Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1.1.1Memahami bentang alam struktural dan ciri-cirinya.
1.1.2Membuat deliniasi bentang alam struktural pada peta topografi.
1.1.3Menginterpretasikan kenampakan bentang alam struktural pada
petatopografi.
1.1.4Mengetahui proses-proses pembentukan bentang alam struktural.
1.1.5Mengetahui pembagian stadia sungai.

1.2 Tujuan

1.2.1Dapat menjelaskan bentang alam struktural dan ciri-cirinya.

1.2.2Dapat membuat deliniasi bentang alam struktural pada peta topografi.

1.2.3 Dapat membuat interpretasi peta topografi,pola pengaliran,dan relief pada


bentang alam struktural.

1.2.4 Mampu menginterpretasikan kenampakan bentang alam struktural pada


peta topografi.
BAB II
PERHITUNGAN MORFOMETRI

1. Perhitungan morfometri pada zona 1 (ungu tua)

IK = 1

2000 × skala peta


1
IK = × 25000 = 12,5
2000
∆H = nkontur × IK
% lereng = ∆𝐻 × 100%
𝑑𝑋

 Panjang sayatan 1 = 2 cm
∆H = 24 × 12,5 =300
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 300
x100% = 60%
500

 Panjang sayatan 2 = 2 cm
∆H = 20× 12,5 = 250
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 250 x100% = 50%
500

 Panjang sayatan 3 = 2 cm
∆H = 28 × 12,5 =350
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 350 x100% = 70%
500
 Panjang sayatan 4 = 2 cm
∆H = 24 × 12,5 =300
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 300 x100% = 60%
500

 Panjang sayatan 5 = 2 cm
∆H = 26 × 12,5 =325
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 325 x100% = 65%
500

Rerata total sayatan = 61%

2. Perhitungan morfometri pada zona 2 (ungu muda)

IK = 1

2000 × skala peta


1
IK = × 25000 = 12,5
2000
∆H = nkontur × IK
% lereng = ∆𝐻 × 100%
𝑑𝑋

 Panjang sayatan 1 = 2 cm
∆H = 11 × 12,5 =137,5
d = 2 x 2500
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 137,5 x100% = 27,5%
500
 Panjang sayatan 2 = 2 cm
∆H = 9× 12,5 =112,5
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 112,5 x100% = 22,5%
500

 Panjang sayatan 3 = 2 cm
∆H = 12 × 12,5 =150
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 150 x100% = 30%
500

 Panjang sayatan 4 = 2 cm
∆H = 13 × 12,5 =156
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 156
x100% = 31,2%
500

 Panjang sayatan 5 = 2 cm
∆H = 14 × 12,5 =175
d = 2 x 25000
= 50.000
= 500 m
% kelerengan = 175 x100% = 35%
500

Rerata total sayatan = 29,3%


LAMPIRAN
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bentang Alam Struktural


Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannyadikontrol oleh
struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologiyang paling berpengaruh
terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder,yaitu struktur yang
terbentuk setelah batuan itu ada.
Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran
bentang alam struktural adalah :
a. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasis truktur
geologi dan litologi pada daerah tersebut.
b. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit,lembah, lereng
dan lain-lain.
c. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.
d. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur
kekar, sesar atau lipatan.
Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja
adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran,
patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk
relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam
proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air,
angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).

2.2 Faktor-faktor Pembentuk Bentang Alam Struktural

Struktur geologi yang paling banyak berpengaruh terhadap pembentukan morfologi


adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.
Biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yaitu proses tektonik yang mengakibatkan
adanya pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk topografi dan
relief yang khas.
Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan
disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan atau
slump).

2.3 Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Struktural


1. Struktur Mendatar
Struktur Mendatar dibagi menjadi 2 , yaitu :
a. dataran rendah ( 0 – 500 kaki)
b. dataran tinggi (>500 kaki)
Pada daerah yg berstadia tua, dijumpai kenampakan bukit sisa, yang berupa messa
dan butte. Yang membedakan kedua morfologi itu adalah messa memiliki ukuran yg lebih
luas dari butte. Butte berasal dari bahasa perancis yang memiliki arti “bukit kecil”. Bukit
kecil yang dimaksud adalah bukit yang terpencil, memiliki sisi yang terjal, butte sangat
mencolok akibat dari terpencilnya bukit itu berada, biasanya dia berada dalam udara yang
kering, umumnya datar berlapis-lapis karena Butte merupakan hasil dari sedimentasi, butte
memiliki jenis batuan yang resisten sehingga bute tahan terhadap erosi, hute memiliki lereng
yang curam. Pada badan butte ditemukan hasil dari sayatan-sayatan hasil erosi.
Butte terbentuk akibat erosi dan pelapukan, dimana pada mulanya terangkatnya
permukaan oleh proses tektonik. Munculnya permukaan yang memiliki berbagai jenis
batuan tersebut, membuat terjadinya suatu roses diferensiasi batuan, adanya batuan yang
tidak resisten, sehingga batuan yang tidak resisten itu tererosi oleh angin maupun terlapukan.
Sehingga pada akhirnya batuan yang tidak resisten tersebut hilang dan sampai pada batuan
yang resisten, dimana batuan yang resisten membentuk suatu bukit kecil yang menjulang
tinggi dengan luas yang kecil.
2. Struktur Miring
 Cuesta : Pada cuesta sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri
dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan kurang dari 45
derajat (Thornbury, 1969, p.133), sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut
kelerengannya kurang dari 20 derajat. Cuesta memiliki kelerengan fore slope yang
lebih curam sedangkan back slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga
terlihat tidak simetri.
 Hogback : Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 45 derajat (Thornbury, 1969, p.133).
sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 20 derajat.
Hogback memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama sehingga
terlihat simetri.
3.Struktur lipatan
Lipatan adalah bentuk gelombang pada suatu lapisan kulit bumi karena terdapat
tekanan horisontal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat (plastis). Lipatan
terbentuk karena pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan
adanya lapisan yang terdorong secara horizontal, baik pada salah satu tepi lapisan maupun
pada kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudianmengalamiperlipatan.
Morfologi struktur lipatan terbagi secara umum menjadi tiga seperti pada
penjelasan di bawah ini:
a. Antiklin
Antiklin atau punggung lipatan, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk yang
cembung (convex) ke atas.Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua
sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke
atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
b. Sinklin
Sinklin atau lembah lipatan, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.Siklin
merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan
saling mendekat (bentuk concave dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari
sinklin disebut inti sinklin.
c. Limb (Sayap lipatan)
Sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari lengkungan
maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu sinklin.Limbs adalah bidang
miring yang membangun struktur sinklin atau antiklin. Limbs memanjang dari axial plane
pada lipatan satu ke axial plane pada lipatanlainnya.
4.Struktur patahan
Morfologi dapat berupa Triangular facet merupakan salah satu penampakan oleh
proses bentang alam struktural. Dimana dicirikan adanya aliran-aliran air pada suatu bidang
miring, dimana aliran tersebut membentuk segitiga.
Proses dimana terjadinya suatu struktur aliran seperti itu diakibatkan oleh awal
mula terkbentuknya suatu bidang miring dimana pada permukaan bidang miring tersebut
adanya garis gerus akibat proses sesar. Gerus hasil sesar itu merupakan saluran bagi air
untuk mengalir. Akibat adanya aliran air terjadinya pengikisan dan terbentuknya suatu aliran
yang akhirnya membentuk kenampakan segitiga.
Selain itu, bentang alam struktural juga dapat memberikan perlindungan terhadap
bencana alam seperti longsor, banjir, dan gempa bumi. Sebagai contoh, pegunungan dapat
membantu melindungi daerah di sekitarnya dari banjir, sedang
Bentang alam struktural juga memiliki nilai estetika dan keindahan alam yang
menjadi daya tarik bagi pariwisata. Contohnya, pegunungan yang menampilkan
pemandangan indah dapat menjadi tempat wisata alam yang populer bagi wisatawan,
sedangkan dataran tinggi yang indah dapat menjadi tempat berkemah dan berpetualangan
bagi para pendaki.kan lembah dapat berfungsi sebagai saluran aliran air yang mengurangi
risiko banjir.
Dalam studi tentang struktur geologi, geolog dapat menggunakan teknik pengamatan dan
pengukuran untuk mempelajari struktur geologis secara mendetail dan mengidentifikasi ciri-
ciri yang khas dari setiap formasi. Data dan informasi yang diperoleh dari studi ini dapat
memberikan wawasan tentang sejarah geologi, pergerakan kerak bumi, dan bentuk-bentuk
kehidupan yang berkembang di daerah tersebut.
Dalam kesimpulannya, bentang alam struktural memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Studi tentang struktur geologi dapat
memberikan wawasan tentang sejarah geologi, sumber daya alam, dan perlindungan
lingkungan, serta menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi para wisatawan.
Bentang alam struktural mengacu pada fitur-fitur alamiah di permukaan bumi yang
terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik atau pergerakan kerak bumi. Struktur geologis
dapat mencakup berbagai jenis formasi geologi, seperti pegunungan, lembah, dan dataran
tinggi.
Pegunungan terbentuk akibat gaya tektonik yang mendorong kerak bumi ke atas,
sehingga terbentuk struktur bertekstur kasar yang menonjol di atas permukaan. Pegunungan
biasanya memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan sering kali
menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna yang unik. Lembah terbentuk ketika
blok-blok kerak bumi terangkat di sekitar garis patahan atau celah yang terbentuk akibat
aktivitas tektonik. Daerah-daerah ini sering kali menjadi tempat perkembangan sungai dan
bentuk topografi lainnya, serta menjadi tempat bagi kehidupan manusia.
Dataran tinggi terbentuk akibat tektonik, erosi, atau pembekuan air di atas
permukaan bumi. Dataran tinggi sering kali memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari
dataran rendah di sekitarnya dan dapat menjadi tempat bagi berbagai spesies tumbuhan dan
hewan.
Bentang alam struktural memiliki peran penting dalam pengembangan manusia,
seperti sumber daya alam, pariwisata, dan perlindungan lingkungan. Studi tentang struktur
geologi dapat memberikan informasi penting tentang sejarah geologi dan pergerakan kerak
bumi, serta membantu dalam penemuan sumber daya alam seperti mineral, gas alam, dan
minyak bumi.
Selain itu, bentang alam struktural juga dapat memberikan perlindungan terhadap
bencana alam seperti longsor, banjir, dan gempa bumi. Sebagai contoh, pegunungan dapat
membantu melindungi daerah di sekitarnya dari banjir, sedangkan lembah dapat berfungsi
sebagai saluran aliran air yang mengurangi risiko banjir.
Bentang alam struktural juga memiliki nilai estetika dan keindahan alam yang
menjadi daya tarik bagi pariwisata. Contohnya, pegunungan yang menampilkan
pemandangan indah dapat menjadi tempat wisata alam yang populer bagi wisatawan,
sedangkan dataran tinggi yang indah dapat menjadi tempat berkemah dan berpetualangan
bagi para pendaki.
Dalam studi tentang struktur geologi, geolog dapat menggunakan teknik pengamatan
dan pengukuran untuk mempelajari struktur geologis secara mendetail dan mengidentifikasi
ciri-ciri yang khas dari setiap formasi. Data dan informasi yang diperoleh dari studi ini dapat
memberikan wawasan tentang sejarah geologi, pergerakan kerak bumi, dan bentuk-bentuk
kehidupan yang berkembang di daerah tersebut. bentang alam struktural memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Studi tentang struktur
geologi dapat memberikan wawasan tentang sejarah geologi, sumber daya alam, dan
perlindungan lingkungan, serta menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi para
wisatawan.
BAB IV
KESIMPULAN

 Kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran


suatu struktur adalah Pola pengaliran,Kelurusan(punggungan,puncak
bukit,lereng dll) dan perubahan aliran sunga secara tiba tiba.
 Terdapat beberapa indikasi struktur pada satuan daerah berkontur rapat
yaknilipatan antiklin,dan struktur patahan berupa sesar serta bentukan
HogBack..
 Morfometri satuan delineasi kontur rapat termasuk daerah
pegunungansangat terjal sampai berbukit terjal.
 Satuan daerah berkontur renggang memiliki ciri stadia sungai dewasa
bermeander,dataran banjir,berpola dendritik dengan litologi
seragam,banyak terdapat aktivitas manusia berupa pola jalan.
 Satuan daerah fluvial tergolong daerah bergelombang miring dengan
polaaliran sungai dendritik be.

Anda mungkin juga menyukai