sEMINAE GERONTIK
sEMINAE GERONTIK
KEPERAWATAN GERONTIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
PENDAHULUAN
Arthritis Gout merupakan suatu penyakit dengan serangan mendadak dan berulang
pada sendi,ditandai timbulnya nyeri pada daerah yang disebabkan adanya endapan kristal
ini disebabkan pria dewasa lebih cenderung peminum alkohol, alkohol bisa
bertahan dalam peredaran darah dan menumpuk di persendian. Hal ini disebabkan oleh
episode arthritis akut kemudian arthritis kronis disertai kerusakan jaringan lunak atau
ginjal. Kejadian Gout sekitar 3-4 per 1.000 orang.(Iskandar Junaidi, 2020)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), angka penyakit asam urat
mencapai 4,75% dari 10% populasi, sedangkan angka di Ingris, Spanyol, dan Belanda di
atas 3%. Orang Amerika dewasa berusia di atas 20 tahun yang memiliki penyakit asam
urat tercatat sebanyak 3,9%. Sementara itu suku aborigin dewasa Australia dan Selandia
Baru mencapai angka 3,8%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
kulit putihnya yang rata-rata mencapai angka 1,22%. Meski demikian, angka penderita
asam urat pada suku Maori dan penduduk Kepulauan Pasifik bisa mencapai 7,63%.
(Tandra, 2022)
Berdasarkan data di Indonesia diperkirakan sekitar 2,3% dari 273.879.750 orang yang
menderita Arthritis Gout, kebanyakan pada pria yang berasal dari Manado dan Minahasa
karena penduduknya sering mengkonsumsi makanan laut tertentu dan alkohol.Sedangkan
yang melakukan pengobatan hanya 25% penderita. (Tandra, 2022). Data indonesia????
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan penyakit Arthritis Gout
menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbanyak, sebesar 9.212 orang
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2020 sebanyak 10.228
pasien dan pada tahun 2021 jumlah kasus Arthritis Gout di Kota Palembang sebanyak
11.874 pasien, sedangkan pada tahun 2022 pada bulan januari-maret sebanyak 2.055
Berdasarkan data dari panti sosial harapan kita Indralaya penyakit asam urat pada
Menurut Helmi ZN (2012), penanganan Arthritis Gout dapat dilakukan dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dengan pemberian non steroidal
uricosuric. Sedangkan terapi non farmakologi yang dapat dilakukan antara lain
menggunakan tanaman herbal, dan teknik relaksasi (kompres hangat), SALAH SATU
TEKNIK RELAKSASI ..... terapi non farmakologi bertujuan untuk membuka pori-pori,
melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan sirkulasi darah kebagian yang
nyeri, menurunkan ketegangan otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau
kekakuan pada otot maupun sendi (Potter,P.A PA, 2010). BENANG MERAH
Pemberian kompres hangat juga dapat dikombinasikan dengan tanaman herbal untuk
memberikan khasiat yang lebih, salah satunya dengan serai (Cymbopogan Citratus).
(antioksidan) 12-18%, sitronellil asetat 2-4% sitral, kavikol eugenol, elemol dan
seskwiterpene laim 2-5%, elemen dan cadinene 2-5%, kadinol, kadinen, vanilin, limonen
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat di simpulkan
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Ny. Z Dengan masalah utama gout artritis di
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
TINJAUAN PANTI
Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita berdiri pada tahun 1971 diatas lahan seluas +
1,5 Ha yang berlokasi di Jl. Djompo Rt. 16 Rw.03 No.796 Kel. Sukabangun Kec.
Sukarami Palembang. Dalam usaha mewujudkan kesejahteraan sosial bagi para lanjut
dituangkan dalam surat Keputusan Menteri Soaial RI Nomor Huk. 3-1-5/107 tahun
kesejahteraan sosial telah diberikan bantuan pelayanan bagi para lanjut usia / Jompo.
Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang sebagai unit pelaksana teknis dari
Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan, bertugas memberikan bantuan dan penyantunan
terhadap para lanjut usia / jompo yang kondisi fisik dan ekonominya lemah. Pemberian
bantuan ini berupa pelayanan dan pemeliharaan, pembinaan kerohanian, dan pelayanan
Di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan kita yang mempunyai struktrur sebagai berikut :
PARIAM MARYAMAH
a. Visi
Visi Di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita yaitu yang merupakan Terciptanya
warga binaan sosial lanjut usia yang sejahtera, sehat, jasmani rohani, dan mandiri
b. Misi
Misi Di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita yaitu sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan perlindungan sosial lanjut usia
spritual.
6. Menggalang peran serta sosial masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan
c. Motto
Moto Di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita yaitu selalu ikhlas dalam pelayanan
KONSEPTUAL TEORI
A. Definisi
Asam urat atau arthritis gout merupakan hasil metabolisme akhir dari purin,
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Asam urat
memiliki hubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang dapat memicu
terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah, kadar sam urat dalam darah
dikatakan tinggi apabila jika kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl pada laki-laki dan 6
mg/dl pada perempuan. Peningkatan kadar asam urat ini dapat menyebabkan
gangguan pada tubuh, seperti rasa nyeri didaerah persendian yang sering, disertai
dengan rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya (Untari & Wijayanti, 2017).
Asam urat merupakan hasil metabolisme didalam tubuh yang kadarnya tidak
boleh berlebih, setiap individu memiliki asam urat didalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme yang normal akan dihasilkan asam urat. Asam urat merupakan hasil dari
metabolisme akhir dari purin yaitu sebagai salah satu komponen asam nukleat yang
Menurut WHO asam urat merupakan bagian dari metabolisme purin, namun
apabila metabolisme terjadi secara tidak normal maka akan terjadi sebuah proses
penumpukan kristal dari asam urat pada persendian yang menyebabkan rasa sakit
yang cukup tinggi. Pada keadaan normal, kadar asam urat pada laki-laki mulai
meningkat setelah pubertas sedangkan pada perempuan kadar asam urat tidak
akan mengalami peningkatan seperti yang dialami pria (Fajarina, 2011 dalam Kussoy,
2019).
peningkatan kadar asam urat di atas normal dan juga merupakan suatu keadaan
Hiperurisemia atau asam urat yang normal-tinggi juga diketahui terkait dengan
tekanan darah tinggi) hal ini menjadi faktor risiko dalam perkembangan penyakit
B. Etiologi
C. Patofisiologi
asam urat tinggi dan sistem ekresi asam urat yang tidak adekuat dapat menghasilkan
akumulasi gout yang berlebih dalam plasma darah, sehingga mengakibatkan kristal
asam urat mengalami penumpukan. Penimbunan kristal ini dapat menimbulkan iritasi
lokal dan menyebabkan inflamasi (Sudoyo, 2009 dalam Hidayah, 2019). Terdapat
banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout, salah satunya yang
diketahui perananya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan, terjadinya presipitasi kristal
tendon dan selaput. kristal urat yang memiliki muatan negative akan dibungkus oleh
berbagai macam jenis protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit (Nurafif,
2015).
membrane vakula dikeliling oleh kristal dan membrane leukositik lisosom yang dapat
Setelah terjadi kerusakan terhadap sel, enzim-enzim lisosom akan dilepaskan kedalam
Saat asam urat mengalami penumpukan dalam darah dan pada cairan tubuh
lain maka asam urat tersebut akan megalami pengkristalan dan akan membentuk
seluruh tubuh, penumpukan ini disebut dengan tofi. Adanya Kristal akan memicu
respon inflamasi akut dan netrofil untuk melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak
hanya bersifat merusak jaringan tapi juga mampu mengakibatkan inflamasi. Serangan
gout akut pada awalnya cenderung sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
hanya meliputi satu tulang sendi, pada serangan pertama akan timbul rasa nyeri berat
yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan memerah. Tulang sendi metatar
sophangeal biasanya menjadi yang paling pertama teinflamasi, kemudian mata kaki,
tumit, lutut dan tulang sendi pada daerah pinggang. Terkadang gejala yang dirasakan
akan disertai dengan demam ringan, gejala biasanya berlangsung cepat namun
D. Manifestasi Klinis
berlangsung cepat dan lebih sering sering dijumpai pada ibu jari atau jempol kaki.
Ada kalanya serangan disertai kelelahan, sakit kepala dan demam. Interkrit, tahap ini
adalah tahap yang terjadi diantara serangan asam urat akut, namun sakit peradangan
stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut, dimana pada periode ini terjadi
radang akut. Kronis, pada tahap kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat)
dalam jaringan yaitu dibagian telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
Tanda dan gejala asam urat yang sering dialami berupa rasa nyeri di persendian
yang terjadi secara mendadak, biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang pagi.
pada bagian yang diserang.Terjadinya demam disertai kedinginan Irama detak jantung
Pada umumnya serangan pertama terjadi pada satu bagian sendi lalu serangan
akan dengan cepat menghilang. Serangan berikutnya dapat terjadi lagi namun dalam
jangka waktu yang lama hingga bertahun-tahun. Serangan awal yang dengan cepat
menghilang ini membuat banyak para penderitanya tidak menyadari bahwa telah
E. Penatalaksanaan
Penanganan gout dibagi menjadi penanganan terhadap serangan akut dan penanganan
hipourisemik yang dibagi menjadi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.
kompres air hangat, memodifikasi diet rendah purin, mengurangi asupan yang
b) Terapi farmakologi dalam penyakit gout dibagi menjadi penanganan akut dan
(Nurafif, 2015).
gout arthritis.
3.2 Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
pengkajian skrining untuk menilai suatu keadaan normal atau abnormal, kemudian
berfokus pada masalah atau resiko. Pengkajian harus dilakukan dengan dua tahap
1) Identitas : Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
2) Keluhan Utama :
Keluhan utama yang menonjol pada klien gout arthritis adalah nyeri dan terjadi
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya
dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi, keluhan
biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan pada gout
arthritis kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan sekitar.
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit gout
arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya
6) Riwayat Psikososial :
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam
rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan
adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang
perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
7) Riwayat Nutrisi :
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
8) Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi
dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati
daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat
bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah
terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan
bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif
atau abnormal.
9) Pemeriksaan Diagnosis :
- Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).
- Pada aspirasi cairan sendi ditemukan kristal urat.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI (2016) Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari tiga bulan. Terdapat tiga penyebab utama nyeri akut, yaitu:
- Agen pencedera fisik yaitu seperti, abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengankat
Rumusan diagnosa keperawatan yang diangkat dalam kasus ini adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (meningkatnya kadar asam urat
dalam darah) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis,
bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, tampak kemerahan dan bengkak
C. Intervensi
D. Evaluasi
Evaluasi penting dilakukan untuk menilai status kesehatan pasien setelah tindakan
keperawatan (Tarwoto and Wartonah, 2015). Evaluasi keperawatan terhadap pasien
yang mengalami nyeri akut yang diharapkan adalah :
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
dirasakan pada
mala hari dan
Penimbunan kristal urat
hilang timbul
DO :
Inflamasi
- Kaki pasien tampak
bengkak di
pergelangan kaki
kanan dan kiri Nyeri
- Pasien tampak
meringis jika nyeri
tekan
- Skala nyeri 6
- Kadar asam urat
10,2 mg/dl
- TTV :
TD : 150/80
mmHg
P : 80x/m
RR : 20x/m
T : 36, 2o C
2. DS : Gangguan
- Pasien mengatakan Mobilisasi Mobilitas Fisik
aktivitas nya dibantu
sebagian seperti Tidak mampu beraktivitas
menyapu, mengepel,
dan mencuci baju
- Pasien mengatakan Tirah baring yang lama
sulit untuk berjalan
jauh
Kehilangan daya tahan otot
- Pasien mengatakan
kakinya sulit
digerakkan Penurunan otot
- Pasien mengatakan
rasa nyeri di kakinya
mengganggu Perubahan sistem
aktivitas muskuloskeletal
DO :
- Pasien tampak tidak
Gangguan
tegap dan lambat
mobilitas fisik
saat berjalan
- Pasien tampak
menggunakan
tongkat
- Pasien tampak
mengalami
perubahan dalam
pergerakkan
- Kekuatan otot :
- TTV :
T5 5
D : 1 5 0 / 8 0
3 3
mmHg
P : 80x/m
RR : 20x/m
T : 36, 2o C
kulit - TTV :
kompres O:
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
pelaksanaan kasus di lapangan. Asuhan keperawatan pada Ny. Z dengan gout artritis
di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Indralaya. Tindakan tersebut di temukan
adanya maslah dan harus di selesaikan, maka dari itu penulis akan membahas
adalah pasien megatakan nyeri di ibu jari sebelah kanan dan pergelangan kaki kiri
mengepel, mencuci baju , sulit untuk berjalan jauh, dan kaki nya sulit digerakkan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d nyeri dan sulit tidur
pada Ny. Z
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d kekurangan otot okstremitas bawah
kanan dan pergelangan kaki kiri dan kanan, pasien mengatakan aktivitasnya
di bantu sebagian seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, dan sulit untuk
berjalan jauh. Pada Ny. Z diagnosa dan masalah yang di prioritaskan untuk
3. Intervensi keperawatan
adanya nyeri pada ibu jari sebelah kanan dan pergelangan kaki kiri dan kanan
dilakukan dalam bentuk terapi ROM (ROM aktif dan ROM pasif).
4. Implementasi keperawatan
arthritis..............................
5. Evaluasi keperawatan
hasil pasien mengatakan rasa nyeri dan ngilunya berkurang dengan skala nyeri
3...............