Kuesioner
Kuesioner
SKRIPSI
Oleh:
VINETHA SIMANJUNTAK
1010000065
viii
OLEH:
VINETHA SIMANJUNTAK
NIM: 101000065
dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus, yaitu keluarnya
cairan dari vagina. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan
rancangan cross sectional. Populasi adalah semua murid kelas X, XI, dan XII
berjumlah 433. Sampel adalah sebagian besar dari populasi berjumlah 79 orang.
tentang bagaimana cara menjaga kebersihan vagina yang baik dan benar. Pihak
sekolah juga perlu memberikan dorongan kepada anak didiknya untuk secara aktif
ii
leukorrhea or fluorine albus, ie discharge from the vagina. The aim of this study
young women with vaginal discharge prevention in SMA Sutomo 2 Medan 2015.
Population are all students of class X, XI, and XII amounts to 433. The sample is
(78.5%), the respondents' attitudes were moderate (91.1%), the action of the
maintain good vaginal hygiene and correct. The school also needs to encourage
their students to actively seek out information on personal hygiene and the
iii
Riwayat Pendidikan
iv
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
dari segi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku yang telah banyak memberikan ilmu dan
4. Ibu Lita Sri Andayani, SKM, M.kes, selaku dosen pembimbing 1 yang
5. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku dosen pembimbing II yang telah
6. Ibu Namora Lumongga Lubis, Msc, Phd, selaku dosen penguji 1 yang
telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.
9. Ibu Prof. Dr. Ida Yustina Dra., MSi, selaku dosen pembimbing
10. Bapak Hendra, S.T., M.Pd, selaku kepala sekolah SMA Sutomo 2 Medan
11. Orangtua penulis, Anter Kitos Simanjuntak, S.P. serta adik tersayang
kebersamaannya
14. Teman seperjuangan selama skripsi : Melda, Ayu, Hesty, kak Fatimah,
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak yang
belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan.
Penulis
vii
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................... x
2.1 perilaku..................................................................................................................... 11
2.2 Remaja...................................................................................................................... 22
viii
ix
5.2.5 Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Mencukur Bulu Vagina ......... 75
5.3.2 Sikap remaja Putri Dalam Penggunaan Pembalut dan Pantyliner ................ 78
5.3.3 Sikap Remaja Putri Dalam Penggunaan cairan Antiseptic Vagina ............... 79
5.3.4 Sikap Remaja Putri Tentang manfaat Mencukur Bulu Vagina ..................... 80
5.4.3 Tindakan Remaja Putri Dalam Menggunakan Cairan Pembersih Vagina .... 84
5.6 Hubungaan Pengetahuan Personal Hygiene Dengan sikap personal hygiene ......... 88
6.2 Saran......................................................................................................................... 94
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner
xi
Surat Penelitian
xii
Tabel 4.1 Distribusi Siswi SMA Sutomo 2 Medan berdasarkan tiap kelas ..... 51
Tabel 4.10 Hasil uji Chi Square Hubungan Variabel Independen (Pengetahuan
dan Sikap Personal Hygiene) Terhadap Tindakan Pencegahan
Keputihan di SMA Sutomo 2 Medan
Tahun 2015.................................................................... .......... .......66
Tabel 4.11 Hasil uji Chi Square Hubungan Variabel Independen (Pengetahuan
Personal Hygiene) Terhadap Sikap Personal Hygiene di SMA Sutomo
2 Medan
Tahun 2015.................................................................... .......... .......67
xiii
dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus, yaitu keluarnya
cairan dari vagina. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan
rancangan cross sectional. Populasi adalah semua murid kelas X, XI, dan XII
berjumlah 433. Sampel adalah sebagian besar dari populasi berjumlah 79 orang.
tentang bagaimana cara menjaga kebersihan vagina yang baik dan benar. Pihak
sekolah juga perlu memberikan dorongan kepada anak didiknya untuk secara aktif
ii
leukorrhea or fluorine albus, ie discharge from the vagina. The aim of this study
young women with vaginal discharge prevention in SMA Sutomo 2 Medan 2015.
Population are all students of class X, XI, and XII amounts to 433. The sample is
(78.5%), the respondents' attitudes were moderate (91.1%), the action of the
maintain good vaginal hygiene and correct. The school also needs to encourage
their students to actively seek out information on personal hygiene and the
iii
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
mampu bereproduksi (Yusuf, 2007). Remaja atau asolescene berasal dari bahasa
melainkan peran utama dalam masa remaja (Masland, 2006). Remaja memiliki
tumbuh kembang yang berbeda,tingkat masa remaja ada beberapa hal Masa
remaja awal (10-12 tahun), Masa remaja tengah (13-15 tahun), Masa remaja akhir
atau 18,5% dari seluruh penduduk di Indonesia (Sarwono, 2011). Remaja akan
mengalami masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi. Masa remaja akan
dikenal sebagai masa storm dan stress dimana terjadi pergolakan emosi yang
diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang
bervariasi.
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
dibicarakan di Indonesia sejak sekitar menjelang awal tahun 2000, antara lain
keluar yang tepat atas masalah kesehatan reproduksi yang terjadi . Pendidikan
perhatian dari semua pihak. Remaja kelak akan menikah dan menjadi orang tua
dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga tua. Puncak dari serangkaian
keputihan. Keputihan ini normal (fisiologis) selama jernih (beniing) tidak berbau,
tidak terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak berlebihan, bila cairan berubah
menjadi kuning, bau dan disertai rasa gatal maka akan terjadi keputihan patologis.
selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak disertai
rasa gatal setempat, dapat terjadi secara normal (fisiologis) maupun abnormal
karena perilaku yang tidak sehat dan tidak menjaga kebersihan alat genital nya.
pembersih vagina yang berlebihan, cara cebok yang salah, stress yang
tissu dan sabun dengan pewangi pada daerah kwanitaan, serta sering memakai
rahim. Umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih, dan tidak berbahui. Jika
cairan (bukan darah) yang keluar dari vagina yang berlebih keadaan tersebut
yang terjadi infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena
keganasan. Infeksi bisa akibat dari virus, bakteri, jamur dan parasit bersel satu
Tricomonas Vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi saat berhubungan seks,
Akibat dari keputihan sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa
penyumbatan pada salur tuba, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari
kanker leher rahim yang merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita dengan
angka insiden kanker servik mencapai 100 per 100.000 penduduk pertahun yang
bisa berujung dengan kematian (Iskandar SS, 2011). Sedangkan jumlah penderita
kanker rahim dinegara maju seperti Amerika Serikat, mencapai sekitar 12.000 per
tahun dan untuk penderita kanker rahim di Indonesia diperkirakan 90-100 per
Jumlah wanita di dunia pada tahun 2013 sebanyak 6,7 milyar jiwa dan
yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%. Untuk indonesia jumlah wanita
sekitar 237.641.326 jiwa 75%. Penelitian di Sumatera utara sebanyak 37,4 juta
jiwa menunjukkan 75% remaja mengalami keputihan, di kota Medan pada 2013
(www.blogspot.com,2013).
wanita termasuk remaja putri di dunia pernah menderita keputihan, minimal sekali
seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak 2 kali
atau lebih. Di Indonesia, 75% wanita mengalami keputihan minimal 1 kali dalam
negaara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja putri yang berumur 15-24
tahun yang termasuk dalam kategori remaja akhir yaitu sekitar 31,8%. Hal ini
terbanyak adalah (16-20 tahun) sekitar 42%. Hal tersebut akan berkaitan erat
dengan kondisi cuaca yang lembab sehingga wanita di Indonesia mudah terkena
tersebut akan berkembangbiak dalam organ kelamin wanita dalam kondisi lembab
tentang personal hygiene beresiko untuk terjadi infeksi saluran kemih (ISK)
(Proverawati, 2009).
rahim. Umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih, dan tidak berbahui. Jika
cairan (bukan darah) yang keluar dari vagina yang berlebih keadaan tersebut
yang terjadi infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena
keganasan. Infeksi bisa akibat dari virus, bakteri, jamur dan parasit bersel satu
Tricomonas Vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi saat berhubungan seks,
pengetahuan yang rendah, apalagi remaja yang secara biologis servik-nya belum
matang. Karena berada dalam masa peralihan, maka pada remaja sering
tubuhnya. Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi dampak
besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Terlebih pada remja putri yang
memang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan bentuk dan fungsi tubuh yang
sangat istimewah dan juga sangat rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal
ini Infeksi pada Saluran Reproduksi (ISR) dengan gejala yang umum adalah
penelitian yang dilakukan dibagian Obgya RSCM, diperoleh data tahun 2005-
2010 sebanyak 2% (usia 11-15 tahun), 12 % (usia 16-20 tahun) dari 223 remaja
genitalnya (Gay dkk., 2010). Gejala keputihan yang dialami oleh remaja puteri
berumur 15-24 tahun , sesuai dengan data (SKRRI, 2010), dalam 12 bulan
terakhir menunjukkan pada remaja tersebut cukup banyak sekitar 31,8%. Ini
menunjukkan remaja putri mempunyai resiko lebih tinggi terhadap infeksi atau
Medan, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan bahwa ditemukan
menjawab sikap positif 73,3%, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aprisia
74,6% dan sikap positif sebanyak 78%. Begitu juga di Indonesia, perilaku sehat
di dusun serba jadi Kecamatan Natur Lampung selatan tentang kebersihan organ
baik 25,86%, cukup 67,24%, dan kategori kurang 6,8%. Vivi (2011) tentang
di SMAN 2 Medan, pengetahuan baik 11,5%, sedang 57,8%, dan cukup 30,7%.
siswi ada 7 orang yang menyatakan kurang memahami masalah keputihan dan
kesehatan reproduksi terutama tentang cara merawat alat reproduksi yang baik,
jika ada masalah keputihan mereka enggan untuk memeriksakan diri kepuskesmas
dan para siswi kurang memperhatikan kebersihan organ genital nya dengan alasan
tertentu. Dari 10 orang remaja, 5 orang remaja ditemukan merasa bingung, belum
kelamin baik dari orang tua, maupun buku-buku. Yang lebih memprihatinkan 2
orang masih belum memahami bahaya dari keputihan dan tidak mengerti bahwa
Dari 10 orang siswi ditemukan juga mengakui masih lebih suka menggunakan
celana dalam ketat dengan alasan tertentu. Masih ada 4 siswi juga ditemukan
mengganti pembalut hanya pagi dan malam hari saja pada saat menttruasi.
hygiene genital masih kurang, dan cara menjaga kebersihan organ genital untuk
mencegah keputihan perlu dikaji lebih dalam, untuk itu perlu diadakan suatu
1.2.Perumusan Masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut; apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap
Medan.
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
kebersihan alat genital sehingga tidak terjadi keputihan kepada siswi SMA
Sutomo 2 Medan.
Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti tentang
pencegahan keputihan.
3. Bagi peneliti
Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas Kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(mahkluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan seterusnya. Dari uraian ini dapat
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun tidak
11
Perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
bersangkutan.
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar
“observeable bahaviour)
faktor pokok yaitu, faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku
(non behavior causes). Perilaku sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor,
yaitu:
Sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang
adanya tiga ranah perilaku, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan
pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis,
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Sikap (attitude)
c. Tindakan (practice)
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda secara garis
1. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat
2. Memahami (comprehension)
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
4. Analisis (analysis)
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn suatu
6. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obejk. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
dua,yaitu :
a. Faktor-faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang ada di dalam diri individu itu sendiri, misalnya :
dimiliki seseorang. Selain itu juga dapat berupa pengalaman akan keberhasilan
apabila seseorang merasa tidak puas dengan hasil dari pekerjaan yang telah
dilakukannya, dapat dikaitkan dengan faktor-faktor yang sifatnya dari luar diri
individu.
b. Faktor-faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar individu yang bersangkutan. Faktor ini
1. Faktor internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Umur
mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
b) Sosial budaya
b. Sikap
dalam menghadapi, obek, iide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
objek. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat, dan emosi yang bersangkutan
senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya.
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata
lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan
1. Menerima (receiving)
2. Menanggapi (responding)
3. Menghargai (valuing)
terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan
Sikap terjadi karena adanya rangsangan sebagai objek sikap yang harus
diberi respon baik responya positif ataupun negative, suka atau tidak suka, setuju
atau tidak setuju dan sebaginya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap
mempunyai dua kemungkinan, yaitu sikap positif ataupun sikap negative terhadap
suatu objek atau sikap. Siikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetuji,
mendukung objek sikap, berarti mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut.
Sikap ini ditunjukkan dalam berbagai kualitas dan intensitas yang berbeda
dan bergerak secara kontiniu dar positif melalui areal netral kearah negatif.
digambarkan dalam kedudukan ekstrim positif dan negatif. Kualitas dan intensitas
seseoorang dalam sesuatu dimensi evaluatif yang bipolar dari ekstrim positif
terhadap suatu objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat
(Notoatmodjo, 2007).
c. Tindakan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice)
Apabila suatu subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
sesuatu hal secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
3. Adopsi (adoption)
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
2003).
(Notoatmodjo, 2007).
dengan objek atau stimulus diluar dirinya. Misalnya orang mau membuat
seseorang.
bertidak apapun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat.
Kondisi dan situasi mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang
tersedia serta kemampuan yang ada. Untuk membangun rumah yang sehat
misalnya, jelas sangat tergantung ppada kondisi ekonomi dari orang yang
bersangkutan.
2.2.Remaja
Remaja atau asolescene berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, mempunyai arti yang cukup luas
yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin
1. Pertumbuhan
ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan dapat diukur. Fungsi
dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak
2. Perkembangan
Terdapat dua konsep perkembangan remaja yaitu nature dan nurture. Konsep
nature mengatakan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan.
mengatakan tidak semua remaja mengalami badai dan tekanan, hal tersebut
tergantung pada pola asuhan dan lingkungan dimana remaja itu tinggal
(Kusmiran, 2011).
aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah.
2) Ingin bebas
Organ itu terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari
ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2
pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-
sperma.
tingkat kecepatan antara organ satu dengan yang lainnyaberbeda. Berat uterus
pada anak usia 11 tahun atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun
perempuan adalah datangnya haid, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari
uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini
a. Pada laki-laki
membesar.
6) Pada usia remaja 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil sekitar kelenjar
b. Pada wanita:
mulai berkembang.
5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak
dan sesudah masa haid. Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
dan psikis (Laksamana, 2003). Personal hygiene vagina adalah tindakan untuk
lain:
4) Mencegah penyakit
5) Menciptakan keindahan
keputihan dengan:
2. Kebersihan rambut
3. Kebersihan tubuh
dua kali sehari, dengan sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi
4. Kebersihan genitalia
a. Mencuci bagian luar organ seksual setiap buang air kecil dan buang air
organ reproduksi.
c. Mengganti celana dalam dua kali sehari, memakai pakaian dalam berbahan
jalan masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatir kan dapat
iritasi kulit.
ntimbulnya bakteri
yang baik, agar tidak terjadi lembab yang dapat menimbulkan bakteri.
cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan
3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-PH netral. Setelah memakai
sabun hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi
sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang
gunakan pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat karena pakaian
dalam yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan
menjadi lembab dan iritasi, untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan bahan
2.4. Keputihan
albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukore adalah semua
pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan
manifestasi klinik berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ reproduksi.
genetalia wanita dan disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari
abnormal dapat terjadi pada semua alat genetalia (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama, mulut Rahim, Rahim dan jaringan penyangga, dan pada saat infeksi
patologis. Gejala keputihan Karena faktor fisiologis antara lain, cairan dari vagina
berwarna kuning, tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal, jumlah cairan bisa
sedikit. Sedangkan gejala keputihan patologis antara lain, cairan dari vagina keruh
dan kental, warna kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan, berbau busuk, amis,
penyakit, sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk
yang keluar dari alat genetalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan melalui
preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenis bakteri
penyebab), dan pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba,
2007).
Menurut ababa (2003), penyebab paling sering dari keputihan tidak normal
adalah infeksi. Organ genetalia pada perempuan yang dapatt terkena infeksi
adalah vulva, vagina, leher Rahim, dan rongga Rahim. Infeksi ini disebebkan oleh
a. Bakteri (kuman)
1. Gonococcus
2. Chlamydia trachomatis
Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih
3. Gardnerella vaginalis
Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwarna putih keruh keabu-abuan,
agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada
vagina.
a. Jamur Candida
vagina. Bila jamur candida dalam vagina terdapat jumlah banyak dapat
timbul sangat bervariasi, tergantung dari berat ringannya infeksi. Cairan yang
keluar biasanya kental, berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepala
susu atau susu pecah, disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau
asam. Daerah vulva (bibir genetalia) dan vagina meradang disertai maserasi,
dilahirkan melalui saluran vagina pun akan tertular. Penularan terjadi karena
jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus. Dalam rongga mulut,
jamur tersebut dapat menyebabkan sariawan yang serius jika tidak diberi
pengobatan. Pada suatu saat jamur yang tertelan tadi akan mnyebar ke organ
perempuan..
b. Parasit
akut akibat parasite ini menyebabkan keputihan yang ditandai oleh banyaknya
keluar cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih menyerupai air
sabun, dan baunya tidak enak. Meskipun dibilas dengan air, cairan ini tetap
kelua. Keputihan akibat parasite ini tidak begitu gatal, namun vagina tampak
merah, nyeri bila ditekan, dan pedih bila kencing. Kadang-kadang terlihat
banyak, dapat menimbulkan iritasi dilipat paha dan sekitar bibir genetalia.
Pada infeksi yang telah menjadi kronis, cairan yang keluar biasanya telah
berkurang dan warnanya menjadi abu-abu atau hijau muda sampai kuning.
Parasite lain yang juga menyebabkan keputihan adalah cacing kremi. Cacing
ini biasanya menyerang anak perempuan umur 2-8 tahun. Infeksi terjadi akibat
sering main ditanah, atau penjalaran cacing dari lubang dubur kealat genital.
Keputihan akibat cacing kremi disertai rasa gatal, sehingga anak sering
c. Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh virus herpes simplex
(VHS) tipe 2 dan Human Papiloma Virus (HPV). Infeksi HPV telah terbukti
Keluhan yang timbul pada VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau
dengan dasar kemerahan yang cepat pecah dan membentuk tukak yang basah.
Kelenjar limfe setempat teraba membesar dan nyeri. Pada perempuan penyakit
ini dapat disertai keluhan nyeri sewaktu kencing, keputihan, dan radang
dimulut Rahim. Pencetus berulangnya penyakit ini adalah stres, aktivitas seks,
Pada anak-anak, benda asing dalam vagina berupa biji-bijian atau kotoran
yang berasal dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa
kandungan (prolapse uteri), atau adanya IUD pada perempuan yang ber-KB
spiral.
Cairan yang keluar mula-mula jernih dan tidak berbau. Tetapi jika terjadi
luka dan infeksi dengan jasad renik normal yang biasanya hidup di vagina,
menyebabkan keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau. Pada kanker
Rahim atau kanker serviks (leher Rahim), cairan yang keluar biasanya banyak
perasaan cemas, kurang gizi, usia lanjut, terlalu lama berdiri dilingkungan
yang panas, peranakan turun (prolapse uteri), dan dorongan seks tidak
terhadap ivasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi. Hal-hal
diatas terjadi karena sel epitel vagina yang menebal banyak mengandung
yaitu sekitar 3,5-4,5. Keluarnya mucus servix (lendir leher Rahim) sehingga
suasana sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul gatal.
ovarium (indung telur) akibat kista atau kanker, atau karena radiasi
e. Fistel di vagina
dengan kandung kemih atau usu, bisa terjadi akibat cacat bawaab, cedera
feses atau air kemih. Biasanya mudah dikenali karena bau dan warnanya.
Menurut Army (2007), beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah
1. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar
dan lembab (miinimal satu kali 4 jam), sebab jika pembalut sudah penuh
dan jamur.
deodoran dan bahan kimia yang terlalu berlebihan, Karenna hal itu dapat
5. Setelah buang air besar bersihkan dengan air dan keringkan dari arah
6. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi candida
dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi dan cebok.
1. Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera
2. Mengendalikan stress.
yang merugikan.
dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi.
anatara lain:
dalam yang harus pas sehingga pembalut tidak bergeser dari belakang
kedepan.
c. Cara cebok atau membilas yang benar adalah dari depan kebelakang. Jika
terbalik, ada kemungkinan masuknya bakteri atau jasad renik dari dubur
d. Menghindari penggunaan celana dalam yang ketat atau dari bahan yang
tidak menyerap keringat seperti nilon, serta tidak memakai celana yang
e. Usahakan tidak memakai celana dalam atau celana orang lain. Karena hal
Karakteristik personal:
- Umur
- Kelas
Sumber informasi :
-media cetak
-media eletronik
-sekolah
-keluarga
pencegahan keputihan.
pencegahan keputihan
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
keputihan.
sampai dengan Agustus 2015. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini:
terjadinya keputihan.
d. 6 dari 10 siswi yang selalu memakai pakaian dalam terlalu ketat dengan
alasan tertentu.
e. masih banyak siswi tidak rajin mengganti pembalut pada saat mentruasi
42
3.3.1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 433 pelajar SMA
Sutomo 2 Medan yang terdiri dari 163 Siswi kelas X, 140 siswi kelas XI , dan 130
3.3.2. Sampel
2009):
NZ 2P (1-P)
n=
Keterangan:
n = Besar sampel
N = besar populasi
Maka:
n =
415,853
5,2904
= 78,60
= 79 Orang
yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi
random sampling yaitu teknik sampling yang digunakan bila anggota tidak
mempermudah penelitian maka besar sampel yang diperoleh dari setiap kelas
yaitu:
163
kelas X = X 79 = 30 orang
433
: 140
kelas XI = X 79 = 25 orang
433
130
kelas XI = X 79 = 24 orang
433
Kelas X
Kelas X1 6responden
Kelas X2 6 responden
Kelas X3 6 responden
Kelas X4 6 responden
Kelas X5 6 responden
Kelas XI
Kelas XII
(Isgiyanto, 2009).
keputihan
dipersiapkan.
dokumen sekolah sebagai lokasi penelitian, serta data mengenai jumlah kelas X,
3.5.Defenisi Operasional
1. Karakteristik siswa
personal hygiene.
Medan.
3. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
hygiene.
6. Keputihan adalah cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi
organ reproduksi.
3.6.Aspek pengukuran
nilai 2 jika benar 1 dan 0 jika jawaban salah, nilai maksimal = 40 dan nilai
> 75%
(S) diberi nilai 1 dan tidak setuju (TS) diberi nilai 0. Sedangkan untuk
pertanyaan negatif sikap setuju (S) diberi nilai 0,dan tidak setuju (TS)
antara 10-7
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dan dibuat dalam bentuk tabel
1. Analisa univariat
2. Analisa bivariat
HASIL PENELITIAN
Indonesia yang dikelola yayasan perguruan Sutomo, yang terdiri dari Sutomo 1
masyarakat etnis Batak. Siswa Sutomo telah beberapa kali mengikuti olimpiade
majalah dinding tentang Jepang), olahraga (ataletik Bola Basket, bola voli, bulu
tangkis, tenis meja), kesenian (dance, fotografi, kerajinan tangan, korps musik,
paduan suara, seni lukis, rubik’s cube), bimbingan olimpiade (biologi, ekonomi,
52
ruangan untuk belajar agama, mushollah, dan ruangan kelas yang dipakai untuk
variabel sikap, dan variabel tindakan siswi SMA Sutomo 2 Medan tentang
a. Kelas
berikut ini :
X 30 38,0
25 31,6
XI 24 30,4
XII
Jumlah 79 100,0
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa berdasarkan kelas dari sampel yang
diambil, kelas X 30 orang (38,0%), kelas XI 25 orang (31,6%), dan kelas XII 24
orang (30,4%).
b. Umur
berikut ini:
16 tahun 34 43,0
26 32,9
17tahun 19 24,1
18 tahun
Jumlah 79 100,0
keputihan. Distribusi sumber informasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Jumlah 79 100,0
Sutomo 2 Medan dan sumber informasi paling sedikit yaitu berasal dari sekolah
79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
Jumlah 79 100,0
warna dari cairan keputihan yang normal sebanyak 41 orang (51,9%) menjawab
orang (45,6%) menjawab infeksi jamur. Untuk pengetahuan kapan saja yang
penting untuk mencuci bagian vagina sebanyak 47 orang (59,5) menjawab pada
saat buang air kecil dan buang air besar. Untuk pengetahuan dari jenis-jenis dari
yang baik digunakan pada saat membasuh vagina sebanyak 33 orang (41,8%)
menjawab air sabun. Untuk pengetahuan mengganti celana dalam berapa kali satu
keringat. Untuk pengetahuan berapa jam yang baik dalam mengganti pembalut
sebanyak 51 orang (64,6%) menjawab satu kali 8 jam. Untuk pengetahuan apa
sebanyak 47 orang (59,5) menjawab dari arah depan (vagina) kearah belakang
baik sebanyak 31 orang (39,2%) menjawab setiap hari. Untuk pengetahuan cairan
menghindari bakteri yang dikuku masuk kedalam vagina pada saat bersentuhan
buruk.
berikut :
1. Baik 6 7,6
2. Sedang 62 78,5
3. Kurang 11 13,9
Jumlah 79 100,0
yang kurang.
Tidak
No Setuju Jumlah
Pernyataan Setuju
n % N % N %
7. Air yang baik
digunakan untuk
39 49,4 40 50,6 79 100
membasuh genital yaitu
air sabun
8. Cairan antiseptic pada
vagina boleh dipakai 48 60,8 31 39,2 79 100
setiap hari
9. Pantyliners yang baik
adalah yang 30 38,0 49 62,0 79 100
mengandung parfum
10. Pantyliners yang
digunakan terlalu lama
>6 jam dapat 38 48,1 41 51,9 79 100
meningkatkan resiko
terjadinya keputihan
11. Cara yang baik untuk
membasuh daerah
genitalia yaitu dari arah 46 58,2 33 41,8 79 100
depan (vagina)
kebelakang (anus)
12. Pembalut yang baik
berbahan lembut dan 79 100 - - 79 100
menyerap dengan baik
13. Celana dalam yang
lembab dapat
menimbulkan bakteri 44 55,7 35 44,3 79 100
dan menyebabkan
keputihan
14. Membasuh vagina dari
depan kebelakang
berfungsi untuk 42 53,2 37 46,8 79 100
mencegah bakteri dari
anus masuk ke vagina
Tidak
Setuju Jumlah
Setuju
No Pernyataan
n % N % n %
15. Mencukur bulu
kemaluan pada daerah
vagina sangat penting 15 19,0 64 81,0 79 100
untuk menghindari
bakteri
celana dalam 2-3 kali sehari adalah contoh menjaga kebersihan vagina, sebanyak
menjawab tidak setuju. Sikap responden tentang celana dalam yang nyaman
digunakan celana dalam yang ketat sebanyak 55 orang (69,6%) menjawab setuju.
dikeringkan dengan tissu parfum setelah BAK dan BAB, sebanyak 59 orang
satu kali dalam 4 jam, sebanyak 58 orang (73,4%) menjawab tidak setuju. Sikap
responden tentang air yang baik digunakan untuk membasuh vagina yaitu air
terhadap cairan antiseptic vagina boleh dipakai setiap hari sebanyak 48 orang
(60,8%) mengatakn setuju. Sikap responden tentang pantyliner yang baik adalah
Sikap responden tentang pantyliner yang digunakan terlalu lama >6jam dapat
tidak setuju.
Sikap responden tentang cara yang baik membasuh vagina yaitu dari arah
Sikap responden tentang pembalut yang baik berbahan lembut dan menyerap
terhadap celana dalam yang lembab dapat menimbulkan bakteri dan menyebabkan
membasuh vagina dari depan kebelakang berfungsi untuk mencegah bakteri dari
anus masuk ke vagina, sebanyak 42 orang (53,2%) menjawab setuju dan sikap
responden tentang mencukur bulu kemaluan pada daerah vagina sangat penting
1. Baik 1 1,3
2. Sedang 72 91,1
3. Kurang 6 7,6
Jumlah 79 100,0
orang mempunyai sikap sedang dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 6 orang
(7,6%)
Ya Tidak
No Pernyataan N %
N % n %
pantyliners
membasuh vagina dari arah depan (vagina) kebelakang (anus), sebanya 17 orang
responden yang mengganti celana dalam dua kali sehari sebanyak 78 orang
dalam menggunakan celana dalam yang ketat berbahan nilon sebanyak 30 orang
yang setelah BAK dan BAB mengeringkan vagina dengan tissue parfum sebanyak
kali 4 jam, yang menjawab ya 7 orang (8,9%) dan menjawab tidak 72 orang
orang (11,4%) dan menjawab tidak 70 orang (88,6%). Tindakan responden yang
selalu mencukur bulu kemaluan diare vagina supaya tidak menimbulkan bakteri,
daya serap yang baik pada saat menstruasi, sebanyak 73 orang (92,4%) menjawab
menggunting kuku untuk menghindari bakteri masuk pada saat menyentuh vagina,
dan tindakan responden yang selalu mengganti celana dalam jika celana dalam
menjawab tidak.
1. Baik - -
2. Sedang 60 75,9
3. Kurang 19 24,1
Jumlah 79 100,0
dikategorikan baik tidak ada, sedang dalam kategori sedang sebanyak 60 orang
analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan yang
antara variabel, yaitu dengan nilai p < 0,05. Variabel yang dianalisis adalah
pengetahuan dan sikap responden seperti tertera pada tabel 4.10 berikut ini :
n % n % N % n %
Pengetahuan
Sikap
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil uji statistik Chi Square (Pearson chi
(p<0,05). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil uji statistik Chi Square (Pearson chi
Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap remaja putri tentang personal hygiene terhadap tindakan pencegahan
keputihan.
Total
n % n % N % n %
Pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil uji statistik Chi Square (Pearson chi
remaja putri terhadap sikap personal hygiene remaja putri, diperoleh nilai p value
= 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan
PEMBAHASAN
merupakan remaja putri, siswa kelas X, XII dan XII dari SMA Sutomo 2 Medan.
Dimana jumlah yang diteliti adalah 79 orang, seperti pada tabel 4.2 bahwa
kelompok umur responden adalah umur 16 tahun (43,0%), umur 17 tahun (32,9%)
dan umur 18 tahun (24,1%). Selain itu sumber informasi yang palig banyak
responden tentang keputihan yang menjawab keputihan adalah Cairan yang bukan
kelamin. Hal ini sejalan dengan penelitian Julianti (2010) pada remaja putri
SMUN 16 Medan, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan bahwa
suatu gejala. Gejala keputihan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis
maupun faktor patologis. Gejala keputihan Karena faktor fisiologis antara lain,
72
cairan dari vagina berwarna kuning, tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal,
jumlah cairan bisa sedikit. Sedangkan gejala keputihan patologis antara lain,
cairan dari vagina keruh dan kental, warna kekuningan, keabu-abuan, atau
kehijauan, berbau busuk, amis, dan terasa gatal, jumlah cairan banyak . sementara
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden belum memahami betul apa
24,2%, mereka belum mengetahui apa yang dimaksud dengan kebersihan vagina.
Hal ini sejalan dengan penelitian Vivi (2011) tentang gambaran prilaku
Medan, pengetahuan baik 11,5%, sedang 57,8%, dan cukup 30,7%. Dari hasil
(Notoatmojo, 2007).
menjawab bahwa kebersihan vagina yaitu membersihan vagina dengan air sabun.
kenyamanan. Mereka tidak mengerti kenyamanan dalam hal apa yang dimaksud
(Laksamana, 2003).
Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan dengan cairan
pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan semakin
sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya sabun bayi yang
biasanya ber-PH netral. Setelah memakai sabun hendaklah dibasuh dengan air
sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih
ada sisa sabun yang tertinggal dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh,
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden kurang informasi tentang
kebersihan vagina sehingga mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan
bagaimana merawat vagina mereka saat menstruasi agar terhindar dari keputihan,
dilihat dari jawaban responden yang mengganti pembalut satu kali 8 jam sebanyak
64,4% dan hanya 15,1% yang mengetahui bahwa pada saat menstruasi pembalut
diganti satu kali dalam 4 jam. Hal ini sejalan dengan penelitian Simanjuntak
(2013) tentang pengetahuan siswi dalam merawat vagina pada saat menstruasi
yang kurang.
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
(Notoatmojo, 2007).
pada saat menstruasi jarang mengganti pembalut, maka akan terjadi kelembaban
keputihan. Hal ini sesuai menurut sibagaring (2010). Saat mentruasi biasakan
mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab (miinimal satu kali 4
jam), Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Sewaktu
haid sering mengganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalo
lama tidak diganti. Bila permukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid
Dari hal ini dapat diketahui bahwa dari sebagian remaja tidak mau
masih ada yang menjawab bahwa air yang baik digunakan pada saat membasuh
vagina adalah air sabun sebesar 41,8% dan membasuh vagina dari belakang
kedepan yang menjawab 19,0%. Ini diketahui bahwa responden belum memahami
bagaimana cara membasuh vagina dan air yang baik digunakan untuk membasuh
vagina. Ini sejalan dengan penelitian Ardiani (2012) tentang hubungan perilaku
Cara cebok atau membasuh vagina yang benar adalah dari depan (vagina)
kebelakang (anus). Jika terbalik, ada kemungkinan masuknya bakteri atau jasad
renik dari dubur kealat genitalia dan saluran kencing. Pada saat membersihkan
alat kelamin, tidak perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau cairan lain dan
yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-PH netral.
Setelah memakai sabun hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak
ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden kurang informasi tentang
bagimana cara Membasuh vagina yang baik, dan akibat membasuh vagina jika
dari belakang (anus) kearah depan (vagina) akan menyebabkan bakteri masuk ke
vagina dan bakrteri bersarang didalam vagina. Begitu juga dalam penggunaan air
responden tidak mengetahui bahwa air sabun semakin merangsang bakteri yang
menyebabkan infeksi.
Vagina
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
yang menjawab bahwa manfaat dari mencukur bulu vagina adalah mengurang
bulu vagina, sementara hanya 32,9% bahwa tujuan dari mencukur bulu vagina
yang menyebabkan gatal pada daerah genetalia. Rambut yang tumbuh disekitar
Lubang ini akan menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatir
kan dapat menimbulkan iritasi dan keputihan. Rambut didaerah kewanitaan dapat
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden belum memahami tentang
perawatan vagina. Mereka kurang informasi dari orang tua, mungkin mereka malu
untuk menanyakan bagian dari daerah sensitif, seperti vagina. Sehingga mereka
tidak memahami manfaat dari mencukur bulu vagina, ini akan berpengaruh
terhadap tindakan mereka yang tidak mengerti merawat vagina agar tetap bersih.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk
Pengetahuan siswi adalah segala sesuatu yang diketahui siswi tentang personal
sedangkan minoritas ada pada kategorik baik 7,6%. Hal ini sejalan dengan
peneliitian Julianti (2010) pada remaja putri SMUN 16 Medan, pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang keputihan bahwa ditemukan 46,7% tidak mengetahui
tahun), 12 % (usia 16-20 tahun) dari 223 remaja mengalami keputihan karena
Dari hal ini dapat diketahui bahwa sumber informasi yang didapat remaja
putri dari orang sekitar masih kurang. Sumber informasi yang diperoleh sangat
penggunaan celana dalam. Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa remaja
putri 64,6% tidak setuju terhadap pernyataan celana dalam yang baik adalah
berbahan katun dan dapat menyerap keringat dan bahkan 69,6% menyatakan
setuju terhadap pernyataan celana dalam yang nyaman digunakan adalah celana
dalam yang berbahan ketat. Responden kurang memahami bahwa celana dalam
yang ketat dan berbahan nilon akan menyebabkan kondisi lembab disekitar vagina
, keadaan yang lembab akan menyuburkan pertumbuhan jamur. Ini sejalan dengan
Hygiene dengan pencegahan keputihan dari 130 sampel diketahui 53,8% memiliki
ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringatseperti nilon, serta tidak
memakai celana yang berlalpis-lapis atau celana yang terlalu tebal karena akan
katun atau kaos. Usahakan tidak memakai celana dalam atau celana orang lain.
trichomonas, atau virus yang cukup besar. Mengganti celana dalam dua kali
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden tidak mengetahui tentang
personal hygiene dalam penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat
akan berpengaruh pada terjadinya keputihan. Ini terjadi karena informasi yang
mereka terima kurang dari pihak sekolah ataupun orang tua. Responden juga
Dan Pantyliner
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
mengganti pembalut satu kali 4 jam menyatakan tidak setuju sebanyak 73,4% dan
Pantyliners yang digunakan terlalu lama >6 jam dapat meningkatkan resiko
terjadinya keputihan menyatakan tidak setuju sekitar 51,9%. Ini sejalan dengan
timbul karena responden memiliki sikap tidak mendukung, tidak menyetujui, atau
basah dan lembab (miinimal satu kali 4 jam), Haid merupakan mekanisme tubuh
untuk membuang darah kotor. Sewaktu haid sering mengganti pembalut karena
pembalut juga menyimpan bakteri kalo lama tidak diganti. Bila permukaan
pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera
diganti. Gumpalan haid yang ada dipermukaan pembalut tempat sangat baik untuk
Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja dan
terhadap mengganti pembalut satu kali 4 jam dan pernyataan kurang setuju bahwa
pantyliner harus diganti 1 kali 6 jam untuk menghindari timbulnya bakteri. Maka
keputihan. Pemakaian pembalut dan pantyliner jika tidak diganti akan memicu
timbulnya bakteri.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Pembersih vagina adalah cairan yang digunakan
yang menyatakan setuju bahwa cairan antiseptic boleh dipakai setiap hari
sebanyak 60,8%. Ini sejalan dengan penelitian Triyani (2012) gambaran tindakan
cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan semakin
sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya sabun bayi yang
biasanya ber-PH netral. Setelah memakai sabun hendaklah dibasuh dengan air
sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih
ada sisa sabun yang tertinggal dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh,
(sibagaring, 2010).
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden kurang informasi tentang
5.3.4. Sikap Remaja Putri Tentang Manfaat Mencukur Bulu Vagina Untuk
pencegahan keputihan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Dari penelitian diatas diketahui sikap responden
terhadap pernyataan Mencukur bulu kemaluan pada daerah vagina sangat penting
untuk menghindari bakteri sebanyak 81,0% menyatakan tidak setuju. Hal ini
negatif.
Rambut yang tumbuh disekitar daerak kewanitaan pun perlu diperhatikan. Jangan
mencabut rambut tersebut. Lubang ini akan menjadi jalan masuk bakteri, kuman
dan jamur, yang dikhawatir kan dapat menimbulkan iritasi dan keputihan. Rambut
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden belum memahami tentang
perawatan vagina. Mereka kurang informasi dari orang tua, mungkin mereka malu
untuk menanyakan bagian dari daerah sensitif, seperti vagina. Sehingga mereka
tidak memahami manfaat dari mencukur bulu vagina, ini akan berpengaruh
terhadap tindakan mereka yang tidak mengerti merawat vagina agar tetap bersih.
sikap yang mayoritas adalah sedang 75,9% dan yang minorotas 1,3%. Dari hal ini
cenderung masih sedang. Sikap responden yang kategori masih sedang masih
patologis.
pernyataan dan kepribadian seseorang. Sikap berasal dari pengalaman atau orang
melakukan cara membasuh vagina dari depan (vagina) kearah belakang (anus)
sebanyak 78,5%, ini merupakan sebuah masalah karena jika cara membasuh
vagina salah bakteri akan masuk kedalam vagina melalui saluran kencing. Ini
berprilaku cukup.
tindakan (overt behavior). Cara cebok atau membilas vagina yang benar adalah
bakteri atau jasad renik dari dubur kealat genitalia dan saluran kencing. Pada saat
membersihkan alat kelamin, gunakan air kran langsung, jangan menggunakan air
tergenang diember sebab air yang ada didalam ember sudah terkontaminasi
Dari hal ini dapat diketahui bahwa ramaja putri kurang memahami cara
vagina. Ini kemungkinan kurang informasi yang didapatkan remaja putri dari
pihak sekolah terhadap mata pelajaran biologi tentang kesehatan alat reproduksi.
pembalut satu kali 4 jam, ini dapat memicu timbulnya bakteri dan jamur.
Penelitian ini sejalan dengan Risna (2013) hubungan prilaku pemakaian pembalut
basah dan lembab (miinimal satu kali 4 jam), Haid merupakan mekanisme tubuh
untuk membuang darah kotor. Sewaktu haid sering mengganti pembalut karena
pembalut juga menyimpan bakteri kalo lama tidak diganti. Bila permukaan
pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera
diganti. Gumpalan haid yang ada dipermukaan pembalut tempat sangat baik untuk
Dari hal ini dapat diketahui bahwa bahwa responden belum mengetahui
responden dalam menjaga kebersihan vagina pada saat menstruasi. Pembalut yang
terlalu lama dipakai akan menimbulkan bakteri dan jamur yang dapat memicu
terjadinya keputihan.
vagina
menggunakan cairan anti septic setiap hari dan 84,4% responden yang
tidak dibasuh dengan bersih akan menimbulkan penyakit pada vagina. Ini sejalan
cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan semakin
sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya sabun bayi yang
biasanya ber-PH netral. Setelah memakai sabun hendaklah dibasuh dengan air
sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih
ada sisa sabun yang tertinggal dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh,
(Sibagaring, 2010).
terasa lebih bersih, ini disebabkan kurangnya informasi tentang bahaya cairan
antisptic dan belum pernah dilakukan penyuluhan tentang bahaya cairan antiseptic
menyebabkan gatal pada daerah vagina. Hal ini nsejalan dengan penelitian Widya
Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaan pun perlu diperhatikan. Jangan
mencabut rambut tersebut. Lubang ini akan menjadi jalan masuk bakteri, kuman
dan jamur, yang dikhawatir kan dapat menimbulkan iritasi dan keputihan. Rambut
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden belum memahami tentang
perawatan vagina. Mereka kurang informasi dari orang tua, mungkin mereka malu
untuk menanyakan bagian dari daerah sensitif, seperti vagina. Sehingga mereka
tidak memahami manfaat dari mencukur bulu vagina, ini akan berpengaruh
terhadap tindakan mereka yang tidak mengerti merawat vagina agar tetap bersih.
tindakan siswi terhadap pencegahan keputihan mayoritas sedang 75,9% dan yang
tindakan minorotas kurang 24,1%. Ini sejalan dengan penelitian Nurhayati (2013)
hubungan prilaku personal hygiene vagina dengan kejadian keputihan dari 130
pada kategori sedang perlu diringkatkan agar mereka terhindar dari keputihan
patologis ini berhubungan dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh
responden.
Dari hal ini dapat diketahui bahwa tindakan responden yang kurang ini
Keputihan
informasi.
diperoleh hasil uji chi square hubungan pengetahuan dan tindakan pencegahan
keputihan p=0,02 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan
SMAN 1 Manado, diperoleh dari hasil uji chi square ada hubungan antara tingkat
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk
Dari hal ini dapat diketahui bahwa pengetahuan responden yang kategorik
pencegahan keputihan. Sebaliknya jika pengetahuan baik maka tindakan pun akan
responden.
Putri
informasi.
bertindak, berprestasi dan merasa dalam menghadapi, objek, iide, situasi atau
dengan cara-cara tertentu terhadap objek. Sikap adalah respon tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat, dan
emosi yang bersangkutan senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,
dan sebagainya.
adalah sedang, dimana 1,3% memiliki sikap baik, 75,9% memiliki sikap sedang,
terhadap sikap responden yang sedang. Sebaliknya jika pengetahuan baik maka
sikap pun akan baik. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan dengan sikap
berhubungan.
Keputihan
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan variabel sikap
berprestasi dan merasa dalam menghadapi, obek, iide, situasi atau nilai. Sikap
cara tertentu terhadap objek. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat, dan emosi
yang bersangkutan senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan
sebagainya.
diperoleh hasil uji chi square hubungan sikap dan tindakan pencegahan keputihan
p=0,00 yang artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan
pernyataan dan kepribadian seseorang. Sikap berasal dari pengalaman atau orang
adalah sedang, dimana 1,3% memiliki sikap baik, 75,9% memiliki sikap sedang,
Dari hal ini dapat diketahui bahwa sikap dengan tindakan berhubungan,
responden yang sedang. Sebaliknya jika sikap baik maka tindakan pun akan baik.
6.1. Kesimpulan
1. Karakteristik responden :
96
keputihan.
responden .
6.2. Saran
vagina yang baik dan benar. Hal itu diperlukan agar rmasalah-masalah keputihan
2. Bagi Sekolah
untuk secara aktif mencari tahu informasi mengenai personal hygiene dan
Egan, M dan Lipsky (2011), About Us Vaginitis. Retrieved Oktober 2013, from
vaginitis Web site: http//kespro.info.com . (Diakses tanggal 17 April
2015).
Gay, L.R. dkk. 2010. Educasional Research Competencies For Annalysis and
Application. Colombus, Ohio: Pearson Merril Prentice Hall.
http://kesehatan-untuk-anda.blogspot.com/2012/02/pengetahuan-remaja-putri-
tentang.html
99
Katharini, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta; Trans Info Media.
Notoatmodjo, Soekidjo, DR, Prof, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta.
I. INDENTITAS RESPONDEN
No Responden :
Nama :
Umur :
Kelas :
(…) Guru/Sekolah
(…) Keluarga
(…) Teman
f. Mencegah penyakit
3. Menurut saudari hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam personal
hygiene?
d. Kebersihan rambut dan kebersihan genitalia
e. Kebesihan telinga dan hidung
f. Kebersihan kuku dan telinga
4. Menurut saudari, apa yang dimaksud dengan keputihan ?
d. Cairan dari alat genitalia
e. Penyakit pada kelamin
f. Cairan yang bukan darah tetapi merupakan manipestasi klinik berbagai
infeksi
5. Menurut saudari, warna cairan keputihan yang normal adalah ?
a. Bening seperti lender
b. Putih susu
c. Berwarna kuning dan bergumpal
6. Menurut saudari, penyebab keputihan tidak normal adalah ?
d. Inpeksi jamur
e. Inpeksi parasit
f. Inpeksi bakteri
7. Menurut saudari, pada saat kapan membasuh bagian vagina ?
d. Pada saat buang air besar
e. Pada saat buang air besar dan buang air kecil
f. Pada saat buang air kecil
8. Menurut saudari, apa saja jenis keputihan ?
d. Keputiahn abnormal (patologis)
e. Keputihan normal (fisiologis) dan Keputihan abnormal (patologis)
f. Keputihan normal (fisiologis)
9. Menurut saudari, air apa yang baik diguna kan pada saat membasuh vagina?
d. Air sabun
e. Air kran langsung
f. Air tergenang diember
10. Menurut saudari, berapa kali dalam satu hari mengganti celana dalam ?
d. Satu kali sehari
e. Dua kali sehari
f. Tiga kali sehari
11. Menurut saudari, bahan yang baik digunakan pada pemakaian celana dalam
adalah ?
d. Berbahan katun dan dapat menyerap keringat
e. Berbahan nilon yang dapat memberikan kelembutan pada daerah
kewanitaan
f. Berbahan kapas yang dapat memmbuat nyaman daerah kewanitaan
12. Menurut saudari, berapa kali sebaiknya pembalut diganti jika dalam
keadaan basah?
d. Satu kali 4 jam
e. Satu kali 6 jam
f. Satu kali 8 jam
13. Menurut saudari, pemakaian pembalut terlalu lama dapat menyebabkan ?
a. Keputihan
b. Perkembangan bakteri dan jamur
c. Gatal-gatal
14. Menurut saudari, cara yang baik untuk membasuh daerah vagina adalah ?
d. Dari arah depan (vagina) kebelakang (anus)
e. Dari arah belakang (anus) Kedepan (vagina)
f. Hanya membasuh dengan air, tidak menggunakn tangan
a.. menghindari bakteri yang dikuku, masuk kedalam vagina pada saat
tangan bersentuhan dengan vagina
NO PERNYATAAN S N TS
1 Kebersihan vagina adalah hal yang penting untuk
mencegah keputihan
2 Mengganti celana dalam 2-3 kali sehari adalah
contoh menjaga kebersihan vagina
3 Celana dalam yang berbahan katun dan dapat
menyerap keringat
4 Celana dalam yang nyaman digunakan celana
dalam yang ketat
5 Untuk menghindari kelembaban pada vagina,
seharusnya vagina dikeringkan dengan tissue
parfum setelah BAK dan BAB
6 Saat menstruasi seharusnya mengganti pembalut
hanya satu kali 4 jam
7 Air yang baik digunakan untuk membasuh
genital yaitu air sabun
8 Cairan antiseptic pada vagina boleh dipakai
setiap hari
9 Pantyliners yang baik adalah yang mengandung
parfum
10 Pantyliners yang digunakan terlalu lama >6 jam
dapat meningkatkan resiko terjadinya keputihan
11 Cara yang baik untuk membasuh daerah genitalia
yaitu dari arah depan (vagina) kebelakang (anus)
12 Pembalut yang baik berbahan lembut dan
menyerap dengan baik
13 Celana dalam yang lembab dapat menimbulkan
bakteri dan menyebabkan keputihan
14 Membasuh vagina dari depan kebelakang
Lampiran 3
ANALISIS UNIVARIAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 30 38.0 38.0 38.0
XI 25 31.6 31.6 69.6
XII 24 30.4 30.4 100.0
Total 79 100.0 100.0
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 34 43.0 43.0 43.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid media cetak 8 10.1 10.1 10.1
media elektronik 26 32.9 32.9 43.0
guru/sekolah 6 7.6 7.6 50.6
Keluarga 27 34.2 34.2 84.8
Teman 12 15.2 15.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
kebersihan vagina
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid b 27 34.2 34.2 34.2
a 16 20.3 20.3 54.4
c 36 45.6 45.6 100.0
Total 79 100.0 100.0
keputihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid b 46 58.2 58.2 58.2
a 20 25.3 25.3 83.5
c 13 16.5 16.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
jenis keputihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid a 25 31.6 31.6 31.6
c 7 8.9 8.9 40.5
b 47 59.5 59.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
ganti pembalut
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid c 51 64.6 64.6 64.6
b 16 20.3 20.3 84.8
a 12 15.2 15.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
penyebab keputihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid c 34 43.0 43.0 43.0
b 3 3.8 3.8 46.8
a 42 53.2 53.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
total
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 6 7.6 7.6 7.6
sedang 62 78.5 78.5 86.1
kurang 11 13.9 13.9 100.0
Total 79 100.0 100.0
kategorik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 1 1.3 1.3 1.3
sedang 72 91.1 91.1 92.4
kurang 6 7.6 7.6 100.0
Total 79 100.0 100.0
kategorik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 60 75.9 75.9 75.9
kurang 19 24.1 24.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
Crosstabs
Count
tindakan
sedang kurang Total
total baik 5 1 6
sedang 54 8 62
kurang 1 10 11
Total 60 19 79
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 31.316a 2 .000
Likelihood Ratio 27.371 2 .000
Linear-by-Linear 19.699 1 .000
Association
N of Valid Cases 79
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,44.
Symmetric Measures
Asymp. Std. Approx.
Value Errora Approx. Tb Sig.
Interval by Pearson's R .503 .117 5.101 .000c
Interval
Ordinal by Spearman .514 .121 5.255 .000c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 79
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 100.944a 4 .000
Likelihood Ratio 30.117 4 .000
Linear-by-Linear 26.696 1 .000
Association
N of Valid Cases 79
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,01.
Symmetric Measures
Asymp. Std. Approx.
Value Errora Approx. Tb Sig.
Nominal by Contingency .749 .000
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R .585 .094 6.330 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .570 .093 6.094 .000c
N of Valid Cases 79
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
total * sikap 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 51.426a 4 .000
Likelihood Ratio 24.532 4 .000
Linear-by-Linear 19.974 1 .000
Association
N of Valid Cases 79
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,05.
Symmetric Measures
Asymp. Std. Approx.
Value Errora Approx. Tb Sig.
Nominal by Phi .807 .000
Nominal Cramer's V .571 .000
Interval by Interval Pearson's R .506 .138 5.148 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman .504 .146 5.127 .000c
Correlation
N of Valid Cases 79
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.