Pada hari ini Senin tanggal Tujuh Belas Juni tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dibuat dan ditandatangani perjanjian oleh dan antara para pihak sebagai berikut :
Nama : JAMARSAH
No KTP : 5208033112780166
Pekerjaan : PETANI
Alamat : Dusun Bagek Kembar, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan Kab.
Lombok Utara , NTB
Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA,
Nama : ARDAN
No KTP : 5208030901800001
Pekerjaan : PEDANGAN
Alamat : Dusun Pendua Daya, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan Kab. Lombok
Utara, NTB
Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
MENGINGAT :
Bahwa PIHAK KEDUA berkeinginan untuk menyewa lahan dengan luas 10.327 m2
(sepuluh ribu tiga ratus dua puluh tujuh meter persegi) yang terletak di Dusun Bagek
Kembar, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan Kab. Lombok Utara , NTB dengan
batas-batas:
NO BATAS NAMA
PIHAK PERTAMA dengan ini sepakat untuk menyewakan kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA dengan ini pula sepakat untuk menyewa dari PIHAK PERTAMA
sebidang lahan tersebut diatas
Pasal 2
TUJUAN
Bahwa PIHAK KEDUA akan mempergunakan Lahan kosong tersebut untuk keperluan
Lokasi Tambang Batu Galian C yaitu Batu Pecah dan Tanah Urug
Pasal 3
JANGKA WAKTU
Jangka waktu Perjanjian ini dihitung mulai dari tanggal ditandatangani yang akan
berakhir dengan sendirinya apabila material tambang galian C yang terdapat di lahan
tersebut dinyatakan sudah habis atau telah mencapai ambang batas galian yang telah
ditentukan oleh kedua belah pihak
Pasal 4
PENGGUNAAN LAHAN
PIHAK KEDUA tidak akan mempergunakan Lahan tersebut untuk tujuan yang lain
daripada yang disepakati dalam perjanjian ini, kecuali mendapat ijin tertulis terlebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 5
HARGA SEWA
a. Harga Sewa menyewa lahan (selanjutnya disebut “Harga Sewa”) dalam perjanjian
ini sebesar Rp. 7.000.000 (Tujuh Juta Rupiah)
b. Pembayaran Harga Sewa oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilunasi
sekaligus pada saat ditandatanganinya surat perjanjian ini dan bukti penerimaan
Harga Sewa PIHAK PERTAMA akan memberikan tanda bukti penerimaan
tersendiri kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 6
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
Pasal 7
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
a. Pihak Pertama wajib menjamin Pihak Kedua bahwa apa yang disewakan dalam
Perjanjian ini adalah merupakan haknya Pihak Pertama, bebas dari sengketa atau
sitaan dan tidak dalam keadan disewakan/dijual kepada pihak lain.
b. Pihak Pertama selanjutnya wajib menjamin Pihak Kedua bahwa Pihak Kedua
dapat menjalankan hak-haknya sebagai penyewa dari Lahan dengan tidak
mendapat gangguan dari pihak lain dan segala kerugian yang diderita oleh Pihak
Kedua sebagai akibat dari gangguan-gangguan itu, jika ada, menjadi tanggungan
Pihak Pertama, kecuali hal-hal yang terjadi karena Kadaan Kahar (Force
Majeure). Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah keadaan seperti
bencana alam, atau kejadian-kejadian lainnya yang berada di luar kemampuan
para pihak yang ada dalam Perjanjian ini.
Pasal 8
PENGALIHAN
Pasal 9
KEAADAN MEMAKSA
Apabila karena Keadaan Kahar Lahan yang disewakan atau bagian daripadanya
rusak sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan tujuannya
maka Perjanjian Sewa-Menyewa ini putus demi hukum terhitung sejak keadaan
memaksa itu terjadi. Dalam hal itu Pihak Kedua tetap berkewajiban untuk melunasi
pembayaran uang sewa, biaya perawatan dan tagihan-tagihan lainnya yang
tertunggak.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
a. Perselisihan yang terjadi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengenai
Perjanjian ini atau setiap bagian dari padanya akan diselesaikan secara
musyawarah oleh kedua belah pihak
b. Apabila tidak diperoleh penyelesaian, maka akan diselesaikan berdasarkan aturan
hukum yang berlaku
Pasal 11
KETENTUAN LAIN-LAIN
a. Jika terjadi perubahan terhadap syarat-syarat yang menyimpang dari Perjanjian ini
dilihat dalam konteksnya secara menyeluruh maka hal demikian tidak dapat
diartikan bahwa seolah-olah PIHAK PERTAMA telah melepaskan haknya untuk
mengajukan tuntutan terhadap PIHAK KEDUA berkenaan dengan cedera janji oleh
PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan kewajiban-kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini
b. Perubahan dan/atau tambahan atas ketentuan-ketentuan serta pengaturan atas
hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini hanya dapat dilakukan dengan
suatu addendum yang disepakati oleh kedua belah pihak dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
( JAMARSAH ) ( ARDAN )