Anda di halaman 1dari 19

SOSIALISASI PEMBINAAN UMK

PERIZINAN
TUNGGAL (OSS)
BERBASIS
RISIKO BAGI
UMK
ASISTEN DEPUTI BIDANG
PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,
DAN KETENAGAKERJAAN
SEKRETARIAT KABINET
JAKARTA, 15 MEI 2023
PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tantangan Global
2019 - Q2 2022 (% yoy)
Risiko perekonomian saat ini
8 7,07
5,05 4,97 5,02 5,44 dipengaruhi juga oleh
6
4 5,07 5,02 5,01
ketidakpastian global, yang
2,97
2 3,51 diakibatkan perang Rusia-
0
-3,49
-0,71 Ukraina, pengetatan kebijakan
-2
-4 -2,19 moneter, tren proteksionisme,
-5,32
-6 pengamanan pasokan pangan
dan gangguan rantai pasokan
0
0

2
0
9

1
9

2
9

1
9

02
02

02

02
02
02
02

02

02
01
01

01

02
01

2
2

2
2
2

2
2

2
2
2

2
2

Q4
Q2

Q3
Q4
Q2

Q3

Q2
Q1

Q1
Q4
Q2

Q3

Q1
Q1

Berdasarkan hal tersebut, perlu


Pandemi COVID-19 menyebabkan perekonomian
Indonesia mengalami resesi, diawali dengan kontraksi strategi dalam percepatan
pertumbuhan ekonomi pada Q2 2020 sebesar -5,32% pemulihan pertumbuhan
dan diikuti Q3 2020 sebesar -3,49%, Q4 2020 dan ekonomi di Indonesia
Q1 2021 sebesar -0.71%.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 2
STRATEGI PENINGKATAN
PEMULIHAN EKONOMI
REFORMASI UU CIPTA CAKUPAN:
STRUKTURAL KERJA 1. peningkatan ekosistem
investasi dan kegiatan
berusaha;
TUJUAN:
2. peningkatan pelindungan
menciptakan kerja dan kesejahteraan
yang seluas-luasnya pekerja;
bagi rakyat
Indonesia secara 3. kemudahan,
merata di seluruh pemberdayaan, dan
wilayah Negara perlindungan Koperasi
Republik Indonesia dan UMK-M; dan
dalam rangka 4. peningkatan investasi
memenuhi hak atas pemerintah dan
penghidupan yang percepatan proyek
layak. strategis nasional.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 33
DASAR

UU Cipta Kerja
Arahan Presiden
Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis
“Dengan UU Cipta Kerja, Risiko untuk penyederhanaan Perizinan
akan memudahkan Berusaha, yakni metode standar
masyarakat, khususnya berdasarkan tingkat risiko suatu
kegiatan usaha dalam menentukan jenis
Usaha Mikro Kecil (UMK). Perizinan Berusaha dan
Regulasi yang tumpang kualitas/frekuensi pengawasan.
tindih dan prosedur rumit
dipangkas.” Penerbitan Perizinan Berusaha menjadi
lebih efektif dan sederhana.

Pengawasan menjadi lebih transparan,


terstruktur, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 4
4
KONSEP PERIZINAN BERUSAHA SEBELUM DAN SESUDAH UUCK
LICENSE-BASED APPROACH RISK-BASED APPROACH
(SEBELUM) (SESUDAH)

1. Setiap kegiatan usaha dipersyaratkan 1. Kegiatan usaha dianalisis tingkat risikonya


memiliki Izin Usaha tanpa untuk menentukan jenis perizinan
mempertimbangkan kompleksitas berusaha
kegiatan usaha
2. Perizinan berusaha terdiri dari
2. Hyper regulation dengan NIB (risiko rendah), NIB dan
kebijakan perizinan yang Sertifikat Standar (risiko
berbeda antar sektor menengah), serta NIB dan Izin
(risiko tinggi).

“Pangkas perizinan
3. NSPK tidak terstandardisasi berusaha, 3. Seluruh kegiatan usaha wajib
sederhanakan memiliki perizinan berusaha
prosedur.” tetapi belum tentu wajib
dalam bentuk Izin.

4. Pengawasan belum optimal 4. Perizinan dan pengawasan merupakan


pelaksanaannya dan tidak ada instrumen untuk memantau kegiatan
standardisasi tata cara usaha
REFORMASI PERIZINAN BERUSAHA
KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA

ANALISIS RISIKO TERINTEGRASI


KESELAMATAN LINGKUNGAN
RENDAH REGISTRASI NIB
2 3

MENENGAH KEPATUHAN SERTIFIKAT


RENDAH STANDAR STANDAR

1 4 MENENGAH KEPATUHAN SERTIFIKAT


KESEHATAN PEMANFAATAN TINGGI STANDAR STANDAR
&
PENGELOLAAN
5 SUMBER DAYA

ASPEK LAINNYA PERSETUJUAN


SESUAI DENGAN TINGGI IZIN
PEMERINTAH
SIFAT KEGIATAN
USAHA
REFORMASI PERIZINAN BERUSAHA
TINGKAT
PERSYARATAN KEWAJIBAN
RISIKO
RENDAH X X

MENENGAH X 1. Dalam bentuk STANDAR (nomenklatur) *)


RENDAH 2. Dipenuhi dan dilakukan verifikasi SETELAH perizinan
berusaha terbit
*) data teknis - contoh rencana kerja, menjadi bagian
dari standar

MENENGAH 1. Dalam bentuk STANDAR (nomenklatur) *) 1. Dalam bentuk STANDAR (nomenklatur) *)


TINGGI 2. Dipenuhi dan dilakukan verifikasi SEBELUM perizinan 2. Dipenuhi dan dilakukan verifikasi SETELAH perizinan
berusaha terbit berusaha terbit
*) data teknis/administratif contoh rencana kerja, *) data teknis - contoh rencana kerja, menjadi bagian
menjadi bagian dari standar dari standar

TINGGI 1. Dalam bentuk data administratif/teknis 1. Dalam bentuk STANDAR (nomenklatur) *)


data administratif selain data administratif yang telah 2. Dipenuhi dan dilakukan verifikasi SETELAH perizinan
ada di OSS atau data teknis dalam rangka memitigasi berusaha terbit
risiko - contoh due diligence terhadap pemegang *) data teknis - contoh rencana kerja, menjadi bagian
saham dari standar
2. Dalam bentuk STANDAR …. (bila diperlukan)
3. Dipenuhi dan dilakukan verifikasi SEBELUM perizinan
berusaha terbit

• 5/16/23
Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 7
KEMUDAHAN PERIZINAN
BERUSAHA BAGI UMK
1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah PERIZINAN TUNGGAL
Daerah sesuai dengan
kewenangannya wajib melakukan
pembinaan dan pendaftaran bagi
1. Diberikan untuk kegiatan usaha dengan
Usaha Mikro dan Kecil
tingkat Risiko Rendah.
berdasarkan NSPK yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. 2. NIB berlaku sebagai identitas dan
2. Pendaftaran dapat dilakukan legalitas dalam melaksanakan kegiatan
secara daring atau luring dengan usaha.
melampirkan KTP. 3. Meliputi Perizinan Berusaha, Standar
3. Nomor Induk Berusaha untuk UMK Nasional Indonesia (SNI), dan
sertifikasi jaminan produk halal.
merupakan perizinan tunggal
yang berlaku selama melakukan 4. Pemerintah Pusat dan Pemerintah
kegiatan usaha. Daerah wajib melakukan pembinaan
terhadap Perizinan Berusaha,
pemenuhan standar, SNI, dan sertifikasi
jaminan produk halal.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 8
8
SEKRETARIAT KABINET
REPUBLIK INDONESIA
KONSEPSI PERIZINAN BERUSAHA
(PP NOMOR 5 TAHUN 2021)
1. Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai
dan menjalankan usaha dan/ atau kegiatannya.

2. Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha untuk
melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan
kegiatan usahanya.

3. Sertifikat Standar adalah pernyataan dan/atau bukti pemenuhan standar pelaksanaan


kegiatan usaha.

4. lzin adalah persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan
kegiatan usaha yang wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum melaksanakan kegiatan
usahanya.

5. Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB-UMKU) adalah legalitas yang
diberikan kepada Pelaku Usaha untuk menunjang kegiatan usaha.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 11
11
SERTIFIKASI HALAL BAGI UMK
(PP NOMOR 39 TAHUN 2021)
1. Didasarkan atas pernyataan pelaku UMK
yang disampaikan kepada BPJPH.
2. Pernyataan Pelaku UMK dilakukan
berdasarkan standar halal yang ditetapkan
oleh BPJPH.
3. Standar halal paling sedikit terdiri atas:
a. adanya pernyataan pelaku Usaha yang
berupa akad/ikrar yang berisi kehalalan
produk dan Bahan yang digunakan; dan
Proses Produk Halal (PPH).
b. adanya pendampingan PPH.
4. Ditetapkan melalui Sidang Fatwa Halal MUI.
5. BPJPH menerbitkan Sertifikat Halal
berdasarkan fatwa halal MUI.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 12
12
PENERAPAN DAN
PEMBERLAKUAN SNI (1)
SNI dapat diterapkan oleh para
Pelaku Usaha, dan/atau K/L/D
sesuai dengan kebutuhan.
Penerapan SNI dapat dilakukan
terhadap:
a. Barang yang diperdagangkan
atau diedarkan;
b. Jasa yang diberikan;
c. Proses atau Sistem yang
dijalankan; dan/atau
d. Personal yang terlibat dalam
kegiatan tertentu.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 13
13
PENERAPAN DAN
PEMBERLAKUAN SNI (2)
Penerapan Secara Sukarela Pemberlakuan Secara Wajib

dapat dilakukan oleh pelaku usaha, dilakukan oleh dengan mempertimbangkan :


kementerian dan/atau lembaga a. keselamatan, keamanan, kesehatan, dan
pemerintah nonkementerian, dan/atau pelestarian fungsi lingkungan hidup;
Pemerintah Daerah. b. daya saing produsen nasional dan
persaingan usaha yang sehat;
c. kemampuan dan kesiapan dunia usaha
Ketentuan Khusus nasional;
Pelaku Usaha yang menerapkan SNI d. kesiapan infrastruktur LPK;
secara sukarela yang memiliki sertifikat e. budaya, adat istiadat, atau tradisi
dan telah berakhir masa berlaku, dicabut, berdasarkan kearifan lokal; dan/atau
atau dibekukan sertifikatnya, dilarang f. kepentingan nasional lainnya sesuai
membubuhkan Tanda SNI dan/atau Tanda dengan ketentuan peraturan perundang-
Kesesuaian pada barang dan/atau undangan.
kemasan atau label, papan pengenal, kop Pemberlakuan SNI secara wajib ditetapkan
surat, dan/atau media lainnya. melalui Peraturan Menteri dan/atau Kepala
Lembaga Pemerintah Nonkementerian.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 14
14
SNI BINA UMK
Pembinaan

adalah tanda yang ditetapkan oleh 1. BSN bekerja sama dengan K/L/D
BSN untuk digunakan oleh UMK dalam pembinaan penerapan SNI
pada UMK (yang telah memperoleh
dalam rangka perizinan tunggal. NIB dan Tanda SNI Bina UMK), sesuai
dengan KBLI dan lokus yang diampu.
2. Basis data UMK yang telah
SNI Bina UMK diperoleh dengan memperoleh NIB dan Tanda SNI Bina
mengajukan permohonan dalam UMK dari Sistem OSS, yang
terhubung dengan sistem informasi
Sistem OSS untuk memperoleh NIB bina UMK.
dan Tanda SNI bina-UMK, dengan 3. Sistem informasi bina UMK akan
mengisi daftar isian pemenuhan memberikan notifikasi kepada UMK
persyaratan SNI, dan menyatakan mengenai informasi dalam rangka
komitmen untuk menerapkan SNI. pembinaan penerapan SNI, dan
menjadi dasar pemberian pembinaan
oleh BSN dan K/L/D.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 15
15
TINDAK LANJUT
UU CIPTA KERJA
Perlu dilakukan Di antaranya melalui:
penyederhanaan dan 1. Sosialisasi untuk peningkatan pemahaman
percepatan perizinan stakeholders (pemerintah pusat/daerah serta
berusaha, khususnya pelaku usaha) mengenai Perizinan Tunggal,
kemudahan dan khususnya SNI Bina UMK.
kepastian perizinan 2. Optimalisasi pendampingan dan pembinaan
tunggal untuk UMK pemenuhan Perizinan Berusaha, pemenuhan
standar, SNI, dan sertifikasi jaminan produk halal.
3. Integrasi sistem (OSS, SNI Bina UMK, dan JPH).
4. Optimalisasi pengelolaan terpadu UMK
sebagaimana diatur dalam PP 7/21.
5. Penyederhanaan Perizinan Berusaha.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 16
16
PENYEDERHANAAN PERIZINAN BERUSAHA
Perizinan UMK Risiko Rendah (Contoh: Usaha Keripik (KBLI 10794))

NIB SPP-IRT SNI (SUKARELA)


Pemilik atau penanggungjawab harus memiliki Audit proses produksi dan CPPOB atau sistem
Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan manajemen yang relevan serta pengujian
produk, di antaranya atas:
Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan a. fasilitas, lokasi, desain dan tata letak,
Industri Rumah Tangga, di antaranya meliputi: bangunan, sanitasi peralatan, sanitasi
a. Lokasi, lingkungan, bangunan, dan ruang proses, dan higiene personel sesuai
fasilitas; dengan ketentuan yang berlaku tentang
b. Peralatan produksi; CPPOB;
c. Suplai air atau sarana penyediaan air; b. tahapan kritis proses produksi, mulai dari
d. Kesehatan dan higiene sanitasi dan bahan baku sampai produk akhir;
karyawan; c. kelengkapan serta fungsi peralatan
e. Pengendalian proses; produksi termasuk peralatan pengendalian
f. Pelabelan pangan; mutu;
g. penyimpanan (bahan pangan, bahan d. pengemasan, penanganan, dan
pengemas, produk akhir, peralatan); penyimpanan produk, termasuk di gudang
h. Penarikan produk. akhir produk yang siap diedarkan.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 17
17
RUMUSAN PENYEDERHANAAN
PERIZINAN

ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3


A + B = A atau B A=B A bagian dari B

Cukup 1 (satu) izin yang Penerbitan 2 izin Perizinan A dilampirkan


diterbitkan atau 2 (dua) bersamaan. untuk mendapatkan
izin menjadi 1 (satu). Pemenuhan perizinan A perizinan B, dimana
Perizinan A menjadi
dianggap pemenuhan
perizinan B, sehingga A keseluruhan persyaratan
atau persyaratan utama
dan B diterbitkan
dari persyaratan
bersamaan.
perizinan B.

•Deputi
Asisten Bidang
Deputi Perekonomian
5/16/23
5/16/23 Bidang Perdagangan,
Sekretariat
Perindustrian,
Kabinet dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet 18
18
TERIMA
KASIH
www.setkab.go.id

@sekretariat.kabinet

@setkabgoid

setkabgoid

Sekretariat Kabinet RI

5/16/23 Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet


Deputi 19
19

Anda mungkin juga menyukai