Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PERHITUNGAN MORFOMETRI

Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuklahan, sebagai


aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga klasifikasi semakin tegas
dengan angka angka yang jelas, berikut meerupakan rumus :
Rumus : Keterangan :

=
1
IK = Interval Kontur
2000
d = Panjang kontur sebenarnya
=
n = jumlah kontur tiap sayatan
=
= beda tinggi tiap kontur
% = 100%
% = persen lereng
persen lereng
Rata-rata kelerengan =
Beda Ketinggian = Top Hill Low Hill

4.1 Kontur Rapat


Tabel 4.1 Hasil perhitungan morfometri di kontur rapat

Garis IK (m) h (m) Panjang d (m) Persen lereng


Kontur kontur (cm)
1 12,5 62,5 0,7 175 35,7%
2 12,5 62,5 0,6 150 41,6%
3 12,5 62,5 1 250 25%
4 12,5 62,5 0,7 175 35,7%
5 12,5 62,5 0,8 200 31,25%
Rata-rata 12,5 62,5 0,76 190 33,85% (Berbukit
Terjal, Van
Zuidam, 1983 )
Beda Tinggi 770m 460m = 310m (Berbukit Terjal, Van Zuidam, 1983)

Penjelasan tabel :

11
Nilai d :
d1 = panjang sayatan x skala = 0,7 x 25.000 = 17.500 cm = 175 m

d2 = panjang sayatan x skala = 0,6 x 12.000 = 15.000 cm = 150 m

d3 = panjang sayatan x skala = 1 x 25.000 = 25.000 cm = 250 m

d4 = panjang sayatan x skala = 0,7 x 25.000 = 17.500 cm = 175 m

d5 = panjang sayatan x skala = 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200 m

Persen lereng :
62,5
%1 = x 100% = x 100% = 35,7%
175

62,5
%2 = x 100% = x 100% = 41,6%
150

62,5
%3 = x 100% = x 100% = 25%
250

62,5
%4 = x 100% = x 100% = 35,7%
175

62,5
%5 = x 100% = x 100% = 31,25%
200

35,7%+41,6%+25%+35,7%+31,25%
Rata-rata kelerengan = = 33,85%
5

Dikarenakan nilai rata-rata kelerengan sebesar 33,85% maka daerah ini


tergolong Berbukit Terjal ( Van Zuidam, 1983 )
Beda ketinggian Top Hill Low Hill = 770m 460m = 310m
Dikarenakan nilai dari beda ketinggian sebesar 310m maka daerah ini
tergolong Berbukit Terjal ( Van Zuidam, 1983 )

4.2 Kontur Renggang


Tabel 4.2 Hasil perhitungan morfometri di kontur renggang

12
Garis IK (m) h (m) Panjang d (m) Persen lereng
Kontur kontur (cm)
A 12,5 62,5 3,4 850 7,3%
B 12,5 62,5 3,1 775 8,06%
C 12,5 62,5 3,5 875 7,14%
D 12,5 62,5 2,2 550 11,3%
E 12,5 62,5 3,6 900 6,94%
Rata-rata 12,5 62,5 3,22 790 8,14%
(Bergelombang
Miring, Van Zuidam,
1983)
Beda Tinggi 313m - 158m = 155m (Berbukit Bergelombang, Van Zuidam,
1983)

Penjelasan tabel :

Nilai d :
dA = panjang sayatan x skala = 3,4 x 25.000 = 85.000 cm = 850 m

dB = panjang sayatan x skala = 3,1 x 25.000 = 77.500 cm = 775 m

dC = panjang sayatan x skala = 3,5 x 25.000 = 87.500 cm = 875 m

dD = panjang sayatan x skala = 2,2 x 25.000 = 55.000 cm = 550 m

dE = panjang sayatan x skala = 3,6 x 25.000 = 90.000 cm = 900 m

Persen lereng :
62,5
%A = x 100% = x 100% = 7,3%
850

62,5
%B = x 100% = x 100% = 8,06%
775

62,5
%C =
x 100% = 875
x 100% = 7,14%

13
62,5
%D = x 100% = x 100% = 11,3%
550

62,5
%E = x 100% = x 100% = 6,94%
900

7,3%+8,06%+7,14%+11,3%+6,94%
Rata-rata kelerengan : = 8,14%
5

Dikarenakan nilai rata-rata kelerengan sebesar 8,14% maka daerah ini


tergolong Bergelombang Miring (Van Zuidam, 1983)

Beda ketinggian Top Hill Low Hill = 313m 158m = 155m


Dikarenakan nilai beda ketinggian sebesar 140 m maka daerah ini
tergolong Berbukit Bergelombang (Van Zuidam, 1983)

4.3 Satuan Fluvial


Tabel 4.3 Hasil perhitungan morfometri di satuan fluvial

Garis IK (m) h (m) Panjang d (m) Persen lereng


Kontur kontur (cm)
A 12,5 62,5 0,5 125 50%
B 12,5 62,5 0,4 100 62,5%
C 12,5 62,5 0,4 100 62,5%
D 12,5 62,5 0,4 100 62,5%
E 12,5 62,5 0,5 125 50%
Rata-rata 12,5 62,5 0,44 110 57,5% (Pegunungan
Sangat Terjal, Van
Zuidam, 1983)
Beda Tinggi -

Penjelasan tabel :

Nilai d :
da = panjang sayatan x skala = 0,5 x 25.000 = 12.500 cm = 125 m

14
db = panjang sayatan x skala = 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

dc = panjang sayatan x skala = 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

dd = panjang sayatan x skala = 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

de = panjang sayatan x skala = 0,5 x 25.000 = 12.500 cm = 125 m

Persen lereng :
62,5
%A = x 100% = x 100% = 50%
125

62,5
%B = x 100% = x 100% = 62,5%
100

62,5
%C = x 100% = x 100% = 62,5%
100

62,5
%D = x 100% = x 100% = 62,5%
100

62,5
%E = x 100% = x 100% = 50%
125

50%+62,5%+62,5%+62,5%+50%
Rata-rata kelerengan : = 57,5%
5

Dikarenakan nilai rata-rata kelerengan sebesar 57,5% maka daerah ini


tergolong Pegunungan Sangat Terjal (Van Zuidam, 1983)

Pada bentuklahan fluvial tidak memiliki beda tinggi.

15

Anda mungkin juga menyukai