Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR ORGANISASI MUHAMMADIYAH

KELOMPOK 4:

Suci Rahmadani

Andi Tenri Aulia Martiandi

Nur Ida Fitriani Karim

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGATAR
‫ِبسْ ِم هّللا ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْم‬

Alhamduliah, puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan inayah-nya
Hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul (struktur organisasi
muhammadiyah).
Terimakasi saya ucapkan kepada ibu dosen Dr. Amirah Mawardi,S.Ag.,M.Si yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasi juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tetap waktu.Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acun agar penulisan bisa menjadi lebih baik lagi di
pertemuan berikutnya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Gowa,januari 2023
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ……… …………………………….……………………..…1


DAFTAR ISI...………………………………………………...………………….....2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ………………..………………………….……………..3
1.2 Tujuan  ...……………………………………………………...…………………..3
1.3 Batasan Masalah  …………..………………………………...…………………...3

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Struktur Organisasi Muhammadiyah………………..…………………….…… 4-5
2.2  Majelis dan Lembaga ….…………………………………………….….……....5-8
2.3  Ortom-Ortom Muhammadiyah  ……………………………………......……….8-11
2.4  Amal Usaha Muhammadiyah ………………… ………………….……....……11-13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………….………………………………………..….…13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti bahwa Warga
Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan
pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al
hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat
Islam bahkan bagi warga non-muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul
sekalipun. 

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-
sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Dengan
cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam
gerakannya,

1.2  Tujuan

Dalam makalah ini penulis mempunya beberapa tujuan yaitu:


1)      Untuk memenuhi syarat tugas mahasiswa.
2)      Untuk menambah wawasan pembaca mengenai keorganisasian Muhammadiyah
3)      Untuk menumbuhkan semangat, untuk melanjutkan keorganisasian Muhammadiyah
                                                              
1.3  Batasan Masalah

Dalam makalah ini penulis hanya menjelaskan tentang:


A.    Struktur Organisasi Muhammadiyah
B.     Majelis dan Lembaga
C.     Amal Usaha Muhammadiyah
D.    Ortom-Ortom Muhammadiyah
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1   Struktur Organisasi Muhammadiyah


            Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan
berkembang sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai
pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya, bahkan, kian pesat dengan
dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam tersebut.Salah
satu organisasi gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah
sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan
kemanusiaan terbesar di dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh
gereja, sebagaimana disinyalir oleh seorang James L. Peacock . Di sebahagian
negara di dunia, Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM)
seperti PCIM Kairo-Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan, PCIM
Belanda, PCIM Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM
Perancis, PCIM Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut didirikan
dengan berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah . Di tanah air, Muhammadiyah
tidak hanya berada di kota-kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat
kecamatan di seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat ranting.

            Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti
bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan
prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi
dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga
Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—
kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul—sekalipun. 

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita-cita ideal yang dengan


sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah
yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan oleh DR. Haedar Nashir .

Organisasi Islam Muhammadiyah  tumbuh makin dewasa bersama organisasi Islam


besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mengedepankan kepentingan umat
dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun demikian,
Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).

Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta.


Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang Penasehat,
seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris
Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang
anggotanya.

Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia sejak berdirinya sampai


sekarang, yang dapat penulis susun adalah:
• KH Ahmad Dahlan 1912-1922
• KH Ibrahim 1923-1934
• KH Hisyam 1935 - 1936
• KH Mas Mansur 1937 - 1941
• Ki Bagus Hadikusuma 1942 - 1953
• Buya AR Sutan Mansur 1956
• H.M. Yunus Anis 1959
• KH. Ahmad Badawi 1962 - 1965
• KH.Faqih Usman 1968
• KH.AR Fachruddin 1971 - 1985
• KHA. Azhar Basyir, M.A. 1990
• Prof. Dr. H. M. Amien Rais 1995
• Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif 1998 - 2005
• Prof. Dr. HM Din Syamsuddin 2005 – 2010
Muhammadiyah sebagai  organisasi yang memiliki cita-cita ideal yaitu
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal itu sesuai dengan apa
yang termaktub dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Pasal 6 Maksud dan
Tujuan: "Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".
Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas
dalam gerakannya (yakni dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatannya).
Untuk mewujudakn cita – cita tersebut, Muhammadiyah membentuk majelis –
majelis, lembaga – lembaga dan beberapa ortom – ortom Muhammadiyah, agar
dapat melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan
dalam usaha di segala bidang kehidupan.

2.2          Majelis dan Lembaga Muhammadiyah


1.       Pengertian Majelis dan Lembaga
Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh tahun 1995, terjadi perubahan
beberapa majelis menjadi lembaga. Kemudian hasil muktamar tersebut mengalami
proses pembahasan lebih lanjut di muktamar berikutnya. Sampai muktamar ke-45 di
Malang pada tanggal 3-8 Juli 2005 menghasilkan keputusan terbaru.Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah ditanfidzkan mencantumkan
perbedaan majelis dan lembaga Muhammadiyah.

- Adapun masing-masing pengertiannya sebagai berikut:


A.     Majelis
Pengertian majelis telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Bab VII
Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 2.Majelis adalah unsur pembantu
pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok Muhammadiyah.
B.      Lembaga
Pengertian lembaga telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Bab VII
Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 3.Lembaga adalah unsur pembantu
pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pendukung Muhammadiyah.
2.       Macam-Macam Majelis dan Lembaga
Dari Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Aceh pembentukan majelis dan lembaga
terus berkembang.
a. Macam-Macam Majelis:
1) Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus
Tugas pokok majelis ini adalah memimpin pelaksanaan dakwah Islamiyah di bidang
tabligh secara terencana dan dalam program yang jelas, sedangkan dakwah khusus
maksudnya adalah berdakwah di tempat-tempat terpencil dan memerlukan stratefi
khusus.
Langkah-langkah upaya revitalisasi fungsi tabligh (pendidikan Muhammadiyah
antara lain sebagai berikut:
  Percepatan penelitian dakwah untuk menyusun data base dan peta dakwah.
  Mengatasi kekurangan mubaligh dengan cara:
(a) penggalakan pelatihan mubaligh, dan
(b) meningkatkan kualitas anggota.
  Pelatihan peningkatan kualitas mubaligh, refresing dan up garding berkelanjutan.
  Memfungsikan amal usaha Muhammadiyah sebagai sarana dan media dakwah.
  Menciptakan sumber-sumber dana.
  Membangun jaringan mubaligh dengan penerbitan berkala.
  Melengkapi sarana dan prasarana yang memadai secara bertahap.
  Melakukan pelatihan keorganisasian, administrasi kepemimpinan, dan
manajemen dakwah.

2) Majelis Tarjih dan Tajdid.


Tugas pokoknya:
  Mempergiat dan memperdalam pengkajian ajaran Islam untuk mendapatkan
kemurnian dan kebenarannya.
  Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada pimpinan persyarikatan guna
penentuan kebijaksanaan dalam menjalankan kepemimpinan serta membina umat,
khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah.
  Mendampingi dan membantu pimpinan persyarikatan dalam membimbing
anggota melaksanakan ajaran Islam.
  Membantu pimpinan persyarikatan dalam mempersiapkan dan meningkatkan
kualitas ulama.
  Mengarahkan perbedaan pendapat/paham dalam bidang keagamaan ke arah
yang lebih maslahat.

3) Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan


Majelis ini bertugas:
  Memajukan dan memperbarui pendidikan tinggi, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mempergiat penelitian sesuai ajaran Islam.
  Meningkatkan dan membuat standardisasi kesejahteraan pengelola perguruan
tinggi.
  Merealisasikan perguruan tinggi sebagai sarana dakwah dan pengkaderan.
4) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Tugas pokoknya adalah:
  Memajukan dan memperbarui pendidikan dasar dan menengah.
  Merealisasikan amal usaha pendidikan sebagai sarana dakwah dan
pengkaderan.
  Mengusahakan peningkatan dan standardisasi kesejahteraan pengelola amal
usaha pendidikan dasar dan menengah.
5) Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani
Tugas pokoknya adalah:
  Mengembangkan sistem dan melaksanakan perkaderan di semua tingkatan.
  Membina dan menggerakkan angkatan muda Muhammadiyah sehingga menjadi
muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
  Mengkoordinasi transformasi kader baik intern dan ekstern.
  Mengembangkan data base kader sesuai dengan keahliannya.
6) Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Tugas pokoknya :
  Menggerakkan dan menghidupkan amal, tolong menolong dalam kebajikan,
taqwa dalam bidang kesehatan, sosial, masyarakat dan keluarga sejahtera.
  Mengembangkan amal usaha dalam bidang kesehatan, sosial dan masyarakat.
  Merealisasikan amal usaha sebagai sarana dakwah dan pengkaderan.
7) Majelis Wakaf dan Zakat, Infaq dan Shadaqah
Tugas pokoknya :
  Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf, membangun dan
memelihara tempat ibadah.
  Membimbing masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, shadaqah, hibah dan
wakaf.
  Membuat tuntunan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pemanfaatan hibah dan
wakaf tidak bergerak.

8) Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan


Tugas pokoknya adalah membimbing masyarakat ke arah kehidupan dan
penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya.
b. Macam-macam Lembaga :
  Lembaga Hikmah dan Hubungan Luar Negeri
  Lembaga Pemberdayaan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
  Lembaga Pengembangan Tenaga Profesi
  Lembaga Seni Budaya
  Lembaga Pemberdayaan Buruh, Tani dan Nelayan
  Lembaga Studi dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup
  Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah
  Lembaga Pustaka dan Informasi
  Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan
Adapun fungsi dari lembaga - lembaga diatas yaitu sebagai unsur pembantu
pimpinan yang menjalankan tugas pendukung persyarikatan, sesuai Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 19 ayat 1 menerangkan sebagai berikut:
  Lembaga bertugas melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang bersifat
khusus.
  Lembaga dibentuk oleh pimpinan pusat di tingkat pusat.
  Pimpinan wilayah dan pimpinan daerah apabila dipandang perlu, dapat
membentuk lembaga tertentu di tingkat masing-masing dengan persetujuan
pimpinanm Muhammadiyah di atasnya.
Sebagai contohnya, Fungsi Lembaga Pustaka dan Informasi, dasar dan tugas
pokoknya melaksanakan dakwah Islam di bidang kepustakaan, yaitu
Menyelenggarakan fasilitas perpustakaan, penerbitan, publikasi, dokumentasi, dan
sejarah di kalangan masyarakat, khususnya anggota dan pimpinan persyarikatan.
2.3    Ortom – Ortom Muhammadiyah
 Pengertian Oranisasi Otonom
Ortom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan
Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan kewajiban untuk
mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan
dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan
Muhammadiyah.
Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam
mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan
Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-
matan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah-jama’ah.

Tujuan Pembentukan Organisasi Otonom


  Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.
  Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.
  Dinamika persyarikatan Muhammadiyah.Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah.

Hak dan Kewajiban


Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur
rumah tangga sendiri, Organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban
dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

a.  Kewajiban Organisasi Otonom


  Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah.
   Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.
   Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah
yang baik.
   Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom.
   Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Pim-pinan Persyarikatan Muhammadiyah.
   Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan
Muham-madiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemam-puannya
b.  Hak yang Dimiliki oleh Organisasi Otonom Muhammadiyah :
  Mengelola urusan kepentingan, aktivitas, dan amal usaha yang dilakukan organisasi
otonomnya.
   Berhubungan dengan organisasi/Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah.
   Memberi saran kepada Persyarikatan Muham-madiyah baik diminta atau atas kemauan
sendiri.
  Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.
Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muham-madiyah mempunyai karakteristik dan
spesifikasi bidang tertentu. Adapun Organisasi otonom dalam Persya-rikatanMuhammadiyah
yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1.  Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)
Tugas dan peran ‘Aisyiah adalah sebagai berikut;
  Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi. 
   Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, menyalurkan serta
menggembirakan amalan-amalannya
2.  Pemuda Muhammadiyah
 Tugas dan perannya
  Menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra putri Muhammdiyah sebagi
pelangsung gerakan Muhammdiyah serta kesadaran organisasi.
  Mendorong terbentuknya organisasi/gerakan pemuda sebagai tempat bagi putra putri
muammdiyah yang berdiri dalam pengayoaman muhammdiyah yag berbentuk pengkhusan.
(pemuda,pelajar,mahasiswa, olah raga , kebudayaan,dan sebagainya.)
  memberi bantuan bimbingan dan pengayoman kepada oraganisasi-organisasi tersebut serta
menjadi penghubung aktif timbal balik.
3.    Nasyiatul ‘Aisyiyah
Naisyiatul ‘Aisyiyah adalah Organisas Otonom dan kader Muhammadiyah, yang
merupakan gerakan putri Islam, bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan
keputria. Maksud gerakan putri islam adalah mengerakkan putrid-putri islam untuk
memahami dan mengamalkan ajaran islam, serta megajak dan mengarahkan orang lain sesuai
dengan tuntunan al-qur’an dan sunah, menuju terbentuknya putrid islam yang berahklak
mulia.
4.   Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
      Peresmian berdirinya IMM resepsinya di adakn di gedung Dinoto Yogyakarta dengan
diadakan penandatanganan”lima Penegasan IMM” oleh KH Ahmad Badawi yang berbunyi:
  Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islam. 
   Menegaskan bahwa kepribadian muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
   Fungsi IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum,
undang-undang, peraturan.
  Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
  Amal IMM adalah lillahi ta’la dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat    

5.    Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Definisi Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar ma’ruf nahi munkar di
kalangan pelajar yang ditujukan kepada dua bidang :
1)      Kepada perorangan yang terbagi kepada dua golongan :
  Kepada yang telah Islam, bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada nilai-nilai ajaran
Islam.
   Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai ajaran
Islam.
2)      Kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. 
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk pelajar muslim
yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya di kalangan pelajar.
6.       Tapak Suci
Tujuan organisasi ini adalah mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan pencak
silat sebagai seni beladiri Indonesia, memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri
Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur
dan bermoral, serta mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.
Melalui seni beladiri, tapak suci mengamalkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha
mempertinggi ketahanan nasional.
7.      Hizbul Wathon
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berasaskan Islam. Sedangkan maksud dan tujuannya
adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dann pemuda menjadi manumur muslim yang
sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.Kepanduan Hizbul
Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja dan
pemuda.Dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang,
dalam rangka membentuk warga negara yang berguna dan mandiri.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Kepanduan Islami, artinya dalam upaya
menanamkan aqidah Islamiyah dan membentuk akhlaq mulia kepada peserta didik dilakukan
dengan metode kepanduan.

2.4    Amal Usaha
Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang
kehidupan.Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan
kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”
Sesuai dengan Pasal 7  ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Jenis Amal Usaha Muhammadiyah  jika diklasifikasikan terdiri dari 5 bidang :
1.      Bidang Agama Islam
Program gerakan :
  Menamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan
pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
  Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
Wujud aksi amal usahanya :
  Memurnikan ajaran tauhid dalam keseharian.
  Memurnikan dan meluruskan amaliah ibadah.
  Memelopori pembentukan Departemen Agama pada tahun 1946 dan menteri Agama
pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah
  Membentuk Majelis-majelis yang mengelola bidang keagamaan Islam, yaitu : Majelis
Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
2.      Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada dua
hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren
Untuk mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal
usaha berupa  :
  Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan
  Mendirikan madrasah yang mengajarakan ilmu pengetahuan modern
  Mendirikan perguruan tinggi
Untuk menjalankan dan mengelola amal usaha tersebut, maka dibentuk :
  Majelis Pendidikan Sekolah, Madrasah dan pesantren
  Majelis Pendidikan Tinggi
  Lembaga Penelitian dan Pengembangan
  Majelis Pendidikan kader
3.      Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan
masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Amal usaha Muhammadiyah dalam Bidang
Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat diwujudkan dalam :
  Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin.
  Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo
  Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik,  Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit
Umum
  Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri

Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut, dibentuk majelis dan lembaga :


  Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat
  Majelis Pelayanan Sosial
  Majelis Pemberdayaan Masyarakat
  Majelis Lingkungan Hidup
  Lembaga Penangulangan Bencana
4.      Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan
organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik.Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia
di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.Muhammadyah mempunyai sikap
yang sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang baik dan benar 
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis dan
Lembaga :
  Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia.
  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
5.      Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan
ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal
usaha Muhammadiyah.
Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga :
  Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan.
  Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaanyangmemiliki cita-cita ideal yang


dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang
jelas dalam gerakannya.Membentuk beberapa majelis dan lembaga untuk menjalankan fungsi
dan cita – cita Muhammadiyah.Dan organisasi –organisasi ortom yang telah dibentuk
Muhammadiyah, sepenuhnya di niatkan untuk membentuk “masyarakat islam yang sebenar –
benarnya.”
Dan Muhammadiyah juga telah memlakukan berbagai amal usaha yang dapat dirasakan
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia melalui majelis, lembaga, dan organisasi – organisasi
ortom yang Muhammadiyah bentuk.

13

Anda mungkin juga menyukai