Anda di halaman 1dari 1

Buaian Janji Batalkan Rencana

Demonstrasi
Rabu, 10 Mei 2023

Warga sepakat membatalkan rencana unjuk


rasa di pembukaan KTT ASEAN.

Warga membacakan surat pernyataan


dukung ASEAN Summit dan batal demo
pada 8 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur. Dokumentasi Floresa. tempo :
168367105185_11277

 Lihat Ringkasan Berita Ini

EMPAT anggota Detasemen Khusus 88


Antiteror Mabes Polri datang dengan
pakaian sipil ke Kampung Cumbi, Desa
Warloka, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur, pada Senin siang, 8 Mei
2023. Kedatangan mereka sama sekali tidak
ada urusannya dengan jaringan teroris.
Rombongan yang dipimpin Inspektur Dua
Silvester Guntur tersebut hanya ingin
bertemu dengan warga yang berencana
menggelar unjuk rasa pada
pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi
( KTT
KTT)) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo.

Guntur dan kawan-kawannya diterima oleh


perwakilan warga kampung. Mereka
berbincang santai di depan rumah
penduduk. Guntur mengaku sebagai utusan
dari Mabes Polri. “Karena dia orang asli
Manggarai, kami terima dia untuk
berbincang,” kata Ladislaus Jeharun, aktivis
pendamping warga Kampung Cumbi,
kemarin. Ladislaus ikut juga dalam
pertemuan itu.

Menurut Ladislaus, Guntur membujuk


warga membatalkan unjuk rasa. Ia berjanji
akan membantu menyampaikan aspirasi
warga. “Dia bilang akan menyampaikan soal
ganti rugi ini kepada Presiden melalui
jaringan Mabes Polri,” kata Ladislaus.
Pertemuan yang dimulai pada pukul 12.00
Wita itu berlangsung selama hampir tiga
jam dan berakhir tanpa ketegangan. Warga
kampung bersepakat membatalkan rencana
demonstrasi. “Situasi kondusif. Kami duduk
bersama, menyampaikan tuntutan kami.”

Ketika dihubungi melalui telepon, Silvester


Guntur membenarkan ihwal pertemuannya
dengan warga Kampung Cumbi. Ia datang
ke kampung itu untuk mengetahui alasan
warga yang menggebu-gebu ingin berunjuk
rasa di perhelatan KTT ASEAN. “Ternyata
persoalannya adalah ganti rugi lahan yang
belum tuntas,” kata dia. “Permintaan
mereka sederhana, hanya meminta ada
perwakilan pemerintah yang bisa
menampung dan menyalurkan keluh kesah
ke pusat.”

Warga menandatangani surat pernyataan dukungan untuk ASEAN


Summit dan pembatalan demonstrasi pada 8 Mei di Labuan Bajo, Nusa
Tenggara Timur. Dokumentasi Floresa

Dalam pertemuan itu, Guntur memang


menawarkan diri untuk menyampaikan
tuntutan warga kepada atasannya. “Saya
koordinasikan dengan pimpinan, dan
pimpinan minta tuntutan itu ditulis agar
nanti disampaikan kepada pihak terkait,”
ujar Guntur. “Mereka akhirnya mau
membatalkan aksi dan membakar segala
atribut untuk demonstrasi.”

Guntur menegaskan, dalam pertemuan itu,


ia tidak pernah berjanji menyampaikan
tuntutan warga langsung ke hadapan
Presiden Joko Widodo. “Saya luruskan, yang
memberi janji akan menyampaikan ke
Presiden adalah orang bernama Matius
Siagian, bukan tim saya,” kata Guntur.

Guntur tidak mengenal Matius secara dekat.


Ia justru baru bertemu dengan Matius pada
Senin lalu. Saat berkenalan, Matius
mengaku sebagai pengusaha yang memiliki
penginapan di Labuan Bajo. Matius juga
mengaku memiliki kedekatan dengan orang-
orang Jokowi.

Sejumlah warga yang terkena dampak


pembangunan Jalan Labuan Bajo-Golo Mori
menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Tana Mori berencana menggelar unjuk rasa
di perhelatan KTT ASEAN. Jalan itu
melintasi Kampung Cumbi, Mberata, Nalis,
dan Nanga Nae di Manggarai Barat. Rencana
unjuk rasa ini dipicu oleh persoalan ganti
rugi lahan yang belum jelas
penyelesaiannya. Upaya untuk meminta
penjelasan dari pemerintah tak kunjung
membuahkan hasil. Surat yang mereka
kirim kepada pemerintah daerah, DPR, dan
Presiden tak kunjung mendapat jawaban.

Baca
Baca:: Represi Berdalih Keamanan
Konferensi

Di tengah ketidakjelasan itu, dua warga


Kampung Cumbi, yakni Viktor Frumentius
dan Dominikus Safio Bion, justru menjadi
korban kriminalisasi. Mereka dilaporkan ke
polisi atas dugaan menghasut warga. Begitu
juga dua aktivis pendamping warga, yakni
Ladislaus dan Dionisius Parera. Keempat
orang tersebut bahkan telah menerima
surat panggilan klarifikasi dari polisi.

Guntur mengatakan sudah berkoordinasi


dengan Polda Nusa Tenggara Timur ihwal
surat panggilan terhadap empat orang
tersebut. Dia memastikan mereka tidak
akan ditangkap. “Semalam Pak
Dirreskrimum menjelaskan tidak akan ada
upaya itu,” kata Guntur. “Kami juga sudah
meminta konfirmasi Kasat Reskrim dan
mereka bilang lidik (penyelidikan) saja,
tidak sampai ke sidik (penyidikan).”

Kepala Bagian Operasional Densus 88


Antiteror Polri, Komisaris Besar Aswin
Siregar, mengatakan Guntur dan kawan-
kawannya memang ditugaskan untuk
bertemu dengan warga yang akan
menggelar unjuk rasa. “Sifatnya hanya
membatu satuan kepolisian kewilayahan,”
kata Aswin.

Surat pernyataan dukungan untuk ASEAN Summit dan pembatalan


demonstrasi pada 8 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dokumentasi Floresa

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi


Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad
Ramadhan, mengatakan laporan terhadap
dua warga Kampung Cumbi dan dua aktivis
pendamping warga masih diproses.
“Laporannya masih berjalan,” katanya.
Begitu juga untuk persoalan ganti rugi
lahan. “Pelaksanaannya masih berjalan
dengan baik. Nanti ditelusuri lagi.”

Kawal Proses Ganti


Rugi
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur,
mengatakan pihaknya berkomitmen
mengawal proses ganti rugi lahan warga
yang terkena proyek jalan di Manggarai
Barat. “Kami tetap mengawal dan menuntut
pemerintah memenuhi hak-hak masyarakat
yang ruang hidupnya dirampas atas nama
pembangunan,” kata Isnur. Sikap serupa
disampaikan Kepala Divisi Advokasi dan
Riset Sunspirit, Anno Susabun. “Kami akan
tetap kawal hingga tuntutan warga
dipenuhi.”

Isnur mengecam tindakan kepolisian yang


menghalang-halangi rencana unjuk rasa
yang dipersiapkan pada penyelenggaraan
KTT ASEAN. Tindakan polisi itu dinilai
bertentangan dengan hukum. “Karena
menyampaikan pendapat di muka umum
sudah jelas dijamin oleh konstitusi,”
ujarnya.

Ahmad Ramadhan membantah telah


mengintimidasi warga Cumbi yang akan
berunjuk rasa. Polri berkomitmen dalam
mengawal demokrasi dan menjunjung
tinggi hak-hak masyarakat yang hendak
menyampaikan pendapat. “Enggak
mungkin ada masyarakat yang akan unjuk
rasa kami halang-halangi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kapolda Nusa Tenggara Timur,


Inspektur Jenderal Johanis Asadoma,
meminta masyarakat di Labuan Bajo,
Kabupaten Manggarai Barat, tidak
menggelar demonstrasi selama pelaksanaan
KTT ASEAN. Alasannya, kegiatan itu dapat
merusak nama dan reputasi Labuan Bajo. Ia
mengimbau masyarakat menahan diri.
“Suatu kebanggaan Labuan Bajo ditunjuk
oleh Bapak Presiden untuk menjadi tuan
rumah,” kata Johanis pada 29 April lalu.

ANDI ADAM FATURAHMAN

Andi Adam Faturahman

KTT ASEAN unjuk rasa Demonstrasi

Pembebasan Lahan Labuan Bajo

Newsletter

Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam


Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti
Newsletter gratis.

Masukkan Email Anda

Ikuti Newsletter

Sebelumnya Selanjutnya

Berita Lainnya

Kian Timpang Setelah


Wabah Geliat Penyedia Pusat
Koran 
 Rabu, 10 Mei 2023
Data
Koran 
 Rabu, 10 Mei 2023

Hilang Kerajaan Setelah Teddy


Tertelan Zaman Minahasa Dihukum
Koran 
 Rabu, 10 Mei 2023 Seumur Hidup
Koran 
 Rabu, 10 Mei 2023

Konten Eksklusif Lainnya

10 Mei 9 Mei 8 Mei 7 Mei 2023


2023 2023 2023

TEMPO.CO Koran Tempo Majalah Tempo

Tempo English Magazine TEMPO.CO English

Tempo Store Tempo Institute Tempo Data Science

Indonesiana

Ikuti Sosial Media Kami

  LINE  

Download Aplikasi Tempo

Tentang Kami Pedoman Media Siber

Ketentuan Layanan Beriklan

© 2021 TEMPO - Hak Cipta Dilindungi Hukum

Anda mungkin juga menyukai