Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PENYAKIT AKIBAT VIRUS

Dosen Pengampu :

Apt. Melzi Octaviani, M.Farm

Oleh Kelompok 1:

1. Aminah (2100054)
2. Ayylsa Vina Dwi Safira (2100058)
3. Marsya Arirda (2100074)
4. Melsa Pratiwi (2100076)
5. Mohd. Alfajar Hertiansyah (2100078)
6. Salsabila Aura Meilia Yuwirma (2100090)
7. Siti Imasita (2100093)
8. Woro Ayu Satiti (2100101)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Virus


2.2. Sejarah Virus
2.3. Struktur dan Anatomi Virus
2.4. Reproduksi Virus
2.5. Ciri Ciri Virus
2.6. Klasifikasi Virus
2.7. Penyakit Akibat Virus dan Cara Penanggulangan
2.8. Peranan dan Manfaat Virus Dalam Kehidupan
2.9. Parasitisme Virus
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Virus adalah mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki sel dan hanya
mempunyai kode genetic saja. Virus hidup sebagai parasite obligat yang
menginfeksi sel inang. Diluar sel organisme, virus hidup sebagai layaknya benda
mati tanpa tanda tanda kehidupan. Tetapi begitu menginfeksi sel, virus akan
berubah menjadi makhluk hidup terkecil yang ganas yang dapat membunuh sel
inang dan menyebabkan penyakit. Karena itu virus disebut sebagai patogen yaitu
mikroorganime penyebab penyakit.

Kata virus diambil dari kata latin Virulae yang artinya menular atau Virion
yang berarti racun. Kedua kata ini sama sama merujuk pada sifar dasar virus yang
mudah menilao dari satu sel ke sel yang lain serta bersifat racun karena dapat
menghancurkan sel yang di tularinya. Sebagai organisme aseluler, struktur virus
lebih sederhana dari mikroorganime bersel satu lainnya.

Karena vitus tidak memiliki inti sel sitoplasma, ataupun membrane sel. Virus
berupa partikel (molekuk_ yang disebut virion. Tubuh virus berupa Kristal atay
partikel ini lebih menunjukkan ciri mineral daripada ciri kehidupan. Oleh karena itu
ada tanggapan bahwa virus bukan makhluk hidup

Virus merupakan suatu agen infeksi berukuran mikroskopik yang


memperbanyak dirinya di dalam sel suatu organisme, yang bertujuan untuk
bertahan hidup, dengan cara memperbanyak dirinya. Virus terdiri dari 2 jenis, yaitu
enveloped dan non-enveloped virus. Contoh virus yang termasuk kategori
enveloped adalah virus influenza, Hepatitis B Virus (HBV), dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV), sedangkan yang termasuk kelompok
nonenveloped adalah Cowpea Chlorotic Mottle Virus (CCMV), dan Minute Virus
of Mice (MVM).

Lapisan tambahan pada enveloped virus memiliki peran penting dalam tahap
awal infeksi yang dilakukan oleh virus. Saat menuju sel inang (host cell), virus
akan menghadapi kondisi lingkungan yang keras seperti pengaruh suhu atau adanya
serangan dari suatu enzim. Oleh karena itu, cangkang memiliki peranan
penting sebagai pelindung genom (genom merupakan materi genetik pada virus).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Virus dan apa saja jenis nya?
2. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus?
3. Bagaimana bentuk, karakterisitk dan sifat virus?
1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu virus dan apa saja jenisnya
2. Mengetahui apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus
3. Mengetahui bagaimana bentuk, karakteristik dan sifar dari virus
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Virus

Virus adalah parasite intraseluler obligat dan ukurannya 20-200nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA dan DNA. Partikelanya secara
utuh disebut “VIRION” yang terdiri “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibitok. Virus merupakan partikel
yang bersifat parasite obligat pada sel/makhluk hidup aseluler (bukan merupakan sel)
berukuran sangan renik. Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan
di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda, ada yang bulat,
batang, polihidris dan seperti huruf T.

2.2. Sejarah Virus

Pada 1884, ahli mikrobiologi Perancis Charles Chamberland menemukan filter


(sekarangdikenal sebagai filter Chamberland atau Chamberland-Pasteur filter) dengan pori-
pori lebihkecil dari bakteri. Jadi, ia bisa melewati larutan yang mengandung bakteri melalui
filter dan benar-benar menghapus mereka dari solusi. Pada tahun 1892 ahli biologi Rusia
DmitryIvanovsky filter ini digunakan untuk mempelajari apa yang sekarang dikenal sebagai
virusmosaik tembakau. Eksperimen menunjukkan bahwa ekstrak daun hancur dari
tanamantembakau yang terinfeksi masih menular setelah penyaringan. Ivanovsky
menyarankan , infeksi mungkin disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri, tetapi
tidak mengejaride tersebut.

Pada tahun 1898 ahli mikrobiologi Belanda Martinus Beijerinck mengulangi percobaan


dan menjadi yakin bahwa ini adalah bentuk baru dari agen menular. Dia melanjutkan
untukmengamati bahwa agen dikalikan hanya dalam sel membagi, tetapi sebagai eksperimen
tidakmenunjukkan bahwa itu dibuat dari partikel, ia menyebutnya sebagai''contagium
vivumfluidum''(kuman hidup larut) dan re-kata memperkenalkan ''virus''. Beijerinck
menyatakan bahwa virus yang cair di alam, sebuah teori kemudian didiskreditkan oleh
Wendell Stanley,yang membuktikan mereka partikulat. dan Prancis-Kanada mikrobiologi
Félix d'Herelledijelaskan virus yang, ketika ditambahkan ke bakteri pada agar-agar, akan
menghasilkan bidang bakteri mati. Dia akurat diencerkan suspensi virus ini dan menemukan
bahwa pengenceran tertinggi (konsentrasi virus terendah), daripada membunuh semua
bakteri,terbentuk daerah diskrit organisme mati. Menghitung daerah-daerah dan mengalikan
denganfaktor pengenceran memungkinkan dia untuk menghitung jumlah virus dalam suspensi
asli.ada akhir abad kesembilan belas, virus yang didefinisikan dalam hal infektivitas
mereka,filterability, dan kebutuhan mereka untuk host hidup. Virus telah tumbuh hanya
dalamtumbuhan dan hewan.

Pada tahun 1906, Harrison menemukan sebuah metode untukmenumbuhkan jaringan di


getah bening, dan, pada tahun 1913, E. Steinhardt, C Israel, danRA Lambert menggunakan

3
metode ini untuk menumbuhkan virus vaccinia dalam fragmen jaringan kornea marmot. Pada
tahun 1928, HB Maitland dan MC Maitland tumbuh dalamsuspensi virus vaccinia ginjal ayam
cincang '. Metode mereka tidak banyak diadopsi sampai1950, ketika virus polio ditanam
pada skala besar untuk produksi vaksin.Terobosan lain datang pada tahun 1931, ketika ahli
patologi Amerika Ernest WilliamGoodpasture tumbuh influenza dan virus lain di telur ayam
dibuahi '. Pada tahun 1949 JohnF. Enders, Thomas Weller, dan Frederick Robbins tumbuh
virus polio dalam kultur selembrio manusia, virus pertama yang akan ditanam tanpa
menggunakan jaringan hewan padatatau telur. Pekerjaan ini memungkinkan Jonas Salk untuk
vaksin polio membuat efektif.Dengan penemuan mikroskop elektron pada tahun 1931 oleh
insinyur Jerman Ernst Ruskadan Max Knoll datang gambar pertama dari virus. Pada tahun
1935 ahli biokimia Amerikadan ahli virus Wendell Stanley memeriksa virus mosaik tembakau
dan menemukan hal yangakan sebagian besar terbuat dari protein. Beberapa waktu kemudian,
virus ini dipisahkanmenjadi bagian-bagian protein dan RNA.

Virus mosaik tembakau adalah orang pertama yang mengkristal dan struktur yang
karenanya dapat dijelaskan secara rinci. Gambar-gambar difraksi sinar-X pertama dari virus
mengkristal diperoleh oleh Bernal dan Fankuchen pada diperoleh oleh Bernal dan Fankuchen
pada tahun 1941 tahun 1941. Berdasarkan foto-fotonya, Rosalind . Berdasarkan foto-fotonya,
Rosalind Franklin menemukan struktur penuh dari virus Franklin menemukan struktur penuh
dari virus pada tahun 1955. Pada tahun yang sama, ahun 1955. Pada tahun yang sama, Heinz
Fraenkel-Conrat dan Robley Williams Heinz Fraenkel-Conrat dan Robley Williams
menunjukk menunjukkan bahwa virus mosaik tembakau an bahwa virus mosaik tembakau
dimurnikan RNA dan protein mantel yang dapat dimurnikan RNA dan protein mantel yang
dapat merakit sendiri untuk membentuk virus t sendiri untuk membentuk virus fungsional,
menunjukkan bahwa mekanisme ini sederhana mungkin bagaimana virus na mungkin
bagaimana virus dirakit dirakit dalam sel tuan rumah mereka.

Paruh kedua abad kedua puluh adalah masa keemasan penemuan virus dan sebagian
besar 2.000 spesies yang diakui binatang, tanaman, dan virus bakteri yang ditemukan selama
bertahun-tahun. Pada tahun 195  bertahun-tahun. Pada tahun 1957, kuda arterivirus 7, kuda
arterivirus dan penyebab diare virus Bovine dan penyebab diare virus Bovine (pestivirus a)
ditemukan. Pada tahun 1963, virus hepatitis B ditemukan oleh Baruch Blumberg, dan di tahun
1965, Howard Temin dijelaskan retrovirus pertama. Reverse transcriptase, enzim kunci yang
digunakan untuk menerjemahkan retrovirus RNA ke dalam DNA, pertama kali dijelaskan pada
tahun 1970, secara independen oleh Howard Temin dan David Baltimore. Pada tahun 1983
Luc Montagnier tim di Institut Pasteur di Prancis, pertama kali diisolasi sekarang disebut
retrovirus HIV.

2.3. Struktur dan Antomi Virus

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai
dengan beberapa ratu untuk yang terbesar.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia

berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan

adalah RNA yang beruntai tunggal.Bahan genetik virus


diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung

tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat

(sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein

yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein

yang disebut kapsomer.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein

nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak,

setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks

sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini

disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan

lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus

melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian- bagian ini berfungsi dalam pengikatan

pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.Kapsid virus sferik

menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan

asam nukleat seperti virus heliks.

Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400

nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri

ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus

sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh,

virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk

kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat

diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung

terlibat dalam penginfeksian sel.Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak,

beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi

inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi

kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi

juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein

selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di

dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein

yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan

oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.Partikel lengkap virus disebut

virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen


selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

2.4. Reproduksi Virus

Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik.
SIKLUS LITIK

Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):

  1. adsorbsi & penetrasi

2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel


3. Replikasi DNA virus

4. Pembentukan kapsid

5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage

6. Lisis

Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain

siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama

karena menyangkut penghancuran sel inangnya.Siklus litik, secara umum

mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi dan penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis.

Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit

Tahapan Siklus :

1. Adsorbsi & penetrasi

Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor

protein untuk menempel pada inang spesifik.Setelah menempel, virus kemudian akan

melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus

akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.

2. Replikasi (Biosintesis)

Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktian

DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu

menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk
melanjutkan proses reproduksinya.DNA dari virus, akan menjadikan sel inang

sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus

untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke

dalam virus baru yang sedang dibuat.Molekul-molekul protein (DNA) yang telah

terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang

dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus

3. Lisis

Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang.

Ratusan virus- virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan

menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan

jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan

mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel- sel lain dan siklus akan

berulang kembali.

SIKLUS LISOGENIK

Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus
lisogenikk.

Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus lisogenikk,


perbedaannya yaitu sel inangnya tidakdak hancur tetapi disisipi oleh asam
nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk
provirus.Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu
adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus:

a. Adsorpsi dan penetrasi

Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang
spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus
melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik
yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.

b. Penyisipan gen virus


Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang
kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan
tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut
profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan
bereplikasi.

c. Pembelahan sel inang


Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus
yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun
akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat
banyak.
Hubungan dengan siklus lisogenik

Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Lisogenik dalam


kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.

E.CIRI-CIRI VIRUS
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Virus bersifat aseluler (Tidak mempunyai sel)

2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni
berkisar antara 20 mµ

- 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya


diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat
mencapai 50.000 X.

3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau
DNA)

4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya


sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang,
silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong
dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.

5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi
tubuh, dan serabut ekor.

6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid

7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti


sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada
manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.

9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi


dapat dikristalkan.

E.KLASIFIKASI VIRUS
Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam
nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya
pikornavirus yang menyebabkan polio dan influuenza) atau berunting ganda
(misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya
berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada
adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).

Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting
positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan
bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus
RNA berunting negatiff (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak
sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion
transkriptase; dan retrovirus, yang berunng + dan dapat bertindak sebagai
mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis
DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok
retrovirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab
AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda
permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.

Tingkat klasifikakasi virus:

ordo – famili – subfamili – genus – species – strain/tipe

Untuk saat ini, klasikasi virus yang penng hanya dari ngkat
famili ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya

 Poxviridae

 Herpesviridae

 Parvoviridae

Retroviridae

Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui


jalur faecal/oral dan melalui udara.Genus memiliki nama dengan akhiran –
virus .

Misalnya, famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus:

 Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3


 Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
 Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
 Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
 Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitis A

Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit


dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur
subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang
berbeda, termasuk:

 HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1


 HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
 SIV, Simian Immunodeficiency Virus
 FIV, Feline Immunodeficiency Virus
 BIV, Bovine Immunodeficiency Virus

 Visna (domba)
 EIAV (kuda)
 CAEV (kambing)

Dasar-dasar klasifikaskasi secara taksonomi.

Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya


selubung), sifat-sifat fisika kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas
terhadap temperatur dan konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan
materi genetik yang tersegmentasi ( segmented sequence ), pemetaan posisi
restriksi ( restriction map ), modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi
dan fungsi protein), sifat-sifat antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa
saja yang menjadi inangnya, cara penularan, cara perpindahan, dsb.),
semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi virus.
G. CONTOH dan PENANGGULANGAN VIRUS

 VIRUS PADA MANUSIA :


1.HIV (Human Immunodeciency Virus)

Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut
mempunyai

suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai
cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung
dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami
replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.
AIDS (Acquired Immune Deticiency Syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh
yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeticiency Virus). Virus HIV adalah
virus kompleks yang rnempunvai 2 molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut diduga
kuat berasal dari virus kera afrika yang telah mengalami mutasi. Walaupun AIDS sangat
mematikan, penularannya tidak semudah penularan virus lain. Virus HIV tidak ditularkan
melalui kontak biasa seperti jabat tangan, pelukan, batuk, bersin, peralatan makan dan
mandi, asalkan tidak ada luka di kulit.Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui
luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Gejala awal ditandai oleh
pembesaran nodus limfa. Penyakit yang umumnya diderita adalah pneumonia, diare,
kanker, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Pada penderita, virus HIV banyak
terkonsentrasi di dalam darah dan cairan mani. Sekali virus menginfeksi penderita, virus
akan tetap ada sepanjang hidup penderita.

Pengobatan alternatif

Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah
perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala,

14
misalnya kelainan syaraf tepi ( peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau
nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV. Tes-tes uji acak klinis

terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa
tanamantanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi
malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius. Beberapa data
memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi
perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang
menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada orang-orang yang
memiliki status nutrisi yang baik.[94] Suplemen vitamin A pada anak-anak kemungkinan
juga memiliki beberapa manfaat. [94] Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian dapat
menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah CD4.
Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan antivirus
yang standar, tetapi dak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif
memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat
meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis
dari beragam terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari
pemakaiannya.
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya simtoma hipotiroksinemia pada
penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan
asupan hormon tiroksin. Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme
basal sel eukariota dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.

2. Polio

Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Virus pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV). Virus
ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.

15
Virus polio termasuk genus enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral
tanpa sampul dengan genome RNA single stranded messenger molecule. Single RNA ini
membentuk hampir 30 persen dari virion, dan sisanya terdiri dari 4 protein besar (VP1-4)
dan satu protein kecil (Vpg). Penyebab virus polio terdiri atas tiga strain, yaitu strain 1
(brunhilde—yang paling paralitogenik atau paling ganas), strain 2 (lanzig—yang paling
jinak), strain 3 (leon). Penyakit polio terbagi atas tiga jenis yaitu polio non-paralisis,
spinal, dan bulbar.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan
larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Tetapi pada keadaan beku,
dapat bertahun-tahun masa hidupnya.
Cara Penularan:

Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses (fekal-
oral).
Atau bisa juga melalui mulut dengan mulut (oral-oral).

Cara Pencegahan:

16
· Menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari virus ini.

· Melakukan vaksinasi polio bagi para balita

3. Herpes Simplex

Virus herpes adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit. Ditandai
dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit sembab dan eritematosa pada
daerah dekat mukokutan.
Ada dua tipe virus yang sering menginfeksi, yaitu HSV-Tipe I (Herves Simplex Virus Type
1) dan HSV-Tipe II (Herves Simplex Virus Type 2). HSV-Tipe 1 biasanya menginfeksi
daerah mulut dan wajah (oral herpes), sedangkan HSV-Tipe 2 biasanya mengifeksi
daerah genital dan sekitar anus.
Obat-obatan topikal sering dipakai, seperti: povidion iodine, idoksuridin (IDU), sitosin
arabinosa atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin. Pelarut organik: Alkohol 70%,
eter, timol 40%, dan klorofom. Obat-obatan antivirus seperti Acyclovir diindikasikan

dalam manajemen infeksi HSV primer dan pada pasien dengan imunosupresif. Cara
Penularan:

· Melalui kontak tisik dengan penderita, seperti: hubungan seksual, berciuman (bila herpes di
mulut), maupun oral seks.
Cara Pencegahan:

· Selalu menjaga higienis (kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan
wanita secara teratur).
· Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.

· Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS (Penyakit

Menular Seksual).

· Mintalah jarum suntik baru tiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum
suntik.

17
4. Virus Ebola

Ebola (Virus Kongo) adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan

juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat
mematikan. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di
Kongo. Virus ini mulai menular dari salah satu spesies kera di Kongo kemudian mulai
menyebar ke

manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1
minggu karena saking ganasnya virus ini.
Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina. Suatu
ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari Kongo, ketika mengetahui virus
ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-mana, dan
sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Gejala awal vang ditimbulkan ebola mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala,
nyeri otot, dan hilang nafsu makan.Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu
virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.Sebagai
akibatnva sel darah yang mati akan menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit
memar, rnelepuh, dan seringkali larut seperti kertas basah.
Pada hari ke-6, darah keluar dari mata, hidung, dan telinga. Selain itu penderita memuntahkan
cairan hitam vang merupakan bagian jaringan dalam tubuh yang hancur.
Pada hari ke-9, biasanva penderita akan mati.

Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah,

feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum
diketahui, demikan pula bagaimana prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup
di atmosfer selama beberapa menit. kemudian akan mati oleh radiasi uliraviolet.

Gejala:

· Demam, sakit kepala, nyeri otot.

· Mual, muntah, sakit perut.

· Pendarahan di luar dan dalam anus.

18
· Timbul bercak-bercak merah pada badan, muka, dan lengan.

· Terjadi peradangan hati, ginjal rusak, dan penurunan jumlah trombosit secara drastis.

Cara Penularan:

· Melalui kotak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.

Cara Pencegahan:

· Menghindari bepergian ke daerah yang dilanda wabah ebola atau daerah yang memiliki
riwayat wabah ebola.
· Menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien/orang yang terinfeksi ebola seperti

darah, feses, air liur, cairan muntahan, air kencing, bahkan keringat. Tidak berhubungan
langsung (bersentuhan) dengan pasien ebola.
· Bila terpaksa kontak langsung, harus menggunakan pelindung diri (proteksi diri) seperti kaca
mata, masker, pakaian khusus, sepatu boot dan sarung tangan.
5.SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian besar media masa
dunia. Pada awalnya peneliti di Cina mengatakan kalau penyebabnya adalah bakteri
Chlamydia. Namun setelah itu peneliti dari Hongkong dan beberapa peneliti dari negara
lainnya menduga bahwa ada dua kemungkinan penyebabnya, yaitu Coronavirus dan
Paramyxovirus. Setelah melalui masa yang cukup lama, akhirnya WHO mengumumkan
bahwa yang menjadi dalang SARS adalah Coronavirus.
Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena
itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-
pori lebih kecil dari 100 nm.

Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA.
Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih
cepat dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai
1011 nukleotida seap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4.
Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang
sudah bermutasi.

19
Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing,
kucing, tikus, kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini
umumnya juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya
pada manusia.
Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil
analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan
bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya, Coronavirus yang
menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari
mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS.
Cara Penularan:

· Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke orang yang ada di dekatnya.

Cara Pencegahan:

· Menjaga kekebalan tubuh agar tetap tinggi dan kuat, yaitu dengan makan makanan bergizi
dan dur yang cukup untuk mempertinggi sel imunitas.
· Menjaga udara sekeliling bebas virus: Udara yang masuk ke dalam air conditioner (AC)
terlebih dahulu dilewatkan ke sistem yang bertemperatur tinggi (300 oC) agar semua virus
dan bakteri menjadi mati, baru dialirkan ke AC, sehingga diperoleh udara yang sesuai
dengan temperatur yang diinginkan.
· Memakai masker di dekat orang yang terkena SARS, sebisa mungkin menjauhinya. Masker
yang efekf adalah masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.
6.Flu Singapura (oleh Enterovirus 71)

Flu Singapura sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit jari, kaki, tangan, dan mulut (KTM).

Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus RNA yang masuk dalam
keluarga Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ) dan Genus Enterovirus (non Polio).

Enterovirus merupakan penyakit tangan, kaki, dan mulut, apabila diabaikan maka bisa
menjadi Radang Otak. Gejala serangan Enterovirus sangat mirip gejala itu biasa sehingga
sulit dideteksi seperti demam yang kadang disertai pusing dan lemas serta nyeri.
Namun, penting untuk diketahui oleh para orang tua, bahwa virus penyebab itu singapura
secara umum ada dua macam, yakni Enterovirus coxsackie A16 dan Enterovirus 71.

20
Jika terinfeksi virus Enterovirus coxsackie A16, tidak perlu khawatir karena tidak
menyebabkan kematian dan dapat ditangani hanya dengan rawat jalan.
Namun, jika pengidap terinveksi Enterovirus 71, maka harus mendapatkan perawatan lebih
intensif. Sebab, virus ini lebih berbahaya dari sebelumnya. Bahkan, jika terjadi
komplikasi dapat menyebabkan penderita meninggal dunia.
Gejala:

· Demam, batuk, pilek.

· Pegal-pegal dan mudah lelah.

· Timbul bisul kecil dan bintik-bintik merah di kulit.

Cara Penularan:

· Melalui kontak langsung, seperti: doplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta.

· Melalui kontak tidak langsung: dari barang-barang yang terkontaminasi oleh sekresi itu.
Melalui hewan: lalat dan kecoak.
Cara Pencegahan:

· Orangtua sebaiknya mencuci tangan dengan bersih dan benar sebelum menyentuh bayi untuk
menghindari bayi dari virus, dan mengajarkan cuci tangan yang benar kepada anaknya.
· Mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet, atau
menggan popok.
· Membersihkan bagian tangan dan kaki terutama bagian yang sering menjadi sarang kuman.
7.AIDS ( Acquired Immunodefciency Syndrome)

AIDS adalah kumpulan kelainan tubuh yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan
tubuh. Lemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh serangan HIV
(Human Immunodeticiency Virus) terhadap sel-sel pembentuk kekebalan, yaitu sel darah
putih.

Virus HIV pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat, Michale S. Gotilieb
dan Frederick P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan dan dibiakkan di
dalam sel darah putih penderita. Di dalam sel darah putih tersebut, setelah dua sampai
tiga minggu, HIV dapat menghasilkan virus baru.

Cara Penularan:

· Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke pasangannya.

21
· Melalui transfusi darah.

· Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam kandungan.

Cara Pencegahan:

· Hindari sentuhan langsung terutama dengan darah, sperma, air liur, air seni, air mata,
ataupun cairan lain dari tubuh penderita AIDS.
· Wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri dari penderita AIDS, karena
berbahaya bagi dirinya dan bayinya.
· Hindari pemakaian alat, pakaian, dan benda-benda lain yang digunakan oleh orang yang
menderita AIDS atau yang berisiko tinggi terhadap virus AIDS.
8. Demam Berdarah

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam

akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geogratis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksisilang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat
terjadi.
Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

Gejala:

· Munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam.
Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang.
· Sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada
sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan
sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tnggi.
· Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /
menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada

tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

22
3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan
dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,
dubur, dsb.

4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok.
Bentuk ini sering berujung pada kemaan.

Cara Penularan:

· Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit/menghisap darah orang yang
sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam darahnya terdapat virus
Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus Dengue.)

· Melalui orang yang mengandung virus Denguetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan
menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypty .
· Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk
termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus
itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
Cara Pencegahan:

· Menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Menguras bak mandi
setiap seminggu sekali.

23
· Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik
nyamuk.
· Menutup wadah yang dapat menampung air

· Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang
cukup.
· Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate
akan mematikan jentik pada air.
· Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau
panas tinggi.
9.Campak

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak

golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari
setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi seap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernaha
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Gejala:

· Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak
Koplik

- nyeri otot - mata merah ( conjucvis )

· 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam

24
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke
batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
· Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu

tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segera a menghilang.
· Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.

Cara Penularan:

· Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang
keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas.
Cara Pencegahan:

· Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi.

· Hindari penderita, karena campak dapat ditularkan melalui saluran pernapasan. Virus
campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada
saat bersin, bantuk, dan bernapas.
10. Cacar Air

Cacar air (varisela, chickenpox ) adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam
kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi
cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.

Penyebabnya adalah virus Varicella zoster . Virus ini ditularkan melalui percikan ludah
penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi
(diasingkan).

25
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan dak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu
kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster .
Gejala:

· Demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.

· Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.

· Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama
kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota
gerak dan wajah.

· Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding
tipis.
Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika
lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu
kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
· Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih
dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri
terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan
menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa
muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.
Cara Penularan:

· Sentuhan

· Droplet : bila penderita cacar air batuk / pilek / bicara ia mengeluarkan semacam liur tapi
dalam ukuran super kecil. Droplet ini masuk ke tubuh orang sehat, terus tinggal di situ 7 -
10

hari.
· Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau berkembang tp dengan
pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia tidak merasa pernah kena cacar
air padahal dia sebenarnya sudah kena tapi nggak pernah muncul ke kulit.

26
· Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke permukaan
&

jadilah cacar air.

Cara Pencegahan:

· Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan
bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Penyakit ini erat
kaitannya dengan kekebalan tubuh.
· Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko
nggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa
diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela
biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
11. Gondong

Gondong (Mumps, Paroti tis epidemika) adalah penyakit menular, disebabkan oleh virus
(Myxovirus paroti tidis), berlangsung cepat (akut) yang ditandai dengan pembesaran

kelenjar ludah, terutama kelenjar di bawah telinga (parotiss). Gejala:


· Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam, sakit kepala, nyeri
otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan
adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
· Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (partiss) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.
· Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.

· Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar
di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah
zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
Cara Penularan:

· Kontak langsung

· Percikan ludah (droplet)

· Muntahan
· Air seni (kencing)

27
Cara Pencegahan:

· Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela) yang
diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR tidak menimbulkan panas
dan efek lainnya. Imunisasi dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang
belum menderita Gondong.

VIRUS PADA HEWAN :

1.Newcastle Disease (NCD)

Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang
disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini
biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm.
Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat
pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan
cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah)
dan sangat patogen.
Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan
keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau
musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah
masuk.
Gejala:

· Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara
mencicit seperti ayam tercekik.
· Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi
encer dan hijau.
· Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu
memutarmutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga
kelumpuhan.
· Pial dan balung berwarna kebiruan.
Cara Penularan:

· Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya.

28
· Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang tercemar virus
tersebut.
· Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkan adanya feses yang
tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan virus NCD dapat terjadi melalui
oral akhibat ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung
melalui
pakan atau minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang
telah mengering.
Cara Pencegahan:

· Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu:

1) Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif melalui
tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif
yang disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-
0,25 CC pada waktu yang sama.
2) Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan vaksinasi (revaksinasi) dengan vaksin aktif
galur lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum.
3) Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur ayam tiga
bulan atau empat bulan atau setiap akan memasuki bulan peralihan.
· Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan ayam, jangan

memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa
penyakit.
2. Rabies

Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik
dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam
serotipe 1, serotipe 2 ( Lagos bat virus), serotipe 3 ( Mokola rhabdovirus), dan serotype 4
( Duvenge rhabdovirus).

Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis
yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka
yang terkena air liur hewan penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah
menjadi lebih agresif/ ganas dan dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya,
bila ditemukan gejala klinis dan penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian,
baik pada hewan maupun manusia.
Gejala pada hewan:

29
· Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.

· Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan,
rahang

bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.


· Kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak terlihat.

· Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan terjadi dalam beberapa
jam.

Gejala pada manusia:

· Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak
bisa tidur.
· Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, bicara
tidak karuan, dan selalu ingin bergerak
· Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras dan cahaya serta udara.

· Air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar.
· Kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya
penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul.
Cara Penularan:
· Melalui air liur yang mengandung virus rabies.

Cara Pencegahan:
· Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan benar. Jika tidak dipelihara dengan
baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan atau para pecinta hewan.
· Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau Petugas Dinas Peternakan
setempat.

30
· Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan vaksinasi secara rutin 1-2 kali setahun
tergantung vaksin yang digunakan, ke Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau
Dokter Hewan Praktek.
· Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin setelah umur 12 minggu, lau 12 bulan
setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3 tahun dengan vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing
harus

vaksin inaktif.
· Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di tempat umum dan
dianggap membahayakan manusia.
· Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan anjing, kucing, dan hewan yang dicurigai
menderita rabies.
· Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rabies.

· Menempatkan hewan didalam kandang, memperhatikan serta menjaga kebersihan dan


kesehatan hewan.
· Setiap hewan yang beresiko rabies harus diikat/dikandangkan dan tidak membiarkan
anjing

bebas berkeliaran.
· Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang tidak lebih dari 2 meter bila tdak
dikandang atau saat diajak keluar halaman rumah.
· Tidak menyentuh atau memberi makan hewan yang ditemui di jalan
· Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah masuknya anjing, kucing atau hewan
sejenisnya dari daerah yang tertular rabies.
· Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi menggunakan 1:32 larutan (4 ounces per
gallon) dari pemutih pakaian untuk menginaktifkan virus dengan cepat.
3. Papillomatosis (Kul pada Sapi)

31
Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal
dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma Virus (BPV) dikenal ada 6
strain yang masing-masing menyebabkan lesi pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1
biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung, putting dan gland penis. BPV2
menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4
pada saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada
putting.
Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil

· Tag shaped

· Pedunculated (stalked)
· Sessile (squat)

· flat

Papillomatosis sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti antrax atau SE tetapi
lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit kutil biasanya akan
hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh
tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada daerah moncong, leher, daun telinga,
pantat, kaki dan puting.
Cara Penularan:

· Kontak langsung.

· Gigitan lalat (serangga).

· Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi melewati tangan pemerah atau melalui
mesin perah.
Cara Pencegahan:

· Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada puting yang sakit juga bisa

mengendalikan penyebaran penyakit ini.


· Menjaga kebersihan selama proses pemerahan.

· Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan celup putting yang baik dari
golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Virus pada TUMBUHAN :

1. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneraon)

32
Disebut juga “ greening ” kini namanya secara internasional telah dibakukan menjadi

“ Huang Lung Bin” atau kira-kira berarti penyakit yang menyebabkan daun berwarna kuning.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu bakteri perusak jaringan phloem yang tidak dapat
dikulturkan disebut Liberobacter asiaticum dan berbeda dengan yang berkembang di
benua Afrika yaitu Liberobacter africanum.
Gejala:

· Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung
yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas.
· Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung
yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas.

· Kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat ke atas, daun menjadi lebih
kecil dan ditemukan gejala khas CVPD yaitu blotching, mottle, belang-belang kuning
berpola tidak teratur pada helai daun yang agak berbeda dengan gejala defisiensi hara Zn,
Mn, Fe atau Mg.

Cara Penularan:

· Penularan penyakit CVPD dilakukan oleh serangga vektor Diaphorina citri dari satu tanaman

ke tanaman lain setelah melalui:

1) periode makan akuisisi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman
sakit sampai mendapatkan patogen,
2) periode makan inokulasi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman
sehat sampai dapat menularkan patogen dan,
3) periode retensi yaitu selang waktu vektor masih dapat menularkan patogen. Selanjutnya
ditambahkan ketepatan vektor menusukkan stiletnya pada bagian tanaman sakit dan
proporsi vektor yang infektif mempengaruhi laju penularan penyakit CVPD.
Cara Pencegahan:

· Melarang peredaran bibit yang tidak jelas asal usulnya.


· Melarang memasukkan bibit jeruk dari daerah serangan endemis ke daerah lain.

· Membersihkan dan sanitasi kebun terhadap inang lain dan membongkar tanaman sakit serta
memusnahkannya.
· Menggunakan insektisida untuk mengendalikan vektornya.

2. Mosaik pada Tembakau

33
Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain.
Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti
mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular,
seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali
ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang
diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika
ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun
tidak dapat menembus -dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular.
Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala
tersebut. Martinus
Beijerinckmengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley

(1935) dari Institut Rockefeller AS.


Gejala:

· Agak tergantung pada tanaman inang dan dapat termasuk mosaik.

· Bintik-bintik, nekrosis, pengerdilan, daun keriting, dan menguning dari jaringan


tanaman.

Cara Penularan:

· Melalui tangan pekerja yang telah terkontaminasi oleh cairan tembakau yang telah kena

penyakit Mosaik.
Cara Pencegahan:

· Tidak merokok sambil menangani tanaman, karena cerutu, rokok, dan tembakau pipa bisa
terinfeksi virus Mosaik tembakau.
· Melakukan sanitasi.

· Memotong tanaman yang terinfeksi agar tidak menyebar.

· Mensterilkan alat dan bahan yang digunakan untuk memotong.

3. Penyakit Tungro

Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice

Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus
(RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat
menginfeksi tanaman secara bersama-sama.

34
Gejala:

· Tanaman padi menjadi kerdil, daun berwarna kuning sampai kuning jingga disertai bercak
bercak berwarna coklat.
· Perubahan warna meluas mulai dari ujung ke bagian pangkal.

· Terjadi penurunan jumlah malai per rumpun.

Cara Penularan:

· Ditularkan melalui wereng hijau. Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang
paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya.
Cara Pencegahan:

· Menanam varietas tahan, artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau
penularan virus oleh wereng hijau.
· Memusnahkan tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar luas.

· Menggunakan insektisida sistemik butiran (carbofuran).

· Tidak membuat persemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau
di persemaian.
H. PERANAN dan MANFAAT VIRUS DALAM KEHIDUPAN

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi geneka. Melalui

terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh) disebut vaksin. Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, hepas B,
inuenza, cacar, dan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong,
dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit
infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini dak ada makhluk hidup yang
tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya.
Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan
penyakit.
MANFAAT :

1 . An bakterial

Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu, misalnya bakteri pengganggu pada


produk makanan yang diawetkan.

35
2 . Pembuatan insulin

Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke
bakteri sehingga bakteri tersebut berbiak dengan cepat dan sekaligus memproduksi
insulin atau zat lain.

3 . Pembuatan vaksin

Contoh kasus pada akhir tahun 1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui
dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena cacar sapi
(penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten terhadap infeksi cacar
sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan jarum yang mengandung cairan
dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki.
Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar
sangat mirip sehingga sistem imun dak dapat membedakan adanya parkel asing.
Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin
rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan

I. PARASITISME VIRUS

Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi
oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan
melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus
polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang
memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi
oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan
mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan
kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa.
Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran
inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus
terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak
genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan
transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama

36
penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor
DNA terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).

37
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki

perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus.

38
mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel
dan banyak

jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk

jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti
sel).

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik.


Pada tahun 1883, Adolf Mayer menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular. Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari
biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky
menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri
masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua
kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil
sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang
dapat menembus saringan. Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil
mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus.

Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):
1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme subselular
yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom),
sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat
genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai
ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan genetik
kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi
menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.

Klasifikasi Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus
Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi

39
menurut kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada
adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).
Contoh-contoh virus yaitu : HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu
retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes merupakan
virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. Virus influenza
dan Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi
menjadi mARN penyebab penyakit campak dan gondong.

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen,
gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus
Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).
Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan.

Penyakit pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran
pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus
rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired
immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya
daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara
khusus menyerang sel darah putih. Selain itu, penyakit hewan akibat virus yaitu penyakit
tetelo penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV), penyakit kuku dan
mulutPenyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma

virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan akibat virus diantaranya :
penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk, dan vein phloem
degeneration (CVPD).

Virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif
adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan
obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh
bakteri atau virus.

40
DAFTAR PUSTAKA

Http://bacainfomu.blogspot.com/2014/02/makalah-tentang-
virus.html#sthash.pijfR29q.dpuf
http://id.wikipedia.org/wiki/daur_litik
http://www.food-info.net/id/virus/biochem.ht
http://mediacastore.com/apotik_online/kemoterapi_antimikroba/anti_virus.htm

41

Anda mungkin juga menyukai