Anda di halaman 1dari 5

BUPATI SRAGEN

PERJANJIAN SEWA MENYEWA


ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN
DENGAN
PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM “TIRTO NEGORO” SRAGEN
TENTANG
SEWA TANAH MILIK PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

NO PIHAK PERTAMA :
NO PIHAK KEDUA : 01 5 /MoU/TN/SRG/III/2022

Pada hari ini ......... tanggal ....... bulan Maret tahun dua ribu dua puluh Dua
(.....-3-2022), yang bertandatangan di bawah ini :

1 KUSDINAR UNTUNG YUNI SUKOWATI : Bupati Sragen, yang


. berkedudukan di Jalan Raya
Sukowati Nomor 255 Sragen,
berdasarkan Keputusan
Gubernur Jawa Tengah
Nomor:................
tanggal ... .............2021
tentang..........., selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2 Hanindyo Heru Prayitno, S.T. : Direktur Utama Perusahaan
. Umum Daerah Air Minum
Tirto Negoro Kabupaten
Sragen, dalam hal ini
Bertindak untuk dan atas
nama serta sah mewakili
Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirto Negoro
Kabupaten Sragen Sragen
selanjutnya sebagai PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA


PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.
Dengan ini menyatakan bahwa PARA PIHAK telah sepakat untuk megadakan
perjanjian sewa tanah milik Pemerintah Kabupaten Sragen yang berada dalam
penguasaan PIHAK PERTAMA untuk sumur produksi dan sarana pendukung
lainnya, dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal-
Pasal berikut ini:

Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN

Obyek perjanjian sewa adalah sebidang tanah dengan luas 3830m² milik
PIHAK PERTAMA yang terletak di Kelurahan Sragen Wetan dengan sertifikat
Hak Pakai Nomor 17.

Pasal 2
BESAR SEWA

(1) Besaran uang sewa berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, yaitu sejumlah
....................... setiap tahunnya.
(2) PIHAK KEDUA wajib menyetorkan pembayaran uang sewa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada PIHAK PERTAMA paling lambat
tanggal........
(3) Penyetoran uang sewa melalui rekening kas daerah Pemerintah Kabupaten
Sragen dengan nomor rekening 1010.00595-7.

Pasal 3
JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun, berlaku mulai tanggal ...Maret
2022 dan berakhir sampai dengan 30 Maret 2026.
(2) perjanjian ini apabila sudah habis masa berlakunya dapat diperpanjang
kembali, dengan persetujuan PIHAK PERTAMA.
(3) Permohonan perpanjangan diajukan PIHAK KEDUA kepad PIHAK
PERTAMA paling lambat 3 bulan sebelum berakhirnya perjanjian sewa-
menyewa ini.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran uang sewa atas


pemakaian tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 2.
(2) PIHAK PERTAMA berhak menggunakan tanah yang menjadi obyek
perjanjian untuk kepentingan umum sebelum berakhirnya perjanjian
tanpa memberikan gantirugi kepada PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK PERTAMA berhak untuk menerima kembali tanah yang menjadi
obyek perjanjian pada saat berakhirnya perjanjian.
(4) PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk menyerahkan sebidang tanah yang
menjadi obyek perjanjian kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak untuk memanfaatkan tanah obyek perjanjian


selama dalam masa perjanjian berlangsung.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar uang sewa atas pemakaian
tanah obyek perjanjian kepada PIHAK PERTAMA sebagaiamana diatur
dalam Pasal 2.
(3) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk merawat dan memelihara tanah yang
menjadi obyek perjanjian.
(4) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan tanah obyek perjanjian
apabila diperlukan sewaktu-waktu oleh PIHAK PERTAMA untuk
kepentingan umum tanpa ganti rugi.
(5) PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan menyerahkan atau mengalihkan hak
pemakaian tanah atau membuat segala perikatan kepada pihak manapun
tanpa seizin PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini dapat berakhir karena:


(1) Jangka waktu perjanjian sewa ini telah berakhir dan hak maupun
kewajiban dari PARA PIHAK telah dilaksanakan dengan baik.
(2) Pemutusan perjanjian sewa yang disebabkan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakatuntuk memutuskan perjanjian sewa ini secara tertulis.

Pasal 7
PERUBAHAN PERJANJIAN

(1) Setiap perubahan atas perjanjian ini baik mengenai isi maupun
pelaksanaannya harus berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan
dituangkan dalam bentuk tertulis serta ditandatangani oleh PARA PIHAK
beserta minimal 2 orang saksi dari PARA PIHAK.
(2) Perjanjian sewa ini mengikuti perubahan dan atau penyesuaian peraturan
perundang-undangan apabila peraturan perundang-undangan tersebut
berubah dikemudian hari.

Pasal 8
PEMBATALAN HAK

(1) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menggunakan obyek perjanjian sebagian
atau seluruhnya sesuai dengan peruntukannya, maka PIHAK PERTAMA
dapat membatalkan perjanjian ini secara sepihak yang diberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
(2) Apabila tidak memenuhi kewajiban pembayaran uang sewa, maka PIHAK
PERTAMA dapat membatalkan perjanjian ini secara sepihak yang
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
(3) Dengan pembatalan perjanjian sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), PIHAK PKEDUA tidak bisa menuntut ganti rugi dari PIHAK
PERTAMA.
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi sengketa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan isi perjanjian ini, maupun pelaksanaan dari perjanjian ini
maka PARA PIHAK harus berusaha terlebih dahulu semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya dengan jalur Non-Litigasi berupa musyawarah
secara kekeluargaan, namun apabila dalam musyawarah tidak tercapainya
permufakatan, maka penyelesaian sengketa ini akan diselesaikan melalui jalur
Litigasi di Pengadilan Negeri Kabupaten Sragen.

Pasal 10
FORCE MAJEURE

(1) Tidak terpenuhinya kewajiban dari salah satu PIHAK menurut perjanjian
ini tidak dapat dianggap sebagai wanprestasi atau pelanggaran atas
perjanjian ini jika hal itu disebabkan karena keadaan kahar (force majeure)
yang meliputi:
a. bencana alam seperti banjir, gempa bumi;
b. kebakaran, pemogokan, sabotase, bahaya perang (baik yang
diumumkan atau tidak) dan kerusuhan;
c. wabah penyakit; dan
d. kebijakan dari pemerintah atau terjadi perubahan ketentuan hukum
publik lainnya termasuk kebijakan moneter yang mengguncang
perekonomian Negara, baik yang diumumkan secara langsung maupun
tidak langsung oleh Pejabat Pemerintah.
(2) Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), PIHAK yang mengalami berkewajiban memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
dimulainya dan saat berakhirnya keadaan kahar (force majeure) yang
dibuktikan dengan keterangan resmi dari Pejabat Pemerintah yang
berwenang.
(3) Kelalaian atau keterlambatan salah satu PIHAK dalam memenuhi
kewajiban memberitahukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), mengakibatkan tidak diakuinya oleh PIHAK lainnya peristiwa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai keadaan kahar (force
majeure).

Pasal 11
PENUTUP

Perjanjian pemakaian tanah milik Pemerintah Kabupaten Sragen ini dibuat


dan ditandatangani PARA PIHAK, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai
cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM BUPATI SRAGEN


TIRTO NEGORO KABUPATEN SRAGEN
Direktur Utama

HANINDYO HERU PRAYITNO, S.T. KUSDINAS UNTUNG YUNI SUKOWATI

Anda mungkin juga menyukai