Anda di halaman 1dari 25

Alur Presentasi UTS Kriptografi

Aljabar Linear Terapan

Trioni Indahsah Anggraini

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang

2018
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Daftar Isi I

1 Alur Presentasi

2 UTS

3 Kriptografi
Alur Presentasi UTS Kriptografi

UTS
1. Tentukan persamaan bidang dalam ruang berdimensi 3 yang
melalui titik (2, 3, 1), (2, −1, −1), (1, 2, 1).
2. Tentukan arus-arus listrik dalam rangkaian :

3. Tentukan nilai-nilai x1 dan x2 yang dapat memaksimumkan


z = −5x1 + x2 , dengan kendala
2x1 + x2 ≥ 8
−4x1 + x2 ≤ 2
2x1 − 3x2 ≤ 0
x1 , x2 ≥ 0,
Alur Presentasi UTS Kriptografi

UTS
4. Lima tim baseball masing-masing bertanding satu kali satu
sama lain, dengan hasil sebagai berikut : Tim A mengalahkan
B,C,D; Tim B mengalahkan C,E; Tim C mengalahkan D,E;
Tim D mengalahkan B; dan Tim E mengalahkan A,D. Buat
peringkat kelima tim baseball tersebut menurut kekuatan dari
verteks-verteks yang berkaitan dalam grafik berarah-dominan
yang merepresentasikan hasil-hasil dari
pertandingan-pertandingan.
5. Misalkan
 M adalah matriks
 verteks dalam grafik berarah
0 1 1 1
 1 0 1 0 
M=  0 1 0 1 

1 0 0 0
a. Gambarkan diagram dari grafik berarah tersebut.
b. Tentukan jumlah hubungan 1, 2, 3 tahap dari verteks P1 ke P4 .
Buktikan jawaban saudara dengan merinci berbagai hubungan
yang ada.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Kriptografi

Prasyarat :
Matriks
Eliminasi Gauss
Operasi Matriks
Kebebasan Linear
Transformasi Linear
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Cipher

Kriptografi (Cryptography) adalah studi tentang membuat


kode (encoding) dan menerjemahkan kode (decoding) atau
pesan-pesan rahasia.
Kode disebut cipher.
Pesan sebelum dikodekan disebut plainteks.
Pesan yang telah dikodekan disebut cipherteks.
Proses mengubah dari plainteks menjadi cipherteks disebut
encipher (enciphering).
Proses mengubah dari cipherteks menjadi plainteks disebut
decipher (deciphering).
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Cipher Substitusi

Cipher paling sederhana


Cipher-cipher yang menggantikan tiap huruf abjad dengan
sebuah huruf yang berbeda.
A B C D E F G H I J K L M
D E F G H I J K L M N O P
N O P Q R S T U V W X Y Z
Q R S T U V W X Y Z A B C
”JAKARTA WAS NOT BUILT IN A DAY” menjadi
”MDNDUWD ZDV QRW EXLOW LQ D GDB”
Kelemahan : Frekuensi-frekuensi setiap huruf tunggal tetap
sama, sehingga kodenya dapat dipecahkan relatif mudah
sengan metode-metode statistika.
Mengatasi : Dengan membagi plainteks ke dalam
kelompok-kelompok huruf dan meng-encipher plainteks
tersebut kelompok demi kelompok bukan huruf demi huruf.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Cipher Hill

Sistem Poligrafik (Polygraphic System) adalah sistem


kriptografi dimana plainteks yang terdiri dari n huruf, dimana
masing-masing himpunan tersebut digantikan oleh sebuah
himpunan yang terdiri dari n huruf cipher.
Ditemukan oleh Lester S. Hill yang diperkenalkan dalam dua
tulisan :
”Cryptography in an Algebraic Alfabet”, American
Mathematical Monthly, 36, Juni-Juli 1929 hal 306-312.
”Concerning Certain Linear Transformation Apparatus of
Cryptography”, American Mathematical Monthly, 38, Maret
1931, hal 135-154.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Diasumsikan tiap huruf plainteks dan cipherteks kecuali Z


dikenai nilai numerik sebagai berikut :
A B C D E F G H I J K L M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
N O P Q R S T U V W X Y Z
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0
Disepakati : Jika sebuah bilangan bulat yang lebih besar dari
25 muncul, maka digantikan oleh sisa yang dihasilkan ketika
bilangan bulat tersebut dibagi dengan 26.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Pasangan-pasangan berurutan pada plainteks ditransformasikan


menjadi cipherteks dengan prosedur :
matriks 2 × 
1. Pilih  2 dengan entri-entri bilangan bulat
a11 a12
A= untuk melakukan pengkodean.
a21 a22
2. Kelompokkan huruf-huruf plainteks yang berurutan ke dalam
pasangan-pasangan dengan menambahkan sebarang huruf
”khayalan” (dummy) untuk menggenapi pasangan terakhir jika
plainteks tersebut jumlah hurufnya ganjil dan gantilah tiap
huruf plainteks dengan nilai numerik.
3. Secara berurutan, ubahlah tiap pasangan
 plainteks p1 p2
p1
menjadi sebuah vektor kolom p = dan bentuklah suatu
p2
hasil perkalian Ap. Vektor p disebut vektor plainteks (plainteks
vector) dan Ap disebut vektor cipherteks (ciphering vector)
yang berhubungan.
4. Ubahlah tiap vektor cipherteks menjadi abjad ekuivalennya.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Contoh

1 2
Gunakan matriks untuk memperoleh cipher Hill dari
0 3
pesan plainteks ”I AM HIDING”.

Karena plainteks dikelompokkan dalam pasangan-pasangan


dan di-encipher oleh sebuah matriks 2 × 2, maka cipher Hill
pada contoh di atas disebut cipher-2 Hill (Hill 2-cipher).
Jika mengelompokkan suatu plainteks dalam
kelompok-kelompok tiga huruf (triples) dan men-encipher-nya
dengan sebuah matriks 3 × 3 dengan entri-entri bilangan
bulat, disebut cipher-3 Hill (Hill 3-cipher).
Secara umum, untuk sebuah cipher-n Hill (Hill n-cipher),
palinteks dikelompokkan menjadi himpunan-himpunan yang
terdiri dari n huruf dan di-encipher oleh sebuah matriks n × n
dengan entri-entri bilangan bulat.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Aritmatika Modular

Definisi
Jika m sebuah bilangan bulat positif dan a, b adalah
bilangan-bilangan bulat sebarang, dikatakan a ekuivalen dengan b
modulo m, ditulis
a = b(mod m)
jika a − b adalah kelipatan bilangan bulat dari m.

Contoh
1. 7 = 2(mod 5)
2. 19 = 3(mod 2)
3. −1 = 25(mod 26)
4. 12 = 0(mod 4)
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Untuk sebarang modulus m, dapat dibuktikan bahwa setiap


bilangan bulat a adalah ekuivalen, modulo m, dengan tepat
satu bilangan bulat

0, 1, 2, · · · , m − 1.

Bilangan bulat tersebut disebut residu (residue) dari a modulo


m dan dituliskan

Zm = {0, 1, 2, · · · , m − 1}

untuk menyatakan himpunan residu-residu dari modulo m.


Jika a adalah sebuah bilangan bulat tak negatif, maka residu
dari modulo m-nya secara sederhana adalah sisa yang
dihasilkan ketika a dibagi dengan m.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Teorema
Untuk sebarang bilangan bulat a dan modulus m, misalkan

|a|
R = sisa dari
m
maka residu r dari modulo m dapat ditentukan dengan

 R, jika a ≥ 0
r= m − R, 6 0;
jika a < 0 dan R =
0, jika a < 0 dan R = 0.

Contoh
Tentukan residu modulo 26 dari
a. 87
b. −38
c. −26
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Dalam aritmatika biasa, setiap bilangan tak nol a mempunyai


sebuah resiprok (reciprocal) atau invers perkalian (multiplicative
invers) yang dilambangkan dengan a−1 .
Definisi
Jika a adalah sebuah bilangan di dalam Zm , maka sebuah bilangan
a−1 di dalam Zm disebut sebuah resiprok atau invers perkalian dari
a modulo m jika aa−1 = a−1 a = 1 (mod m).

Jika a dan m tidak mempunyai faktor-faktor prima yang sama,


maka a mempunyai sebuah resiprok unik modulo m, sebaliknya jika
a dan m mempunyai faktor prima yang sama, maka a tidak
mempunyai resiprok modulo m.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Tabel Resiprok Modulo 26.


a 1 3 5 7 9 11 15 17 19 21 23 25
a−1 1 9 21 15 3 19 7 23 11 5 17 25

Contoh
1. Bilangan 3 mempunyai sebuah resiprok modulo 26.
2. Bilangan 4 tidak mempunyai sebuah resiprok modulo 26.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Decipher

Setiap cipher yang berguna memiliki sebuah prosedur


pen-decipher-an (decipherment).
Dalam kasus cipher Hill, pen-cipher-an menggunakan invers
(mod 26) dari matriks encipher.
Jika m adalah sebuah bilangan bulat positif, maka sebuah
matriks bujursangkar A dengan entri-entri di dalam Zm
dikatakan sebagai modulo m yang dapat dibalik (invertible
modulo m) jika terdapat sebuah matriks B dengan entri-entri
di dalam Zm , sehingga

AB = BA = I (mod m)
Alur Presentasi UTS Kriptografi

 
a11 a12
Misal A = adalah modulo 26 yang dapat
a21 a22
dibalik dan matriks ini digunakan pada cipher-2 Hill.
 
p1
Jika p = adalah sebuah vektor plainteks, maka
p2

c = Ap(mod 26)

adalah vektor cipherteks yang berhubungan dan

p = A−1 c(mod 26).

Tiap vektor plainteks dapat ditemukan kembali dari vektor


cipherteks yang berhubungan dengan mengalikan sisi kirinya
dengan A−1 (mod 26).
Dalam aritmatika biasa, sebuah matriks bujursangkar A dapat
dibalik (invertible) jika dan hanya jika det(A) 6= 0, jika dan
hanya jika det(A) mempunyai sebuah resiprok.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Teorema
Sebuah matriks bujursangkar A dengan entri-entri di dalam Zm
bersifat modulo m yang dapat dibalik jika dan hanya jika residu
dari det(A) modulo m mempunyai sebuah modulo m resiprok.

Residu dari det(A) modulo m akan mempunyai sebuah modulo m


resiprok jika dan hanya jika residu ini dan m tidak mempunyai
faktor prima yang sama.
Akibat
Sebuah matriks bujursangkar A dengan entri-entri di dalam Zm
adalah modulo m yang dapat dibalik jika dan hanya jika m dan
residu dari det(A) modulo m tidak mempunyai faktor prima yang
sama.
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Faktor Prima dari m = 26 hanyalah 2 dan 13.


Akibat
Sebuah matriks bujursangkar A dengan entri-entri di dalam Zm
adalah modulo 26 yang dapat dibalik jika dan hanya jika residu
dari det(A) modulo 26 tidak dapat dibagi 2 dan 13.
 
a b
Jika A = mempunyai entri-entri di dalam Z26 dan
c d
residu dari det(A) = ad − bc modulo 26 tidak dapat dibagi 2 dan
13, maka invers dari A(mod 26 dapat dinyatakan dengan
 
−1 −1 d −b
A = (ad − bc) (mod 26)
−c a

dengan (ad − bc)−1 adalah resiprok dari residu dari


(ad − bc)(mod 26).
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Contoh
 
5 6
Tentukan invers dari A = modulo 26.
2 3

Contoh
Dekodelah cipher-2 Hill ”GTNKGKDUSK”,
 yang diencipher

5 6
dengan menggunakan matriks A = modulo 26.
2 3
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Memecahkan Cipher Hill

Misalkan diperoleh cipherteks yang berhubungan dengan


sebuah pesan yang dikirim seseorang.
Misal dalam meneliti cipherteks yang diterima, dapat
disimpulkan bahwa suatu pesan berupa surat yang dimulai
dengan kata-kata ”DEAR SIR”.
Dengan sedikit data tersebut, memungkinkan untuk
menentukan matriks decipher dari sebuah kode Hill dan
mendapat akses untuk keseluruhan pesan yang tersisa.
Jika dipunyai sebuah cipher-n Hill, dan jika p1 , p2 , · · · pn
merupakan vektor-vektor plainteks independen linear yang
vektor-vektor cipherteksnya berhubungan Ap1 , Ap2 , · · · , Apn
diketahui, maka terdapat cukup informasi yang tersedia untuk
menentukan matriks A selanjutnya A−1 (mod m).
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Teorema (Menentukan matriks decipher)


Misalkan p1 , p2 , · · · , pn adalah vektor-vektor plainteks independen
linear, dan misalkan c1 , c2 , · · · , cn adalah vektor-vektor cipherteks
 T 
P1
 PT 
 2 
yang berhubungan dalam suatu cipher-n Hill. Jika P =  . 
 .. 
PnT
adalah matriksn × ndengan vektor-vektor baris P1T , P2T , · · · , PnT
c1T
 cT 
 2 
dan jika C =  .  adalah matriks n × n dengan vektor-vektor
 .. 
cnT
baris c1T , c2T , · · · , cnT maka urutan operasi-operasi baris elementer
yang mereduksi C menjadi I akan mentransformasikan P menjadi
(A−1 )T .
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Teorema tersebut menjelaskan bahwa untuk menetukan


transpos dari matriks-matriks decipher A−1 , harus
menentukan urutan operasi-operasi baris yang mereduksi C
menjadi I dan kemudian memberlakukan urutan operasi yang
sama tersebut terhadap P.
Algoritma menetukan matriks decipher
1. Rubah plainteks yang diketahui dan cipherteks yang
berhubungan menjadi nilai numerik.
2. Tentukan vektor-vektor plainteks p1 , p2 , · · · , pn dan cipherteks
yang berhubungan c1 , c 2 , · · · , c
n.
P1T
 T 
c1
 P2T   c2T 
3. Tentukan matriks P =  .  dan C =  . .
   
 ..   .. 
PnT cnT
4. Bentuk matriks [C |P].
5. Gunakan operasi baris elementer rubah matriks [C |P] menjadi
matriks [I |(A−1 )T ], dengan mengingat operasi-operasi pada
Z26 .
Alur Presentasi UTS Kriptografi

Contoh
Suatu cipher-2 Hill berikut telah tertangkap dan berbunyi
”IOSBTGXESPXHOPDE”. Decipherlah pesan ini, jika diketahui
bahwa pesan diatas dimulai dengan kata ”DEAR”.

Anda mungkin juga menyukai