Anda di halaman 1dari 16

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap

pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK


di Surakarta

Oleh :
Budi Ciputra
NIM. K1504017

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Sesuai dengan tujuan penelitian, lokasi penelitian yang digunakan adalah
Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta. Di Surakarta banyak terdapat SMK
(STM) baik negeri maupun swasta, akan tetapi yang memiliki program jurusan
Teknik Bangunan hanya pada SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5
Surakarta dan di dalamnya terdapat kompetensi Praktek Konstruksi kayu, untuk
itu penulis memilih kedua tempat itu untuk tempat penelitian dengan berbagai
pertimbangan
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mulai pada tahun ajaran 2006 menuntut agar guru dapat menerapkan proses
pembelajaran yang efektif dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered).
Hal ini sesuai dengan prinsip – prinsip Pengembangan KTSP oleh
Permendiknas no. 22 th 2006 yang mana disebutkan dalam E. Mulyasa
(2007:150) salah satunya yaitu kirikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya. Untuk itu guru sebagai pendidik harus dituntut untuk dapat
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dan dapat
berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ).
Salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu
pendekatan kontektual atau Contextual Teaching And Learning (CTL). Suatu
kelas dikatakan telah menerapkan CTL apabila telah berhasil menerapkan
komponen – komponen di dalamya. Penerapan komponen – komponen CTL
sendiri hanya dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran oleh guru. Untuk itu
perlu diketahui ragam kesiapan guru dalam penerapan Contextual Teaching And
Learning (CTL) sebagai pengembangan pada profesionalisme guru sehingga
dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang : (1)
Bagaimanakah ragam penguasaan komponen Contextual Teaching and Learning
dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu oleh guru SMK Jurusan Teknik
Bangunan, (2) Bagaimanakah ragam kesiapan guru praktek konstruksi kayu
terhadap penerapan Contextual Teaching And Learning, (3) Apakah komponen
Contextual Teaching And Learning perlu dikembangkan dalam pembelajaran
praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
C. Hasil Penelitian
Data dalam penelitian ini dijaring melalui beberapa cara, yaitu melalui
angket, observasi, dan wawancara. Adapun hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Angket
Berikut ini hasil penelitian yang datanya dijaring melalui angket yang
disebarkan pada 6 guru Praktek Konstruksi Kayu SMK di Surakarta. yang mana
data ini dimaksudkan untuk mengetahui ragam penguasaan komponen CTL oleh
Guru Praktek Konstruksi Kayu SMK di Surakarta.

Tabel 4 . Penerapan Aspek CTL oleh Guru Praktek Konstruksi Kayu


SMK di Surakarta
No Komponen Indikator CTL , Prosentase
CTL Sampel (%)
1 Konstruktivisme a. Guru menjadikan 6 100
(constructivism) pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa
b. Guru memberi kesempatan 6 100
siswa menemukan dan
menerapkan idenya sendiri
c. Guru menyadarkan siswa agar 6 100
menerapkan strategi mereka
sendiri
2 Menemukan a. Siswa merumuskan masalah 6 100
(inquiry) b. Siswa mengamati atau 4 66,66
melakukan observasi
c. Siswa menganalisis dan 6 100
menyajikan hasil dalam tulisan,
gambar, laporan, bagan, tabel
dan karya lain
d. Siswa mengkomunikasikan / 6 100
menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru
atau audien lain
3 Bertanya a. Guru menggali informasi dari 6 100
(questioning) siswa
b. Guru membangkitkan respon 6 100
siswa
c. Guru mengecek pemahaman 6 100
siswa
d. Guru memfokuskan perhatian 5 83,33
siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru
e. Guru menyegarkan kembali 6 100
pengetahuan siswa
4 Masyarakat Dalam proses pembelajaran 6 100
Belajar (learning guru melakukan hal-hal berikut
community) ini :

a. Pembentukan kelompok kecil


b. Pembentukan kelompok besar 5 83,33
c. Mendatangkan “ahli” ke kelas 0 0
d. Bekerja dengan kelas 6 100
sederajat
e. Bekerja kelompok dengan 4 66,66
kelas di atasnya
f. Bekerja dengan masyarakat 5 83,33
5 Pemodelan Guru memperagakan sesuatu 6 100
(modeling) sebagai contoh yang dapat
ditiru oleh setiap siswa
melalui media
6 Refleksi Dalam proses pembelajaran 6 100
(reflection) guru melakukan refleksi
terhadap siswa melalui :

a. Pertanyaan langsung tentang


apa-apa yang diperoleh siswa
pada hari ini
b. Catatan di buku siswa 6 100
c. Kesan dan saran siswa 6 100
tentang pembelajaran hari ini
d. Diskusi 4 66,66
e. Hasil karya 6 100
7 Penilaian Guru menggunakan hal-hal 6 100
Sesungguhnya berikut ini sebagai alat evaluasi
(autentic pembelajaran :
assessment) a. Proyek / kegiatan dan
laporannya
b. Laporan 6 100
c. Hasil tes tulis 5 83,33
d. Kuis 6 100
e. Pekerjaan rumah 6 100
f. Karya siswa 6 100
g. Presentasi/penampilan siswa 6 100
h. Demonstrasi 5 83,33
i. Jurnal 4 66,66
j. Karya tulis 5 83,33

Untuk mengetahui seberapa besar sampel dalam menerapkan masing-


masing komponen Contextual Teaching and Learning, maka dicari nilai absolut /
mutlak dan nilai relatif dari masing-masing komponen. Kontribusi sampel
terhadap masing-masing komponen Contextual Teaching and Learning dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Ragam Penguasaan Komponen – komponen CTL oleh
Guru Praktek Konstruksi Kayu SMK di Surakarta
Prosentase Prosentase Nilai
No Aspek CTL Harapan Capaian/Nilai Relatif
(%) Absolut (%) (%)
1 Konstruktivisme
100 100 15.491
(constructivism)
2 Menemukan (inquiry) 100 91,665 14,199
3 Bertanya (questioning) 100 96,666 14,974
4 Masyarakat Belajar (learning
100 72,22 11,187
community)
5 Pemodelan (modeling) 100 100 15.491
6 Refleksi (reflection) 100 93,32 14,456
7 Penilaian Sesungguhnya
100 91,665 14,199
(autentic assessment)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa komponen Contextual


Teaching and Learning yang lebih sering diterapkan dan dikuasai oleh guru
praktek konstruksi kayu Jurusan Teknik Bangunan di SMK Surakarta adalah
komponen konstruktivisme (constructivism), , bertanya (questioning), pemodelan
(modeling ) dan refleksi (reflection), Sedangkan komponen Contextual Teaching
and Learning yang masih kurang diterapkan dan dikuasai oleh guru praktek
konstruksi kayu Jurusan Teknik Bangunan di SMK Surakarta adalah komponen
masyarakat belajar (learning community).

18
15.491 14.974 15.491
16
14.199 14.456 14.199
14
11.187
12
% Sampel

10

0
1 2 3 4 5 6 7
Komponen CTL

Gambar 5. Ragam Penguasaan Komponen – komponen Contextual


Teaching and Learning Guru Praktek Konstruksi Kayu SMK di
Surakarta

Keterangan :
1. Konstruktivisme (constructivism)
2. Menemukan (inquiry)
3. Bertanya (questioning)
4. Masyarakat Belajar (learning community)
5. Pemodelan (modeling)
6. Refleksi (reflection)
7. Penilaian Sesungguhnya (autentic assessment)

2. Hasil Observasi
Observasi dilakukan terhadap 6 guru praktek konstruksi kayu SMK di
Surakarta, observasi dilakukan satu kali pertemuan sewaktu guru sedang mengajar
di kelas, dan hasilnya sebagai berikut :

Tabel 6. Penerapan Aspek Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar


Prosen Prosen
tase tase
Harap Capaia
Aspek No Indikator
an (%) n/Nilai
Absolu
t (%)
Proses 1 Guru mampu membuka pelajaran 100 100
belajar 2 Guru mampu menyajikan materi 100 100
mengajar 3 Guru mampu menggunakan metode 100 100
(Abdul 4 Guru mampu menggunakan alat peraga 100 100
Majid, 2006 Guru mampu menggunakan bahasa yang 100
5 100
:7) komunikatif
6 Guru mampu memotivasi siswa 100 83,33
7 Guru mampu mengorganisasi kegiatan 100 100
Guru mampu berinteraksi dengan siswa 100
8 100
secara komunikatif
9 Guru mampu menyimpulkan pelajaran 100 50
10 Guru mampu memberikan umpan balik 100 91,665
11 Guru mampu melaksanakan penilaian 100 100
12 Guru mampu menggunakan waktu 100 33,33

Tabel 7. Kemampuan Guru Praktek Konstruksi Kayu dalam Mengelola


Kegiatan Belajar Mengajar

Prosentase Prosentase Nilai


No Indikator Capaian/Nilai Relatif
Harapan (%)
Absolut (%) (%)
1 Guru mampu membuka 100
100 9,448
pelajaran
2 Guru mampu menyajikan materi 100 100 9,448
3 Guru mampu menggunakan 100
100 9,448
metode
4 Guru mampu menggunakan alat 100
100 9,448
peraga
5 Guru mampu menggunakan 100
100 9,448
bahasa yang komunikatif
6 Guru mampu memotivasi siswa 100 83,33 7,874
7 Guru mampu mengorganisasi 100
100 9,448
kegiatan
8 Guru mampu berinteraksi 100
100 9,448
dengan siswa secara komunikatif
9 Guru mampu menyimpulkan 100
50 4,724
pelajaran
10 Guru mampu memberikan 100
91,665 8,661
umpan balik
11 Guru mampu melaksanakan 100
100 9,448
penilaian
12 Guru mampu menggunakan 100
33,33 3,149
waktu

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan dalam


pengelolaan kegiatan pembelajaran yang paling dominan yang di terapkan oleh
guru praktek konstruksi kayu Jurusan Teknik Bangunan di SMK Surakarta adalah
kemampuan membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode,
menggunakan alat peraga, memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan,
berinteraksi dengan siswa secara komunikatif, memberikan umpan balik,
melaksanakan penilaian. Sedangkan kemampuan terendah adalah kemampuan
menyimpulkan pelajaran dan menggunakan waktu secara tepat.

9.448 9.448 9.448 9.448 9.448 9.448 9.448 9.448


10
8.661
9 7.874
8
7
% Sampel

6
4.724
5
4 3.149

3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator Aspek Proses Belajar Mengajar (Abdul Majid 2006 : 7 )

Gambar 6. Kemampuan Guru Praktek Konstruksi Kayu dalam


mengelola Kegiatan Belajar Mengajar
3. Hasil Wawancara
a.Hasil Wawancara dengan Guru Praktek Konstruksi Kayu
Wawancara dilakukan pada guru Praktek Konstruksi Kayu diwaktu
senggangnya di sekolah tempat guru bersangkutan mengajar, materi dari
wawancara yaitu tentang kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan tentang
penerapan Contextual Teaching and Learning. Berikut ini hasil wawancara yang
dilakukan terhadap 6 orang Guru Praktek Konstruksi Kayu SMK di Surakarta.
1) Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
a) Semua sekolah tempat sampel mengajar telah menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sudah diterapkan oleh sampel
dalam pembelajaran
b) Semua sampel ( 6 sampel ) mendapatkan sosialisasi tentang KTSP dari
selolah masing – masing.
c) Semua sampel ( 6 sampel ) pernah membaca buku panduan KTSP.
d) Terdapat 1 sampel yang pernah mendiskusikan KTSP
e) Terdapat 1 sampel yang pernah mengikuti penataran KTSP
f) Persiapan yang dilakukan pada saat penerapan KTSP :
(1) Memahami konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
(2) Mempersiapkan dan silabus yang relevan dengan KTSP
(3) Menyusun/membuat RPP dan SRP
(4) Mempersiapkan media pembelajaran
2) Tentang Kegiatan Pembelajaran
a) Media pembelajaran yang digunakan oleh semua sampel diantaranya
(1) OHP
(2) Peralatan praktek
(3) Tulisan pada papan tulis
(4) Wordcart / gambar verja
(5) Model / alat peraga
b) Metode pembelajaran yang digunakan pada saat ini :
(1) Ceramah
(2) Diskusi
(3) Demonstrasi
(4) Tanya jawab
(5) Peragaan dengan media
(6) Pemberian tugas
(7) Job sheet
(8) Relayasa mandiri
3) Tentang penerapan Contextual Teaching and Learning ( CTL )
a) Semua sampel pernah menerapkan Contextual Teaching and Learning (
CTL ) pada pembelajaran.
b) Kesulitan yang dihadapi oleh guru pada saat pembelajaran dan penerapan
CTL:
(1) SDM siswa yang rendah
(2) Kurangnya semangat belajar dari siswa
(3) Kurangnya kerjasama antara guru dan siswa
(4) Minimalnya sarana dan prasarana
(5) Lingkungan siswa yang tidak mendukung
(6) Terbatasnya bahan pembelajaran
(7) Butuh waktu lama agar CTL dapat berjalan dengan efektif
(8) Animo siswa yang kurang baik terhadap jurusan yang dia tempuh
(9) Kondisi siswa gaduh
(10) Butuh dorongan ekstra dari guru
c) Kesan yang diperoleh guru pada saat menggunakan CTL :
(1) Puas
(2) Membuat pembelajaran lebih bermakna
(3) Akan baik penerapannya jila ada kerjasama antara guru dengan siswa
(4) Semakin siswa memahami dalam pembelajaran maka siswa akan
menjadi lebih baik
(5) Senang ketika siswa dapat menerapkan ilmunya ketika selesai sekolah

b. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah


Berikut ini merupakan tabel hasil wawancara yang dilakukan terhadap 2
kepala sekolah atau perwakilannya.

Tabel 8. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah / perwakilannya


Keterangan
No Hal
1 2
Apakah di sekolah Sudah Sudah
sudah
1
menggunakan
KTSP
Tahun Mulai tahun 2006 Tahun 2006
2 diberlakukannya
KTSP
Persiapan dalam - Memberikan - Memberikan
penerapan KTSP sosialisasi KTSP sosialisasi KTSP
terhadap guru terhadap guru
3 - Memberikan - Sinkronisasi
penataran dan kurikulum dengan
pembinaan terhadap dunia industri
guru dalam
pendalaman KTSP

D. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Landasan Teori


Dari analisis data penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan temuan
studi yang berhubungan dengan landasan teori untuk menjawab beberapa
perumuan masalah yang di sebutkan dalam penelitian ini, yaitu : 1) Bagaimanakah
ragam penguasaaan komponen Contextual Teaching and Learning oleh guru
SMK Teknik Bangunan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu ? 2)
Bagaimanakah kesiapan guru SMK Teknik Bangunan dalam penerapan
Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran praktek konstruksi kayu ?
3) Apakah komponen Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan
dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ?
a. Ragam Penguasaan Komponen Contextual Teaching and Learning oleh Guru
SMK Teknik Bangunan dalam Pembelajaran Praktek Konstruksi Kayu
Dari hasil peneltian terhadap ragam penguasaan komponen – komponen
Contextual Teaching and Learning yang ditunjukkan dengan perolehan nilai
absolut dari guru dalam menereapkan indikator – indikator dalam komponen yang
ada rata –arata mencapai perolehan nilai > 70 % yaitu rata – rata 90 % ke atas.
Diantaranya konstruktivisme (constructivism) sebesar 100 %, komponen
menemukan (inquiry) sebesar 91,665 %, komponen bertanya ( questioning),
sebesar 96,66 %, komponen masyarakat belajar (learning community) sebesar
72,22 %, komponen pemodelan (modeling) sebesar 100 %, komponen refleksi
(reflection) sebesar 93,32 %, komponen penilaian sesungguhnya (autentic
assessment) sebesar 91,665 %, dengan demikian menunjukkan bahwa guru
sebagian besar telah menerapkan komponen – komponen yang ada pada
Contextual Teaching and Learning.
Begitu juga dengan hasil observasi terhadap penampilan guru dalam
pengelolaan belajar mengajar di kelas, dari indikator – indikator pengelolaan
pembelajaran yang ada sebagian besar guru sudah menerapkan indikator –
indikator yang ada dengan di tunjukkan oleh prosentase capaian dari nilai absolute
dengan rata – rata mencapai nilai > 70 %.

b. Kesiapan Guru SMK Teknik Bangunan dalam Penerapan Contextual Teaching


and Learning pada Pembelajaran Praktek Konstruksi Kayu
Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen yang
melandasi pelaksanaan proses pembelajaran.
Menurut Depdiknas (2007: 5), ketujuh komponen tersebut adalah :
konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (reflektion) dan penilaian sesungguhnya (autentic
assesment). Suatu kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual
jika telah menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam kegiatan
pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2007: 19), ada beberapa langkah utama yang perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan sekolah dalam upaya mengembangkan dan
menerapkan pembelajaran kontekstual di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan guru
2. Penyiapan perangkat pembelajaran kontekstual
3. Penyiapan media dan sumber belajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Monitoring dan evaluasi
Dari uraian diatas kesiapan guru menjadi faktor utama yang harus di
perhatikan daalm penerapan pembelajaran kontekstual.
Agar proses pembelajaran kontekstual dapat efektif, terdapat beberapa
tahap yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran. Tahap tersebut adalah :
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian ( Depdiknas, 2007 : 11).
Dari teori yang dikemukakan diatas dan berdasarkan dari hasil penelitian
dan juga analisis yang ada untuk ragam penguasaan komponen CTL dan juga
pengelolaan pembelajaran oleh guru praktek konstruksi kayu yang dilakukan oleh
peneliti maka dapat diambil pengertian bahwa guru secara garis besar didalam
proses pembelajaran telah menerapkan prinsip – prinsip yang ada pada
pendekatan kontekstual, walau masih ada beberapa indikator paa beberapa
komponen CTL yang belum diterapkan guru.

c. Apakah komponen Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan


dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi, E. Mulyasa (2007: 151) mengemukakan bahwa dalam
pengembangan KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya
2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4) Relevan dengan kebutuhan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Pengembangan KTSP di SMK adalah suatu konsep dan program yang
harus memiliki karakter yang sesuai, menurut Manguinwijaya ( 2098 : 59 )
menyebutkan bahwa :
” Yang menarik diamati, KTSP dan KBK menekankan pentingnya
partisipasi kreatif guru dan proses bekajar yang berpusat pada siswa (
student centered learning ). Guru ditantang menciptakan suasana belajar
yang kontekstual dengan lingkungan alam – sosial murid. Selain itu juga
ditekankan, suasana belajar harus menyenangkan, proses belajar harus
interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi peserta didik, memberi
ruang bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, fisik
dan perkembangan psikologi peserta didik

Nurhadi dalam E.Mulyasa (2005:138) mengemukakan pentingnya


pembelajaran kontekstual sebagai berikut :
1).Belajar efektif itu di mulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Dari “guru akting di depan kelas, siswa menonton ke “siswa aktif
bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”.2). Pembelajaran harus berpusat
pada’bagaimana cara’siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.
Strategi belajar lebih dipeningkan dibandingkan hasiknya.3). Umpan balik
amat penting bagi siswa, ang berasal dari proses penilaian (assesmen yang
benar.4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok
itu penting.

Dari uraian diatas terutama pada poin pertama menyatakan bahwa Belajar
efektif itu di mulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, hal ini
sesuai dengan prinsip – prinsip Pengembangan KTSP oleh Permendiknas no. 22
th 2006 yang mana disebutkan dalam E. Mulyasa (2007:150) salah satunya yaitu
kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya.
Dari teori yang dikemukakan diatasdan berdasarkan dari hasil penelitian
dan juga analisis yang ada untuk ragam penguasaan komponen CTL dan juga
pengelolaan pembelajaran oleh guru praktek konstruksi kayu yang dilakukan oleh
peneliti, dan juga dengan adanya capaian dari kesiapan guru dalam penguasaan
komponen – komponen yang ada pada CTL maka dapat diambil pengertian
bahwa dalam pengembangan dan penerapan pendekatan kontekstual perlu karena
sangat sesuai dan relevan untuk mendukung di dalam pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).

Anda mungkin juga menyukai