Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Psikodinamika ; Relasi Objek Klein

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampuh: Ana Fitriani, M.Psi.,Psikolog

Disusun oleh :

Khairul Ikhsan / 105281103522

Rahmania / 105281103822

Nurfadillah Kasim / 105281102422

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
Kata Pengantar

Puji syukur Senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah Psikologi Kepribadian dengan judul “Psikodinamika ; Relasi Objek Klein” dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi,
terkhusus kepada dosen pengampuh Psikologi Kepribadian Ibu Ana Fitriani, M.Psi.,Psikolog
yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingannya. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan pembelajaran yang berguna bagi pembaca terkait psikologi kepribadian. .

Gowa, 16 Maret 2023

penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Biografi Klein..............................................................................................2
B. Prinsip-Prinsip Teori Klein...........................................................................3
C. Kehidupan Psikis Bayi.................................................................................4
D. Mekanisme Pertahanan Psikis......................................................................6
E. Internalisasi..................................................................................................7
F. Perkembangan Teori Relasi Objek................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................8


A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam psikologi, tentunya membahas tentang hubungan antara individu dengan
individu lainnya yang tidak akan pernah terpisahkan selama hidupnya (makhluk sosial),
melalui kepribadian dan bagaimana kepribadiaan itu dibentuk sacara sosial, dari hasil
perkembangan psikologis. Hal ini juga berkaitan dengan hubungan antara ibu dengan anak
serta keluarganya, juga hubungan batin diantara ibu dan anaknya yang sangat kuat.Hubungan
antara anak dan ibu tidak dapatdipisahakn satu sama lain,keduanya saling
membutuhkan.sehingga munculah teori tentang relasi obyek yang membahas tentang
hubungan yang bersal dari kedektan seorang ibu denga anaknya. Beberapa tokoh dunia yang
meneliti dan mengembangkan teori tentang hubuungan ibu dan anak ini diantaranya; Teori
Melani Klein,  Paranoid-Skizoid yaitu tentang Kehidupan Psikis Bayi; Teori John Bowlby,
Theory Attachment yaitu Tentang Kecemasan Terhadap Perpisahan; Teori Mary Ainsworth, 
Strange Situation. Berikut penjelasannya .

B. Rumusan Masalah
1. Biografi tentang melanie Klein ?
2. Prinsip tentang teori klein?
3. Kehidupan psikis bayi dan posisi?
4. Mekanisme tentang pertahanan psikis?
5. Internalisasi?
6. Perkembangan tentang teori relasi obyek?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Biografi tentang melanie Klein
2. Untuk mengetahui Prinsip tentang teori klein
3. Untuk mengetahui kehidupan psikis bayi dan posisi
4. Untuk mengetahui mekanisme tentang pertahanan psikis
5. Untuk mengetahui nternalisasi
6. Untuk mengetahui Perkembangan tentang teori relasi obyek

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Klein
     Melanie Reizes Klein, anak dari Dr. Moriz Reizes dan istri keduanya yang bernama
Libussa Deutch Reizes, dilahirkan pada tanggal 30 Maret 1882 di Vienna, Austria. Melanie
klein adalah wanita yang mengembangkan teori yang mennekankan pada konsep pengasuhan
dan hubungan penuh cinta kasih antara orang tua dan anak walaupun demikian ia sendiri
tidak mengalami hubungan yang seperti itu dengan anak perempuanya, melitta. Perpecahan
antara ibu dengan putrinya ini terjadi diawal kelahiran putrinya. Melitta adalah anak pertama
dari tiga bersodara. Ia lahir dari orang tua yang sebenaranya tidak saling mencintai. Saat
melitta berusia 15 tahun, orang tuanya berpisah dan melitta menyalahkan ibunya atas
perpisahan ini, juga atas perceraian mereka yang terjadi kemudian. Semakin melitta dewasa
hubunganya dengan ibunya semakin tidak harmonis terutama ketika melitta menikahi walter
schmideberg seorang analisis lain yang sangat berlawanan dengan klein. Cerita mengenai
melanie klein dan anaknya menimbulkan prespektif baru yang menekankan bahwa teori relasi
objek betul betul menempatkan pentingnya hubungan ibu dengan putrinya.Gambaran relasi
obyek Melanie Klein dibentuk berdasarkan penelitian terhadap bayi pada obyek – obyek yang
mampu memberikan perhatian si bayi. Klein selalu menyatakan bahwa dia tidak bermula dari
teori Freud, tetapi hanya menguraikan fenomena perkembangan awal yang konsisten dengan
teori Freud. Freud yang menekankan empat sampai enam bulan setelah kelahiran bahwa
rangsangan bayi (kelaparan, seks, dll.) ditujukan kepada suatu objek payudara, penis, vagina,
dan sebagainya. Menurut Klein, hubungan bayi dan payudara sangatlah penting,
kecenderungan bayi yang paling awal dalam menghubungkan sebagian objek memberikan
mereka pengalaman – pengalaman tidak realistic atau seperti khayalan yang nantinya akan
mempengaruhi semua hubungan antar pribadi.
B. Prinsip-Prinsip Teori Klein
Teori relasi obyek merupakan bagian dari teorsetdaknya freud mengenai teori insting
tetapi penyebabnya berbeda setdaknya ada tiga hal:
1. Teori obyek tidak perlu menekankan pada pentingnya pola yang konsisten dalam
hubungan interpersonal
2. Menekankan pada kekuatan dan kontrol ayah ,teori relasi obyek cendrung lebih
material dengan menekankan keintiman dan pengaruh pengasuhan dll
3. Teori obyek mementingkan kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah    laku
manusia bukan kesenangan seksual ,secara lebih spesifik dijabarkan bahwa teori
mengandung banyak makna sesuai dengan jumlahnya.
C. Kehidupan Psikis Bayi

a.Fantasi
           Fantasi atau khayalan hidup yang aktif dimiliki oleh seorang bayi sejak ia lahir.
Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa
dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Ketika
klein (1932) menulis mengenai dinamika kehidupan fantasi pada bayi, ia tidak mengatakan
bahwa bayi yang baru kahir bisa merangkum pemikiranya melalui kata kata. Maksudnya
adalah bahkan sejak masih sangat kecil, bayi memiliki gambaran ketidak sadaran dari “baik”
dan “buruk”. Contohnya perut penuh adalah baik; perut kosong tidak baik. Selanjutnya, klein
mengemukakan bahwa bayi yan tertidur saat sedang mengisap jarinya sedang berfantasi
bahwa ia mengisap punting payudara ibunya yang baik untuk mendapatkan nutrisi.
Seiring dengan berkembangnya sang bayi fantasi ketidaksadaran yang muncul belakangn ini
di bentuk melalui kenyataan yang dialami dan predisposisi bawaan. Salah satu daripreposisi
adalah qedifus complex atau keinginan anak untuk menghancurkan salah satu orang tuanya
dan untuk terlibat secara seksual dengan orang tuanya.
b.Obyek
           Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian
Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar
untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ
seksual, juga lainnya. Klein (1948) yakin bahwa pada sejak masa bayi awal, anak sudah
berkaitan dengan objek-objek eksternal ini, dan kemudian mulai berminat pada wajah dan
tangan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mereka. Dalam khayalan aktifnya bayi
mengintroyeksi atau mencapai struktur psikis pada objek-objek eksternal, termasuk penis
ayahnya, tangan dan wajah ibunya, serta bagian tubuh lainnya.
c. posisi
           Klein melihat bayi (manusia) sebagai penghubung konsisten dalam konflik dasar
antara hasrat untuk hidup dan hasrat untuk mati, antara baik dan buruk, antara cinta dan
kebencian, kreativitas dan penghancuran. Seiring ego bejalan menuju penggabungan dan
menjauh dari perpecahan, secara alami bayi memilih sensasi yang menyenangkan dibanding
yang memusingkan.Dalam pengupayaan mereka untuk berurusan dengan penggolongan
perasaan tenang dan tidak tenang, bayi mengatur posisi atau cara berurusan dengan objek-
objek internal maupun eksternal berdasarkan pengalamannya. Klein memilih istilah ‘posisi’
dibandingkan ‘tingkat perkembangan’ untuk menunjukkan bahwa perubahan posisi berarti
maju atau mundur; ini bukanlah jangka waktu ataupun tahapan perkembangan yang dilewati
seseorang.

 Posisi paranoid-schizoid
     Menurut klein bayi mengembangkan posisi paranois-schizoid ketika berusia 3-4 bulan.
Pada saat ini, egonya mempersepsi dunia eksternal sebagai dunia yang subjektif dan fantastis,
bukan objektif dan nyata.
Cirri-Ciri Diagnostic Dari Kepribadian Paranoid
– Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasive terhadap orang lain
 – Curiga bahwa orang lain sedang mengeksploitasi, mencalakai/menipunya
 – Preokupasi dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitasteman atau
teman-teman sejawatnya
 – Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau  mengancam  yang
tersembunyi di balik ucapan manis seseorang
 – Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera dan kebohongan yang pernah diterimanya
– Mempersepsi adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya bagi orang lain sama
sekali tidak ada
– Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra
seksualnya telah berselingkuh
– Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia, gangguan suasana perasaan dengan fitur
–fitur psikotik, atau gangguan psikotik lainnya.
Cirri-Ciri Diagnostic Gangguan Kepribadian Schizoid
-. Menggambarkan orang yang memiliki sedikit minat, bila ada, dalam hubungan sosial,
menunjukkai dan ekspresi emosi yang terbatas, serta tampak jauh dan menjaga jarak
– Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi terbatas, yang dimulai
pada masa dewasa awal
– Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat
– Hamper selalu memilih aktivitas-aktivitas soliter
– Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga batihnya
– Tampak tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain
– Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
– Tidak muncul secara eksklusif dengan skizhofrenia atau gangguan-gangguan lainnya
 Posisi depresi
Saat usia lima atau enam bulan bayi mulai dapat melihat objek eksternal secara utuh dan
melihat terdapat kebaikan sekaligus keburukan pada seseorang pada saat ini bayi
mengembangkan gambaran yang lebih realistis sebagai individu yang indevenden dan dapat
melakukan kebaikan dan keburukan.

D. Mekanisme Pertahanan Psikis


1.Introjection
       Introjection dimulai pertama kali saat bayi diberi makan, ketika memperkenalkan
payudara ibu kepada bayi (pemasukkan benda-benda ke dalam mulut). Secara umum, bayi
mencoba untuk meng-introject objek-objek yang bagus untuk dingunakan sebagai pelindung
dari kesenangan. Objek-objek yang terintrojeksi bukanlah representasi sesungguhnya dari
objek-objek aslinya, tetapi diwarnai oleh fantasi (khayalan) anak-anak. Sebagai contoh, bayi
akan mengkhayal kalau ibunya selalu ada; yaitu mereka merasa ibunya selalu ada di dalam
dirinya. Ibu dalam arti yang sesungguhnya, tentu tidak berada dalam bayi tersebut, namun ia
merupakan objek fantasi internal dari bayi tersebut.
2.Projection
       Proyeksi adalah sebuah fantasi di mana perasaan dan impuls seseorang berada pada hal
yang berbeda yakni objek eksternal dan internal.
3.Splinting (pembagian/pemisahan)
  Klein melihat konflik inti sepanjang hidup sebagai perjuangan antara perasaan positif
cinta dan perasaan negatif dari kebencian. Wawasannya bahwa dalam konflik ini orang
cenderung untuk “split” atau membagi dunia menjadi komponen murah hati dan
jahat.Splitting yaitu memisahkan impuls-impuls yang tidak selaras. Dalam memisahkan
obyek-obyek yang baik dari yang buruk, ego sendiri harus dipisahkan. Jadi bayi
mengembangkan suatu gambaran tentang “good me” maupun “bad me” yang
memungkinkannya untuk menangani impuls-impuls yang menyenangkan (pleasurable)
maupun yang destruktif terhadap obyek-obyek eksternal.
4.Indentifikasi bersifat proyeksi
Membantu ego untuk mengatasi kecemasan dengan cara membersihkan itu dari bahaya
dan kejahatan. Introjeksi dari objek yang baik juga digunakan oleh ego sebagai pertahanan
diri terhadap kecemasan. Proses pemisahan dari bagian dari diri dan proyeksi mereka menjadi
objek demikian sangat penting untuk perkembangan normal maupun untuk relasi abnormal
objek. Pengaruh introjeksi terhadap hubungan-hubungan objek sama pentingnya. Para
introjeksi dari objek yang baik, pertama-tama payudara ibu, merupakan prasyarat untuk
perkembangan normal.

E. Internalisasi
Kerangka kerja yang bekerja secara psiko logis. Teori kleinian menekankan tiga
internalisasi penting yang pertama; ego (sifat mementingkan diri sendiri); superego (perasaan
inferior dan perasaan bersalah), oedipus complex (kebutuhan dasar melalui tahap falik atau
tahap oral,anal, dan gential). Ia datang untuk membentuk titik fokus di ego dan membuat
untuk kekompakan ego Contoh Analisa terhadap bayi dari saudara kandung (keponakan) :
Keponakanan saya yang bernama Kerren usia 4 – 5 bulan sedang menangis, tidak lama
kemudian Ibunya memberikan asupan dengan susu dari payudara secara langsung, lalu
Kerren berhenti menangis dan menikmati payudara Ibunya seperti sedang mengkhayalkan
sesuatu. Kerren merasa sudah penuh perutnya artinya baik dan jika perutnya kosong artinya
tidak baik. Pada saat Kerren tertidur ia menghisap jari jempolnya seperti berfantasi bahwa ia
sedang mengisap putting payudara ibunya yang baik. seperti yang diungkapkan oleh Freud,
Klein berasunsi bahwaanak perempuan dann laki-laki mengalami Oedipus complex secara
berbeda pada perkembangannya :

•    Perkembangan Oedipal pada Perempuan yaitu terjadi pada fase feminimitas
•    Perkembangan Oedipal pada Laki-laki yaitu terjadi saat fase maskulinitas
F. Perkembangan Teori Relasi Objek
Merupakan bagian dari teori freud mengenai teori insting ,tetapi penyebabnya berbeda
setidaknya dalam itga hal
1. Teori relasi obyek tidak terlalu menekankan doringan dorongan biologis dan lebih
menekankan pada pentingnya konmsisten dalam hubunga interpersonal
2. Kebalikan dari teori freud yang bersifat paternalistik dan menekankan keintiman
3. Teori relesi obyek umumnya lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif
tentang tingkah laku manusia bukan kesenangan seksual
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Teori relasi objek merupakan teori insting dengan tiga penyebab.  Pertama, teori relasi
objek tidak terlalu menekankan dorongan dorongan biologis dan lebih menekankan pada
pentingnya pola yang konsisten dalam hubungan interpersonal. Kedua, bersifat paternalistis
dan menekan pada kekuatan dan kontrol ayah, teori relasi objek cenderung lebih maternal
dengan menekankan ke intiman dan pengasuhan ibu. Ketiga, teori relasi objek umumnya
lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah laku manusia bukan
kesenangan seksual.

B. Kritik & Saran


Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya
dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010.
Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV
Bani Qureys, 2005, hal :107

Anda mungkin juga menyukai