Matriks adalah suatu kumpulan besaran (variabel dan konstanta) yang dapat dirujuk
melalui indeknya, yang menyatakan posisinya dalam representasi umum yang digunakan,
yaitu sebuah tabel persegi panjang. Matriks merupakan suatu cara visualisasi variabel yang
merupakan kumpulan dari angka-angka atau variabel lain, misalnya vektor. Dengan
representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur. Pemanfaatannya
misalnya dalam menjelaskan persamaan linier, transformasi koordinat, dan lainnya. Matriks
seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi, seperti dikalikan, dijumlah, dikurangkan dan
didekomposisikan. Contoh matriks:
Kriptografi berasal dari dua kata Yunani, yaitu Crypto yang berarti rahasia dan
Grapho yang berarti menulis. Jadi, dapat dikatakan kriptografi adalah tulisan yang
tersembunyi. Secara umum kriptografi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni penyandian yang
bertujuan untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan suatu pesan. William Stallings
mendefinisikan kriptografi sebagai “the art and science of keeping messages secure”. Dengan
adanya tulisan yang tersembunyi ini, orang-orang yang tidak mengetahui bagaimana tulisan
tersebut disembunyikan tidak akan mengetahui bagaimana cara membaca maupun
menerjemahkan tulisan tersebut. Kriptografi pada dasarnya sudah dikenal sejak lama.
Menurut catatan sejarah, kriptografi sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000 tahun
yang lalu oleh raja-raja Mesir pada saat perang untuk mengirimkan pesan rahasia kepada
panglima perangnya melalui kurir-kurinya. Orang yang melakukan penyandian ini disebut
kriptografer, sedangkan orang yang mendalami ilmu dan seni dalam membuka atau
memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa harus mengetahui kuncinya disebut
kriptoanalis.
Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah data
atau pesan yang akan disampaikan. Yang penting, algoritma tersebut harus memenuhi
4 persyaratan berikut:
1. Kerahasiaan. Pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh pihak yang memliki
kewenangan.
2. Autentikasi. Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti, penyusup
harus dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain.
3. Integritas. Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia
terima tidak dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi data.
Dasar matematis yang mendasari proses enkripsi dan deskripsi adalah relasi antara dua
himpunan yaitu yang berisi elemen plaintext dan yang berisi elemen cipertext. Enkripsi dan
dekripsi merupakan fungsi transformasi antara himpunan-himpunan tersebut. Apabila
elemen-elemen plaintext dinotasikan dengan P, elemen-elemen ciphertext dinotasikan dengan
C, sedang untuk proses enkripsi dinotasikan dengan E, dekripsi dengan notasi D, maka
secara matematis proses kriptografi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Pada skema enkripsi konvensional atau kunci simetrik digunakan sebuah kunci untuk
melakukan proses enkripsi dan dekripsinya. Kunci tersebut dinotasikan dengan K, sehingga
proses kriptografinya adalah :
Enkripsi : EK(P)=C
Sedangkan pada sistem asymmetric-key digunakan kunci umum (public key) untuk enkripsi
dan kunci pribadi (private key) untuk proses dekripsinya sehingga kedua proses tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Di dalam dunia spionase dan militer pesan-pesan yang dikirim seringkali ditulis
dengan menggunakan kode-kode rahasia. Hanya penerima yang sah yang memiliki kuncinya
sehingga dapat membuka sandi itu. Tulisan rahasia semacam ini biasa disebut kriptogram.
Seandainya pesan tersebut jatuh ke tangan lawan, rahasia akan tetap terjamin jika lawan
gagal mendapatkan kuncinya. Oleh sebab itu makin rumit kriptogram itu makin disukai
penggunaannya.
Panglima pasukan di garis depan memiliki kunci sandinya berupa matriks K di bawah ini
Begitu diterima, pesan itu langsung diterjemahkan dengan mengalikannya dengan matriks
kunci. Tentu saja perkalian dengan K ini harus dilakukan dari belakang karena matriks S
berorde 5 3 sedangkan K berorde 3 3. Hasil kalinya adalah matriks P:
Konversi bilangan ke abjad menggunakan cara yang sederhana sekali yaitu 1 = A sampai 6
= Z, tetapi masih menggunakan apa yang disebut sebagai modulus 29. Bilangan 47 pada
baris 1 kolom 3 harus dikurangi 29 dulu sebelum dikonversikan ke abjad. Semua
bilangan yang tidak berada dalam range 1-26 harus ditambah atau dikurangi dengan
kelipatan 29. Dari konteks kalimatnya 2 bilangan terakhir tidak perlu dikonversikan,
lagipula bilangan 0 memang tidak dapat dikonversikan. Jadi pesan dari markas besar
berbunyi : SERBU BESOK JAM 10.
Sekarang mari kita lihat bagaimana pesan abjad pada matriks P diubah ke dalam matriks S
sebelum dikirimkan. Tentu saja di sini berlaku operasi matriks:
P.K-1 = S.K.K-1
S = P.K-1
Matriks K-1adalah invers matriks K, matriks inilah yang dipakai si pengirim untuk membuat
kriptogramnya. Jadi K dan K-1adalah sepasang matriks kunci yang memang diberikan
kepada mereka yang berhak. Dengan mudah anda dapat mencari K-1.
Perkalian biasa antara P dan K-1 jelas akan menghasilkan bilangan yang besar-besar pada
matriks hasil perkaliannya. Oleh sebab iu dipakai teknik modulus 29 di atas. Bagi si
pengirim, semua bilangan pada P yang lebih besar daripada 15 terlebih dulu dikurangi
dengan 29, P menjadi P’.
Bilangan besar-besar yang ada di S‘ sekali lagi dikenali modulus 29 supaya lebih enak
dilihat, maka muncullah matriks S yang dikirimkan tadi. Terasa sekali bahwa aplikasi
matriks dalam hal ini sangat efektif.
Abstract
Sering kali banyak permasalahan di luar bidang matematika yang tidak dapat diselesaikan
secara langsung oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah tersebut yang harus dilakukan
adalah menerjemahkan masalah itu menjadi masalah matematika yang disebut model
matematika, sehingga akan dapat diselesaikan dengan mudah. Di bidang biologi dan
demografi digunakan aljabar linier khususnya tentang matriks untuk menyelidiki genotip
keturunan dari suatu populasi dan proyeksi jumlah populasi perempuan di suatu daerah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagaimana penerapan
diagonalisasi matriks pada genetika suatu individu; (2) bagaimana menentukan genotip pada
generasi ke-n dengan diagonalisasi matriks; (3) bagaimana penerapan matriks Leslie dalam
memproyeksikan jumlah populasi perempuan di suatu daerah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan diagonalisasi matriks pada genetika suatu individu serta
peramalan genotip pada generasi ke-n dan mengaplikasikan matriks Leslie untuk
memproyeksikan jumlah populasi individu perempuan dalam kurun waktu tertentu. Metode
penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah metode studi pustaka dan studi kasus, yaitu
peneliti melakukan kajian pustaka dari buku-buku aljabar linier elementer yang terkait
dengan materi pendiagonalan matriks dan matriks Leslie kemudian menerapkan pada data
hasil penelitian. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah (1) penerapan
diagonalisasi matriks untuk menyelesaikan masalah genetika dapat menggunakan nilai eigen
dan vektor eigen, diagonalisasi matriks, serta limit untuk mengetahui sifat yang muncul pada
individu di dalam suatu generasi. (2) aplikasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki
pewarisan genotip pada generasi ke-n adalah sebagai berikut: (a) membentuk sistem
persamaan linear dari tabel yang menjelaskan peluang dari masing-masing genotip
sedemikian sehingga didapatkan persamaan dalam notasi matriks; (b) membentuk matriks A
di mana yang entri-entrinya merupakan matriks koefisien dari sistem persamaan linear
a_n,b_n,dan c_n kemudian dicari nilai-nilai eigen dari matriks A sehingga diperoleh pula
vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen tersebut; (c) membentuk
matriks P yang merupakan matriks pendiagonal dari matriks A yang vektor-vekor kolomnya
merupakan vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen tersebut; (d) substitusikan
matriks A dengan matriks D yang sudah terlebih dahulu didiagonalisasi oleh matriks P; (e)
menyelesaikan persamaan distribusi genotip dalam generasi ke-n; (f) membentuk sebuah
persamaan eksplisit; (g) dicari limit dari masing-masing persamaan untuk n menuju tak
hingga. (3) jumlah populasi perempuan pada pengamatan waktu k (X^((k) )) dapat
diproyeksikan dalam masing-masing kelompok umur ke-i sampai kelompok umur ke-n (
〖x_i〗^k,i=1,2,…,n) dengan menggunakan matriks Leslie jika diketahui: (a) rata-rata
kelahiran individu perempuan dari populasi perempuan dalam kelompok umur ke-i pada
pengamatan waktu k-1 (〖b_i〗^((k-1) )); (b) peluang banyak individu perempuan dari
populasi perempuan dalam kelompok umur ke-i yang mampu bertahan hidup sampai
memasuki umur i+1 pada pengamatan waktu k-1 (〖d_i〗^((k-1) )); (c) jumlah individu
perempuan pada kelompok umur ke-i sampai kelompok umur ke-n pada pengamatan waktu
k-1 (X^((k-1) )) sehingga X^((k) ) dapat dihitung dengan ketentuan, Secara ringkas dapat
ditulis, X^((k) )=L^((k-1) ) X^((k-1) ), dengan L^((k-1) ) adalah matriks Leslie untuk
pengamatan waktu k-1