Pada hari ini, Senin, tanggal empat belas bulan Juni tahun dua ribu tiga belas (14-06-2013), yang bertanda tangan di
bawah ini:
1. PT. TORAJA INTI MINERAL, yang berkantor di Jl.Supu Yusup No.16, Kendari – Sulawesi Tenggara, dalam hal ini diwakili oleh
Romy Yulius Sendana,ST yang bertindak dalam kedudukannya sebagai Direktur, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.
2. CV. PUTRA SURYA PERKASA, yang berkantor di Jl.Yos Sudarso No.195, Makassar – Sulawesi Selatan, dalam hal ini diwakili
oleh Vicky Ho,SH yang bertindak dalam kedudukannya sebagaiDirektur, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (untuk selanjutnya dalam kontrak ini masing – masing disebut sebagai “PIHAK” dan
secara bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK dan atau KEDUA BELAH PIHAK”) terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Stargate Pacific Resourcesselaku pemegang ijin kuasa
pertambangan yang terletak di Kabupaten Konawe Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan kontrak kerja antara Pihak
Pertama dengan PT. Stargate Pasifik Resources.
2. PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menyewa unit dan peralatan berat milik PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA adalah pemilik alat - alat berat yang disewa oleh PIHAK PERTAMA dalarn perjanjian ini.
Dengan ini PIHAK PERTAMA menyewa unit dan peralatan berat milik PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUAmenerima
penunjukan tersebut dan KEDUA BELAH PIHAK menerima dan sepakat atas seluruh persyaratan kontrak ini dengan
ketentuan-ketentuan yang tertuang pada pasal – pasal sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI ATAU ISTILAH
PASAL 2
ALAT BERAT DAN BIAYA SEWA
2. Harga sewa/rental tersebut sudah termasuk pajak PPN 10 % dan PPH pasal 23. PPH pasal 23 ditanggung oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.
3. Harga sewa/rental tersebut tidak termasuk pemakaian bahan bakar solar. Bahan bakar solar ditanggung oleh PIHAK
PERTAMA.
4. Harga sewa/rental tersebut termasuk 2 (dua) orang operator alat berat untuk jam kerja shift 1 yaitu mulai pukul 07.00-17.00, dan
Operator alat berat untuk jam kerja shift 2 yaitu mulai pukul 19.00-05.00 ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
5. Besarnya sewa per-jam untuk kelebihan jam kerja, sama besarnya dengan uang sewa yang telah ditetapkan dalam perjanjian ini.
6. Biaya Mobilisasi sebesar ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
PASAL 4
PEMBAYARAN
Penghitungan pembayaran HM alat dimulai dari tanggal 1 (satu) dan berakhir pada tanggal terakhir setiap bulan
tersebu.
Pembayaran di lakukan setiap 30 hari masa kerja alat berat,yang dilengkapi dengan Invoice penagihan Hour Meter dan
berita acara pemakaain total Hour meter alat berat selama 30 (tiga puluh) hari masa kerja dan pembayaran dilakukan
seminggu setelah terbitnya invoice.
Apabila pekerjaan alat tidak mencapai minimum jam kerja 200(dua ratus) HM untuk masing-masing unit, maka pihak
pertama tetap harus membayar 200 (dua ratus)HM per 1 (satu) bulan kalender, dan apabila pekerjaan lebih dari 200 (dua
ratus)HM per 1 (satu) bulan kalender maka, kelebihan jam kerja tetap harus dihitung sesuai dengan tarif per HM.
Pembayaran dilakukan berdasarkan jam operasi (hour meter) dari alat berat.
Apabila dalam 1 bulan hour meter alat tidak mencapai minimum 200 jam yang diakibatkan oleh kerusakan alat atau
tidak mencapai 85% dari Mechanical Availability (MA) maka pembayaran dilakukan sesuai jam akhir yang dicapai dalam
bulan tersebut.
Apabila selama 3 (tiga) bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tidak berhasil mencapai 85% MA, makaPIHAK
PERTAMA berhak memutuskan kontrak dan pembayaran sewa dilakukan secara pro-rata terhadap jam operasi (hour
meter) alat yang sudah terpakai. PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut pembayaran sewa minimum selama jangka
waktu kontrak.
Apabila pembayaran tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka PIHAK KEDUA berhak menghentikan
pengoperasian alat dan menarik alat tanpa syarat. Untuk penarikan dan/atau penghentian pengoperasian, PIHAK
KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA 2 (dua) minggu sebelumnya.
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (demo dan huru-hara) yang muncul karena bukan karena disebabkan
oleh PIHAK KEDUA, sehingga menyebabkan tidak beroperasinya alat berat maka PIHAK KEDUA berhak
memberikan minimum cash kepada PIHAK PERTAMA sebesar 8 (Delapan) jam kerja untuk 1 unit alat berat. atau
bahkan cenderung ke pengrusakan alat berat, maka demi keamanan alat berat, PIHAK KEDUA berhak untuk segera
melakukan penarikan alat berat dari lokasi kerja dan dana yang telah diterima dari PIHAK KEDUA tidak dapat ditarik
kembali dan menjadi hak PIHAK KEDUA. Untuk penarikan dan/atau penghentian pengoperasian, PIHAK
KEDUA wajib memberitahukan kepadaPIHAK PERTAMA 2(dua) minggu sebelumnya.
Pembayaran dilakukan melalui Transfer ke Rekening Bank
PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
PASAL 6
KEADAAN UMUM
1. Modifikasi Alat Berat, PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan untuk merubah atau menambah fisik alat berat balk sebagian
atau keseluruhan tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA.
2. KEDUA BELAH PIHAK harus menunjuk wakil masing-masing untuk penandatanganan jam kerja tiap Alat Berat dan pembuatan
berita acara yang berlangsung di lapangan.
3. PIHAK PERTAMA berhak menolak alat-alat berat yang telah dikirim/didatangkan oleh PIHAK KEDUA, apabila baik kondisi
fisik, performa maupun tahun pembuatan tidak sesuai dengan yang tercantum dalam pasal (2) Perjanjian ini.
4. Surat perjanjian sewa menyewa ini berlaku sejak ditandatanganinya oleh KEDUA BELAH PIHAK.
PASAL 7
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah huru-hara lewat 3 (tiga) hari berturut-turut, tanah longsor, banjir, gempa bumi,
kerusuhan sipil dan lain — lain yang terjadi di lokasi kerja yang tidak dapat diatasi oleh KEDUA BELAH PIHAK dan nyata-
nyatanya menganggu/menghambat jalannya pekerjaan.
2. Apabila terjadi Force Majeur maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepadaPIHAK PERTAMA,
selambat- lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari secara setelah terjadinya keadaan tersebut, dengan disertai bukti-bukti yang sah
dan dapat dipertanggungjawabkan.
PASAL 8
PEMBATALAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA sewaktu-waktu dapat memutuskan surat perjanjian secara sepihak dengan PIHAK KEDUA apabila terjadi
penyimpangan dari isi surat perjanjian yang telah disepakati oleh KEDUA BELAH PIHAK dan dalam hal PIHAK
KEDUA karena kelalaiannya tidak dapat memenuhi pekerjaan dengan baik.
2. PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat memutuskan surat perjanjian secara sepihak dengan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA berhak menarik seluruh Alat dan personilnya tanpa gangguan / larangan dari PIHAK PERTAMA atau pihak
manapun dengan memberikan pernyataan tertulis dua bulan di muka, apabila
a. Terjadinya penyimpangan dari isi surat perjanjian yang telah disepakati oleh KEDUA BELAH PIHAK dan dalam hal ini
seluruh pembayaran menjadi hak PIHAK KEDUA dan dokumen penagihan yang telah diterima oleh PIHAK
PERTAMA wajib dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.
b. PIHAK PERTAMA tidak mampu melaksanakan kewajiban pembayaran sesuai surat perjanjianyang disepakati.
3. KEDUA BELAH PIHAK sepakat apabila ijin Kuasa Pertambangan yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA dicabut/dibatalkan
oleh pemerintah/instansi yang berwenang dan bukan karena kesalahanPIHAK KEDUA, maka surat perjanjian ini menjadi
batal dan antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK KEDUA saling memberikan pembebasan dan pelunasan terhadap
tanggung jawab masing-masing pihak sebagaimana yang telan diatur dalam kontrak ini sampai dengan tanggal
pencabutan/pembatalan Ijin Kuasa Pertambangan tersebut.
4. Sehubungan dengan pembatalan surat perjanjian ini, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan
Pasal 1266 kitab Undang- undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia sepanjang mengenai diperlukannya keputusan
hakim untuk pembatalan ini.
PASAL 9
KETAATAN TERHADAP HUKUM
1. PIHAK KEDUA harus menaati seluruh peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia
berkenaan dengan usaha, peralatan, dan karyawan PIHAK KEDUA yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan penambangan
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
2. Lebih jauh lagi KEDUA BELAH PIHAK menyatakan bahwa Perjanjian ini dilkakukan dengan itikad baik dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 10
KERAHASIAAN
1. Seluruh informasi yang diperoleh KEDUA BELAH PIHAK sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, dijaga
kerahasiaannya dan tidak boleh disampaikan kepada pihak ketiga atau pihak manapun tanpa terkecuali, tanpa persetujuan dan ijin
secara tertulis kepada KEDUA BELAH PIHAK secara bersama - sama
2. Sebagaimana dimakasud pada ayat 1 diatas, KEDUA BELAH PIHAK akan tetap menjaga kerahasiaan informasi yang
berhubungan dengan Perjanjian ini, meskipun Perjanjian ini telah berakhir.
PASAL 11
PASAL PENUTUP
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Addendum surat perjanjian ini akan diatur kemudian berdasarkan kesepakatan KEDUA
BELAH PIHAK.
2. Segala lampiran perjanjian-perjanjian, surat-surat, perubahan-perubahan (addendum), baik yang telah ada sekarang maupun di
kemudian hari adalah merupakan satu ketentuan dan kesatuan dari surat perjanjian ini yang tidak terpisahkan.
3. Surat Perjanjian ini di buat rangkap 2 (dua) ditanda tangan di atas materal yang cukup, mempunyai kekuatan hukum yang sama,
dan agar masing—masing PIHAK dapat melaksanakannnya dengan sebaik- balknya.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. TORAJA INTI MINERAL CV. PUTRA SURYA PERKASA
ROMY YULIUS SENDANA,ST
Direktur Utama Vicky Ho,SH
Direktur