Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN

PEKERJAAN DRILLING EKSPLORASI BATUBARA


PT. BUMI KITA BERSAMA

NO. 0xx/BAR/DIS/I/2023

ANTARA:

PT. BUMI KITA BERSAMA

DENGAN

PT. DHAFIN IVAN SAKTI

Pada hari ini Kamis, tanggal 6 Januari 2023 dibuat Perjanjian Pengeboran untuk pengembangan
Ekplorasi di PT. Bumi kita bersama, yang terletak di Kec. Tabang, Kab. Kutai Kartanegara, Propinsi
Kalimantan Timur (“Perjanjian”) oleh dan antara kedua belah pihak di bawah ini:

1. PT. BUMI KITA BERSAMA, suatu Perseroan Terbatas yang tunduk atas hukum Indonesia,
berkedudukan berdomisili di dalam perjanjian ini diwakili oleh Asimilasi dalam
kedudukannya sebagai Direktur Utama, sehingga dengan demikian berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama PT. Bumi kita bersama, selanjutnya disebut “Pihak
Pertama”;

2. PT., suatu Perseroan Terbatas yang tunduk atas hukum Indonesia, berkedudukan di
Kalimantan Timur, dalam perjanjian ini diwakili oleh Dr. Ir Ibnu Djamil, M.T., dalam
kedudukannya sebagai Direktur Operasi, sehingga dengan demikian berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama PT. SIDselanjutnya disebut “Pihak Kedua”;

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan bahwa:

a. Pihak Pertama adalah Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang pertambangan batubara,
yang telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang berlokasi di Kabupaten
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (“Lokasi”);

b. Pihak Kedua adalah konsultan independen yang memiliki kompetensi dalam hal Pemboran
Ekplorasi Batubara sesuai dengan Izin Usaha Jasa Pertambangan yang diterbitkan oleh
Menteri Investasi/Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.
331/I/IUJP/PMDN/2021 tertanggal 9 Agustus 2021;
c. Pihak Kedua memiliki kemampuan untuk menyediakan Alat dan Pekerjaan Pemboran
Eksplorasi (“Pekerjaan”).

d. Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama guna pelaksanaan Pekerjaan


sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas;

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kedua belah pihak sepakat dan setuju untuk mengikatkan
diri dalam Perjanjian dengan ketentuan dan syarat-syarat yang akan diuraikan dalam Pasal-Pasal
dibawah ini:

PASAL 1
DEFINISI
Dalam Perjanjian ini, yang dimaksud dengan:
1.1 Perjanjian adalah keseluruhan pernyataan Perjanjian Pekerjaan Pengeboran Eksplorasi
dan Laporan Kegiatan Pemboran PT. Bumi kita bersama beserta lampiran-lampirannya
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
1.2 Pekerjaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Huruf c. Konsiderans Perjanjian dan
keseluruhan aktivitas yang wajib dilakukan oleh Pihak Kedua sebagaimana diatur dalam
Pasal 2 Perjanjian ini.
1.3 Pihak Pertama adalah PT. Bumi kita bersama yang dalam Perjanjian ini bertindak sebagai
pemberi Pekerjaan.
1.4 Pihak Kedua adalah PT. SIDyang dalam Perjanjian ini bertindak sebagai pihak yang
melaksanakan Pekerjaan dan pihak yang menerima Pekerjaan dari Pihak Pertama.
1.5 Tanggal Efektif adalah tanggal berlakunya Perjanjian ini secara sah menurut hukum
sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
1.6 Imbalan Jasa adalah jumlah uang dalam mata Rupiah (Rp.) yang diperjanjikan sebagai
imbalan atau pembayaran atas pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Kedua
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Perjanjian ini.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Pekerjaan yang diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dan harus
dilaksanakan oleh Pihak Kedua adalah:
2.1.1 Studi Literatur, Informasi terkait dari laporan teknis pekerjaan lapangan yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya sebagai referensi dan data sekunder untuk
bahan analisis. Data dan informasi tersebut antara lain; peta geologi lokal
daerah sekitar, peta rencana titik bor, peta topografi rencana untuk di bor.
2.1.2 Pihak Pertama membantu dalam pembuatan akses jalan, bilamana perlu dilewati
kendaraan/mobil, sehingga memperlancar pekerjaan pemboran.
2.1.3 Pengambilan Contoh untuk cooring batubara setiap ditemukan lapisan batubara,
yang akan dimasukkan ke Laboratorium oleh pihak pertama untuk di analisis
kualitasnya.
2.1.4 Hasil akhir dari kegiatan pengeboran ditampilkan berupa log bor dan sebaran
titik bor.

2.1.5 Hasil pemboran :


A. Penyelidikan
1. Untuk mengetahui sebaran batubara yang dianggap bagian dari potensi
sumberdaya batubara;
2. Untuk menghitung Sumberdaya batubara, sesuai dengan tingkat
keyakinan geologi dan kategori klarifikasi Sumberdaya batubara;
3. Pengambilan contoh batubara, untuk mengetahui kualitas kualitas
batubara.

B. Tujuan Pemboran:
1. Mengetahui variasi Lithologi batuan;
2. Mengetahui ketebalan batubara dan ketebalan tanah penutup (Lapisan
batuan);
3. Mengetahui Stratigrafi lokal batuan penutup batubara (Log Bor).

2.1.6 Melakukan pemboran Ekplorasi batubara dengan open hole (lapisan tanah/OB)
dan coring (untuk batubara).
2.1.7 Pemboran untuk open hole direncanakan 900 meter, dan Cooring 100 meter
untuk batubara.
2.1.8 Perpindahan jarak antar titik bor maksimal 200 m, apabila perpindahan jarak
antar titik bor diatas 200 m, secara actual akan dikenakan Rp.5000,-/m (sesuai
actual dilapangan);
2.1.9 Rencana pemboran sebanyak 25 titik dengan kedalaman 25 meter s/d 50 meter.
2.1.10 Alat Bor yang digunakan Jigro 175.
2.1.11 Memberikan laporan kegiatan pemboran yang disusun dalam bentuk hardcopy
dan softcopy kepada Pihak Pertama di akhir Pekerjaan.
2.1.12 Pihak kedua wajib menyediakan Wellsite Geologis 1 orang.
2.1.13 Jadwal pelaksanaan Pekerjaan termuat di dalam Lampiran – 1 Perjanjian ini
(“Lampiran – 1”).

PASAL 3
JANGKA WAKTU
3.1 Jangka Waktu pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua adalah 30 (tiga puluh) hari
sejak dimulainya Pekerjaan dilapangan, dengan catatan jarak antar titik bor sesuai yang
direncanakan.
Catatan: waktu pelaksanaan tergantung dari jarak titik bor dan jumlah titik bor
(Mobilisasi alat bor antar titik dilapangan);
3.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagaimana diuraikan pada Lampiran - 1
Perjanjian ini;
3.3 Tanggal Efektif Perjanjian adalah pada saat Perjanjian ini telah ditandatangani oleh Para
Pihak sampai dengan Pekerjaan oleh Pihak Kedua selesai dan diterima oleh Pihak
Pertama.

PASAL 4
IMBALAN JASA DAN CARA PEMBAYARAN
4.1 Jumlah Imbalan Jasa diterima bersih (nett) atas Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Perjanjian ini adalah sebagai berikut:
4.1.1 Penyelesaian Pekerjaan sebesar Rp. 240.750.000,- (dua ratus empat puluh juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
4.1.1.1 Pembayaran uang muka sebesar 40% atau senilai Rp 96.300.000,-
(sembilan puluh enam juta tiga ratus ribu rupiah) dari biaya
pekerjaan, akan dibayarkan pada saat penandatanganan Perjanjian
ini;
4.1.1.2 Sebesar 40% atau senilai Rp96.300.000,- (sembilan puluh enam juta
tiga ratus ribu rupiah) dari biaya pekerjaan, akan dibayarkan setelah
pekerjaan mencapai 80%;
4.1.1.3 Sisanya sebesar 20% atau sebesar Rp48.150.000,- (empat puluh
delapan juta seratus lima puluh ribu Rupiah) dari biaya pekerjaan,
akan dibayarkan setelah laporan serah terima pekerjaan diberikan
Pihak Kedua ke Pihak Pertama.
4.1.2 Imbalan Jasa sebagaimana tersebut dalam Pasal 4.1.1 di atas:
4.1.2.1 Tidak termasuk PPN sebesar 11% (sebelas persen);
4.1.2.2 Sudah termasuk PPh 23 (sebesar 2 %).
4.1.3 Dalam pelaksanaan pembayaran Imbalan Jasa, Pihak Pertama akan
melaksanakan pembayaran sesuai dengan / mengikuti aturan dan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Pembayaran akan dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah Pihak Pertama
menerima Invoice yang telah dilengkapi bukti dan/atau BAP dari Pihak Kedua dengan
cara memindah-bukukan/telegraphic transfer.

4.2 Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.1 ini, dilakukan dalam mata uang
Rupiah ke Rekening Pihak Kedua sebagaimana tersebut di bawah ini:

Bank : Mandiri
Nomor Rekening :
Nama pada rekening :

4.3 Dalam hal terdapat perubahan nomor rekening bank dalam kaitannya dengan
pembayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 4.3 ini, wajib diberitahukan oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama selambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum Pihak Pertama
melakukan pembayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Perjanjian ini.

PASAL 5
HAK, KEWAJIBAN, PERNYATAAN DAN JAMINAN PIHAK KEDUA
5.1 Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran Imbalan Jasa dengan cara
pembayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Perjanjian ini.
5.2 Pihak Kedua berkewajiban untuk:
5.2.1 Selama jangka waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian ini,
melaksanakan dan menyelesaikan seluruh Pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal
2 Perjanjian ini.
5.2.2 Menyediakan dan menggunakan tenaga kerja yang memilik kompetensi untuk
memenuhi kebutuhan pelaksanaan Pekerjaan.
5.2.3 Menjelaskan jalannya pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Pertama, dalam hal
sewaktu-waktu diminta oleh Pihak Pertama, serta membuat perbaikan-perbaikan
yang sekiranya memang diperlukan.
5.2.4 Menjaga ketepatan waktu jadwal pelaksanaan Pekerjaan yang telah disepakati
dalam Perjanjian ini.
5.2.5 Untuk tidak memberikan atau melimpahkan pelaksanaan Pekerjaan kepada
pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
5.3 Pihak Kedua menjamin pelaksanaan dan hasil Pekerjaan sebagaimana disebutkan pada
Pasal 2 perjanjian ini berjalan dengan baik dan siap digunakan oleh Pihak Pertama.

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
6.1 Pihak Pertama berhak untuk menolak hasil pelaksanaan Pekerjaan dan/atau meminta
Pihak Kedua memperbaiki dan/atau mengganti bagian Pekerjaan yang secara teknis
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Perjanjian ini.
6.2 Pihak Pertama berkewajiban untuk:
6.2.1 Membayar Imbalan Jasa sebesar dan sesuai yang dimaksud dalam Pasal 4.1
Perjanjian ini.
6.2.2 Bertanggung jawab untuk:
6.2.2.1 Menyediakan dan mempersiapkan informasi, dokumen dan sarana
lain yang dibutuhkan oleh Pihak Kedua untuk melaksanakan dan
menyelesaikan Pekerjaan.
6.2.2.2 Menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh Pihak Kedua untuk
melaksanakan Pekerjaan

PASAL 7
KETERLAMBATAN PEKERJAAN
7.1 Dalam hal terjadi keterlambatan penyelesaian Pekerjaan oleh Pihak Kedua utamanya
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3.1 Perjanjian ini, maka selain akan dikenakan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 8.1 Perjanjian ini, Pihak Kedua wajib
membuat laporan kronologis secara tertulis tentang penyebab dan jalan keluar untuk
mengatasi keterlambatan tersebut dan menyerahkannya kepada Pihak Pertama paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Pihak Pertama mengirimkan surat pemberitahuan
Keterlambatan Pekerjaan kepada Pihak Kedua.
7.2 Apabila keterlambatan penyelesaian Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal
3.1 Perjanjian ini disebabkan oleh dan karena Pihak Pertama tidak melaksanakan
kewajibannya sesuai Pasal 6 ayat 2 Perjanjian ini, maka Pihak Pertama bersedia serta
setuju untuk memperpanjang jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan atas tanggungan
biaya dari Pihak Pertama yang nilainya ditetapkan berdasarkan perhitungan sesuai
Lampiran 2 Perjanjian ini.
7.3 Penilaian dan penentuan keterlambatan tersebut pada Pasal 7.1 dan Pasal 7.2 pasal ini
dilakukan 5 (lima) hari kerja sejak laporan sebagaimana jadwal yang disepakati secara
bersama-sama oleh Para Pihak sesuai Lampiran 1 Perjanjian ini.

PASAL 8
DENDA KETERLAMBATAN PEKERJAAN

8.1 Dalam hal terjadi keterlambatan penyelesaian Pekerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal
3 Perjanjian ini, maka Pihak Kedua setuju dikenakan denda sebesar 1 /1000 (satu per
seribu) dari nilai Imbalan Jasa untuk setiap hari kerja keterlambatan sampai dengan
maksimal nilai denda adalah 5% (lima persen) dari nilai Imbalan Jasa, dan Pihak
Pertama berhak mengalihkan pekerjaan kepada pihak lain dengan biaya ditanggung oleh
Pihak Kedua.
8.2 Pihak Kedua dibebaskan dari ketentuan sebagaimana dimaksudkan didalam Pasal 8.1
diatas, apabila:
8.2.1 Keterlambatan terjadi akibat Force Majeure sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 11.1 Perjanjian ini;
8.2.2 Pihak Kedua dapat mengajukan bukti-bukti tertulis yang meyakinkan bahwa
keterlambatan disebabkan tidak dipenuhi kewajiban Pihak Pertama berdasarkan
Perjanjian ini.

PASAL 9
PENAMBAHAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
9.1 Pihak Pertama dapat mengubah rencana Pekerjaan atau bagian Pekerjaan bila dianggap
perlu, namun hanya terbatas pada menambahkan ruang lingkup Pekerjaan yang telah
ditetapkan didalam Perjanjian ini.
9.2 Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.1 di atas hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan perintah perubahan secara tertulis dan ditandatangani oleh Pihak Pertama
serta telah diterima oleh Pihak Kedua.
9.3 Penambahan atau pengurangan atas ruang lingkup Pekerjaan sebagaimana telah
ditetapkan dalam Perjanjian ini hanya dapat dilaksanakan apabila:
9.3.1 Perintah perubahan atas ruang lingkup Pekerjaan dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh Pihak Pertama serta telah diterima oleh Pihak Kedua;
9.3.2 Pihak Pertama telah memberikan pernyataan setuju atas pengaruh perubahan
biaya dan waktu pelaksanaan.

PASAL 10
FORCE MAJEURE
10.1 Masing-masing Pihak dibebaskan dari kewajibannya untuk melaksanakan isi Perjanjian
ini apabila Pihak tersebut tidak mampu untuk melaksanakan kewajibannya sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini dan ketidakmampuan dimaksud disebabkan oleh keadaan
Force Majeure.
10.2 Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah keadaan-keadaan sebagai berikut:
10.2.1 Gempa bumi besar, taufan, banjir besar, kebakaran besar, tanah longsor dan
wabah penyakit.
10.2.2 Pemberontakan, pemogokan umum, huru-hara, sabotase, perang dan kebijakan
pemerintah yang berakibat langsung terhadap Perjanjian ini.
10.2.3 Kondisi lain yang berada diluar kemampuan kedua pihak yang dapat
mempengaruhi prestasi salah satu pihak dalam melaksanakan Perjanjian ini.
10.3 Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, maka Pihak
yang mengalami Force Majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pihak
lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak saat terjadinya Force
Majeure begitu juga saat berakhirnya.
10.4 Kelalaian atau keterlambatan dari Pihak yang mengalami Force Majeure dalam
memenuhi kewajiban memberitahukan kejadian Force Majeur kepada Pihak lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.3 mengakibatkan tidak diakuinya oleh Pihak
lainnya peristiwa dimaksud Pasal 10.2 sebagai Force Majeure.
10.5 Kejadian-kejadian tersebut dalam Pasal 10.2 tidak dapat diperhitungkan sebagai
perpanjangan waktu pelaksanaan kewajiban pihak-pihak menurut Perjanjian ini, apabila
ketentuan tersebut dalam Pasal 10.3 diatas dipenuhi.
10.6 Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak lainnya.
10.7 Apabila keadaan Force Majeure terjadi melebihi waktu 30 (tiga puluh) hari kerja secara
berturut-turut yang sangat mempengaruhi kemampuan salah satu Pihak dalam
memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, maka kedua Pihak dapat melakukan
salah satu dari opsi sebagai berikut:
10.7.1 Menghentikan kegiatan pelaksanaan Pekerjaan selama berlangsungnya keadaan
Force Majeure dan selanjutnya setelah kondisi memungkinkan kedua pihak akan
melanjutkan kembali pelaksanaan Pekerjaan. Selama penghentian dimaksud
kedua Pihak saling membebaskan kewajiban melaksanakan isi Perjanjian ini,
atau
10.7.2 Memutuskan Perjanjian ini dengan ketentuan bahwa masing-masing Pihak tetap
diwajibkan menyelesaikan semua hak dan kewajiban serta administrasi kegiatan
sampai tanggal pemutusan Perjanjian.

PASAL 11
PEMBATALAN PERJANJIAN
11.1 Pihak Pertama secara sepihak dan tanpa suatu tuntutan apapun dari Pihak Kedua dapat
membatalkan sebagian atau seluruh Pekerjaan menurut Perjanjian ini apabila salah satu
diantara sebab pembatalan tersebut dibawah ini terjadi:
11.1.1 Pihak Kedua tidak atau belum memulai pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini dalam jangka waktu 8 (delapan) hari kalender
terhitung sejak tanggal ditandatangani Perjanjian ini.
11.1.2 Pekerjaan tertunda karena terjadinya Force Majeure sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10.2 Perjanjian ini yang berlangsung lebih dari 30 (tiga puluh) hari
kerja.
11.1.3 Pekerjaan tertunda oleh Pihak Kedua selama lebih dari 10 (sepuluh) hari
kalender, dimana tertundanya pekerjaan tersebut tidak disebabkan oleh
kejadian-kejadian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Perjanjian ini, tidak
juga oleh karena kesalahan Pihak Pertama ataupun tidak disebabkan oleh hal-
hal untuk mana Pihak Pertama dapat menyetujui, tetapi tertundanya Pekerjaan
tersebut disebabkan Pihak Kedua tidak memungkinkan melanjutkan
pekerjaannya.
11.1.4 Apabila Pihak Kedua dalam melaksanakan Pekerjaan melakukan kelalaian dan
atau mengabaikan teguran-teguran yang diberikan oleh Pihak Pertama tanpa
suatu bukti dokumen pendukung dan atau dasar alasan yang layak serta tertulis.

11.2 Dalam hal sebagian atau seluruh Perjanjian ini tidak dapat diberlakukan atau dibatalkan
maka ketentuan-ketentuan lain yang tidak dibatalkan dalam Perjanjian ini tetap berlaku
sampai kewajiban yang timbul karena kelebihan atau kekurangan pembayaran
berkenaan dengan yang dimaksudkan didalam Pasal 9 Perjanjian ini telah selesai
diantara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua.
11.3 Dalam hal Perjanjian ini dibatalkan dan Pihak Pertama memilih menyelesaikan sendiri
atau menyerahkan kepada pihak lain untuk meneruskan penyelesaian Pekerjaan yang
tidak ataupun belum dilaksanakan oleh Pihak Kedua karena sebab dimaksud dalam butir
1, 3, dan 4 Pasal 11.1 di atas, maka Pihak Kedua hanya berhak atas Imbalan Jasa
sebatas pekerjaan yang telah dilaksanakan dan berkewajiban mengembalikan Imbalan
Jasa kepada Pihak Pertama atas kelebihan nilai pekerjaan tersisa yang diserahkan Pihak
Pertama kepada pihak lain atau apabila diselesaikan sendiri oleh Pihak Pertama, dan
jumlah nilai ditetapkan berdasarkan kesepakatan Para Pihak.
11.4 Dalam hal Perjanjian ini dibatalkan maka Pihak Kedua menyatakan membebaskan Pihak
Pertama dari segala tuntutan hukum termasuk bila ada tuntutan dari pihak ketiga yang
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Pihak Kedua.

PASAL 12
PERSELISIHAN
12.1 Perjanjian ini tunduk dan diinterpretasikan berdasarkan ketentuan hukum peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
12.2 Dalam hal timbul perselisihan sehubungan dengan Perjanjian ini, Para Pihak akan
terlebih dahulu menyelesaikannya melalui musyawarah untuk mufakat.
12.3 Apabila perselisihan atau sengketa masih belum dapat diselesaikan dalam kurun waktu
30 (tiga puluh) hari kalender, maka Para Pihak dengan ini setuju untuk
menyelesaikannya melalui Pengadilan setempat (Tenggarong).

PASAL 13
PEMILIKAN HASIL PEKERJAAN DAN KERAHASIAN
13.1 Seluruh hasil pelaksanaan Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua berdasarkan
Perjanjian ini, sepenuhnya menjadi milik Pihak Pertama.
13.2 Pihak Kedua tidak dibenarkan mempergunakan atau menyebarluaskan hasil pelaksanaan
Pekerjaan tanpa adanya izin tertulis dari Pihak Pertama.
13.3 Segala informasi yang diperoleh dari pelaksanaan Pekerjaan dan terkait dengan
Perjanjian ini adalah dan akan selalu menjadi milik Pihak Pertama.
13.4 Pihak Kedua hanya diperbolehkan untuk menggunakan informasi dalam rangka
mendukung kelancaran dalam menjalankan kewajibannya terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.
13.5 Pihak Kedua tidak diperkenankan menyebarkan informasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini kepada pihak manapun,
kecuali bila dianggap perlu dan dipersyaratkan oleh hukum yang berlaku dengan izin
tertulis dari Pihak Pertama.

PASAL 14
PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN
14.1 Dalam hal sesuatu bagian Pekerjaan secara teknis tidak memenuhi syarat dan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, dan/atau Pihak Pertama menganggap Pihak
Kedua tidak sanggup melaksanakan Pekerjaan, maka Pihak Pertama berhak untuk
mengambil alih pelaksanaan Pekerjaan dan/atau menunjuk pihak ketiga lainnya untuk
melaksanakan perbaikan-perbaikan dan/atau penggantian dan/atau melanjutkan
pelaksanaan Pekerjaan, atas beban biaya Pihak Kedua dan/atau dengan
mempergunakan bahan dan peralatan milik Pihak Kedua yang terdapat di Lokasi,
berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.
14.2 Kegagalan dalam penyelesaian pelaksanaan Pekerjaan dapat terbukti semata-mata
dikarenakan lewatnya Jangka Waktu pelaksanaan Pekerjaan, hal mana merupakan dasar
bagi Pihak Pertama untuk melaksanakan hak-haknya sesuai syarat dan ketentuan yang
diatur dalam Perjanjian ini, kecuali apabila disepakati lain secara tertulis oleh Para Pihak.
PASAL 15
SARANA DAN TENAGA KERJA
15.1 Pihak Kedua berwajiban untuk menyediakan personil yang diperlukan dan tunduk
terhadap segala peraturan dan kebijakan dalam bidang kesehatan, keselamatan kerja
dan lingkungan hidup yang berlaku dilingkungan kerja Pihak Pertama dalam pelaksanaan
Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.
15.2 Tidak ada satupun ketentuan dalam Perjanjian ini yang menyatakan bahwa Personil
yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua merupakan karyawan Pihak Pertama.
15.3 Seluruh personil Pihak Kedua merupakan tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya.

PASAL 16
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
16.1 Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan
pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada Pihak kedua selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran, dalam hal:
16.1.1 Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban terkait pelaksanaan
Pekerjaan, terkait Jangka Waktu.
16.1.2 Pihak kedua menyatakan tidak sanggup untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
16.2 Untuk pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud di atas, Para Pihak setuju dan
sepakat mengesampingkan ketentuan pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
16.3 Pihak Kedua dengan ini menyatakan memberikan hak pada Pihak Pertama untuk
membatalkan Perjanjian ini secara sepihak, tanpa adanya tuntutan apapun dari Pihak
Kedua.
16.4 Pihak Kedua wajib untuk menyerahkan dan mengembalikan kepada Pihak Pertama,
segala hasil Pekerjaan yang telah terselesaikan, dan dokumen-dokumen milik Pihak
Pertama yang masih berada dalam penguasaan Pihak Kedua dalam waktu selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kalender dari tanggal pengakhiran Perjanjian.

PASAL 17
PENAFSIRAN PERBEDAAN
17.1 Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran antara isi Pasal-Pasal Perjanjian dengan
Lampiran-Lampiran dalam Perjanjian ini maka yang berlaku dan mengikat adalah Pasal-
Pasal Perjanjian.
17.2 Dalam hal terdapat perbedaan antara penyebutan angka dengan penyebutan huruf
berkenaan dengan jumlah, ukuran dan lain-lain maka penyebutan dengan huruf adalah
mengikat untuk dilaksanakan.

PASAL 18
LAIN-LAIN
18.1 Perjanjian ini mencakup seluruh persetujuan antara Para Pihak. Surat-menyurat,
perundingan, pernyataan, penjelasan sebelumnya tidak dapat mengubah ketentuan-
ketentuan yang ada dalam Perjanjian ini. Tidak ada perubahan yang dianggap sah
kecuali bila dibuat secara tertulis dan ditanda tangani oleh Para Pihak.
18.2 Segala pemberitahuan, penawaran, permohonan, pembayaran, permintaan atau
komunikasi yang diperlukan atau diizinkan, dilakukan atau disampaikan berdasarkan
Perjanjian harus dilakukan secara tertulis dan dianggap disampaikan dengan baik bila
disampaikan secara pribadi, melalui email atau dikirimkan melalui telex (dengan
konfirmasi answerback-nya) atau melalui telefax atau dikirim dengan surat tercatat
(dengan pembuktian tanda terima) dengan ongkos kirim dibayar pengirim, dialamatkan
kepada Pihak yang bersangkutan sebagai berikut:
 Pihak Pertama

segala pemberitahuan melalui pos akan dianggap disampaikan 10 (sepuluh) hari


kalender setelah tanggal pos dan bila dengan telex, telefax akan dianggap disampaikan
pada hari kerja berikutnya ditempat penerimaan setelah hari pengiriman.
18.3 Masing-masing Pihak dapat sewaktu-waktu merubah alamatnya dengan pemberitahuan
tertulis kepada Pihak lainnya.
18.4 Masing-masing Pihak dari waktu ke waktu dapat mengambil tindakan-tindakan dan
membuat dokumen-dokumen yang diperlukan secara wajar untuk menerapkan dan
melaksanakan maksud dan tujuan Perjanjian.
18.5 Bila dalam Perjanjian suatu jumlah uang ditentukan dalam mata uang tertentu, maka
pembayaran hanya dapat dilakukan dalam mata uang termaksud, kecuali bila disetujui
oleh para pihak.
18.6 Judul dari pasal-pasal dalam Perjanjian hanya dimaksudkan untuk dijadikan pegangan
dalam penafsiran ketentuan-ketentuan pasal-pasal bersangkutan atau untuk merubah isi
pasal-pasal tersebut.
18.7 Ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan atau peraturan Pemerintah tidak akan menjadikan ketentuan-
ketentuan dalam pasal-pasal lain menjadi tidak berlaku.
18.8 Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diselesaikan oleh
Para Pihak dengan musyawarah terlebih dahulu dan kemudian dituangkan dalam bentuk
tertulis yang ditandatangani oleh Para Pihak yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.
Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli masing-masing sama bunyinya, ditandatangani oleh Para
Pihak diatas kertas bermaterai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. Bumi kita bersama PT. SID

Asimilasi . Ibnu Djamil,


Direktur Utama Direktur Operasi

Anda mungkin juga menyukai