Anda di halaman 1dari 53

Ketua Karang Taruna Kota Bandung

Dicki Dir
Dirmani
mania
a

Asep Rach
Rachm mat
 Yohan
 Yohanss yah

Tjetjep Koer
Koern
nia
Finang Advertising

PD/ PR
PRTT Karang
Karang Tarun
Taruna
PO KT Na
Nass ion
onal
al
PO KA
KARTA.b
RTA.bdg dg

Forum Rapat Ker


Forum Kerja
ja Kota (Raker
(Rakerk
kot)
Karang Taruna Kota Bandung
14 Novem
November
ber201
20155

KARANG TARUNA
KARANG TARUNA KO
KOTA
TA
BANDUNG
Rapat Kerja Karang Taruna Kota Bandung (Rakerkot) Tahun 2015 telah memberikan
amanat kepada
kepada Pengur
P engurus
us Karang
Karang Tar
T arununaa Kota Bandung
Bandung (PKTK)
(P KTK) untuk
untuk melaks
melaks anakan
anakan
hasil-hasil Temu Karya dan Rapat Kerja. Salah satu hasil Rapat Kerja Karang Taruna
Kota Bandun
Bandung g (Rakerk
(Rakerkot) adalah
adalah ditetapk
ditetapkann annya
ya Per
Pe ratur
aturan Orga
Organnisas
isa s i (PO)
( PO) s ebagai
s alah s atu landasan
landasan kinerja
erja dan
dan ek
ekss is tens
tens i Karan
Karang
g Taru
Taruna di s elu
eluruh tin
tingkatan.
gkatan.

Peratu
Peraturran Menter
enterii S osi
os ial Nom
Nomor 77/ HUK/ UK/ 2010 tentan
tentang g Pedoman
Pedoman Das Das ar Kar
Karang
ang
Tarun
Taruna a dan Peratur
Peraturan Menter
Menterii S osi
os ial Nomor 23 Tahun
Tahun 2013
20 13 tentan
tentang g Pemb
Pe mber
erday
dayaan
aan
Karang
Karang Tarun
Taruna a merup
merupakan
akan payun
payungg orga
organnisas
isa s i dan dis
dis iapkan
apkan dalam
dalam bentu
bentukk umum
umum,,
s erta
erta Hasi
as il Temu
Temu Karya
Karya Nasional
Nasional V tahu
tahun 2005
2 005 tentan
tentang g Pedoman RumahRumah Tangga
Tangg a
Karang
Karang Tarun
Taruna a belum
belum menyen
menyentutuh
h pers
pers oalan-per
oalan-perss oalan tekn
teknis operas
operasiional orga
organnis asi
as i.
Hal ini menjad
enjadii tugas
tugas Penguru
Pengurus Karan
Karang g Taru
Taruna Kota Bandu
Bandung Masa Bakti Bakti 2014-201
201 4-2019 9
untuk
tuk menyenyus un Buk Buku Pedom
Pedoman an UmuUmum Karan arangg TarTaruna, s ehiehingga dapatapat
memud
memudahk ahkanan pengur
pengurusus dalam
dalam melaksa
melaksan nakan tuga
tugass -tuga
-tugass orga
organnis asi.
as i.

Buku ini terbit dari evaluasi terhadap dinamika organisasi pada periode sebelumnya
dan melal
elalu
ui proses dis kus i s ecara
ecara inten
tens if oleh
oleh Bid
Bidang
ang Organi
ganis asi dan Anta Antarr
Penguru
Pengurus Hari arian,
an, s elan
elanju
jutn
tnya
ya dis
dis ahk
ahkan dalam
dalam Rapat Kerja
Kerja Karan
Karangg Taru
Taruna Kota Kota
Bandu
Bandunng, Pros
Proses
es ini memper
mempertitimb
mban
angkan
gkan berbagai
berbagai aspek
as pek yang
yang dipan
dipandan
dang g s angat
angat
penting terkait dengan gerak dan langkah Karang Taruna sebagai salah satu wadah
dan
dan s aran
arana a pen
pengemban
gembangangan gener
generasasii muda di bida
bidan
ng Kes
Kes ejah
ejahteraan
teraan S osi
os ial yang
ang
berbas
berbasiis kewi
ewilayahan
layahan dan dihar
diharapk
apkan
an dapat terc
terc ermi
ermin
n dalam
dalam kiner
inerja
ja orga
organnis asi
as i.

Akhirrnya kami menyad


Akhi menyadar arii bahw
bahwa tidak
tidak ada gadi
ga din
ng yang
yang tak retak.
etak. Oleh
Oleh karena
arena itu
kekur
ekurangan dan kelemahan
elemahan dalamdalam PenPe nyus
yus unan
unan Buku
Buku Pedom
Pe doman
an ini
ini dapat menjadi
menjadi
pel
pelajar
ajaran dan
dan bah
bahan eval evaluuasi
as i bagi
bagi kta s emu
emua untuktuk menghasil
enghasilk
kan s is tem dan
dan
mekan
mekaniis me organi
organiss asi
as i yang
yang lebi
lebih baik
baik di masa yang
yang akan datan
datang.
g.

“Adhitya Karya Mahatva Yodha”  

Ketua Karang Taruna Kota Bandung 2014-


2019
Karang Taruna lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu J akarta,
melalui proses Experimental Project Karang Taruna, kerjasama masyarakat
Kampung Melayu / Yayasan Perawatan Anak Yatim (YPAY) dengan J awatan
Pekerjaan S osial/ Departemen Sosial. Pembentukan Karang Taruna dilatar belakangi
oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak
yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua, dsb. Masalah tersebut
tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat kala itu.

Tahun 1960– 1969 adalah s aat awal dimana Bangs a Indonesia mulai melaksanakan
pembangunan disegala bidang. Instansi-Instansi Sosial di DKI J akarta (J awatan
Pekerjaan Sosial/ Departemen Sosial) berupaya menumbuhkan Karang
Taruna– Karang Taruna baru di kelurahan melalui kegiatan penyuluhan sosial.
Pertumbuhan Karang Taruna saat itu terbilang sangat lambat, tahun 1969 baru
terbentuk 12 Karang Taruna, hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/ PKI sehingga
pemerintah memprioritaskan berkonsentrasi untuk mewujudkan stabilitas nasional.

Salah satu pihak yang berjasa mengembangkan Karang Taruna adalah Gubernur DKI
 J akarta H. Ali Sadikin (1966-1977). Pada saat menjabat Gubernur, Ali Sadikin
mengeluarkan kebijakan untuk memberikan subsidi bagi tiap Karang Taruna dan
membantu pembangunan Sasana Krida Karang Taruna (SKKT). Selain itu Ali Sadikin
 juga menginstruksikan Walikota, Camat, Lurah dan Dinas Sosial untuk memfungs ikan
Karang Taruna.

Tahun 1970 Karang Taruna DKI membentuk Mimbar Pengembangan Karang Taruna
(MPKT) Kecamatan sebagai sarana komunikasi antar Karang Taruna Kelurahan.
Sejak itu perkembangan Karang Taruna mulai terlihat marak, pada Tahun 1975
dilangs ungkanlah Musyawarah Kerja Karang Taruna, dan pada moment tersebut
Lagu Mars Karang Taruna ciptaan Gunadi Said untuk pertama kalinya
dikumandangkan.
Tahun 1980 dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Karang Taruna
di Malang, J awa Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1981 Menteri
Sosial mengeluarkan Keputusan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang
Taruna dengan Surat Keputusan Nomor. 13/ HUK/ KEP/ I/ 1981 sehingga Karang
Taruna mempunyai landasan hukum yang kuat.

Tahun 1982 Lambang Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial
RI nomor.65/ HUK/ KEP/ XII/ 1982, sebagai tindak lanjut hasil Mukernas di Garut tahun
1981. Dalam lambang tercantum tulisan Aditya Karya Mahatva Yodha (artinya:
Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil)

Pada tahun 1983 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan TAP MPR 
Nomor II/ MPR/ 1983 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang didalamnya
menempatkan Karang Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda.

 Tahun 1984 terbentuknya Direktorat Bina Karang Taruna;


 Tahun 1984-1987 sejumlah pengurus/ aktivis Karang Taruna mengikuti Program
Nakasone menyongs ong abad 21 ke J epang dalam rangka menambah dan
memperluas wawasan;
 Tahun 1985 Menteri Sosial menyatakan sebagai Tahun Penumbuhan Karang
Taruna, sedangkan tahun 1987 sebagai Tahun KualitasKarang Taruna;
 Karang Taruna Teladan Tahun 1988 berhasil merumuskan: Pola Gerakan
Keluarga Berencana Oleh Karang Taruna;
 Tahun 1988 Pedoman Dasar Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Sosial RI no. 11/ HUK/ 1988;
 Kegiatan Studi Karya Bhakti, Pekan Bhakti dan Porseni Karang Taruna
merupakan kegiatan dalam rangka mempererat hubungan antar Karang Taruna
dari sejumlah daerah;
 Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) sebagai s arana tempat Karang Taruna
berlatih dibidang-bidang pertanian dan peternakan.
 Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) biasanya diselenggarakan dalam rangka
ulang tahun Karang Taruna. Merupakan forum kegiatan bersama antar Karang
Taruna dari sejumlah daerah bersama masyarakat setempat, kegiatannya
berupa karya bhakti/pengabdian masyarakat;
 Tahun 1996 bekerjasama dengan Depnaker diberangkatkan 159 tenaga dari
Karang Taruna untuk magang kerja ke J epang antara 1 s/ d 3 tahun, dalam
upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai
bidang usaha;
 Pelibatan Karang Taruna dalam kesehatan reproduksi remaja diadakan agar
Karang Taruna dapat berperan sebagai wahana Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) bagi remaja warga karang Taruna;
1. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan s ebagai wadah
dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh
dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah des a/ kelurahan
terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.
2. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna adalah
hukum dasar yang tertinggi di mana semua hukum dan peraturan
organisasi lahir daripadanya, yang bersifat mengikat bagi seluruh anggota
dan kelengkapan organisasi, yang selanjutnya disingkat PD/ PRT Karang
Taruna;
3. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungs i sosialnya.
4. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu,
dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan
dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
penguatan sosial, dan perlindungan sosial.
5. Pemberdayaan Karang Taruna adalah suatu proses pengembangan dan
peningkatan kemampuan, kesempatan dan kewenangan kepada Karang
Taruna untuk memecahkan masalah dan mengembangkan potensinya,
melalui pemanfaatan berbagai sumber baik sumber daya manusia, sumber
daya alam, dan sumber daya sosial yang ada.
6. Musyawarah Warga Karang Taruna adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi di tingkat Kelurahan yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun
sekali, yang selanjutnya disingkat MWKT;
7. Temu Karya Karang Taruna adalah forum pengambilan keputusan tertinggi
pada setiap tingkatan organisasi dari mulai Kecamatan sampau tingkat
Nasional yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali, yang
selanjutnya disingkat TKKT;
Karang Taruna berasas kan Pancasila dan UUD
1945. Karang Taruna bertujuan untuk mewujudkan:
a. pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang
berkualitas, terampil, cerdas, inovatif, berkarakter serta memiliki kesadaran
dan tanggung jawab sosial dalam mencegah, menangkal, menanggulangi
dan mengantisipasi berbagai masalah kesejahteraan sosial, khususnya
generasi muda;
b. kualitas kesejahteraan sosial setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda di desa/ kelurahan secara terpadu, terarah, menyeluruh
serta berkelanjutan;
c. pengembangan usaha menuju kemandirian setiap anggota masyarakat
terutama generasi muda; dan
d. pengembangan kemitraan yang menjamin peningkatan kemampuan dan
potensi generasi muda secara terarah dan berkesinambungan.

Karang Taruna memiliki tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah


serta masyarakat lainnya menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan
kesejahteraan sosial.

Karang Taruna mempunyai fungsi:


a. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan s osial, khususnya generasi
muda;
b. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda;
c. meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;
d. menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung
 jawab sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk
berperan secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
e. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan
f. memelihara dan memperkuat semangat kebangs aan, Bhineka Tunggal Ika
dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Warga Karang Taruna atas kesadaran sendiri, sukarela, dan permintaan sendiri
menjadi Anggota Aktif dapat terlebih dahulu diberi Kartu Anggota melalui
prosedur pendaftaran. Namun dapat dinyatakan s ebagai Anggota Aktif setelah
mengikuti kegiatan selama 6 (enam) bulan berturut-turut:

Syarat-syarat untuk menjadi Anggota Aktif s ebagai berikut :


a. Bersedia menerima Azas, Tujuan, dan menjalankan segala usaha organisasi;
b. Mengikuti s ecara aktif s ekurang-kurangnya 6 (enam) bulan berturut-turut kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi pada berbagai tingkatan yang ditandai
dengan adanya surat rekomendasi dari pengurus yang bersangkutan;
c. Bersedia dengan suka rela dan ikhlas mengundurkan diri (diberhentikan)
sebagai Anggota Aktif apabila sudah tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajibannya;
d. Mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan tingkat I di Desa/ Kelurahan yang
bersangkutan.

Anggota Aktif dapat pindah dan diterima oleh wilayah lain dengan menunjukkan
surat keterangan pindah dari pengurus asal dan/ atau melaporkan ke pengurus
wilayah lain tersebut.

1. Bukti Keanggotaan bagi Anggota Aktif adalah Kartu Tanda Anggota (KTA), Buku
Saku Keanggotaan (BSK), dan Surat Keputusan Keanggotaan (SKK);
2. Bentuk dan ukuran KTA dan BSK ditetapkan sebagaimana terdapat dalam
lampiran Buku Pedoman ini;
3. KTA dan BS K dikeluarkan oleh Pengurus Karang Taruna Kota Bandung untuk
mengarahkan dan membentuk pengelolaan keanggotaan yang bersifat Idenfikasi
Terpadu;
4. Format KTA dalam bentuk Kartu Pengenal yang berisi data Anggota Aktif yang
meliputi:
a. Tampak Depan: Nomor Induk Anggota, Nama, Tempat dan Tanggal Lahir,
Pekerjaan, Alamat, Golongan darah, Foto yang bersangkutan ukuran 2 x 3,
dan otoritas dari Pengurus Karang Taruna Kota Bandung;
b. Tampak Belakang: dapat dipergunakan untuk Kartu As uransi, Kartu Kredit;
Catatan Pengurus atau dapat dikosongkan.
5. Format BSK dalam bentuk buku kecil berisi data aktifitas Anggota Aktif dalam
Karang Taruna dan Kegiatan Sosial lainnya dilingkungan Desa/ Kelurahan atau
komunitas sosial sederajatnya, juga berisi ketentuan organisasi tentang
keanggotaan secara umum yang diambil dari PD/ PRT, PO-PO dan ketentuan
organisasi lainnya.
1. Keanggotaan organisasi terutama Anggota Aktif dikelola sebuah unit teknis
tersendiri yang bersifat independen tanpa mengenal batas masa bhakti;
2. Unit Teknis sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini dibentuk oleh Pengurus
Karang Taruna Kota Bandung melalui sebuah surat Keputusan yang sebelumnya
dibahas, disetujui dalam RPP baik personalia maupun tata Kerjanya;
3. Dalam menjalankan tugas nya Unit Teknis sebagaimana ayat 1 pasal ini dibantu
oleh unsur sekretariat baik Tingkat Kota maupun hingga tingkatan Kelurahan;
4. Pengelolaan Keanggotaan (Aktif) oleh Unit Teknis meliputi aktivitas:
a. Penyusunan Rencana Kerja;
b. Pengumpulan Data;
c. Pengelolaan Data;
d. Pembuatan KTA dan BSK;
e. Distribusi KTA dan BSK hingga yang menerima yang bersangkutan
berdasarkan data yang masuk;
f. Updating Program.

1. Pemberhentian anggota hanya berlaku bagi Anggota Aktif;


2. Keanggotaan (Aktif) berhenti karena:
a. Meninggal Dunia;
b. Atas permintaan sendiri dengan sukarela;
c. Diberhentikan sementara karena adanya permasalahan tertentu yang
mengganggu status keanggotaannya yang apabila temyata permasalahan
tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka status keanggotaan aktifnya
dapat dikembalikan;
d. Diberhentikan karena tidak lagi dapat melaksanakan kewajibannya sebagai
Anggota Aktif;
3. Mekanisme pemberhentian sebagai Anggota Aktif atas permintam sendiri diatur
sebagai berikut :
a. Yang bersangkutan menyampaikan usulan untuk berhenti s ebagai anggota
disertai dengan alasan-alasan yang logis dan rasional kepada pengurus yang
bersangkutan;
b. RPH pengurus yang bersangkutan membawanya ke dalam RPP dan
mengundang anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan
apabila penjelasannya dapat diterima, yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat melalui surat keputusan pengurus dan harus menyerahkan
kartu anggota dan menandatangani surat pernyataan tentang
pemberhentian dimaksud yang ditandatangani yang bersangkutan dan
pengurus;
c. Apabila RPP menolak penjelasan dimaksud yang bersangkutan tetap sah
menjadi Anggota Aktif;
d. Surat Keputusan Pemberhentian dari pengurus dan surat pernyataan
sebagaimana dimaksud dalam butir b ayat ini dibuat rangkap 2 (dua) yang 1
(satu) disampaikan kepada yang bersangkutan dan yang 1 (satu) lagi
sebagai dokumen organisasi;
4. Mekanisme pemberhentian sementara dan pemberhentian bagi Anggota Aktif 
diatur sebagal berikut ;
a. RPH pengurus yang bersangkutan memandang bahwa Anggota Aktif yang
bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban da/ atau melanggar
peraturan dan ketentuan yang berlaku;
b. RPH mengundang pengurus untuk hal tersebut disertai dengan alasan-
alasan yang logis dan rasional dalam RPP dan mengundang yang
bersangkutan untuk membela diri dan apabila dapat diterima, yang
bersangkutan tetap sah menjadi Anggota Aktif;
c. Apabila RPP menolak pembelaannya, yang bersangkutan akan diberhentikan
sementara, sampai dapat membuktikan pembelaannya dalam forum TK;
d. Keputusan RPP yang menolak pembelaan s ebagaimana dimaksud dalam
butir c pasal ini harus dilaporkan pada TKKT pada tingkatan yang
bersangkutan dan apabila TKKT dimaksud menerima pembelaan tersebut,
yang bersangkutan tetap sah menjadi Anggota Aktif;
e. Apabila TKKT menolak pembelaannya, yang bersangkutan akan
diberhentikan secara tidak hormat melalui surat keputusan pengurus yang
mengembalikan Kartu Anggota;
f. Surat Keputusan Pemberhentian dan pengurus dan surat pernyataan
sebagaimana dimaksud dalam, butir b ayat ini dibuat rangkap 2 (dua), yang 1
(satu) disampaikan kepada yang bersangkutan dan yang 1 (satu) lagi
sebagai dokumen organisasi;
5. Anggota Aktif yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak diperkenankan
untuk menduduki jabatan pengurus Karang Taruna dan/atau pengurus lembaga
pada seluruh tingkatan.
Peni
Pe nilai
laian
an dan penetapan
penetapan klasifikas
lasifikasii Karang
Karang Tarun
Taruna a dis
dis elengg
elenggar
arak
akan
an s etiap tahun
tahun oleh
pengur
pengurus us Karang
Karang Tarun
Taruna a di tingk
tingkat
at kecamat
ec amatan
an hingga
hingga tingk
tingkat
at nasional yang
yang berlak
berlaku
u untu
untuk
k
 jangka
 jangka wak
waktu
tu 3 (tiga)
(tiga) tahu
tahun, untu
untuk k kem
kemu udian
dian dil
dilaku
akukan peni
penilaian
aian dan
dan peneta
penetapapan
n kemba
kemballi,
yang
yang mekani
mekaniss menya
menya dis
dis usun dalam
dalam ketentu
ketentuan
an organisas
organisas i s ecar
ec ara
a ters
ters endir
endiri.
i.

Unsur
Unsur-un
-unss ur yang melakuk
melakukanan penilai
penilaian
an terdi
terdirri dari
dari pengurus
pengurus Karang
Karang Taruna
Taruna yang
yang
ber
bers angku
angkutan
tan,, Pembi
Pembina FunFungs ional
onal,, Pembi
Pembina Wilayah ayah,, Pakar
Pakar Pengemb
Pengemban angan
gan
Masyar
Mas yarakat,
akat, Orga
Organnis asi
as i Masyar
Mas yarakat,
akat, LSM,
LS M, dan unsuns ur mas
masyar
yarakat
akat langs
langs ung
ung melalu
melaluii
mekani
mekaniss me polli
polling dan peni
penilaian
laian s ecar
ec ara
a admin
adminiis trati
trative
ve s erta
erta kunju
unjun
ngan
ga n langs
langs ung
ung ke
lapangan.
Pengur
Pengurus adal
adalah
ah manda
andatar
tariis MWKT dandan TKKT
TKKT pada
pada wilayah
ayah organ
organiis asi
as i yang
ang
bersangkutan, yang selanjutnya disingkat PNKT untuk tingkat nasional, PKTP untuk
tingkat provinsi, PKTK untuk tingkat kota, PKTC untuk tingkat kecamatan, dan PKTL
untuk
untuk ting
tingkat kelur
kelurahan.
ahan.

Pada dasamya penetapan jabatan dan kedudukan seseorang dalam kepengurusan


Karang Taruna dalam berbagai tingkatan ditetapkan oleh Tim Formatur yang dipilih
pada
pada Foru
Forum TKKT/
TKKT/ MWKT,
KT, ber
berdas
das ark
arkan Kepu
Keputu
tuss an TKKT
TKKT// MWKT den
dengan Ketu
Ketua
a
terpi
terpili
lih
h s ebagai Ketua
Ketua Tim Formatu
Formaturr.

Untu
Untuk
k menjabat
menjabat posi
pos is i/ kedudu
eduduk
kan dalam
dalam Kepengur
Kepengurusa
usan
n Karang
Karang Tarun
Taruna,
a, s eseor
es eorang
ang
harus
harus membu
membuat
at pern
pernyataan kesedi
es ediaan
aan yang
yang ditan
ditandatan
datanga
ganninya.
inya.

Untu
Untuk
k menjami
menjamin n dayag
dayagununaa dan hasil
has ilgun
gunaa denga
dengan
n s ebaik
ebaik-baik
-baiknya, kepengur
epengurusa
usan
n
Karang
Karang Tarun
Tarunaa dibagi
dibagi menjadi
menjadi Pen
Pe ngurus
gurus Hariarian dan Pen
Pe ngurus
gurus Pleno.
a. Pengur
Penguruus Pleno
Pleno adal
adalah
ah s emu
emua pen penguru
gurus yang
ang s ecara
ecara defi
defin
nitif
tif dik
dikukuhkan
dalam
dalam forum
forum terti
tertin
ngg
ggii orga
organnisas
isa s i Karang
Karang Tarun
Tarunaa masin
mas ing-mas
g-masiing wilayah;
layah;
b. Pen
Pe ngurus
gurus Harian
arian adalah
adalah pengur
pengurus us yang
yang hanya
hanya terdi
terdirri dari
dari uns
uns ur Ketua,
Ketua, para
para
Wakil Ketua, Sekretaris, para Wakil Sekretaris, serta Bendahara dan para Wakil
Bendahara.

Masa Bhak
Bhaktiti// peri
periodis
odis asi
as i kepengur
epenguru
us an untuk
tuk tin
tingkat nasi
as ional
onal hingg
gga
a kecamatan
lima
(5) tahun sedangkan untuk tingkat Kelurahan adalah tiga (3) tahun yang kemudian
haru
arus memi eminta rek ekom
omen end
dasi dari
ari pengu
engurrus s atu
atu tin
tingk
gkat
at diatasny
atasnyaa untuktuk
dis
dis yahk
yahkan/di
an/ dik kukuh
ukuhk
kan oleh S urat
urat Keputu
Keputuss an Kepala
Kepala Daerah
Daerah yang
yang bers
bers angkut
angkutan,
an,
berl
berlaku
aku s ejak pelak
pelakss anaan
anaan TKKT/
TKKT/ MWKT, buk
bukan tangg
tanggal
al dik
dikeluar
eluark
kann
annya S K ters
ters ebut.
ebut.

 J umlah kepen
epengur
guruus an untuk
tuk masi
as ing-mas
g-masiing tin
tingkatan
gkatan pada
pada das
das arn
arnya diten
ditentu
tuk
kan
dal
dalam Temu
Temu Kar
Karya masi as ing-mas
g-masiing, namu
amun s etiap
etiap tin
tingkatan
gkatan memi
emiliki batasan
batasan
maxi
maximal atau s ebanyak
ebanyak-ban
-banyak
yakn
nya sebagai
s ebagai berik
berikut
ut::
- Kota : orang;
- Kecam
camatan : orang;
- Kelu
elurahan
ahan : orang;

Untu
Untukk s etiap
etiap kepengur
epengurusausan
n harus
harus terdapat
terdapat kuota
uota kepen
kepengur
gurusa
usann peremp
perempuan
uan s ekur
ekurang
-kur
-kurangn
angnyaya 20% (dua
(dua pulu
puluh
h pros
prosen)
en) dar
darii juml
jumlah
ah pengur
pengurus
us yang ditetapk
ditetapkan
an oleh TKKT
dimas
dimasin
ingg-masin
-mas ing
g ting
tingkatan dan MWKT
MWKT ditin
ditinggkat Kelur
Kelurahan.
Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
c. Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan identitas resmi;
d. Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;
e. Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan timnya
maupun dengan berbagai pihak;
f. Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun;
g. Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta mengetahui ke- Karang
Taruna-an;
h. Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya;
i. Pernah duduk sebagai pengurus Karang Taruna minimal 2 (Dua) tingkat
dibawahnya;
 j. Berpendidikan minimal SLTA/sederajat untuk kepengurusan tingkat
Kabupaten/ Kota hingga nasional, minimal S LTP/ sederajat untuk kepengurusan
tingkat kecamatan, dan minimal lulusan SD/ sederajat untuk tingkat
Desa/ Kelurahan atau komunitas sosial sederajat;

Pengurus pada seluruh tingkatan mempunyai tugas dan wewenang s ebagai berikut:
1. Melaksanakan segala ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam PD/PRT,
Keputusan TKKT/ MWKT, Keputusan Raker, dan keputusan pengurus yang lebih
tinggi;
2. Mempersiapkan dan melaksanakan TKKT/ MWKT;
3. Menyampaikan pertanggungjawaban kepada forum TKKT/ MWKT;
4. Merekomendasikan susunan pengurus satu tingkat di bawahnya untuk
dikukuhkan oleh Pembina Umum;
5. Mewakili organisasi ke dalam dan ke luar yang dilaksanakan oleh Ketua dan
Sekretaris;
6. Mengeluarkan sikap dan pernyataan ke luar sesuai dengan lingkup wilayah
organisasinya yang tidak bertentangan dengan kebijakan organisasi dan
dilaporkan ke pengurus satu tingkat di atasnya;
7. Menetapkan kebijaksanaan organisasi satu tingkat wilayahnya   kecuali   untuk
tingkat Kelurahan apabila pengurus yang bersangkutan tidak dapat mengambil
keputusan dengan meminta saran dari MPKT;
Setiap Pengurus berhak:
a. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam manajemen profesional organisasi;
b. Mendapatkan fasilitas yang sama baik berupa identitas, seragam maupun
kesempatan;
c. Menyampaikan pendapat, tanggapan, saran, kritik, dan pertanyaan dalam RPP;
d. Mempunyai hak suara dalam RPP;

Setiap Pengurus berkewajiban:


a. Mematuhi Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna dan
ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;
b. Menjaga nama baik organisasi;
c. Membayar Iuran Pengurus Karang Taruna;
d. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan organisasi;
e. Menjalankan tugas dan fungs i sesuai dengan jabatan atau bidangnya masing-
masing.

Setelah diangkat dan disahkan, pengurus mengucapkan janji sebagai berikut:


“Demi Allah/ Atas nama Tuhan/ Atas nama Sang Budha/ Demi Sang Hyang Widhi,
saya berjanji:
1. Akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya sebagai pengurus Karang
Taruna
.............................. dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya;
2. Taat pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna s erta
ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;
3. Setia dan teguh pada amanah Temu Karya;
4. Memegang teguh rahasia jabatan dan bersedia mempertanggung jawabkan
 jabatan saya tersebut secara moral maupun organisasional.”

Setiap Karang Taruna mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional memiliki
kepengurusan dengan struktursekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua (Ketua Umum untuk tingkat nasional);
b. Wakil Ketua I (Ketua I untuk tingkat nasional);
c. Wakil Ketua II (Ketua II untuk tingkat nasional);
d. Sekretaris (Sekretaris Umum untuk tingkat nasional);
e. Wakil Sekretaris I (Sekretaris I untuk tingkat nasional);
f. Wakil Sekretaris II (Sekretaris II untuk tingkat nasional);
g. Bendahara (Bendahara Umum untuk tingkat nasional);
h. Wakil Bendahara I (Bendahara I untuk tingkat nasional);
1. PAW akiakibat ketidak
etidakak
akti
tifan
fan dan/
dan/ atau kek ekososonongan
gan pengur
penguru us diatu
diaturr s ebagai beriberikut:
a. Apabil
Apabila a s eorang
eorang pengurus
pengurus berhal
berhalangan
angan dan tidak tidak dapat
dapat menjal
menjalank ankan
an tugas
tugas dan
wewen
ewenan angny
gnya,
a, penan
penangg gguung jawab
jawab lan langs ung daridari yanyang bers
bers angku
angkutan
tan dapat
dapat
mengus
engusu ulkan
lkan agar pengur
penguru us yan
yang bers
bers angku
angkutantan diganti
digantik kan,
an, dalam
dalam foruforum RPP;
RPP ;
b. Memint
Meminta a pengganti
pengg antinynyaa kepada pihakpihak yang
yang mermerekomen
ekomendas dasikikann
annya;
ya;
c. Mengusul
engusulk kan s eseor
es eoranang g kepad
epada a pihpihak yang ang merek erekomomen enda
dass ikann
annya dan dan
kepada RPP pengurus yang bersangkutan;
d. Mens ens ahk
ahkan penggan
engganti tin
nya yangang tel telah dis etuetujui
jui melal
elaluui kepueputus
tus an RPP
pengurus yang bersangkutan;
e. Apabil
Apabila a RPP
RP P memut
memutuskanuskan untu
untuk k tidak
tidak mener
meneriima perga pergan ntian
tian ters
ters ebut,
ebut, maka
maka
pengur
penguru us yang
yang ber
berss angku
angkutantan masi as ih s ah s ebagai pengur
penguru us .
2. PAW akiakibat keti
ketidakak
dakaktitifan
fan dan/
dan/ atau kek kekos oson
ongan
gan jabatan
jabatan KetuKetua diatu
diaturr sebagai
s ebagai
berikut:
a. Para
Para Waki akil Ketu
Ketua/a/ S ek
ekrretar
etaris ber
bers amaama Waki akil S ekekrretar
etaris mengunengunda dan ng PH
untu
untuk k mengik
mengikututii RPH
RP H yang
yang menyep
menyepakat akatii s iapa
iapa di antar
antara a Wakil
akil Ketua yang yang
menj
enjadi
adi Pelak
Pelaksan
sana a Ketu etua yang ang bersam ersama- a-sam
sama a dengan
engan Sekr Sekretar
etariis
meng
mengundang
undang s eluruh
eluruh pengurus
pengurus untuk untuk mengmengikuti
ikuti RPP
RP P. Apabila
Apabila terjadi
terjadi dalam
masa
mas a bakti
bakti berjalan
berjalan,, RPP
RP P menge
mengelu luar
arkkan keputu
eputuss an untuuntuk k menun
menunju jukk atau
membe
emberri mandaandatt kepad
epada a s eoran
eorang g Pelak
Pelaks ana
ana KetuKetua a untuk tuk melan
elanju jutk
tkan
an
hin
hingg
ggaa habi
habis nya masa
mas a bakti
bakti kepengur
epengurusa usann yang
yang bers
bers angkut
angkutan; an;
b. Kepueputus
tus an RPP mengen engenai ai penuenunjuk jukan Pelak
Pelakss ana
ana Ketu
Ketua a s ebagai
ebagaim mana
ana
dimak
dimakss ud pada butirbutir a diatas
diatas harus
harus dis dis ampaik
ampaikan kepada s elur eluruh peng
pengurusurus
s atu tin
tingkat bawah
bawahn nya kecuali ting tingkat kelurahan;
elurahan;
c. Pelaks
Pelaks ana
ana Ketua
Ketua yang
yang diber
diberii mandat
mandat ters ters ebut
ebut mem
memiiliki tugas
tugas dan wewen ewenan ang g
yang
yang s ama dengan Ketua Ketua yang
yang telah diber diberhen
hentitik
kan;
3. S us unan pengur
penguru us s ebagai hasi has il dari
dari PAW
P AW diu dius ulkan kepada
kepada Pemb P embiina Umu Umum
untuk dikuku
dikukuhkan;
hkan;
4. Penguru
Pengurus s atu tin tingkat di atasn
atas nya dapat
dapat men menu unjuk
juk care taker (karena
(karena tidak
tidak dipi
dipili
lih
h
dalam
dalam Temu Karya/ Karya/Temu
Temu KaryaKarya Luar
Luar BiasBiasa a tetapi dituditunnjuk
juk untu
untuk k menghi
menghind ndararii
kek
ekoson
osongan
gan aktiaktiv
vitas
tas dan ek ekss is ten
tens i organ
organiis asi atauatau melu elurus kan fun fungsi
gs i
pengur
pengurus)us) bagi pengur
pengurusus yang
yang bers
bers angkut
angkutan an apabila:
apabila:
a. Masa jabatan
jabatan telah
telah berak
berakh hir s edangkan
edangkan TKKT/ TKKT/ MWKT belu belum dil dilaks
aks anak
anakan an;;
b. Pengur
Penguru us menyenyimpanpang dar dari PD/ PRT, Kepu Keputus tus an Temu
Temu Kary Karya, Kepu
Keputu tuss an
Raker,
Raker, dan keputu
eputuss an pengur
penguru us yang
yang lebilebih
h tin
tingg
ggii;
c. Terjad
Terjadii rangkap
angkap jabatan
jabatan (ran(ranjab
jab)) yang
yang dapat
dapat mengakiengakibatbatk kan menu enurunnya
kinerja pengurus.

Evaluas
Evalu asii kepengur
epengurusa
usan n merup
merupakan
akan dasar
das ar dari
dari peni
penilaian
laian terhad
terhadap
ap perlu
perlu tidak
tidakn
nya
dilakukan Pergantian Antarwaktu (PAW) terhadap seorang pengurus. Pada dasarnya
eval
evaluuasi
as i kepen
epengur
guruus an adal
adalah
ah pen pengkaji
gkajian
an organ
organiis asi
as i terh
terhadap
adap per
perlu tida
tidak
knya
s eseor
es eoran
ang g dil
dilaku
akukan PAW berdasar
berdasark kan :
a. Tin
Tingkgkat
at Keakti
eaktifa
fan
n dan Parti
Partiss ipasi;
b. Pelangg
Pelanggararan
an Eti
Etika dan
dan Pros
Prosed
eduur Organ
Organiis asi
as i;
c. Pelak
Pelakss anaan
anaan tugas
tugas dan
dan fun
fungsi
gs inya s ebagai
ebagai penguengurrus ;

Ting
Tingkat keaktifan
keaktifan dan partis
partisip
ipas
asii bagi
bagi pengurus
pengurus diuk
diukur ur berdas
berdasar
arkan
kan kriter
kriteria
ia apabila
apabila
dalam
dalam kurun
urun waktu
aktu s ekur
ekurang-kur
ang-kurangn
angnya
ya 6 (enam)
(enam) bulan
bulan yang
yang bers
bers angkut
angkutanan tidak
tidak
dapat
apat menja
enjallank
ankan kewajewajiibann
annya s ebagai
ebagai pengu
engurrus dan/an/ atau
atau tidtidak dapat
apat
menun
menunjuk
jukkan
kan kesun
kes ung gguhann
uhannyaya s ebagai
ebag ai pengurus
pengurus baik dalam meng
menghadir
hadiri rapat dan
kegiatan organi
organiss asi
as i lain
lainnya, dalam
dalam berk
berkomun
omunikasi
as i, maupu
maupun n dalam
dalam memberemberiikan
kontribusi, sebagaimana surat pernyataan kesediaan yang ditanda tangani pengurus
yang bersangkutan.

Evaluas
Evalu asii kepengur
epenguru us an untuktuk menen
enentutuk
kan perl
perlunya PAW atau tidak tidak dil
dilaku
akukan
s ekur
ekurang-kur
ang-kurangn
angnya
ya 1 (satu)
(s atu) tahun
tahun s ekali
ekali dis
dis etiap
etiap tin
tingkatan oleh Pengur
P engurusus Harian
arian
untu
untukk kemudi
emudianan diper
dipertan
tangg
ggun
ung-jawab
g-jawabk kan dalam
dalam forum
forum RPP.
RP P. S elain
elain melip
meliput
utii PAW
 juga
 juga menyenyangku
angkutt pem
pemutasian (pem (pemiindah
dahan)
an) pen
penguru
gurus dar
dari pos
pos is i s ebel
ebelu
umnya ke
posisi
posis i lain
lain (reposis
(reposisii) yang
yang dian
diangg
ggap
ap tepat
tepat s esu
es uai dengan
dengan pri
prins ip  posisi yang tepat 
untuk orang yang tepat .
untuk orang

Evaluas
Evalu asii kepengur
epenguru us an memun
emungkin
gkinkan adanya
adanya penam
penambah
bahan
an atau pengur
penguranangan
gan
 jum
 jumlah pengur
penguru us s epan
epanjan
jang
g dida
didass ari
ari oleh
oleh kepen
kepenti
tin
ngan efekti
efektifi
fitas
tas dan
dan efis
efis iens
ens i s erta
erta
tidak
tidak berten
bertentan
tangan
gan dengan
dengan ketentu
etentuan an kompos
omposiis i minimal yang
yang dis
dis yahk
yahkan oleh
S idang
ang Plen
Pleno
o dalam
alam forforum TK dimasing-m
asing-masin
asing g tin
tingk
gkat
atan
annnya dan MWKT di
kelurahan.

1. Setiap
Setiap penguengurrus hany anya boleh oleh memp empunyai satu satu jabat
abatan
an rangkangkap
ap padaada
kepengur
epenguru us an diwdiwilayah
layahnnya dengan
dengan kepengur
epenguru us an diti
ditin
ngkat atasn
atas nya atau
denga
dengan n kepengur
epengurusausan n diti
ditin
ngkat bawahn
bawahnya; ya;
2. S eoran
eorangg Ketu
Ketua Penguru
Pengurus KaranKarang g Taru
Taruna hanya
anya boleh mem mempu punnyai satu
s atu jabatan
jabatan
rangkap
angkap pada kepengur
kepengurusa usan n diw
diwilayah
ilayahn nya dan kepengur
epengurusa
usan n diti
ditin
ngkat atasn
atas nya;
3. S eoran
eorangg Ketu
Ketua Penguru
Pengurus Karan
Karang g Taru
Taruna tidak
tidak boleh
boleh meran
merangkap
gkap jabatan
jabatan juga
s ebagai Ketua
Ketua PenPe ngurus
gurus Karang
Karang TarunTaruna a diti
ditinngkat kepengur
epengurusausan n diatasn
diatas nya atau
dibawahnya;
4. Ketua/
Ketua/ pengur
pengurus us yang
yang masih
mas ih akti
aktiff dalam kepen
kepengurgurusa
usann diw
diwilayahn
layahnya ya tidak
tidak boleh
boleh
menjab
menjabat at rangkap
angkap s ebagai angg anggota/ota/ pengur
penguru us Majel
Majeliis Perti
Pertimmbangan
bangan KaranKarangg
Taru
Taruna diw diwilayah
layah tintingkat atasn
atas nya, guna
guna menju enjunnjun
jung tin
tingg
ggii obyek
obyektitiv
vitas dan
meng
menghilan
hilanggkan kesim
kes impangs
pangsiu iurran;
5. S etiap
etiap pengurus
pengurus Karang
Karang Tarun
Taruna a yang
yang mempu
mempun nyai jabatan
jabatan rangk
rangkap,ap, maka
maka yang
yang
bers
bers angkut
angkutan an wajib
ajib membu
membuat at s urat
urat pern
pernyataan bermater
bermateraiai tentan
tentang g kesanggupan
es anggupan
dan kesedi
kes ediaan
aan menjal
enjalan
ankkan tugas
tugas dan wewenwewenan angg organi
organiss asi
as i dengan
dengan batas
batasan
an
waktu
aktu 1 (satu
(s atu)) Bul
Bulan,
an, Apabi
Apabilla hal ters ters ebut
ebut tidak
tidak dil
dilaks
aks anak
anakan an,, maka
maka s ecara
ecara
otom
otomatatiis seoran
seorang g pengu
engurrus terseb ersebuut menj enjadi
adi gugu
gugurr pada ada jabat
abatan
an di
kepeng
kepengurus
urusanan yang
yang baru.
baru.
Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah penghimpun mantan
pengurus Karang Taruna dan tokoh masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat
bagi kemajuan Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan struktural dengan
kepengurusan Karang Tarunanya yang selanjutnya disingkat MPKTK untuk tingkat
Kota, MPKTC untuk tingkat Kecamatan, dan MPKTL untuk tingkat Kelurahan yang
dikukuhkan oleh forum TKKT/ MWKT.

MPKT memiliki fungsi:


1. Menampung aspirasi para alumni/ mantan pengurus/ aktivis Karang Taruna
yang sudah tidak memiliki hak untuk menjadi pengurus karena persyaratan usia
dan karena ketidaksediaannya menjadi pengurus;
2. Menjadi lembaga konsultasi bagi Karang Taruna dalam menyelenggarakan
aktivitas organisasinya terutama melalui mekanisme Rapat Konsultasi;
3. Memberikan pertimbangan-pertimbangan s trategis bagi Karang Taruna dalam
setiap kebijakan dan pengambilan keputusan yangbersifat politis dan strategis;
4. Membangun dan memberikan akses (kemudahan) bagi Karang Taruna dalam
mengembangkan aktivitas program dan tatanan kelembagaannya;
5. Memberikan dukungan material dan moril bagi Karang Taruna di wilayahnya;
6. Mengakomodir kepakaran dan kompetensi seseorang agar dapat
dikembangkan dan disumbangkan bagi kemajuan Karang Taruna.

MPKT dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota, beberapa orang Wakil Ketua
(sesuai kebutuhan) merangkap anggota, seorang sekretaris dan beberapa orang
Wakil Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap anggota, dan para anggota yang
 jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah mantan aktivis Karang Taruna
diwilayahnya masing-masing ditambah beberapa tokoh yang dianggap layak, apabila
memungkinkan.

Masa bhakti MPKT disesuaikan dengan masa bhakti Kepengurusan Karang Taruna
pada tingkat yang bersangkutan.

1. Penetapan perlunya pembidangan dalam MPKT dimaksudkan untuk membantu


dan mendukung MPKT dalam menjalankan fungs i-fungs inya terutama dalam
hal konsultasi dan kemudahan ( accessibility)  bagi pengurus Karang Taruna di
tingkatannya;
2. Penetapan pembidangan dalam MPKT diatur berdasarkan penyesuaian
terhadap pembidangan yang ada dalam Pengurus Karang taruna di setiap
tingkatannya, dengan standar minimal bidang sebagai berikut:
1). Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Hubungan Kerjasama Kemitraan;
2). Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) dan Lingkungan Hidup;
3). Bidang Pengembangan Usaha Ekonomis Produktif dan Koperasi,
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pembinaan Mental;
4). Bidang Olah Raga, Seni Budaya dan Kepariwisataan;
5). Bidang Hukum, Advokasi, HAM, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak;

Keanggotaan MPKT terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni:


1. Anggota Biasa, adalah para mantan pengurus Karang Taruna disetiap tingkatan;
2. Anggota Kehormatan, adalah seseorang karena kedudukan, keahlian, ketokohan,
dan kompetensinya serta karena persyaratan usia dan pengurusan sudah tidak
memungkinkan lagi untuk menjadi pengurus Karang Taruna di wilayah
tingkatannya, namun dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan
organisasi Karang Taruna.

Dalam menjalankan fungs inya MPKT dapat menyelenggarakan pertemuan-


pertemuan atau forum-forum sebagai berikut:
1. Pertemuan Internal, adalah jenis pertemuan/forum/ rapat yang diselenggarakan
dilingkungan internal Karang Taruna, yang terdiri dari :
a. Pertemuaan Pleno, adalah pertemuan/ forum/ rapat yang dihadiri oleh
pengurus MPKT di wilayah kerjanya bersama seluruh anggotanya yang
terdaftar resmi untuk membicarakan agenda-agenda strategis dan
mengambil kebijakan penting yang berhubungan dengan sikap Karang
Taruna di wilayahnya untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi
pengurus Karang Taruna di wilayah kerjanya;
b. Pertemuan Pengurus, adalah pertemuan/rapat yang dihadiri hanya pengurus
MPKT di wilayah kerjanya untuk membicarakan agenda-agenda yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungs i-fungs i MPKT di wilayah kerjanya
termasuk mekanisme kerja administratifnya;
c. Pertemuan Interlembaga, adalah pertemuan/forum/ rapat yang dihadiri oleh
pengurus MPKT (jika dibutuhkan dapat diperluas dengan anggota tertentu)
bersama dengan pengurus Karang Taruna di wilayah Kerjanya dan atau
lembaga-lembaga atau Unit Teknis Karang Taruna di wilayah Kerjanya untuk
membahas agenda-agenda dan permasalahan tertentu yang strategis dan
terkait dengan kepentingan anggota dan organisasi Karang Taruna;
2. Pertemuan Eksternal, adalah jenis pertemuan/ forum/rapat yang diselenggarakan
di luar lingkungan Karang Taruna, yang terdiri dari :
a. Pertemuan Ahli, adalah jenis pertemuan bersama dengan
seorang/ sekelompok ahli tertentu dalam bidang tertentu guna meminta
masukan yang terkait dengan sumbangan pemikiran MPKT terhadap
program dan keberadaan organisasi Karang Taruna di wilayahnya;
b. Pertemuan Fungs ional, adalah jenis pertemuan bersama dengan Instansi atau
pihak tertentu di luar Karang Taruna yang dimaksudkan melakukan lobby,
negoisasi, dan pendekatan lainnya guna membangun kemudahan/ akses bagi
upaya mengembangkan program-program Karang Taruna di wilayah Kerjanya.

Dalam pertemuan interlembaga, MPKT dapat melaksanakannya dengan mekanisme:


1. Pertemuan Konsultasi, yang membahas program-program umum Karang Taruna
diwilayah Kerjanya termasuk persoalan organisasi. Pertemuan ini dilaksanakan
pada setiap tahun sekali oleh MPKT dengan seluruh komponen pengurus Karang
Taruna di wilayah Kerjanya;
2. Pertemuan Konsultasi Khusus, yang membahas Program-program/ proyek-
proyek/ kegiatan tertentu yang karena keberadaanya dapat mempengaruhi
kinerja dan nama baik Karang Taruna diwilayah Kerjanya. Pertemuan ini
dilaksanakan sewaktu-waktu jika diperlukan oleh MPKT dengan lembaga/ Unit
Teknis Karang Taruna melalui mekanisme hearing/ dengar pendapat.

Hubungan antar tingkatan MPKT diatur sebagai berikut:


1. Pada dasarnya antara MPKT yang berlainan tingkatan tidak memiliki hubungan
struktural karena keberadaan MPKT di masing-masing tingkatan adalah
perangkat organisasi ditingkatannya masing-masing dengan fungsi yang sudah
dijelaskan di atas hanya untuk kepentingan organisasi Karang Taruna di
tingkatannya masing-masing tersebut;
2. MPKT di semua tingkatan memiliki kewenangan untuk mengundang MPKT
diatasnya atau dibawahnya, dalam hal :
a. Memberikan dan meminta informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungs i-fungs i MPKT s ecara umum;
b. Membahas agenda-agenda kewilayahan yang berkaitan dengan pelaksanaan
visi dan misi organisasi Karang Taruna untuk menjadi bahan masukan bagi
Pengurus Karang Taruna;
c. Memberikan konsultasi atau mengkonsultasikan agenda-agenda tertentu
yang terkait dengan upaya pemecahan masalah-masalah organisasi Karang
taruna.
1. MWKTLB dapat dilaksanakan di antara dua MWKT (reguler) berdasarkan usulan
PTKL dan/ atau atas usulan sekurang-kurangnya dua per tiga anggota
aktif/ tokoh/ eksponen pemuda potensial tingkat RW, termasuk Unit Teknis
Karang Taruna yang bersangkutan;
2. MWKTLB yang diusulkan apabila Ketua PKTL yang bersangkutan dalam
menjalankan roda organisasi telah menyimpang dari PD/ PRT, peraturan
organisasi dan Keputusan Karang Taruna lainnya sehingga dapat merugikan dan
membahayakan identitas dan eksistensi Karang Taruna;
3. MWKTLB memutuskan tugas dan wewenang apa yang harus dilaksanakan oleh
MWKTLB dan keputusan MWKTLB mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan MWKT;
4. Pelaksanaan MWKTLB mengikuti mekanisme yang sama seperti MWKT.

Temu Karya Karang Taruna (TKKT) adalah forum pengambilan keputusan tertinggi
Pengurus Karang Taruna ditingkat Kecamatan s/ d tingkat Nasional yang
diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali.

1. Peserta TKKTK ditentukan oleh PKTK yang mempersiapkan TKKTK tersebut


yang terdiri dari unsur-unsur:
a. Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTK, PKTP, dan Para PKTC;
b. Peserta Peninjau yakni: MPKTK, Para PKTL (jika memungkinkan), Pembina
Fungs ional dan para Pembina Teknis tingkat kota;
c. Undangan dari Lembaga/ Perorangan lainnya.
2. Hak Peserta:
a. Hak S uara hanya diberikan kepada Pes erta Penuh (utusan) dengan format
Satu Utusan/ Delegasi Satu Suara atau One Delegation One Vote .
b. Hak Bicara diberikan kepada Peserta Penuh (utusan) dan Pes erta Peninjau
c. Hak Bicara untuk Peserta Peninjau baru dapat disampaikan atas ijin dari
Pimpinan Sidang dan seluruh Pes erta TKKTK.
3. Wewenang TKKTK:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ ) PKTK. S ebelum ditetapkan menjadi
dokumentasi organisasi dan/ atau sebagai bahan didalam TKKTK itu sendiri, LPJ
dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan s ecara jujur dan
objektif dengan mengacu dari keputusan TKKTK dan/ atau peraturan dan
ketentuan lainnya yang mengatur tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan
terhadap LPJ bukanlah pada pilihan menerima atau menolak tetapi
merupakan rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus periode
berikutnya;
b. Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kota
yang bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat provinsi dan menjadi
dasar bagi pengurus dalam menyusun program kerja konkrit;
c. Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTK masa bakti berikutnya;
d. Memilih Ketua PKTK s ecara langs ung serta menyusun PKTK dan MPKTK 
melalui mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
e. Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTK dan
rekomendasi TKKTK lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal,
yang harus dilaksanakan oleh PKTK masa bakti berikutnya;
4. Pelaksanaan TKKTK:
a. TKKTK berlangsung atas panggilan PKTK dan/ atau atas sekurang-
kurangnya usulan dua per tiga (2/ 3) dari jumlah seluruh PKTC;
b. PKTK dalam masa bakti berjalan membuka persidangan TKKTK dengan
syarat jumlah Peserta Penuh (utusan) sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta Penuh (utusan) yang harus hadir
(PKTK dan PKTC) dan disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah
satu dari seluruh Pes erta Penuh (utusan) yang hadir;
c. Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya
masih sah, dan harus membawa mandat dari organisasinya dan SK 
Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari PKTC;
d. PKTK dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang S ementara (PSS)
memimpin pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan
Sidang Pleno (PSP) TKKTK sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu
persidangan kepada PS P TKKTK;
e. PS P berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTK dan tiga
(3) orang dari unsur PKTC;
f. PS P berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung
 jawab merumuskan hasil-hasil TKKTK lalu diserahkan kepada PKTK yang
terpilih;
g. PKTK DEMISIONER atau Pembina Fungs ional menutup TKKTK.

1. Peserta. Peserta TKKTC ditentukan oleh PKTC yang mempersiapkan TKKTC


tersebut yang terdiri dari unsur-unsur:
a. Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTC, PKTK, dan para PKTL;
b. Peserta Peninjau yakni: MPKTC, Pembina Fungsional dan Para Pembina
Teknis tingkat kecamatan;
c. Undangan dari Lembaga/ Perorangan lainnya.
2. Hak Peserta:
a. Hak S uara hanya diberikan kepada Pes erta Penuh (utusan) dengan format
Satu Utusan/ Delegasi Satu Suara atau One Delegation One Vote .
b. Hak Bicara diberikan kepada Peserta Penuh (utusan) dan Pes erta Peninjau
c. Hak Bicara untuk Peserta Peninjau baru dapat disampaikan atas ijin dari
Pimpinan Sidang dan seluruh Pes erta TKKTC.
3. Wewenang TKKTC:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ ) PKTC. Sebelum ditetapkan
menjadi dokumentasi organisasi dan/ atau sebagai bahan didalam TKKTC
itu sendiri, LPJ dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja
kepengurusan secara jujur dan obyektif dengan mengacu dari keputusan
TKKTC dan/ atau peraturan dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang
pokok dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah pada pilihan
menerima atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja
kepada pengurus periode berikutnya;
b. Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat
kecamatan yang bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kota dan
menjadi dasar bagi pengurus dalam menyusun program kerja konkrit;
c. Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTC masa bakti berikutnya;
d. Memilih Ketua PKTC secara langs ung serta menyusun PKTC dan MPKTC
melalui mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
e. Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTC dan
rekomendasi TKKTC lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal,
yang harus dilaksanakan oleh PKTC masa bakti berikutnya;
4. Pelaksanaan TKKTC:
a. TKKTC berlangs ung atas panggilan PKTC dan/ atau atas usulan sekurang-
kurangnya dua pertiga (2/ 3) dari jumlah seluruh PKTL;
b. PKTC dalam masa bakti berjalan membuka TKKTC dengan syarat jumlah
Peserta Penuh (utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari
 jumlah seluruh Peserta Penuh (utusan) yang harus hadir (PKTC dan PKTL)
dan disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari seluruh
Peserta Penuh (utusan) yang hadir;
c. Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya
masih sah, dan harus membawa mandat dari organisasinya dan SK 
Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari PKTL;
d. PKTC dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang S ementara (PSS )
memimpin pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan
Pimpinan Sidang Pleno (PSP) TKKTC sesuai Tata Tertib dan menyerahkan
palu persidangan kepada PSP TKKTC;
e. PS P berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTC dan tiga
(3) orang dari unsur PKTL;
f. PS P berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung
 jawab untuk merumuskan hasil-hasil TKKTC lalu diserahkan kepada PKTC
yang terpilih;
g. PKTC DEMISIONER atau Camat menutup TKKTC.
a. Pengorganisasian yang dilaksanakan oleh Sekretariat merupakan fungs i
koordinasi dalam penyampaian kebijakan yang akan diteruskan kesemua lini
sesuai dengan keinginan organisasi melalui saluran administrasi;
b. Membantu kelancaran kegiatan organisasi secara keseluruhan. Keputusan
kebijaksanaan yang telah diambil oleh organisasi disebarkan dengan cepat
dan tepat oleh sekretariat sebagai saluran informasi;
c. Distribusi s urat dari organisasi keseluruh jajaran dan pihak lain yang terkait
dengan maksud surat dan program.

Untuk memberikan informasi yang diperlukan pengurus organisasi, sekretariat harus


pula menyusun laporan organisasi, meneliti dan mengolah data, baik yang
bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi dengan
sepengetahuan Sekretaris dan selanjutnya hasil-hasil itu disusun dalam berbagai
bentuk laporan, yang dapat dipergunakan sebagai bahan informasi.

 J

Laporan adalah suatu pertanggungjawaban dari seorang pengurus / anggota Karang


Taruna sebagai hasil pengolahan/ penilaian data/ catatan/ kejadian/ kegiatan yang
sehubungan dengan fungsi dan tugasnya dan/ atau sesuai dengan tugas yang
diberikan. Karena itu laporan terdiri dari:
1. Laporan Berkala/ Rutin, yang meliputi:
a. Laporan Tahunan, adalah laporan yang dibuat 1 (satu) tahun sekali oleh
pengurus Karang Taruna diberbagai tingkatan yang berisi pelaksanaan
kebijakan dan program kerja selama setahun perjalanan kepengurusan, yang
sangat penting menjadi dokumen organisasi dan menjadi bahan bagi
penyusunan laporan Pertanggung jawaban (LPJ );
b. Laporan Tiga Bulanan, adalah laporan yang dibuat 3 (tiga) bulan sekali oleh
pengurus Karang Taruna diberbagai tinggkatan yang berisi pelaksanaan
kebijakan dan program kerja selama 3 (tiga) bulan perjalanan Kepengurusan
yang sangat penting menjadi dokumen organisasi dan menjadi bahan bagi
penyusunan laporan Tahunan;
c. Laporan Bulanan, adalah laporan yang dibuat 1 (satu) bulan sekali oleh
pengurus Karang Taruna diberbagai tinggkatan yang berisi pelaksanaan
operasionalisasi kebijakan dan program kerja rutin selama sebulan, yang
penting menjadi dokumen organisasi dan menjadi bahan bagi penyusunan
laporan Triwulanan;
d. Laporan Mingguan adalah laporan yang dibuat format tetap berupa
progress/ kemajuan bagi perkembangan suatu kebijakan atau kegiatan yang
dijalankan organisasi;
e. Laporan harian adalah laporan yang dibuat dalam format buku sebagai alat
untuk melakukan kontrol terhadap kinerja harian Pengurus Karang Taruna;
2. Laporan Khusus, yang meliputi:
a. Laporan Kepanitiaan, adalah laporan yang dibuat oleh panitia sebuah
acara/ kegiatan yang dibentuk oleh Pengurus Karang Taruna yang
bersangkutan yang menjadi bahan penting bagi penyusunan laporan
berkala/ rutin dan LPJ organisasi;
b. Laporan Unit Teknis, adalah laporan yang dibuat oleh Unit Teknis yang
dibentuk oleh Pengurus Karang Taruna yang bersangkutan yang
disampaikan secara berkala/ rutin, yang menjadi bahan penting bagi
penyusunan laporan berkala/ rutin dan LPJ organisasi;
c. Laporan Penugasan, adalah laporan yang dibuat oleh seseorang atau sebuah
tim yang diberi Tugas / Mandat/ Perintah untuk melaksanakan sesuatu atas
nama organisasi untuk menadi bahan masukan dan dokumen penting bagi
organisasi. Format laporan dibuat standarsebagaimana PO ini;
3. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ ), adalah laporan yang disusun secara
komprehensif yang mencakup seluruh pelaksanaan kebijakan dan program Kerja
organisasi selama 1 (satu) periode Kepengurusan yang harus disampaikan
dalam Forum TKKT/ MWKT.

Secara umum penyusunan laporan harus memuat sekurang-kurangnya s istematika


di bawah ini, yakni:
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang;
b. Dasar;
c. Maksud dan Tujuan;
2. Rencana Kerja:
a. Program/ Kegiatan;
b. Personalia;
c. Keuangan;
3. Realisasi Rencana Kerja
a. Program/ Kegiatan;
b. Personalia;
c. Keuangan;
4. Hambatan dan Upaya Mengatasinya
a. Hambatan-hambatan;
b. Upaya-upaya Mengatasi Hambatan;
c. Lain-lain;
5. Penutup
a. Kesimpulan;
b. Saran dan Rekomendasi;
6. Lampiran-lampiran.
1. Contoh Kop
Surat a. Tingkat
Kota

Sekretariat: …………………………….

b. Tingkat Kecamatan

Sekretariat: …………………………….

c. Tingkat Kelurahan

Sekretariat: …………………………….

2. Contoh Stempel
3. Matriks Kode Wilayah, Nama Kota

Karta.Bdg. 73.01.001 Isola


Karta.Bdg. 73.01.002 Gegerkalong
Karta.Bdg. 73.01.003 Sukarasa
Karta.Bdg. 73.01.004 Sarijadi

Karta.Bdg. 73.02.005 Pasteur


Karta.Bdg. 73.02.006 Cipedes
Karta.Bdg. 73.02.007 Sukawarna
Karta.Bdg. 73.02.008 Sukagalih
Karta.Bdg. 73.02.009 Sukabungah

Karta.Bdg. 73.03.010 Pasirkaliki


Karta.Bdg. 73.03.011 Pajajaran
Karta.Bdg. 73.03.012 Arjuna
Karta.Bdg. 73.03.013 Husein Sastranegara
Karta.Bdg. 73.03.014 Pamoyanan
Karta.Bdg. 73.03.015 Sukaraja

Karta.Bdg. 73.04.016 Kebonjeruk


Karta.Bdg. 73.04.017 Ciroyom
Karta.Bdg. 73.04.018 Dunguscariang
Karta.Bdg. 73.04.019 Maleber
Karta.Bdg. 73.04.020 Garuda
Karta.Bdg. 73.04.021 Campaka

Karta.Bdg. 73.05.022 Ledeng


Karta.Bdg. 73.05.023 Ciumbuleuit
Karta.Bdg. 73.05.024 Hegarmanah

Karta.Bdg. 73.06.025 Dago


Karta.Bdg. 73.06.026 Cipaganti
Karta.Bdg. 73.06.027 Lebakgede
Karta.Bdg. 73.06.028 Lebaksiliwangi
Karta.Bdg. 73.06.029 Sadangserang
Karta.Bdg. 73.06.030 Sekeloa
1. S istem Manajemen
Manajemen InforInformas
masii Karang
Karang Tar
T arun
unaa dis
dis elengg
elenggararakan
akan oleh
oleh Unit
Unit Tekn
Teknis
yang
yang khus
hus us diben
dibentu
tukk untu
untukk itu yang
yang dis
dis ebut
ebut Pusat
Pus at Data dan Infor
Informas
masii Karang
Karang
Tarun
Taruna a (Pusdati
(Pus datin
n KT);
2. Pusdat
Pus datiin KT wajib
ajib diben
dibentu
tuk
k dik
dikepengur
epenguru us an Karan
Karang g Taru
Taruna di tin
tingkat Kota;
Kota;
3. Untu
Untuk k Tin
Tingk
gkat
at Kelu
elurahan
ahan dan tin tingk
gkat
at Kecamat
ecamatan an pelak
elakss ana
ana manaj
anajem
emenen
infor
informas
masii adalah s ekretar
ekretariiat/ kantor
antor masi
mas ing-masi
g-mas ing pengur
pengurusus Karang
Karang Tarun
Tarunaa
yang ada dibawah koordinasi Sekretariat atau Pejabat Sekretariat yang ditunjuk
untuk
untuk itu;
itu;
4. Pusdati
Pus datinn KT harus
harus dik
dikelola
elola oleh pers
pers onil
onil yang
yang memi
memilikliki kompeten
kompetenss i/ pendi
pendidi
dik
kan
dibi
dibidan
dangg tekn
teknologi inform
formasi
as i atau s ekekuurang-k
ang-ku urangny
angnya a pern
pernah menmengiku
gikuti
pelatihan
pelatihan dibi
dibidang
dang teknolog
teknologii infor
informas
masi;
i;
5. Mekan
Mekaniis me Kerja
Kerja Pusdat
Pus datiin KT pada
pada pri
prins ipnya
pnya mengik
mengiku uti mekan
mekaniis me Kerja
Kerja
organisasi.
1. S is tem Manajem
Manajemen en Keuan
Keuangangan Karan
Karang g Taru
Taruna adalah
adalah tatanan
tatanan penyel
penyelenengg
ggararaan
aan
dan pengelol
pengelolaanaan admi
adminis tras
trasii organi
organiss asi
as i Karan
Karang g Taru
Taruna dalam
dalam bidan
bidang g keuan
euangan
gan
s ecar
ec ara
a kes
keselu
elurruhan
uhan dan terpadu
terpadu;;
2. S umber-su
er-sum mber Keuan euangangan Organ
Organiis asi adal adalah
ah s egala
egala s esuatu
esuatu yang ang terterkait
ait
denga
dengan n asal
as al dan potens
potens i diper
diperoleh
olehn nya keuanga
euangan n orga
organnis asi
as i yang
yang diper
diperun
untutuk
kan
untuk
tuk pember
pemberday dayaan
aan dan pengemb
pengemban angangan progr
program
am Kerja
Kerja organi
organiss asi
as i dan bagi
upaya
upaya mengg
mengger erakk
akkanan roda orgaorgan nis asi
as i;
3. lur
luran orga
organ nis asi
as i adalah
adalah kewaji
kewajibanban seti
s etiap
ap Angg
Anggotaota Ak
Akti
tiff termas
termasukuk dan terut
terutama
ama
Pengurus
engurus Karang
Karang Taruna
Taruna untuk
untuk memberik
memberikan an duku
dukungan
ngan pembiayaan
pembiayaan org organis
anis asi
as i
s ecara
ecara rutintin baik
baik bulan
bulanan an maupu
maupun n tahu
tahunan dengan
dengan besar yang yang s ama untuk tuk
s etiap
etiap oran
orangnygnya.a.
4. Pengelolaan
Pengelolaan KeuanKeuangan gan Organi
Organiss asi
as i Kar
Karang
ang Taru
Taruna berar
berarti
ti s etiap
etiap penyel
penyelenengg
ggar
araan
aan
kegiat
egiatan
an adm administrasi
strasi keuan euangan
gan yang ang timbul aki akibat adan adany ya transak
ansaksi si
penerim
penerimaan/
aan/ pendapatan
pendapatan keuangan
keuangan dan per pe rbelanjaann
belanjaannyaya agar
ag ar dapat menjadi
menjadi bahan
pemer
pemerikikss aan yang
yang akur
akuratat dan dapat
dapat diper
dipertantangg
ggun
ungjaw
gjawaban
aban s ecar
ec ara
a accoun
acc ountabl
table.
e.
5. Lapor
aporan
an KeuKeuangan
angan Organ Organiis asi
as i adal
adalah ah s etiap
etiap langka
angkah h per
pertangg
tanggu ungjawab
gjawaban an
adm
adminis trati
tratiff terh
terhadap
adap pen pengggguunaan Keu Keuangan
angan Organ
Organiis asi
as i dan
dan informformasias i
terh
terhadap keadaan Keuan Keuangan gan Organi
Organiss asi
as i;
6. Pemer
Pemeriiks aan Keu Keuangan
angan OrganOrganiis asi adal adalahah s eti
etiap kegiat
egiatan
an untuktuk menguenguji ji
kebenaran dalam pengelolaan Keuangan Organisasi termasuk penerimaan dan
pengel
engeluuaran
aran// penggu
enggun naan
aannya yang ang s esuai esuai dengan
engan prosedu osedur yang ang telah elah
ditentu
ditentukan
kan (stand
(s tandarar).
).

1. S umber
umberday
dayaa Intern
ternal, yang
yang terdi
terdirri dari
dari
a. luran Angg
Anggota
ota Ak
Aktitif,
f,
b. Keun
Keuntun
tungan Usah
Us aha,
a, baik
baik usah
us aha a bentu
bentuk k koperas
operasii maupu
maupun n us aha
aha ek ekon
onom
omiis
produk
produktif
tif yang
yang dikelola
dikelola sendi
s endirri oleh pengurus
pengurus// anggota
angg ota Karang
Karang Tar T arun
una;
a;
c. S umban
bangan Pengur
Penguru us dan
dan/ atau angganggota
ota AkAkti
tiff Kar
Karang
ang Taru
Taruna bai baik yang
ang
bers
bers ifat teri
terikat maupu
maupun n tidak
tidak teri
terikat;
2. S umber
mberday
dayaa Ek
Eks temal
temal,, yang
yang terdi
terdirri dari
dari:
a. S umban
bangan dondonasi
as i pih
pihak luar baibaik yang
ang ber
bers ifat teri
terikat maupu
aupun n tida
tidakk teri
terikat;
b. Keu
Keuntun
tungan dardari hasias il kerjasama
erjasama atau atau us aha
aha den dengan mitra tra yang
ang teri
terikat
berdas
berdasararkan
kan perjanji
perjanjianan Kerjas
Kerjasamaama us
us aha tertentu
tertentu;;
c. Keun
Keuntun
tungan s pons
pons ors
ors hip dari
dari kegiatan
kegiatan terten
tertentu
tu yang
yang beker
bekerjasjasam
ama a dengan
dengan
pih
pihak s pons
pons or terten
tertentu tu,, dengan
dengan besaran
besaran jumjumlah yang
yang diatu
diaturr s endi
endirri;
d. Subsidi dari Pihak Pemerintah berdasarkan pos anggaran tertentu baik untuk
kegiatan kesejahteraan sosial, maupun untuk kegiatan kepemudaan umumnya.

1. Pada dasarnya upaya penggalian sumberdaya keuangan organisas i Karang Taruna


diselenggarakan dalam s ebuah perencanaan bersama dengan pemegang otoritas
keuangan Organisas i Karang Taruna yakni Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;
2. Perencanaan Keuangan Organisas i terproyeksi pada jumlah keseluruhan kebutuhan
berdasarkan pos pembelanjaan utama/penting yang telah ditetapkan bersarannya
dalam rangka menjalankan roda organisas i dan program-program kerjanya;
3. Perencanaan Keuangan Organisasi seperti dimaksud pada ayat 2 diatas
diselenggarakan berdasarkan prinsip berimbang antara kekuatan yang dimiliki
organisasi berikut potensi sumberdaya Keuangan yang mungkin dapat diserap,
dengan jumlah kebutuhan keuangan yang diproyeksikan;
4. Perkiraan Pemasukan Keuangan Organisasi harus diproyeksikan bersama
dengan perkiraan anggaran belanja organisasi baik dalam masing-masing
satuan 1 (satu) tahun anggaran dalam satu periode kepengurusan Karang
Taruna yang bersangkutan.

Karang Taruna secara umum menetapkan kebijakan penggalian sumberdaya


Keuangan organisasi sebagai berikut:
1. Kebijakan Internal berupa:
a. Penarikan luran Anggota Aktif, termasuk didalamnya Pengurus;
b. Penetapan Pengurus tertentu sebagai donatur tetap;
c. Penetapan J asa Organisasi (Institutional Fee ) untuk setiap keuntungan
usaha yang diperoleh dari Badan Usaha Milik Karang Taruna;

2. Kebijakan Eksternal berupa:


a. Penetapan Program Kerja bidang kesejahteraan sosial maupun lintas
sektoral yang diproyeksikan mendapat alokasi pembiayaan dari pos
anggaran instansi terkait;
b. Penetapan program-program unggulan yang dapat bekerjasama dengan
instansi terkait maupun pihak swasta secara lebih proposional dan
profesional dalam konsep donasi maupun sponsorship;
c. Penetapan proyek-proyek unggulan ekonomi yang dapat bekerjasama
dengan pihak-pihak tertentu dalam suatu ikatan kerjasama usaha yang
prospektif dan saling menguntungkan.
3. Kebijakan Khusus berupa:
a. Penggalangan Dana Abadi Karang Taruna, baik yang bersumber dari
sumberdaya internal seperti luran Anggota Aktif maupun Sumberdaya
eksternal seperti subsidi Pemerintah, Keuntungan usaha dan  Institutional 
Fee ;
b. Penyertaan modal kerja bagi usaha-usaha strategis terutama yang dikelola
oleh Warga Karang Taruna dengan skema kerjasama yang menguntungkan;
c. Akuisisi perusahaan atau usaha strategis tertentu terutama yang dikelola
oleh Warga Karang Taruna yang prospektif dan menguntungkan.

1. luran Anggota Karang Taruna pada dasarnya adalah bagi Anggota Aktif,
termasuk didalamnya Pengurus Karang Taruna;
2. luran Anggota Aktif merupakan kontribusi tetap bagi organisasi Karang Taruna di
tingkat Kelurahan termasuk pengurusnya, karena pembinaan keanggotaan aktif 
berbasis di tingkat Kelurahan, dan dikelola oleh Wakil Bendahara Pengurus
Kelurahan Karang Taruna mas ing-masing;
3. luran Anggota Aktif bagi Pengurus Karang Taruna di tingkat Kecamatan hingga
Kota dikelola oleh Bendahara/ Wakil Bendahara Pengurus Karang Taruna masing-
masing yang ditunjuk untuk itu;
4. Besamya luran Anggota Aktif ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp. 2.000,-
(Dua Ribu Rupiah) perorang setiap bulannya.

1. Setiap penerimaan iuran dilakukan melalui Kartu luran yang telah disiapkan oleh
Pengurus Karang Taruna yang bersangkutan dengan bentuk dan format Kartu
luran yang sama diseluruh Indonesia (model Kartu terlampir);
2. Pembayaran iuran dilakukan oleh yang bersangkutan atau dapat diwakili dengan
bukti paraf yang dibubuhkan pada Kartu luran yang bersangkutan;
3. Pada setiap kali pembayaran iuran, pejabat bendahara yang memiliki otoritas
mengelola iuran juga membutuhkan parafnya di Kartu Iuran Pengurus/ Anggota
Aktif yang bersangkutan;
4. Pada prinsipnya pembayaran iuran dilakukan sebulan sekali pada minggu
pertama namun pembayaran dapat pula dilakukan dalam jangka selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan untuk 3 (tiga) kali pembayaran berturut-turut;
5. Pada prinsipnya penerimaan organisasi dari iuran Pengurus/ Anggota Aktif 
diperuntukkan bagi pembelanjaan biaya rutin organisasi yang meliputi
sekretariat, hubungan masyarakat, komunikasi dan transportasi;
6. Apabila Penerimaan organisasi dari iuran diperuntukkan bukan untuk pembelanjaan
seperti dimaksud ayat 5 pasal ini, maka harus mendapat persetujuan dari pemegang
otoritas keuangan yakni Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
1. Pengurus/ Anggota Aktif yang memberikan iuran melebihi jumiah yang telah
ditentukan, maka kelebihan jumlah iuran tersebut diperlakukan sebagai sumbangan
sukarela yang pencatatannya tetap dilakukan di Kartu luran yang bersangkutan;
2. Penerimaan organisasi diluar iuran Anggota Aktif tetapi masih berasal dari
Pengurus/ Anggota Aktif selain diperlakukan sebagai sumbangan s ukarela yang
tidak mengikat juga dapat diperlakukan sebagai sumbangan sukarela yang
bersifat mengikat dengan ketentuan:
a. Pengurus/ Anggota Aktif yang bersangkutan harus mengisi formulir
kesediaan menjadi Donatur Tetap;
b. Donasi yang diberikan dapat bersifat bulanan, 3 (tiga) bulanan, 6 (enam)
bulanan, atau tahunan;
c. Pengelolaan Donasi dari donatur tetap harus dilakukan oleh Bendahara yang
memiliki fungs i pengelolaan Akuntansi keuangan organisasi Karang Taruna;
d. Pengelolaan Donasi dimaksud dilakukan dalam pembukuan/ pencatatan
khusus tentang penerimaan keuangan organisasi dari donasi, termasuk
donasi eksternal;
e. Pengurus/ Anggota Aktif yang menjadi donatur tetap organisasi Karang
Taruna berhak menerima laporan penggunaan keuangan setiap 3 (tiga) bulan
sekali (bagi mereka yang memberikan donasi bulanan), dan laporan
keuangan setiap 6 (enam) bulan sekali;
3. Ketentuan-ketentuan seperti tertuang dalam ayat 2 juga berlaku bagi donatur
tetap organisasi Karang Taruna diluar Pengurus/ Anggota Aktif;
4. Penerimaan bukan iuran juga dapat diperoleh organisasi Karang Taruna dari:
a. J asa Organisasi (Institutional Fee ) yang berasal dari keuntungan yang diperoleh
dari Badan Usaha Milik Karang Taruna dengan ketentuan sebagai berikut :
1). Besarnya   Institutional Fee   ditentukan minimal sebesar 10 % dari nilai
keuntungan yang diperoleh;
2).   Institutional Fee  adalah murni bagian untuk organisasi yang disisihkan
diluar dari jasa perseorangan pengurus organisasi atau jasa yang
ditimbulkan karena jabatan seseorang dalam organisasi;
3).   Institutional Fee    yang diberikan harus diserahkan langs ung kepada
Bendahara Organisasi dengan sepengetahuan Ketua dan Sekretaris;
4). Pada dasarnya   Institutional Fee    yang masuk ke kas organisasi
pembelanjaannya diperuntukkan bagi modal Kerja organisasi terhadap
kegiatan proyek tertentu;
b. J asa Organisasi (Institutional Fee ) yang berasal dari keuntungan bagi hasil
atas dasar kesepakatan Kerjasama dalam pengelolaan/ pengerjaan
proyek/ program tertentu dengan pihak lain, dengan ketentuan yang pada
dasamya sama dengan butir a ayat ini;
c. J asa Organisasi (Institutional Fee ) yang berasal dari keuntungan atas dasar
kerjasama sponsorship kegiatan/program tertentu, dengan ketentuan yang
pada dasanya sama dengan butir a ayat ini.
1. Pengelolaan Keuangan Organisasi diselenggarakan oleh seorang Bendahara
organisasi yang bertindak selaku akuntan dan kasir organisasi;
2. Pengelolaan Keuangan Organisasi Karang Taruna diselenggarakan dalam
sebuah pembukuan yang s ederhana dan standar yang terdiri dari:
a. Buku J urnal yang memuat pencatatan penerimaan dan pengeluaran
Keuangan yang diselenggarakan secara harian;
b. Neraca Keuangan yang memuat kondisi keuangan berimbang antara
penerimaan dan pengeluaran Keuangan Organisasi dan dibuat setiap bulan
sekali;
c. Kas, yang memuat pencatatan tentang kondisi kas organisasi baik yang
tunai ditangan (Petty Cash ) maupun yang tersimpan dalam Tabungan
dan/ atau Deposito;
3. Pada prinsipnya setiap peneriman (pemasukan) dan pengeluaran Keuangan
Organisasi Karang Taruna adalah suatu transaksi yang harus dibuktikan dengan
bukti penerimaan/pengeluaran dalam bentuk kuitansi;
4. Kuitansi s eperti dimaksud dalam ayat 3 pasal ini selain diketahui oleh pembuat
transaksi juga harus diketahui oleh Bendaharawan organisasi dalam bentuk
pembubuhan paraf dan stempel organisasi;
5. Setiap transaksi peneriman dan pengeluaran Keuangan Organisasi harus
dibukukan dalam buku jumal Keuangan Organisasi oleh Bendaharawan
organisasi sesuai dengan tanggal dan tempat transaksi;
6. Bendaharawan organisasi dapat memenuhi permintaan pengeluaran Keuangan
Organisas i untuk kepertuan rutin organisasi maupun keperluan pelaksanaan
program Kerja organisasi, setelah mendapat persetujuan dari Ketua sebagai
pemegang otoritas keuangan organisasi tertinggi;
7. Setiap permintaan pengeluaran Keuangan Organisasi Karang Taruna harus
disertai persyaratan sebagai berikut:
a. Proposal kegiatan yang bersangkutan, untuk permintaan pengeluaran
Keuangan Organisasi bagi pelaksanaan program kegiatan tertentu;
b. Uraian perkiraan anggaran yang dibutuhkan;
c. Mengisi Formulir permintaan pengeluaran Keuangan Organisasi ( Cash 
Advance ).

1. Pengelolaan Keuangan Organisasi diselenggarakan secara terpusat oteh


seorang Bendahara yang ditunjuk untuk itu;
Disiplin Organisasi Karang Taruna Kota Bandung merupakan suatu tata aturan,
sistem nilai dan norma yang berlaku, baik yang tersurat maupun yang tersirat baik
PD/ PRT, Peraturan Organisasi dan Perundang-undangan yang wajib ditaati dan
dijalankan oleh s eluruh Pengurus dan Anggota Karang Taruna Kota Bandung yang
dengan itikad tidak baik telah sengaja melanggar Disiplin Organisasi;

Sanksi Organisasi Karang Taruna Kota Bandung merupakan suatu tindakan berupa
hukuman yang diambil Organisasi baik langs ung maupun tidak langs ung yang
dijatuhkan kepada personil Pengurus Karang Taruna Kota Bandung yang dengan
itikad tidak baik telah sengaja melanggar Disiplin Organisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja Pengurus demi kemajuan dan nama baik Organisasi;

Pembelaan Diri Pengurus Karang Taruna Kota Bandung adalah suatu kesempatan
yang diberikan kepada Pengurus untuk melakukan pembelaan atas adanya Sanksi
Organisasi yang dijatuhkan kepadanya.

 Yang termasuk sebagai pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi adalah:


1. Mengganti statusKewarganegaraanRepublikIndonesia dengan
Kewarganegaraan lain;
2. Pelanggaran terhadap Perundang – Undangan serta Peraturan Pemerintah yang
berlaku melakukan tindakan-tindakan Hukum dan Kriminal yang berakibat
 jatuhnya Vonis Pidana oleh Pengadilan dan sudah mendapatkan kekuatan
Hukum tetap;
3. Dengan itikad tidak baik, sengaja untuk :
a. Melanggar PD/PRT, Keputusan Hasil Temu Karya Karang Taruna, dan
Peraturan Organisasi Karang Taruna yang berlaku;
b. Melanggar Keputusan dan atau Kebijakan Organisasi yang telah diputuskan
dan atau ditetapkan oleh Pengurus Karang Taruna;
c. Merusak, Mencemarkan dan atau Merendahkan Nama Baik, Wibawa dan
Martabat Karang Taruna;
d. Tidak Menandatangani Surat Pernyataan/ Pakta Integritas Pengurus Karang
Taruna.
4. Tidak memenuhi Panggilan dan atau Undangan Rapat-Rapat dan kegiatan yang
wajib dihadiri oleh Personil Pengurus Karang Taruna di semua tingkatan dalam
waktu 3 (Tiga) Bulan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan atau tanpa alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan secara Organisasi.
1. Sanksi Organisasi didasarkan kepada :
a. J enis Pelanggaran
b. Frekuensi Pelanggaran
c. Unsur Kesengajaan
2. Bentuk Sanksi Organisasi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran Disiplin
Organisasi adalah :
a. Teguran atau Peringatan Tertulis
b. Diberhentikan Sementara Sebagai Pengurus
c. Diberhentikan atau Pemecatan
3. Wewenang Pemberian Sanksi, masing-masing :
a. Teguran atau Peringatan tertulis diberikan oleh Pengurus Karang Taruna
sesuai tingkatannnya dalam sebuah Rapat Bidang Organisasi (Rabid);
b. Diberhentikan Sementara sebagai Pengurus diberikan oleh Pengurus Karang
Taruna sesuai tingkatannya dalam sebuah Rapat Pengurus Harian (RPH);
c. Diberhentikan atau Pemecatan diberikan oleh Pengurus Karang Taruna
sesuai tingkatannya dalam sebuah Rapat Pengurus Pleno (RPP).

1. Mekanisme Pemberian Sanksi Organisasi yang diberikan oleh Pengurus Karang


Taruna sesuai tingkatannya terhadap pelaku pelanggaran adalah:
a. Pemberian Peringatan Tertulis Pertama;
b. Pemberian Peringatan Tertulis Kedua, apabila dalam jangka waktu 30 (Tiga
Puluh) hari pelaku pelanggaran mengabaikan dan atau tidak mengindahkan
peringatan tertulis pertama;
c. Apabila dalam jangka waktu 15 (Lima Belas) hari sejak peringatan tertulis
kedua pelaku pelanggaran mengabaikan dan atau tidak mengindahkan,
maka masalah ini akan dibahas dalam Rapat Pengurus Harian (RPH)
sesuai tingkatannya;
2. Khusus untuk pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang terkait perbuatan
atau pelanggaran yang merugikan organisasi secara permanen dapat
dijatuhkan
Sanksi tanpa mekanisme peringatan dengan tetap memberi hak jawab dan Sanksi
yang diberikan sesuai dengan batas kewenangan sebagaimana diatur
dalam Pasal 5 ayat (2).
3. J ika dalam jangka waktu 3 (Tiga) Bulan seorang Pengurus yang diberhentikan
sementara dari kepengurusan tidak memperlihatkan itikad baik untuk
memperbaiki kesalahannya atau tidak melakukan upaya perbaikan diri, maka
organisasi dapat mengambil keputusan untuk memberhentikan atau memecat
sebagai Pengurus Karang Taruna.
1. Setiap Pengurus Karang Taruna yang dikenakan Sanksi Organisasi dapat
melakukan Pembelaan Diri.
2. Pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, diajukan oleh
Pengurus yang dikenakan Sanksi Organisasi kepada RPP selambat-
lambatnya 15 (Lima Belas) Hari setelah menerima sanksi.
3. Penerimaan atau Penolakan Pengurus Karang Taruna atas permohonan
Pembelaan Diri yang disampaikan oleh Pengurus ditetapkan dalam Rapat Pleno
yang diadakan khusus untuk itu selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) Hari.
1. Peserta MWKT ditentukan oleh Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) yang
mempersiapkan MWKT tersebut yang terdiri dari unsur-unsur:
a. Pes erta Penuh (perseorangan) yakni: Pengurus Karang Taruna Kelurahan
(PKTL), Pengurus Karang Taruna Kecamatan (PKTC), Unsur Unit Teknis
Karang Taruna sebagai utusan (apabila telah dilakukan pembentukan Unit
Teknis Karang Taruna tiap RW), pengurus organisasi/kelembagaan generasi
muda (kepemudaan) ditingkat kelurahan dan para tokoh/ eksponen generasi
muda/pemuda potensial sebagai utusan (apabila belum ada Unit Teknis
Karang Taruna di kelurahan yang bersangkutan);
b. Peninjau yakni: MPKT, Pembina Fungs ional, Pembina Teknis dan Para
Pejabat tingkat kelurahan;
c. Undangan dari Lembaga/ Perorangan lainnya.
2. Wewenang MWKT:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ ) Pengurus Karang Taruna Kelurahan
(PKTL). Sebelum ditetapkan menjadi dokumentasi organisas i dan/ atau sebagai
bahan didalam MWKT itu sendiri, LPJ dimaksud harus melalui proses penilaian
kinerja kepengurusan secara jujur dan objektif dengan mengacu dari keputusan
MWKT dan/atau peraturan dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang pokok
dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah pada pilihan menerima
atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus
periode berikutnya;
b. Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat
kelurahan yang bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kecamatan
dan menjadi dasar bagi pengurus dalam menyusun program kerja konkrit;
c. Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (S UT) Pengurus masa bakti berikutnya;
d. Memilih Ketua Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dan MPKT masa
bakti berikutnya;
e. Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi MWKT dan
rekomendasi MWKT lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal,
yang harus dilaksanakan oleh Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL)
masa bakti berikutnya;
3. Pelaksanaan MWKT:
a. MWKT berlangs ung atas panggilan Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL);
b. Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dalam masa bakti berjalan
membuka persidangan MWKT dengan syarat jumlah Peserta Penuh
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta
harus hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu
dari Peserta Penuh yang hadir;
c. Peserta Penuh yang hadir adalah individu/ aktivis/ kader yang dalam
kepengurusannya masih s ah s ebagai pengurus dan/ atau memenuhi s yarat
sebagai Warga Karang Taruna diwilayah kelurahannya masing-masing;
d. Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dalam masa bakti berjalan
sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PS S) memimpin pembahasan: Agenda
Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP) MWKT
sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP MWKT;
e. PS P berjumlah lima (5) yang berasal dari unsur PKTL 2 (dua) orang serta
unsur dari Pes erta Penuh lainnya 3 (tiga) orang;
f. PS P berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung-
 jawab merumuskan hasil-hasil MWKT lalu diserahkan kepada PKTL yang
terpilih;
g. PKTL DEMISIONER atau Lurah menutup MWKT.
4. Pemilihan Langsung
a. MWKT dapat diselenggarakan dalam format Pemilihan Umum Langs ung
oleh seluruh Warga Karang Taruna diwilayah kelurahan yang bersangkutan
yang memiliki identitas resmi, yakni generasi muda yang berusia 17 tahun
atau yang s udah menikah s/ d. 45 tahun;
b. Dalam hal MWKT yang diselenggarakan dengan format Pemilu langsung, maka
PKTL yang bersangkutan membentuk Panitia Pemilihan selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan PKTL yang bersangkutan;
c. Tugas Panitia Pemilihan meliputi:
d. Melakukan pendataan dan penetapan Calon Pemilih;
e. Menyelenggarakan Pendaftaran Calon Ketua PKTL;
f. Menyelenggarakan Agenda Kampanye berupa: Rapat Umum, Debat Kandidat,
dan Publikasi Media Luar Ruang;
g. Menyelenggarakan Pemungutan Suara dengan menyediakan Tempat
Pemungutan Suara minimal di satu lokasi;
h. Menyelenggarakan Penghitungan Suara, Pengumuman Hasil hingga
Pelantikan/ Pengukuhan Ketua Terpilih;
i. Ketua Terpilih kemudian bertindak selaku formatur tunggal guna menyusun
kepengurusan dan MPKTL untuk masa bakti 3 (tiga) tahun kedepan;

1. MWKTLB dapat dilaksanakan di antara dua MWKT (reguler) berdasarkan usulan


PTKL dan/ atau atas usulan sekurang-kurangnya dua per tiga komponen
organisasi/ kelembagaan generasi muda (kepemudaan), termasuk Unit Teknis
Karang Taruna ditingkat yang bersangkutan;
2. MWKTLB yang diusulkan apabila Ketua PKTL yang bersangkutan dalam
menjalankan roda organisasi telah menyimpang dari PD/ PRT, peraturan
organisasi
1. Ucapan selamat datang oleh MC;
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an;
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya;
3. Menyanyikan Mars Karang Taruna;
4. Pembacaan Dasa Sakti Karang Taruna;
5. Laporan Ketua Panitia;
6. Sambutan dari Ketua Karang Taruna;
7. Sambutan dari Ketua Karang Taruna setingkat diatasnya (atau yang
mewakilinya);
8. Sambutan Pejabat Pemerintah : Walikota/Camat/Lurah/ yang mewakili
sekaligus membuka secara resmi acara;
9. Penyerahan Cindera Mata (Kalau Ada);
10. Do’a Penutup;
11. Selesai/ Ramah Tamah.

1. Pengantaroleh MC;
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya;
3. Menyanyikan Mars Karang Taruna;
4. Pembacaan Hasil Keputusan Acara;
5. Laporan dari Ketua Panitia;
6. Sambutan Ketua Karang Taruna (Sekaligus Menutup Acara);
7. Sambutan dari Pemerintah setempat (Kalau Ada);
8. Do’a Penutup;
9. Ramah Tamah.

: Seremonial Pembukaan dan Penutupan Permusyawaratan dan Rapat-Rapat


Karang Taruna atau Acara Seremonial lainnya seyogyanya mengacu urutan acara
diatas dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Alur keprotokoleran dan
pendelegasian

SURAT
MASUK/ SEKRETARIS DAN
KEGIATAN WK  KETUA
INTERNAL SEKRETARIS
(Penanggung J awab)

 J ADWAL
KEGIATAN

 J ADWAL
PENDELELEGASIAN KEGIATA
PENGURUS YANG N
MEWAKILI KETUA KETUA
(Surat Tugas / Kartu
Penerus-Disposisi Yang
Ditandantangani Oleh
Ketua Dan Terlebih
Dahulu Di Paraf Oleh
Sekretaris)

ARSIP
1. SURAT
2. DOKUMENTA
SI
3. OUTPUT
KEGIATAN
(SEKRETARIS DAN WK 
SEKRETARIS)
Prosesi Pelantikan/ Pengukuhan PKTK/ PKTC/ PKTL agar dilaksanakan dengan
waktu tersendiri sehingga memiliki nilai politis dan s trategis bagi organisas i
terhadap Pengurus, Instansi terkait serta masyarakat luas.

a. Pembukaan oleh MC;


b. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an;
c. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya;
d. Menyanyikan Mars Karang Taruna;
e. Pembacaan Dasa Sakti Karang Taruna;
f. Laporan Ketua Panitia Pelantikan;
g. Pembacaan SK Pengurus Karang Taruna oleh Kadis/ Kabid/Kasie social;
h. Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Oleh Pembina
Umum;
i. Pengucapan J anji Pengurus dipimpin oleh Ketua Terpilih;
 j. Penyerahan Pataka dari Pembina umum kepada Ketua terpilih;
k. Penandatanganan Berita Acara Pelantikan;
l. Foto Bersama Pengurus dengan Pembina dan Undangan penting lainnya;
m. Ucapan selamat dari para undangan;
n. Sambutan dari Ketua Karang Taruna terpilih;
o. Sambutan Pembina Umum;
p. Sambutan dari Ketua Karang Taruna setingkat diatasnya (atau yang
mewakilinya);
q. Penyerahan Cindera Mata (Kalau Ada);
r. Do’a Penutup;
s. Selesai/ Ramah Tamah;
Memperhatika
n : Hasil Musyawarah Warga Karang Tarun (MWKT)
Kelurahan ……………………. Kecamatan …………………….
Kota Bandung, yang dilaksanakan pada tanggal
…….…………………….;

Menetapkan :
Mengukuhka
PERTAMA : n dan Mengesahkan Pengurus Karang Taruna
Kelurahan ……………………. Kecamatan ……………………. Kota
Bandung dengan susunan keanggotaan sebagaimana
tercantum
dalam lampiran keputusan ini;

KEDUA : Pengurus Karang Taruna Sebagaimana dimaksud pada Diktum


Pertama Melaksanakan fungs i – fungs i Operasional di bidang
kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok dan fungsi Karang
Taruna, serta program kerja lainnya yang dilaksanakan
bersama
Pemerintah Kelurahan dan Komponen terkait sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pengurus Karang Taruna Kelurahan melaksanakan
program kerja baik secara mandiri maupun program
kerja sama dengan pemerintah Kelurahan meliputi
bidang UKS, UEP, dan ROK.
Mekanisme Kerja sebagai langkah-langkah dalam
4. proses
penyelenggaraan suatu tugas dan fungs i serta program
kerja Karang Taruna yang perlu ditempuh oleh pengurus
Karang Taruna, Mencakup antara lain kegiatan-
kegiatan
:
1. Pendataan PMKS dan PSKS.
2. Perencanaan program,
Sosialisa
3. si program – program yang
direncanakan,
4. Pelaksanaan program,
Pemantauan dan
5. evaluasi,
6. Pencatatan dan pelaporan.

KETIGA : Dalam melaksanakan fungsi – fungsi operasional di bidang


kesejahteraan sosial, maka Karang Taruna mempunyai fungs i
yaitu:
g. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial,
khususnya generasi muda;
h. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi
rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial,
dan pemberdayaan sosial, serta diklat setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda;
 j. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara
kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda untuk berperan
secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial;
k. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan
lokal; dan
l. memelihara dan memperkuat semangat kebangs aan,
Bhineka Tunggal Ika, dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

KEEMPAT : Masa Bhakti Kepengurusan Karang Taruna Kelurahan adalah


3
(tiga) Tahun.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


akan
diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat perubahan atau kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : BANDUNG
Pada Tanggal :
………………………….

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Bapak Walikota Bandung (sebagai Laporan);
2. Kepala Dinas Sosial Kota Bandung
3. Ketua Karang Taruna Kota Bandung;
4. Bapak Camat ………………..;
5. Ketua Karang Taruna Kecamatan ………………..;
6. Pengurus Karang Taruna yang bersangkutan;
7. Arsip

Anda mungkin juga menyukai