PENDAHULUAN
1.1 Maksud
1.1.1 Memahami tentang bentang alam vulkanik
1.1.2 Membuat deliniasi bentang alam vulkanik pada peta topografi
1.1.3 Menghitung persentase kelerengan yang ada pada bentang alam vulkanikdan
mengelompokkannya berdasarkan klasifikasi Van Zuidam.
1.1.4Mengetahui interpretasi peta topografi pada bentang alam vulkanik
1.2 Tujuan
1
IK = × skala peta
2000
1
IK = × 25000 = 12,5
2000
∆H = nkontur × IK
∆𝐻
% lereng = × 100%
𝑑𝑋
Panjang sayatan 1 = 2 cm
∆H = 12 × 12,5 =150
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
150
% kelerengan = x100% = 30%
500
Panjang sayatan 2 = 2 cm
∆H = 12 × 12,5 = 175
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
175
% kelerengan = 500 x100% = 35%
Panjang sayatan 3 = 2 cm
∆H = 12 × 12,5 =150
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
150
% kelerengan = 500 x100% = 30%
Panjang sayatan 4 = 2 cm
∆H = 17 × 12,5 =212,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
212,5
% kelerengan = x100% = 42,5%
500
Panjang sayatan 5 = 2 cm
∆H = 18 × 12,5 =225
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
225
% kelerengan = 500 x100% = 45%
1
IK = × skala peta
2000
1
IK = × 25000 = 12,5
2000
∆H = nkontur × IK
∆𝐻
% lereng = × 100%
𝑑𝑋
Panjang sayatan 1 = 2 cm
∆H = 24 × 12,5 =300
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
300
% kelerengan = 500 x100% = 60%
Panjang sayatan 2 = 2 cm
∆H = 18 × 12,5 =225
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
225
% kelerengan = 500 x100% = 45%
Panjang sayatan 3 = 2 cm
∆H = 18 × 12,5 =225
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
225
% kelerengan = 500 x100% = 45%
Panjang sayatan 4 = 2 cm
∆H = 21 × 12,5 =262,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
262,5
% kelerengan = x100% = 52,5%
500
Panjang sayatan 5 = 2 cm
∆H = 23 × 12,5 =287,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
287
% kelerengan = 500 x100% = 57,5%
1
IK = 2000 × skala peta
1
IK = × 25000 = 12,5
2000
∆H = nkontur × IK
∆𝐻
% lereng = 𝑑𝑋 × 100%
Panjang sayatan 1 = 2 cm
∆H = 14 × 12,5 =175
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
175
% kelerengan = 500 x100% = 35%
Panjang sayatan 2 = 2 cm
∆H = 13 × 12,5 =162,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
162,5
% kelerengan = x100% = 32,5%
500
Panjang sayatan 3 = 2 cm
∆H = 9 × 12,5 =112,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
112,5
% kelerengan = x100% = 22,5%
500
Panjang sayatan 4 = 2 cm
∆H = 13 × 12,5 =165,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
162,5
% kelerengan = x100% = 32,5%
500
Panjang sayatan 5 = 2 cm
∆H = 10 × 12,5 =125
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
125
% kelerengan = 500 x100% = 25%
Peta topografi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah peta topografi
daerah wedas lintang G silubung dan sekitarnya.
Pada daerah dengan kontur rapat juga sedikit ditemukannya jalan bila
dilihat dari peta topografi, hal ini menunjukan bahwa pada daerah dengan
kontur rapat memiliki kelerengan yang curam sehingga tidak dapat dijadikan
sebagai pemukiman. ada wilayah delinasi bentang alam vulkanik ini
mencakup daerah dengankelerengan yang tinggi, ditunjukkan dengan kontur
yang sangat rapat, semakinlandau kelerengannya maka semakin renggang
jarak antar kontur, begitu puladengan bentang alamnya. Warna merah tua
menunjukkan dataran pada petatopografi tersebut adalah sebuah dataran
tinggi. Dataran tinggi tersebut termasuk dataran tinggi yang berbukit terjal.
Pada daera berwarna merah tua tersebut dibuat5 sayatan yang memotong lima
kontur yang berurutan. Hal ini hanyalah sebagaisampel saja dari daerah yang
dipetakan. Dari setiap sayatan dihitung persentase kelerengannya dengan
menggunakan perhitungan morfometri seperti diatas.Setelah itu dihitung juga
presentase rataan nya dari satu delinasi ini saja. Setelahdihitung rerata
presentasenya didapat sekitar 44 %, dalam klasigfikasi VanZuidam termasuk
ke dalam satuan daerah berbukit sangat terjal. Sedangkan untuk
Berdasarkan perhitungan morfometri dan beda tinggi pada daerah berkontur rapat
di dapatkan data yang menunjuan bahwa daerah berkontur rapat tergolong dalam
relief pegunungan terjal
Daerah yang berkontur rapat pada peta topografi menunjukan lereng yang curam,
sedangkan daerah yang berkontur renggang pada peta topografi menunjukan
lereng yang landau
Ciri ciri bentang alam vulkanik jika dilihat dari kenampakan peta topografi
adalah, memiliki pola pengaliran yang radial, memiliki pola kontur yang
renggang dan rapat yang signifikan sehingga membentuk kerucut
Jika dilihat dari peta topografi, pengaliran memiliki garis garis yang khas jika
dilihat dari garis-garisnya, sedangkan pada jalan memilik garis yang lebih patah-
patah.
Pada daerah berkontur rapat sedikit ditemukannya jalan karena curamnya
kelerengan yang menghambat akses jalan, sedangkan pada daerah berkontur
renggang ditemukannya banyak jalan, karena pada daerah dengan kontur
renggang berpotensi untuk dijadikan pemukiman penduduk dan terdapat
banyaknya aktivitas penduduk.