Bab 3
Bab 3
30
31
nat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana minera
l silika mengganti kalsium karbonat. Memiliki tekstur bervariasi, tergantung
ukuran butir penyusunnya. Ukuran butir didasarkan pada skala Wentworth.
Contoh adalah batupasir silika.
4. Tekstur
Tekstur yaitu suatu kenampakan pada batuan sedimen yang berhubungan
dengnan ukuran butir dan bentuk butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Te
kstur pada batuan sedimen klastik meliputi:
a. Ukuran butir
Merupakan ukuran besar kecilnya butiran penyusun pada batuan sedimen
klastik dalam pemberian ukuran butir pada batuan sedimen klastik mengacu
pada klasifikasi Grabau, 1904.
c. Kebundaran (rounding)
Merupakan nilai dari membulat atau meruncingnya butiran. Di antaranya
adalah sebagai berikut:
1) Sangat menyudut (very angular)
2) Menyudut (angular)
3) Menyudut tanggung (subangular)
4) Membulat tangggung (subrounded)
5) Membulat (rounded)
6) Sangat membulat (well rounded)
36
d. Kemas
Hubungan antar butir dalam mineral bataun sedimen. Ada dua macam kema
s dalam bataun sedimen:
1) Kemas terbuka: hubungan antar butiran materialnya tidak saling
bersinggungan.
2) Kemas tertutup: hubungan anta butiran materialnya saling
bersinggungan.
e. Komposisi mineral
Komposisi mineral pada batuan sedimen klastik dibedakan menjadi:
1) Allochem: Butiran yang besar, dapat sebagai butiran mineral, batuan
atau fosil.
2) Mikrit: Butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan biasanya
terletak diantara fragmen.
37
3) Sparit: Bahan pengikat matrik dan fragmen. Ada tiga macam semen
yaitu semen karbonat (kalsit, dolomit), semen silika (kuarsa), dan
semen oksida besi (siderit).
f. Nama Batuan
Setelah mengetahui jenis batuan, warna, tekstur, struktur komposisi batuan
dan petrogenesanya langkah terakhir yaitu menetukan nama batuan yang telah
dideskripsi baik dilapangan maupun di laboratorium.F. Petrogenesa Batuan
g. Petrogenesa
Langkah selanjutnya adalah menentukan petrogenesa batuan. Petrogenesa a
dalah bagaimana menceritakan proses dari awal terbentuknya, dan semua aspek
yang mempengaruhi sehingga batuan terbentuk.
38
BAB 4
PETROLOGI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK
Tabel 4.1
(Aras, 2022)
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK
Batuan sedimen non klastik silika tersusun dari sebagian besar mineral
dengan komposisi silika. Batuan ini hasil dari proses kimiawi dan biokimia.
Dapat berasal dari kumpulan organisme berkomposisi silika seperti diatome,
radiolaria, dan sponge. Kadang juga terbentuk dari reaksi kimia dimana
mineral silika mengganti kalsium karbonat.
Karateristik endapan silika berbeda dengan sedimen klastik, sangat jelas
endapan tersebut tidak tergolong dalam sedimen klastik karena komponen-
komponen bukan berasal dari pecahan, transportasi maupun mekanik lainnya.
Contohnya adalah rijang, batuan yang sangat keras dan tahan terhadap
proses lelehan. Rijang dapat terbentuk dari proses biologi (kelompok organisme
bersilika atau dari proses diagenesis batuan karbonat. Terbentuk di zona CCD.
4. Tekstur
a. Kristalin
Terdiri dari kristal yang pemeriannya menggunakan skala wentworth
sebagai berikut:
b. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
5. Komposisi
Mineral pada batuan sedimen non klastik biasanya sederhana terdiri dari
satu atau dua mineral (monomineralik). Sebagai contoh:
a. Batugamping : Kalsit, dolomit.
b. Chert : Kalsedon.
c. Gipsum : Mineral gypsum.
d. Anhidrit : Mineral anhidrit.
6. Nama batuan
7. Petrogenesa