Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PENILAIAN RUMAH SEHAT


Dosen Pengampu : Yannie Isworo, M.Kes

OLEH
NAMA : Rizky Anjelina
NIM : 2111102414030

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyusun laporan praktikum Kesehatan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
yang berjudul “ Laporan Penilaian Rumah Sehat” dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kesehatan Lingkungan Perumahan dan Permukiman, serta untuk memberikan penjelasan
mengenai komponen-komponen penilaian rumah sehat yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yannie
Isworo, M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kesehatan Lingkungan Permukiman
dan Perumahan.

Namun dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya harap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar kedepannya
dapat lebih baik dalam penyusunan laporan. Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi saya serta pembaca.

Samarinda, 23 Maret 2023

penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI .............................................................................................................................. 6
A. Rumah ......................................................................................................................................... 6
B. Rumah Sehat ............................................................................................................................. 6
C. Komponen-Komponen Penilaian Rumah Sehat .............................................................. 7
BAB III METODE KEGIATAN PRAKTIK ............................................................................................ 11
A. Waktu dan Tempat ................................................................................................................. 11
B. Alat ............................................................................................................................................. 11
C. Prosedur Kerja ........................................................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 12
A. Hasil Penilaian Rumah Sehat .............................................................................................. 12
B. Pembahasan ............................................................................................................................ 14
C. Rekomendasi Perbaikan ...................................................................................................... 17
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ......................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 19
LAMPIRAN ............................................................................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan derajat kesehatan pada setiap masyarakat ditandai dengan dilakukannya
berbagai upaya seperti pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan
meningkatnya risiko penyakit, serta perlindungan dari berbagai ancaman penyakit. Faktor
lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masayarakat,
selain dari faktor perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Upaya meningkatkan
derajat kesehatan ditunjukan untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas lingkungan yang
sehat, baik dari segi fisik, kimia, biologi maupun sosial yang menunjang setiap individu atau
masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya.
Terwujudnya rumah sehat merupakan salah satu indikator untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. (Suwita & Fahri, 2019)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi sebagai
tempat tinggal serta menjadi pusat kehidupan berkeluarga. Menurut World Health
Organization (WHO), rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Rumah dapat dikatakan layak apabila memenuhi
syarat kesehatan. Rumah sehat ialah konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. (Maulana et al, 2020)
Rumah sehat adalah suatu bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai
sarana pembinaan keluarga yang dapat menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental
dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat melakukan aktivitasnya dengan
produktif. Rumah sehat merupakan penilaian terhadap komponen-komponen rumah yang
memenuhi kriteria sehat, terdapat tiga komponen yakni rumah, sarana sanitasi dan perilaku.
Komponen dalam rumah sehat adalah sarana tidak langsung terhadap keterpaparan suatu
penyakit dikarenakan rumah berfungsi sebagai tempat tinggal dan beranaung manusia.
(Sugandi & Soemarwoto, 2018). Umumnya rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria yakni memenuhi kebutuhan fisiologis, memenuhi kebutuhan psikologis, memenuhi
persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah, dan memenuhi
persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun di dalam rumah. (Yasril & Maisyarah, 2021)
Kondisi rumah serta lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor
risiko dan sumber dari berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan diantaranya
adalah penyakit pada saluran pernafasan, penyakit kulit, penyakit yang diakibatkan oelh
vektor, dan kecelakaan yang terjadi di dalam ataupun di luar rumah. Menurut KEPMENKES
RI No. 829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Penilaian rumah sehat
meliputi tiga kelompok komponen, yaitu :
a. Komponen rumah meliputi, langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,
jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur
serta pencahayaan.
b. Komponen sarana sanitasi meliputi, sarana air bersih, sarana pembuangan
kotoran, sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah.
c. Komponen perilaku penghuni meliputi, membuka jendela kamar tidur, membuka
jendela ruang keluarga , membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi
ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.
Pada kegiatan penilaian rumah sehat ini dilakukan pada rumah masing-masing
mahasiswa dengan menggunakanmengisi from penilaian rumah sehat. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka kegiatan penilaian rumah sehat pada rumah masing-masing
mahasiswa ini bertujuan untuk dapat mengetahui apakah rumah sudah memenuhi syarat
rumah sehat dengan penilaian kondisi rumah berdasar pada komponen-komponen
persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan praktik penilaian rumah sehat pada rumah masing-masing
mahasiswa ialah :
1. Untuk mengetahui kategori penilaian dari kondisi rumah apakah termasuk dalam
kategori sehat atau tidak sehat.
2. Untuk mengetahui kondisi dari komponen-komponen persyaratan rumah sehat
yaitu, komponen rumah, sarana sanitasi, kepadatan vektor, dan perilaku penghuni
rumah.
C. Manfaat
Manfaat dilakukannya kegiatan praktik penilaian rumah sehat pada rumah masing-masing
mahasiswa ialah agar dapat mengetahui kondisi rumah dilihat dari hasil penilaian rumah
sehat serta untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai
cara penilaian rumah sehat yang sesuai dengan standar persyaratan rumah sehat.
BAB II

DASAR TEORI

A. Rumah
Berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman menyatakan rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Sedangkan menurut WHO, rumah adalah struktur
fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan
jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
Berdasarkan definisi tersebut maka rumah dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang
mampu memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai perlindungan dari
pengaruh alam luar maupun teempat tinggalnya. (Aldo & Santony, 2019)
B. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah suatu bangunan yang dibuat untuk difungsikan sebagai tempat
istirahat, berlindung dan sarana untuk membina keluarga untuk mendukung terwujudnya
kehidupan sehat fisik, mental dan sosial. Dengan begitu semua penghuninya dapat
melakukan kegiatannya secara produktif. Rumah sehat merupakan penilaian terhadap
proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi
dari tiga komponen untuk dipenuhi (rumah, sarana sanitasi, dan perilaku) di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. (Depkes RI, 2007)
Rumah sederhana sehat adalah rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan
bangunan dan konstruksi sederhana, namun tetap memenuhi standar kebutuhan minimal dari
aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Rumah dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi beberapa kebutuhan seperti kebutuhan fisiologis, memenuhi kebutuhan
psikologis, menghindari dari terjadinya kecelakaan, serta menghindarkan dari terjadinya
penularan penyakit. (Delyuzir, 2020) Menurut WHO kriteria rumah sehat yaitu :
1. Melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat.
2. Mempunyai tempat tidur, masak, kamar mandi
3. Melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas pncemaran
4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya
5. Kokoh dan bebas dari penyakit menular
6. Memberi rasa aman
C. Komponen-Komponen Penilaian Rumah Sehat
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829 Tahun 1999 tentang syarat
perumahan sehat komponen rumah merupakan gambaran kondisi secara nyata yang terjadi
di lokasi rumah :
1. Komponen Rumah
a. Langit-langit
Langit-langit rumah atau yang sering disebut dengan plafon merupakan bagian
konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan. Plafon rumah
juga berfungsi untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk
ke dalam rumah setelah melewati atap serta untuk menahan kotoran dan debu lain
yang jatuh dari atap. Ketinggian dan juga bahan bangunan plafon juga harus sesuai
agar tidak mempengaruhi kenyamanan dan keamanan dari penghuni rumah.
(Prasetyawati & Gravitiani, 2018)
b. Dinding
Dinding adalah struktur bangunan yang membatasi suatu ruangan dalam bangunan
agar terbentuk ruangan-ruangan serta untuk melindungi suatu ruangan dari alam
terbuka. Dinding rumah dibangun harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup,
karena ventilasi yang kurang mengakibatkan dinding menjadi lembab. Dinding yang
baik adalah dinding yang memiliki permukaan halus dan rata, mudah dibersihkan dan
tidak dapat menyerap air. Rumah yang sehat apabila memiliki dinding yang terbuat
dari batu bata dan telah diplester. Hal ini bertujuan agar memberikan perlindungan
penghuninya dari berbagai kondisi lingkungan luar yang dapat membahayakan
kesehatan dan keselamatan penghuninya. (Monintja & Warouw, 2020)
c. Lantai
Lantai adalah permukaan bawah dari sebuah ruangan. berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan, lantai harus kedap air dan dapat dengan mudah dibersihkan. Selain itu
lantai sebaiknya dinaikkan sekitar 20 cm dari permukaan tanah.
d. Kamar tidur
kamar tidur sebaiknya memiliki ukuran luas minimum 8x8 meter, tidak dianjurkan
untuk dihuni lebih dari dua orang dan dilengkapi dengan ventilasi atau jendela agar
sinar matahari dapat masuk dan memenuhi ruangan.
e. Ruang keluarga
Ruang keluarga merupakan bagian ruangan dalam rumah yang menjadi ruangan
tampat seluruh penghuni rumah dapat berkumpul dan bekerja dengan produktif. Oleh
sebab itu konstruksi dan lingkungan ruang keluarga harus diperhatikan dengan baik.
Ruang keluarga yang sehat harus memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikologis,
kebutuhan akan jenis lantai yang kedap air, ventilasi/jendela yang memenuhi syarat
agar terjadinya sirkulasi udara yang baik dalam ruang keluarga, serta pencahayaan
yang optimal. (Ernawati & Gunawan, 2017)
f. Dapur
Ruangan dapur yang sehat sebaiknya haruslah dilengkapi dengan lubang atau
jendela guna sebagai jalur pembuangan asap dapur sebaiknya dinding dapur sekitar
kompor atau tungku dilapisi dengan seng atau bahan tahan api, terutama pada rumah
dengan dinding kayu dan sejenisnya.
g. Ruang tamu
Ruang tamu merupakan bagian ruangan dalam rumah yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima tamu yang bersifat terbuka dibanding dengan ruangan lainnya.
h. Ventilasi
Ventilasi atau penghawaan alamiah dalam rumah sebagai proses pertukaran udara
segar dari luar ke dalam ruangan penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan
luas lantai rumah dengan luas ventilasi. Untuk memenuhi persyaratan kesehatan luas
ventilasi lebih dari sama dengan 10% dari luas lantai rumah.
i. Lubang asap dapur
Dapur harus dilengkapi dengan lubang asap dapur sebagai jalur untuk keluar nya
asap dari kompor atau tungku dari proses memasak.
j. Pencahayaan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999 syarat untuk
pencahayaan alam dan atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal dengan intensitas 60 lux dan tidak menyilaukan.
2. Sarana Sanitasi
a. Sarana air bersih
Sumber air bersih yang baik berasal dari air tanah dan milik sendiri, minimal harus
memenuhi persyaratan air baku. Air digunakan sebagai air minum, memasak, serta
keperluan sehari-hari lainnya harus memenuhi persyaratan atau golongan B.
Berdasarkan Permenkes No. 829 Tahun 1999, persyaratan air untuk sarana air
bersih adalah tersedianya sarana air bersih dengan kapasitas yang cukup dengan
minimal 60 liter/hari/orang, kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan atau air minum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Jamban (sarana pembuangan kotoran)
Jamban atau sarana pembuangan kotoran manusia yaitu tempat yang dapat
digunakan untuk membuang air besar. Tempat pembuangan tinja yang sehat yakni
apabila jamban dapat menghindarkan kotoran manusia untuk kontak langsung
dengan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Syarat jamban yang
sehat yang harus dipenuhi adalah kotoran manusia tidak dapat dijangkau oleh
serangga, tikus dan hewan lainnya, tidak mencemari sumber air, tidak meninggalkan
bau, serta tidak mengotori tanah. (Prasetyawati & Gravitiani, 2018)
c. Sarana pembuangan air limbah (ISPAL)
Menurut Permenkes Nomor 829 Tahun 1999 persyaratan untuk pembuangan air
limbah yaitu :
1) Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
2) Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran pada
permukaan tanah dan air tanah.
d. Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)
Sarana tempat sampah yang adalah sarana pembuangan sampah sementara
sebelum sampah dibuang pada pembuangan sampah akhir. Setiap rumah wajib
memiliki tempat sampah. Persyaratan mengenai sarana tempat sampah yang sehat
yaitu, mudah dibersihkan dan dapat menghindarkan dari jangkauan tempat sampah
dan tikus. Oleh sebab itu tempat sampah yang baik harus memiliki penutup, dan tidak
membuang sampah langsung diatas tanah terbuka karena dapat menyebabkan
timbulnya bau serta dapat mencemari sumber air seperti pada air tanah atau sumur.
(Prasetyawati & Gravitiani, 2018)
3. Vektor Penyakit
Vektor merupakan penyebab utama terjadi penularan penyakit yang berasal dari
hewan seperti nyamuk, lalat dan tikus. Keberadaan vektor pada rumah tidak
diperbolehkan, Menurut Permenkes Nomor 829 Tahun 1999, keberadaan vektor dan
binatang penular penyakit yakni, keberadaan lalat dan jentik nyamuk tidak boleh melebihi
5%, dan tidak adanya tikus bersarang pada rumah.
4. Perilaku Penghuni
Perilaku penghuni rumah ialah perilaku individu yang dilakukan sebagai upaya agar rumah
tersebut menjadi sehat, beberapa perilaku yang dapat dilakukan penghuni rumah ialah,
kebiasaan membuka jendela, kebiasaan membersihkan rumah dan halaman, menjemur
tempat tidur dan handuk, serta membuang sampah pada tempat sampah.
BAB III

METODE KEGIATAN PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dilaksanakannya praktik penilaian rumah sehat, sebagai berikut :
1. Waktu : 11.00 WITA
2. Tempat : Jl. Agatis L3 Blok. A Rt. 06 Desa Bangun Rejo, Kec. Tenggarong
Seberang
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktik penilaian rumah sehat, sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Kamera handphone
3. From penilaian rumah sehat
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam melakukan praktik penilaian rumah sehat, sebagai berikut :
1. Melakukan observasi pada rumah masing-masing mahasiswa
2. Mengisi from penilaian rumah sehat yang berisi komponen-komponen persyaratan
rumah sehat.
3. Melakukan perhitungan dengan mengkalikan nilai dan bobot, untuk kemudian didapat
hasilnya yang akan menentukan apakah termasuk kategori rumah sehat atau tidak
sehat.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilaian Rumah Sehat

FORM PENILAIAN RUMAH SEHAT

Nama KK : Haryono
Alamat : Jl. Agatis L3 Blok A Rt. 06, Desa Bangun Rejo
Jumlah anggota keluarga: 6

No Komponen Rumah Nilai


Kriteria Bobot
Yang Dinilai Tertinggi
I KOMPONEN RUMAH 31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor sulit dibersihkan dan rawan 1
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu / ilalang)
b. Semi permanen / setengah 2
tembok/pasangan bata atau batu yang tidak
diplester/papan yang tidak kedap air
c. permanen (tembok/pasangan bata atau 3 93
batu yang diplester/papan kedap air)
3 Lantai a. Tanah 0
b. papan/anyaman bambu dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/ papan(rumah 2 62
panggung)
4 Kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5 Ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
6 Dapur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
7 Ruang Tamu a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
8 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, luas ventilasi permanen < 10% dari 1
luas lantai
c. Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari 2 62
luas lantai
9 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
No Komponen Rumah Nilai
Kriteria Bobot
Yang Dinilai Tertinggi
b. Ada, luas ventilasi < 10% dari luas lantai 1 31
dapur
c. Ada, luas ventilasi >10% dari luas lantai 2
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau
ada exhauster fan ada peralatan lain yang
sejenis
10 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat digunakan untuk 0
membaca
b. kurang terang, sehingga kurang jelas 1
untuk membaca
c. Terang dan tidak silau, sehingga dapat 2 62
dipergunakan untuk membaca dengan
normal
II SARANA SANITASI 25
11 Sarana air bersih a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
memenuhi syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 2
syarat
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi 3
syarat
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4 100
12 Jamban (sarana a. Tidak ada 0
pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, 1
disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher 2
angsa), disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic 3 75
tank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4
13 Sarana pembuangan air a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak 0
limbah (SPAL) teratur di halaman rumah
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber 1
air (jarak dengan sumber air <10m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran 3
kota) untuk diolah lebih lanjut
14 Sarana pembuangan a. Tidak ada 0
sampah (tempat sampah)
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada 1
tutup
c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 50
d. Ada, kedap air dan tertutup 3
III VEKTOR PENYAKIT 10
15 Nyamuk a. Nyamuk terlihat banyak sekali sampai 0
tidak terhitung
b. Terlihat ±7 ekor nyamuk dan menggigit 1 10
pemeriksa
c. Tidak ada nyamuk 2
16 Tikus a. Terlihat tikus berkeliaran 0
No Komponen Rumah Nilai
Kriteria Bobot
Yang Dinilai Tertinggi
b. Terdengar suara tikus dan terdapat 1 10
kotoran/bekas tikus
c. Sesekali terdengar suara tikus 2
d. Tidak ada tanda-tanda tikus 3
IV PERILAKU PENGHUNI 34
17 Membuka jendela kamar a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 68
18 Membuka jendela ruang a. Tidak pernah dibuka 0
keluarga
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 68
19 Membersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 68
20 Menjemur tempat tidur a.Tidak pernah di jemur 0
b. Kadang-kadang 1 34
c. Setiap bulan dijemur 2
21 Membuang sampah pada a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
tempat sampah sembarangan
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2 68
22 Menjemur handuk a.Tidak pernah di jemur 0

b.Kadang-kadang 1
c.Setiap hari di jemur 2 68

Total Hasil Penilaian 1165

Rumah
Kategori
sehat
Nilai rumah sehat

B. Pembahasan
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa langit-langit pada rumah adalah ada,
bersih dan tidak rawan kecelakaan dengan bobot 62. Maka langit-langit tersebut
dapat dinyatakan sesuai dengan persyaratan komponen rumah sehat.
2) Dinding
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dinding pada rumah termasuk pada
kategori permanen, tembok/pasang bata atau batu yang diplester/papan kedap air
dengan bobot 93, maka dinding tersebut dapat dinyatakan sesuai dengan
pernyaratan komponen rumah.
3) Lantai
Berdasarkan dari tebel di atas diketahui bahwa lantai pada rumah adalah,
dipelester/ubin/keramik/papan(rumah panggung) dengan bobot 62, maka lantai
tersebut dapat dinyatakan sesuai dengan pesyaratan komponen rumah.
4) Kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan ruang tamu
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada rumah tersebut ada komponen
kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan ruang tamu. Dengan bobot masing-masing
komponen 31.
5) Ventilasi
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada rumah tersebut terdapat ventilasi
dengan kriteria ada, luas ventilasi >10% dari luas lantai, dengan bobot 62. Maka
ventilasi tersebut dinyatakan sesuai dengan persyaratan rumah sehat.
6) Lubang asap dapur
Berdasarkan tabel di atas pada rumah tersebut terdapat lubang ventilasi dapur,
namun dengan kriteria <10% yang mana asap tidak dapat keluar dengan sempurna,
dengan bobot 31.
7) Pencahayaan
Berdasarkan tabek di atas pencahayaan pada rumah tersebut masuk pada kariteria
terang dan tidak silau, sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal,
dengan bobot 62. Maka dapat dinyatakan bahwa pencahayaan tersebut sesuai
dengan syarat rumah sehat.
b. Sarana Sanitasi
1) Sarana air bersih
Berdasarkan pada tabel di atas sarana air bersih pada rumah tersebut ada, milik
sendiri dan memenuhi syarat air bersih yang berasal dari air tanah atau sumur.
Dengan bobot 25x3=100.
2) Jamban (sarana pembuangan kotoran)
3) Berdasarkan pada tabel di atas jamban pada rumah tersebut ada, bukan leher angsa
ada tutup, septic tank, dengan bobot 75.
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Berdasarkan pada tabel di atas sarana pembuangan air limbah pada rumah tersebut
ada dan namun di alirkan pada selokan terbuka, yang mana hal tersebut dapat
berisiko menimbulkan penyakit akibat dari air limbah tersebut dapat meresap
langsung pada tanah. Dengan bobot 50.
5) Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)
Berdasarkan pada tabel di atas sarana pembuangan sampah pada rumah tersebut
ada, kedap air namun tidak tertutup, yang mana hal tersebut sangat berisiko menjadi
tempat berada hewan-hewan sumber penyakit, serta menimbulkan bau tidak sedap.
Dengan bobot 50.
c. Vektor penyakit
1) Nyamuk
Berdasarkan tabel di atas vektor nyamuk termasuk pada kriteria terlihat ±7 ekor
nyamuk dan menggigit pemeriksa. Dengan bobot 10.
2) Tikus
Berdasarkan tebel di atas hewan tikus termasuk pada kriteria terdengar suara tikus
dan terdapat kotoran/bekas tikus pada bagian sela-sela yang tidak terjangkau
cahaya, yang mana dengan hal tersebut berisiko menyebarkan sumber penyakit yang
berasal dari kotoran tikus tersebut. Dengan bobot 10.
d. Perilaku penghuni
1) Membuka jendela kamar, membuka jendela ruang keluarga
Berdasarkan tabel di atas perilaku penghuni , selalu membuka jendela setiap pagi
hingga sore pada kamar dan juga ruang keluarrga, sehingga cahaya matahari dapat
masuk dengan sempurna dan sirkulasi udara dapat berlangsung dengan baik.
2) Membersihkan rumah dan halaman
Berdasarkan tabel di atas perilaku penghuni selalu membersihkan rumah serta
halaman setiap hari, untuk menghilangkan debu dan kotoran. Maka dengan begitu
perilaku penghuni sesuai dengan syarat perilaku penghuni rumah sehat, dengan
bobot 68.
3) Menjemur tempat tidur
Berdasarkan tabel di atas perilaku penghuni termasuk pada kriteria kadang-kadang
menjemur tempat tidur, yang mana hal tersebut apabila terus begitu akan berisiko
adanya jamur dan kutu atau serangga-serangga lain yang hinggap di kasur yang
menjadikan tempat tidur sebagai sarang penyakit, dengan bobot 34
4) Membuang sampah pada tempat sampah
Berdasarkan tabel di atas perilaku penghuni sudah membuang sampah pada tempat
sampah setiap hari, dengan bobot 68.
5) Menjemur handuk
Berdasarkan tebel di atas perilaku penghuni sudah menjemur handuk setiap hari
setelah digunakan, dengan bobot 68
Berdasarkan data pada tabel di atas dengan hasil perhitungan 1165, maka dapat
disimpulkan bahwa rumah tersebut termasuk pada kategori rumah sehat yang mana
persyaratan rumah sehat memiliki nilai bobot yang >1068. Namun masih ada beberapa
komponen yang belum memenuhi persyaratan komponen rumah sehat seperti, kurang
lebarnya lubang asap dapur, sarana pembuangan air limbah yang dialirkan pada selokan
terbuka, tempat sampah yang tidak tertutup, terdapat kotoran tikus, serta masih jarang
menjemur tempat tidur.
C. Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan dari data tambel di atas penghuni tersebut perlu memperbaiki beberapa
komponen yang kurang sesuai denga syarat rumah sehat, seperti dibuatnya lubang/ventilasi
pada dapur dengan lebar >10% lebar lantai sehingga asap dapat keluar dengan sempurna,
menggunakan tempat sampah yang tertutup untuk menghindari adanya serangga serta bau
yang tidak sedap, membersihkan tempat-tempat genangan air yang menjadi sarang jentik
nyamuk, berupaya membasmi tikus-tikus yang masih berkeliaran di sekitar rumah, serta
memperbaiki perilaku penghuni yang sebaiknya menjemur tempat tidur rutin setiap bulan agar
terhindar dari jamur dan kutu kasur dan memperbaiki saluran pembuangan air limbah dengan
dialirkan pada tempat yang lebih aman agar tidak berisiko air limbah meresap ke dalam tanah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pada persyaratan bobot komponen untuk kategori rumah sehat yaitu >1065,
yang mana setelah dilakukan observasi penilaian rumah sehat pada nama kk Haryono,
nilai bobot yang di dapat ialah 1165, yang mana nilai bobot tersebut melebihi nilai
minimun. Maka dapat dinyatakan bahwa rumah tersebut termasuk pada kategori rumah
sehat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829 Tahun 1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan memiliki 3 komponen persyaratan rumah sehat, yaitu
a. Komponen rumah meliputi, langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, lubang asap dapur dan pencehayaan
b. Komponen sarana sanitasi meliputi, sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran,
sarana pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
c. Komponen vektor penyakit meliputi, nyamuk dan tikus
d. Komponen perilaku penghuni meluputi, membuka jendela kamar dan ruang keluarga,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban,
membuang sampah pada tempatnya, menjemur tempat tidur dan handuk.

B. Saran

Sebaiknya penghuni memperbaiki perilaku dengan menjemur tempat tidur dengan rutin setiap
bulan agar terhindar dari kutu serta jamur. Sebaiknya perlu perbaikan pada beberapa
komponen yangg kurang sehat seperti lubang asap dapur yang dibuat >10% luas lantai agar
asap dapat keluar dengan sempurna, melakukan perbaikan pada saluran pembuangan air
limbah untuk dialirkan pada tempat yang tertutup dan aman, serta untuk selalu membersihkan
bagian rumah yang menjadi tempat jentik nyamuk dan hinggap nya kotoran tikus.
DAFTAR PUSTAKA

Aldo, D., & Santony, J. (2019). Identifikasi Sanitasi Rumah Sehat dengan Metode Multifactor
Evaluation Process. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 16 (2), 121-126.
Delyuzir, R. D. (2020). Analisa Rumah Sederhana Sehat Terhadap Kenyamanan Ruang. Jurnal
Aritektur dan Kota Berkelanjutan, 2 (2).
Ernawati, D., & Gunawan, A. T. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kondisi Suhu
Dan Kelembaban Ruang Keluarga Di Dusun Kota Yasa Desa Yasa Kecamatan Subang
Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Jurnal Poltekes.
Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta :
Departemen Kesehtan RI

Maulana, M. (2020). Upaya Pemberdayaan Peningkatan Rumah Sehat di Dusun Pringgolayan


Kecamatan Banguntapan Tahun 2020. Jurnal Pemberdayaan, 4 (2), 177-182.
Monintja, N., & Warouw, F. (2020). Hubungan Antara Keadaan Fisiki Rumah Dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru. Journal of Public Health and Community Medicine, 1 (3).
Prasetyawati, N. D., & Gravitiani, E. (2018). Analisis Kondisi Sanitasi Permukiman di Kota
Yogyakarta Tahun 2015. Jurnal Ekosains.
RI, D. K. (2007). Pendoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta: Dirjen P2PL Depkes RI.
Sugandi, Y. S., & Soemarwoto, R. (2018). Gerakan Sosial Rumah Sehat Dan Imunisasi BCG
Sebagaai Langkah Menurunkan Kejadian Tuberkulosis (TB) Anak. Humanika, 25 (1).
Suwita, & Fahri, M. S. (2019). Analisis Determinan Rumah Sehat Dalam Mendukung
Pembangunan Berwawasan Lingkungan Di Kelurahan Kebun Handil Kota Jambi. Jurnal
Pembangunan Berkelanjutan, 2 (1).
Yasril, A. I., & Maisyarah. (2021). Gizi Pada Bayi, Balita dan Ibu Hamil Serta Penilaian Sanitasi
Rumah Sehat dan Penyuluhan Kepada Masyarakat Terkait Rumah Sehat dan Gizi.
Empowering Society Journal, 2 (2), 112-120.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan

Langit-langit Dinding

lantai Kamar tidur

Ruang keluarga Ruang tamu


Dapur Dinding

Lubang asap dapur Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)

Sarana pembuangan air limbah (ISPAL) Foto praktikan

Anda mungkin juga menyukai