Kedua jenis alat kontrol ini berfungsi mirip seperti thermostat yaitu menjalankan
dan menghentikan kerja kompresor pada saat kondisi normal atau pada saat terjadi
kondisi yang tidak normal. Hanya saja cara kerjanya berbeda berdasarkan kondisi
yang berbeda. Kalau pada thermostat alat sensornya bekerja berdasarkan suhu
sedang pada pressure control bekerjanya berdasarkan tekanan. Pada thermostat
pergerakan diafragma diakibatkan oleh tekanan gas dari sensing bulb (sensor
suhu), sedangkan pada pressure control pergerakan diafragma diakibatkan oleh
tekanan dari saluran hisap dan saluran tekan dari kompresor.
Baca Juga
Low Pressure Control dapat pula digunakan sebagai alat pengontrol kompresor
pada saat tekanan refrigerant meningkat, yaitu dengan menghentikan kompresor
pada saat tekanan hisap terlalu tinggi. Low Pressure Control jenis ini disebut
dengan Reverse Acting Low Pressure Control.
HPC umumnya digunakan pada sistem refrigerasi komersial dan juga industri.
Karena suhu kondensing dan tekanan kondensing untuk bermacam-macam
refrigerant berlainan, maka cut in dan cut out pressure tergantung dari refrigerant
yang digunakan, jenis kondensor, dan ambient temperatur dari sistem.
Pada piranti dual pressure control ini terdapat dua buah bellow (diafragma) yang
masing-masing terhubung ke sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi.
Diafragma untuk LPC dan diafragma untuk HPC tersebut terhubung secara
mekanik untuk menggerakkan satu set kontak switch.
Kombinasi dari Low Pressure Control dan High Pressure Control sering pula
digunakan pada suatu sistem pengontrolan yang digunakan sebagai pengaman.
Tetapi Dual Pressure Control dapat pula difungsikan sebagai alat pengontrol
kompresor (Operating Switch)