Anda di halaman 1dari 7

Tugas Bahasa Indonesia

Nama: Goldwyck Jason Armadilo Taroreh

Kelas: IX B Ramah Anak


______________________________________________________________________

Menyebutkan dan Menjelaskan Unsur-unsur Buku Fiksi dan


Nonfiksi !

A. Buku Fiksi

1. Unsur-unsur Buku Fiksi

Contoh buku fiksi

Unsur buku pertama tentu saja datang dari sampul atau cover buku. Di
sini, kamu akan menemukan berbagai informasi mengenai isi buku,
seperti judul, penulis, penerbit, tahun terbit, dan informasi-informasi
lainnya yang tentunya bermanfaat bagimu. Pada umumnya, kata-kata
yang terdapat pada sampul buku nonfiksi lebih santai dan menggunakan
gaya bahasa, bahkan bisa menggunakan bahasa tidak baku.
Contohnya pada judul buku berikut ini:

 Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye.

 DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi Baiq.

 Aroma Karsa – Dee Lestari.

 Shanghai Girls: Perjuangan sepasang gadis mencari kebahagiaan di


tanah Amerika – Lisa See.

2. Pokok Bab Buku

Unsur buku selanjutnya adalah pokok bab buku. Apakah itu pokok bab
buku? di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan
gambaran mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar
dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan
penggunaan gaya bahasa.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Kamu bisa melihat isi keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku dengan
melihat daftar isi. daftar isi tentu saja disusun secara urut, ada yang
mencantumkan halaman, ada juga yang tidak mencantumkan
halamannya di daftar isi.

4. Tema

Unsur buku ini sangat penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan
gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa dijabarkan
sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.

5. Penokohan atau Perwatakan


Tokoh juga unsur buku yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh
adalah gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan
karakternya. Dalam penokohan itu ada karakter protagonis yang
digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis (yang menentang
protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat), dan tritagonis
(tokoh pembantu protagonis).

6. Bahasa yang Digunakan

Bahasa yang digunakan pada buku fiksi sebagian besar menggunakan


bahasa konotatif atau makna yang tidak sebenarnya. Karena tujuan
utama dari buku fiksi adalah sebagai hiburan, jadi bahasa yang
digunakan juga harus indah dan menghibur. Jadi, mengutamakan gaya
bahasa juga. Kamu bisa menggunakan majas seperti personifikasi,
metafora, hiperbola, dll.

Contohnya pada kalimat berikut ini yang menggunakan majas


personifikasi (benda mati seperti layaknya manusia/hidup):

Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi

Atau pada contoh berikut ini yang menggunakan majas hiperbola


(melebih-lebihkan dari kenyataan):

Hatiku rasanya hancur berkeping-keping

7. Penyajian Alur Cerita

Alur cerita merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk


suatu cerita. Ada alur maju, mundur, dan campuran. Untuk membentuk
sebuah karya fiksi yang menghibur diperlukan penyajian alur yang
menarik.

Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal
hingga akhir. Kemudian ada alur mundur, jalan ceritanya dimulai dari
akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis memulai cerita dengan
konflik, sehingga alur cerita mundur untuk melihat masa lalu/kilas balik
untuk mendapatkan penyelesaian. Sedangkan alur campuran merupakan
gabungan alur maju dan mundur. Pada alur campuran, penulis memulai
ceritanya di tengah, sehingga ada kilas balik dan masa depan.

B. Nonfiksi

Unsur-unsur Buku Nonfiksi

Contoh buku nonfiksi

1. Sampul Buku

Pada sampul atau cover buku nonfiksi, kurang lebih sama dengan buku
fiksi. Kamu akan menemukan informasi seperti judul buku, penulis,
penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya. Pada
sampul buku nonfiksi, kamu akan menemukan judul buku yang
umumnya menggunakan kata baku sesuai dengan KBBI.
Contoh judul buku nonfiksi, yaitu:

 Dasar-dasar Biokimia: Edisi Revisi – Anna Poedjiadi.

 Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson.

 Cheesy Notes from Holland: Catatan Perjalanan Tak Terlupakan di


Belanda – Yuhendra.

 Fiqih Sunnah Wanita: Segala hukum fiqih yang berkaitan dengan


wanita ada di sini – Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim.

2. Pokok Bab Buku

Pada pokok bab buku nonfiksi, penulis akan menggunakan bahasa yang
cenderung formal dan baku. Selain terdapat kata pengantar, beberapa
karya tulis juga menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan
manfaat penulisan karya tersebut.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Unsur buku selanjutnya hampir sama dengan buku fiksi, yaitu daftar isi
disusun berurutan dan disertai halaman. Dengan begitu kamu akan lebih
mudah menemukan bagian yang ingin kamu tuju.

4. Isi

Bagian selanjutnya yang menjabarkan unsur-unsur sebelumnya adalah isi


buku. Pada bagian isi terdapat pendahuluan, utama (isi), dan penutup.
Tentu saja, dalam buku nonfiksi bagian isi akan dijelaskan secara rinci,
jelas, bahasa yang baku (bisa juga baku dan santai), dan didukung oleh
data-data penelitian/riset. Bagian ini terlihat jelas membedakan antara
buku fiksi dan nonfiksi.
5. Cara Menyajikan Isi

Kamu bisa mengenali bagian ini pada daftar pustaka atau referensi.
Dengan daftar pustaka, kamu bisa mengetahui dari mana saja penulis
mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Sehingga, kamu juga
bisa mencari tau informasinya lebih lanjut pada referensi tersebut.

6. Bahasa yang Digunakan

Sebelumnya kita sudah tau kalau bahasa yang digunakan dalam buku
nonfiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Apabila ada kata
serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat, maka
penulis mencantumkannya di glosarium. Dengan begitu, ketika pembaca
kesulitan mengetahui arti atau maksud dari kata tersebut bisa langsung
melihat glosarium.

Tapi buku nonfiksi juga tidak harus menggunakan bahasa baku yang
kaku. Bisa juga menggunakan bahasa seperti pada tulisan ilmiah populer.

Buku nonfiksi juga harus menggunakan bahasa denotatif agar tidak


menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca, tentu saja harus jelas
dan to the point juga ya. Ingat ya, kan tujuan buku nonfiksi itu yang
utama sebagai pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai
motivasi dan inspirasi.

7. Sistematika Penulisan

Buku yang kita baca kalau sistematikanya teratur tentu memudahkan kita
dalam memahami maksud isi bukunya, bukan? Terlebih jika buku itu
adalah nonfiksi, tulisannya harus sistematis. Setiap detail informasi
termasuk penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut
agar pembaca tidak bingung membaca karya tulismu.
Coba bayangkan kalau buku pelajaran yang kamu baca tidak terstruktur
dan acak-acakan, kira-kira kamu makin semangat belajar atau justru
malas membacanya? Tentu saja akan kurang diterima dengan baik,
bukan? Jadi, harus memperhatikan sistematika penulisan !

Anda mungkin juga menyukai