. Dan akhiri dengan menggosok
memakai kanebo basah (Saat menggosok hati-hati jangan
merusak “Label” APAR)
c. Periksa kondisi nozzle/corong (tidak boleh tersumbat &
pecah/rusak) & bersihkan dengan kain/kanebo.
d. Periksa kondisi selang (tidak boleh retak & berjamur) &
bersihkan dengan kain/kanebo.
e. Periksa kondisi “pin pengaman”, pastikan masih dalam
keadaan di segel.
f. Lihat tulisan di “Label” pada tabung APAR jika isinya
“Powder” maka bolak – balik tabung APAR hingga 3 s/d 5 kali
secara perlahan & hati-hati. Supaya isi APAR tidak
mengeras/membeku. Jika APAR berisi gas/CO2 tidak perlu
dibolak-balik.
g. Jika APAR dengan Box, bersihkan box APAR dengan
menggosok memakai kain bersih & di akhiri dengan digosok
memakai kanebo basah di bagian luar/dalam box.
h. Pastikan gantungan box,kaca & kunci APAR dalam keadaan
baik. Jika ada kerusakan segera beritahu ruangan/instalasi
untuk membuat slip perbaikan ke UPSPRS.
i. Isi & paraf cek list yang menempel di tabung APAR.
j. Setelah selesai bersihkan area sekitar APAR
k. Laporkan hasilnya ke sekretaris P2K3RS untuk
didokumentasikan & beritahukan jika ada

5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

ALUR PELAYANAN
PASIEN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Utama Baji Maccini
sesuai kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang
berlaku

2 TUJUAN Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham terhadap


tahapan dan prosedur pelayanan klinis
3 KEBIJAKAN 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan.
4 PROSEDUR 1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk mengambil
nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu di ruang tunggu
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan
mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam medis
(bila pasien baru) atau menyiapkan rekam medis bila pasien lama
4. Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
5. Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan laboratorium
sederhana
6. Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan diagnosa medis dan
perawat menetukan diagnosa keperawatan prioritas
7. Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat yang
diperlukan tidak tersedia) dan berkolaborasi dengan perawat
memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga
8. Dokter atau perawat memberikan obat kepada pasien atau keluarga
dan menjelaskan prosedur mengkonsumsinya.
9. Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus atau tidak dapat
ditangani di Klinik Utama Baji Maccini, dokter akan menyiapkan
resume medis dan merujuk pasien

5
UNIT TERKAIT Semua Unit Terkait
6  Kartu status pasien

DOKUMEN  Buku Register


TERKAIT

 Buku rekam medis


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PENDAFTARAN
PASIEN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Proses awal bagi pasien yang akan mendapatkan layanan
kesehatan di Klinik Utama Baji Maccini

2 TUJUAN Sebagai acuan dalam menertibkan urutan pelayanan dan memudahkan


mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh fasilitas pelayanan
3 KEBIJAKAN 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
4 PROSEDUR 1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu di
ruang tunggu.
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku
rekam medis dan buku register
4. Pasien dibuatkan kartu kontrol dan kartu status pasien
5. Dokter atau perawat menanyakan keluhan pasien
6. Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
7. Dokter atau perawat menuliskan hasil pengkajian pasien di
buku status Kartu status akan disimpan kembali sesuai dengan
nomor index

5
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
6  Kartu status pasien

DOKUMEN  Buku Register


TERKAIT

 Buku rekam medis


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

PEMERIKSAAN FISIK

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu

2 TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik

3 KEBIJAKAN 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
4 PROSEDUR

1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai
kebutuhan dengan cara:

Lakukan pemeriksaan dengan

cara melihat ( inspeksi )

Lakukan pemeriksaan dengan cara


Posisikan Klien
Meraba (palpasi)
Sesuai Lakukan pemeriksaan dengan
7. Menjelaskan
kebutuhan Hasil Pemeriksaan cara Mengetuk(perkusi )

Lakukan pemeriksaan dengan

cara mendengar ( auskultasi )

5
UNIT TERKAIT Klinik Utama Baji Maccini
6  Kartu status pasien

DOKUMEN  Buku Register


TERKAIT

 Buku rekam medis


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

SOP PENANGANAN
SYOK ANAFILAKTIK

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Syok anafilaktik adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang berlebihan
Terhadap masuknya protein/ zat Asing ke dalam tubuh.

2 TUJUAN Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah penanganan


syok anafilaktik dalam rangka peningkatan mutu kinerja
3 KEBIJAKAN a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
b. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisil 2013, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta: 2013.
4 PROSEDUR a. Hentikan pemberian obat/antigen penyebab.
b. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala
(trendelenburg).
c. Berikan Oksigen 3-5L/menit.
d. Pasang infus dengan cairan plasma expander (Dextran). Jika cairan
tersebut tidak tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl fisiologis
dapat diberikan sebagai cairan pengganti sampai tekanan darah
kembali optimal dan stabil.
e. Adrenalin: 0,3-0,5 ml dari larutan 1: 1000 IM, dapat diulangi 5-10
menit. Jika tidak respon, diberikan Adrenalin 0,1-0,2 ml dilarutkan
dalam 10 ml larutan NaCl fisiologis diberikan secara IV perlahan-
lahan.
f. Aminofilin: 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit IV,
dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap perlu,
diberikan apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian
adrenalin.
g. Antihistamin:DifenhidraminHC15-20mg|V
h. Kortikosteroid: Deksametason 5-10 mg IV, Hidrokortison 100-
250mg IV.
i. Resusitasi Kardio Pulmoner(RKP), seandainya terjadi henti jantung
(cardiacarrest).
j. Jikasyok sudah teratasi, penderita diawasi/diobservasi selama
kurang lebih 4 jam
k. Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
l. Setiap tindakan dicatat dalam rekam medis pasien
5 1. UGD
UNIT TERKAIT
2. Rawat Inap
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

SOP RESUSITASI
JANTUNG PARU (RJP)

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya mengembalikan fungsi
nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh
membantu memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru.
ke keadaan normal.

2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan


penatalaksanaan tindakan RJP bagi petugas kesehatan di Klinik
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Petugas membebaskan jalan napas pasien, kepala diekstensikan


dengan cara mengangkat leher dan menopang dagu jika pasien
tidak sadar)
2. Petugas melakukan implasi paru dengan cepat 3-5 kali dengan car
mulut hidung (jika pasien tidak bernapas atau dipsnea)
3. Petugas mempertahankan ekstensi kepala dan raba nadi karotis:
a. Jika nadi terabai teruskan implasi paru 12 kali/ menit
b. Jika nadi tidak teraba tidak bernapas/dipsnea tampak seperti
mati bantu sirkulasi dengan kompresi jantung
4. Petugas melakukan kompresi (penekanan) di daerah dada untuk
anak 1-3 cm di atas sternum, untuk dewasa 3-5 cm di atas sternum
5. Petugas melakukan tindakan pemberian oksigen dengan
menggunakan alat (ambu bag) atau dengan cara mouth to mouth
dengan perbandingan 5 banding 1 ( kompresi 5 kali pemberian
oksigen dengan ambu bag 1 kali (bila tindakan dilakukan oleh dua
orang petugas/ penolong) kompresi dilakukan 60 kali / menit
6. Petugas melakukan tindakan pemberian oksigen dengan
menggunakan alat (ambu bag) atau dengan cara mouth to mouth
dengan perbandingan 15 banding 2 | kompresi 15 kali pemberian
oksigen dengan ambu bag 2 kali (bila hanya dilakukan oleh satu
orang petugas)
7. Teruskan resusitasi sampai timbulnya nadi secara spontan
8. Petugas melakukan observasi pada pasien
9. Petugas melakukan pendokumentasian data
5
UNIT TERKAIT UGD
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

RUJUKAN EKTERNAL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Rujukan Eksternal adalah Pelimpahan tanggung jawab atas suatu
Masalah medis dari Klinik ke fasilitas pelayanan kesehatan lain yang
lebih mampu

2 TUJUAN Agar petugasdapat memberikan pelayanan Rujukan kepada pasien


disub unit Rawat jalan, UGD, Rawat inap
3 KEBIJAKAN Peraturan menteri kesehatan RI No. 5 tahun 2014 tentang panduan
praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer
4 PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomo rurut
2. Petugas mencocokkan identitas pasiend engan Rekam Medis, jika
ada ketidaksesuaian data petugas mengkonfirmasikan dengan sub
unit pendaftaran
3. Petugas melakukan pemeriksaan Tanda vital
4. Petugas mencatat hasil pemeriksaaan tanda vital dalam form
Rekam Medis
5. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
6. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang pasien dikirim ke
penunjang diagnostik (Laboratorium)
7. Petugas menegakkan diagnosa
8. Apabila perlu tindakan medis, petugas melakukan tindakan medis
9. Apabila pasien memerlukan obat, petugas memberikan resep
10. Apabila perlu dirujuk, Petugas membuat suratrujukan ke RSUD
sesuai d engan penanganan tindaklanjut pasien
11. Petugas meminta pasien/keluarga menandatangani persetujuan
rujukan
12. Petugas mengisi blangko Rujukan sesuai dengan identitas pasien
apakah peserta BPJS/Umum
13. Apabila pasien adalah peserta BPJS ditawarkan ke RSUD atau RS
lain yang sudah ada MOU dengan Pemkab PASER
14. Apabila pasien umum bebas memilih RS mana pun
15. Petugas menghubungi tempat rujukan
16. Petugas mencatat ke dalam buku Rujukan
17. Petugas meminta tandatangan surat Rujukan kepada Dokter
18. Dokter Klinik menandatangani surat Rujukan
19. Petugas memberi nomor Surat Rujukan
20. Petugas membubuhkan cap Klinik
21. Petugas memasukkan surat Rujukan ke dalama mplop
22. Petugas menyerahkan surat Rujukan kepada pasien atau keluarga
pasien
23. Apabila pasien/keluarga menolak dirujuk setelah diberi penjelasan,
petugas meminta kepad a pasien/keluarga untuk pernyataan
penolakan
24. Petugas mendokumentasikan kegiatan
5 1. Loket pendaftaran Klinik
2. Poli Umum

UNIT TERKAIT 3. Poli Mata


4. Poli KIA
5. UGD
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

SOP RUJUKAN
INTERNAL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Rujukan internal Klinik adalah rujukan yang ditujukan atau berasal
dari sub unit lain dalam lingkungan Klinik meliputi: Rawat jalan,
Rawat Inap, UGD, pemeriksaan penunjang.

2 TUJUAN petugas dapat melakukan rujukan internal sesuai prosedur

3 KEBIJAKAN Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014


tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer
4 PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medik pasien
3. Petugas melakukan anamnesa pasien
4. Petugas melakukan pengukuran vital sign
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
6. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa
7. Apabila diperlukan, petugas merujuk pasien ke poli terkait atau ke
pemeriksaan penunjang.
8. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di RM Petugas mencatat apa
yang akan dikonsultasikan ke unit lain di RM
9. Petugas membubuhkan tanda tangan / paraf di RM
10. Petugas mengisi blanko rujukan internal
11. Petugas mempersilahkan dan menunjukan pasein unit yang dirujuk
12. Petugas unit yang dirujuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik
13. Petugas unit yang dirujuk memberikan jawaban secara tertulis di
RM
14. Petugas unit yang dirujuk membubuhkan tanda tangan/ paraf di RM
15. Petugas unit yang dirujuk mempersilahkan pasien kembali ke unit
yang merujuk
16. Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi
17. Petugas memberi resep
18. Petugas mempersilahkan pasien kebagian farmasi
5 1. UGD
2. Bagian Umum
3. Poli Umum
UNIT TERKAIT
4. Poli mata
5. Poli KIA
6. Ruang Ranap
DI TETAPKAN PENANGGUNG

JAWAB

Klinik Utama Baji Maccini

AUDIT INTERNAL

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP
Tanggal Terbit :
(Standar Operasional No. Halaman :
No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN  Audit internal adalah: Suatu kegiatan audit yang sistimatis,
mandiri dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit
danmengevaluasi dengan obyektif untuk menentukan tingkat
pemenuhan kriteria audit Klinik yang disepakati.
 Audit internal dilakukan oleh tim auditor Klinik yang telah
memperoleh pelatihan sebagai auditor
 Audit internal dilakukan untuk memastikan keefektifan
penerapan Sistem Manajemen Mutu dan mengidentifikasi
serta memperbaiki ketidaksesuaian yang timbul dalam
penerapan Sistem Manajemen Mutu.
 Audit internal dilaksanakan secara periodik minimal setiap
enambulan sekali
 Audit internal tidak terjadual dapat dilakukan bila dibutuhkan
sesuai kebijakan pimpinan.Audit internal dilakukan juga
dengan melihat hasil audit internal sebelumnya.
 Lead Auditor adalah seorang yang ditunjuk untuk memimpin
audit internal dengan kualifikasi: telah mengikuti pelatihan
audit internal,dengan mendapatpakan surat keputusan (SK)
Direktur Klinik,dan sudah bekerja di Klinik minimum tiga
tahun.
 Auditor adalah seorang yang ditunjuk untuk melaksanakan
audit internal dengan kualifikasi: sudah bekerja di Klinik
minimum tiga tahun dan atau telah mengikuti pelatihan dan
penerapan Audit InternalAuditee adalah: seorang yang menjadi
sasaran audit, koordinator maupun pelaksana pelayanan klinis,
administrasi dan manajemen maupun upaya klinik
Sebagai bahan acuan petugas dalam menerangkan sistem audit internal

2 TUJUAN supaya setiap audit dapat dilakukan secara efektif, berkala dan
memberi peluang untuk melakukan perbaikan.

3 KEBIJAKAN

4 REFERENSI

5 PROSEDUR A. Persiapan Audit:


1. Ketua Tim audit Klinik Lead Auditor (LA) menetapkan tim auditor,
yang utamanya sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Ketua Tim audit Klinik Lead Auditor (LA) menyusun jadual audit
internal
3. Ketua Tim audit Klinik Lead Auditor (LA) mengajukan jadual
kepada Direktur Klinik
4. Ketua Tim audit Klinik Lead Auditor (LA) menerima usulan
tim serta jadual audit internal yang telah dibuat oleh Ketua Tim
Mutu Klinik
5. Jika setuju, memberikan pengesahan dengan menandatangani
jadwal audit internal Ditetapkan oleh Direktur Klinik
6. Memberikan pengarahan kepada tim auditor sebelum audit
dilaksanakan.

7. Auditor Membuat checklist audit pada formulir checklist audit.


8. Menyerahkan checklist audit kepada Lead Auditor untuk diketahui.
B. Proses Audit
1. Audite koordinasi dengan Tim audit tentang rencana Audit
2. Audite Menjamin kehadiran personel yang relevan
3. Audite menyediakan fasilitas yang diperlukan
4. Auditor melaksanakan audit dengan standart dan ruang lingkup
yang ditetapkan
5. Auditor menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang
penting
6. Mencatat hasil temuan audit ke dalam form Laporan
Ketidaksesuaian dan Penyelesaiannya,
7. Ketua tim audit memimpin pelaksanaan
8. Ketua tim audit membuat laporan hasil audit yang berupa LKP dari
Auditor.
9. Ketua tim audit menandatangani form LKP tersebut, serta
mendistribusikan LKP asli ke auditee serta copy ke auditor.
10. Ketua tim audit mempresentasikan hasil audit kepada Tim mutu
Klinik,
11. Ketua Tim Mutu Klinik memonitor dan memastikan pelaksanaan
audit internal,
12. Tim audit melaporkan hasil audit pada saat tinjauan manajemen
C. Tindakan Perbaikan
1. Auditee menerima LKP dari Lead Auditor
2. Auditee menindak lanjuti hasil audit dengan tindakan perbaikan
3. Auditee melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan
rekomendasi perbaikan yang telah ditetapkan bersama-sama.
4. Jika sudah selesai, meminta Auditor dan ketua tim mutu, lead
auditor untuk memverifikasi.
5. Auditor dan auditee mendokumentasikan hasil audit serta tindakan
perbaikan yang diperlukan.
D. Verifikasi
1. Auditor dan ketua auditor memverifikasi hasil tindakan perbaikan
temuan audit.
2. Jika efektif, maka ketua auditor menutup permintaan tindak
perbaikan dengan menandatangani form LKP.
3. Ketua audit dan anggota audit membuat resume hasil audit internal
untuk dibawa ke rapat tinjauan manajemen, termasuk status tindakan
perbaikannya.

Koordinator pelayanan klinis,


6 UNIT TERKAIT Koordinator administrasi dan manajemen,
Koordinator upaya Klinik
DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

IDENTIFIKASI PASIEN

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN Identifikasi pasien adalah pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti pasien sehingga kita dapat menetapkan
dan mempersamakan keterangan tersebut dengan pasien, dengan kata
lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas pasien
dan dengan identitas tersebut kita dapat mengenal pasien yang satu
dengan yang lain.

2 TUJUAN Sebagai acuan dalam kegiatan identifikasi pasien di Klinik Utama Baji
Maccini
3 KEBIJAKAN Sebagai pedoman mengidentifikasi pasien di ruang pendaftaran Klinik
Utama Baji Maccini. Pelaksanaan identifikasi pasien di ruang
pendaftaran harus mengikuti instruksi yang tertuang dalam SOP.
4 PROSEDUR 1. Jika pasien datang dengan keluhan, maka petugas mengenali fisik
seseorang secara umum.
2. Petugas menilai apakah pasien tersebut termasuk pasien
memerlukan tindakan atau pengobatan umum biasa.
3. Petugas meminta data pribadi pada pasien, misalnya KTP/SIM.
4. Petugas membandingkan wajah pasien dengan gambar/foto pada
KTP/SIM.
5. Petugas menanyakan keluhan pasien.
6. Petugas menentukan ruang pelayanan yang sesuai dengan keluhan
pasien.
7. Petugas menanyakan data pribadi pasien, seperti Nama, Alamat,
Tempat/Tanggal lahir, Nama orangtua/Suami/Istri, dsb.
8. Petugas mengecek kesamaan data pribadi pasien dengan data yang
ada di KTP/SIM.
9. Petugas mengisi rekam medis pasien.
10. Petugas menyerahkan data-data yang sudah di dokumentasikan
pada rekam medis ke ruang periksa sesuai keluhan pasien.

PASIEN DATANG

PERLU TINDAKAN PENGOBATAN UMUM


SEGERA

IDENTITAS PRIBADI PASIEN


DIAGRAM
ALUR
5
(JIKA TANYAKAN KELUHAN PASIEN
DIBUTUHKAN)

CATAT DI LEMBAR REKAM


MEDIS

SERAHKAN LEMBAR REKAM MEDIS PADA RUANGAN


YANG SESUAI DENGAN KONDISI PASIEN

6 UNIT TERKAIT Ruang Pendaftaran


DI TETAPKAN PENANGGUNG
JAWAB
Klinik Utama Baji Maccini

KOMUNIKASI EFEKTIF

dr. Karunita Yusuf, Sp. PD

SOP Tanggal Terbit : No. Halaman :


(Standar Operasional No. Revisi :
Prosedur)
1 PENGERTIAN 1. Komunikasi efektif adalah komun ikasi yang dilakukan secara tepat
waktu, akurat, jelas, dan mudah dipaham,I oleh penerima, sehingga
dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
2. Komunikasi melalui telepon menggunakan metode SBAR
(Situation Backround Assesment Recommendation) saat melapor/
konsul kedokteran
3. Komunikasi melalui telepon menggunakan metode write, Read,
Repeat back/Reconfirm saat menerima pesan atau instruksi.

2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan komunikasi


lisan secara efektif sehingga meminimalkan salah pengertian / salah
peresepsi
3 KEBIJAKAN

4 PROSEDUR 1. Prosedur komunikasi antar petugas medis dengan menggunakan


SBAR :
a. Ucapkan salam sesuai waktu komunikasi
b. Bila komunikasi dilakukan melalui telefon, pastikan orang
yang dihubungi adalah yang benar dengn mengkonfirmasi
namanya
c. Jelaskan situasi atau kondisi yang dilihat pada pasien yang
terjadi
1) Sebutkan identitas
2) Sebutkan identitas pasien yang dilapokan
3) Jelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati
berdasarkan pengamatan petugas, keluhan subyektif
pasien, atau perubahan tanda-tanda obyektif yang
ditemukan pada pasien
d. Jelaskan latar belakang medis yang berkaitan dengan situasi
tersebut :
1) Tanggal mula dirawat
2) Diagnosa awal dan diagnosa kerja saat ini
3) Hasil pemeriksaan sebelumnya pemeriksaan fisik,
laboratorium, dll
4) Terapi obat-obatan atau tindakan yang diberikan
sebelumnya
5) Riwayat alergi obat (bila ada)
e. Sebutkan penilaian atas kondisi terkait dengan situasi tersebut :
1) Kemungkinan yang terjadi pada pasien terkat perubahan
kondisi yang ditemukan pada saat itu
2) Tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat itu
f. Sebutkan rekomendasi tindakk lanjut yang dianjurkan saat itu,
rekomendais yang dianjurkan bisa antara lain :
1) Permintaan untuk melihat pasien segera mungkin, merujuk
atau mentransfer pasien, konsultasi kedokter lain atau
menjelaskan pada pasien atau keluarga tentang perubahan
kondisi yang terjadi
2) Permintaan advis pemeriksaan penunjang lain yang
diperlukan
3) Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang
diperlukan
g. Setelah diberikan advis untuk melakukan tinda lanjut, lakukan
prosedur Write-Read-Repeat back/Recomfirm
h. Ucapkan terima kasih dan salam penutup
2. Prosedur menerima informasi dengan metode Write-Read-Repeat
back/Recomfirm
a. Ucapakan salam
b. Terima pesan secara lengkap melalui telepon dan tuliskan
secara lengkap
c. Bacakan pesan yang ditulis secara lengkap kepada pemberi
pesan
d. Mohon kepada pemberi pesan untuk mengulang pesan yang
telah disampaikan
e. Untuk pesan yang kurang jelas, lakukan pengejaan dengan
International code
f. Untuk pesan tentang terapi yang kurang jelas, lakukan
konfirmasi ulang dengan pengejaan sesuai international kode
g. Lakukan dokumentasi sesuai ketentuan di rekam medis.
1. RM.
2. Poli Umum,
3. Laboratorium
5 UNIT TERKAIT
4. UGD
5. KIA
6. Gizi

Anda mungkin juga menyukai