Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

ANTARA

PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM “TIRTO NEGORO” SRAGEN

DENGAN

MARDI

TENTANG

SEWA TANAH DI DUKUH GUMENG, DESA GUMENG, KECAMATAN JENAWI,


KABUPATEN KARANGANYAR MILIK SAUDARA MARDI

NOMOR : /MOU/TN/SRG/ VI /2022

Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Puluh
Dua (6-6-2022), yang bertandatangan di bawah ini:

1 Hanindyo Heru Prayitno, S.T. : Direktur Utama Perusahaan


. Umum Daerah Air Minum Tirto
Negoro Kabupaten Sragen,
dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama serta sah
mewakili Perusahaan Umum
Daerah Air Minum Tirto Negoro
Kabupaten Sragen Sragen
selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA.
2 Mardi : Pemilik Tanah di Dukuh
. Gumeng, Desa Gumeng,
Kecamatan Jenawi, Kabupaten
Karanganyar bertindak untuk
dan atas nama pribadi, yang
selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.

| Halaman 1 dari 6
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK, selanjutnya PARA PIHAK terlebih
dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bahwa PIHAK KEDUA adalah pemilik sah sebidang tanah Berdasarkan
leter C Nomor 335, Nomor Blok dan Huruf Bagian Blok 46p, Kelas Desa
II, yang terletak di di Dukuh Gumeng, Desa Gumeng, Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karanganyar, seluas luas 500 m²;
2. bahwa PIHAK KEDUA akan menyewakan tanah tersebut di atas kepada
PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA benar-benar telah menyatakan
persetujuannya untuk menyewa TANAH dari PIHAK KEDUA; dan
3. selanjutnya PARA PIHAK menerangkan bahwa sewa-menyewa tanah ini
dilangsungkan dan diterima dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal-Pasal berikut ini:

Pasal 1
JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung
sejak tanggal 6 Juni 2022 dan berakhir pada tanggal 5 Juni 2026.
(2) Setelah jangka waktu tersebut berakhir dan PIHAK PERTAMA
bermaksud untuk memperpanjang, maka PIHAK PERTAMA harus
memberitahukan kepada PIHAK KEDUA secara tertulis selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku Perjanjian Perjanjian
Sewa-Menyewa ini berakhir.

Pasal 2
BESAR SEWA

(1) Harga sewa tanah berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, yaitu


sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) setiap
bulannya yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh PARA PIHAK dalam
perjanjian ini.
(2) PIHAK KEDUA akan memberikan tanda bukti penerimaan pembayaran
sewa yang sah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 2
PENGGUNAAN TANAH

(1) PIHAK PERTAMA berhak sepenuhnya untuk menggunakan tanah yang


disewanya dengan perjanjian ini untuk Broncaptering dan sarana
pendukung lainnya atas tanggung jawab PIHAK PERTAMA sendiri dan
| Halaman 2 dari 6
dengan memperhatikan serta mentaati segala peraturan-peraturan
hukum yang berlaku.
(2) PIHAK PERTAMA tidak akan mempergunakan tanah untuk tujuan yang
lain dari pada yang disepakati dalam perjanjian ini, kecuali telah
mendapat ijin tertulis dari PIHAK KEDUA.

Pasal 3
PEMELIHARAAN TANAH

(1) PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memelihara tanah yang disewanya


dengan sebaik-baiknya dengan biaya pemeliharaan PIHAK PERTAMA
sendiri.
(2) PIHAK KEDUA akan mengambil tindakan-tindakan pencegahan untuk
menjaga keamanan dalam lingkungan wilayah usaha PIHAK PERTAMA,
namun PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas tindakan-tindakan
PIHAK KETIGA yang dapat menyebabkan kerugian pada PIHAK
PERTAMA.

Pasal 4
PENGALIHAN SEWA

Dalam masa berlakunya perjanjian ini, PIHAK PERTAMA tidak


diperbolehkan untuk menyewakan kembali sebagian atau keseluruhan
tanah yang disewanya kepada PIHAK KETIGA, kecuali jika mendapat ijin
tertulis dari PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam suatu perjanjian
pengalihan sewa menyewa tanah.

Pasal 5
PAJAK, IURAN dan PUNGUTAN

Sejak sebelum hingga dalam waktu perjanjian ini berlangsung segala


macam pajak, iuran, dan pungutan uang yang berhubungan dengan tanah
di atas menjadi kewajiban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 6
KEWAJIBAN AHLI WARIS

Perjanjian ini tidak berakhir karena salah satu PIHAK meninggal dunia,
melainkan akan tetap bersifat turun-temurun dan harus dipatuhi oleh para
ahli waris atau penerima hak masing-masing PIHAK.

| Halaman 3 dari 6
Pasal 7
PELANGGARAN ATAU KECURANGAN

Apabila salah satu dari kedua belah pihak melakukan kecurangan atau
melanggar serta tidak mentaati perjanjian ini, maka diberlakukan
peraturan sebagai berikut:
1. apabila PIHAK PERTAMA melakukan pelanggaran atau tidak mentaati
perjanjian ini maka PIHAK KEDUA berhak untuk minta perjanjian ini
dibatalkan; dan/atau
2. apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atau tidak mentaati
perjanjian ini maka PIHAK KEDUA wajib memberikan atau membayar
ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, besarnya ganti rugi tersebut
ditetapkan oleh 3 (tiga) orang arbiter yang terdiri dari:
a. seorang arbiter yang ditunjuk PIHAK KEDUA;
b. seorang arbiter yang ditunjuk PIHAK PERTAMA; dan
c. seorang yang ditunjuk arbiter dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
Apabila keputusan para arbiter tidak memuaskan kedua belah PIHAK,
masing-masing PIHAK bersepakat untuk membawa dan menyerahkan
masalah tersebut kepada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Karanganyar untuk mengangkat 1 (satu) atau 2 (dua) orang arbiter baru
guna melengkapi arbiter-arbiter yang telah ada.

Pasal 8
PEMUTUSAN PERJANJIAN OLEH PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA berhak untuk memutuskan hubungan sewa menyewa


berdasarkan perjanjian ini sebelum berakhirnya jangka waktu sewa
menyewa dengan syarat-syarat sebagai berkut:
1. PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis perihal keinginannya
itu kepada PIHAK KEDUA, sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum
perjanjian ini putus. PIHAK KEDUA akan memberikan jawaban secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA perihal permintaan tersebut dengan
disertai pemberitahuan hak dan kewajiban lain yang harus dipenuhi
kedua belah PIHAK; dan
2. PIHAK PERTAMA tidak berhak menuntut pengembalian uang sewa dan
biaya perawatan yang telah diterima oleh KEDUA.

| Halaman 4 dari 6
Pasal 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN OLEH PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA berhak untuk memutuskan hubungan sewa menyewa


berdasarkan perjanjian ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada
PIHAK KEDUA dalam hal-hal berikut:
1. apabila PIHAK PERTAMA lalai membayar harga sewa yang terhutang
selama 5 (lima) bulan berturut-turut; dan/atau
2. apabila kegiatan usaha PIHAK PERTAMA dihentikan untuk sementara
atau dicabut berdasarkan penetapan dari instansi yang berwenang.

Pasal 10
PERUBAHAN PERJANJIAN

(1) Setiap perubahan atas Perjanjian ini baik mengenai isi maupun
pelaksanaannya harus berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan
dituangkan dalam bentuk tertulis serta ditandatangani oleh PARA
PIHAK beserta minimal 2 orang saksi dari PARA PIHAK yang merupakan
addendum dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Sewa-Menyewa ini.
(2) Perjanjian ini mengikuti perubahan dan atau penyesuaian peraturan
perundang-undangan apabila peraturan perundang-undangan tersebut
berubah dikemudian hari.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi sengketa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan isi Perjanjian ini, maupun pelaksanaan dari Perjanjian ini
maka PARA PIHAK harus berusaha terlebih dahulu semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya dengan jalur Non-Litigasi berupa musyawarah
secara kekeluargaan, namun apabila dalam musyawarah tidak tercapainya
permufakatan, maka penyelesaian sengketa ini akan diselesaikan melalui
jalur Litigasi di Pengadilan Negeri Kabupaten Karanganyar.

Pasal 12
FORCE MAJEURE

(1) Tidak terpenuhinya kewajiban dari salah satu PIHAK menurut


perjanjian ini tidak dapat dianggap sebagai wanprestasi atau
pelanggaran atas perjanjian ini jika hal itu disebabkan karena keadaan
kahar (force majeure) yang meliputi:
| Halaman 5 dari 6
a. bencana alam seperti banjir, gempa bumi;
b. kebakaran, pemogokan, sabotase, bahaya perang (baik yang
diumumkan atau tidak) dan kerusuhan;
c. wabah penyakit; dan
d. kebijakan dari pemerintah atau terjadi perubahan ketentuan hukum
publik lainnya termasuk kebijakan moneter yang mengguncang
perekonomian Negara, baik yang diumumkan secara langsung
maupun tidak langsung oleh Pejabat Pemerintah.
(2) Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), PIHAK yang mengalami berkewajiban memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
dimulainya dan saat berakhirnya keadaan kahar (force majeure) yang
dibuktikan dengan keterangan resmi dari Pejabat Pemerintah yang
berwenang.
(3) Kelalaian atau keterlambatan salah satu PIHAK dalam memenuhi
kewajiban memberitahukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), mengakibatkan tidak diakuinya oleh PIHAK lainnya peristiwa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai keadaan kahar (force
majeure).

Pasal 13
PENUTUP

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-


masing masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap
untuk PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM
TIRTO NEGORO KABUPATEN SRAGEN

MARDI HANINDYO HERU PRAYITNO, S.T.


Direktur Utama

| Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai