Sekolah : SMA
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/ 1
Materi Pokok : Fungsi Eksponen dan Logaritma
A. Eksponensial
I. Pengertian dan Sifat Eksponensial
Eksponensial merupakan oparasi bilangan dalam bentuk pemangkatan yang dinyatakan
dalam bentuk 𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 … .× 𝑎. Eksponensial memilki sifat-sifat dalam pemangkatan,
sifat-sifat tersebut adalah
p q p+q
1. a xa =a
p q p−q
2. a :a =a
p q pq
3. (a ) =a
p p p
4. (ab ) =a .b
5.
b () ( )
a p ap
= p
b
1
a− p= ( a≠0 )
6. ap
0
7. a =1
II. Fungsi Eksponensial dan Grafiknya
1. Definisi Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial atau fungsi pemangkatan didefinisikan sebagai berikut,
x
y=a ;a> 0; a≠ 1
Contoh:
x
a) y=3 →a=3 ; a> 0; a≠ 1 → fungsi eksponensial
x
b) y=−3 → a=−3 ; a< 0 ; a ≠1 → bukan fungsi eksponensial
c) y=1 x → a=1; a>0 ; a=1→ bukan fungsi eksponensial
d) y=
3()
1 x 1
→ a= ; a>0 ; a ≠ 1→ fungsi eksponensial
3
Melukis grafik fungsi eksponensial dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa titik
bantu. Titik bantu tersebut dapat diambil beberapa nilai 𝑥 dan kemudian dimasukkan
dalam fungsi sehingga menghasilkan 𝑦. Maka diperoleh pasangan (𝑥, 𝑦).
a. Grafik fungsi eksponen dengan basis a >1
Cara menggambar grafik fungsi eksponen dengan basis a > 1 sebagai berikut :
1) Buat tabel yang menunjukkan hubungan antara x dan y = f(x) = ka x, tentukan nilai-
nilai x sehingga nilai y mudah dihitung dan digambarkan
2) Tiap titik (x,y) yang diperoleh digambar pada bidang cartesius, kemudian hubungkan
tiap (x,y) dengan kurva yang mulus sehingga diperoleh grafik fungsi eksponen y = f(x)
= kax
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
Contoh : Lukislah grafik fungsi eksponen y = f(x) = 2x
x ... -3 -2 -1 0 1 2 3 ...
1 1 1
y=2x ... 1 2 4 8 ...
8 4 2
1 1 1
(x , y) ... (0,1) (1,2) (2,4) (3,8) ...
(-3, 8 ) (-2, 4 ) (-1, 2 )
1
Contoh : lukislah grafik fungsi eksponen y = f(x) = ( 2 )x
1
Langkah 1. Buat tabel yang menunjukkan hubungan antara x dan y = f(x) = ( 2 )x
x ... -3 -2 -1 0 1 2 3 ...
() 1 1 1
x
1
y= ... 8 4 2 1 ...
2 2 4 8
1 1 1
(x , y) ... (-3,8) (-2,4) (-1,2) (0,1) ...
(1, 2 ) (2, 4 ) (3, 8 )
Contoh:
x−4
a. 9 =81
Solusi:
9 x−4=81
x−4
( 32 ) =3 4
32 x−8 =34
2 x−8=4
2 x=12
x=6
b. √ 78 x+2=( 7 3 )3
Solusi:
1
( 7 8 x+2 ) 2 =7 9
4 x+1 9
7 =7
4 x+1=9
4 x=8
x=2
54 x−2=5−x+8
4 x−2=−x +8
5 x=10
x=2
3. Jika a f (x)=b f (x) ; a> 0; a≠ 1 ; b>0 ; b ≠ 1, maka 𝑓(𝑥) = 0.
Contoh:
a. 4 x−4=52 x−8
Solusi:
x−4
( 22 ) =52 x−8
2 x−8 2 x−8
2 =5
2 x−8=0
2 x=8
x=4
4. Jika h(x )f (x) =h( x) g( x) , maka kemungkinannya adalah:
a) 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
b) ℎ(𝑥) = 1
c) ℎ(𝑥) = 0 dengan syarat 𝑓(𝑥) > 0 dan 𝑔(𝑥) > 0
d) ℎ(𝑥) = −1 dengan syarat 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) sama-sama genap atau sama-sama ganjil.
Contoh:
a. ( x +2 )x+ 4=( x +2 )2 x−1, untuk mencari x yang memenuhi ada empat kemungkinan.
Diketahui : f ( x )=x + 4 ; g ( x ) =2 x−1 ; h ( x )=x +2
i. f ( x )=g ( x )
x +4=2 x−1
x−2 x=−1−4
−x=−5
x=5
ii. h ( x )=1
x +2=1
x=1−2
x=−1
iii. h ( x )=0 syarat f ( x ) >0 ; g ( x )> 0
x +2=0
x=−2 → dimasukkan dalam f ( x ) ; g (x)
f (−2 )=−2+4=2 → f ( x )> 0
g (−2 )=2 (−2 )−1=−4−1=−5 → g ( x )< 0
Jadi x=−2 tidak memenuhi.
iv. h ( x )=−1 syarat f ( x ) ;g ( x) sama – sama genap atau sama – sama ganjil.
x +2=−1
x=−1−2
x=−3 → dimasukkan dalam f ( x ) ;g ( x )
f (−3 )=−3+ 4=1→ f (x) ganjil
g (−3 )=2 (−3 ) −1=−6−1=−7 → g( x ) ganjil
Jadi x=−3 memenuhi
Dari empat kemungkinan yang telah dianalisa diperoleh HP= {−3 ,−1, 5 }
5. Jika f (x)h (x)=g( x)h( x) , maka kemungkinannya adalah:
a) 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
b) ℎ(𝑥) = 0 dengan syarat 𝑓(𝑥) ≠ 0 dan 𝑔(𝑥) ≠ 0
Contoh:
a. (4 x+ 4) x+2=( x−2) x+2
Untuk mencari 𝑥 yang memenuhi, ada dua kemungkinan.
Diketahui: f (x)=4 x +4 ; g (x)=x −2; h(x)=x +2
i. f ( x )=g ( x )
4 x+ 4=x−2
4 x−x=−2−4
3 x=−6
x=−2
ii. h( x )=0 dengan syarat f ( x)≠ 0 dan g ( x) ≠0
x +2=0
x=−2 → dimasukkan dalam f (x) ; g( x).
f (−2 )=4 (−2 )+ 4=−8+ 4=−4 → f ( x) ≠ 0
g(−2)=−2−2=−4 → g (x) ≠ 0
Jadi x=−2memenuhi.
Dari dua kemungkinan yang dianalisa diperoleh HP={−2 }
6. Jika f (x) g(x) =1, maka kemungkinannya adalah:
a) f ( x)=1
b) g( x )=0 dengan syarat f (x) ≠ 0
c) f ( x)=−1 dengan syarat g(x ) genap
Contoh:
a. (2 x+7)2 x+4 =1
Untuk mencari x yang memenuhi, ada dua kemungkinan.
Diketahui: f (x)=2 x +7 ; g( x)=2 x + 4
i. f ( x)=1
2 x+7=1
2 x=−6
x=−3
ii. g( x )=0 dengan syarat f ( x)≠ 0
2 x+ 4=0
2 x=−4
x=−2 → dimasukkan dalam f (x)
f (−2)=2(−2)+7=−4 +7=3 → f ( x)≠0
Jadi x=−2 memenuhi.
iii. f ( x)=−1dengan syarat g( x ) genap
2 x+7=−1
2 x=−8
x=−4 →dimasukkan dalam g( x )
g(−4)=2(−4)+ 4=−8−4=−12 → g( x) genap
Jadi x=−4 memenuhi.
Dari tiga kemungkinan yang telah dianalisa diperoleh HP={−4 ,−3 ,−2 }.
7. Jika persamaan eksponensial memiliki bentuk persamaan kuadrat seperti
f (x) 2
A (a ) + B ( af (x )) + c=0, maka dapat diselesaikan dengan memisalkan a f ( x)=p ,
kemudian menyelesaikan persamaan kuadrat yang terbentuk untuk x .
Contoh:
a) 32 x+1−4 ∙3 x+1 + √ 81=0
Untuk mengerjakan persamaan di atas kita ubah ke bentuk 3 x.
+ √ 81=0
2 x+1 x+1
3 −4 ∙3
2x 1 x 1
3 ∙3 −4 ∙3 ∙ 3 +9=0
2x x
3 ∙3 −12 ∙3 + 9=0
x 2 x
3 ∙(3 ) −12 ∙3 +9=0
Kita misalkan 3 x = p, maka persamaannya menjadi,
2
3 ∙ p −12∙ p+9=0
(3 ∙ p 2−12∙ p+9=0):3
p2−4 ∙ p+ 3=0
( p−3)( p−1)=0
p 1=3 ; p 2=1
Kita cari nilai x yang memenuhi dari 3 x= p .
x x
3 =p1 3 =p2
x x
3 =3 3 =1
x 1 x 0
3 =3 3 =3
x 1=1 x 2=0
Jadi nilai x yang memenuhi untuk persamaan 32 x+1−4 ∙3 x+1 + √ 81=0 adalah x={0,1}.
IV. Pertidaksamaan Eksponen
Pada pembahasan sebelumnya telah dipelajari tentang grafik fungsi eksponensial.
Dikatahui bahwa grafik fungsi dari y=a x naik jika nilai a> 1, dan grafik fungsi y=a x
turun jika 0< a<1 .
Untuk lebih memahami pertidaksamaan eksponensial perhatikan ilustrasi berikut.
y=a
x y=a x
a> 1 0< a<1
f (x 2) f (x 1)
f ( x 1) f ( x 2)
x1 x2 x1 x2
Gambar 1 Gambar 2
Dari gambar 1 dapat disimpulkan bahwa x 1< x2 ↔ f ( x 1)< f (x 2) . Dengan memanfaatkan
sifat kemonotonan fungsi eksponensial diperoleh,
f (x) g (x)
a >a ↔ f (x)> g( x ) untuk a> 1
Sedangkan dari gambar 2 dapat disimpulkan bahwa x 1< x2 ↔ f ( x 1) > f (x 2 ). Dengan
memanfaatkan sifat kemonotonan fungsi eksponensial diperoleh,
a f (x) >a g (x) ↔ f ( x ) < g( x) untuk 0< a<1
Contoh:
a. √ 92 x−4 ≤ 27 x+1
Solusi :
√ (3 ) 2 2 x−4
≤ (3 )
3 x+1
√ 34 x−8 ≤ 33 x+3
1
(3 4 x−8 2
) ≤33 x+3
2 x− 4 3 x+3
3 ≤3 → tandatetap karena a=3 ; a>1
2 x−4 ≤ 3 x+ 3
2 x−3 x ≤ 3+4
−x ≤ 7
x ≥−7
() ( )
4 x+ 8 x+2
1 3
b. >
9 81
Solusi:
() ( )
4 x+ 8 x+2
1 3
>
9 81
(( 31 ) )
2 4 x+8
( )
x+2
3
> 4
3
( 13 ) >( )
8 x+16 x+2
1
3
3
( 13 )
3 x+2
( 13 ) >( )
8 x+16
( 13 ) ()
8 x+16 3 x+6
1
>
3
1
8 x +16<3 x+ 6 →(tandaberubah karena a= ; 0< a<1)
3
8 x−3 x >6−16
5 x>−10
x >2
B. Logaritma
I. Pengertian Logaritma
Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan atau invers dari
eksponen atau pemangkatan. Pada eksponensial dinyatakan dalam bentuk a y =x . Maka
bila dinyatakan dalam logaritma menjadi alog x= y .
Bentuk umum dari logaritma yaitu:
Contoh:
a) 24 =16 →2log 16=4
5 =125 →5log 125=3
3
b)
c) ()
1 2 1 1/3
3 9
1
= → log =2
9
Jika fungsi eksponensial dinyatakan dalam bentuk 𝑦 = 𝑎 𝑥 dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1. Maka
fungsi logaritma dinyatakan dengan bentuk 𝒚 = a𝐥𝐨𝐠 𝒙 dengan 𝒂 > 𝟎 ; 𝒂 ≠ 𝟏 dan 𝒙 > 𝟎.
Contoh:
a) y=¿ 7log x → syarat x >0
b) y=¿ 5log x → syarat x >0
c) y=¿ 1/2log x → syarat x >0
Fungsi logaritma juga dapat dilukiskan grafiknya dalam bidang cartesius. Untuk
melukisnya sama dengan melukis grafik fungsi eksponensial, yang membedakan adalah
pada pemilihan interval 𝑥. Untuk fungsi logaritma interval 𝑥 hanya boleh 𝑥 > 0. Sebagai
contoh akan digambarkan grafik fungsi logaritma 𝑦 = 2log 𝑥 dan 𝑦 =1/2log x , dengan
Dari grafik fungsi logaritma di atas, dapat kita simpulkan mengenai sifat grafik
tersebut. Grafik fungsi logaritma mempunyai sifat:
a. Kontinu
b. Merupakan fungsi satu-satu.
c. Domain: 𝑥 > 0 , 𝑥 ∈ 𝑅.
d. Range: (−∞, ∞) atau 𝑦 ∈ 𝑅.
e. Grafik 𝑦 =alog 𝑥 naik jika 𝑎 > 1.
f. Grafik 𝑦 = alog 𝑥 turun jika 0 < 𝑎 < 1.
g. Memotong sumbu (1,0).
h. Mempunyai asimtot tegak sumbu 𝑦.
III. Persamaan Logaritma
Fungsi logaritma juga memiliki beberapa bentuk persamaan, sama halnya dengan
persamaan pada fungsi eksponensial. Sebelum mambahas tentang bentuk persamaan pada
fungsi logaritma berikut adalah sifat-sifat dari logaritma:
a a a
log m + log n = log ( mn )
a
log m − a log n = a log ( mn )
− a log n = a log ()
1
n
a p a
log m = p log m
alog m
a =m
ay
log mx = ()
x a
y
log m
b
a log m
log m=b
log a
a m a
log m ⋅ log n = log n
IV. Bentuk – bentuk Persamaan Logaritma
1. alog 𝑓(𝑥) = alog 𝑝 ; 𝑎 > 0 ; 𝑎 ≠ 1 ; 𝑓(𝑥) > 0 ; 𝑝 > 0 maka 𝑓(𝑥) = 𝑝
contoh:
a) 3
log ( x +2 )=¿ 3log 9
Solusi :
1. Mencari daerah x yang terdefinisi.
3
log (x +3) maka x +2>0
x >−2
2. Mencari nilai x yang memenuhi persamaan.
3
log ( x +2 )=¿ 3log 9
x +2=9 → f ( x )=x +2>0
x +2=9
x=9−2
x=7>−2
Jadi x yang terdefinisi dan memenuhi 3log ( x +2 )=¿ 3log 9 adalah x=7 .
2. alog 𝑓(𝑥) = alog 𝑔(𝑥) ; 𝑎 > 0; 𝑎 ≠ 1; 𝑓(𝑥) > 0; 𝑔(𝑥) > 0 maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
Contoh:
a. 3log ( 2 x+6 )=¿ 3log (2−x )
Solusi:
1. Menentukan daerah x yang terdefinisi.
3
log ( 2 x+6 ) maka 2 x+6 >0
2 x>−6
x >−3
3
log ( 2−x ) maka 2−x >0
x <2
Jadi daerah x yang terdefinisi adalah −3< x <2
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam matematika adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu objek
(baik benda mati maupun benda hidup) yang semakin lama semakin meningkat (semakin
banyak) dalam periode pertama, periode kedua, dan seterusnya dalam rentang waktu
tertentu.
Adapun rumus pertumbuhan setelah tahun ke-n yaitu:
*) jika diketahui persentase (i ):
n
An =A 0 ( 1+i )
*) jika diketahui kelipatan langsung (rasio):
n
An =A 0 ( r ) denganr > 1
Keterangan:
A0 = jumah objek di awal
An = jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n
i = persentase kenaikannya/pertumbuhannya
r = kelipatan kenaikannya/pertumbuhannya (rasio)
2. Peluruhan
Peluruhan dalam matematika adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu objek
(baik benda mati maupun benda hidup) yang semakin lama semakin menurun jumlahnya
(semakin sedikit) dari periode pertama, periode kedua, dan seterusnya dalam rentang
waktu tertentu.
Adapun rumus peluruhan setelah tahun ke-n yaitu:
*) jika diketahui persentase (i ):
n
An =A 0 ( 1−i )
*) jika diketahui kelipatan langsung (rasio):
n
An =A 0 ( r ) dengan 0<r <1
Keterangan:
A0 = jumah objek di awal
An = jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n
i = persentase penurunan/peluruhan
r = kelipatan penurunan/peluruhan (rasio)
3. Bunga Majemuk
Bentuk umum jumlah tabungan dengan bunga majemuk adalah:
M n=M 0 ¿
Dimana
M(n) = Uang setelah dapat bunga majemuk
M(o) = Dana/ tabungan awal
i = % bunga majemuk yang di peroleh
n = jangka waktu menabung
1. Daftar Pustaka
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Sukino, 2007. Matematika Untuk SMP kelas IX. Jakarta : Erlangga.