Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SEMESTER GENAP 2023/2024

USULAN MODEL USAHA INOVASI PERIKANAN BERBASIS


“MADANI SHARIA FISHERY COOPERATIVE (MSFC)” DI
KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

Dosen Pengampu :
Dr. Moch. Nurhudah, M.Sc

OLEH :
MUHAMMAD SYIHABUDIN
NIM: 12 22 265

JENJANG MAGISTER TERAPAN


PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2023
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara mengenai sektor perikanan, maka tak lepas membahas tentang
sumber daya alam yang memiliki ragam potensial. Sampai saat ini, sektor perikanan
masih tetap memegang peran penting secara strategis dalam membangun
perekonomian nasional. Peran strategis tersebut ditunjukan dengan kontribusi
kinerja sektor perikanan yang mulai meroket pada kuartal II/2021 dengan
pertumbuhan mencapai 9,69 %. Di tahun 2021, laju pertumbuhan PDB sektor
perikanan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp. 65,53 triliun pada
kuartal III/2021. Nilai tersebut naik 4,55% dibandingkan kuartal yang sama pada
tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp. 63,67 triliun (BPS, 2021).

Gambar 1. 1. PDB Sektor Perikanan 2020-2021

Merujuk pada data tersebut, meskipun demikian faktanya namun


pengembangan sektor perikanan di Indonesia saat ini masih belum optimal secara
universal baik dari segi manajemen produksi, distribusi pendapatan para petani ikan
atau nelayan serta manfaat yang masih belum dirasakan oleh masyarakat sekitar,
hal ini dapat lihat dari naik turunnya pencapaian PDB Perikanan dari tahun 2020-
2021 berikut. Dalam hal ini, contoh konkret terjadi pada daerah perikanan di
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang menunjukkan luasan lahan perikanan yang
cukup besar yakni mencapai 86,511 hektar atau 23.9% dari total luas wilayah.
(Cahyaningrum et al, 2014). Kabupaten Cianjur memiliki potensi di sektor
perikanan kawasan budidaya air tawar, kawasan perikanan tangkap dan perikanan
air payau serta kawasan perikanan jaring apung. Potensi lainnya yaitu Kabupaten
Cianjur memiliki lokasi yang dekat dengan ibukota negara (DKI Jakarta) dan
ibukota provinsi jawa barat (Bandung), sehingga memiliki dampak yang cukup
strategis terhadap pemasaran hasil perikanan daerah. Dalam kegiatannya,
Kabupaten Cianjur sudah menghasilkan produksi perikanan budidaya pembenihan
dan pembesaran dengan data sebagai berikut :

Tabel 1. 1 Produksi Perikanan Budidaya Pembenihan Kabupaten Cianjur


No. Produksi Perikanan Tahun
1. 7.430.570 2018
2. 7.949.370 2019
3. 9.198.018 2020

Produksi Perikanan Budidaya Pembenihan


10.000.000
9.000.000
8.000.000
7.000.000
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
Produksi Perikanan Tahun
Series1 7.430.570 2018
Series2 7.949.370 2019
Series3 9.198.018 2020

Sumber : (Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Barat, 2018)


Tabel 1. 2 Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran Kabupaten Cianjur

No. Produksi Perikanan Tahun


1. 13.695.106 2018
2. 13.816.042 2019
3. 13.009.082 2020

Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran


16.000.000
14.000.000
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
0
Produksi Perikanan Tahun
Series1 13.695.106 2018
Series2 13.816.042 2019
Series3 13.009.082 2020

Sumber : (Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Barat, 2018)

Selain potensi perikanan yang dimiliki, Kabupaten Cianjur juga memiliki


beberapa permasalahan diantaranya masih rendahnya produksi dan produktivitas
perikanan budidaya. Saat ini, produksi perikanan budidaya di Kabupaten Cianjur
masih didominasi oleh hasil dari perikanan budidaya di kolam jaring apung,
sehingga hal ini menjadi masalah ketika kebijakan pengelolaan budidaya jaring
apung dikurangi atau bahkan dihapuskan. Selain itu, mahalnya harga pakan juga
menjadi salah satu kendala ketika budidaya perikanan dilakukan secara intensif.
Selanjutnya, pengembangan budidaya di kolam air payau dan tambak masih belum
banyak dikembangkan di masyarakat karena sarana infrastuktur untuk budidaya
ikan tersebut cukup mahal dan membutuhkan penguasaan teknologi yang cukup
sulit (Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, 2022).
Maka dari itu, dibutuhkan peran koperasi sebagai salah satu solusi yang
mampu menyelesaikan permasalahan sektor perikanan di Kabupaten Cianjur.
Koperasi merupakan suatu lembaga non bank yang dapat memberikan manfaat
yang sangat besar khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Di negara
berkembang seperti Indonesia khususnya untuk Kabupaten Cianjur, koperasi perlu
dihadirkan dalam rangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara
atau daerah dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat (Yusuf et al, 2014).
Menurut (Agustia, 2017), peran koperasi dalam perekonomian secara makro
dapat meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan,
meningkatkan produksi, pendapatan, kesejahteraan dan meningkatkan kesempatan
kerja. Pada umumnya koperasi juga memiliki keunggulan dibidang perikanan yakni
dapat memperbaiki posisi tawar petani ikan atau nelayan serta dapat membuka
akses pasar baru. Selain itu, (Batubara, 2012) juga menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan
masyarakat di pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi guna
membangun industrialisasi koperasi perikanan melalui kemitraan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menawarkan
sebuah ide bisnis yang berorientasi pada dua hal yakni keuntungan dan sosial
dengan judul Usulan Model Usaha Inovasi Perikanan Berbasis “Madani Sharia
Fishery Cooperative (MSFC)” Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

II. MADANI SHARIA FISHERY COOPERATIVE (MSFC)


Madani Sharia Fishery Cooperative (MSFC) merupakan koperasi
perikanan berprinsip syariah yang menggunakan Akad al-mudharabah dan Akad
al-murabahah. Koperasi tersebut hadir dengan program pemberdayaan
Sumberdaya Masyarakat (SDM) yang efektif dan pengoptimalan Sumberdaya
Alam (SDA) yang berkelanjutan. Koperasi ini dibekali dengan desain aplikasi
berbasis website untuk mempermudah kenyamanan aksesibilitas administrator,
para anggota dan para konsumen. Dalam hal ini, koperasi memfokuskan pada dua
usaha model inovasi unggulan 2in1 yakni model manajeman produksi dan model
distribusi pendapatan.
Dalam implementasinya, program 2in1 dinamai dengan sebutan
MadaniSuperSeed. Program tersebut diinisiasi untuk memenuhi ketersediaan benih
ikan di kalangan petani karena dengan adanya ketersediaan benih ikan di daerah
Kabupaten Cianjur secara mandiri, para petani tidak perlu lagi memesan benih dari
luar kota cianjur dan tentunya para petani tidak akan kerepotan lagi dalam mencari
benih ikan untuk nantinya di budidayakan pada kolam-kolam petani. Selain itu,
Madani Sharia Fishery Cooperative (MSFC) juga akan menjadi koperasi yang
mampu menyediakan ketersediaan logistik perikanan para petani ikan di daerah,
seperti benih ikan, pakan ikan, obat-obatan, probiotik serta alat perlengkapan
pembudidaya. Tidak hanya itu, koperasi ini juga akan menjadi lembaga yang
mampu membeli hasil panen ikan dari petani ikan dengan harga jual yang lebih
tinggi dari harga jual yang ditawarkan oleh para pengepul sehingga semua
kebutuhan petani ikan di daerah akan jauh lebih terjangkau dari kebutuhan yang
selama ini belum terlalu terjangkau. Oleh karena itu, harapan dimasa yang akan
datang, masyarakat petani ikan Kabupaten Cianjur akan jauh lebih sejahtera karena
pendapatan para petani meningkat sehingga menciptakan masyarakat yang madani.

2.1. Desain Model Usaha Peningkatan Manajeman Produksi dan Manajeman


Distribusi Pendapatan
Model usaha ini merupakan bentuk implementasi dari Madani Sharia
Fishery Cooperative (MSFC). Model usaha ini berbasis pada manajemen produksi
dan jasa petani yang nantinya akan memberikan dampak signifikan terhadap
produksi dan distribusi pendapatan para petani ikan. Model usaha ini dapat dilihat
secara detail berdasarkan skema berikut :

Gambar 2. 1. Model Usaha Peningkatan Manajeman Produksi Perikanan


dan Distribusi Pendapatan
Keterangan :
 Madani Fishery : Anggota koperasi yang bertugas menyediakan benih ikan
dengan teknik akuakultur modern.
 Madani Culture : Anggota koperasi yang bertugas melakukan pengisian
air kolam para petani untuk ditanami benih ikan dari koperasi.
 Madani Care : Staff koperasi yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap ikan yang dibudidayakan oleh para petani dengan meliputi:
produksi, pra produksi, dan pasca produksi.
 Madani Product : Petani ikan yang bertindak sebagai penjual dan koperasi
bertindak sebagai pembeli dengan Akad Al-mudharabah dan Al-murabahah
 Madani Tech : Staff muda koperasi yang diberikan pelatihan dan
ditugaskan untuk mengelola platform koperasi dengan membuat desain-
desain visual seputar kegiatan para petani ikan di daerah.
 Madani Marketing : Staff muda koperasi yang bertugas untuk melakukan
promosi produk hasil perikanan dan bertanggung jawab dalam mengelola
proses order dari platform koperasi, serta bertugas dalam mendistribusikan
dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) juga menjalin kerjasama
dengan pemerintah daerah sebagaimana skema berikut :

Gambar 2.2. Skema Madani Marketing “MSFC”


2.2. Desain Platform “Madani Sharia Fishery Cooperative (MSFC)”
Dalam mewujudkan perikanan daerah yang berdaya saing global maka
pemanfaatan teknologi modern menjadi solusi dalam memajukan sektor perikanan
di daerah. Mengingat urgensi akan sistem teknologi, maka Madani Sharia Fishery
Cooperative (MSFC) memfasilitasi sektor perikanan dengan tersedianya aplikasi
multifungsi sebagaimana berikut :
1. Fitur Konsumen
 Ayo Bertani: Informasi tentang klasifikasi jenis-jenis benih ikan yang tersedia
di lembaga koperasi dan gambaran umum mengenai lahan perikanan di daerah.
 Perikananku: Panduan budidaya perikanan dan lokasi penebaran benih ikan
hasil produksi koperasi.
 Infoku: Fitur layanan permodalan berupa pembiayaan mikro syariah yang
meliputi kebutuhan para petani ikan serta jadwal pelatihan atau penyuluhan
perikanan bagi para petani di daerah.
 Orderku: Fitur layanan pemesanan produk perikanan Madani Sharia Fishery
Cooperative (MSFC) serta layanan penerimaan dan pendistribusian Ziswaf.

2. Fitur Administrator
 LPDB : Lembaga pemerintah yang memberikan pinjaman dana bergulir.
 Koperasi : Lembaga keuangan mikro yang bergerak di bidang pembiayaan dan
simpanan dengan prinsip syariah.
 Akademisi : Orang berpendidikan yang memberikan pendampingan dan
penyuluhan bagi para petani ikan di Kabupaten Cianjur.

3. Fitur Anggota
 Koperasiku: Struktur keanggotaan dan layanan penyaluran Ziswaf di koperasi.
 Eduku: Info pelatihan skill manajemen perkoperasian dan penyuluhan
perikanan bagi para petani.
 Laporanku: Fitur evaluasi keuangan, kinerja koperasi dan pendistribusian dana
Ziswaf yang sudah disalurkan.
 Lapakku: Wadah untuk koperasi dalam menawarkan produk perikanan, jasa
tukang harian dan jasa penyaluran dana Ziswaf di fitur konsumen.
2.3. Skema Akad “Madani Sharia Fishery Cooperative (MSFC)”
Akad yang terdapat dalam Madani Sharia Fishery Cooperative (MSFC)
adalah Akad Al-mudharabah yang digunakan untuk anggota yang berpartisipasi
pada modal, sebagaimana skema berikut :

Gambar 2.3. Skema Akad Al-Mudharabah “MSFC”

Kemudian, untuk Akad Al-murabahah digunakan untuk konsumen yang


berpartisipasi membeli hasil panen petani ikan secara langsung dengan harga yang
sudah disepakati antara kedua belak pihak, sebagaimana gambar skema berikut :

Gambar 2.4. Skema Akad Al-Murabahah “MSFC”


2.4. Skema Pendistribusian Dana ZISWAF “MSFC”

Gambar 2.5. Skema Pendistrbusian Ziswaf “MSFC”


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. H. (2020). Analisis Implementasi Asuransi Syariah Untuk Sektor


Pertanian. Bogor: Institut Agama Islam Tazkia.
Agustia. (2017). Studi Empris Perilaku Usaha Koperasi Pertanian: Kasus Koperasi
di Dataran Tinggi Gayho Provinsi Aceh. Jurnal Manajeman dan Agribisnis,
14(1). 12-21. DOI: 10.17358/JMA.14.1.12 .
Batubara. (2012). Koperasi Pertanian. Palembang: Faperta Universitas
Muhammadiyah Palembang.
BPS. (2021). PDB Sektor Perikanan Tumbuh 4,55% pada Kuartal III/2021.
Jakarta: https://www.bps.go.id.
Cahyaningrum et al. (2014). Potensi Lahan Untuk Kolam Ikan di Kabupaten
Cianjur Berdasarkan Analisis Kesesuaian Lahan Multi Kriteria. Journal
Tanah Llingk, ISSN 1410-7333.
Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Barat. (2018). Produksi Perikanan Budidaya
Pembenihan Kabupaten Cianjur. Bandung: opendata.jabarprov.go.id.
Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Barat. (2018). Produksi Perikanan Budidaya
Pembesaran Kabupaten Cianjur. Bandung: opendata.jabarprov.go.id.
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur. (2022). Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJip). Cianjur:
https://web.cianjurkab.go.id.
Nanang, M. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Yusuf et al. (2014). Peranan Koperasi Sebagai Penyedia Kebutuhan Nelayan di
Kabupaten Barru. Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1(2), 174-184.

Anda mungkin juga menyukai