Anda di halaman 1dari 4

BUPATI LOMBOK BARAT

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT


NOMOR:188.45/ /DIKES/2022
TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2022

BUPATI LOMBOK BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung terwujudnya upaya


keselamatan dan kesehatan kerja di gedung perkantoran
diperlukan penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan
kerja perkantoran di Kabupaten Lombok Barat Tahun
2022;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Bupati tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perkantoran di Kabupaten Lombok Barat Tahun
2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1970);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2

5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5309);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016
tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1598);
8. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Lombok Barat (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 142);
9. Peraturan Bupati Nomor 91 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (Berita
Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2021 Nomor
91);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran di Kabupaten


Lombok Barat Tahun 2022.

KEDUA : Keselamatan dan Kesehatan kerja Perkantoran sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU bertujuan:
a. mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan
penyakit lain, serta kecelakaan kerja pada karyawan;
b. mewujudkan kantor yang sehat, aman, nyaman, dan
karyawan yang sehat, selamat, bugar, berkinerja dan
produktif.

KETIGA : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU adalah:
a. Keselamatan Kerja
1. pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan ruang
perkantoran;
2. desian alat dan tempat kerja;
3. penempatan dan Penggunaan alat perkantoran;
4. pengelolaan Listrik dan sumber api;
5. managemen tanggap darurat gedung;
6. manajemen keselamatan dan kebakaran gedung;
7. persyaratan dan tatacara evakuasi;
3

8. penggunaan mekanik dan elektrik;


9. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
b. Kesehatan Kerja
1. peningkatan pengetahuan kesehatan kerja;
2. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di
tempat kerja;
3. penyediaan ruang ASI dan pemberian kesempatan
memerah ASI selama waktu kerja di perkantoran;
4. aktifitas Fisik;
c. Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
1. standar dan persyaratan kesehatan lingkungan
perkantoran meliputi : Sarana Bangunan,
Penyediaan Air Bersih,Toilet, Pengelolaan Limbah,
Cuci tangan pakai sabun, Pengendalian Vektor
binatang dan Pembawa Penyakit;
2. standart lingkungan kerja perkantoran, meliputi
aspek Fisika, Kimia, dan Biologi
d. Ergonomi
dari segi ergonomis meliputi : Luas tempat kerja, Kursi,
Koridor, Postur kerja dan Durasi kerja dan lain-lain.

KEEMPAT : Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perkantoran


mempunyai Masalah Kesehatan dan Potensi bahaya yaitu:
a. potensi bahaya antara lain:
1. Fisik : bising, getaran, pencahayaan, radiasi
layar, komputer, elektrik dan lain-lain
2. Kimia : Partikel debu, cairan desinfektan, uap,
vapour, mist dan lain-lain
3. Ergonomi : posisi kerja tidak netral, gerakan
berulang, kelebihan beban dan lain-lain.
4. Psikososial : konflik antar rekan, stres kerja, shift,
beban kerja, karir dan lain-lain.
b. masalah kesehatan:
1. Penataan dokumen dan peralatan yang tidak aman;
2. Penataan Kelistrikan yang tidak aman;
3. Posisi kerja yang tidak ergonomis;
4. Penempatan Alat Pemadam api Ringan (APAR) yang
tidak sesuai;
5. Kondisi hidran gedung yang terhalang;
6. Kondisi tangga darurat yang tidak sesuai.

KELIMA : Dalam rangka mendukung pengendalian resiko yang


berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, nyaman, dan produktif maka setiap kantor
hendaknya memiliki tahapan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3):
a. penetapan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) perkantoran yang merupakan pernyataan tertulis
4

pimpinan kantor mengenai Kesehatan dan Keselamatan


kerja (K3);
b. perencanaan Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
perkantoran, minimal memuat tujuan dan sasaran,
skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan
sumber daya, jangka waktu pelaksanaan, indikator
pencapaian, system pertanggung jawaban;
c. pelaksanaan rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)perkantoran;
d. pemantauan dan evaluasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) perkantoran;
e. peninjauan dan Peningkatan kinerja Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) perkantoran.

KEENAM : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Gerung
pada tanggal

BUPATI LOMBOK BARAT,

H. FAUZAN KHALID

TEMBUSAN:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram;
2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat terkait.

Anda mungkin juga menyukai