Sap Wus
Sap Wus
C. STRATEGI
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab.
D. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Infokus
4. Model KB
E.MATERI
Terlampir
MATERI
1. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk
individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai
keluarga berkualitas.
Cara Kerja:
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
3) Mengurangi transportasi sperma.
4) Menekan ovulasi
Keuntungan:
Keterbatasan:
Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu
sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub
kutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk
mencegah infeksi pada luka insisi)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan
tekanan wajar.
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama
dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar
Infeksi Menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.
Cara Kerja :
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk
fertilisasi
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak
terjadi infeks )
Kerugian :
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan
banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang
memungkinkan penyebab anemia.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti-ganti pasangan.
Cara Pemakaian :
1) Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
c. Tubektomi (MOW)
Medis operasi wanita (MOW) adalah tindakan pada kedua saluran telur yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat
keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi
atau sterilisasi (Handayani, 2010)
MOW (Medis Operasional Wanita) atau bisa disebut dengan metode
kontrasepsi mantap pada wanita adalah Prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan seorang perempuan dengan menyumbat atau memotong kedua
saluran telur (tuba fallopi) (Anggraini, 2011).
1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan).
4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko yang sangat serius.
7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium).
4. Kerugian MOW
Kerugian dari kontrasepsi MOW (Medis Operasi Wanita) menurut Anggraini
(2011), adalah:
1) Harus dipertimbangkan sifat menetap metode kontrasepsi ini. (tidak dapat
dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisai.
2) Klien dapat menyesal di kemudian hari.
3) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum).
4) Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan.
5) Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan doter spesialis genokologi untuk proses
laparoskopi).
6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS (Anggraini, 2011)
5. Indikasi MOW
4) Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko yang sangat serius.
6) Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Handayani,
2010).
Efek samping kontap wanita pada umpan balik hormonal antara kelenjar hypofise dan
kelenjar gonad ditemukan kadar FSH, LH,testosteron dan estrogen tetap normal
setelah melakukan kontap wanita.
2) Pola haid
Pola haid abnormal setelah menggunakan kontap merupakan tanda dari “post tubal
ligation syndrome”.
3) Problem psikologis
Dinegara maju wanita (usia <30 tahun) yang menjalani kontap tidak merasa puas
dibandingkan usia lebih tua dan minta dipulihkan (Handayani, 2010).
d. Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan
ektomi. Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5cm-1cm) pada vasa deferensia
atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong vas deferen
sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa,
sehingga tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan
pasien tak perlu dirawat. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh
tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh tubuh (Mulyani dan Rinawati, 2013
Kerugian kontrasepsi mantap pria yaitu diperlukan suatu tindakan operatif, kadang-
kadang menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri dan tidak nyaman, bengkak,
perdarahan atau infeksi dan tidak memberikan perlindungan terhadapinfeksi menular
seksual dan HIV (Mulyani dan Rinawati, 2013). Kontrasepsi mantap pria belum
memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada di dalam
system reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan, sehingga pasien
diminta untuk memakai kondom terlebih dahulu untuk membersihkan tabung dari
sisa sperma yang ada. Mengetahui yang steril atau tidak, pemeriksaan mikroskopis
biasanya dilakukan 16 minggu setelah operasi dengan 24 kali ejakulasi menurut
Hancock dalam Ramasamy dan Schlegel (2011).
Efek samping pada pengguna vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan,
sperma yang diproduksi akan kembali diserap tubuh tanpa menyebab gangguan
metabolisme, rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya
hanya berlangsung beberapi hari, infeksi akibat perawat bekas operasi yang tidak
bagus atau disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari vasektomi dan
vasektomi tidak berpengaruh terhadap kemampuan laki-laki untuk melakukan
hubungan seksual (Mulyani dan Rinawati, 2013).
b. Kontra indikasi MOP yaitu infeksi kulit lokal misalnya scabies, infeksi traktus
genetalia, kelainan skrotum atau sekitarnya (varicocele,hydrocele besar, filariasis,
hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi hernia, skrotum yang sangat
tebal), penyakit sistemik (penyakit-penyakit perdarahan, diabetes mellitus, penyakit
jantung koroner yang baru) dan riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang
tidak stabil menurut Hartanto dalam Ambarawati (2012).